Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI MENGELOLA JASA

PADA PERUSAHAAN JNE


(Jalur Nugraha Ekakurir)

Guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar Manajemen Pemasaran

Dosen pengampu : Totok Wibisono,SE,MM

Disusun oleh :

1. Ahmad Alim B.131.14.0079

2. Mohammad Ashar A B.131.14.0125

3. Nur Hidayat B.131.14.0130

4. Rahmah Intansari B.131.14.0344

5. Mayar Yuli P B.131.14.0348

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS


EKONOMI UNIVERSITAS SEMARANG
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Strategi pemasaran merupakan faktor terpenting bagi suatu perusahaan agar dapat
bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Untuk menghadapi para pesaing baru yang
menjual barang atau jasa yang sejenis dengan kualitas yang beragam dan selera konsumen
yang mudah berubah-ubah, maka peruahaan harus dapat mempertahankan pangsa pasar yang
dimilikinya, bahkan perlu memperluas pangsa pasar tersebut agar dapat bersaing dengan
pasaing lainnya. Dengan demikian, perusahaan perlu perupaya untuk meningkatkan
penjualan sehingga dapat meningkatkan pula pendapatan atau keuntungan yang didapat.

Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang memegang peranan penting
dalam menentukan kesuksesan sebuah perusahaan. Perusahaan harus dapat menyaluskan
barang atau jasa yang dihasilkan dengan sebaik mungkin, agar konsumen mendapat kepuasan
setelah membeli barang atau menerima jasa tersebut.

Barang dan jasa merupakan dua bisnis yang berbeda. Jasa dalam keberadaannya
memang tidak tampak, pemberian jasa dan manfaatnya bisa dirasakan bersamaan waktunya,
serta kurang memiliki standarisasi dalam pelaksanaannya. Karakteristik dari jasa tersebut,
menandakan bahwa tidak sepenuhnya pemasaran barang mampu diimplementasikan dalam
jasa. Pemasaran juga harus menyesuaikan diri dengan selera konsumen. Yang terpenting
dalam pemasaran jasa adalah keandalan, daya tanggap, kepastian, empati, dan berwujud.

Ketika perusahaan ptoduk semakin sulit mendiferensiasikan produk fisik mereka,


mereka beralih ke difersivikasi jasa. Bahkan banyak perusahaan yang menemukan banyak
keuntungan ketika mereka memberikan jasa yang bagus, baik itu pengiriman tepat waktu,
menjawab pertanyaan konsumen yang lebih baik dan cepat, atau resolusi keluhan yang lebih
cepat. Penyedia jasa akan mengetahui kelebihan ini dengan baik. Karena penting untuk
memahami sifat khusus jasa dan apa artinya bagi pemasar, sehingga dalam bab ini kami akan
membahas mengenai strategi mengelola jasa dalam perusahaan jasa di bidang pengiriman,
JNE (Jalur Nugroho Ekakurir).

JNE merupakan perusahaan dalam bidang kurir ekspres dan logistic yang bermarkas
di Jakarta, Indonesia. Nama resminya adalah Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Tiki JNE). Nama
itu berasal dari bahasa sansekerta yang berarti “Jalur Nugraha Ekakurir”. Perusahaan ini
merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.

Pada tanggal 26 November 1990, H Soeprapto Suparno mendirikan perusahaan PT


Tiki Jalur Nugraha Ekakurir. Perusahaan ini mulai sebagai divisinya PT Citra Van Titipan
Kilat (TiKi) yang bergerak dalam bidang internasional. Dengan delapan orang dan kapital
100 juta rupiah JNE memulai kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan
kepabeanan, impor kiriman barang, dokumen serta pengantaranya dari luar negeri ke
Indonesia.
Pada tahun 1991, JNE memperluas jaringan internasional dengan bergabung sebagai anggota
asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara Asia (ACCA) yang bermakas di Hong
Kong yang kemudian memberi kesempatan kepada JNE untuk mengembangkan wilayah
antaran sampai ke seluruh dunia.Karena persaingannya di pasar domestik, JNE juga
memusatkan memperluas jaringan domestik. Dengan jaringan domestiknya TiKi dan
namanya, JNE mendapat keuntungan persaingan dalam pasar domestik. JNE juga
memperluas pelayanannya dengan logistik dan distribusi.

Selama setahun-tahun TiKi dan JNE berkembang dan menjadi dua perusahaan yang
punya arah diri sendiri. Karena ini dua-duanya perusahaan menjadi saingan. Akhirnya JNE
menjadi perusahaan diri sendiri dengan manajemen diri sendiri. JNE menlancar logo sendiri
dan membedakan dari TiKi. JNE juga membeli gedung-gedung pada tahun 2002 dan
mendirikan JNE Operations Sorting Center. Kemudian gedungnya untuk pusat kantor JNE
juga dibelikan dan didirikan pada tahun 2004. Dua-duanya berada di Jakarta.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi pemasaran jasa pada perusahaan JNE?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Jasa atau layanan adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu
pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan
kepemilikan apapun. Rumah sakit, perbankan, sekolah, jasa konsultasi, jasa
pos, pemadam kebakaran, salon, bengkel, dan tukang jahit merupakan bisnis jasa.
1. Karakteristik Jasa
Jasa mempunyai empat karakteristik berbeda yang sangat mempengaruhi desain
program pemasaran, yaitu:
a. Tak berwujud (intangibility)
Jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dibuai sebelum jasa
itu dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari bukti kualitas
dengan mengambil kesimpulan dari tempat, orang, peralatan, bahan komunikasi,
symbol, dan harga. Sehingga tugas penyedia jasa adalah “mengelola bukti” untuk
“mewujudkan hal yang tak berwujud”. Perusahaan dapat berusaha
mendemonstrasikan kualitas jasa mereka melaluibukti fisik dan presentasi.
Dengan cara upaya yang dapat dilakukan adalah mengintegrasikan program pemasaran
jasa. Integrasi pemasaran merupakan strategi yang ditujukan untuk menyatukan metode
pemasaran yang berbeda seperti pemasaran massal, one to one marketing, dan
pemasaran langsung. Tujuannya adalah untuk melengkapi dan memperkuat dampak dari
metode terhadap setiap pasar dan menggunakan data pasar yang dihasilkan melalui
pengembangan produk, harga, distribusi, layanan pelanggan, selain itu yang dapat
diintegrasikan adalah pemasaran internal dan pemasaran eksternal serta provider
sehingga terjadi intractive marketing yang menghasilan kinerja pemasaran jasa yang
baik, tolak ukurnya adalah kepuasan bagi pengguna jasa kurir, loyalitas dan
menggunakan kembali jasa kurir jne

Contoh: Anda datang ke tempat jasa JNE untuk mengirim barang anda kepada
teman anda. Teman anda akan dapat melihat posisi dimana barang yang dikirim
sudah sampai atau belum dengan mengeceknya melalui web atauu app. Teman
anda dan anda sendiri bisa memantau langsung barang yang dikirim.Jadi
konsumen merasakan kenyamanan atau tidak setelah barang tersebut diantar ke
tempat Anda.

Konsumen akan mengambil kesimpulan mengenai mutu jasa tersebut apakah


bagus atau buruk berdasar hal-hal berikut ini:
 Tempat (place) – Kaitannya dengan contoh tempat JNE di atas adalah:
Tempat yang bersih, luas, tertata rapi

 Orang (people) – Karyawan yang melayani bersikap ramah,


berpenampilan rapi

 Peralatan (equipment)– Peralatan computer yang sudah canggih. Dari


mesin X-Ray, GPS, hingga alat komunikasi satelit.

 Simbol (symbol)– Nama dan simbol seharusnya menggambarkan layanan


yang sesuai dengan produk jasa yang ditawarkan (layanan cepat, dan
kehandalan). Orang tentu berpikir positif jika melihat logo JNE Express
bergambar berhubungan dengan jasa antar cepat.

 Harga (Price) – Daftar harga yang tercantum sepadan dengan jasa yang
ditawarkan. Lebih bagus jika terlihat lebih murah dari harga pesaing

 Bahan komunikasi (communication materials) – Media yang digunakan


baik berupa teks maupun foto (berupa brosur, banner dll) untuk
mempresentasikan pelayanan menggambarkan efisiensi, ketepatan dan
kecepatan.

Seorang marketing jasa yang baik harus mampu mengubah karakteristik yang
tak berwujud tersebut menjadi manfaat konkret.

b. Tak terpisahkan (inseparabilitya)


Jasa diproduksi dan dikonsumsi sekaligus. Jika seseorang memberikan jasa,
maka penyedia menjadi bagian dari jasa itu sendiri, karena klien juga sering hadir
ketika jasa itu dibuat, interaksi penyedia-klien merupakan fitur khusus dalam
pemasaran jasa.

Karakter dari inseparability adalah:


• Konsumen harus berpartisipasi dalam proses produksi jasa.
• Suatu jasa yang disampaikan terikat dengan satu penyedia jasa
• Jumlah jasa yang diberikan tergantung dari penyedia jasa

Sebagai contoh pada jasa kiriman Express artinya konsumsi dan produksi jasa
tersebut dilakukan secara bersamaan. Disini terjadi interaksi antara penyedia jasa
kiriman Express dengan konsumen pengguna jasa kiriman Express yang akan
mempengaruhi hasil layanan jasa tersebut. Efektivitas individu petugas yang
melayani jasa kiriman Express memainkan peranan kunci keberhasilan layanan
jasa tersebut dan keterlibatan konsumen dalam proses produksi kiriman Express,
yaitu pengisian dengan benar atas formulir-formulir pengeposan yang akan
digunakan dalam proses layanan dan kesediaan untuk akses jejak lacak kiriman
Express.
c. Bervariasi (variability)
Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakannya, kapan, dimana, dan
kepada siapa, jasa sangat bervariasi. Pembeli jasa menyadari variabilitas ini dan
sering membicarakannya dengan orang lain sebelum memilih penyedia jasa.
Berikut ini langkah yang dapat diambil perusahaan jasa untuk meningkatkan
kendali kualitas:
1. Berinvertasi dalam prosedur ketenagakerjaan dan pelatihan yang baik
2. Menstandarisasikan proses kinerja jasa di seluruh organisasi
3. Mengamati kepuasan pelanggan
d. Dapat musnah (perishability)
Jasa tidak dapat disimpan jadi musnahnya jasa akan menjadi masalah jika
permintaan berfluktuasi. Manajemen permintaan atau manajemen hasil
merupakan hal-hal yang penting. Jasa yang tepat harus disediakan untuk
pelanggan yang tepat ada tempat yang tepat disaat yang tepat dan harga yang
tepat untuk memaksimalkan probabilitas.
Beberapa strategi yang dapat menghasilkan kesesuaian yang lebih baik antara
permintaan dan penawaran pada bisnis jasa. Pada sisi permintaan:
a. Penetapan harga diferensial akan mengalihkan beberapa permintaan dari
periode puncak ke periode sepi.
b. Permintaan nonpuncak dapat dimaksimalkan.
c. Jasa komplementer dapat memberikan alternative bagi pelanggan yang
menunggu.
d. System reservasi adalah cara untuk mengatur tingkat permintaan.

Sedangkan pada sisi penawaran:

a. Karyawan paruh waktu dapat melayani permintaan puncak.


b. Efisiensi rutinitas periode puncak memungkinkan karyawan hanya
melakukan tugas-tugasmenting sepanjang periode puncak.
c. Peningkatan partisipasi konsumen dapat didorong.
d. Berbagi jasadapt meningkatkan penawaran.
e. Fasilitas untuk ekspansi masa depan bisa menjadi investasi yang bagus.

I. STRATEGI PEMASARAN UNTUK PERUSAHAAN JASA


Bisnis jasa sangat kompleks, karena banyak elemen yang mempengaruhinya,
seperti sistem internal organisasi, lingkungan fisik, kontak personal, iklan, tagihan dan
pembayaran, komentar dari mulut ke mulut, dan sebagainya. Oleh menegaskan bahwa
pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal, tetapi juga pemasaran
internal dan pemasaran interaktif (lihat gambar 6.10).

Pemasaran eksternal menggambarkan aktivitas normal yang dilakukan oleh


perusahaan dalam mempersiapkan jasa, menetapkan harga, melakukan distribusi, dan
mempromosikan jasa yang bernilai superior kepada para pelanggan. Bila ini bisa
dilakukan dengan baik, maka pelanggan akan 'terikat' dengan perusahaan, sehingga
laba jangka panjang bisa terjamin.

Pemasaran internal menggambarkan tugas yang diemban perusahaan dalam


rangka melatih dan memotivasi para karyawan (sebagai aset utama perusahaan dan
ujung tombak pelayanan) agar dapat melayani para pelanggan dengan baik. Yang tak
kalah pentingnya adalah pemberian penghargaan dan pengakuan yang sepadan dan
manusiawi. Aspek ini bisa membangkitkan motivasi, moral kerja, rasa bangga,
loyalitas, dan rasa 'memiliki' setiap orang dalam organisasi, yang pada gilirannya
dapat memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang
dilayani.
Pemasaran interaktif menggambarkan interaksi antara pelanggan dan
karyawan. Diharapkan setiap karyawan yang loyal, bermotivasi tinggi, dan
diberdayakan (empowered) dapat memberikan Total Quality Service kepada setiap
pelanggan dan calon pelanggan. Bila ini terealisasi, maka pelanggan yang puas akan
menjalin hubungan berkesinambungan dengan personil dan perusahaan yang
bersangkutan.
Secara garis besar, strategi pemasaran jasa yang pokok berkaitan dengan tiga hal
berikut:
1. Melakukan diferensiasi kompetitif
2. Mengelola kualitas jasa
3. Mengelola produktivitas

1. Melakukan Diferensiasi Kompetitif

Perusahaan jasa perlu melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre-
emptive dalam jangka panjang. Pre-emptive di sini maksudnya adalah implementasi
suatu strategi yang baru bagi suatu bisnis tertentu, karena merupakan yang pertama
maka dapat menghasilkan keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah
atau menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat
tandingannya.

Perusahaan jasa dapat mendiferensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan,


misalnya melalui simbol-simbol dan merek yang digunakan. Selain itu perusahaan
dapat melakukan diferensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa (service delivery)
melalui 3 aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam pemasaran jasa, yaitu melalui:

1. Orang (People)
Perusahaan jasa dapat membedakan dirinya dengan cara merekrut dan melatih
karyawan yang lebih mampu dan lebih dapat diandalkan dalam berhubungan dengan
pelanggan, daripada karyawan pesaingnya.

2. Lingkungan fisik (Physical environment)


Perusahaan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih atraktif.

3. Proses (Process)
Perusahaan jasa dapat merancang proses penyampaian jasa yang superior, misalnya
home banking yang dibentuk oleh bank tertentu.

2. Mengelola Kualitas Jasa

Kualitas jasa perusahaan diuji pada pelaksanaan jasa. Jika personel jasa
membosankan, tidak dapat menjawab pertnyaan sederhana, atau saling berkunjung ke
personel lain sementara pelanggan menunggu, pelanggan akan berpikir dua kali untuk
melakukan bisnis dengan penjual itu.

Harapan Pelanggan

Pelanggan membentuk ekspetasi jasa dari banyak sumber, seperti pengalaman


masa lalu, berita dari mulut ke mulut, dan iklan. Secara umum, pelanggan
membandingkan jasa anggapan dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa anggapan
berada dibawah jasa yang diharapakan, pelanggan kecewa. Perusahaan yang berhasil
menambahkan manfaat pada penawaran sehingga pelanggan tidak hanya puas tetapi
terkejut dan sangat puas. Pelanggan akan sangat puas bila mendapatkan pengalaman
yang melebihi harapannya.

Tiga pakar pemasaran jasa, Leonard L. Berry, A. Parasuraman, dan Valerie A.


Zeithaml melakukan penelitian mengenai customer-perceived quality pada empat
industri jasa, yaitu retail banking, credit card, securities brokerage, dan product
repair and maintenance. Dalam penelitian tersebut, mereka mengidentifikasi 5 gap
yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa (lihat gambar 6.12)
Lima kesenjangan yang menyebabkan kegagalan pengiriman jasa :

1. . Kesenjangan antara aharapan konsumen dan presepsi manajemen :


Manajemen tidak selalu mempunyai anggapan yang benar tentang apa yang
diinginkan pelanggan. Dengan cara memberikan kesempatan kepada para
pelanggan untuk menyampaikan ketidakpuasan mereka kepada perusahaan,
mencari tahu keinginan dan harapan para pelanggan perusahaan-perusahaan
sejenis, mencari tahu keinginan dan harapan para pelanggan melalui para
perantara penjualan (intermediaries), melakukan penelitian yang mendalam
terhadap pelanggan-pelanggan penting, menanyakan kepuasan para pelanggan
setelah mereka bertransaksi dengan perusahaan, mempertinggi interaksi antara
perusahaan dan pelanggan, memperbaiki kualitas komunikasi antar sumber daya
manusia di dalam perusahaan serta mengurangi birokrasi perusahaan.

2. .Kesenjangan antara presepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa :


Manajemen mungkin mempunyai anggapan yag benar terhadap keinginan
pelanggan tetapi tidak menetapkan standar kinerja.

a. Memperbaiki kualitas kepemimpinan perusahaan, misalnya Top Management


perlu mengetahui kualitas jasa yang sesuai dengan pandangan konsumen.

b. Mempertinggi komitmen sumber daya menusia terhadap mutu layanan dengan


mendorong sumber daya manusia untuk lebih inovatif terhadap ide-ide baru.

c. Menstandarisasikan pekerjaan-pekerjaan tertentu terutama yang rutin sifatnya


untuk menjamin kekonsistenan dan kehandalan.

d. Menetapkan tujuan service quality secara jelas, realistic dan eksplisit agar dapat
memenuhi harapan konsumen dan memberikan pengertian kepada karyawan
mengenai tujuan dan apa yang menjadi prioritas bagi perusahaan.

e. Mengukur performance dan mengambil tindakan Feed Back (Umpan Balik).

f. Memberikan imbalan (Reward) kepada para manajer dan karyawan yang dapat
mencapai tujuan.

3. Kesenjangan anatara spesifikasi kualitas jasa dan penghantaran jasa :


Personel mungkin tidak terlatih, atau tidak mampu atau tidak tersedia memenuhi
standar; atau mungkin terikat dengan standar yang bertentangan, seperti
meluangkan waktu untuk mendengarkan pelanggan dan melayani mereka dengan
cepat. Dengan cara memperjelas pembagian pekerjaan, meningkatkan kesesuaian
antara SDM, teknologi, dan pekerjaan, mengukur kinerja dan memberikan balas
jasa sesuai kinerja, memberikan kewenangan yang lebih besar kepada SDM yang
lebih ‘dekat’ dengan para pelanggan, membangun kerjasama antara SDM serta
memperlakukan para pelanggan seperti bagian dari keluarga besar perusahaan.

4. Kesenjangan antara penghantaran jasa dan komunikasi eksternal : harapan


konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat oleh iklan dan perwakilan
perusahaan. Dengan cara memperlancar arus komunikasi antara unit personalia,
pemasaran, dan operasional. Selain itu juga dapat memberikan perhatian yang
lebih besar pada aspek-aspek vital kualitas pelayanan, menjaga agar pesan-pesan
yang disampaikan secara eksternal tidak membentuk harapan para pelanggan yang
melebihi kemampuan perusahaan serta mendorong para pelanggan untuk menjadi
pelanggan yang setia.

5. Kesenjangan antara jasa anggapan dan jasa yang diharapkan : kesenjangan


terjadi ketika konsumen salah mengganggap kuailitas jasa. Kesenjangan ini
merupakan kesenjangan antara persepsi konsumen dengan ekspektasi konsumen.
Kesenjangan ini terjadi karena pihak perusahaan tidak dapat memberikan apa
yang diinginkan konsumen. Kesenjangan ini dapat pula terjadi karena konsumen
mengukur kinerja atau prestasi perusahaan dengan cara yang berbeda serta salah
dalam mempersepsikan kualitas jasa tersebut. Supaya dapat memberikan servis
kualitas yang terbaik pada konsumen maka tiap perusahaan harus mau dan mampu
untuk memperbaiki servis kualitas mereka masing-masing

3. Mengelola Produktivitas

Berdasarkan model kualitas jasa ini, periset mengidentifikasi lima determinan kualitas
jasa berikut, berdasarkan arti pentingnya :

1. Keandalan – Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan andal


dan akurat.Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan
yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan
menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati. Menurut
Parasuraman dalam Tjiptono, atribut dari realibilitas ini ada lima yaitu:

 Menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan.

 Dapat diandalkan dalam menengani masalah jasa pelanggan.

 Menyampaikan jasa secara benar semenjak pertama kali.

 Menyampaikan jasa sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

 Menyimpan catatan atau dokumen tanpa kesalahan.


2. Responsivitas – Ketersedian membantu pelanggan dan memberikan layanan tepat
waktu.Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk
membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta
menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa
dengan cepat. Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, atribut dari daya tanggap ini
ada empat, yaitu:

Menginformasikan kepada pelanggan tentang kepastian waktu penyampaian


jasa.

 Layanan yang segera atau cepat bagi pelanggan.

 Kesediaan untuk membantu pelanggan.

 Kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan.

3. Jaminan – Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka


untuk menunjukan kepercayaan dan kenyakinan.Perilaku para karyawan
mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan
perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan ini juga
berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap partanyaan atau
masalah pelanggan. Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, atribut dari jaminan ini
ada empat, yaitu:

 Karyawan yang menumbuhkan rasa percaya para pelangga.

 Membuat pelanggan merasa aman sewaktu melakukan transaksi.

 Karyawan yang secara konsisten bersikap sopan.

 Karyawan yang mampu menjawab pertanyaan pelanggan.

4. Empati – Kondisi memperhatikan dan memberikan perhatian pribadi kepada


pelanggan.Berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan
bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal
kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. Menurut
Parasuraman dalam Tjiptono, atribut dari empat ini ada lima, yaitu:
 Memberikan perhatian individual kepada para pelangga

 Karyawan yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian.

 Sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan pelanggan.

 Karyawan yang memahami kebutuhan pelanggan.

 Waktu operasi (jam kantor) yang nyaman.

5. Wujud – Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan bahan komunikasi.


Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang
digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan. Menurut Parasuraman dalam
Tjiptono, atribut dari bukti fisik ini ada empat, yaitu:

 Peralatan modern.

 Fasilitas yang berdaya tarik visual.

 Karyawan yang berpenampilan rapi dan professiona.

 Materi-materi berkaitan dengan jasa yang berdaya tarik visual

Dilihat dari sudut pandang PT. Tiki JNE maka market segment yang digunakan adalah “Full
Market Coverege”. Karena JNE selain menyediakan jasa pengiriman barang di atas 500
gram, saat ini juga mengeluarkan layanan baru yaitu Pesona. Dimana Pesona ini
menyediakan jasa pembelian dan pengiriman makanan khas (oleh-oleh) daerah di Indonesia.
Semua layanan yang disediakan JNE tidak dikelompokkan untuk jenis pasar tertentu, dimana
masyarakat dari level ekonomi bawah sampai dengan atas dapat menggunakan jasa ini dan
menjadi target pasar JNE.

1. Brand Element

PT. TIKI JNE memilih nama yang mudah diingat (Memorable) dengan singkatannya Pesona
dan penuh arti (Meaningful) karena singkatan Pesona adalah Pesanan Oleh-Oleh Nusantara.
JNE juga menggunakan nama brand individual untuk jenis layanan barunya yaitu Pesona.

2. Pricing
Penulis menjalankan tahapan dalam melakukan “Setting the Price” sebagai berikut:

Step 1: Selecting the Pricing Objective

Objective Pesona adalah “Maximum Market Skimming”, karena JNE melakukan terobosan
yang inovatif dengan memperkenalkan layanan yang belum pernah ada di perusahaan kurir
lain. Dengan adanya layanan Pesona ini, pengiriman barang oleh JNE diharapkan meningkat.

Step 2: Determining Demand

Customer JNE termasuk price sensitive. Meskipun Pesona merupakan layanan inovatif di
industri jasa kurir, akan tetapi pesaing di jasa ini banyak, sehingga Pesona JNE menetapkan
harga pengiriman yang sama dengan harga pengiriman barang sesuai dengan berat pesanan
ditambah dengan harga pesanan (tanpa ada tambahan biaya untuk oleh-oleh yang dipesan).

Step 3: Estimating Costs

Biaya yang dikeluarkan adalah biaya untuk membeli pesanan makanan khas tersebut di
daerah asalnya dan biaya operasional pengiriman barang. Karena JNE mempunyai harga
pengiriman barang sesuai berat barang, maka harga Pesona hanya mengikuti harga
pengiriman JNE ditambah dengan biaya untuk membeli pesanan tersebut.

Step 4: Analyze Competitor’s price Mix

Meskipun layanan Pesona adalah layanan inovatif dan baru, namun JNE perlu menetapkan
harga yang kompetitif guna mempertahankan layanan ini dan mencapai tujuan
diperkenalkannya Pesona yaitu untuk meningkatkan lalu lintas pengiriman barang dalam
JNE.

Step 5: Selecting a Pricing Method

Pada dasarnya semua metode pricing dapat digunakan, namun yang paling sesuai adalah:

 Perceived-Value Pricing

Perceived value terdiri dari beberapa elemen penting seperti citra pelanggan terhadap
performa produk, ketersediaan jaringan, customer support, garansi kualitas dll. Seperti yang
telah diketahui, JNE sudah memiliki nama besar dalam industri jasa pengiriman paket dengan
kualitas pelayanan yang prima dan jaminan pengiriman, ketersediaan jaringan yang luas, dan
memiliki customer support yang sudah terintegrasi dengan IT, oleh karena itu, metode
perceived-value pricing sangat sesuai untuk dilakukan oleh JNE, sehingga harga yang lebih
tinggi dapat diterapkan. Akan tetapi, value-value yang dimiliki JNE perlu ditunjukkan bahkan
ditonjolkan kepada konsumen untuk mencapai tujuan dalam mengingkatkan pengiriman
barang.

 Value Pricing.

Value pricing dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan menerapkan harga rendah untuk
barang/jasa dengan kualitas yang tinggi, namun tidak semata-mata harga yang rendah, harga
yang rendah ini dicapai melalui effisiensi operasional tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini
tampak jelas dari PESONA yang tidak menaikkan harga makanan yang dibeli pelanggan
melainkan hanya mengenakan biaya kirim saja, hal ini dimungkinkan oleh operasional JNE
yang sudah effisien. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan pelayanan PESONA dalam
membeli oleh-oleh ini malah cenderung GRATIS, oleh karena itu value pricing sangat sesuai
dengan metode pricing yang diterapkan oleh JNE.

Step 6: Selecting the Final Price

Dalam menetapkan harga untuk Pesona, Tiki JNE mempertimbangkan ‘Company Pricing
Policies‘ dimana harga untuk pengiriman pesanan disesuaikan dengan berat dan jarak
pengiriman pesanan tersebut. Sehingga untuk layanan Pesona harganya tinggal menyesuaikan
harga pengiriman barang JNE ditambah dengan harga pesanan itu sendiri.

3. Promotional Pricing Tactics

Pesona juga menerapkan taktik promosi harga dalam bentuk pemberian jaminan jika terdapat
keterlambatan atau tidak sampainya pesanan ke tujuan, dengan kembalinya uang ke
konsumen.

“Bermula dari jasa baru JNE yaitu PESONA digunakan sebagai kasus dalam midtest
Pemasaran penulis, penulis ingin sharing knowledge tentang strategi pemasaran PESONA
yang telah Penulis analisa. Adapun, analisa penulis diperkaya dengan jawaban yang
diberikan Dosen Pemasaran Penulis. Terima kasih Penulis ucapkan untuk dosen pemasaran
(JIW & RIF).”

DAFTAR PUSTAKA

http://belajarserbaneka.blogspot.co.id/2012/11/strategi-pemasaran-jasa.html

http://redhabatam.blogspot.co.id/2011/09/sejarah-berdirinya-jne.html?m=1
http://topeng-edu.blogspot.co.id/2014/01/startegi-marketing-mix-jasa-pada.html

buku strategi pemasaran jilid 2 pilhip kotlher

Anda mungkin juga menyukai