Anda di halaman 1dari 249

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGALAMAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN DENGAN


USIA PERNIKAHAN LEBIH DARI 40 TAHUN
Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Pharamyta Panjawari

NIM : 109114096

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

What can you do to promote world peace?

Go home and love your family.

-Mother Theresa-

At the end of the day,

A loving family should find everything forgivable.

-Mark V. Olsen-

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan perlindungannya didalam hidupku

Papa, Mama, Eyang, Elly, Rosy yang selalu mendukung dengan sepenuh hati di

saat suka dan duka

Sahabat – sahabat yang selalu ada dan tidak akan pernah pergi

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGALAMAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN DENGAN USIA


PERNIKAHAN LEBIH DARI 40 TAHUN

Pharamyta Panjawari

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat
pasangan ini dapat menjaga kebersamaan di setiap tahap dalam siklus kehidupan
keluarga hingga memasuki usia pernikahan lebih dari 40 tahun. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh banyaknya perceraian yang terjadi di Indonesia pada
berbagai usia pernikahan karena adanya masalah dan kesulitan yang dihadapi.
Fokus dari penelitian ini yaitu mencari faktor-faktor yang membuat pasangan
dewasa lanjut tetap hidup bersama dalam ikatan pernikahan selama 40 tahun
lebih. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode naratif
sebagai metode penelitian. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mendapatkan
dan memahami suatu peristiwa berdasarkan pengalaman informan yang dapat
disusun secara terorganisir menjadi serangkaian kejadian. Informan dari penelitian
ini adalah 4 orang informan yang merupakan 2 pasang suami isteri yang telah
menjalani kehidupan pernikahan lebih dari 40 tahun. Pengambilan data dilakukan
dengan wawancara semi terstruktur pada para informan. Validitas hasil penelitian
dilakukan dengan member checking dimana hasil penelitian sudah dianggap
akurat dari sudut pandang peneliti, informan, dan pembaca secara umum. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya faktor-faktor yang membuat pasangan yang
telah menikah dapat tetap hidup bersama selama lebih dari 40 tahun. Faktor-faktor
tersebut yaitu tujuan pernikahan, adanya komitmen, komunikasi, silang sengketa
dan kompromi, saling melakukan bagian masing-masing kemampuan menghadapi
berbagai kesulitan, memperlakukan pasangan dengan baik dan hormat, serta
religiusitas

Kata kunci : pengalaman pernikahan, kebersamaan pasangan, pernikahan lebih


dari 40 tahun

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MARRIAGE EXPERIENCES OF SPOUSES WHO HAVE MARRIED

FOR MORE THAN 40 YEARS

Pharamyta Panjawari

Abstarct

This study aims to find the factors that make couples can maintain
togethernessin every stage in life cycleof family for more than 40 years. This
research is motivated by the number of divorces in Indonesia at different age of
marriage that caused by the problems and difficulties they faced. The focus of this
research is to look for factors that make elder couples still live together in
marriage for over 40 years. This study uses qualitative research with narrative
method as a research method. In this study, researchers sought to obtain and
understand an event based on the experience of informants that can be arranged
into a series of events organized. The informant of this study is 4 informants who
are two pairs of husband and wife who have lived married life for more than 40
years. Data were collected by semi-structured interviews on informants. The
validity of the results of research carried out with members of checking where the
research is considered accurate from the perspective of the researcher,
informants, and readers in general. The results of this study revealed the factors
that make a married couple can stay together for more than 40 years. These
factors are the reason goal of marriages, commitment, communication, cross
dispute and compromise,both couples each perform their own duties, the ability to
face various difficulties, treats the couple well andrespectfully,religiosity.

Keywords: marriage experience, spouses togetherness, marriage for more than 40


years

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan setinggi – tinginya terhadap tritunggal Bapa,

Putera dan Roh Kudus karena hanya oleh rahmat dan berkat-Nya, penulis bisa

menyelesaikan penelitian ini. Penelitian dengan judul Pengalaman Pernikahan

Pada Pasangan dengan Usia Pernikahan 40 Tahun Keatas ini disusun untuk

memperoleh gelar sarjana psikologi (S. Psi) dari Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta

Dalam proses pengerjaan penelitian ini, penulis dibantu dan didukung oleh

banyak pihak. Ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya, penulis haturkan

kepada:

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi.

2. Bapak Paulus Eddy Hartanto, M. Si selaku Kaprodi Fakulta Psikologi.

3. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M. Psi selaku dosen pembimbing yang telah

membimbung penulis sejak awal pengerjaan penelitian. Terimakasih atas

dukungan dan pengarahan yang telah diberikan.

4. Bapak Paulus Eddy Hartanto, M. Si selaku dosen pembimbing penulis saat ini.

Terimakasih untuk dukungan yang diberikan.

5. Jajaran dosen Fakultas Sanata Dharma yang sudah membantu setiap proses

yang dijalani oleh penulis dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

Terimakasih atas ilmu yang telah diberikan.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …………............. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………................................ iii

HALAMAN MOTTO …………………………………………………......... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………..... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………...................... vi

ABSTRAK ………………………………………………………………........ vii

ABSTRACT ………………………………………………………................. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …............ ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..... x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..... xii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….... 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………......... 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 7

C. Tujuan penelitian …………………………………………… ...............7

D. Manfaat Penelitian …………………………………………................. 8

1. Manfaat Teoritis …………………………………………......... 8

2. Manfaat Praktis ……………………………………………….. 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….....9

A. Pernikahan............................................................................................... 9

1. Pengertian..........................................................................................9

2. Alasan Menikah................................................................................ 11

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Tujuan Pernikahan............................................................................ 13

4. Siklus Kehidupan Keluarga.............................................................. 15

B. Pernikahan yang langgeng..................................................................... 17

C. Kerangka Berpikir.................................................................................. 31

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 34

A. Jenis Penelitian........................................................................................ 34

B. Fokus Penelitian...................................................................................... 35

C. Subjek Penelitian..................................................................................... 35

D. Metode Pengumpulan Data..................................................................... 35

E. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 38

F. Uji Keabsahan data................................................................................. 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 41

A. Proses Pengambilan Data....................................................................... 41

1. Proses Penelitian............................................................................... 41

2. Proses Pengambilan data................................................................... 43

3. Identitas Informan............................................................................. 44

B. Hasil Penelitian....................................................................................... 46

1. Latar Belakang Informan................................................................. 46

a. Pasangan 1...................................................................................46

b. Pasangan 2 ..................................................................................46

2. Pengalaman Pernikahan.................................................................... 47

a. Pasangan 1...................................................................................47

b. Pasangan 2...................................................................................52

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Pengalaman Pernikahan Kedua Pasangan.................................. 60

3. Pembahasan ...................................................................................... 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 69

A. Kesimpulan............................................................................................. 69

B. Keterbatasan............................................................................................ 69

C. Saran .......................................................................................................70

a. Bagi Masyarakat................................................................................70

b. Bagi Peneliti Lain.............................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 71

LAMPIRAN

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Panduan Pertanyaan ................................................................ 37

Tabel 2 : Keterangan Koding................................................................... 39

Tabel 3.1 : Profil Pasangan 1................................................................... 44

Tabel 3.2 : Profil Anak Pasangan 1........................................................... 44

Tabel 3.3 :Profil Pasangan 2................................................................... 45

Tabel 3.4 : Profil Anak Pasangan 2......................................................... 45

Tabel 5 : Ringkasan hasil kedua pasangan............................................ 58

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKEMA

Skema 1 : Alur Berpikir........................................................................ 33

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin yang diperlukan untuk

membina keluarga yang damai dan sejahtera antara pria dan wanita yang

kemudian disebut sebagai suami dan isteri (Sarumpaet, 1977 dalam Selviana,

2004). Menurut Soewondo, 2001 (dalam Patmonodewo, dkk, 2001)

perkawinan mempunyai tujuan untuk mendapatkan kebahagiaan, cinta kasih,

kepuasaan, dan keturunan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pria dan wanita

yang terikat dalam pernikahan memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Lebih dari 2000 orang dewasa berusia 18-90 tahun di Amerika

Serikat menunjukkan bahwa dalam perkawinan, baik pria maupun wanita

mendapatkan manfaat yaitu wanita dari dukungan ekonomi dan pria dari

dukungan emosional (Ross, 1995 dalam Papalia, dkk, 2008). Dalam

pernikahan terdapat intimasi, komitmen, persahabatan, kasih sayang,

pemuasan seksual, pendampingan, peluang bagi pertumbuhan emosional,

serta sumber identitas dan kepercayaan diri yang bisa didapatkan oleh suami

dan isteri (Gardiner, 1998; Myers,2000 dalam Papalia, dkk, 2008). Myers,

2000 (dalam Papalia, dkk, 2008) menyatakan bahwa tingkat kebahagiaan pria

dan wanita dalam suatu pernikahan adalah sama besarnya.

Dalam pernikahan yang langgeng, wanita dapat memiliki kekayaan

finansial yang lebih besar dibanding mereka yang tidak menikah atau bercerai

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Wilmoth & Koso, 2002 dalam Papalia, dkk, 2008). Perkawinan yang telah

lama berlangsung memiliki kemungkinan kecenderungan yang lebih kecil

untuk berpisah atau bercerai dibandingkan dengan perkawinan yang baru. Hal

ini dikarenakan pasangan yang telah hidup bersama dalam waktu yang lama

dalam suatu perkawinan telah membangun marital capital (modal

perkawinan) baik finansial maupun emosional yang dapat membuat mereka

sulit untuk berpisah (Becker, 1991;Jones, Tepperman, & Wilson, 1995 dalam

Papalia, dkk, 2008). Selain itu, pasangan yang tetap hidup bersama seringkali

dapat menikmati perkawinan mereka untuk dua puluh tahun atau setelah anak

terakhir mereka sudah tidak tinggal bersama mereka (Papalia, dkk, 2008).

Hal-hal diatas menunjukkan bahwa banyak hal positif yang bisa didapatkan

bagi mereka yang terikat dalam suatu pernikahan, khususnya pernikahan yang

telah berlangsung lama.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa banyak manfaat yang bisa

diperoleh bagi suami dan isteri yang menikah. Meski begitu, terdapat banyak

fakta yang menunjukkan banyaknya pasangan yang telah menikah melakukan

perceraian.Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung

(MA) mengatakan bahwa perceraian di Indonesia sejak tahun 2005 hingga

2010 mengalami peningkatan sebanyak 70 persen. Dirjen Badilag MA,

Wahyu Widiana, mengatakan bahwa pada tahun 2010 terdapat 285.184

perceraian di seluruh Indonesia. Dalam kasus-kasus perceraian tersebut

terdapat urutan tiga besar penyebab kasus perceraian yaitu sebanyak 91.841

perkara disebabkan oleh faktor ketidakharmonisan, 78.407 perkara

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dikarenakan tidak adanya tanggung jawab, dan yang ketiga adalah masalah

ekonomi sebanyak 67.891 perkara (m.republika.co.id, 2012).

Menurut Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Ngaglik,

Yogyakarta, meninggalkan tanggungjawab adalah penyebab terbanyak kasus

talak/cerai di tahun 2011. Sedangkan masalah-masalah selain krisis ekonomi,

krisis moral, dimadu, meninggalkan kewajiban, biologis, gangguan pihak

ketiga, dan politis menjadi penyebab perceraian diurutan kedua. Pada tahun

2012 dan 2013, masalah- masalah selain krisis ekonomi, krisis moral,

dimadu, biologis, gangguan pihak ketiga, dan politis menjadi penyebab

terbanyak dalam kasus talak/cerai dan meninggalkan kewajiban sebagai

urutan kedua. Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Depok, Yogyakarta,

menyatakan bahwa di tahun 2011 hingga 2013 penyebab kasus talak/cerai

diurutan pertama yaitu masalah selain krisis ekonomi, krisismoral, dimadu,

biologis, gangguan pihak ketiga, dan politis. Pada tahun 2011 dan 2012,

meninggalkan kewajiban sebagai penyebab kedua terbanyak dalam kasus

talak/cerai dan gangguan pihak ketiga menjadi penyebab diurutan kedua pada

tahun 2013.

Ismail (2004) mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang menjadi

penyebab masalah yang dihadapi oleh pasangan yaitu mengenai tingkah laku

atau perbuatan dari masing-masing pasangan seperti mudah tersinggung,

terlalu mudah cemburu, tertutup dan tidak ingin bertegur sapa. Hal yang

kedua adalah kecurangan atau ketidaksetiaan pasangan dengan menjalin

hubungan percintaan dengan orang lain ataupun dalam bentuk hubungan

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

seksual dengan orang yang bukan pasangan sah mereka. Spring & Spring

dalam Eriany (2004) menyatakan bahwa perselingkuhan termasuk sebagai

salah satu masalah yang paling sulit ditangani dan masalah yang paling

merusak kehidupan perkawinan. Penyebab yang ketiga adalah pasangan yang

menghabiskan banyak waktu diluar rumah sehingga tidak memiliki banyak

waktu untuk berinteraksi dengan keluarga. Hal-hal di atas menunjukkan

adanya berbagai hal yang dapat menjadi penyebab masalah bahkan penyebab

perceraian dalam pernikahan.

Konflik memang dapat terjadi dalam suatu perkawinan.Hal ini bisa

dikarenakan dua pribadi yang berbeda harus hidup bersama. Tukan (1985)

mengatakan bahwa suami dan isteri dapat memiliki beberapa perbedaan yaitu

latar belakang budaya, status sosial, latar belakang pendidikan, dan

agama.Tidak hanya itu, antara suami dan isteri juga terdapat beberapa

perbedaan dalam hal pola pikiran, pola perasaan, alun dan selera seks, serta

perbedaan gambaran tentang pernikahan.Perbedaan-perbedaan ini dapat

memicu terjadinya konflik.

Data statistik NTCR KUA kecamatan Ngaglik, Yogyakarta,

menunjukkan bahwa pasangan terbanyak yang melakukan perceraian di tahun

2011 adalah pasangan dengan usia pernikahan 10 tahun ke atas. Pada tahun

2012 dan 2013 adalah pasangan dengan usia pernikahan 1-5 tahun sebagai

angka tertinggi yang melakukan perceraian. Sedangkan data statistik NTCR

KUA kecamatan Depok, Yogyakarta, menyatakan bahwa pasangan dengan

usia pernikahan 10 tahun ke atas berada di urutan pertama sebagai pasangan

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang paling banyak melakukan perceraian di tahun 2011 dan 2013. Urutan

pertama yang paling banyak melakukan perceraian di tahun 2012 adalah

pasangan yang telah menikah 6-10 tahun. Sedangkan di Amerika Serikat,

rata-rata pernikahan yang berujung pada perceraian adalah pernikahan

dengan usia tujuh hingga delapan tahun (Kreider dan Fields, 2002 dalam

Papalia, 2008). Bramlett dan Mosher, 2001,2002 dalam Papalia, 2008

mengatakan bahwa hampir setengah (43 persen) pernikahan pertama berakhir

dengan perceraian dalam usia 15 tahun pernikahan. Hal ini menunjukkan

bahwa banyak perceraian terjadi pada usia pernikahan yang masih muda dan

yang memasuki masa pertengahan dalam pernikahan.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa banyak perceraian terjadi pada

berbagai usia pernikahan. Lalu, kepada siapa kita perlu belajar tentang

pernikahan? Dari fakta-fakta di atas, maka kita perlu melihat pasangan

dewasa akhir yang dapat mempertahankan pernikahan mereka hingga

memasuki masa akhir pernikahan. Papalia, dkk (2008) menyatakan bahwa

pada pernikahan paruh baya ketika harapan hidup memendek, pasangan yang

tetap bersama selama dua puluh lima tahun atau empat puluh tahun

merupakan sesuatu yang langka. Biasanya perkawinan tersebut terputus oleh

kematian atau orang yang ditinggalkan menikah lagi. Pernyataan tersebut

menunjukkan bahwa pasangan dengan pernikahan 40 tahun merupakan hal

yang langka sehingga menarik untuk diteliti. Selain itu, usia pernikahan 40

tahun lebih merupakan rentang waktu yang lama dalam menjalani kehidupan

pernikahan dan memasuki tahap akhir pernikahan. Melalui pasangan yang

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menikah lebih dari 40 tahun ini, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana

pasangan ini mampu mempertahankan kehidupan pernikahan mereka. Mann

(1991) dalam Santrock (1995) mengatakan bahwa saat mulai pensiun hingga

meninggal merupakan tahap akhir dalam pernikahan. Fingerman, Hay, dan

Birditt (2004) menyatakan bahwa orang-orang dewasa akhir menunjukkan

pernikahan yang lebih baik, hubungan persahabatan yang lebih suportif,

sedikit konflik dengan anak-anak dan saudara-saudara mereka, dan hubungan

yang lebih dekat dalam jaringan sosial mereka daripada yang dilakukan oleh

orang-orang dewasa muda (dalam Fingerman dan Charles,2010). Charles dan

Piazza (2007) mengatakan bahwa ketika berinteraksi dengan anggota

keluarga, orang-orang yang lebih tua menggambarkan interaksi-interaksi

yang lebih positif dan kepuasan yang lebih besar (dalam Fingerman dan

Charles,2010).

Maka dari itu, kita perlu belajar dari pasangan yang telah memasuki

masa akhir pernikahan. Kita perlu melihat bagaimana mereka dapat melalui

rentang pernikahan mereka dalam waktu yang cukup lama. Issac (dalam

Bastman, 1995) menyatakan bahwa faktor-faktor kelanggengan pernikahan

adalah komitmen, harapan-harapan realistis, keluwesan, komunikasi, silang

sengketa dan kompromi, hubungan seks, serta kemampuan untuk menghadapi

kesulitan. Issac mengungkapkan hal-hal yang dapat membuat pasangan dapat

mempertahankan pernikahannya. Namun, teori tersebut tidak

mengungkapkan bagaimana pasangan mampu melewati tahap demi tahap

dalam kehidupan pernikahan mereka hingga membuat mereka tetap hidup

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bersama dalam waktu yang lama. Dengan melihat tahap demi tahap

kehidupan pernikahan, kita dapat mengetahui apa saja yang membuat

pasangan berhasil melalui tahapan yang ada dan masuk ke tahap selanjutnya

hingga memasuki usia pernikahan lebih dari 40 tahun. Bagaimana pasangan

ini dapat melalui berbagai masalah yang ada di sepanjang rentang kehidupan

pernikahan mereka? Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih

dalam mengenai faktor-faktor yang dapat membuat pasangan ini dapat

mempertahankan komitmen mereka untuk tetap hidup bersama hingga

memasuki usia pernikahan lebih dari 40 tahun.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini, yaitu :

Faktor-faktor apa yang membuat pasangan dewasa lanjut dapat

menjaga kebersamaan dalam kehidupan pernikahan hingga memasuki usia

pernikahan lebih dari 40 tahun?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat pasangan ini dapat

menjaga kebersamaan dalam kehidupan pernikahan hingga memasuki usia

pernikahan lebih dari 40 tahun.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

Psikologi, dalam bidang psikologi keluarga, khususnya pada kasus-kasus

yang berkaitan dengan kebersamaan dan kelanggengan pernikahan.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini menyajikan pengalaman kehidupan pernikahan orang-orang

dewasa lanjut yang dapat memberikan masukan dan inspirasi bagi suami-

isteri yang sedang menjalani kehidupan pernikahan agar dapat

mempertahankan pernikahan mereka dan bagi kaum muda untuk

memberikan gambaran mengenai kehidupan pernikahan yang langgeng.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pernikahan

1. Pengertian

Ensiklopedia Indonesia (t,t) menjelaskan bahwa kata perkawinan

sama dengan kata nikah. Menurut Purwadarminta (1976), kawin

merupakan perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi suami istri;

perkawinan sama dengan pernikahan. Sedangkan Hornby (1957)

menyatakan bahwa marriage : the union of two persons as husband and

wife, yang menjelaskan bahwa pernikahan merupakan bersatunya dua

orang sebagai suami dan istri (Walgito, 2010). Papalia, Olds, & Feldman

(2009) menyatakan bahwa berbagai adat dan bentuk pernikahan yang ada

di sepanjang sejarah dan dari sekeliling dunia menunjukkan bahwa

pernikahan merupaka kebutuhan fundamental.

Perkawinan adalah suatu peristiwa dipertemukannya sepasang

calon suami-istri secara formal di hadapan kepala agama tertentu, para

saksi dan hadirin yang kemudian disyahkan secara resmi sebagai suami

dan istri dengan upacara tertentu. Perkawinan merupakan suatu bentuk

proklamasi yaitu secara resmi suami dan istri dinyatakan “saling memiliki

satu dengan yang lain”; dan dua pribadi yang berlainan jenis dipatrikan

untuk menjadi dwitunggal (Kartono, 2006).

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Herning (1956) dalam Soewondo (2001) menyatakan bahwa

perkawinan adalah ikatan antara pria dan wanita yang kurang lebih

permanen dan ditentukan oleh kebudayaan dengan tujuan mendapatkan

kebahagiaan. Keterikatan yang dimaksud memiliki sifat persahabatan yang

ditandai dengan adanya rasa bersatu dan saling memiliki satu dengan yang

lain.

Soewondo (2001) mengatakan bahwa perkawinan merupakan

peristiwa penting dalam kehidupan seseorang yang bertujuan mendapatkan

kebahagiaan, kepuasan, cinta kasih dan keturunan. Selain itu, perkawinan

adalah hubungan antara pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang

mensahkan hubungan seksual dan memiliki kesempatan untuk mendapat

keturunan (Duvall & Miller, 1980 dalam Soewondo, 2001). Dalam Pasal 1

Undang-Undang Perkawinan 1/1974 dalam Soewondo (2001) menyatakan

bahwa perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan

wanita sebagai suami dan istri dengan tujuan membentuk keluarga yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

pernikahan merupakan dipersatukannya dua pribadi yaitu pria dan wanita

menjadi satu kesatuan yaitu dwitunggal sebagai suami isteri dengan tujuan

untuk memperoleh kebahagiaan,kepuasan, cinta kasih, dan keturunan serta

memiliki keterikatan permanen yang bersifat persahabatan yang ditandai

dengan adanya rasa bersatu dan saling memiliki satu dengan yang lain.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Alasan menikah

Alasan untuk melakukan pernikahan ada bermacam-macam.

Kartono (2006) menyatakan beberapa alasan orang menikah, yaitu :

1. Distimulir oleh dorongan-dorongan romantik

2. Hasrat untuk mendapatkan kemewahan hidup

3. Ambisi besar untuk mencapai status sosial tinggi

4. Keinginan untuk mendapatkan asuransi hidup di masa tua

5. Keinginan untuk mendapatkan kepuasan seks dengan partnernya

6. Hasrat untuk melepaskan diri dari berbagai belenggu kungkungan

keluarga/ orangtua

7. Dorongan cinta terhadap anak

8. Keinginan untuk mengabadikan nama leluhur

9. Malu kalau sampai disebut “gadis tua”

10. Motif-motif tradisional, dan pelbagai macam alasan lainnya

Namun, Kartono (2006) mengatakan bahwa alasan-alasan di atas

bisa dikatakan alasan minor jika dibandingkan dengan alasan primer yaitu

hasrat berdampingan hidup bahagia dengan pribadi yang dicintainya.

Dengan menikah, orang mengharapkan bisa mendapatkan pengalaman

hidup bersama-sama dengan seseorang yang secara eksklusif menjadi

miliknya untuk mendapatkan pengakuan sosial dan jaminan hidup

sepanjang hayat.

Kartono (2006) menjelaskan dalam masyarakat modern yang

materialistis pada zaman sekarang, motif-motif ekonomis memiliki peran

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam menentukan proses pernikahan. Perkawinan sering

diekonomisasikan atau dikomersialkan, dijadikan suatu usaha yang secara

ekonomis menguntungkan.

Perkawinan bisa menunjukkan kehidupan yang intim pada suami isteri

mengenai kehidupan dengan seseorang yang paling dicintai, dan didukung

oleh pengakuan sosial serta sanksi-sanksi tertentu oleh masyarakat.

Selanjutnya, dengan perkawinan itu seseorang tidak hanya akan

mendapatkan pengakuan sosial serta status sosial, akan tetapi juga jaminan

keamanan materiil dan sosial. Dan yang paling mutlak diperlukan ialah :

jaminan cinta-kasih dari pribadi yang dicintai. Inilah yang menjadi alat

pengokoh perkawinan.Selain itu, orang menikah juga bisa didorong oleh

(1) sayang anak dan (2) naluri ingin melanggengkan generasi manusia

sepanjang jaman (Kartono, 2006).

Kertamuda (2009) menyebutkan bahwa alasan-alasan seseorang

melakukan pernikahan diantaranya adalah konformitas, cinta, hubungan

seks yang halal, memperoleh keturunan yang sah, faktor emosional dan

ekonomi, kebersamaan, sharing, keamanan, serta harapan-harapan yang

lain. Dari alasan-alasan diatas, mayoritas orang memutuskan menikah

dikarenakan alasan emosional yaitu rasa suka, cinta, serta adanya

kecocokan satu dengan yang lain. Namun hal ini bukan berarti alasan-

alasan yang lain tidak menjadi fokus seseorang untuk melalukan

pernikahan.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan paparan di atas, alasan secara umum seseorang

melakukan pernikahan yaitu adanya dorongan pribadi (seperti emosi, rasa

aman, dan juga ekonomi), pengaruh-pengaruh sosial dalam masyarakat,

serta adanya keinginan untuk mendapat pengalaman hidup bersama

dengan seseorang yang dicintai dan secara eksklusif menjadi miliknya.

3. Tujuan pernikahan

Walgito (2010) menjelaskan bahwa pernikahan merupakan

aktivitas dari suatu pasangan, sehingga sudah selayaknya pasangan

tersebut memiliki tujuan untuk dicapai. Namun, pernikahan terdiri dari dua

individu yang berbeda, sehingga seringkali memiliki tujuan yang berbeda.

Apabila terjadi perbedaan dalam tujuan, maka pasangan tersebut perlu

melakukan pembulatan tujuan agar tercapai kesatuan dalam tujuan.

Walgito (2010) juga menjelaskan bahwa tujuan yang ada dalam

pernikahan perlu diresapi atau dipahami secara mendalam oleh pasangan

dan disadari untuk dilakukan bersama-sama bukan hanya dilakukan oleh

salah satu pihak. Soewondo (2001) menyatakan bahwa tujuan dari

perkawinan ialah untuk mendapatkan kebahagiaan, cinta kasih, kepuasan,

dan keturunan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) menyatakan bahwa

kebahagiaan merupakan kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin);

keberuntungan, kemujuran yang bersifat lahir batin. Myers (2000) dalam

Papalia (2008) menyatakan bahwa tingkat kebahagiaan wanita dalam

pernikahan sama besarnya dengan yang dimiliki pria.

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Soewondo (2001) juga menyatakan bahwa tujuan orang menikah

adalah untuk mendapatkan cinta kasih. Sternberg, 1995 (dalam Papalia,

2008) menjelaskan bahwa cinta adalah cerita, para kekasih adalah

penulisnya, dan jenis cerita yang mereka buat merefleksikan kepribadian

serta perasaan mereka akan hubungan tersebut. Dalam teori cinta

triangular Sternberg terdapat tiga elemen cinta yaitu intimasi, hasrat dan

komitmen. Intimasi merupakan elemen emosional yang mencakup

pengungkapan diri yang akan mengarah pada keterhubungan, kehangatan,

dan kepercayaan. Hasrat merupakan elemen motivasional yang didasarkan

pada dorongan batin yang menerjemahkan gejolak fisiologis ke dalam

hasrat seksual. Komitmen adalah elemen kognitif yang merupakan

keputusan untuk mencintai dan terus dicintai (Papalia, 2008). Gunarsa

(1990) menyatakan bahwa cinta kasih tidak dapat dirumuskan melainkan

dijalankan, dirasakan, dialami dan dihayati dalam hidup yang harus

melewati proses pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa cinta merupakan

sesuatu yang indah dan menyenangkan, dapat pula dikatakan bahwa cinta

kasih menyebabkan penderitaan, ketegangan, kerinduan dan masih banyak

hal yang bertentangan yang tercakup dalam istilah cinta kasih (Gunarsa,

1990).

Kepuasan juga dapat menjadi salah satu tujuan orang melakukan

pernikahan. Kepuasan adalah perasaan bahagia dalam diri seseorang tanpa

ada kerisauan, ketakutan, kecemasan ataupun pertentangan dalam batinnya

(Gie, 1991 dalam Selviana, 2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang, lega, gembira karena

sudah terpenuhi hasrat hatinya (Selviana L, 2004).

Soewondo (2001) juga mengatakan bahwa tujuan orang menikah

adalah untuk mendapat keturunan. Perkawinan menjadi pondasi bagi

keluarga, oleh karena itu ketika sepasang manusia menikah akan lahir

keluarga yang baru (Lestari, 2012).

Dalam pasal 1 UU Perkawinan 1/1974 (dalam Soewondo,2001)

dikatakan bahwa perkawinan memiliki tujuan untuk membentuk keluarga

yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Herning

(1956) juga mengatakan bahwa tujuan dari perkawinan ialah untuk

mendapatkan kebahagiaan (dalam Soewondo, 2001).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

pernikahan adalah untuk mendapat kebahagiaan, cinta kasih, kepuasan,

dan keturunan yang perlu diresapi, dipahami, dan disadari untuk dilakukan

oleh kedua belah pihak.

4. Siklus Kehidupan Keluarga

Duvall, 1957 (dalam Laszloffy, 2002) membagi siklus kehidupan

keluarga dalam 8 stage atau tahap, yaitu :

a. Stage 1 : Married couples (belum memiliki anak)

b. Stage 2 : Childbearing families(anak pertama berusia hingga 30 bulan)

c. Stage 3 : Families with preschool children (anak pertama berusia 2,5

hingga 6 tahun)

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Stage 4 : Families with school children (anak pertama berusia 6 hingga

13 tahun)

e. Stage 5 : Families with teenagers (anak pertama berusia 13 hingga 20

tahun)

f. Stage 6 : Families launching young adults (dimulai saat anak pertama

meninggalkan rumah dan berakhir saat anak terakhir meninggalkan

rumah)

g. Stage 7 : Midle Aged Parents (dimulai dengan empty nest dan berakhir

saat dimulainya pensiun)

h. Stage 8 : Aging family (dimulai saat masa pensiun dan berakhir ketika

mereka meninggal)

Siklus kehidupan keluarga ini didasarkan pada bentuk keluarga

tradisional, utuh dan lengkap. Siklus ini tidak mempertimbangkan keluarga

dengan siklus kehidupan yang berciri urutan perkembangan alternatif yaitu

keluarga yang bercerai, keluarga dengan orangtua tunggal, pasangan yang

tinggal bersama tanpa menikah, pasangan tanpa anak, dan keluarga yang

menikah kembali (Laszloffy, 2002).

Siklus kehidupan keluarga ini mengacu pada peristiwa-peritiwa

yang terkait dengan datang dan perginya anggota keluarga seperti

kelahiran anak, kepergian anak-anak dalam rumah tangga, pensiun, serta

kematian(Duvall, 1957 dalam Laszloffy, 2002). Perubahan-perubahan

dalam komposisi keluarga ini memerlukan pengaturan ulang dalam ha;

peran dan aturan dalam keluarga (Laszloffy, 2002).

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pernikahan yang Langgeng

Issacs (dalam Bastman, 1995) menjelaskan bahwa pasangan suami

isteri yang berhasil mempertahankan perkawinan mereka secara baik dan

bahagia menyatakan bahwa perkawinan mereka juga mengalami suka dan duka

seperti pernikahan pada umumnya. Hanya saja dalam menjalani hidup

perkawinan tersebut, mereka mengembangkan hal-hal berikut :

1. Komitmen

Komitmen disini merupakan niat dan itikad untuk mempertahankan

rumah tangga mereka walau apapun kuatnya masalah yang sedang dihadapi.

Istilah “pisah” atau “bercerai” merupakan perkataan mahal yang ditabukan

untuk diucapkan dalam senda-gurau sekalipun.

Sternberg, 1986 (dalam Papalia dkk, 2008) menyatakan bahwa

komitmen termasuk dalam elemen cinta yang merupakan elemen kognitif.

Menurut Sternberg, komitmen merupakan keputusan untuk mencintai dan

untuk terus dicintai. Sternbeg (1986) juga menjelaskan bahwa komitmen

merupakan keputusan untuk mencintai dan bertahan dengan sang kekasih

(Papalia dkk, 2009). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Online, komitmen merupakan perjanjian (keterikatan)untuk melakukan

sesuatu; kontrak(http://kbbi.web.id/komitmen).

Dari hasil-hasil penelitian terlihat bahwa komitmen merupakan salah

satu aspek keluarga yang kuat. Komitmen tersebut mencakup kejujuran,

percaya, kebergantungan, faithfulness/ kesetiaan, dan berbagi (Setiono,

2011).

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Austin & Vancouver (1996) dan Brickman (1987) menjelaskan bahwa

komitmen mengacu pada ketetapan hati atau tekad yang bulat, tanggung

jawab, serta kesediaan untuk tekun menghadapi rintangan dari waktu ke

waktu yang mungkin dapat mengancam tujuan yang hendak dicapai (dalam

Baumgardner & Chrothers, 2009). Selain itu, komitmen juga merupakan

pembuatan keputusan dan kemudian menindaklanjuti keputusan yang telah

diambil tersebut (Fehr,1988 dalam Baumgardner & Chrothers, 2009).

Fehr (1998) menyatakan bahwa komitmen merupakan keinginan untuk

melanjutkan hubungan ke masa depan. Penelitian menunjukkan bahwa

orang mengaitkan komitmen dengan loyalitas, kesetiaan, menghidupi

perkataan pribadi, kerja keras, dan memberikan usaha yang terbaik (dalam

Baumgardner dan Chrothers, 2009). Komitmen mungkin tidak hanya

menandakan keinginan untuk meningkatkan suatu hubungan. Pasangan

yang menikah dalam pernikahan yang tidak bahagia dapat membuat

komitmen untuk tetap bersama karena mereka percaya bahwa hal tersebut

yang terbaik bagi anak-anak mereka (dalam Baumgardner dan Chrothers,

2009).

Relasi yang dekat memerlukan adanya pengorbanan pribadi dan

kompromi dengan kepentingan pribadi untuk kebaikan suatu relasi.

Komitmen bersama membantu memastikan bahwa pasangan akan membuat

pengorbanan-pengorbanan dan kompromi-kompromi yang diperlukan untuk

mempertahankan keintiman hubungan (dalam Baumgardner & Chrothers,

2009).

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sari (2008) mengatakan bahwa seseorang akan tergoda untuk

meninggalkan masalah daripada menyelesaikannya disaat individu tersebut

tidak merasa terikat oleh perkawinannya. Komitmen dapat memberikan rasa

aman karena komitmen dapat membuat seseorang untuk menyelesaikan

masalahnya.

Nock, 1995 (dalam Papalia dkk, 2008) menjelaskan bahwa

ketergantungan salah satu pasangan kepada yang lain memainkan bagian

dalam komitmen terhadap perkawinan, akan tetapi faktor terkuat ialah

perasaan adanya kewajiban terhadap pasangannya.

Komitmen yang kuat tidak hanya membuat orang untuk tetap bersama

pasangannya, tetapi juga mendukung berbagai perilaku pemeliharaan

hubungan seperti kesediaan berkorban untuk kebaikan hubungan,

kecenderungan untuk melakukan akomodasi daripada membalas ketika

pasangan berperilaku buruk, memanajemen kecemburuan secara efektif, dll

( Rusbult dan Buunk, 1993).

2. Harapan-harapan realistis

Pada awal pernikahan biasanya masing-masing pihak mengharapkan

secara berlebihan mengenai tampilnya sikap dan tindakan yang ideal dari

pasangannya. Namun dalam kenyataanya, hal tersebut hampir tidak pernah

terjadi, karena biasanya masing-masing pihak pada suatu saat akan

menunjukkan beberapa sikap, tindakan, dan ucapan yang tidak disenangi

atau tidak disetujui oleh pasangannya. Pasangan-pasangan yang awet

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

biasanya menerima kenyataan ini secara realistis yang didasari kesadaran,

kesediaan, dan pengalaman orang lain.

3. Keluwesan

Keluwesan disini berbicara tentang kesediaan suami dan isteri untuk

menyesuaikan diri dan meningkatkan toleransi terhadap perbedaan-

perbedaan pada pasangannya. Perbedaan-perbedaan tersebut yaitu dalam hal

sikap, minat, sifat, kebiasaan, serta pandangan masing-masing. Fleksibilitas

pasangan merefleksikan kemampuan pasangan untuk berubah dan

beradaptasi saat diperlukan (Lestari, 2012). Hal tersebut berkaitan dengan

tugas dan peran yang mucul dalam relasi suami istri (Lestari, 2012). Lestari

(2012) menjelaskan bahwa dalam relasi suami istri perlu adanya kejelasan

dalam pembagian peran yang menjadi tanggung jawab suami dan menjadi

tanggung jawab istri. Namun, pembagian peran tersebut sebaiknya tidak

bersifat kaku dan dapat disesuaikan melalui kesepakatan yang dibuat

bersama berdasarkan situasi yang dihadapi oleh pasangan suami istri

(Lestari, 2012).

4. Komunikasi

Komunikasi merupakan kesediaan dan keberhasilan untuk memberi dan

menerima pendapat, tanggapan, ungkapan, keinginan, saran, umpan balik

dari satu pihak kepada pihak lain secara baik tanpa menyakitkan hati salah

satu pihak.

Lestari (2012) menyatakan bahwa komunikasi merupakan aspek yang

paling penting karena berkaitan dengan hampir semua aspek dalam

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hubungan pasangan. Ia menjelaskan bahwa hasil dari semua diskusi dan

pengambilan keputusan di keluarga yang mencakup keuangan, anak, karir,

agama bahkan dalam setiap pengungkapan perasaan, hasrat dan kebutuhan

akan tergantung pada gaya, pola, dan ketrampilan berkomunikasi.

Keterampilan berkomunikasi dapat berupa kecermatan memilih kata

yang digunakan dalam menyampaikan gagasan pada pasangan (Lestari,

2012). Pemilihan kata yang kurang tepat dapat menimbulkan kesalahan

persepsi pada pasanganyang diajak berbicara. Lestari (2012) menyatakan

bahwa penekanan atau intonasi yang berbeda pada kata dapat menimbulkan

respon perasaan yang berbeda pada pasangan. Ia menjelaskan bahwa hal

tersebut berkaitan dengan kesediaan dan kemampuan mengungkapkan diri

(self-disclosure). Pengungkapan diri adalah menyampaikan informasi

pribadi (dapat berupa gagasan dan pemikiran, impian dan harapan, maupun

perasaan positif dan negatif) yang mendalam, atau segala hal yang

kemungkinan orang lain tidak mengerti bila tidak diberitahu (Lestari, 2012).

5. Silang sengketa dan kompromi

Sengketa adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam hidup

perkawinan. Maka, masing-masing pihak perlu mempelajari “seni

bersengketa” secara baik. Misalnya, menghindari kata-kata yang

menyinggung keluarga, keyakinan, kebiasaan, profesi, latar belakang sosial,

harga diri pihak lain, serta saling menyalahkan dan menyudutkan

pasangannya. “seni bersengketa” juga tentang menemukan cara-cara efektif

untuk mencapai kesepakatan dan meredakan kemarahan.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Menyisihkan waktu untuk berduaan

Menyisihkan waktu untuk berdua bukanlah hal yang mudah dengan

adanya kehadiran anak-anak. Pada pasangan dengan pernikahan yang awet,

ternyata mereka dengan sengaja mengatur dan menyisihkan waktu untuk

berdua tanpa hadirnya anak-anak. Sebaliknya, biasanya anak-anak pun tahu

diri untuk tidak mengganggu pada saat orang tua mereka berduaan.

Pemanfaatan waktu luang menjadi sarana untuk melakukan aktivitas

jeda (time out) dari rutinitas, baik rutinitas kerja maupun rutinitas pekerjaan

rumah tangga (Lestari, 2012). Rutinitas, terutama dengan tingkat stress yang

tinggi, biasanya akan menimbulkan kejenuhan yang dapat menyebabkan

berkembangnya emosi negatif (Lestari, 2012). Pemanfaatan waktu luang ini

berguna untuk memberikan energi dan semangat yang baru (Lestari,2012).

7. Hubungan seks

Pada pasangan dengan pernikahan yang awet, ternyata hubungan seks

tetap dilakukan dan dipertahankan dengan kesadaran bahwa hal itu

merupakan salah satu bentuk komunikasi dan kebersamaan yang paling

intim. Beberapa pasangan menyatakan bahwa mandirinya anak-anak dan

telah keluarnya mereka dari rumah orang tua, maka hasrat alamiah ini justru

meningkat.

8. Kemampuan untuk menghadapi berbagai kesulitan

Saat terjadi kesulitan dan masalah-masalah yang melanda rumah

tangga, pasangan yang awet ini ternyata kompak menghadapinya. Mereka

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

saling berbagi duka. Menurut mereka, hal ini menyebabkan hubungan

mereka semakin erat.

Menurut Issacs, hal-hal di atas merupakan pedoman bagi pasangan

suami dalam mempertahankan dan membina perkawinan mereka. Upaya

sadar untuk merealisasikannya adalah hal yang paling penting (Bastman,

1995).

Prevention and Relationship Enhanchement Program menjelaskan

bahwa terdapat empat hal dalam great marriage atau pernikahan yang

berlangsung lama dan mendalam. Empat hal tesebut yaitu :

1. Berbagi pertemanan (friendship) dan cinta, dengan pelbagai cara.

Kegairahan bercinta memang merupakan hal yang bagus. Namun

pertemanan akan sama manfaatnya bahkan lebih, dalam

mempertahankan pernikahan. Pertemanan akan membuat cinta lebih

kokoh.

2. Memperlakukan pasangan dengan baik dan hormat.

Banyak orang disaat sedang marah, kecewa, atau frustasi

melampiaskan amarahnya kepada orang terdekatnya. Penelitian

menunjukkan bahwa pasangan yang membenci satu sama lain akan

menghadapi problem serius. Dengan demikian, saat terjadi konflik

tidak harus bereaksi marah atau tidak menghargai pasangan. Apabila

hal tersebut terjadi maka pernikahan akan mengalami permasalahan.

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Kedua pasangan melakukan bagiannya masing-masing.

Pasangan perlu mengetahui dan melaksanakan bagiannya masing-

masing. Pasangan perlu berupaya untuk memiliki pikiran yang

konstruktif agar tidak menghalangi kerjasama.jika salah satu pihak

mengidentifikasi tingkah laku buruk pada pasangannya, maka orang

tersebut juga perlu mengidentifikasi perilaku buruk yang ada pada

dirinya sendiri. Salah satu yang perlu diingat yaitu bahwa satu bagian

dari mencintai dengan baik adalah menerima pasangan sebagaimana

adanya.

4. Pasangan mempunyai komitmen untuk tetap bersama.

Pasangan yang mempunyai komitmen untuk jangka panjang akan

berpikir dan bertindak dalam rangka cinta yang panjang. Mereka

mempunyai komitmen, memiliki rasa permanen, dan bersasma-sama

memecahkan masalah yang dihadapi.

(Setiono, 2011)

Selain itu, Lestari (2012) menyatakan bahwa kunci bagi

kelanggengan perkawinan adalah keberhasilan melakukan penyesuaian

diantara pasangan. Ia menjelaskan bahwa penyesuaian ini bersifat dinamis

dan memerlukan sikap dan cara berpikir yang luwes. Penyesuaian adalah

interaksi yang kontinu dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

(Calhoun & Acocella, 1995 dalam Lestari, 2012).

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Glenn, 2003 (dalam Lestari, 2012) menyatakan bahwa terdapat tiga

indikator bagi proses penyesuaian, yaitu :

1. Konflik

Glenn (2003) menjelaskan bahwa keberhasilan penyesuaian dalam

perkawinan tidak ditandai dengan tiadanya konflik yang terjadi.

Penyesuaian yang berhasil ditandai oleh sikap dan cara yang

konstruktif dalam melakukan resolusi konflik.

Wehr menjelaskan bahwa konflik merupakan suatu konsekuensi

dari komunikasi yang buruk, salah pengertian, salah perhitungan, dan

proses-proses lain yang tidak disadari. Konflik memang mengganggu,

namun gangguan tersebut dapat membawa keuntungan yang besar

yaitu dapat menjelaskan hal yang sebelumnya tersamar dan

terselubung (Chandra, 1992).

Pada umumnya, upaya untuk menyelesaikan konflik selalu

berakhir dengan 3 asumsi berikut :

a. Kalah-Kalah : setiap orang yang terlibat dalam konflik akan

kehilangan tuntutannya jika konflik terus berlanjut.

b. Kalah-Menang : salah satu pihak pasti kalah karena dia kehilangan

tuntutannya, dan pihak lain pasti menang. Indikasi selanjutnya adalah

jika pihak yang kalah kurang menerima keputusan dengan sepenuh hati,

maka di kemudian hari akan timbul konflik baru.

c. Menang-Menang : dua pihak menang. Ini terjadi jika dua pihak

kehilangan sedikit dari tuntutannya, namun hasil akhir memuaskan dua

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pihak. Jika dua pihak menerima keputusan dengan lapang dada, maka

akan mencegah timbulnya konflik yang bersumber dari masalah yang

sama. (Liliweri, 2005)

Selain itu, terdapat beberapa metode penyelesaian konflik,

diantaranya adalah :

a. Persaingan (I win, you lose)

Persaingan merupakan keinginan memuaskan diri sendiri dan

membiarkan orang lain bersaing mendapatkan subjek konflik.

b. Kolaborasi (I win, you win)

Kolaborasi yaitu dua pihak memutuskan saling mengutamakan, tanpa

merugikan masing-masing.

c. Penolakan (both lose all)

Penolakan adalah dua pihak menarik diri atau menghindari subjek

konflik.

d. Akomodasi (I lose, you win)

Akomodasi yaitu satu pihak mengalah dan membiarkan pihak lain

mendapat apa yang diinginkan.

e. Kompromi (both win some, lose some)

Kompromi merupaka situasi dimana setiap pihak bersedia memberikan

sesuatu untuk menghindari konflik. (Liliweri, 2005)

Lestari (2012) menyatakan bahwa resolusi konflik yang konstruktif

dapat dilakukan dengan : (a) menentukan pokok permasalahan; (b)

mendiskusikan sumbangan masing-masing pada permasalahan yang

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

muncul; (c) mendiskusikan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah;

dan (d) menentukan dan menghargai peran masing-masing terhadap

penyelesaian masalah.

Sillars dan Weisberg (1987) menunjukkan bahwa konflik dapat

merupakan proses yang sangat kompleks dan beberapa konflik tidak dapat

diselesaikan bahkan dengan teknik komunikasi sebaik apapun. Sillars dan

Weisberg, 1987 (dalam Budyatna & Ganiem, 2011) menganjurkan hal-hal

berikut untuk dilakukan, yaitu :

a. Memahami konflik yang tak terselesaikan

Memahami konflik bisa dilakukan dengan menganalisis perilaku

diri sendiri. Seperti: “Apa yang salah? Apakah satu atau lebih dari kita

menjadi bersaing? Apakah saya telah menggunakan cara yang tidak

tepat untuk situasi tersebut? Apakah kepentingan pribadi saya terlalu

besar?” Dengan menganalisis perilaku diri, individu menjadi lebih sadar

bagaimana dapat melanjutkan untuk meningkatkan kemampuan diri

dalam mengelola konflik dan lebih sadar bagaimana menangani

wilayah-wilayah yang tidak cocok dalam suatu hubungan.

b. Memaafkan

Merupakan hal yang penting memaafkan pihak dengan siapa

seseorang terlibat konflik, terutama jika yang bersangkutan adalah

seseorang yang sebagian besar adalah bagian hidup kita. Perbuatan

memaafkan terdiri dari menghilangkan perasaan dendam dan keinginan

untuk melakukan pembalasan. Perbuatan memaafkan meratakan jalan

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bagi rekonsiliasi, melalui mana seseorang dapat membangun kembali

kepercayaan dalam hubungan dan usaha menuju pemulihan.

Lulofs & Cahn (2000) menjelaskan bahwa perbuatan memaafkan

merupakan proses dimana seseorang meninggalkan perasaan dendam

dan keinginan untuk melakukan pembalasan terhadap orang lain.

Dengan beberapa kekecualian, perbuatan memaafkan tidak sama

dengan melupakan apa yang telah terjadi. Begitu pula perbuatan

memaafkan tidak sama dengan pemulihan dengan segera mengenai

kepercayaan. Perbuatan memaafkan secara umum dipahami sebagai

sebuah proses melalui mana manusia meneruskan dengan kehidupan

mereka setelah mengalami perasaan yang menyakitkan (Verderber et

al., 2007 dalam Budyatna & Ganiem, 2011).

2. Komunikasi

Komunikasi berperan penting dalam segala spek kehidupan

perkawinan. Peran terpenting komunikasi adalah untuk membangun

kedekatan dan keintiman dengan pasangan. Bila kedekatan dan

keintiman pasangan dapat senantiasa terjaga, maka hal tersebut

menandakan bahwa proses penyesuaian keduanya telah berlangsung

dengan baik. (Lestari, 2012)

3. Berbagi tugas rumah tangga

Dalam konsep perkawinan yang tradisional terdapat pembagian

tugas dan peran suami istri. Istri bertugas dalam hal urusan rumah

tangga dan pengasuhan, suami dalam hal mencari nafkah. Namun, saat

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ini banyak pasangan yang keduanya sama-sama bekerja. Hal ini

semakin mengaburkan pembagian tugas tradisional tersebut.

Kenyataan terus meningkatnya kecenderungan pasangan yang sama-

sama bekerja membutuhkan keluwesan dalam pembagian tugas rumah

tangga. Selain itu, kesadaran tentang pentingnya peran ayah dan ibu

dalam perkembangan anak juga mendorong keterlibatan pasangan

untuk bersama-sama dalam pengasuhan anak. Keberhasilan

membangun kebersamaan dalam pelaksanaan kewajiban keluarga

menjadi salah satu indikasi bagi keberhasilan penyesuaian.

Menurut Bramlett & Mosher, 2002 (dalam Papalia, 2008), orang-

orang yang taat beragama berkecenderungan lebih rendah mengalami

kegagalan pernikahan. Religiusitas mengandung arti ikatan yang harus

dipegang, dipatuhi dan diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan

manusia. Aktivitas beragama bukan hanya saat menjalankan perilaku ritual

(beribadah), tetapi juga saat melakukan aktivitas lain yang didorong oleh

kekuatan supranatural. Selain itu juga bukan hanya mengenai akitivitas

yang tampak oleh mata melainkan juga aktivitas yang tidak tampak dan

terjadi di dalam hati seseorang (Ancok dan Suroso, 2008 dalam Istiqomah,

2015).

Hawari, 1997 (dalam Istiqomah, 2015) menyatakan bahwa

perkawinan yang didasarkan pada ibadah dapat menjaga keselamatan

pernikahan. Keluarga yang tidak religius, yang komitmen agamanya lemah

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

serta keluarga yang tidak mempunyai komitmen agama memiliki resiko

terjadinya perpisahan maupun perceraian.

Menurut Olson & Olson (2000), keyakinan spiritual dapat

mendasari nilai-nilai dan perilaku individu dan pasangan. Keyakinan

spiritual mengacu pada relasi yang terjalin setiap orang dengan Tuhan,

sesama, dan diri sendiri. Olson & Olson (2000) menyatakan bahwa meski

spiritualitas merupakan urusan pribadi, namun berbagi iman keagamaan

dengan pasangan dapat memperkuat pernikahan.

Mahoney et al, 1999 (dalam Olson & Olson, 2000) menemukan

bahwa pasangan yang mengintegrasikan agama dalam pernikahan mereka

memiliki konflik pernikahan yang lebih sedikit dan merasakan manfaat

yang lebih banyak dari pernikahan. Olson & Olson (2000) menyatakan

bahwa keyakinan yang dimiliki dapat membimbing tindakan sehari-hari

yang berkaitan dengan moralitas, integritas, relasi, cinta, keuangan dan

sebagainya. Selain itu, berbagi hubungan spiritual dapat menjadi dasar

untuk bertumbuhnya relasi dalam pernikahan, bahkan meski mereka

memiliki pandangan agama yang berbeda merka masih dapat memiliki

komitmen. Olson & Olson (2000) juga menyatakan bahwa iman dan doa

dapat menjadi senjata yang ampuh saat seseorang mengalami krisis

emosional.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa sikap dan perilaku yang dikembangkan untuk membuat

pernikahan menjadi langgeng, yaitu:

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Adanya alasan pernikahan

2. Tujuan pernikahan

3. Adanya komitmen

4. Harapan-harapan realistis

5. Keluwesan

6. Komunikasi

7. Silang sengketa dan kompromi

8. Menyisihkan waktu untuk berduaan

9. Hubungan seks

10. Kemampuan menghadapi berbagai kesulitan.

11. Berbagi pertemanan dan cinta dengan pelbagai cara

12. Memperlakukan pasangan dengan baik dan hormat

13. Kedua pasangan saling melakukan bagiannya masing-masing

14. Penyesuaian diantara pasangan

15. Religiusitas

C. Kerangka Berpikir

Pernikahan merupakan dipersatukannya pria dan wanita menjadi

suami istri dengan adanya tujuan yang akan dicapai. Dalam pernikahan dapat

terjadi masalah. Masalah dan konflik dapat muncul dalam kehidupan

pernikahan. Hal tersebut ternyata dapat membuat dua orang yang telah bersatu

dalam ikatan pernikahan dapat melakukan perceraian.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perceraian tersebut terjadi dikarenakan berbagai konflik yang terjadi

dalam kehidupan rumah tangga. Ismail (2004) menyatakan terdapa tiga hal

yang menjadi penyebab masalah yang dihadapi oleh pasangan, yaitu : pertama,

tingkah laku atau perbuatan dari masing-masing pasangan. Kedua, kecurangan

atau ketidaksetiaan pasangan dan ketiga, menghabiskan banyak waktu di luar

rumah sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan

keluarga.

Meski banyak perceraian yang terjadi, namun ternyata masih ada

pasangan yang dapat mempertahankan pernikahan mereka hingga memasuki

masa akhir perkawinan. Pernikahan tidak lepas dari konflik. Banyak pasangan

yang tidak dapat mempertahankan perkawinan mereka yang disebabkan adanya

masalah yang terjadi. Namun juga masih ada pasangan yang dapat

mempertahankan komitmen mereka untuk tetap hidup bersama dalam ikatan

perkawinan hingga 40 tahun lebih. Pasangan tersebut mampu

mempertahankan kebersamaan dan mampu melewati masalah yang ada.

Pasangan tersebut memiliki faktor-faktor yang dapat membuat mereka tetap

hidup bersama meski mengalami berbagai masalah dan kesulitan dalam

kehidupan pernikahan mereka.

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari penjelasan diatas, dapat dibuat alur berpikir sebagai berikut.

Pernikahan

Konflik/ Masalah

Tetap hidup

Perceraian bersama

Faktor-faktor untuk tetap

hidup bersama hingga 40

tahun lebih

Skema 1. Alur Berpikir

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Menurut Creswell, 1998 ( dalam Herdiansyah, 2014) penelitian

kualitatif adalah suatu proses penelitian ilmiah yang bertujuan untuk

memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan

menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks, melaporkan pandangan

terperinci dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam setting yang

alamiah tanpa adanya intervensi apa pun dari peneliti. Melalui penelitian

kualitatif, peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami

dalam kehidupan sehari-hari (Rurchan, 1992 dalam Basrowi & Suwandi,

2008).

Penelitian mengenai pengalaman pernikahan pada pasangan dengan

usia pernikahan 40 tahun keatas ini menggunakan metode naratif. Peneliti

menggunakan metode naratif karena peneliti ingin mengetahui bagaimana

pasangan yang menikah lebih dari 40 tahun dapat tetap hidup bersama dengan

melihat di setiap tahap-tahap kehidupan pernikahan. Smith, 2006

menyatakan bahwa narasi merupakan interpretasi terorganisir mengenai

serangkaian kejadian. Dalam narasi terdapat penuturan yang mengandung tiga

komponen yaitu awal, tengah, dan akhir. Sebagai metode, naratif dimulai

dengan pengalaman-pengalaman yang diungkapkan dalam kehidupan dan

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

cerita setiap individu (Pinegar and Daynes, 2006 dalm Creswell, 2007).

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara semi

terstruktur dan direkam dengan alat perekam/recorder.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengalaman mempertahankan kebersamaan

dalam pernikahan hingga dapat memasuki usia pernikahan 40 tahun keatas.

Penelitian ini akan melihat faktor-faktor yang membuat pasangan dewasa

lanjut tetap hidup bersama dalam ikatan pernikahan selama 40 tahun lebih.

C. Subjek Penelitian

Subjek dipilih menggunakan purposive sampling karena sebelumnya

peneliti telah menentukan kriteria subjek penelitian yang sesuai dengan tujuan

penelitian (Herdiansyah, 2015). Berikut merupakan kriteria yang dibuat

peneliti untuk menjadikan informan sebagai subjek penelitian :

1. Subjek merupakan pasangan suami istri yang masih hidup bersama

2. Usia pernikahan adalah 40 tahun keatas

3. Subjek dalam kondisi sehat dan bisa diajak berkomunikasi

D. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Moleong, 2009). Dalam

konteks penelitian kualitatif, wawancara merupakan proses interaksi

komunikasi yang setidaknya dilakukan oleh dua orang, atas dasar

kesediaan dan dalam setting alamiah dengan pembicaraan yang mengarah

pada tujuan yang telah ditetapkan serta adanya kepercayaan sebagai

landasan dalam proses memahami (Herdiansyah, 2013). Peneliti memilih

metode wawancara agar dapat memperoleh dan menggali data secara

mendalam dari subjek.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara semi

terstruktur. Wawancara semi terstruktur menggunakan panduan

pertanyaan yang bersifat terbuka untuk mendapatkan data yang

mendalam. Peneliti memilih teknik ini karena wawancara semi terstruktur

dapat membuat peneliti fleksibel dalam mengembangkan pertanyaan

sesuai dengan respon yang diberikan oleh subjek.

Data wawancara akan direkam dengan alat perekam (recorder)

yang nantinya akan disalin dalam bentuk verbatim. Penggunaan alat

perekam untuk memudahkan peneliti dalam mengambil data agar tidaka

ada data yang terlewatkan dan untuk membantu peneliti fokus dalam

proses wawancara.

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 1

Panduan Pertanyaan

Stage 1 : Married couples (belum memiliki anak)

Apa saja yang terjadi di awal pernikahan Anda sebelum Anda memiliki anak?

Stage 2 : Childbearing families (anak pertama berusia hingga 30 bulan)

Apa saja yang terjadi dalam pernikahan Anda setelah anak pertama Anda lahir?

Stage 3 : Families with preschool children (anak pertama berusia 2,5 – 6

tahun)

Apa saja yang terjadi dalam pernikahan Anda saat itu?

Stage 4 : Families with school children (anak pertama berusia 6 – 13 tahun)

Apa saja yang terjadi dalam pernikahan Anda saat itu?

Stage 5 : Families with teenagers (anak pertama berusia 13 – 20 tahun)

Apa saja yang terjadi dalam pernikahan Anda saat itu?

Stage 6 : Families launching young adults (dimulai saat anak pertama

meninggalkan rumah dan berakhir saat anak terakhir meninggalkan rumah)

Apa saja yang terjadi dalam pernikahan Anda saat itu?

Stage 7 : Midle-aged parents (dimulai dengan empty nest dan berakhir saat

dimulainya masa pensiun)

Apa saja yang terjadi dalam pernikahan Anda saat itu?

Stage 8 : Aging Family (dimulai saat masa pensiun dan berakhir ketika

mereka meninggal)

Apa saja yang terjadi dalam pernikahan Anda?

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Prosedur Pengumpulan Data

Analisis data menurut Clandinin dan Connelly, 2000 (dalam Cresswell,

2007) yaitu :

1. Menentukan apakah masalah penelitian sudah sesuai untuk penelitian

naratif. Penelitian naratif baik untuk menangkap cerita dengan detail atau

pengalaman hidup dari kehidupan tunggal atau kehidupan dengan

individu yang sedikit.

2. Memilih satu atau lebih individu yang memiliki cerita atau pengalaman

untuk diceritakan dan bersedia menghabiskan banyak waktu untuk

melakukan pertemuan.

3. Mengumpulkan informasi tentang konteks dari cerita. Penelitian naratif

menempatkan cerita individu dalam pengalaman persoanl (pekerjaan

mereka, rumah mereka), budaya mereka (ras atau etnis), sejarah mereka

(waktu dan tempat).

4. Menganalisis cerita informan dan kemudian merestore atau membawa

cerita tersebut ke dalam framework yang sesuai. Restorying adalah proses

reorganisasi cerita ke dalam jenis umum dari kerangka. Framework ini

terdiri dari pengumpulan cerita, menganalisis cerita untuk kunci elemen-

elemen dari cerita (seperti waktu, tempat, plot, dan scene/ adegan), dan

kemudian menulis kembali cerita tersebut untuk dimasukkan dalam

urutan kronologisnya.

5. Berkolaborasi dengan informan dengan secara aktif melibatkan informan

dalam penelitian.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 2

Keterangan Koding

Kode Faktor-faktor kebersamaan pernikahan

Stage 1
- A - Alasan menikah
- T1 - Tujuan pernikahan
- ko1 - Adanya komitmen
- hr1 - Harapan-harapan realistis
- kl1 - Keluwesan
- km1 - Komunikasi
- sk1 - Silang sengketa dan kompromi
- wb1 - Menyisihkan waktu untuk berduaan
- hs1 - Hubungan seks
- mk1 - Kemampuan menghadapi berbagai kesulitan.
- pc1 - Berbagi pertemanan dan cinta dengan
pelbagai cara
- bh1 - Memperlakukan pasangan dengan baik dan
hormat
- mb1 - Kedua pasangan saling melakukan bagiannya
masing-masing
- py1 - Penyesuaian diantara pasangan
- rg1 - Religiusitas

(*) Nomor sesuai dengan stage/ tahapan yang ada.

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah member

checking. Member checking merupakan pengecekan kembali data pada subjek

penelitian yang bersangkutan untuk mengecek kebenaran data dan

intepretasinya (Moleong, 2009).

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Proses Pengambilan Data

1. Proses Penelitian

Dalam penelitian ini, informan yang menjadi responden berjumlah

dua pasang suami istri dengan jumlah dua suami dan dua istri. Dua

pasangan ini merupakan pasangan yang telah menikah lebih dari 40 tahun

usia pernikahan.

Sebelum melakukan wawancara dengan informan, peneliti

melakukan tryout pada seorang suami yang bukan merupakan informan

dengan kriteria yang ada pada penilitian ini. Setelah pengambilan data

tryout, peneliti mendiskusikan dengan dosen pembimbing untuk

mempelajari teknik wawancara dan cara menggali data yang diperlukan.

Kemudian sebelum memilih pasangan untuk dijadikan informan, peneliti

mencari pasangan yang memenuhi kriteria. Peneliti sempat mengalami

kendala dalam proses pencarian informan dikarenakan kriteria informan

yang dicari adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama lebih

dari empat puluh tahun dan keduanya masih sehat dan bersedia untuk

diwawancara. Peneliti juga pergi ke sebuah desa dan bertanya kepada

kepala dusun untuk mengetahui keberadaan pasangan yang menikah lebih

dari 40 tahun usia pernikahan namun kepala dukuh mengatakan bahwa

tidak ada pasangan denga kriteria tersebut.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada akhirnya peneliti mendapatkan 2 pasang informan yang

bersedia untuk diwawancara. Sebelum melakukan proses wawancara,

peneliti menanyakan kesediaan informan untuk menjadi responden dalam

penelitian ini (informed consent). Dalam informed consent tersebut peneliti

menjelaskan kepada setiap informan mengenai tujuan penelitian, proses

wawancara, hal-hal yang mungkin akan terjadi dalam proses wawancara

yang dapat mengganggu informan, dan penggunaan alat perekam saat

berlangsungnya wawancara. Peneliti juga menjelaskan kepada informan

mengenai kerahasiaan data diri informan. Setelah peneliti membuat janji

untuk wawancara pada waktu dan tempat yang telah disepakati. Proses

wawancara dilakukan di rumah setiap informan. Hasil wawancara direkam

denganrecorder setelah sebelumnya meminta ijin pada informan. Peneliti

menjelasakan bahwa hasil wawancara bersifat rahasia dan hanya dapat

dilihat oleh beberapa orang yang berkepentingan dalam penelitian ini.

Hasil wawancara didengarkan dengan seksama oleh peneliti dan

disalin dalam bentuk verbatim. Hal ini bertujuan agar data yang didapat

dari informan tidak berubah dan sesuai dengan maksud informan.

Kemudian peneliti mengolah data tersebut untuk mengetahui faktor-faktor

apa saja yang muncul dari pengalaman informan yang membuat pasangan

yang telah menikah lebih dari 40 tahun tetap hidup bersama.

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Proses Pengambilan Data

Proses pengambilan data dilakukan secara individual pada waktu

dan tempat yang telah disepakati bersama dengan informan. Hal ini

menyebabkan waktu dan tempat pengambilan data berbeda-beda.

Wawancara pada suami 1 dilakukan pada Jumat, 20 November 2015 pukul

12.00 hingga pukul 13.19 WIB. Wawancara pada istri 1 dilaksanakan pada

hari Rabu, 25 November 2015 pukul 11.42 hingga pukul 12.22 WIB. Pada

suami 2, wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 5 Desember 2015 pukul

18.50 hingga 19.51 WIB dan wawancara istri 2 dilakukan pada hari Kamis,

19 November 2015 pukul 16.00 hingga 16.58 WIB. Semua wawancara

dilaksanakan di rumah masing-masing informan.Sebelum memulai

wawancara peneliti kembali menjelaskan mengenai proses wawancara yang

akan dilakukan dan meminta ijin pada informan untuk merekam hasil

wawancara pada recorder. Peneliti juga memberikan informed consent

pada informan. Apabila informan menyetujui,informan diminta untuk tanda

tanga sebagai bentuk kesediaan menjadi informan.

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Identitas Informan

Berikut ini adalah profil dari kedua pasangan suami istri dan anak yang

terlibat di dalam penelitian ini :

Table. 3.1 (Pasangan 1)

Suami 1 Istri 1

Jenis kelamin Laki - laki perempuan

Tanggal lahir 02 Agustus 1942 17 Mei 1948

Usia 73 th 68 th

Tanggal menikah 02 Agustus 1971 02 Agustus 1971

Usia Pernikahan 44 th 44 th

Agama Kristen Kristen

Suku Jawa Jawa

Pekerjaan Petani Ibu rumah tangga

Table 3.2 (Anak)

Anak ke- 1 Anak ke- 2 Anak ke- 3

Jenis kelamin Laki - laki perempuan Laki - laki

Usia 43 th 40 th 34 th

Istri gembala
Pekerjaan Sopir sales
gereja

Status menikah menikah menikah

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Table 3.3 (Pasangan 2)

Suami 2 Istri 2

Jenis kelamin Laki – laki perempuan

Tanggal lahir 18 Desember 1954 15 April 1956

Usia 61 th 60 th

Tanggal menikah 10 Maret 1975 10 Maret 1975

Usia pernikahan 41 th 41 TH

Agama Kristen Kristen

Suku Jawa – Tionghoa Jawa

Pekerjaan Karyawan Ibu rumah tangga

Table 3.4 (Anak)

Ke- 1 Ke- 2 Ke- 3

Jenis kelamin Laki – laki Perembuat Perempuan

Usia 40 th 37 th 34 th

Pekerjaan wiraswasta wiraswasta wiraswasta

Status Menikah Menikah Menikah

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Hasil Penelitian

1. Latar Belakang Informan

a. Pasangan 1

Pasangan 1 adalah pasangan bersuku jawa yang beragama Kristen.

Pasangan ini menikah pada 2 Agustus 1971 yang pada saat ini telah

memasuki usia pernikahan 44 tahun. Suami 1 lahir pada 2 Agustus

1942 yang berusia 73 tahun. Sedangkan istri 1lahir pada 17 Mei 1948

dan berusia 68 tahun. Suami 1 bekerja sebagai petani dan saat ini masih

bekerja. Sedangkan istri 1 adalah seorang ibu rumah tangga. Pasangan 1

ini aktif dalam kegiatan gereja. Pasangan ini memiliki 3 orang anak

yang semuanya telah menikah. Anak pertama adalah laki-laki berusia

43 tahun dan bekerja sebagai sopir. Anak kedua seorang perempuan

berusia 40 tahun yang merupakan istri dari pendeta di suatu gereja.

Anak ketiga adalah laki-laki berusia 34 tahun bekerja sebagai sales.

Pasangan 1 saat ini tinggal satu rumah dengan anak pertamanya.

b. Pasangan 2

Pasangan 2 adalah pasangan berbeda suku. Suami 2 lahir pada 18

Desember 1954 yang saat ini berusia 61 tahun dan beretnis Tionghoa.

Istri 2 lahir pada 15 April 1956 berusia 60 tahun bersuku Jawa.

Pasangan ini menikah pada 10 Maret 1975 yang telah memasuki 41

tahun usi pernikahan. Pasangan ini tidak hanya berbeda suku namun

juga sempat mengalami kehidupan beda agama. Hingga pada akhirnya

Istri 2 memutuskan untuk menganut agama yang sama dengan suami.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pasangan ini memiliki 3 orang anak yang semuanya telah menikah.

Anak pertama adalah pria berusia 40 tahun dengan pekerjaan

wiraswasta. Anak kedua adalah perempuan berusia 37 tahun dan

bekerja sebagai wiraswasta. Anak ketiga adalah perempuan 34 tahun

dan bekerja sebagai wiraswasta. Saat ini pasangan 2 tinggal satu rumah

dengan anak keduanya beserta dua cucunya.

2. Pengalaman Pernikahan

a. Pasangan 1

Pada masa awal pernikahan, suami 1 dan istri 1 memiliki alasan

dalam melakukan pernikahan. Suami 1 dan istri 1 memiliki alasan yang

berbeda. Alasan suami 1 menikah karena rasa suka dan memiliki agama

yang sama, sedangkan alasan istri 1 menikah yaitu karena merasa telah

memiliki usia yang cukup untuk menikah. Pada awal pernikahan,

pasangan 1 telah memiliki tujuan. Suami 1 dan istri 1 memiliki kesamaan

tujuan yaitu untuk memilki teman hidup di hari tua. Pada masa ini

pasangan 1 mengalami kesulitan ekonomi. Suami 1 mengatasi masalah

tersebut dengan melakukan beberapa pekerjaan. Hal ini menunjukkan

bahwa suami 1 memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah. Selain

itu suami 1 memilih untuk bersyukur ketika menghadapi permasalahan.

Pada masa awal pernikahan, pasangan 1 melakukan pembagian tugas

dalam rumah tangga. pada masa ini pasangan 1 melakukan penyesuaian

satu dengan yang lain untuk menjaga kerukunan. Bagi suami 1, pada

masa ini kehidupan pernikahan mereka rukun karena mereka saling

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengenal satu sama lain. Sedangkan menurut istri, pernikahan mereka

rukun karena saling percaya dan mau menerima apa adanya.

Pada stage 2 yaitu masa dimana anak pertama lahir, pasangan 1

memiliki tujuan pernikahan yang berfokus pada anak. Suami 1 memiliki

tujuan baru yaitu merawat anak. Sedangkan istri 1 tidak memiliki

perubahan tujuan dalam pernikahan. Pada stage 1, tujuan istri 1 dalam

hal keturunan tercapai di stage 2 dan istri 1 menyatakan bahwa tujuannya

tidak berubah. Pada stage 2 terlihat komitmen yang ada pada pasangan 1.

Dalam hal komitmen, bagi suami 1 pasangan adalah pemberian Tuhan

sedangkan bagi istri 1 pasangan adalah satu untuk selamanya. Pada stage

1 pasangan ini melakukan pembagian tugas dalam rumah tangga dan di

stage 2 terlihat bahwa istri 1 memiliki komitmen dalam melakukan

tugasnya. Ketika pasangan 1 berselisih, mereka tetap menjalin

komunikasi dengan mengingatkan untuk saling sabar. Ketika berselisih,

pasangan ini berusaha menyelesaikan perselisihan tersebut yaitu dengan

mengingatkan untuk saling sabar ataupun saling diam dan berefleksi serta

berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan. Hadirnya anak dalam

perkawinan mereka membuat suami 1 dan istri 1tidak tidur satu ranjang

namun istri 1 menyatakan bahwa mereka tetap melakukan hubungan

seks. Pasangan 1 memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah

yang muncul dalam perkawinan mereka. Pada stage 2, istri 1 mengalami

ketidakcocokkan dengan mertua. Suami 1 berusaha menyelesaikan

masalah tersebut dengan bersikap netral. Suami 1 juga bersikap sabar

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk membuat istri 1 mau menerima mertua dan istri 1 pun mau

menerima kesalahan mertua. Pasangan 1 memiliki kebersamaan serta

memiliki kekompakan dalam menghadapi masalah yang ada.

Pada stage 3 yaitu saat anak pertama berusia 2,5 hingga 6 tahun,

pasangan ini saling melakukan bagiannya masing-masing. Pembagian

tugas dan peran yang dilakukan diawal menikah, dapat mereka lakukan

hingga memasuki stage 3. Pasangan 1 dapat menjalankan keputusan yang

telah mereka buat diawal pernikahan mereka. Pada masa ini, pasangan 1

masih menghadapi masalah ekonomi. Suami 1 memiliki harapan yang

realistis dalam menghadapi masalah yaitu dengan kesederhanaan

keinginan. Suami 1 juga menghadapinya dengan berdoa.

Stage 4 merupakan tahap ketika anak pertama berusia 6 hingga 13

tahun. Pada tahap ini,suami 1 memiliki tujuan baru dalam pernikahan

yaitu ingin membentuk keluarga yang dapat menjadi contoh. Di awal

menikah, istri 1 menikah dikarenakan usia yang telah cukup untuk

melakukan pernikahan. Meski istri 1 menikah karena usia, namun istri 1

memiliki komitmen untuk tetap bersama dengan suami. Bahkan saat

mengalami masalah dengan mertua, istri 1 tidak membiarkan sang

mertua pergi dari rumah. Alasan istri 1 mau merawat mertuanya karena

rasa sayangnya kepada suami 1. Hal ini menunjukkan bahwa alasan

menikah bukan merupakan faktor yang dapat membuat istri 1 tetap hidup

bersama dengan suami 1 dalam ikatan perkawinan. Pada tahap ini ketika

pasangan 1 menghadapi perselisihan, pasangan 1 tetap menggunakan

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

cara yang sama seperti sebelumnya dalam menyelesaikan perselisihan.

Pasangan 1 menyelesaikan perselisihan dengan saling diam. Sedangkan

ketika menghadapi masalah dalam kehidupan pernikahan mereka,

pasangan 1 mampu bekerjasama dalam mengatasinya. Saat menghadapi

masalah ekonomi, suami 1 bekerja dan istri 1 menyesuaikan pengeluaran

dan bukan menuntut naiknya pendapatan. Religiusitas yang dimiliki

pasangan 1 membuat pasangan dapat menghadapi masalah yang ada.

Selain itu, pada tahap ini pasangan 1 dapat tetap menjaga kebersamaan

karena pasangan 1 melakukan penyesuaian dengan saling menerima satu

sama lain.

Pada stage 5 yaitu tahap ketika anak pertama berusia 13 hingga 20

tahun, religiusitas yang dimiliki pasangan 1 membuat pasangan 1

memiliki kebersamaan dalam melakukan kegiatan keagamaan.

Religiusitas ini membantu pasangan 1 dalam menyelesaikan

permasalahan yang terjadi. Selain itu, pada tahap ini suami 1

memperlakukan pasangan dengan baik dan hormat dengan membalas

pengorbanan istri 1. Dalam menghadapi kesulitan yang terjadi, suami 1

mampu menghadapinya dengan menerima ketidakmampuan yang

dimiliki.

Stage 6 merupakan tahap ketika anak pertama meninggalkan

rumah dan berakhir ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Saat ini,

pasangan 1 berada pada tahap ini. Pada stage 6, suami 1 dan istri

memiliki tujuan yang sama dalam pernikahan mereka. Tujuan mereka

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berfokus pada anak. pasangan 1 memiliki tujuan yaitu menuntun anak-

anak mereka untuk hidup dekat dengan Tuhan. Pada stage 2, pasangan 1

memiliki kesamaan tujuan dalam hal anak dan pada stage ini, anak masih

menjadi tujuan dalam pernikahan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa

hadirnya anak dalam pernikahan dapat membuat pasangan memiliki

kesamaan tujuan serta membuat pasangan memiliki tujuan jangka

panjang yang membuat mereka memiliki kebersamaan untuk meraih

tujuan tersebut dalam kehidupan pernikahan. Selain itu juga terlihat

bahwa pasangan 1 melibatkan religiusitas mereka kedalam tujuan

mereka.Pasangan 1 dapat tetap bersama karena dapat berkomunikasi

dengan baik. Ketika istri 1 merasa sedih, maka suami 1 berusaha

memberikan pengertian dan penjelasan mengenai keadan yang terjadi.

Pada stage ini, juga terlihat lagi kemampuan pasangan 1 dalam

menghadapi kesulitan. Pasangan 1 memiliki kesepakatan dalam

menghadapi masalah. hal ini menunjukkan bahwa hingga memasuki usia

pernikahan lebih dari 40 tahun, pasangan 1 tetap menghadapi bersama

masalah yang terjadi. Jika pada tahap 5 suami 1 memperlakukan istri

dengan baik dan hormat dengan adanya usaha untuk membalas

pengorbanan istri, suami 1 tetap melakukannya hingga saat ini pada stage

6.

Memperlakukan pasangan dengan baik dan hormat dilakukan oleh

kedua belah pihak. Suami 1 berusaha untuk membalas pengorbanan sang

istri, namun istri 1 juga berusaha untuk membahagiakan suami.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sedangkan dalam melakukan tugas dan peran dalam rumah tangga,

suami 1 menunjukkan bahwa dirinya mampu melakukan tugas tersebut.

Suami 1 membimbing istri dengan sabar. Ketika suami 1 mampu

melakukan tugasnya, istri 1 menganggap hal tersebut sebagai suatu

kelebihan. pasangan 1 pernah mengalami kebosanan terhadap pasangan.

Suami 1 dan istri 1 menghadapi hal tersebut dengan komitmen yang

mereka miliki.

b. Pasangan 2

Pada masa awal pernikahan, suami 2 dan istri 2 menikah karena

cinta. Selain karena cinta, alasan suami 2 menikah karena menemukan

orang yang dapat mendampinginya. Pada stage 1 yaitu masa ketika

pasangan 2 belum memiliki anak, suami 2 dan istri 2 memiliki tujuan

yang sama dalam pernikahan mereka yaitu mendapatkan kebahagiaan.

Namun tujuan yang dimiliki istri 2 tidak hanya untuk mendapatkan

kebahagian. Istri 2 juga memiliki tujuan yang lain dalam hal ekonomi

yaitu untuk dapat bekerja dan mendapatkan uang.Meski memiliki tujuan

yang lain, namun pasangan 2 memiliki tujuan yang sama yang ingin

diraih. Ketika terjadi perselisihan, pasangan 2 tetap menjalin komunikasi.

Ketika berselisih, salah satu diantara mereka memiliki memulai

pembicaraan terlebih dahulu. Pasangan 2 memiliki perbedaan dalam

beragama. Keluwesan pada pasangan ini tampak dengan adanya toleransi

beragama. Hal ini menunjukkan bahwa pasangan 2 memiliki kemauan

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk menerima perbedaan yang ada. Pasangan ini juga melakukan

penyesuaian dengan berusaha untuk saling mengerti.

Pada stage 2 yaitu ketika pasangan 2 telah memiliki anak, istri 2

memiliki tujuan yang baru yaitu merawat dan membesarkan anak. pada

tahap ini, pasangan 2 memiliki komitmen. Komitmen membuat pasangan

2 tetap bersama meskipun sedang menghadapi masalah. pasangan 2

memiliki komitmen untuk berjuang dan meraih keberhasilan bersama-

sama. komitmen dalam menjalankan keputusan juga terlihat pada tahap

ini. Di awal menikah, pasangan 2 memiliki kesediaan untuk menjalankan

pernikahan beda agama, dan pada tahap ini keputusan tersebut tetap

dilakukan oleh suami 2 dengan memberikan kebebasan pada anak untuk

memilih agamanya sendiri pada saatnya. Hal ini menunjukkan bahwa

keluwesan tidak hanya terjadi antara suami istri saja.komitmen juga

dimiliki oleh istri 2 yaitu dengan memiliki kemauan untuk berkorban.

sedangkan komitmen pada suami 2 terlihat dengan adanya kemauan

untuk menyelesaikan masalah. komitmen yang dimiliki membuat suami 2

mampu melakukan tugasnya dalam rumah tangga yaitu adanya tanggung

jawab yang dimiliki suami 2 sebagai kepala rumah tangga. ketika

menghadapi kebangkrutan, istri 2 juga tetap melakukan bagiannya yaitu

dengan mau menerima pasangannya apa adanya. Suami 2

memperlakukan pasangan dengan baik dengan adanya kemauan untuk

menghargai barang berharga milik istri.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada stage 3 ketika anak pertama berusia 2,5 higga 6 tahun, suami

2 memiliki tujuan yaitu berjuang dan bangkit dari masalah serta

membesarkan anak. pada masa ini pasangan 2 juga memiliki komitmen,

masalah yang ada membuat mereka semakin menjaga komitmen. Pada

tahap ini terjadi perubahan agama oleh istri 2 sehingga pasangan2 tidak

lagi berbeda agama. Perubahan ini membuat mereka menghadapi

bersama. Pasangan ini mampu mengatasi persilisihan yang terjadi. Ketika

terjadi perselisihan, pasangan memilih untuk saling diam. Pasangan 2

tidak membiarkan perselisihan terjadi dalam waktu yang lama sehingga

tidak mengganggu kebersamaan mereka. Pasangan ini memiliki

kesepakatan bahwa perselisihan harus segera diselesaikan dan tidak

dibiarkan berkepanjangan. Pasangan 2 juga mampu menghadapi

kesulitan yang ada. Masalah yang ada membuat mereka semakin dalam

kebersamaan. Mereka berusaha bangkit bersama-sama. hal ini

menunjukkan bahwa masalah yang terjadi tidak membuat mereka

semakin jauh melainkan membuat pasangan 2 semakin dekat. Hal ini

juga menunjukkan bahwa pasangan 2 mampu bekerja sama dengan baik.

Selain itu, masalah yang terjadi juga mempengaruhi religiusitas suami 2.

Stage 4 merupakan tahap yang terjadi ketika anak pertama berusia

6 hingga 13 tahun. Pada masa ini pasangan 2 masih berjuang untuk

bangkit dari kebangkrutan. Pada tahap ini komitmen mereka pun terlihat.

Hal ini menunjukkan bahwa komitmen dapat membuat pasangan 2 tetap

bersama meski menghadapi masalah yang terjadi. Istri 2 mampu

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menghadapi kesulitan yang terjadi dan memilih bertahan dalam tekanan.

Istri 2 bersedia untuk menghadapi kesulitan yang ada bersama-sama

dengan suami 2. Istri 2 pun juga memiliki keluwesan yaitu mau

membantu pekerjaan suami. Di awal pernikahan, alasan istri 2 menikah

adalah karena mencintai suami 2 dan hal ini terlihat dalam fase-fase

pernikahan hingga memasuki tahap 4 ini. Komitmen juga dapat membuat

seseorang mau melakukan tugas dan tanggungjawabnya. Suami 2 berasal

dari keluarga kaya namun suami 2 mau bekerja dengan orang lain saat

bangkrut karena memiliki tanggungjawab sebagai kepala keluarga.

Seperti tahap sebelumnya, pada tahap ini pun pasangan 2 mampu

menyelesaikan perselisihan yang terjadi. Kebersamaan pasangan 2 dapat

tetap terjaga karena pasangan ini mau melakukan kesepakatan yang

dibuat yaitu sepakat untuk tidak membiarkan perselisihan berlangsung

lama.

Pada stage 5 yaitu ketika anak pertama berusia 13 hingga 20 tahun,

suami 2 kembali memiliki tujuan yang sama seperti pada stage 3 yaitu

tujuan yang berfokus pada anak. Suami 2 ingin membesarkan anak

hingga berhasil. Dalam hal komunikasi, meski di tahap-tahap

sebelumnya, pasangan menyelesaikan perselisihan dengan diam, namun

pasangan 2 saling terbuka. Pada tahap ini, pasangan 2 masih menghadapi

kebangkrutan. Pasangan 2 berjuang untuk bangkit dari kebangkrutan

dalam waktu yang lama yaitu dari stage 2 hingga stage 5. Dapat terlihat

bahwa pasangan ini tetap dapat menjaga kebersamaan mereka bahkan

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mereka mampu bekerjasama dalam menghadapi masalah. Alasan

pasangan 2 menikah karena cinta pun dapat terlihat pada tahap-tahap

yang ada. Di awal pernikahan, alasan suami 2 menikah selain karena

cinta juga karena merasa menemukan orang yang tepat untuk

mendampinginya juga terlihat hingga memasuki stage 5.

Stage 6 merupakan tahap ketika anak pertama meninggalkan

rumah dan berakhir saat anak terakhir meninggalkan rumah. Pasangan 2

saat ini berada pada stage 6. Pada masa ini suami 2 dan istri 2 memiliki

tujuan yang sama yang berfokus pada anak yaitu ingin membuat anak-

anak mereka memiliki kehidupan yang lebih baik. Pasangan ini juga

memiliki tujuan yang sama dengan tujuan diawal pernikahan pada stage

1 yaitu untuk mendapatkan kebahagiaan. Istri 2 juga ingin memiliki

pernikahan yang langgeng bahkan ingin meninggal bersama dengan

suami 2. Hal ini menunjukkan bahwa masalah dan kesulitan yang terjadi

tidak membuat pasangan ini semakin menjauh namun melalui masalah

yang terjadi pasangan dapat melewatinya dalam kebersamaan. Pasangan

ini melibatkan Tuhan dalam menghadapi masalah. religiusitas pasanga 2

pun juga digunakan untuk mencapai tujuan yang dimiliki. Pasangan 2

juga memperlakukan pasangan mereka dengan baik dan hormat. Istri

2berusaha untuk menghibur suami ketika merasa sedih saat menantu

meninggal. Memperlakukan pasangan dengan baik dan hormat juga

terlihat pada suami 2. Pada masa ini, suami 2 berusaha untuk membalas

pengorbanan sang istri di masa sebelumnya.

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pasangan 2 sempat berada pada stage 7 yaitu masa ketika mereka

kembali hidup berdua. Pasangan 2 berada padastage 7 hanya sementara

kemudian kembali ke stage 6 karena meninggalnya menantu mereka

sehingga anak mereka kembali hidup bersama dengan pasangan 2. Pada

stage 7 suami 2 merasa lebih dekat dengan istri 2. Kembali hidup berdua

juga membuat pasangan ini dapat melakukan kegiatan bersama.

Tabel 5
Ringkasan Hasil Penelitian Kedua Pasangan

Stage Faktor-faktor kebersamaan Keterangan


dalam pernikahan
Stage 1: - Alasan menikah - Karena cinta
Married
Couples - Tujuan pernikahan - Mendapat kebahagiaan
(belum
memiliki anak) - Kemampuan menghadapi - Tidak mengeluh
berbagai kesulitan

- Kedua pasangan saling - Adanya pembagian


melakukan bagiannya masing- tugas dan peran
masing

- Penyesuaian diantara pasangan - Saling mengerti

Stage 2: - Tujuan pernikahan - Merawat anak


Childbearing
Families - Adanya komitmen - Komitmen dalam
(anak pertama melakukan peran
berusia hingga - Mau berkorban
30 bulan)
- Kemampuan menghadapi - Mau menerima realita
berbagai kesulitan - Mau berkorban

- Kedua pasangan saling - Menyadari dan


melakukan bagiannya masing- memahami peran yang
masing dimiliki

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

- Religiusitas - Mengandalkan Tuhan


dalam kehidupan

Stage 3: - Religiusitas - Masalah membuat


Families with dekat dengan Tuhan
preschool
children
(anak pertama
berusia 2,5 – 6
tahun)
Stage 4 : - Adanya komitmen - Komitmen untuk tetap
Families with bersama
school children
(anak pertama - Komunikasi - Memberikan
berusia 6 – 13 penjelasan saat
tahun) berselisih
- Diam untuk
menyelesaikan
perselisihan

- Silang sengketa dan kompromi - Memberikan


penjelasan saat
berselisih
- Pertengkaran
diselesaikan dengan
diam

- Adanya penyesuaian diantara - Saling menerima


pasangan

- Religiusitas - Menjadikan Tuhan


sebagai sumber
pertolongan

Stage 5 : - Kemampuan menghadapi - Mau menerima realita


Families with berbagai kesulitan
teenagers
(anak pertama
berusia 13 – 20
tahun)
Stage 6 : - Tujuan pernikahan - Mendidik anak
Families - Ingin tetap bersama
launching pasangan
young adults
(dimulai saat - Komunikasi - Menghibur pasangan
anak pertama saat pasangan sedih

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meninggalkan
rumah dan - Kemampuan menghadapi - Memiliki kesepakatan
berakhir saat berbagai kesulitan bersama
anak terakhir - Mau menerima
meninggalkan kenyataan
rumah)
- Memperlakukan pasangan - Berusaha
dengan baik dan hormat membahagiakan
pasangan
- Membalas
pengorbanan pasangan

- Religiusitas - Bersyukur
- Berdoa
Lain-lain - Adanya komitmen - Adanya komitmen
untuk menyelesaikan
masalah
- Adanya kesetiaan pada
pasangan
- Adanya komitmen
dalam menjalankan
peran

- Komunikasi - Menyelesaikan
perselisihan dengan
diam

- Silang sengketa dan kompromi - Mau menerima saran


dari pasangan
- Menyelesaikan
perselisihan dengan
diam
- Berusaha tidak berpikir
negatif pada pasangan
- Mengalah

- Kemampuan menghadapi - Menerima realitas


berbagai kesulitan kehidupan
- Tidak menganggap
masalah sebagai hal
yang berat

- Memperlakukan pasangan - Berusaha


dengan baik dan hormat membahagiakan
pasangan

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

- Mengalah pada
pasangan

- Kedua pasangan saling - Menjalankan peran dan


melakukan bagiannya masing- tugas yang dimiliki
masing dengan
bertanggungjawab

c. Pengalaman Pernikahan Kedua Pasangan

Berdasarkan hasil penelitian, pada stage 1 kedua pasangan memiliki

alasan yang membuat mereka menikah. Pasangan 1 memiliki alasan

menikah yang berbeda sedangkan pasangan 2 memiliki kesamaan alasan

menikah. Pada pasangan 1, alasan menikah yang berbeda tidak

mempengaruhi kebersamaan mereka dalam menjalani pernikahan. Hal ini

dikarenakan pasangan saling melakukan penyesuaian seperti saling

mengerti, saling mengenal, dan mau menerima apa adanya. Pada stage 1,

kedua pasangan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Meski ada tujuan

yang berbeda, namun masing-masing pasangan juga memiliki tujuan

yang sama. Kesamaan tujuan juga terlihat pada stage 2 dan 6. Pada stage

2 dan 6, kedua pasangan memiliki tujuan yang berfokus pada anak.

Tujuan yang sama membuat pasangan memiliki kebersamaan untuk

mencapai tujuan tersebut. Bahkan memiliki tujuan yang sama dengan

pasangan dapat membuat pasangan bekerjasama.

Kedua pasangan juga mampu melewati berbagai masalah yang ada

hingga pernikahan mereka masuk pada stage 6. Kedua pasangan

memiliki kemampuan dalam menghadapi kesulitan yang ada. Dapat

terlihat bahwa disetiap stage, pasangan menghadapi masalah dan

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesulitan. Pasangan 1 dan 2 mereka memiliki kemauan untuk

menghadapi masalah bahkan mereka berjuang bersama untuk mengatasi

masalah dan kesulitan yang muncul. Masalah membuat pasangan

semakin dalam kebersamaan karena membuat kedua pasangan

menyelesaikan masalah bersama-sama. selain itu, terdapat komitmen

dalam menjalani kehidupan pernikahan. Komitmen membuat istri 1 dan

istri 2 melakukan pengorbanan untuk menyelesaikan masalah. hal ini

menunjukkan bahwa komitmen yang ada dalam pernikahan mampu

membuat seseorang menyelesaikan masalah yang terjadi. Suami 1 dan

suami 2 memperlakukan pasangan mereka dengan baik dan hormat.

Suami 1 dan 2 berusaha membalas pengorbanan sang istri. Suami 1

berusaha membalas pengorbanan istri pada stage 5 dan suami 2 pada

stage 6. Religiusitas yang dimilki pasangan juga membantu pasangan

dalam menghadapi masalah yang terjadi. Religiusitas ini terlihat dalam

perilaku berdoa dan juga mengandalkan Tuhan. Pasangan juga mampu

mengatasi perselisihan yang terjadi diantara mereka di setiap stage.

Kedua pasangan memiliki cara menyelesaiakan perselisihan yang terjadi.

Gaya penyelesaian perselisihan terlihat dari stage-stage yang ada. Kedua

pasangan memiliki cara penyelesaian yang sama ketika berselisih yaitu

mereka memilih untuk saling diam. Meski memilih saling diam, namun

kedua pasangan sama-sama memiliki keterbukaan dengan berusaha

memberikan penjelasan ataupun pengertian. Pasangan yang menikah

lebiha dari 40 tahun ini mampu menjalin komunikasi dengan baik

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahkan disaat mereka sedang berselisih. Menjalin komunikasi dengan

baik membuat pasangan dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi

dan tidak membuat perselisihan terjadi dalam waktu yang lama. Pada

stage 1 pasangan 1 dan 2 melakukan penyesuaian diantara pasangan

sehingga membuat pernikahan mereka tetap rukun.

Pada stage 2, selain pasangan memiliki tujuan yang sama yang

berfokus pada anak, pasangan juga memiliki kesediaan untuk

menyelesaikan masalah. Kedua pasangan mau menghadapi masalah yang

ada. Di stage-stage yang ada terlihat bahwa pasangan memiliki

komitmen. Komitmen yang dimiliki membuat pasangan menyelesaikan

masalah yang ada, mau melakukan pengorbanan, membuat pasangan

melakukan kewajiban-kewajiban yang dimiliki, serta membuat mereka

mau bertahan dengan pasangan meski menghadapi berbagai masalah dan

kesulitan. Selain itu, religiusitas juga membuat pasangan melakukan

kegiatan bersama-sama. Religiusitas yang dimiliki membantu pasangan

menyelesaikan masalah bahkan membuat mereka memiliki kekompakan

dalam menghadapinya. Masing-masing pasangan juga saling

memperlakukan pasangan dengan baik. Pasangan 2 sempat mengalami

stage 7 ketika mereka kembali hidup berdua tanpa hadirnya anak-anak.

kembali hidup berdua membuat pasangan dapat melakukan kegiatan

berdua yang membuat mereka semakin dekat satu sama lain.

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Pembahasan

Pasangan memiliki alasan dalam melakukan pernikahan. Alasan

menikah pun bermacam diantaranya memikah karena cinta dan ingin

hidup bersama orang yang dicintai, karena ekonomi, maupun karena usia.

Hal ini seperti yang dijelaskan Kartono (2006) bahwa alasan seseorang

melakukan pernikahan bisa bermacam macam nanun alasan primer

seseorang melakukan pernikahan yaitu hasarat berdampingan hidup

bahagia dengan orang yang dicintai. Meski terdapat alasan yang sama,

namun pasangan 1 memiliki alasan yang berbeda. Meski memiliki

perbedaan alasan menikah, namun hal tersebut tidak mempengaruhi

kebersamaan mereka dalam menjalani kehidupan pernikahan. Hal ini

dikarenakan pasangan mampu melakukan penyesuaian diri. Pasangan

berusaha untuk saling mengenal, saling mengerti, dan mau menerima apa

adanya. Hal ini menunjukkan bahwa alasan menikah belum tentu

menjadi faktor yang membuat pasangan tetap bersama.

Pada stage 1, kedua pasangan memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Meski ada tujuan yang berbeda, namun masing-masing pasangan juga

memiliki tujuan yang sama. Walgito (2010) menjelaskan bahwa

pernikahan terdiri dari dua individu yang berbeda sehingga seringkali

memiliki tujua n yang berbeda. Walgito (2010) juga menjelaskan bahwa

apabila terjadi perbedaan dalam tujuan, pasangan perlu melakukan

pembulatan tujuan agar terdapai kesatuan dalam tujuan. Hal ini

menunjukkan bahwa memiliki tujuan yang sama merupakan hal yang

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penting dalam pernikahan. Kesamaan tujuan juga terlihat pada stage 2

dan 6. Pada stage 2 dan 6, kedua pasangan memiliki tujuan yang

berfokus pada anak. Tujuan yang sama membuat pasangan memiliki

kebersamaan untuk mencapai tujuan tersebut. Bahkan memiliki tujuan

yang sama dengan pasangan dapat membuat pasangan bekerjasama.

Kedua pasangan juga mampu melewati berbagai masalah yang ada

hingga pernikahan mereka masuk pada stage 6. Kedua pasangan

memiliki kemampuan dalam menghadapi kesulitan yang ada. Dapat

terlihat bahwa disetiap stage, pasangan memiliki kemauan untuk

menghadapi masalah dan kesulitan. Pasangan 1 dan 2 mau menghadapi

masalah bahkan mereka berjuang bersama untuk mengatasi masalah dan

kesulitan yang muncul. Masalah membuat pasangan semakin dalam

kebersamaan karena membuat kedua pasangan menyelesaikan masalah

bersama-sama. Issac (dalam Bastman, 1995) menyatakan bahwa ketika

terjadi kesulitan dan masalah-masalah yang melanda rumah tanga,

pasangan yang langgeng memiliki kekompakan dalam menghadapinya.

Issac juga mengatakan bahwa pasangan yang langgeng saling berbagi

duka sehingga menyebabkan hubungan mereka semakin erat.

Selain itu, pasangan yang menikah lebih dari 40 tahun ini memiliki

komitmen dalam menjalani kehidupan pernikahan.Komitmen membuat

melakukan pengorbanan untuk menyelesaikan masalah. Issac (dalam

Bastman, 1995) menyatakan komitmen merupakan niat atau itikad untuk

mempertahankan rumah tangga walau apapun kuatnya masalah yang

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dihadapi. Komitmen membantu memastikan bahwa pasangan akan

membuat pengorbanan-pengorbanan (Baumgardner & Chrothers, 2009).

Rusbult dan Buunk (1993) menyatakan bahwa komitmen yang kuat tidak

hanya membuat orang untuk tetap bersama pasangan namun juga

mendukung berbagai perlaku pemeliharaan hubungan seperti kesediaan

untuk berkorban. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen yang ada dalam

pernikahan tidak hanya mampu membuat seseorang menyelesaikan

masalah yang terjadi namun juga dapat membuat seseorang untuk tetap

bersama dengan pasangannya.

Pasangan yang menikah lebih dari 40 tahun ini saling menghormati

pasangan mereka. Mereka mau menghargai satu dengan yang lain.

Mereka dapat memperlakukan pasangan dengan baik dan hormat.

Memperlakukan pasangan dengan baik dan hormat terlihat dengan

adanya uasaha untuk membalas pengorbanan pasangan dan juga terlihat

ketika mereka sedang berselisih, mereka tetap saling menghormati

pasangan. Setiono (2011) menyatakan bahwa ketika terjadi konflik atau

masalah tidak harus bereaksi marah atau tidak menghargai pasangan.

Apabila hal tersebut teradi maka pernikahan akan mengalami

permasalahan. Hal ini menunjukkan bahwa memperlakkan pasangan

dengan baik dan hormat penting untuk dilakukan dalam kehidupan

pernikahan agar kebersamaan dengan pasangan tetap terjaga.

Pasangan yang menikah lebih dari 40 tahun ini juga mampu

mengatasi perselisihan yang terjadi diantara mereka di setiap stage.

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kedua pasangan memiliki cara menyelesaiakan perselisihan yang terjadi.

Gaya penyelesaian perselisihan terlihat dari stage-stage yang ada. Kedua

pasangan memiliki cara penyelesaian yang sama ketika berselisih yaitu

mereka memilih untuk saling diam. Meski memilih saling diam, namun

kedua pasangan sama-sama memiliki keterbukaan dengan berusaha

memberikan penjelasan ataupun pengertian. Issac (dalam Bastman, 1995)

menjelaskan bahwa silang sengketa adalah hal yang tidak dapat dihindari

dalam kehidupan pernikahan maka pasangan perlu mempelajari seni

bersengketa secara baik. Melalui seni bersengketa, pasangan dapat

menemukan cara-cara efektif untuk mencapai kesepakatan dan

meredakan amarah. Pasangan yang menikah lebih dari 40 tahun ini

mampu menyelesaikan perselisihan yang terjadi sehingga mereka dapat

melewati tahap demi tahap dalam kehidupan pernikahan mereka.

Pasangan yang menikah lebih dari 40 tahun ini juga mampu menjalin

komunikasi dengan baik bahkan di saat mereka sedang berselisih.

Komunikasi merupakan kesediaan dan keberhasilan untuk memberi dan

menerima pendapat, tanggapan, ungkapan, keinginan, saran, umpan

balik, dari satu pihak kepada pihak lain tanpa menyakitkan hati salah satu

pihak (Issac dalam Bastman, 1995). Menjalin komunikasi dengan baik

membuat pasangan dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi dan

tidak membuat perselisihan terjadi dalam waktu yang lama.

Pasangan yang menikah lebih dari 40 tahun ini mampu saling

menyesuaikan sehingga membuat pernikahan mereka tetap rukun. Pada

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

stage 1 dan 2 terlihat pasangan melakukan penyesuaian. Penyesuaian

yang dilakukan seperti saling mengerti, saling menerima, bahkan

bersedia menerima perbedaan. Lestari (2012) menyatakan bahwa kunci

kelanggengan perkawinan adalah keberhasilan melakukan penyesuaian

diantara pasangan. selain itu, pasangan juga saling melakukan bagiannya

masing-masing. Di setiap stage dapat terlihat bahwa pasangan

melakukan hal yang menjadi bagian mereka. Suami dapat menjalankan

perannya sebagai kepala rumah tangga dan istri dapat melakukan

perannya. Setiono (2011) menyatakan bahwa pasangan perlu mengetahui

dan melaksanakan bagiannya masing-masing. Melakukan bagian masing-

masing juga terlihat saat pasangan berselisih. Setiono (2011) menjelaskan

bahwa pasangan perlu berupaya untuk memiliki pikiran yang konstruktif

agar tidak menghalangi kerjasama. Jika salah satu pihak mengidentifikasi

tingkah laku buruk pada pasangannya, maka orang tersebut perlu

mengidentifikasi perilaku buruk pada diri sendiri. Pasangan yang

menikah lebih dari 40 tahun ini mampu melakukan bagian mereka

masing-masing sehingga mereka dapat melewati tahapan-tahapan

pernikahan yang ada.

Selain itu, religiusitas yang dimiliki pasangan juga membantu

pasangan dalam menghadapi masalah yang terjadi. Religiusitas ini

terlihat dalam perilaku berdoa, bersyukur, mengandalkan Tuhan saat

menghadapi masalah. Religiusitas juga membuat pasangan melakukan

kegiatan bersama-sama. Religiusitas yang dimiliki membantu pasangan

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyelesaikan masalah bahkan membuat mereka memiliki kekompakan

dalam menghadapinya. Menurut Olson & Olson (2000), keyakinan

priritual dapat mendasari nilai-nilai dan perilaku individu dan pasangan.

Mahoney (dalam Olson & Olson, 2000) menemukan bahwa pasangan

yang mengintegrasikan agama dalam pernikahan mereka memiliki

konflik pernikahan yang lebih sedikit dan merasakan manfaat yang lebih

banyak. Olson & Olson (2000) menyatakan bahwa berbagi hubungan

spritual dapat menjadi dasar bertumbuhnya relasi dalam dalam

pernikahan. Pasangan 2 sempat mengalami stage 7 ketika mereka

kembali hidup berdua tanpa hadirnya anak-anak. kembali hidup berdua

membuat pasangan dapat melakukan kegiatan berdua yang membuat

mereka semakin dekat satu sama lain.

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor-faktor

yang membuat pasangan yang sudah lama menikah tetap dapat hidup

bersama. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang membuat pasangan

yang telah menikah mampu mempertahankan kebersamaan dalam kehidupan

pernikahan meski mengalami masalah dan berbagai kesulitan dalam

kehidupan pernikahan mereka hingga mereka dapat memasuki usia

pernikahan 40 tahun ke atas. Faktor-faktor yang membuat mereka dapat

tetap hidup bersama yaitu tujuan pernikahan, adanya komitmen, komunikasi,

silang sengketa dan kompromi, salingmelakukan bagian masing-masing

kemampuan menghadapi berbagai kesulitan, memperlakukan pasangan

dengan baik dan hormat, serta religiusitas. Faktor-faktor tersebut membuat

pasangan berhasil melewati tahapan-tahapan kehidupan pernikahan sehingga

mereka tetap bersama hingga usia pernikahan lebih dari 40 tahun.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tentunya tidak terlepas dari berbagai keterbatasan.

Kurangnya jumlah responden dan variasi dalam latar belakang agama

tentunya berpotensi dalam rendahnya tingkat kredibilitas dan hasil penelitian.

Selain itu, informan sebanyak 2 pasang suami istri mungkin belum cukup

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tepat dalam mengetahui faktor-faktor yang dapat membuat pasangan dengan

usia pernikahan 40 tahu keatas dapat tetap hidup bersama.

C. Saran

a. Bagi Masyarakat

Dalam penelitian ini terlihat bahwa pernikahan tidak lepas dari

masalah. pasangan yang menikah menghadapi berbagai kesulitan yang

ada. Meski masalah dapat muncul dalam pernikahan, masalah dan

kesulitan yang ada dapat diselesakan. Dengan hasil penelitian ini

diharapkan orang-orang yang telah menikah untuk dapat meningkatkan

kebersamaan pernikahan melalui adanya kemauan menyesuaikan diri

dengan pasangan, adanya komitmen, menjalin komunikasi yang efektif,

memiliki kemauan untuk menghadapi kesulitan, saling melakukan bagian

masing-masing, memperlakukan pasangan dengan baik dan hormat, serta

adanya religiusitas sehingga individu-individu yang telah menikah dapat

memiliki pernikahan yang awet hingga lebih dari 40 tahun.

b. Bagi Peneliti Lain

Saran Saran bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian

terkait topik penelitian ini disarankan untuk menambah jumlah informan

yang representatif agar bisa memiliki data yang lebih kaya.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka


Cipta
Bastaman H.D. (1995). Integrasi Psikologi Dengan Islam : Menuju Psikologi
Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baumgardner S.R & Crothers M.K. Positive Psychology. New Jersey: Pearson
Education Upper Saddle River

Budyatna M & Gainem M.L. (2011). Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta:
Kencana.

Chandra R.I. (1992). Konflik dalam Kehidupan Sehari-hari.Yogyakarta:


Kanisisus.

Creswell J.W.(2007). Second Edition Qualitative Inquiry & Research Design:


Choosing Among Five Approaches. California : Sage Publications, Inc.

Creswell J.W. (2012). Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan


mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Eriany, Praharesty. (2004). Fenomena Perilaku Selingkuh Dalam Perkawinan.


Psikodimensia, Vol.4, No.2.

Fingerman K.L & Charles S.T. (2010). It Takes to Two Tango : Why OlderPeople
Have The Best Relationship. Psychological Science, 19;172. SAGE
Hapsari, Twediana Budi & Iqbal, Fajar. (2011). Komunikasi Suami Istri dalam
Mengatasi Konflik pada Pasangan Suami Istri Bercerai (Studi Kasus
Pasangan Suami Istri Bercerai di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta).
Jurnal Pemikiran Islam, Vol.7, No.2.Diunduh dari
https://scholar.google.co.id/scholar?q=Komunikasi+Suami+Istri+dalam+Me
ngatasi+Konflik+pada+Pasangan+Suami+Istri+Bercerai+%28Studi+Kasus+
Pasangan+Suami+Istri+Bercerai+di+Jakarta%2C+Surabaya%2C+dan+Yog
yakarta%29&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5
Herdiansyah Haris. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus GroupsInstrumen
Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Herdiansyah Haris. (2014). Metodologi Penelitian KualitatifUntuk Ilmu-ilmu


Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Herdiansyah Haris. (2015). Metodologi Penelitian KualitatifUntuk Ilmu Psikologi.


Jakarta: Salemba Humanika.
Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online. (2015, 5 Mei). Diunduh dari
http://kbbi.web.id/komitmen

Kartono K. (2006). Psikologi Wanita 1 : Mengenal Gadis Remaja & Wanita


Dewasa. Bandung: Mandar Maju.

Kepales M.J, Furstenberg F.F., Cart P.J., Napolitane L. (2011). Marriage is More
Than Together: The Meaning of Marriage For Young Adults. Journal of
Family Issues. Diunduh dari
http://www.rhodeslab.org/files/New%20Meaning%20of%20Marriage.pdf

Kertamuda F.E. (2009). Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia. Jakarta:


Salemba Humanika.

Laporan Statistik NTCR & Sebab-sebab Perceraian Tahunan KUA Kecamatan


Ngaglik & Depok Jogja tahun 2011-2013

Lestari S. (2014). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan


Konflik dalam Keluarga. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

Liliweri A. (2005). Prasangka & Konflik : Komunikasi Lintas Budaya


Masyarakat Multikultur: Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

Moleong L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi revisi. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Munandar U. (2001). Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi Dari Bayi


sampai Lanjut Usia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Imannatul Istiqomah, Mukhlis. (2015). Hubungan Antara Religiusitas dengan


Kepuasan Perkawinan. Jurnal Psikologi, Vol. 11, No. 2. Diunduh dari
http://ejournal.uinsuska.ac.id/index.php/psikologi/article/download/1396/12
10

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Olson, David H. & Olson, Amy K.(2000). Empowering Couples: Building On


Your Strengths Second Edition.Minneapolis: Live Innovations, Inc.

Papalia D.E, Old S.W &Feldman R.D. (2008). Human Development (Psikologi
Perkembangan): Edisi Kesembilan Bagian V s/d IX. Jakarta: Kencana.

Papalia D.E, Olds S.W &Feldman R.D. (2009).Human Development


perkembangan Manusia: Edisi 10(2). Jakarta: Salemba Humanika.

Putra, Erik Purnama. (2014, 17 Maret). Angka Perceraian Pasangan Indonesia


Naik Drastis 70 Persen. Diunduh dari
http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/01/24/lya2yg-angka-
perceraian-pasangan-indonesia-naik-drastis-70-persen

C.E, Rusbult, &B.P, Buunk. (1993). Commitment Processes in Close


Relationship. Journal of Social & Personal Relationship, 175. Diunduh dari
http://carylrusbult.com/documents/39_RusbultBuunk1993JournalOfSocialA
ndPersonalRelationships.pdf

Santrock J.W. (2002). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup:Edisi


Kelima (2). Jakarta: Erlangga.

Sari A.E. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan dalam


Perkawinan. Skripsi. Unika Soegijapranata.

Selviana M. (2004). Hubungan Antara Asertifitas Isteri Suku Jawa dan


Kepuasannya dalam Pernikahan. Skripsi. Psikologi Sanata Dharma
Yogyakarta.

Setiono K. (2011). Psikologi Keluarga. Bandung: PT. Alumni

Sofiani, Triana. (2010). Efektifitas Mediasi Perkara Perceraian Paska Perma


Nomor 1 Tahun 2008 Di Pengadilan Agama. Jurnal Penelitian, Vol. 7, No.2.

Walgito B. (2010). Bimbingan & Konseling Perkawinan. Jakarta: C.V. Andi


Offset

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Penelitian Pasangan 1

Stage Faktor-faktor kebersamaan dalam Keterangan


pernikahan
Stage 1: Alasan menikah - Saling suka (Bs. 13)
Married Couples - Memiliki agama yang sama (Bs. 14)
(belum memiliki - Usia yang cukup untuk menikah. (Bi. 4)
anak) Tujuan pernikahan - Untukmemiliki teman hidup di hari tua (Bs. 17-20) (Bi. 12-14)
- Untuk mendapat keturunan(Bi. 12-14)
- Hidup dengan baik dan memuliakan Tuhan(Bi. 18-19)
Kemampuan menghadapi berbagai - Melakukan beberapa pekerjaan untuk mengatasi kesulitan ekonomi. (Bs.
kesulitan 32-34)

Kedua pasangan saling melakukan - Adanya pembagian tugas dalam rumah tangga. (Bs. 41-44) (Bs. 169-173)
bagiannya masing-masing

Penyesuaian diantara pasangan - Pernikahan rukun karena saling mengenal pasangan. (Bs. 52)
- Rukun karena saling percaya dan mau menerima apa adanya. (Bi. 32-33)
- Pembagian tugas rumah tangga terbentuk sejak awal pernikahan. (Bi. 133-
137)
Religiusitas - Bersyukur pada Tuhan saat merasa bahagia (Bs. 84)
- Ingin memuliakan Tuhan melalui pernikahan (Bi. 18-19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Stage 2: Tujuan pernikahan - Kesamaan tujuan dalam mengasuh anak (Bs. 178-179)
Childbearing - Tidak ada perubahan tujuan dalam pernikahan. (Bi.99-100)
Families Adanya komitmen - Pasangan adalah pemberian Tuhan (Bs. 153-156)
(anak pertama - Komitmen dalam melakukan peran oleh istri (Bs. 239-243) (Bs.256-261)
berusia hingga 30 - Menunjukkan perasaan cinta pada pasangan (Bs. 933-935)
bulan) - Suami adalah satu-satunya pasangan untuk selamanya. (Bi.103)

Keluwesan - Istri tidak keberatan suami tidak membantu merawat anak di rumah. (Bs.
95-100)

Komunikasi - Suami menasehati istri untuk menghargai orangtua. (Bs. 925-927)


- Saling mengingatkan untuk sabar ketika sedang berselisih. (Bs. 145-149)
Silang sengketa dan kompromi - Perselisihan yang timbul karena keduanya lelah bekerja diselesaikan
dengan saling mengingatkan untuk sabar. (Bs. 135-149)
- Saat berselisih, keduanya saling diam, berefleksi, dan berusaha tidak
mengulangi. (Bi.84-96)
Hubungan seks - Tidak tidur seranjang setelah memiliki anak. (Bi. 386-391)
- Tidak tidur satu ranjang karena tidak suka tersenggol/ tersentuh saat tidur.
(Bi. 396-399)
- Tetap melakukan hubungan seks meski tidur terpisah. (Bi. 400-401)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemampuan menghadapi berbagai - Suami berusaha menunjukkan mencintai istri dan ibunya ketika istri dan ibu
kesulitan sedang tidak rukun (Bs. 933-935)
- Suami berusaha mendamaikan dan menjadi pihak netral saat istri dan sang
ibu tidak rukun (Bs. 916-919) (Bi.60-65)
- Suami bersikap sabar untuk membuat istri mau menerima keadaan dan
menerima mertuanya. (Bs. 949-950)
- Mengakui kesalahan saat berbuat salah. (Bi.53-56)
- Mau menerima kesalahan mertua(Bi.53-56)
Kedua pasangan saling melakukan - Adanya pembagian peran suami dan istri (Bs. 86-91)
bagiannya masing-masing - Pembagian tugas dalam keluarga dibentuk berdasarkan kemampuan. (Bs.
104-105)
- Istri menyadari dan memahami perannya (Bs.256- 261)
Religiusitas - Bersyukur memiliki anak yang sehat. (Bs. 121-125)
- Pasangan adalah pemberian Tuhan sehingga harus menjaga keharmonisan
hubungan (Bs. 153-156)
- Menghadapi ketidakcocokkan dengan mertua dengan berdoa (Bi.53-56)

Stage 3: Harapan-harapan realistis - Kesederhanaan keinginan (Bs. 183-186)


Families with
preschool children
(anak pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berusia 2,5 – 6 Kedua pasangan saling melakukan - Suami bekerja dan istri melayani suami dengan menyiapkan makan untuk
tahun) bagiannya masing-masing suami. (Bi. 127-130)

Religiusitas - Berdoa pada Tuhan saat mengalami kesulitan ekonomi (Bs. 183-186)

Stage 4 : Tujuan pernikahan - Berusaha membentuk keluarga yang baik agar bisa menjadi contoh. (Bs.
Families with 269-275)
school children Komitmen - Komitmen untuk tetap bersama(Bi. 184-190) (Bi. 259-260)
(anak pertama - Tidak membiarkan mertuanya pergi dari rumah. (Bi. 260-262)
berusia 6 – 13 - Mau merawat mertua karena sayang pada suami. (Bi. 209-210)
tahun) Komunikasi - Saling diam untuk menyelesaikan perselisihan. (Bi.166-167)
- Memberikan pengertian pada pasangan saat menghadapi masalah dengan
mertua (Bi. 241-244)
Silang sengketa dan kompromi - Menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut dengan saling diam. (Bi.160-
167) (Bi. 177-179)
- Suami memberi saran dan mencari kesepakatan dengan sang ibu saat ibu
dan istri tidak rukun. (Bi. 192-210) (Bi. 250-251)
- Suami berusaha menguntungkan kedua belah pihak yaitu ibu dan istri. (Bi.
194-200)
- Suami memberikan pengertian kepada istri saat istri bermasalah dengan
mertua. (Bi. 241-244)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemampuan menghadapi berbagai - Tidak merasa berat dengan masalah yang ada. (Bs. 275-277)
kesulitan - Menyesuaikan pengeluaran (penyesuaian diri) bukan menuntut naiknya
pendapatan. (Bs. 309-310)
Memperlakukan pasangan dengan baik dan - Mau merawat mertua karena sayang pada suami. (Bi. 209-210)
hormat - Tidak membiarkan mertuanya pergi dari rumah. (Bi. 260-262)

Adanya penyesuaian diantara pasangan - Menyesuaikan pengeluaran (penyesuaian diri) bukan menuntut naiknya
pendapatan. (Bs. 307-310)
- Tidak memiliki masalah dengan pasangan karena saling menerima apa
adanya. (Bi. 150-151)
Religiusitas - Mencari Tuhan saat mengahadapi masalah. (Bs. 279-283)
- Tuhan adalah segalanya dalam keluarga (Bs. 279-283)
- Mampu bersyukur dalam masalah. (Bi. 207-208)

Stage 5 : Kemampuan menghadapi berbagai - Menerima ketidakmampuan (Bs. 194-197)


Families with kesulitan
teenagers Memperlakukan pasangan dengan baik dan - Suami memberikan kebebasan pada istri untuk melakukan aktivitas di luar
(anak pertama hormat rumah setelah anak-anak besar (Bs. 374-375)
berusia 13 – 20
Religiusitas - Merasa Tuhan menyelesaikan masalah keluarganya. (Bs. 188-191)
tahun)
- Suami dan istri melayani Tuhan sehingga ditolong Tuhan. (Bs. 203-205)
- Masalah selesai karena kedekatan dengan Tuhan. (Bs. 224-225)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

- Tuhan adalah segalanya. (Bs. 227-228)


- Meminta pertolongan pada Tuhan (Bs. 318-3210)
- Merasakan pemeliharaan Tuhan dalam kesulitan ekonomi. (Bs. 351-358)
- Mampu bersyukur saat menghadapi kesulitan ekonomi. (Bs. 351-358)
- Mengarahkan anak agar berperilaku sesuai aturan agama (Bs. 389-395)
Stage 6 : Tujuan Pernikahan - Mendoakan anak-anak agar berbakti pada Tuhan. (Bs. 454-461)
Families launching - Harapan untuk tetap rukun dengan pasangan dan dapat melewati masalah-
young adults masalah yang akan terjadi. (Bs. 953-955)
(dimulai saat anak - Saling menolong dalam keluarga, tetap mendidik anak meski anak sudah
pertama berkeluarga, dan mengingatkan anak untuk dekat Tuhan. (Bi. 572-581)
meninggalkan komunikasi - Adanya kesepakatan bersama dalam menghadapi anak yang berpacaran
rumah dan dengan orang yang beragama lain. (Bs. 423-429)
berakhir saat anak - Tidak membicarakan berdua saat memutuskan sesuatu. (Bs. 554-555) (Bs.
terakhir 580-586)
meninggalkan - Suami memberikan penjelasan dan pengertian pada istri ketika merasa
rumah) sedih karena anak menikah. (Bs. 615-629)
- Memberikan pengertian pada subjek saat subjek merasa sedih. (Bi. 338-
344)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemampuan menghadapi berbagai - Sepakat untuk berdoa saat menghadapi masalah (Bi. 304-306)
kesulitan - Sepakat dalam mengambil keputusan saat menghadapi masalah (Bi. 559-
562)
- mau menerima kenyataan(Bi. 304-306)

Memperlakukan pasangan dengan baik dan - Suami memberi kebebasan pada istri setelah keadaan memungkinkan (Bs.
hormat 245-248)
- Usaha membuat pasangan bahagia. (Bs. 247-251)
- Merawat pasangan yang sedang sakit. (Bs. 667-670)
Religiusitas - Mendoakan anak-anak agar berbakti pada Tuhan (Bs. 454-461) (Bs. 487-
489)
- Anak adalah pemberian Tuhan yang harus didoakan. (Bs. 491-495)
- Bersyukur saat menghadapi masalah (Bi. 297-302)
- Berdoa dalam menghadapi masalah ketika sang anak tidak jadi menikah.
(Bi. 304-306)
- Bersyukur saat diberkati (Bi. 378-381)
- Mengingatkan anak untuk dekat dengan Tuhan (B. 580)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lain-lain Komitmen - Menjadi suami yang sabar merupakan tugas suami. (Bs.685-686)
- Mengatasi kebosanan pada pasangan dengan mengingat komitmen bahwa
menikah hanya satu kali untuk selamanya. (Bs. 818-826) (Bi. 512-517)
- Mengatasi rasa bosan pada pasangan dengan menjaga pikiran (Bi. 520-522)
- Kesadaran suami untuk menghilangkan keinginan untuk berpisah(Bs. 829-
832)
- Adanya kesadaran bahwa pasangan hanya bersifat sementara yang akan
dipidahkan oleh kematian. (Bs. 882-892)
- Istri tidak pernah memiliki keinginan untuk berpisah dengan suami. (Bi.
532-536)
Keluwesan - Subjek mau membantu melakukan pekerjaan suami (Bi. 441-445) (Bi. 432-
438)

Komunikasi - Tidak mengatakan pada pasangan adanya keinginan unutk berpisah. (Bs.
854-856)
- Kesediaan menerima saran dari pasangan. (Bi. 475-480)
Silang sengketa dan kompromi - Suami menghadapi ketidaksabaran istri dengan dengan diam dan
mengingat dirinya harus sabar. (Bs. 711-734)
- Memilih diam saat berselisih paham dan dapat membuat istri menyadari
perbuatannya sehingga masalah selesai tanpa perlu dibahas. (Bs. 711-734)
- Menahan rasa kesal dan memilih diam saat berselisih paham dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pasangan. (Bs. 792-799)


- Istri menyadari kesalahannya saat suami diam. (Bs. 792-799)
- Hubungan kembali harmonis tanpa perlu dibahas bersama. (Bs. 869-879)
- Mengembalikan keharmonisan dengan tidak memikirkan yang telah berlalu
dan yang tidak baik, serta memikirkan hal-hal yang baik. (Bs. 869-879)
- Mengalah saat pasangan marah sehingga masalah bisa terselesaikan. (Bi.
417-419)
Kemampuan menghadapi berbagai - Menerima realitas kehidupan. (Bs. 285-287) (Bs. 771-781)
kesulitan - Merasakan hidup sebagai kegembiraan (Bs. 292-293)
- Menghilangkan kejenuhan dalam pernikahan dengan bekerja(Bs. 894-897)

Melakukan pasangan dengan baik dan - Tidak memaksakan kehendak (Bi. 446-447)
hormat - Diam atau menegur tanpa terlihat marah saat pasangan melakukan
kesalahan. (Bi. 489-496)
- Berusaha membahagiakan pasangan. (Bi. 544-547)
Kedua pasangan saling melakukan - Suami membimbing istri dengan kesabaran. (Bs. 781-783)
bagiannya masing-masing - Suami akan merasa malu jika tidak bisa membimbing istri. (Bs. 801-806)
- Istri pintar memasak.(Bi. 454-463)
- Tidak mengulangi hal yang tidak disukai pasangan (Bi. 467-470)
- Suami mampu merawat dan membimbing anak dan istri. (Bi. 489-496)
Penyesuaian diantara pasangan - Mengetahui kekurangan diri.(Bi. 406-407)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Religiusitas - Berserah pada Tuhan dalam menghadapi masalah ekonomi(Bs. 704-709)


- Suami mampu membimbing istri karena adanya tuntunan Tuhan. (Bs. 787-
790)
- Suami menghilangkan rasa bosan pada istri tersebut dengan berdoa. (Bs.
818-826) (Bs. 849-851)
- Menghilangkan keinginan berpisah dengan Firman Tuhan. (Bs. 829-832)

Keterangan :
Bs : Baris pada verbatim suami
Bi : Baris pada verbatim istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Penelitian Pasangan 2

Stage Faktor-faktor kebersamaan dalam Keterangan


pernikahan
Stage 1: Alasan menikah - Karena cinta (Bs. 3-6) (Bs. 320-321) (Bi. 3) (Bi. 19-20)
Married Couples - Menemukan orang yang bisa mendampingi (Bs. 5-6)
(belum memiliki - Hidup bersama. (Bs. 320-321)
anak) Tujuan pernikahan - Untuk membentuk rumah tangga bahagia (Bs. 11) (Bi. 13) (Bi. 86-94)
- Untuk bekerja dan mendapat uang serta hidup rukun dengan anak-anak.
(Bi. 89-91)
Adanya komitmen - membuktikan penjelasan yang telah disampaikan pada pasangan. (Bs. 37-
38)
- Adanya kejujuran (Bs. 31-38)
Keluwesan - Perbedaan agama dengan pasangan merupakan hal yang wajar. (Bs. 46-48)
- Tidak ada masalah dan tidak ada perbedaan yang disebabkan perbedaan
agama dalam pernikahan. (Bs. 48-50) (Bi. 84-89)
- Adanya toleransi perbedaan agama. (Bs. 73-75) (Bs. 98-101)
Komunikasi - Memberikan penjelasan saat terjadi salah paham(Bs. 31-35)
- Kesepakatan bersama untuk memeluk agama masing-masing. (Bs. 48-50)
- Menyelesaikan silang pendapat dengan membicarakan masalah bersama-
sama. (Bi. 31-37)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

- Saat terjadi silang pendapat, salah satu pihak memiliki insiatif untuk
memulai pembicaraan terlebih dahulu. (Bi. 38-42)
Silang sengketa dan kompromi - Memberikan penjelasan saat terjadi salah paham(Bs. 31-35)
- Saat terjadi silang pendapat, salah satu pihak memiliki insiatif untuk
memulai pembicaraan terlebih dahulu. (B. 38-42)
Kemampuan menghadapi berbagai - Tidak mengeluh menikah tanpa pesta pernikahan. (Bs. 319-320)
kesulitan

Memperlakukan pasangan dengan baik dan - Memahami sifat pasangan yang tidak mau dipaksa. (Bs. 82-84)
hormat
Kedua pasangan saling melakukan - Saling menghargai privasi. (Bs. 73-75)
bagiannya masing-masing
Penyesuaian diantara pasangan - Merasa masih muda dan perlu beradaptasi dengan pernikahan. (Bs. 18-19)
- Suami dan istri beradaptasi dengan berusaha saling mengerti. (Bs. 18-19)

Stage 2: Tujuan pernikahan - merawat dan membesarkan anak serta mengumpulkan uang. (Bi. 72-74)
Childbearing Adanya komitmen - Anak dididik bersama-sama. (Bs. 112-113)
Families - Memberi kebebasan pada anak untuk memilih agamanya (Bs. 113-115)
(anak pertama - Berani mengambil resiko demi menyelesaikan masalah. (Bs. 141-143)
berusia hingga 30 - Adanya komitmen untuk berjuang dan meraih keberhasilan bersama. (Bs.
bulan) 148-149)
- Kemauan berkorban untuk menyelesaikan masalah. (Bs. 165-169) (Bs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175-176)
- Adanya tanggung jawab dalam diri suami sebagai kepala rumah tangga.
(Bs. 174-175)
- Menghargai kepercayaan pasangan (Bi. 111-115)
- Melakukan kesepakatan yang telah dibuat bersama. (Bi. 122-125)
Harapan-harapan realistis - Menerima perilaku suami yang kurang disenangi dengan memahami
alasannya. (Bi. 111-115)

Keluwesan - Menghargai kepercayaan pasangan yang berbeda (Bi. 111-115)

Komunikasi - Istri tidak banyak mengeluh saat suami menghadapi masalah dalam
pekerjaan. (Bs. 145-146)
- Cara berbicara menyebabkan timbulnya silang pendapat dengan pasangan
(Bi. 63-66)
Kemampuan menghadapi berbagai - Adanya kesadaran diri bahwa masalah muncul karena kesalahan diri
kesulitan sendiri. (Bs. 138-140)
- Berani mengambil resiko demi menyelesaikan masalah. (Bs. 141-143)
- Tidak banyak mengeluh saat pasangan menghadapi masalah dalam
pekerjaan. (Bs. 146)
- Mau memahami keadaan. (Bs. 146-148) (Bs. 165)
- Mau belajar dari kegagalan. (Bs.152-155) (Bs. 156-159)
- Berusaha bangkit dari kegagalan. (Bs.152-155) (Bs. 156-159)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

- Mau berkorban untuk menyelesaikan masalah. (Bs. 165-169) (Bs. 175-176)


- Memberikan dukungan pada pasangan untuk bangkit dari masalah. (Bs.
165-169) (Bs. 175-176)
- Tidak mempermasalahkan masalah (Bi. 48-54)
Memperlakukan pasangan dengan baik dan - menghargai barang berharga milik pasangan. (Bs. 174-175)
hormat
Kedua pasangan saling melakukan - Adanya tanggung jawab dalam diri suami sebagai kepala rumah tangga.
bagiannya masing-masing (Bs. 174-176)
- Menerima pasangan apa adanya. (Bs. 179-181)
Penyesuaian diantara pasangan - Menyadari bahwa pasangannya adalah orang yang tepat. (Bs. 179-181)

Religiusitas - Gagal karena tidak mengandalkan Tuhan. (Bs.152-159)


- Adanya keputusan untuk berserah pada Tuhan. (Bs.152-159)
Stage 3: Tujuan - Berjuang dan bangkit dari masalah serta membesarkan anak. (Bs. 218-219)
Families with
Komitmen - Komitmen yang dimiliki membuat pasangan tidak saling menjadi beban.
preschool children
(Bs. 217-219)
(anak pertama
- Berusaha untuk bangkit dari masalah. (Bi. 175-176) (Bi. 177-179)
berusia 2,5 – 6
Keluwesan - Ada perubahan kegiatan karena perubahan keyakinan beragama. (Bi. 169-
tahun)
170)

Komunikasi - Istri menyadari bahwa dirinya suka mengomel. (Bi. 135)


- Saat istri dimarahi suami, istri kadang diam dan kadang tambah marah. (Bi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145)
- Saling diam selama semalam saat keduanya sedang marah dan paginya
mereka sudah berbaikan. (Bi. 148-149)
Silang sengketa dan kompromi - Saat istri ngomel, suami diam. Namun saat istri mengomel berlebihan
maka suami marah. (Bi. 137-138)
- Suami marah dengan memberikan komentar atas perilaku istri. (Bi. 140-
141)
- Istri kadang diam dan kadang tambah marah saat dimarahi suami. (Bi. 145)
- Saling diam selama semalam saat keduanya sedang marah dan berbaikan di
pagi hari. (Bi. 148-149)
Kemampuan menghadapi berbagai - Berusaha bersama untuk bangkit dari masalah. (Bi. 175-176) (Bi. 177-179)
kesulitan - Saat bangkrut, subjek dan suami berusaha bersama untuk bangkit hingga
pekerjaan membaik.
Penyesuaian diantara pasangan - Istri menyadari bahwa dirinya suka mengomel. (Bi. 135)
- Suami mau mengikuti perubahan yang dilakukan istri (Bi. 161-165)

Religiusitas - Masalah membuat diri dekat dengan Tuhan. (Bs. 205-207)


- Berserah pada Tuhan. (Bs. 207-208)
- Istri berubah kepercayaan beragama (Bi. 161-165)
- Adanya perubahan kegiatan karena perubahan keyakinan beragama. (Bi.
169-170)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Stage 4 : Harapan-harapan realistis - Mau memahami sifat pasangan (Bs. 236, 240-241)
Families with Komitmen - Berusaha bersama untuk bangkit dari masalah (Bi. 191-193)
school children - Istri memberikan pengertian pada suami untuk berusaha melakukan
(anak pertama tanggung jawab pada keluarga. (Bi. 209-212)
berusia 6 – 13 - Suami mau bekerja dengan orang lain. (Bi. 209-211)
tahun) - Memiliki semangat untuk bangkit dari masalah meski merasa sedih (Bi.
226-228)
- Istri ikut berusaha membantu suami menghadapi masalah pekerjaan. (Bi.
236-241)
Keluwesan - Istri ikut berusaha membantu suami menghadapi masalah pekerjaan. (Bi.
236-241)

Komunikasi - Memberikan penjelasan pada pasangan saat berselisih paham. (Bs. 253-
256)
- Mengatakan keinginan pada pasangan (Bi. 198-199) (Bi. 202-207)
- Membuat keputusan bersama-sama. (Bi. 202-207)
Silang sengketa dan kompromi - Segera menyelesaikan pertengkaran yang terjadi (Bs. 223-229)
- Menganggap bahwa selisih paham adalah hal yang wajar. (Bs. 223-229)
- Saat istri marah, suami memilih untuk diam. (Bs. 240-241) (Bs. 249-253)
- Sabar dan mau mengalah. (Bs. 240-241) (Bs. 249-253)
- Adanya kesadaran jika kedua pihak saling melawan saat berselisih paham
maka masalah tidak akan terselesaikan. (Bs. 240-241) (Bs. 249-253)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemampuan menghadapi berbagai - Suami dan istri fokus pada pekerjaan saat menghadapi kebangkrutan (Bi.
kesulitan 180-184)
- Melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan masalah (Bi. 191-193)
- Bertahan dalam tekanan (Bi. 199-202)
- Membuat keputusan bersama dalam penyelesaian masalah (Bi. 202-207)
- Memiliki semangat untuk menyelesaikan masalah meski sedang merasa
sedih (Bi. 226-228)
- Menghadapi masalah bersama. (Bi. 232) (Bi. 256-257)
- Istri memberikan semangat pada suami dalam menghadapi masalah
pekerjaan (Bi. 236-237)
- Suami mengajak untuk tetap berjuang bersama saat istri ingin menyerah.
(Bi. 243-250)
- Kesediaan menghadapi masalah yang terjadi. (Bi. 243-250) (Bi. 253)

Kedua pasangan saling melakukan - Suami mau bekerja dengan orang lain. (Bi. 209-212)
bagiannya masing-masing
Adanya penyesuaian diantara pasangan - Tidak ada perbedaan berelasi dengan pasangan saat berbeda agama maupun
seagama. (Bi. 221-223)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Religiusitas - Menyelesaikan selisih paham dengan landasan Firman Tuhan. (Bs. 223-
229)
- Kehidupan pernikahan lebih terarah setelah menganut agama yang sama
(Bi. 216-217)
Stage 5 : Tujuan Pernikahan - Membesarkan anak-anak hingga berhasil serta menjadi orangtua yang
Families with bahagia. (Bs. 263-265)
teenagers Adanya komitmen - Istri mau mengikuti suami untuk pindah tempat tinggal karena pekerjaan.
(anak pertama (Bi. 287-288) (Bi. 293-296)
berusia 13 – 20 - Suami meluangkan waktu untuk pulang saat saat tinggal terpisah dengan
tahun) istri (Bi. 306-309)
- Adanya rasa percaya pada pasangan saat tinggal terpisah (Bi. 312)
- Hubungan jarak jauh tidak menjadi masalah karean suami rutin pulang (Bi.
314)
- Komitmen dalam menjalankan peran. (Bi. 319-324)
- Komitmen untuk tetap bersama(Bi. 350-351)

Keluwesan - Istri ikut bekerja untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga. (Bi. 330-
332)

Komunikasi - Adanya keterbukaan. (Bi. 336-337) (Bi. 346-347)


- Pasangan mau menerima kritikan dari anak. (Bs. 274-279)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Silang sengketa dan kompromi - Selisih paham tidak terjadi dalam waktu lama. (Bs. 268-270)

Kemampuan menghadapi berbagai - Mau menghadapi masalah. (Bi. 329)


kesulitan - Suami menghadapi masalah ekonomi dengan tenang dan tetap
bekerja. (Bi. 372-373)
Berbagi pertemanan dan cinta dengan - Meluangkan waktu untuk pergi bersama keluarga. (Bi. 301-302)
pelbagai cara

Penyesuaian diantara pasangan - Membantu pasangan dalam menyesuaikan diri dengan suasana baru
(Bi. 269-275)

Stage 6 : Tujuan Pernikahan - Membuat anak-anak memiliki kehidupan yang lebih baik dari orangtua
Families launching melalui doa. (Bs. 365-366) . (Bi. 638-639)
young adults - Ingin memiliki rumah tangga yang diberkati Tuhan dan dapat menjadi
(dimulai saat anak berkat. (Bs. 616-617)
pertama - Ingin pernikahannya langgeng. (Bi. 575-577)
meninggalkan - Ingin meninggal bersama-sama dengan pasangan. (Bi. 575-577)
rumah dan - Kebahagiaan anak-anak (Bi. 579)
berakhir saat anak - Melayani Tuhan bersama dengan suami sampai menutup usia. (Bi. 636-
terakhir 638)
meninggalkan - Subjek ingin melihat anak-anaknya sukse dan melihat cucu-cucunya
rumah) bertumbuh. (Bi. 638-639)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Komitmen - Adanya komitmen bersama untuk menjaga rumah tangga. (Bs. 340-341)
- Meningkatkan kesetiaan pada pasangan. (Bs. 341-343)
- Keinginan untuk meninggal bersama-sama dengan suami. (B. 575-577) (B.
636-638)
- Komitmen dalam menjalankan peran (Bi. 598- 600) (Bi. 602-603) (Bi. 619-
621)

Keluwesan - Suami memaklumi bahwa istrinya adalah pribadi yang banyak bicara. (B.
404)
komunikasi - Melakukan perncanaan bersama-sama dengan pasangan (Bs. 324-325)
- Memberikan pengertian saat pasangan merasa sedih. (Bi. 607-611)
- istri dan suami membicarakan dan memutuskan bersama dalam menghadapi
masalah. (Bi. 615-617)

Silang sengketa dan kompromi - Saat istri ribut dan banyak bicara, suami meminta istri untuk tidak banyak
bicara dan tidak ribut. (Bi. 407-408)

Kemampuan menghadapi berbagai - Bersyukur saat menghadapi masalah (Bs. 522-524) (Bs. 529-530)
kesulitan - Menghadapi masalah bersama. (Bs. 549-552) (Bs. 563-565) (B. 598-600)
(B. 621) (B. 632-633)
- Kesepakatan dengan pasangan dalam usaha penyelesaian masalah (Bs. 561-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

565)
- Dapat menerima kondisi apapun. (B. 412-413).
- Berusaha mengatasi masalah (B. 615-617) (B. 622-626)

Memperlakukan pasangan dengan baik dan - Mengingat pengorbanan pasangan. (Bs. 181-187)
hormat - Berusaha membalas kebaikan dan pengorbanan pasangan. (Bs. 182-187)
- Menghibur pasangan saat merasa sedih. (Bi. 607-611)

Penyesuaian diantara pasangan - Menyadari kekurangan diri. (Bs. 370-371)

Religiusitas - Mengajarkan pada anak-anak untuk berdoa pada Tuhan saat menginginkan
sesuatu. (Bs. 199-201)
- Keberhasilan diperoleh karena anugerah Tuhan. (Bs. 210-212)
- Berdoa bagi anak-anak. (Bs. 365-366)
- Mengajarkan anak untuk mengutamakan Tuhan. (Bs. 366-367)
- Takut pada Tuhan membuat kehidupan berjalan dengan baik (Bs. 367-369)
- Mampu bersyukur saat menghadapi masalah (Bs. 522-524, 529-530)
- Keyakinan bahwa Tuhan akan memulihkan keadaan (Bs. 552-555)
- Keinginan memiliki rumah tangga yang diberkati Tuhan dan dapat menjadi
berkat. (Bs. 616-617)
- Menghadapi masalah dengan Firman Tuhan (Bi. 630-632)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Stage 7 : Menyisihkan waktu untuk berduaan - Merasa lebih dekat dengan pasangan saat kembali hidup berdua. (Bs.
Midle Aged 292-293)
Parents - Mengunakan waktu untuk pergi berdua (Bi. 391)
(dimulai dengan
emptynest dan
berakhir saat
dimulainya
pensiun)

Lain-lain Adanya komitmen - Adanya komitmen untuk menyelesaikan masalah. (Bs. 348-350)
- Istri meminta ijin pada suami saat hendak membeli sesuatu yang
diinginkan. (Bs. 429-432)
- Berusaha membahagiakan keluarga. (Bs. 439-440)
- Adanya kesetiaan pada pasangan. (Bs. 490-493)
- Saling terbuka dalam hal keuangan. (Bs. 420-423) (Bs. 573-577)
- Tidak menggunakan uang yang dimiliki untuk kesenangan pribadi.
(Bs. 573-577)
- Tidak pernah memiliki keinginan untuk berpisah dengan pasangan.
(Bs. 602-603)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

- Adanya usaha menjalin kedekatan dengan keluarga. (Bs. 628-630)


- Komitmen dalam menjalankan peran (Bi. 426-436) (Bi. 441-442) (Bi.
457-460)
- Suami mau bekerja keras dan bertanggung jawab. (Bi. 486-488)
- Tidak pernah memiliki keinginan untuk berpisah atau bercerai dengan
pasangan (Bi. 539-543)
- Tidak pernah merasa bosan dengan pasangan. (Bi. 548-550) (Bi.
553)
- Anak adalah prioritas. (Bi. 585-589)
Keluwesan - Sharing sebelumKebersamaan dalam mengatur keuangan karena
suami menyadari kekurangannya dalam mengatur keuangan. (Bi.
507-508)

Komunikasi - Adanya keterbukaan dan usaha untuk saling mengerti satu sama lain.
(Bs. 350-355) (Bs. 420-423) (Bs. 456-460) (Bs. 569-571)
- Mau menerima teguran dari pasangan. (Bs. 403-404) (Bs. 413-416)
- Istri meminta ijin pada suami saat ingin membeli barang dan suami
memberi ijin yang disertai dengan penjelasan untuk membeli sesuai
kemampuan. (Bs. 429-436)
- Saat istri subjek marah, suami memilih untuk diam. (Bs. 448-449)
- Memberikan penjelasan pada pasangan untuk menyelesaikan selisih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

paham. (Bs. 457-460)


- Menghubungi pasangan saat merasa kangen (Bs. 508-512)
- Tidak merasa bosan pada pasangan karena saling mengisi melalui
komunikasi. (Bs. 579-584)
- Saling memberi saran. (Bs. 585-588)
- Saling berbagi cerita (Bs. 590-592)
- Saat yang tepat untuk sharing adalah sebelum tidur. (Bs. 592-593)
- Istri suka mengomel dan mengeluh. (Bi. 419-422) (Bi. 471-472)
- Subjek sempat mengeluh perilaku manja suami.
- Saat berselisih paham, istri tidak mau mengalah dan suami mengeluh
dan mengomentari perilaku subjek. (Bi. 517-519)
- Istri mengomel pada suami karena hal sepele. (Bi. 525-527)
- Suami cuek saat bertengkar dengan istri mengenai hal yang sepele.
(Bi. 529-531)
Silang sengketa dan kompromi - Perselisihan diselesaikan dengan segera. (Bs. 348-350) (Bs. 456-457)
- Menyelesaikan masalah denga keterbukaan (Bs. 355-357)
- Pemahaman bahwa diam bukan berarti kalah. (Bs. 448-449)
- Saat pasangan marah, pasangan yang lain diam.. (Bs. 449-454)
- Berusaha untuk tidak berpikir negatif pada pasangan. (Bs. 460-463)
- Berusaha untuk tidak saling menyudutkan pasangan(Bs. 460-463)
- Selalu berusaha menyelesaikan masalah membuat tidak merasa bosan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan kecewa dengan kehidupan pernikahan (Bs. 598-600)


- Suami diam saat istri dan suami sedang marah. (Bi. 439)
- Saat berselisih paham, istri tidak mau mengalah dan suami mengeluh
dan mengomentari perilaku istri. (Bi. 517-519)
- Istri mengalah saat suami bersikap cuek untuk meredakan keributan.
(Bi. 529-531) (Bi. 529-531)
- Bertengkar karena hal sepele dapat membuat istri sangat kesal. (Bi.
535-536) (Bi. 548-550)

Menyisihkan waktu untuk berduaan - Saling berbagi cerita dan pengalaman sebelum tidur. (Bs. 581-584)
- Saling berbagi cerita saat sedang makan berdua, saat duduk berdua, saat
menonton TV, dan saat sebelum tidur. (Bs. 590-592)
- Berdoa bersama sebelum tidur. (Bs. 592-595)

Kemampuan menghadapi berbagai - Kebersamaan dengan istri membuat suami tidak merasa ada masalah yang
kesulitan berat dalam pernikahan. (Bs. 507-508)
- tidak menganggap masalah sebagai hal yang sangat berat. (B. 493-495)

Berbagi pertemanan dan cinta dengan - Menggunakan waktu luang bersama keluarga (Bi. 558-560) (Bi . 570-
pelbagai cara 571)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Memperlakukan pasangan dengan baik dan - Menghormati suami dengan meminta ijin sebelum membeli sesuatu.
hormat (Bs. 429-432)
- Suami mau mengalah pada istri dan anak-anak. (Bs. 440-444) (B.
484)
- Istri memahami dan menyediakan keinginan suami tanpa suami
mengatakannya. (Bs. 497-501)
- Istri selalu berusaha melayani suami hingga membuat suami manja.
(B. 426-428)
- Istri tetap melayani suami dan melakukan kewajiban sebagai istri
meski sedang marah dengan suami. (B. 428-436)
- Suami subjek adalah pribadi perhatian, sayang, dan bertanggung
jawab. (B. 474)
- Suami perhatian pada keluarga (B. 476) (B. 476-477) (B. 582-585)
Kedua pasangan saling melakukan - Saling menutup kekurangan pasangan dengan kelebihan yang
bagiannya masing-masing dimiliki. (Bs. 295-301) (Bs. 377-379) (Bs. 403-404) (Bs. 484-487)
(Bs. 610-612) (B. 449-454)
- Menggunakan kekurangan sebagai sarana untuk mencari hal yang
dapat menutupi kekurangan. (Bs. 358-360)
- Memahami sifat pasangan (Bs. 381-383)
- Menyadari kekurangan diri. (Bs. 403-404)
- Suami melibatkan istri dalam mengelola keuangan(Bs. 420-423)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

- Mau menerima kekurangan pasangan. (Bs. 448-449) (Bs. 490-493)


- Istri mampu mengelola keuangan dengan baik. (Bs. 484-487)
- Menuntun pasangan dalam melakukan kebaikan. (Bs. 385-401)
- Meski merasa kesal dengan kemanjaaan suami, namun istri melayani
suami dengan kerelaan. (Bi. 457-459)
- Kebersamaan dalam mengatur keuangan karena suami menyadari
kekurangannya dalam mengatur keuangan. (Bi. 508)

Penyesuaian diantara pasangan - Pernikahan tetap rukun karena adanya saling pengertian dan
keterbukaan. (Bs. 569-571)
- Menyadari kekurangan diri(Bi. 505-506)
- Kesediaan meminta pasangan untuk menutupi kekurangan. (Bi. 505-
506)
Religiusitas - Berdoa bersama sebelum tidur. (Bs. 593-595)

Keterangan :
Bs : Baris pada verbatim suami
Bi : Baris pada verbatim istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PASANGAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SUAMI 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

VERBATIM SUAMI 1
Jumat, 20 November 2015

Pukul12.00 – 13.19 WIB

Di rumah Informan

NO VERBATIM KETERANGAN KODING


1 Nah waktu itu, e... Eyang menikah dengan Eyang putri itu, e... apa yang
2 menjadi alasan Eyang menikah, saat itu?
3 Saat itu juga anu...ya karna.. itu sama-sama anggota gereja..
4 Ee’em sama-sama anggota gereja...
5 Iya satu imanlah
6 Satu iman...
7 He’em
8 Terus ketemunya bagaimana waktu itu?
9 Ya itu ini hanya satu desa
10 Oh satu desa...
11 He’e, satu desa satu gereja
12 O jadi alasan menikahnya karena satu gereja? (B.13-14)
13 Dan pokoknya..saling senang dan satu, satu..satu... imanlah pokoknya - Menikah karena saling suka. A
14 alasannya. - Menikah karena memiliki agama yang A
15 O... nah waktu Eyang ini menikah, saat itu diawal pernikahan itu, apa sama.
16 yang menjadi tujuan pernikahan Eyang dan Eyang putri? (B.17-20)
17 Ya...anu, tujuannya yang pertama kali juga, ya supaya... yang nomer satu - Tujuan subjek menikah untuk memiliki T1
18 karena waktu itu waktu itu juga, orang itu semakin hari semakin tua to, jadi teman hidup di hari tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19 ya saya ingin supaya dihari tua kalo bisa ada yang e menemani kami, gitulah
20 itu tujuan kami juga, itu nomor satu.
21 Mencari teman hidup?
22 Iya iya ya
23 Nah kan menikahnya tahun ’71
24 He’em
25 Kemudian punya anak tahun ’72
26 Iya.
27 Nah bisa tolong ceritakan apa saja peristiwa-peristiwa apa yang terjadi
28 sebelum e...Eyang memiliki anak, jadi sebelum anak pertama lahir kira-
29 kira ada peristiwa apa?
30 Ya kalo peristiwa ya...ya..ya biasa, biasa orang hidup itu ndak, kami tidak
31 ingat trus ada peristiwa yang agak besar menyebar keguncang, ya ndak..ndak,
32 ya ya biasa-biasa saja sbab e...ehm ya karena waktu itu tahun 70an kan ya (B.32-34)
33 keadaan ekonomi itukan agak sulit, masih agak sulit waktu itu jadi kami ya - Subjek melakukan beberapa pekerjaan mk1
34 bekerja disawah lalu saya memelihara itik, memelihara ayam, untuk mengatasi kesulitan ekonomi.
35 memelihara...yang terakhir ketika anak saya lahir yang nomor tiga itu saya
36 memelihara puyuh, gitu. jadi e...saya mencari nafkah itu dengan itu lah. Gitu.
37 Nah waktu sebelum anak pertama lahir, itu e...eyang putri kira-kira
38 bagaimana?
39 Ya...
40 Sebagai istri... (B.41-44)
41 Ya menjadi ya ... ya menjadi ibu rumah tangga ya. Misalnya saya sebagai, - Istri menjadi ibu rumah tangga dan mb1
42 e...sebagai bapak rumah tangga ya, mencari nafkah di sawah di, e... dengan subjek mencari nafkah.
43 beternak dan lain sebagainya ya hanya itu, ndak ada, ndak ada punya apa-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44 apa.
45 Diawal pernikahan sebelum punya anak kira-kira ada masalah dalam
46 pernikahan?
47 Ndak...ndak ada apa-apa
48 Jadi rukun?
49 Ya ... ya.
50 Waktu itu menurut eyang kenapa kok nggak ada masalah atau rukun (B.52)
51 rukun saja? - Pernikahan rukun karena saling py1
52 Ya...asal sama tahu to ya..saya sebagai orang yang ya apa itu..oleh karena mengenal pasangan.
53 mbak itu dari psikolog ya, saya itu nganu to, saya tu juga jebolan psikologi
54 jane. Tapi ada mungkin mbak belum lahir, itu gegeran G30SPK/I...lalu
55 berhenti, berhenti kuliah
56 O berhenti kuliah..kuliahnya dimana dulu?
57 Di UGM. He’em lalu saya yo...tersangkut organisasilah...itu gitu, jadi saya
58 gagal dalam...dalam..ya..jadi ya...tapi dulu kan ini ada anggota gereja, yang
59 di Sumotaran.. dokter itu to, dokter psikologi. Saya kan ya tanya-tanya,
60 dosennya siapa saja..gitu ya itu kan ya masih apal dosennya.. He he...tahun ..
61 tahun ‘65an...
62 Terus waktu ketemu sama istri itu kapan?
63 Itu ya.. itu, lalu setelah peristiwa G30SPKI kan disini ada, e...penginjilan.
64 Nah saya ikut disitu. Dan saya sudah ndak sekolah ndak apa-apa, ndak...dan
65 saya ketemu dengan istri. Ya...karena saya sudah kenal digereja lama dan
66 memang tetangga to itu..
67 Terus waktu memutuskan untuk menikah itu e... apakah disetujui oleh
68 kedua belah pihak keluarga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69 Iya iya iya iya...


70 O jadi semuanya lancar...
71 Iya lancar..
72 Nah waktu..berarti tadi diawal pernikahan sebelum anak pertama lahir,
73 ndak ada masalah apapun?
74 Ndak ndak
75 Nah kemudian waktu anak pertama lahir...
76 He’em
77 Itu perasaannya bagaimana?
78 Ya..rasanya juga..senang sekali, karna ya..anu to..kami kan anak bungsu to,
79 saya anak bungsu dan istri saya juga anak bungsu..
80 Istri juga anak bungsu?
81 Iya jadi kan senang dah punya adek, lah dulu. E...kan senang rasanya, iya.
82 Nah waktu anak pertama lahir itu, e...apa yang eyang lakukan waktu (B.84)
83 itu? - Subjek dan istri bersyukur pada Tuhan rg1
84 Ya...kami juga anu...ya...mensyukuri berkat Tuhan yang di brikan... saat anak pertama lahir.
85 He’em.. nah waktu itu kan mulai merawat anak ya... (B.86-91)
86 He’em ..he’em. Tapi, waktu itu kan anu. Ya ini, keterbatasan keadaan kami. - Adanya pembagian peran suami dan istri mb2
87 Saya tu ndak pernah merawat anak karna, e...pagi saya menggembala,
88 menggembala itik ya nanti lalu pulang..jam-jam sembilan lalu saya
89 mengerjakan sawah. Iya jadi anak itu yang merawat itu istri saya.Iya, jadi
90 anak satu sampai tiga itu saya ya ndak...ndak anu, ya hanya sebentar-
91 sebentar saja, tapi yang pokok itu ...he’em..istri.
92 Nah waktu itu kan berarti eyang kan tidak..istilahnya tidak membantu
93 merawat dalam arti dirumah gitu ya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94 Ndak.
95 Nah waktu itu...istri bagaimana?
96 Ya itu, yang...yang merawat ya istri kami.
97 Istri pernah e...merasa
98 Keberatan?
99 Keberatan..? (B.95- 100)
100 O ndak..ndak..senang kok, ndak. - Istri tidak keberatan suami tidak kl2
101 Jadi itu, e...seperti pembagian tugas, e...itu... membantu merawat anak di rumah.
102 Pokok e saya cari nafkah, istri e.. mlihara anak..ya gitulah..itu.
103 Itu e, bagaimana membuat kesepakatan seperti itu?
104 Ya..gimana o.. kan kalau menggembala itik ke sawah kemana-mana kan (B.104-105)
105 anu..istri ndak bisa itu lakukan. Ya gitu itu kan..otomatis. - Pembagian tugas dalam keluarga mb1
106 Kemudian waktu anak pertama lahir, kira-kira ada masalah-masalah dibentuk berdasarkan kemampuan.
107 yang terjadi?
108 Ya..ndak ndak papa..
109 Nggak ada masalah apa-apa...
110 Ndak ada. Jadi memang bagi kami itu, ya itu kesaksian berkat Tuhan. Jadi
111 anak lahir ya biasa, biasa kami bawa ke...e ..itu ke...bid apa..poliklinik untuk
112 melahirkan hanya di Gamping. Itu hanya ya waktu itu tahun ’72 itu... habis
113 biaya berapa ya...? dua puluh ribu atau berapa ya, iya masih murah skali
114 waktu itu, iya.
115 Dua puluh ribu tapi waktu itu untuk eyang berat atau nggak waktu itu?
116 Ndak ndak ya waktu itu biasa.
117 Nah kemudian e...waktu anak pertama lahir, secara kehidupan
118 e...Eyang dan Eyang putri itu bagaimana berjalannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119 He’em. Ya..ya biasa-biasa saja. Nggak nggak ada gejolak apa-apa.
120 Nggak ada masalah apapun nggak ada? (B. 121-125)
121 Kayak..tapi itu ya kami ulangi, berkat Tuhan ya. Ndak seperti sekarang anak - Subjek bersyukur memiliki anak yang rg2
122 e anak kok sebentar-sebentar sakit, ndak, anak saya tu yo biasa-biasa saja sehat.
123 ndak ada hehe.Jadi ke rumah sakit itu hanya itu apa...imunisasi. Iya jadi
124 belum ada posyandu belum ada puskesmas ya, di Bethesda dulu ketika
125 anu..iya.
126 Pada masa-masa itu pernah gak Eyang berantem atau bertengkar?
127 Sama?
128 Sama eyang putri..
129 O ndak..ndak pernah itu..
130 Jadi rukun?
131 Ya..ya memang ada kerikil-kerikil sedikit kan lumrah tapi kami sebagai yah e
132 perubahan akan mengalami hal melayani Tuhan kan ya, kesabaran harus...
133 Waktu itu kerikil-kerikil masalah-masalah itu kira-kira apa bisa tolong
134 diceritakan, contohnya apa? (B. 135-149)
135 Ya..misalnya sama-sama orang...orang anu to orang e orang capek asal itu - Subjek dan istri berselisih pendapat sk2
136 ya...dah. ketika lelah setelah bekerja atau km2
137 Capek...apa? melakukan tugas masing-masing dan
138 Capek untuk kerja... perselisihan diselesaikan dengan saling
139 O capek kerja? mengingatkan untuk sabar.
140 Iya, itukan yo biasa sering trus terkadang...
141 Trus berselisih pendapat?
142 He’em... tapi yo hanya sebentar trus yo ndak-ndak apa-apa.
143 Terus waktu itu cara menyelesaikannya bagaimana kalau berselisih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144 pendapat itu?


145 Ya..kita sebagai anu kan kita diajari terus oleh Tuhan untuk kesabaran. Iya,
146 jadi kalau yang satu agak lupa yang satu harus ingat. Kan gitu. Anu..didalam
147 keluargakan begitu. Jadi jangan sampai dua-duanya lupa gitu lho,
148 yang..kuncinya keberhasilan dalam rumah tangga kan itu..jadi, a kalau ada
149 per..anu pecah itu kan karena sama-sama lupa..
150 Lupa..
151 He’em.
152 Lupa dalam? (B.153-156)
153 Lupa bahwa itu, kita itu harus sebagai..karena suami dan istri itu sudah yang - Bagi subjek, pasangan adalah pemberian ko2
154 memberi kan Tuhan, bukan.. bukan kehendak manusia, kan kita harus Tuhan sehingga harus menjaga rg2
155 menjaga itu..jaga harmonisasi ya. He’em. Iya, Jadi itu kan harus, harus dijaga keharmonisan hubungan
156 sungguh. Jadi, dalam..dalam hal ini memang e...buah pelayanan kami yang,
157 yang menuntun gitu. Jadi..jadi kalau kami juga ya, e orang yang ndak punya
158 apa-apa sebetulnya ya. Jadi kami bisa e...menempati tempat ini kan ini e
159 punyaan orangtua.
160 Ooo punya orangtua.
161 Bukan saya yang buat. Saya ndak buat apa-apa.
162 Emm jadi ini rumah orangtua..
163 Orangtua iya. Karena ya mbak yu-mbak yu (kakak perempuan) saya sudah
164 punya, sudah sudah buat sendiri.
165 Kemudian waktu e...anak pertama umur 1 sampai 2.5 tahun, nah itu
166 kira-kira bisa tolong ceritakan apa yang terjadi dalam kehidupan
167 pernikahan?
168 Ya...kalau saya tu ndak ndak anu e, itu ndak ada sing anu trus e...ada bab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169 yang agak berat tu ya ndak pernah..saya tu ndak pernah ya. Karena ya kami
170 tu prinsipnya pembagian kerja cari nafkahnya itu. (B. 169-173)
171 Eyang cari nafkah... - Adanya pembagian tugas dalam rumah mb1
172 He’e..lalu ini yang mengelola istri, itu dia mengelola ekonomi dan juga tangga.
173 memelihara anaknya itu. Ndak ada ndak ada, bukan seperti jaman ini kan
174 kalau dulu kan masih agak, apa-apa kan masih sederhana toh? Iya..masih
175 sederhana skali.. (B. 178-179)
176 Nah waktu anak pertama sudah lahir, kemudian berusia balita 1 sampai - Kesamaan tujuan dalam mengasuh anak T2
177 2.5 tahun itu, apa tujuan dalam pernikahan Eyang berdua?
178 Ya..anu..pokoknya ya kita semua punya tujuan untuk anak itu supaya ya..bisa
179 sehat bisa nyekolahkan bisa, hanya itu ndak ada lagi. (B. 183-186)
180 Kalo pada masa-masa itu kira-kira ada gak..ada masalah apa? - Kesederhanaan keinginan hr3
181 Ndak ndak... - Berdoa pada Tuhan saat mengalami rg3
182 Nggak ada ya atau rukun-rukun saja? kesulitan ekonomi
183 Iya. Ketika..terus terang dalam hal pendidikan anak-anak kami itu, e...kami (B. 188- 191)
184 kan ya..keluarga-keluarga yang pas-pasan. Keluarga yang ndak begitu - Subjek merasa Tuhan menyelesaikan rg5
185 longgar, jadi hanya mohon pada Tuhan supaya bisa... bisa anak kami bisa masalah ekeluarganya.
186 sekolah, ya bisa baca dan tulis hanya itu.
187 He’em..
188 Tapi, ya itu..berkat Tuhan lagi. Saya punya e...saudara perempuan, kakak
189 saya yang sekarang di Kumendaman, itu yang membiayai anak-anak.Iya.
190 Jadi dari SMA sampai perguruan tinggi yang membiayai anak anu Mbak yu
191 saya itu he’em.
192 Waktu mengalamai e kesulitan dalam menyekolahkan anak-anak itu
193 bagaimana? apa yang Eyang rasakan? (B. 194-197)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194 Iya, kalau...itu kan sekolah e...dari SD sampai SMA saya masih kuat, tapi - Menerima ketidakmampuan mk5
195 kalau kuliah sudah ndak kuat sudah saya, iya.Saya, pikiran saya, tu ya sudah
196 kalau kalau sudah tamat SMA ya sudah. Ya besok kalau ada rejeki kan ya (B. 203-205)
197 kalau ingin melanjutkan silahkan. Kalau e mau mau mandiri gitu lho. Tapi - Subjek dan istri melayani Tuhan rg5
198 karena ya, e mbakyu(kakak perempuan) saya merasa kasihan kepada saya, sehingga ditolong Tuhan.
199 lalu anak itu e ditawari kalau dikuliahkan apakah boleh, gitu sih..iya.
200 Mbakyu saya bilang begitu, ya monggo (silakan) kalau mbakyu gitu.
201 Jadi, anak-anak saya itu kan yang..yang nomor 2 itu kan D3 Akuntansi, yang
202 terkecil itu S1. Jadi itu yang membiayai itu mbakyu saya, bukan saya. Jadi
203 saya ndak tahu itu uang kuliah berapa, uang buku berapa, saya ndak tahu.Ya
204 itu.. itu tidak lepas dari berkat Tuhan karena kami sudah melayani dengan
205 sungguh-sungguh jadi tangan Tuhan itu menggunaka siapa saja.
206 Nah kemudian ya waktu e...anak pertama e sebelum masuk SD ya, itu
207 ada hal-hal apa saja yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga,
208 ketika anak umur 2.5 sampai 7 tahun?
209 Ya dulu ya hanya trus ibunya sering mengantar untuk TK di Muntilan itu.
210 Lalu terus SD nya juga hanya disini tidak jauh-jauh, semuanya hanya hanya
211 disini saja jadi ndak ada masalah, jadi dari sekolah TK lalu SD lalu SMPnya
212 itu ndak ada, ndak ada trus..kalau skarang kan orang itu mesti cari sekolahan
213 yang favorit, kalau dulu kami ndak punya pikiran begitu itu ya, pokoknya
214 harus bisa baca tulis hanya itulah.
215 Trus pada masa itu, bagaimana kehidupan relasi antara Eyang kakung
216 dan Eyang putri?
217 Ya, biasa..ndak ada, ndak ada masa...sbab e...waktu itu kan kalau SD sampai
218 SMP-SMA kan ya belum begitu berat, uang itu iya itu. (B. 224-225)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219 Kalau selain masalah ekonomi ada kira-kira ada masalah apa gitu yang - Masalah selesai karena kedekatan dengan rg5
220 terjadi? Tuhan.
221 O ndak ada. (B. 227-228)
222 Nggak ada? - Tuhan adalah segalanya bagi subjek dan rg5
223 Ndak ada sih. Jadi ya, e kami e...setiap hari cari, ya cari rejeki ya. Kan untuk istri.
224 kita bersama-sama kegereja kan itu kan.E..dengan kedekatan kita dengan
225 Tuhan menyebabkan segala sesuatu Tuhan yang menyelesaikan.Itu..itu
226 persoalannya. Jadi, jadi kalau dipikir kok ndak ada masalah yo nyatanya
227 Tuhan begitu ya.Jadi memang bagi kami Tuhan itu ya segala-galanya ya
228 itulah, sebab itu sumber rejeki, sumber penghiburan, sumber kekuatan..he’e.
229 Tapi kalau waktu ada selisih pendapat e...waktu, kan waktu masa
230 dimana masih kecil ya. Nah kalau Eyang kakung dan Eyang putri
231 berselisih pendapat kalau ada masalah begitu, bagaimana
232 menyelesaikannya?
233 Ya..kita harus anu saling usaha, tapi seingat saya tu ndak pernah e saya tu
234 soal soal didik anak itu tu, sebab sama-sama yo tahu to anunya.
235 Kalau dalam hal lain gitu ada..
236 Misalnya apa e?
237 Hal lain misalnya hubungan secara relasi antara Eyang dan Eyang putri
238 jadi berdua tentang anak, kira-kira pernah ada masalah apa? (B.239-243)
239 Bagi kami itu yo...ya biasa-biasa saja jadi misalnya e...istri saya dan, kalau - Komitmen dalam melakukan peran oleh ko2
240 dulu kan masih muda kan seneng nonton kesenian seneng itu kerawitan ya, istri
241 asal ndak..ndak, tapi setelah anak agak besar itu, kalau anaknya kecil yo ndak
242 pernah kemana-mana. Sebab..sebab yo pokoknya fokus untuk melihara anak,
243 gitu lho.Jadi waktu itu yo begitu itu jadi ndak ada masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244 Nggak ada masalah.. (B. 245-248)


245 Ndak ada masalah. Tapi kalau setelah sekarang sudah besar-besar kan ya - Memberi kebebasan pad istri setelah bh6
246 kami yo kasian to..kalau dulu ketika anak kecil-kecil hanya dirumah saja kan. keadaan memungkinkan
247 Sekarang agak trus diberi kelonggaran biar..biar senang begitu. Orangtua biar
248 senang hehe.. (B. 247-251)
249 He’em..diberi kelonggaran maksudnya? -Subjek mengijinkan istri untuk bh6
250 Ya misalnya untuk e itu PKK, untuk dasa wisma, untuk RT itu bergaul melakukan kegiatan yang diinginkan
251 dengan tetangga kan begitu. setelah anak-anak besar agar istri merasa
252 He’em jadi waktu anak-anak masih kecil itu nggak pernah dilakukan? senang.
253 O ndak pernah ya.
254 Itu tidak dilakukan e yang memutuskan siapa Eyang kakung atau
255 Eyang putri? (B.256-261)
256 Ya..ndak anu ya, secara otomatis kan..kan repot. Bawa anak kemana- -Komitmen dalam menjalankan peran oleh ko2
257 mana...hehehe, ya itu begitu lah..he’e.. istri
258 Jadi itu Eyang putri yang...
259 He’em.
260 Ooo...jadi Eyang kakung nggak pernah melarang? (B. 260- 261)
261 Iya ndak, ndak. Tapi kan ya tahu sendiri to. - Istri menyadari dan memahami perannya ko2
262 E kemudian waktu anak umur, nah pada masa anak masa SD ya, sudah mb2
263 masuk SD berarti anak pertama sudah punya adik ya?
264 He’em...
265 Nah itu ada masalah yang muncul nggak waktu anak sudah masuk SD?
266 Ya,
267 Dalam kehidupan pernikahan?
268 Ndak ada. Saya tu kok ndak pernah e merasakan itu e, semuanya ya berjalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269 sebagai mana mestinya. Jadi ya kita sebagai sebagai e...suami kan kepala (B. 269-275)
270 keluarga dan kami juga bertahun-tahun kami itu ya menggembalakan itu jadi - Subjek dan istri berusaha membentuk T4
271 kan..kan, ini kan tanggung jawabnya kan berat to..? Kalau kami dengan keluarga yang baik agar bisa menjadi
273 keluarga saja ndak baik, bagaimana kami akan..akan melayani jemaat, kan contoh.
274 ndak mungkin itu, gitu lho anunya, jadi he he, e apa ya...e..pelajaran itu yang (B. 275-277)
275 mendorong, mendidik kami berdua, e gitu lho anunya. Jadi kalau ditanyai - Subjek tidak merasa berat dengan mk4
276 secara detail ada masalah, ya orang hidup itu ya ada masalah tapi kami itu masalah yang ada.
277 tidak merasakan kok, iya.
278 Contohnya kalau ada masalah, masalah apa? (B. 279-283)
279 Ya..misalnya tu, misalnya ya...misalnya masalah ekonomi, masalah itu kan - Mencari Tuhan saat mengahadapi rg4
280 kita harus kembali kepada Tuhan kalau begitu itu iya, jangan.. misalnya ya masalah.
281 ada kesehatan anak harus, misalnya harus dibawa kerumah sakit dan itu kan - Tuhan adalah segalanya bagi keluarga rg4
282 pemiikiran kalau begitu iya. Tapi, tapi bagi kami ya Tuhan itu segala-galanya subjek.
283 itulah bagi kami. Jadi kok kami sering-sering kalau ingat kok kami kok
284 sudah, sekarang sudah umur 70 itu kan sering-sering kami itu agak heran gitu
285 lho, kok sudah begitu lama itu hidup. Iya, ndak merasa itu, he’em. Jadi (B. 285-287)
286 berjalan, hidup tu berjalan ya kita mengalir saja,eem.. itulah anunya, e...apa - Menerima realitas kehidupan. mk
287 yang kami alami dalam kehidupan, itu.Jadi..jadi bagi kami ya, anak trus bisa
288 berkeluarga. Lalu nomer dua juga putri juga sudah berkeluarga. Ya itu kan
289 sudah satu..satu kebanggaan bagi kami dan kebetulan anak kami yang nomer
290 dua itu kan e...suaminya pendeta juga.
291 Ooo pendeta juga.. (B. 292-293)
292 Di Palembang. Jadi..gimana yo, bagi kami kok hidup itu kok ya biasa-biasa - Merasakan hidup sebagai kegembiraan mk
293 saja, menyenangkanlah. Gitu lho, iya.
294 Menurut Eyang apa yang membuat menyenangkan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

295 Ya semua berjalan dengan sebaik-baiknya. Dulu kan ketika anak saya yang
296 nomer tiga akan menikah punya teman, ya kami hanya mempunyai garis
297 bahwa “Orangtuamu itu orang Kristen, kalau bisa ya harus bisa ya menjadi
298 bagaimanapun misalnya anak putri itu jelek, pendidikannya rendah, tapi
299 harus satu iman.” Jadi, saya tidak menuntut apa-apa.“Suku, terserah, tingkat
300 pendidikan, terserah. E..kecantikan, terserah, tapi hanya satu kami supaya
301 kamu mendapat orang beriman.”. Itu iya, jadi itu garis itu bagi kami. Iya.
302 Hehehe. Jadi, jadi sekarang ya..ya nyatanya sekarang di Jogja ada teman
303 yang di Pekanbaru di Riau sana trus ya trus punya istri punya anak dan
304 sekarang hidupnya sudah ya, saya kira ndak akan pulang dia. Hehehe...
305 Nah tadikan sebelumnya Eyang kan pernah e, tadi Eyang pernah bilang
306 kalau menghadapi e kesulitan ekonomi ya. Nah waktu itu yang Eyang
307 lakukan adalah dengan bekerja. Lalu saat menghadapi kesulitan
308 ekonomi ini Eyang putri bagaimana? (B. 307-310)
309 Ya anu ya, kita harus e...e..melakukan ya, apa ya kalau misalnya harga-harga - Menyesuaikan pengeluaran (penyesuaian mk4
310 naik, ya kita gimana supaya bisa dicukup-cukupkan, hanya itu lah. Sebab diri) bukan menuntut naiknya py4
311 kami kan bukan pegawai, bukan apa itu ya, ndak...jadi, jadi e termasuk ya pendapatan.
312 orang yang..ya hanya bisa makan, gitu toh. Gitu, jadi nggak mikir apa-apa.
313 Kemudian waktu anak-anak beranjak remaja, anak-anak udah pada
314 remaja gitu, lalu bagaimana kehidupan eyang berdua ini?
315 Ya..anak-anak skolah kita ya, ya..ya..ndak ada ndak ada hal yang harus
316 dipikirkan secara berat ya, semuanya itu mengalir saja. Jadi kami tu kalau
317 ditanya kesulitannya apa, kok koyok e ndak anu ndak ingat e saya itu. Iya, (B. 318-3210)
318 kok..ndak ada hal yang berat gitu ya. Kalau berat ya sudah bilang sama - Subjek meminta pertolongan pada Tuhan rg5
319 Tuhan, itulah nanti Tuhan akan menolong, sebab saya tu ndak tahu anu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

320 pertolongan itu dari mana, asalnya dari Tuhan itu. Ya iya itulah kami. Jadi,
321 jadi kehidupan ini memang, memang fokus kami adalah ya, fokus kami tu
322 adalah bagaimana kita melayani Tuhan menurut kemampuan kami, iya. Dulu
323 kami, kami juga melayani dengan sungguh-sungguh karena ya badan masih
324 ya masih agak muda gitu, kan setelah, ya kami ya terus terang mencari,
325 mencari makan kerja hanya untuk melayani Tuhan.
326 He’em.
327 Iya. Ya gitu waktu itu. Bertahun-tahun itu...
328 Cari makan untuk melayani?
329 Iya. He’e. Jadi, jadi kami kan ndak jadi beban sama jemaat..
330 Ooo..iya iya
331 Iya..tidak, jadi jemaat kecil sekali kan ndak ada uang, ndak ada apa-apa, jadi
332 kami juga rela melayani tanpa apa-apa. Iya hehe, iya kami kerja disawah
333 kerja di..
334 Kalau Eyang putri juga pelayanan juga?
335 Iya, itu setelah anaknya sudah agak besar. Kalau dulu ya ndak, he’em..
336 gimana, anak-anaknya kan kasihan, gitu. Jadi Tuhan itu tahu bagaimana itu
337 keadaan seseorang, he’em.
338 Kemudian e...waktu anak-anak beranjak remaja itu gak ada masalah.
339 Peristiwa apa yang terjadi waktu anak-anak e remaja?
340 Peristiwa apa ya...ya anu yang saya ya, dulu ya anak punya ya, e...punya
341 teman. Teman dekat gitu ya, ya hanya saya arahkan supaya, supaya bisa
342 berjalan dengan baik. (B. 346-349)
343 Itu anak yang pertama, kedua atau yang ketiga? - Tuntutan pada anak sederhana hr6
344 Ya anak, ya..semuanya gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

345 O semuanya.
346 He’em. Jadi kami, saya dulu kan, kan ya..hanya itu, pokoknya prinsip kalau
347 bisa ya mencari orang yang satu didalam iman. Jadi meskipun keadaan
348 bagaimanapun juga tapi kan ya merasa puas kalau ketemu anak mantu saya
349 itu orang-orang Kristen, gitu itu, itu itu kepuasan yang...yang anu yang ndak
350 bisa diukur itu lho yang. Selain itu kan kan kami juga sering seringnya itu (B. 351-358)
351 kan sering ya sering gimana ya ”kok, kok bapak nggak tua-tua”. Ditanyai, ya - Subjek merasakan Tuhan memelihara rg5
352 itu kan..kami itu kok, karena karena pemeliharaan Allah. Jadi ini, ini ya hehe, dalam kesulitan ekonomi.
353 karena saudara juga begitu, jadi kan, banyak dalam kehidupan itu kesaksian -Subjek mampu bersyukur saat rg5
354 hidup...kesaksian hidup didalam Tuhan itu hanya begitulah kami itu ya. Ya, menghadapi kesulitan ekonomi.
355 nyatanya dengan makan yang sangat sederhana nyatanya ya diberi kesehatan,
356 itulah..itu kan, kan sulit kalau dihitung secara rasio kan sulit. Harus, kalau
357 skarang kan harus begini, gizinya harus begini, ndak saya ndak bisa waktu
358 itu, ndak bisa, tapi nyatanya ya biasa-biasa saja. Jadi, jadi kalau “Mbak e
359 uwes keluarga urung?”
360 Ya? Belum. Hehehe...
361 Belum. Jadi, itulah anu kehidupan, kehidupan. Marilah kita berada didalam
362 Tuhan, itulah yang nomer satu. Jadi sering sering kami, kami..sering
363 memberikan anu itu ya mesti ndak lepas karena kami lama dalam pelayanan.
364 Jadi, jadi sekarang ini saya karena ya sudah ndak pendeta ya, sudah S1,
365 sudah saya kan sudah tua, kami kan kalau kurang tidur sudah ndak begitu
366 kuat. Kalau dulu saya kan pelayanan itu ndak pernah berhenti hehe iya.
367 Waktu Eyang banyak meluangkan waktu untuk pelayanan
368 He’e...
369 Berarti kan Eyang gak dirumah ya..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

370 Iya, he’em.


371 Lalu istri bagaimana?
372 Ya sudah, ya anu ya ngopeni anak.
373 Pernah e merasa bagaimana begitu istri... (B. 374-375)
374 Ndak...tetapi sekarang, karena anak-anak sudah besar, silahkan istri kalau - Subjek memberikan kebebasan pada istri bh5
375 melayani ya gitu, iya. Sekarang saya yang berkurang dalam pelayanan, iya. untuk pelayanan setelah anak-anak besar.
376 Karena saya sudah ndak kuat kemana-mana, kami naik motor ya sudah ndak
377 berani, iya. Ndak brani kalau ndak ada yang mboncengkan saya ndak mau.
378 Ya bisanya ya hanya nyepeda iya.
379 Emm naik sepeda, malah sehat lho hehehe..
380 Iya. Hehehe..ya itu lah anunya anunya kehidupan, apa-apa kalau disyukuri
381 itu enak kan gitu ya. Hehehe..
382 Iya. Nah waktu anak-anak punya teman dekat,
383 He’em..
384 Itu pertama kali anak-anak itu punya teman dekat itu..
385 He’em.. (B. 389-395)
386 Waktu anak-anak masih sekolah? - Subjek dan istri mengarahkan anak agar rg5
387 Ya sekolah ya ada yang SMA dan ya ya ya teman-teman gereja, gitu hehehe.. berperilaku sesuai aturan agama
388 Waktu Eyang tahu anak-anak punya teman dekat, rasanya bagaimana?
389 Ya..anu ya kami perhatikan, ya kami, kami arahkan supaya ya yang baik-baik
390 saja.
391 Waktu itu bagaimana cara mengarahkannya, apa yang Eyang lakukan?
392 Ya anu, kita sebagai anak-anak kristen ya juga harus, harus tahu apa aturan
393 main didalam orang-orang percaya kan gitu, iya.
394 He’em.. kalau Eyang putri bagaimana waktu tahu anak-anak punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

395 teman dekat?


396 Ya...ya nganu ya, ya, ya kalau anu ya, ya kan kalau skarang tu nganu
397 orangtuanya anak hanya anu, kalau anaknya sudah senang ya sudah biarkan.
398 Tapi satu perkara kalau tuntutan kami juga hanya itu hanya satu, didalam
399 Tuhan. Sebab kami pernah juga anak saya di Riau itu pernah bilang ya dia
400 bilang di sana e...pernah ya didatangi oleh kenalan gitu tapi bukan orang
401 percaya (non Muslim). Saya hanya bilang begini “ya kalau bukan orang
402 percaya jangan ditingkatkan”, saya hanya bilang begitu. “Hubungan harus,
403 harus harus selesai, ndak usah diteruskan sebab e saya sebagai orangtuamu
404 ndak menginginkan begitu, ya”. Sebab saya sekeluarga itu kamu, hidup
405 diberi makan oleh Tuhan dan gereja, saya tuh..meskipun e...tidak, tidak e
406 diberi ini dan itu tapi kan Tuhan itu melalui apapun juga sanggup menolong,
407 iya itu. Jadi, jadi itulah yang..makanya sekarang ya, itu dari istrinya itu kan
408 dari e dari Batak.
409 He’em..Batak..
410 Hehe, lah iya. Jadi, jadi e mantu-mantu saya itu yang dari Pekanbaru satu,
412 dari Palembang 1, kalau yang anu seperti ayahnya ya hanya dekat satu
413 gereja..hehehe. jadi kan itu lah. Jadi kami, kami orang sudah tua, kalau nanti
414 besannya jauh semua kan repot..hehe
415 Hehe..lah waktu itu anak yang di..Riau itu anak yang ke..
416 Ketiga.
417 O anak yang ketiga?
418 He’em.
419 Nah waktu anak yang ketiga punya teman dekat yang gak seiman itu,
420 Eyang putri bagaimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

421 Ya..hanya dia kan bilang sama..pake telpon itu.


422 He’em pake telpon. (B. 423-429)
423 “Iya no, bagaimana dia?” - Istri dan subjek sepakat meminta anak km6
424 “Ning nganu itu bukan, itu orang muslim.” ketiganya untuk tidak meneruskan
425 “Ya, kalau orang muslim, jangan diteruskan.” Saya gitu bilang. hubungan dengan pasangannya yang tidak
426 He’em.. seiman.
427 “Ayahmu ndak ndak rela kalau kalau, pokoknya meskipun anaknya orang
428 miskin, rupanya tidak cantik, pendidikannya rendah tapi hanya satu perkara,
429 hanya satu didalam iman.” Hanya itu..
430 Itu disampaikan lewat telpon?
431 Iya. Iya..sungguh itu. Tapi memang hehe, memang, saya ya, ya..tapi memang
432 ya nyatanya ya dia nurut gitu ya.
433 Itu kan...sebab waktu itu saya sampai bilang begitu ya. “Ya, kalau misalnya
434 kamu dah senang sekali dengan orang yang bukan Kristen, ketika kecil kamu
435 itu anak saya tapi sudah besar kan sama-sama hidup.” Begitu kan ya, dia tu
436 nyatanya mundur, ha..ha..ha..ha
437 Itu kan yang nelpon Eyang putri ya. Terus kalau Eyang kakung
438 menyampaikan keanak itu bagaimana? Lewat telpon atau...
439 Iya, iya. Itu kan telpon langsung dengan saya.
440 Ooo..telpon dengan
441 Bapaknya. He’em.
442 Berarti anaknya telpon dengan bapaknya langsung?
443 Iya, he’em.
444 O gitu, iya..
445 Jadi kami tidak menuntut apa-apa. Saya tidak nuntut apa-apa. “Udah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

446 pokoknya, tapi..saya hanya ingin kamu sama.” Jadi, ketika dia nikah kan
447 saya juga ke Pekanbaru itu.Pemberkatan di gereja di Pekanbaru, he’em. Jadi
448 kami ya rasanya anu, disana kan ada anak-anak teman digereja itu kan, itu
449 sekolah di seminari Semarang. Itu kan, kan ya sa anu anak Batak, jadi
450 ngomong-ngomongya uenak anak-anak seminari itu, rasanya tu indah
451 gitulah..kehidupannya itu.
452 Emm..waktu anak-anak beranjak remaja itu, e...kehidupan pernikahan
453 Eyang itu, apa yang menjadi tujuan pernikahan saat itu? (B. 454-461)
454 Ya, kita anu, itu kan, kita sebagai orangtua kan punya tugas untuk - Tujuan pernikahan subjek yaitu hanya T6
455 mendoakan anak-anak. Itulah. Jadi ndak ada lain. Jadi kalau anak masih kecil mendoakan anak-anak agar berbakti pada rg6
456 ya harus kita p’lihara dan kita doakan. Tapi kalau sudah jauh-jauh semua, Tuhan.
457 kan kita hanya tinggal mendoakan. Supaya ya ya kan anu toh, lebih-lebih
458 yang di Riau itu kan jauh dengan orangtua saya hanya bilang “jangan lupa
459 berbakti pada Tuhan. Saya sudah jauh dengan orangtua, dan setia didalam
460 berbakti digereja, itu pak Pendeta itu kan sebagai gantinya orangtua.” Kan
461 saya gitu toh. Itu yang perlu saudara, e saudara harus semakin dekat baik
462 menjadi kekuatan rohani didalam kehidupan. Jadi kan, e skarang kan iya
463 kejahatan narkotik itu kan terlalu berbahaya. Kan kami sudah ndak bisa
464 mengawasi ini dan itu, kan ndak ada lain. Jalannya itu hanya kita pasrah
465 kepada Allah, kan hanya gitu, kan ndak bisa, makanya ketika anak kami yang
466 di Pekanbaru itu bilang, e kami akan ditawari untuk kerja di Batam, kan lebih
467 luas kan areanya di Batam. Saya hanya bilang “apakah...” sebab kami
468 khawatir to, sebab itu kan sifatnya kan sudah internasional sebenarnya.Jadi
469 kejahatan kan juga internasional disana itu, saya lalu bilang “apakah kamu
470 itu anu di di rengat itu gimana. Kalau ke gereja udah senang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

471 masyarakatnya sudah senang, kerjaannya ya sudah en..ya sudah biasa.


472 Mbok, mengapa, untuk apa pindah-pindah?” saya gitu kan, kesan saya
473 khawatir kalau nanti di Batam itu kan pengaruhnya kan terlalu besar itu
474 sekarang itu kota internasional to, wong dekat Singapura kok. A..kami kalau
475 memang sudah senang di itu ya sudah, ndak usah..sebab uang itu seberapa
476 pun habis..
477 He’em...
478 Ndak bisa...misalnya saudara punya hehe..penghasilan ini lalu e tambah
479 sekian lalu bisa menabung, lho ndak bisa. Orang hidup itu tu begitu itu ndak
480 bisa. Semakin tinggi juga kebutuhannya semakin tinggi. Jadi, jadi..e...cukup
481 dan tidak cukup itu hanya bagaimana
482 He’em..
483 Kita mensikapi, mensyukuri, ya.
484 Waktu Eyang kakung ada rasa kuatir tentang anak tadi tersebut,
485 He’em. (B. 487-489)
486 Itu, Eyang putri bagaimana? - Saat merasa kuatir dengan anak, subjek rg6
487 Ya, kami hanya “ayo kita doakan anak-anak kita” mengajak istri untuk mendoakan anak.
488 Jadi Eyang mengajak berdoa? (B. 491-495)
489 Iya. Meskipun tidak selalu sama-sama ya pokoknya tugas kita tu itu. - anak adalah pemberian Tuhan yang harus rg6
490 He’em.. didoakan.
491 Kan kami juga mengajak, mengajak sampai skarang kan tuga orangtua itukan
492 yang nomor satu mendoakan anak cucu. Itu, itu..harus. itu bukan, bukan anu,
493 bukan hal yang pilihan tapi kita kan tanggung jawab kita sebagai anak, sebab
494 anak itu pemberian Tuhan.Jadi harus kita didik sampai kapan pun harus kita
495 doakan, sebab kalau tanpa itu ya mudah terjatuh, he’em.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

496 He’em.. kemudian waktu...e kapan anak pertama meninggalkan rumah?


497 Kalau anak pertama sekarang tetap masih di..
498 Oh tetap disini..
499 Menemani ya, iya.
500 Ooo...jadi tinggal disini satu rumah?
501 He’e iya. Kan ada kamar.
502 Ooo...jadi masih tinggal satu rumah dengan
503 Dengan cucu satu, he’em.
504 Dengan cucu..ooo
505 He’em. Jadi itu yang, ya yang dua jauh semua. Jadi ini tetangga juga trus,
506 tetangga kan satu gereja juga, iya.
507 Satu berarti satu rumah ini satu..
508 He’e...
509 Terus kalau anak kedua e...meninggalkan rumahnya..?
510 Itu sejak kuliah di D3 itu. Itu kan, dia itu dulu lalu e diambil oleh mbakyu
511 (kakak perempuan) saya, suruh..suruh yang ladeni(melayani) disana, di
512 Kumendaman itu.
513 Nah waktu anak kedua meninggalkan rumah, Eyang bagaimana
514 rasanya itu?
515 Ya, karna sudah lama disana. Jadi ya enak trus dibawa suaminya kan ke
516 Semarang, hehe..
517 He’em...
518 Jadi ndak ada perasaan apa-apa.
519 Dulu waktu anak kedua tidak tinggal satu rumah, rasanya...
520 Ya ya, tapi kan hari minggu ya mesti datang kesini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

521 O hari minggu datang kesini..


522 He’e.., gerejanya disini.
523 Kalau Eyang putri waktu anak kedua sudah tidak tinggal bersama
524 bagaimana?
525 Ha..memang sudah lama kok tinggal ditempatnya Budhenya itu.
526 Berarti tinggalnya dari?
527 Dari...ya itu e kuliah D3 itu tiga tahun udah disana, sampai lulus lalu dia kan
528 kerjanya di itu lho, mana...THR. Di...e pabrik kulit.
529 He’em.
530 Dulu kerjanya kan disitu. Jadi sejak kuliah lalu kerja itu disana tempatnya
531 budhenya. Dia, hehe. Lalu hanya nikah lalu trus dibawa ke Semarang oleh
532 suaminya.
533 Nah waktu anak kedua tinggal ditempat Budhe itu..
534 He’e..
535 Waktu itu apa yang dirasakan. Jadi, perasaan pada saat itu?
536 Ya enak saja, wong itu memang anu melayani Budhenya. Dia kan melayani
537 Budhenya, lalu kuliahnya apa-apanya dicukupi oleh Budhenya, iya.
538 Waktu itu, keputusan untuk anak tinggal sama Budhenya itu
539 munculnya bagaimana? Keputusan itu bisa muncul?
540 Ya anu, opo namanya Mbak yu (kakak perempuan) kan, kan ndak ada
541 temannya, lah anak-anak sudah pergi semua waktu itu. Mbak Yu saya itu.
542 Karna kan ada yang pergi di, ada yang di Kalimantan, di Semarang ada, iya.
543 Jadi, dia itu sedianya kami juga kasihan pada mbak yuk saya, hehe ya itu, iya.
544 Iya, jadi dia lalu menemani Budhenya, iya.
545 Kalau Eyang putri, ada perasaan bagaimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

546 Ya ndak apa-apa.


547 Nggak apa-apa?
548 Ndak apa-apa. Sebab ya itu, tiap minggu mesti ketemu, mesti ketemu, iya.
549 Ndak pernah ndak minggu ndak datang e ndak pernah.
550 Tapi waktu anak mau tinggal sama Budhenya itu..
551 He’em.
552 E Eyang kakung dan Eyang putri pernah membicarakannya berdua
553 atau tidak? (B. 554-555)
554 Ndak, ya wong hanya anu, hanya Mbakyu saya itu “Anu...Anu ben ngancani - Subjek dan istri tidak membicarakan km6
555 aku.”(“Anu..anu biar menemani saya”.) berdua saat memutuskan anak keduanya
556 He’em.. untuk tinggal bersama kakak subjek karena
557 Gitu hehe..iya merasa tinggal dengan saudara.
558 Jadi langsung mau saja?
559 Iya mau. Iya.
560 Iya. Lalu waktu anak terakhir meninggalkan rumah itu, kapan?
561 Itu..dulu kan anu lulus UKRIM. Itu lalu kerja di Manado.
562 Manado.
563 Itu Andi Offset itu.
564 O Andi Offset, ya.
565 He’em. Itu kok dia hanya tahan 4 bulan baru pulang. Pulang, e anu lalu dia
566 inginnya cari di Jogja to, nyatanya ndak ndak berhasillah. Gitu. Lalu ada
567 temen yang di Pekanbaru, itu teman gereja yang dulu itu kerja di bengkel,
568 bengkel mobil. Dia ke sana yo diajak.
569 Waktu anak sebelum ke Manado, waktu kuliah di UKRIM itu,
570 tinggalnya di sini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

571 Sini. He’em.


572 Waktu anak ketiga, anak terakhir ini memutuskan ke Manado, Eyang
573 berdua bagaimana?
574 Ya, saya nganu kan anu lama kerja di Andi Offset. Lalu diterima, ya sudah.
575 Dan kami kan anu waktu itu pikiran kami kan Manado itu mayoritas Kristen
576 juga. Iya itu..jadi dorongan kami kan itu, he’em. Jadi kami ndak, ndak
577 merasa khawatir gitu. Karena sbab kan disana mayoritas.
578 Waktu itu Eyang pernah ngebahas berdua nggak waktu anak mau pergi
579 ke Manado? (B. 580-586)
580 Ya saya anu, dia ndak...ya itu, kami sebagai orangtua itu kan kalau anak - Subjek dan istri tidak membahas berdua km6
581 sudah ingin kesana ya sudah, ndak apa-apa dan memang kan anu anak saya saat anak hendak merantau.
582 itu kan laki-laki kan agak lebih anu lebih dewasa, lebih tega gitu lho.Dari
583 pada kalau anak perempuan, ya mungkin agak he he he..
584 Agak mikir?
585 Iya, agak mikir hehehe. Iya iya. Misalnya, ke Pekanbaru itu pun kalau itu
586 perempuan kan ya agak, agak beratlah gitu.
587 Kalau Eyang putri waktu melepaskan anak terakhir ke Manado itu
588 bagaimana?
589 Ya, ndak apa-apa. He’em.
590 Ndak apa-apa. `
591 Ndak apa-apa, ya sbab ya orangtua kan begitu kan kalau sudah rampung
592 sekolah hanya dirumah aja kan ya, pengalamannya ndak tambah.
593 Iya. Nah waktu ini, waktu ketika kedua anak sudah tidak tinggal
594 dirumah itu gimana rasanya?
595 Ya anu. Yo terus terang ya, kangen lah,gitu. Jadi melihat kamar dulu bekas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

596 kamarnya itu kan hati ya sering ya...tapi ya, ya gimana...ya, ya hiburannya ya
597 berdoa itu, iya. Ndak ada lain itu. Jadi emang anu sentralnya itu hanya
598 kepada Tuhan. Jadi, sebagai orangtua kan, ini kamarnya ini, ini
599 He’em.
600 Lalu kosong itu kan, hati itu ya begitu itu..
601 Kangen..
602 Iya rasanya kangen. He’em, kangen. Iya, ya gimana sbab kalau jauh kan ya,
603 kalau kerap datang kan ya, uangnya sudah pake dari mana, gitu.
604 He’em... kalau kangen begitu Eyang, apa yang Eyang lakukan?, apa
605 yang Eyang lakukan?
606 Ya doalah.
607 Berdoa?
608 He’em.
609 Kalau Eyang putri, pernah bilang kangen begitu?
610 Ya..ya..ya..ha ha ha ha, ya diem saja hahaha.
611 Hahaha...diem?
612 Kan memang anu to ya, kalau sering gitu, yang termuda itu kan dekat-dekat
613 pada ibunya..
614 Emm... (B. 615-629)
615 He’em..kan ya anak ragil karna anak bungsu. - Subjek memberikan penjelasan dan km6
616 Iya. Trus Eyang putri gimana? pengertian pada istri ketika merasa sedih
617 Dulu ketika nganu ketika baru nikah, ditinggal lalu ya menangis.. karena anak menikah.
618 Kalau Eyang kakung?
619 Ya ndak..
620 Waktu Eyang putri menangis itu Eyang kakung gimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

621 “yo wes gen dijak e pulang, ndak usah ndak usah dipikirkan apa-apa.”(“Ya
622 sudah biar diajak pulang, tidak perlu berpikir apa-apa”.). Wes sekarang wong
623 dirumah ya inginnya cari pekerjaan yang sulit di Jogja, kan gitu. Kita harus
624 anteng(diam/tenang). Realitas, he’em.
625 Waktu Eyang putri nangis begitu, Eyang kakung
626 “Iya ya wes ya wes”(“Iya ya sudah ya sudah)
627 Eyang kakung ngasi tahu apa begitu?
628 “ya wes nengkene wes karo bojone yo bhen.” (Ya sudah disini sama istrinya
629 ya biar”.).
630 Hahaha...
631 Hahaha...gitu. itu kan ya wajarlah.
632 He’em.
633 Ya wajar. Ya anu...
634 Iya. Kalau anak pertama kan tinggal disini?
635 He’em.
636 Itu, bagaimana perasaan Eyang?
637 Ya senang. Wong sebab kami kan tenaga itu sudah kurang skali. Jadikan
638 misalnya kami, ngerjakan sawah lalu beli pupuk, begitu kan anak saya yang
639 saya suruh, saya kan sudah ndak kuat, saya tu ke..pergi jauh-jauh ndak kuat.
640 Bawa beban yo ndak kuat. Iya. Bawa 25 kg saja sudah ndak kuat je..hehehe.
641 Tapi kan anak saya yang nomor satu tu jauh lebih tinggi dan besar dari pada
642 saya, heheh..
643 He’em. Kalau apa, ini berarti Eyang sampai sekarang masih bekerja ya.
644 Ya ya, sedikit.
645 Kalau Eyang putri?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

646 Ya, ibu rumah tangga sejak dulu. Jadi anu, jadi kami kan ya, kami kan ya
647 punya anu, punya, punya kelemahan tekanan darah tinggi. Jadi pengobatan
648 kami itu rutin dan malah dianjurkan ”ojo nganti nganggur ya.” (“jangan
649 sampai menganggur ya”.). Iya toh, sedikit-sedikit, tapi jangan sampai terlalu
650 capek, gitu lho. Iya...
651 Jadi Eyang pernah sakit karena tekanan darah tinggi ya?
652 Ya, dulu tinggi, itu lalu disarankan oleh dokter
653 Oh dibawa ke dokter?
654 He’e, dibawa kedokter, dokter itu saya itu konsultasi itu tiga 3 dokter.
655 Pertama, dokter dari RS Baptis Kediri. Dokter...orang Manado itu, putri. Itu
656 sarannya begini :”Pak, bapak itu gejala darah tinggi. Makanya tidak usah
657 menanti sakit, obatnya rutin, obatnya habis harus kontrol.”Lalu ke
658 Puskesmas, Puskesmas sini. Itu juga dokter bilang begitu itu. Sama persis.
659 Walau pun saya anaknya Mbak yu (kakak perempuan) itu juga ya dokter,
660 dokter di Magelang, itu datang kesini, bilang ya begitu, sama. Jadi 3 dokter, e
661 kata-katanya itu persis sama, ndak ada yang ya saya lalu putuskan sudah
662 karena sudah 3 dokter sama-samanya. Jadi saya tu sudah 8 kalau tidak 9
663 tahun.. E...pengobatan rutin. Jadi kalau habis trus kontrol. Hanya itu, jadi
664 sama dokter Puskesmas juga sudah hapal semua, sampai pendaftar, mantri-
665 mantri, ini dokter 3...hehe. Sampai hafal hahaha, udah 8 tahun kan.
666 Waktu Eyang gitu, Eyang putri bagaimana ini? Merawat... (B. 667-670)
667 Ya, kami itu, ya sakit trus nganti (sampai) jatuh trus berapa lama, ya ndak..ya - Saat subjek sakit, istri subjek merawat bh6
668 berkat Tuhan, ya ndak itu. Ya biasanya saya tunduk ngasuh sudah mule subjek.
669 hanya itu. Wong saya itu sering kontrol ke Puskesmas ya dari sawah pulang,
670 mandi lalu ke Puskesmas, iya, jadi..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

671 Itu kontrol berangkat sendiri atau


672 Iya. Nyepeda.
673 Kalau Eyang sakit begitu yang Eyang putri lakukan apa?
674 Ya, lah ndak apa-apa, ya masak biasa ndak apa-apa. He’em.
675 O jadi biasa saja.?
676 Biasa biasa, wong saya itu pergi yo sendiri pulang yo sendiri. Hahahaha...
677 He’em. Hehehe.. ya, e... nah waktu untuk, nah waktu kehidupan
678 pernikahan saat ini,
679 He’em.
680 E apa yang, menurut Eyang ni apa yang...kelebihan Eyang sebagai
681 suami? Menurut Eyang?
682 Ya anu, kami kan ayah dan bapak rumah tangga dan kami harus harus lebih
683 sabar kepada.. istri saya kan lebih muda dari pada saya.
684 He’em. Berapa tahun? (B.685-686)
685 6 tahun, dan itu kan tugas kami juga harus lebih sabar dengan istri ya kan, - Bagi subjek, menjadi suami yang sabar ko
686 kan ya seperti kakak beradik, itu ya. He’em. merupakan tugas subjek.
687 Jadi kelebihan Eyang itu sebagai suami adalah sabar?
688 Iya, ya. Berusaha to, berusaha. Memang sering, sering agak lupa ya harus
689 kita, dan kami kan ya dalam hal ini kan, saya terbeban karena ya saya tu lama
690 melayani Tuhan tu lama. Jadi kami yo.. orang-orang sering, warga gereja itu
691 sering, warga gereja itu sering yo konsultasi. Kalau saya sendiri ndak bisa
692 hahaha ya repot itu hahaha...
693 Iya. Hehe.. nah kalau menurut Eyang, kekurangan Eyang sebagai
694 suami? Bisa tolong diceritakan.
695 Ya anu..ya sekarang, singkat cerita kami tu ya tidak bisa membahagiakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

696 istri karena ya tidak punya uang gitu to.Bisa ya hanya itu. Hidup saya ya
697 hanya begitu itu. Jadi merasa ndak punya tuntutan apa-apa.
698 He’em. Jadi merasa kurangnya dalam hal ekonomi?
699 Iya. Ya karnakan kami, terus terang kan, mbak yu- mbak yu (kakak-kakak
700 perempuan) saya itu kan PNS semua, kami termuda, tidak jadi apa-apa, ndak (B. 704-709)
701 apa-apa, ya itu. Itu kan saya harus merasa diri kami, kami ndak..ya sebagai. - Subjek memilih berserah pada Tuhan rg
702 Waktu Eyang merasa seperti itu, bagaimana Eyang menangani dalam menghadapi masalah ekonomi
703 perasaan seperti itu?
704 Ya anu, ya kita harus bergantung kepada Tuhan ndak ada lain.
705 He’em.Nyatanya ya Tuhan mencukupi kok.Jadi, kebahagiaan itu hanya
706 keputusan hati.Saya begini tu sudah merasa bahagiaTapi kan, kan anu itu
707 sendiri kan kalau dibandingkan dengan masyarakat sekitar kan ya kami tu
708 ndak bisa memberikan uang yang cukup dengan nganu, kan kami merasa
709 punya..ndak punya gaji..hehehe. Iya, ndak punya gaji.
710 Nah menurut eyang, e apa kekurangan Eyang putri sebagai istri?
711 Ya, sering kurang sabar.
712 Kalau Eyang putri merasa begitu? (B. 711-734)
713 Ya, kami harus lebih sabar - Subjek menghadapi ketidaksabaran sk
714 Menanganinya bagaimana? istrinya dengan dengan diam dan
715 Ya kan harus diam, kalau agak anu anu kan, Iya. Jadi, jadi tadi kami mengingat bahwa subjek harus sabar.
716 utarakan, rumusnya kan jangan sampai semuanya lupa. Rumusnya kan hanya - Saat mengalami perselisihan dengan istri, sk
717 itu. Kalau istri agak rodho anu ya kita harus tahan diri, jangan, jangan e.. subjek memilih diam yang membuat jistru
718 Menahan dirinya dengan? subjek menyadari perbuatannya sehingga
719 Ya, dengan diam. masalah selesai tanpa perlu dibahas.
720 Diam..?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

721 Misalnya dia bilang gini, ya sudah diam. Sbab orang misalnya kata-kata ya
722 anu kalau didiamkan kan ndak akan terus. Kan letih itu nanti ne. Hehehe.
723 Hehehe...
724 Capek...
725 Iya, jadi waktu itu, e Eyang kalau ada selisih gitu, diam aja?
726 Iya.
727 Lalu, selesainya bagaimana seperti itu?
728 Ya sudah. Selesai sendiri.
729 Selesai?
730 Selesai sendiri, ndak usah dhadak dirembuk(perlu dibahas), ndak. Hehe..
731 Kalau pas berselisih pendapat gitu, itu Eyang kakung diam trus Eyang
732 putrinya bagaimana?
733 Dia sadar nanti. Sadar o, wong udah 40 tahun anu kan tahu itu, sama-sama
734 tahu. Hehehe..
735 Kalau dulu, awal-awal dulu?
736 Ya..
737 Gimana menyelesaikannya?
738 Ya malahan, ndak pernah wong masih saling nganu masih ketemu masih
739 baru kok, yo ndak ada masalah hahaha...
740 Nah pas di perengahan pernikahan, gitu?
741 Ndak ada, ndak apa-apa, iya..
742 Kalau selisih pendapat gitu? Gimana?
743 Ndak pernah tu kami ya, ngrumangsanekabeh orang yang, dia juga orang
744 yang hanya ibu rumah tangga, kami juga sebagai bapak rumah tangga, tapi
745 tidak bisa mencukupi secara umum ya, ya kita ya nrima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

746 He’em nerima.


747 Iya, kita terima apa yang anu gitu lho, jadi ini falsafah yang tinggi sekali,
748 hahaha
749 Hehehe..
750 Nah kalau menurut Eyang, kelebihan Eyang putri sebagai istri?
751 Ya anu itu, itu fisiknya saya kira lebih kuat dari pada saya. mb
752 Contohnya?
753 Ya, kerja itu agak sregep(rajin). Iya, ndak..ndak punya rasa ogah(tidak mau),
754 hehehe. Iya, kalau badannya, biasa-biasa saja... saya tuh kalah misalnya
755 sering kerja itu jam-jaman, skarang sudah kalah saya, hehe
756 Selain itu?
757 Dan itu kelebihannya ya. Tapi ya entah itu memang karena saya suami
758 bagaimana ya, ya memang agak pintar masak. Jadi saya tu ndak pernah jan
759 kepengen jajan kemana-mana, iya. Saya itu rasanya kok jajan neng(di) hanya
760 begini kok, uangnya begitu banyak. Istri saya bisa koyo ngono kok(seperti itu
761 kok). Iya saya tu jadi, ndak pernah saya tu, jajan saya tu ndak pernah. Jadi irit
762 skali saya itu. Hehehe
763 Ooo...tapi Eyang putri tahu kalau eyang kakung suka sama masakannya
764 Eyang?
765 Iya, yo kan tahu e, kan wespeng pirang-pirang taon(sudah bertahun-tahun)
766 ngerti ya. Kalau makannya banyak itu tandanya senang..hahaha
767 Nah, dalam menjalani kehidupan pernikahan saat ini dari awal sampai
768 saat ini,
769 He’em. He’em
770 Menurut Eyang kakung, masalah apa yang dirasa paling berat?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

771 Ya, ndak ada sing berat itu ndak ada.


772 Yang paling berat selama hidup dalam pernikahan?
773 Ndak ada yo ming (ya hanya) kami itu, yang pokok e itu harus sabar. Hanya
774 itu. Ya.
775 Menurut Eyang, kira-kira apa kok merasa gak ada masalah yang paling
776 berat?
777 Iya ya,
778 Karena apa? (B. 771-780)
779 Bagi saya itu, apa saja itu diterima dengan senang hati, ndak ada masalah. - Bagi subjek tidak ada masalah yang mk
780 He’em. Jadi ya memang kami tadi sudah saya utarakan memang kami lebih paling berat dalam pernikahannya karena
781 tua dan kami juga dulu dalam gereja ya sebagai, e pejabat gembala. Jadi kami subjek mau menerima keadaan.
782 harus, harus kami sadari, bahwa kami harus momong(membimbing), kami (B. 781-783)
783 harus e nganu dengan penuh kesabaran, dengan segala kesabaran. - Subjek membimbing istri dengan mb
784 Emm... kesabaran.
785 Iya itu.
786 Momong...
787 Ya momong istri, ya momong. Itu kan pekerjaan yang tidak mudah.
788 Tidak mudahnya bagaimana? (B. 787-790)
789 Ya itu kan ndak mesti orang bisa melakukan. Kalau tidak Tuhan yang - Subjek dapat membimbing istri karena rg
790 menuntun kan ndak bisa itu, iya. adanya tuntunan Tuhan.
791 Kesulitannya bagaimana itu? (B. 792-799)
792 Iya kan anu, secara kemanusiaan kan sering agak mangkel biasanya diberi - Saat subjek merasa kesal ketika sk
793 dengan suara yang tidak baik, itu kan mangkel. Tapi kan harus ditahan. mendapat perkataan yang tidak enak dari
794 Jadi kalau pas Eyang mangkel itu ya... istri, subjek menahan rasa kesalnya dan
795 Iya diam, he’em diam... memilih diam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

796 Eyang trus diam? - Istri subjek menyadari kesalahannya saat sk


797 Udah hanya itu... subjek diam.
798 Trus istri?
799 Ya nanti ya sadar. Asal diam yo tahu dia. Hehehe, tahu... (B. 801-806)
800 Heemm... jadi lalu selesai begitu saja.. - Subjek akan merasa malu jika tidak bisa mb
801 Selesai begitu saja, ndak perlu iya..dan nggak pernah, hal-hal yang sing ya... membimbing istri.
802 pelajaran yang sangat indah untuk kekeluargaan, jadi mbak itu sama saya ya,
803 ya kami sebagai keluarga dan juga kami juga sebagai dulu pembina rohani,
804 jadi kami, ya saya malu nek kalau iso mbiyen (dulu bisa) menggembalakan
805 (memimpin/membimbing jemaat gereja), trus karo istri we ora iso anu(sama
806 istri saja tidak bisa) kan ya malu gitu, he he. Anu...anak saya juga jadi istri
807 pendeta karena kaye juga, ha ha ha...
808 Dalam menjalani kehidupan pernikahan selama ini, Eyang kakung
809 pernah gak merasa bosan dengan istri?
810 Ya, ya ndak, ndak teko saiki yo dan ono, dan ono masalah kan juga
811 pikirannya agak rodho anu ya, ya udah diam. Nanti ya pulih lagi. Hanya
812 begitu itu.
813 Tapi merasa bosan dengan istri ndak?
814 O ndak. Ndak..jan, itu kan nganu. Itu kan keputusan hati, iyo to. Sebab
815 bagaimana pun juga kita orang kristen kan nganu, istri atau suami itu untuk (B. 818-826)
816 seumur hidup. -Subjek menghilangkan rasa bosan rg
817 He’em.. tersebut dengan berdoa.
818 Jadi, kalau pikirannya agak bosan, harus kita hilangkan. Harus kita - Subjek juga menghilangkan rasa bosan ko
819 hilangkan itu. pada istri dengan mengingat komitmen
820 Jadi pernah ya merasakan bosan? yang dimiliki bahwa istri untuk seumur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

821 Ya, ya, ya lumrah to.Waktu yang sebegitu panjang itu kan ya lumrah tapi hidup
822 harus punya keputusan hati yang betul, gitu lho. Yang dituntut oleh Firman
823 Allah, gitu lho. Itu itu, itu kuncinya kan disitu. Kuncinya kekuatan
824 pernikahan kan disitu.
825 Jadi waktu Eyang merasa begitu yang Eyang lakukan?
826 Ya itu, berdoa nanti pulih.
827 Oiya. Nah selama menjalani kehidupan pernikahan hingga saat ini,
828 pernah tidak muncul keinginan untuk berpisah?
829 Ya, secara manusia sering ada. (B. 829-832)
830 Pernah? Sering ada? - Subjek menghilangkan keinginan rg
831 He’em. Tapi ya itu lalu dihilangkan dengan, dengan firman Allah. Terus, berpisah dengan Firman Tuhan.
832 begitu itu harus dihilangkan dengan firman Allah. - Kesadaran menghilangkan keinginan ko
833 Biasanya keinginan-keinginan untuk berpisah itu muncul pada saat-saat untuk berpisah
834 apa?
835 Saat-saat anu misalanya ya agak, agak kurang, kurang anu, sikapnya kurang (B. 835-838)
836 baik dan lain sebagainya, jadi begitu. Tapi lama yo trus hilang, he’em.. - Keinginan untuk berpisah muncul saat py
837 He’em...waktu itu berarti saat, waktu tidak harmonis? sikap istri yang dianggap kurang baik dan
838 He’em saat hubungan yang tidak harmonis dengan
839 Nah itu e karena masalah apa? istri.
840 Ya soalnya ya tidak, masalah prinsip kok. (B. 840-846)
841 Masalah prinsip, contohnya? - Hubungan yang tidak harmonis terjadi py
842 Tidak tidak masalah besar gitu ya biasa ming(hanya) e...sama-sama orang saat subjek dan istri lelah dengan tugas
843 capek, ya sudah, biasa toh? Ehehe. Ya kalau saudara misalnya punya yang dilakukan yang membuat subjek dan
844 keluarga, ah capek karena ngopeni (mengasuh) anak dan lain sebagainya kan istri menjadi kurang sabar.
845 lumrah itu, sering sering hawa nafsunya itu sering agak...itu kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

846 kesabarannya kan kurang. He’em, gitu. Harus diatasi dengan begitu.
847 Waktu, berarti waktu keinginan untuk berpisah itu muncul, lalu cara
848 menanganinya, untuk menghilangkan itu? (B. 849-851)
849 Banyak berdoa. - Subjek menghilangkan keingan untuk rg
850 Hanya berdoa, hanya itu? berpisah dengan berdoa.
851 Iya.
852 Waktu Eyang ingin sempat punya keinginan untuk berpisah tersebut
853 apakah diutarakan atau tidak?
854 Ndak..ya ndak..
855 Jadi hanya diam...
856 Diam. He’em. (B. 854-856)
857 Iya. Kalau, berarti keinginan untuk bercerai? - Subjek tidak pernah mengatakan pada km
858 Ndak, harus harus ndak punya itu, harus dihilangkan kalau ada. istri tentang keinginan untuk berpisah yang
859 Pernah? Tapi pernah ada? Keinginan untuk bercerai itu. sempat muncul.
860 Ya, kan anu, jangan...kan begitu firman Allah. Kalau saudara bercerai harus
861 sama-sama tidak nikah lagi. Kan hukumnya begitu. Ya itu harus, harus
862 diperdalam nanti. He’em.
863 Tapi berarti pernah ada keinginan-keinginan itu..
864 Ya, tapi yo ming sekilas, sebentar, ndak ndak ndak bertahan lama, he’em. Yo
865 biasa.
866 Lalu e kalau dalam saat dalam kondisi tidak harmonis,
867 He’em.
868 Untuk mengembalikan keharmonisan itu, apa yang Eyang lakukan? (B. 869-879)
869 Ya anu, ya hidup biasa-biasa saja. Nanti ya trus kembali lagi ndak apa-apa. - Hubungan subjek dan istri kembali sk
870 He’em. harmonis tanpa perlu dibahas bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

871 Selesai sendiri? - Untuk mengembalikan keharmonisan, sk


872 Iya, selesai sendiri. Ndak perlu di rembuki(dibahas). subjek dan istri tidak memikirkan yang
873 Nggak dibahas? telah berlalu dan yang tidak baik, serta
874 Ndak...ndak..ndak pernah dibahas itu kurang gaweanndadak wong memikirkan hal-hal yang baik.
875 kokdibahas.
876 Iya, jadi menyelesaikannya, dengan...
877 Iya, banyak diam, jadi biasa-biasa. Dan anu, kita kan harus ya yang sudah ya
878 sudah, ndak harus dipikirkan yang lama-lama, yang, yang tidak baik itu ndak
879 usah diingat, kan itu, yang diinget itu yang baik-baik saja. He’em.
880 Nah, selama menjalani kehidupan pernikahan ini, e pernah nggak
881 merasa jenuh dengan kehidupan pernikahan? (B. 882-892)
882 Yo, yoanu yo le ne jenuh kui yo ora(ya anu kalau jenuh itu tidak). -Adanya kesadaran bahwa pasangan ko
883 Ming(hanya)kita kan anu toh sebagai orang yang sudah uzur sudah umurnya hanya bersifat sementara yang akan
884 banyak, kan istri itu sifatnya hanya sementara toh. dipidahkan oleh kematian.
885 Maksudnya?
886 Kan kita itu besok kan kalau sudah tidak didunia kan tidak ada suami istri.
887 Itu kan kita harus sadar itu, ngono lho.Jadi kita itu harus koyok ngono kuwi
888 yo, harus kita harus kita pulangkan kepada Allah sebab kita itu mbesok e,
889 didunia itu kita tidak selamanya berkekeluarga iyo toh mestimbuh ya saya
890 atau ibunya yang mendahului dipanggil oleh Tuhan, kan, kan akhirnya
891 munsti sendirian toh, akhirnya itu. Gitu itu harus disadari koyok ngono
892 kuwi.”
893 He’em.. tapi pernah merasa jenuh dalam pernikahan? (B. 894-897)
894 Ndak ndak, tapi yo sebentar trus wes yo ora opo opo(lalu ya tidak apa-apa). - Menghilangkan kejenuhan dalam mk
895 Kalau pas jenuh itu, gimana menanganinya? Bagaimana menanganinya pernikahan dengan bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

896 biar nggak jenuh?


897 Ya, kita yo trus disambut nyambut gawe opo(bekerja apa), he’em, hanya gitu
898 saja.Ora (tidak) trus diam saja, malah ra apik(tidak baik).
899 Nah, kalau selama menikah dari awal sampai saat ini, menurut Eyang (B. 901-908)
900 peristiwa apa yang paling berkesan untuk Eyang? - Istri subjek tidak membalas perilaku ibu bh
901 Ya anu ya yang paling berkesan istri saya itu dulu kan ya, ibu saya itu kan subjek yang dianggap subjek kurang sabar.
902 nganu, jadi mertuanya itu kan ya agak agak kurang sabar gitu.
903 Emm...kurang sabar maksudnya?
904 Misalnya sering ada percekcokan dengan...
905 O’ istri dengan ibu mertua iya?
906 He’e..iya. tapi ya, dia itu kok setelah ibu saya sudah tua, itu nyatanya ya
907 lupa. Trus tidak membalas gitu lho. Itu itu yang, itu kan yang sangat saya
908 hargai itu, heheh...
909 Itu e...waktu masalahnya apa, kok sampai bisa bertengkar?
910 Ya itu kalau mertua putri dengan mantu putri. Itu mestikoyok ngono
911 kuwi(pasti seperti itu). Besok kalau saudara kalau sama mertua hehehe itu
912 begitu. Iya, itu itu kalau orang jawa orangtua, itu koyok ngono kuwi (seperti (B. 916-919)
913 itu) barang biasa gitu. Kalau mertua kakung(laki-laki)dengan mantu kakung, - Saat istri dan ibu subjek tidak rukun, km2
914 itu ndak begitu. Tapi kalau mertua putri dengan mantu putri itu mesti ada subjek berusaha mendamaikan dan
915 sering. Iya, karna sama-sama entah gimana itu memang sudah koyok ngono menjadi pihak netral.
916 kuwi wes lumrah. Harus ya, peran suami yang anu. Waktu itu kan kami juga
917 ingat, ketika ibu saya sering agak agak bertentangan dengan, kan peran saya
918 yang..saya harus bisa. Untuk ibu saya saya harus bisa, untuk istri saya juga,
919 itu perannya harus.
920 Waktu itu apa yang Eyang lakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

921 Ya, ya...pokoknya kita nganu gimana ya, ndak usah dipikirkan koyok ngono (B. 925-927)
922 kuwi. Itu hal yang biasa. Angale le nasehati(sulitnya saat menasehati). Itu - Subjek menasehati istri untuk km2
923 wajar, hal biasa koyok ngono kuwi. Ndak.. menghargai orangtua.
924 Berarti Eyang bilang ke istri...
925 Iya. “Jadi harus sebagai orang muda yang harus menghargai orangtua
926 sebab, saya adanya itu sbab karena ibu saya.” Gitu toh. Kita kan harus sadar
927 koyok ngono kuwi. (B. 933-935)
928 Kalau istri bagaimana waktu.. - Saat istri dan ibu subjek tidak rukun, mk2
929 Ya, agi mangkel yo rodho sulit (saat kesal ya agak sulit) menerima ya, tapi subjek berusaha menunjukkan bahwa ko2
930 akhirnya yo pulih, ndak apa-apa, he’em. subjek mencintai keduanya
931 Itu, itu bagaimana caranya Eyang bisa membuat Eyang putri menerima
932 keadaan yang seperti itu?
933 Ya, anu, ya pokoknya kita harus berperan bahwa kami tu mencintai dua-
934 duanya. Yang satu orangtua, yang satu istri. Itu kan ndak bisa, anu,ndak bisa
935 kan anu semuanya, peran kami harus. Ya itu, ya itu yang dulu agak berat kan
936 disitu itu, he’em, gitu ya. Kan ibu saya kan agak ya keras gitu, hehe ibu saya
937 itu keras sekali, kan he he he.
938 Jadi waktu istri ada masalah dengan mertua e itu, Eyang kakung
939 bagaimana caranya anu menahan istri bagaimana?
940 Ya ya di netralisir aja.
941 Caranya?
942 Yo wes sing uwes yo wes(Ya sudah, yang sudah ya sudah).Yo lumrah o.
943 Orang kumpul tu mesti gitu. Kumpul sama-sama hidup, kalau yang kumpul (B. 949-950)
944 yang satu dah mati ya ndak pernah ada masalah, gitu lho. Kan kalau sama- - Subjek menghadapi istri dengan bersikap mk2
945 sama hidup kan sama-sama bergerak, mesti sering ada gesekan, itu kan sabar untuk membuat istri mau menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

946 lumrah, ada gesekan, lah ya itu. Itu harus disadari itu. keadaan dan menerima mertuanya.
947 Terus caranya Eyang kakung membuat Eyang putri bisa mau menerima (B. 953-955)
948 keadaan, punya mertua yang seperti ini, itu bagaimana? - Subjek memiliki harapan untuk tetap T6
949 Ah yo wes yo kuwi, kulo yo wes kudhu (Ah ya sudah ya itu, saya ya sudah rukun dengan istri dan dapat melewati
950 harus)begitulah. Selalu sabar, begitu lah, ngono lho. Itu ya. masalah-masalah yang akan terjadi.
951 Emm, nah bagi Eyang, ada nggak harapan-harapan yang ingin dicapai
952 saat ini, dalam kehidupan pernikahan ini, masa skarang ini?
953 Ya harapannya ya, supaya anu supaya sampe hari tua pun tetep rukun, hanya
954 itu, ndak ada, iya. Ya kalau ada masalah-masalah sedikit ya, mudah-mudah
955 Tuhan akan menolong . Iya hanya itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ISTRI 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

VERBATIM ISTRI 1
Rabu, 25 November 2015

Pukul11.42 – 12.22 WIB

Di rumah Informan

NO VERBATIM KETERANGAN KODING


1 E waktu Eyang e memutuskan untuk menikah waktu itu, e apa yang
2 menjadi alasan Eyang mau untuk menikah saat itu? Mau menikah
3 karna apa gitu... (B. 4)
4 Karena sudah usia. - Menikah karena usia yang cukup untuk A
5 Ooo... menikah.
6 Hehe..
7 Waktu itu menikah usia berapa?
8 23
9 O 23. Jadi menikah karena usianya.
10 He’em..
11 Terus selain itu, mungkin ada lagi...kok mau untuk menikah saat itu? (B. 12-14)
12 Lah katanya orang itu tidak mau sendiri...harus ada teman hidup. - Menikah karena ingin mendapat teman T1
13 O teman hidup, oiya, ada lagi? Apakah hanya itu saja alasan menikah? hidup.
14 Ya...kita bisa hidup bersama-sama dan ingin mempunyai keturunan. - Menikah karena ingin mendapat T1
15 O ingin mempunyai keturunan...ya. Lalu e saat itu setelah menikah, e keturunan
16 waktu di awal pernikahan , apa yang menjadi tujuan pernikahan
17 Eyang waktu itu? (B. 18-19)
18 Ya tentunya kita ya...hidup, hidup yang dengan baik bisa memuliakan Tuhan - Tujuan menikah adalah ingin hidup T1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19 karena sebagai orang percaya. dengan baik dan memuliakan Tuhan rg1
20 O begitu, ada lagi mungkin? Atau hanya itu saja?
21 He’em.
22 Bisa tolong ceritakan apa saja yang terjadi diawal pernikahan Eyang
23 sebelum anak pertama lahir?
24 Soal apa ya. Hehehe..
25 Diawal pernikahan dengan Eyang kakung bagaimana, diawal?
26 Diawal-awal itu rasanya yo, yo senang sepertinya Tuhan itu memberkati.
27 Jadi kita bisa hidup rukun, ya dengan suami dengan kedua orangtua, ya. Itu
28 pengalaman yang pernah kita mengalami.
29 Nah menurut Eyang saat itu di awal pernikahan saat itu kan rukun.
30 Menurut Eyang, apa yang membuat bisa menjadi rukun itu? Karena
31 apa? (B. 32-33)
32 Karena saling, kita saling apa ya percaya. Bisa mempercayai diri dan bisa - Rukun karena saling percaya dan mau py1
33 menerima apa adanya. menerima apa adanya.
34 Kemudian saat itu di awal pernikahan sebelum anak pertama lahir,
35 kira-kira masalah apa saja yang ada didalam pernikahan?
36 Ya waktu pertama itu ndak ada masalah.
37 O ndak ada?
38 Nggak ada masalah.
39 Jadi di awal pernikahan baik-baik saja...?
40 He’em..baik-baik saja.
41 Lalu saat setelah anak pertama lahir ya, sekitar umur 1 sampai 2.5
42 tahun, bisa tolong ceritakan apa saja yang terjadi didalam kehidupan
43 pernikahan Eyang dengan Eyang kakung?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44 Yo, waktu mau punya anak yang pertama itu,karena ya manusia ya, sering
45 ada yo sedikit, ketidak cocokan diantara keluarga yang terutama dengan
46 mertua itu lho.He’e itu. Tapi yo Cuma sedikit, ndak ndak sampai lama-lama
47 gitu ndak.
48 Ketidak cocokannya dikarena kan apa?
49 Ya biasa to mbak dengan mertua putri itu kan biasa to. Cuma sepele aja gitu.
50 He’e, Cuma sepele..tapi yo tidak trus begitu anu ndak.
51 Terus waktu menghadapi perselisihan seperti itu, Eyang bagaimana
52 mengahadapi mertua? (B.53-56)
53 Ya cuma, apa ya, kita rasa, kita yo berdoa kepada Tuhan, semoga Tuhan itu - Menghadapi ketidakcocokkan dengan rg2
54 memberi kekuatan dan apa ya mawas diri itu ae siapa yang salah gitu. Kalau mertua dengan berdoa, mawas diri.
55 kita yang salah mengakui dan kalau beliau yang salah, ya udah ndak apa- - Subjek mengakui kesalahan saat berbuat km2
56 apa, saling menerima. salah.
57 Tapi Eyang kakung tahu? - Saat mertua melakukan kesalahan, subjek km2
58 Ya tahu, he’em. mau menerima.
59 Trus Eyang kakung bagaimana saat itu?
60 Yo kalau..ya gitu ya. Yo berdiri ditengah-tengah, satu istri satu orangtua itu
61 yo, bisa menyatukan. (B.60-65)
62 Cara menyatukannya? - Saat subjek mengalami masalah dengan km2
63 Yo bilang sama Eyang, sama orangtuanya gini, sama istri gini, gitu yo, tapi mertua, suami subjek bersikap netral dan
64 yo ndak trus terjadi apa-apa ya ndak. Kalau gitu ya udah kita. Ndak sampai berusaha menyatukan.
65 trus anu tu ndak.
66 Trus mungkin ada masalah lain lagi?
67 Ndak.
68 Nggak? Jadi hanya masalah dengan mertua saja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69 Iya, iya. Ho’o, saat itu...


70 Hubungan dengan Eyang kakung baik-baik saja?
71 He’e, baik.
72 Iya.
73 Yo ada. Sedikit. Tetapi hehe ndak, ndak ndak apa-apa.
74 Biasa apa masalah diawal-awal kalau dengan Eyang kakung?
75 Yo misalnya pekerjaan, ndak cocok, ya udah..tapi yo selesai itu udah, ndak
76 apa-apa. He’e, ndak ada masalah.
77 He’em. Jadi itu berselisih.
78 He’em.
79 Kok berselisih?
80 Beda pendapat.
81 O beda pendapat.
82 He’e..
83 Kalau beda pendapat begitu, cara menyelesaikannya gimana?
84 Ya udah. Kalau ndak cocok ya udah. Kita diam Cuma... (B.84-96)
85 O diam, dua-duanya diam? - Saat berselisih, subjek dan suami saling sk2
86 Iya. diam, berefleksi, dan berusaha tidak
87 Trus selesainya bagaimana? mengulangi.
88 Ya, ya udah nggak..kita sudah salah yo udah, selesei. nanti kan dilalui yo
89 dipikir-pikir, ngko ne ono. Gitu ndak ada di apa anu ya kita rubah,
90 bagaimana yang kita...
91 He’em..
92 Gitu.
93 Jadi diam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94 He’em.
95 Tidak dibicarakan, tapi..
96 Tapi lain kali. Kalau gitu mungkin nggak cocok ya. Jangan sampai gitu lagi.
97 Ooo...gitu. terus, nah setelah anak pertama lahir itu kira-kira, ada
98 tujuan pernikahannya bagaimana? Apakah ada perubahan atau...
99 Ndak. (B.99-100)
100 Tetap sama tujuannya? - Tidak ada perubahan tujuan dalam T2
101 Iya iya pernikahan.
102 Okey.. (B.103)
103 Satu untuk selama-lamanya sampai Tuhan memanggil. - Bagi subjek, suami adalah satu-satunya ko2
104 He’em... pasangan untuk selamanya.
105 He he he, Tuhan mengijinkan ya kita minta.
106 Kemudian e saat e anak berusia, anak pertama ya..
107 He’em..
108 Saat anak pertama berusia 2.5 sampai 6 tahun, pada masa-masa itu
109 bagaimana kehidupan rumah tangga Eyang?
110 Kehidupan yang dimaksud?
111 Dalam menjalani rumah tangga kira-kira apa saja yang terjadi?
112 Yo sepertinya yo ndak ada apa-apa to mbak yo. Cuma kita mencari nafkah
113 untuk membiayai keluarga, itu aja. Ndak ada, ndak ada masalah.
114 He’em, nggak ada masalah?
115 Iya. Paling ya Cuma itu. Cari untuk makan, heheh.. itu tok.
116 He’em masalahnya jadi dalam hal ekonomi?
117 Iya he’e.
118 Trus kalau dalam hal ekonomi, kan yang bekerja hanya Eyang kakung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119 ya
120 Iya.
121 Trus dalam pembagian tugas rumah tangga itu bagaimana? (B. 122-124)
122 Ya dulu kan itu anu waktu anak masih kecil itu kan, pertama kali itu lho anu, - Subjek memegang urusan rumah dan mb1
123 itik, melihara itik. Itu sampai...waktu anak pertama lahir. Ya saya ya suami mencari nafkah.
124 ngurusi(mengatur) rumah, Bapak cuma nganu melihara itik itu.
125 Untuk saat itu, cara membagi tugasnya bagaimana sehingga bisa
126 berlangsung seperti itu? (B. 127-130)
127 Ya, kita sebagai istri ya bangun yo menyiapkan makanan dan anak-anak itu. - Subjek melayani suami dengan mb3
128 Trus nanti Bapak kalau pagi ya itu sudah ke sawah...trus nanti pulang kan menyiapkan makan untuk suami.
129 rumah sudah siap makanan dan segalanya. Nanti sore kan ke ladang lagi,
130 plihara itik itu.
131 Itu, membangun kesepakatan “oh bapak bekerja, saya dirumah” itu
132 bagaimana? (B. 133-137)
133 Ya itu kan sudah tugas-tugas toh. - Pembagian tugas rumah tangga terbentuk py1
134 oo... sejak awal pernikahan.
135 keluarga.
136 Jadi udah dari awal sudah seperti itu..?
137 Iya. He’em..
138 Nah kemudian saat anak memasuki usia 6 sampe 13 tahun. Nah kira-
139 kira itu waktu anak pertama SD, bagaimana dengan kehidupan rumah
140 tangga Eyang?
141 Ya sepertinya yo biasa-biasa saja.
142 Ada sesuatu yang terjadi?
143 Ndak, ndak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144 Masalah-masalah?
145 Ndak.
146 Jadi berjalan dengan baik?
147 He’em. Kalau sama suami tu ndak ada masalah apa-apa, sampai skarang pun
148 ndak ada masalah.
149 Menurut Eyang itu karena apa, bisa nggak ada masalah? (B. 150-151)
150 Yo saling menerima itu tadi mbak.Saling menerima apa adanya sebab - Subjek tidak memiliki masalah dengan py4
151 mungkin itu sudah kehendak Tuhan. Apa dan bagaimananya kita terima. suami karena saling menerima apa
152 He’em.. kalau misalnya pada masa itu ada masalah gitu, bagaimana adanya.
152 cara menghadapinya?
154 Kok...selama pernikahan itu kok belum ada ya mbak masalah yang begitu
155 anu ndak ada. Sepertinya ndak ada.
156 Masalah yang begitu...?
157 Yang sampe nganu yo, cuma masalah itu ya sepertinya ndak ada masalah
158 yang harus diselesaikan begini, sepertinya ndak ada.
159 Jadi biasanya masalah-masalah yang sering terjadi itu? (B.160-167)
160 Cuma masalah-masalah kecil keluarga ya biasa itu saling nganu apa itu, - Subjek dan suami menyelesaikan sk4
161 pendapat-pendapat yang tidak sama, Cuma itu kok ndak ndak ada masalah perbedaan pendapat tersebut dengan saling km4
162 yang begitu anu, ndak pernah. Belum pernah. diam.
163 He’em..
164 Mudah-mudahan ndak..hehe
165 Kalau beda pendapat itu trus cara menyelesaikannya?
166 Ya sudah cuma, o ya udah nekbegitu ya sudah. Kalau ndak bisa nerima ya
167 udah, kita ya diam aja.
168 Diam saja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169 He’em.
170 Eyang kakung juga diam atau? (B. 171-175)
171 Iya ndak pernah itu, ndak pernah marah. - Menurut subjek, kesabaran suami yang bh4
172 Nggak pernah marah, sabar berarti ya? membuat tidak ada masalah.
173 Iya hehehe. Ya itu yang membikin kita ndak ada masalah ya mungkin itu
174 sabar itu. Ya kalau kita anu, dia diem sabar saja. Kita ya, ya udah, dia mau
175 ngomong apa lagi ya.
176 Jadi Eyang kakung yang diem? (B. 177-179)
177 Iya, jadi ndak ada masalah sedikit, kalau diam kan udah ndak jadi kesal tapi - Bagi subjek, menyelesaikan masalah sk4
178 masalah sedikit trus sama-sama anu kan jadi besar, jadi masalah sedikit ya dengan diam membuat masalah tidak
179 udah diam. menjadi besar.
180 Tapi habis itu selesai?
181 Iya, he’em.
182 Jadi waktu anak umur 6 sampai 13 tahun nggak ada hal sesuatu yang
183 besar yang terjadi ya? (B. 184-190)
184 Iya itu tadi. Cuma...cuma ndak cocok dengan mertua. Itu waktu saya hamil - Komitmen untuk tetap bersama ko4
185 ya mbak, mau hamil yang kedua, itu masalah itu bagi kami sangat berat
186 sekali, tapi dengan mertua itu lho. Sampai-sampai saya suruh
187 pulangkan.Tapi yonganu, suami ndak mau. “Dari pada pulang kita harus
188 berangkat keluar dari sini sama-sama.” Ya itu.“Ndak mau, kembalikan itu
189 ndak mau. Kalau ndak mau disini, udah ayo kemana gitu sama-sama.”
190 Begitu jawabannya.
191 He’em...
192 Trus itu, kakak dari bapak Kesini tu, wong dulu itu saya yang kasarannya (B. 194-200)
193 minta, baru nyuruh orangtua saya kesini, lah kalau minta dikembalikan yo - Suami berusaha menyelesaikan sk4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194 saya harus tanggung jawab.Tapi yo smua ndak, udah tu. Trus ibu bisa di anu ketidakcocokan subjek dengan mertua
195 dengan bapak itu. Kalau...sebab dulu cuma Ibu, saya dan suami, tiga..tiga dengan memberi saran pada sang ibu
196 kan. Kalau kita pergi kan ya ibu sendirian. Trus “tapi Ibu harus gini gini untuk disepakati.
197 ini” - Suami subjek berusaha menguntungkan sk4
198 “iya” kedua belah pihak.
199 Udah mau. He’em. Itu yang menjadi nganu yo Bapak itu. Harus tegas. Satu
200 istri, satu orangtua, itu harus sama-sama. Akhirnya yo terus baik. Sampai (B. 207-208)
201 mertua itu meninggal. Mertua tu lama lho mbak sakit itu. 5 tahun ndak bisa - mampu bersyukur dalam masalah. rg4
202 apa, sini jatuh, sini ming kseleo. Ya saya yang merawat..saya yang merawat.
203 Akhirnya, yo dia itu yo sampai anu“dulu itu sama, apa, anak menantu gini
204 gini ni, tapi akhirnya dia yang merawat juga.” Ya saya yang merawat
205 beberapa tahun, sampai menikahkan anak putrinya di situ, ndak pernah ikut
206 merawat orangtua itu ndak pernah sampai meninggalnya ya yo saya yang
207 merawat. Makanya suami yo ”wes bersyukur, mbiyen dikoyok ngono tapi
208 akhirnya bisa merawat orangtua.” Sampai semua orang ya bersyukur, kok (B. 209-210)
209 mau ya merawat gitu, Tapi saya ya wong senang sama anaknya yo dengan - Subjek mau merawat mertua karena bh4
210 orangtuanya juga harus senang juga. sayang pada suami. ko4
211 Nah waktu hamil kedua itu kan merasa beratnya dengan masalah
212 dengan mertua itu, maksudnya bagaimana?
213 Maksudnya itu, apa-apa yang saya lakukan itu ndak cocok itu lho.He’em,
214 Cuma gitu ya...
215 Trus mertua tanggapannya gimana?
216 Tanggapannya yo, rasanya tu gimana ya tau-tau kok sakit...ah dulu gimana
217 anak pertama. Dulu itu kan orangtua itu kan abdidalem di Kraton. Jadi,
218 pekerjaan yang seharusnya dilakukan, dilakukan oleh istri itu, bapak ya ndak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219 boleh. Misalnya anak, anu buang air besar, ndak boleh ayah itu nolong itu
220 ndak boleh, harus ibu. Lah kalau anak makan ndak habis, dia bilang “Jangan
221 dihabiskan bapaknya, nanti ndak berani sama bapaknya.” Yo saya Cuma
222 njawab, “saya ndak bertahan”
223 “oh kalau begitu, kalo anak berani sama ibu, ndak papa?”saya Cuma itu.
224 saya ndak ndak bisa ngampet(menahan). Saya Cuma itu. Ya Betul toh. O ini
225 yang, yang patut menghabiskan tu ibu. Udah titik kan ya ndak papa, itu kan
226 kok ndak niru bapak ne(meniru ayahnya). Berarti kan berani sama ibu ya
227 ndak papa. Saya Cuma gitu itu. Ya Cuma gitu masalahnya. Cuma gitu, kan
228 sepele tapi sebetulnya itu menyebab e yo, akhirnya..ya udah. Tapi dia itu
229 bicara anu...tapi habis ya habis. Sini masih ngganjel tapi dia sudah baik gitu
230 lho. He’em. Ya orangtua toh. Udah, udah dah belakang itu, entah nyakitin
231 apa ndak, tapi kan ya sudah, dia itu sudah biasa lagi. Tapi yang menerima itu
232 kadang-kadang itu masih sakit gitu lho. Tapi ya mau gimana lagi, udah kita
233 bisa menerima.
234 He’em. Trus kan, waktu itu kan sama aja Eyang kakung berada di
235 posisi ditengah ya..
236 Iya, he’e..
237 Antara Ibu dan antara istri.
238 He’em. He’em..
239 Lalu Eyang kakung ni bagaimana ini, saat itu? Cara
240 menyelesaikannya? (B. 241-244)
241 Yo, yo, yo anu disadarkan dia “jangan gitu. Kita kan jadi anak dari ayah - Suami subjek memberikan pengertian km4
242 dan ibu ya, kita kan yo sama-sama toh untuk merawatnya, gitu. Yo misalnya kepada subjek saat subjek bermasalah sk4
243 ibu baru repot, anak yo sebetulnya itu ayah yang nganu, jangan berarti ibu dengan mertua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244 yo harus ibu, yo ndak.” Gitu.


245 Kalau waktu itu trus menghadapi Eyang putri sendiri bagaimana
246 Eyang kakungnya?
247 Yo, yo biasa udah..he’em
248 Dalam posisi itu kan Eyang putri kan merasa tersakiti begitu ya, trus
249 caranya Eyang kakung menghadapi... (B. 250-251)
250 E ya Cuma gitu itu ya, “Ibu ya jangan gitu bu. Wong ibunya baru repot. - Suami subjek memberikan pengertian sk4
251 Istirahat ping pisan. Itu tu pekerjaan bersama-sama.”Dia yang menerima, pada sang ibu.
252 Ya cuman gitu itu. Sebetulnya kalau masalah Cuma masalah keluarga yang
253 sepele, sebetulnya, bukan masalah yang...ndak.
254 Tapi waktu itu kan Eyang putri sempat pengen pulang begitu ya
255 Iya he’e
256 Itu akhirnya jadi ndak?
257 Ndak. Heheh..
258 Ndak jadi pulang?
259 Itu anu, bapak tu ndak ndak mau kalau saya pulang kerumah saya.“Lebih (B. 259-260)
260 baik ayo kita kos kemana gitu”, tapi ibu ndak boleh. “udah diam disini aja, - Komitmen untuk tetap bersama ko4
261 nek dari pada kamu yang pergi, aku yang pergi”gitu ibu. Ya udah, jadi (B. 260-262)
262 semua anu... - Subjek tidak membiarkan mertuanya bh4
263 Tetap jadi satu? pergi dari rumah. ko4
264 He’em.
265 Terus, kira-kira ada masalah yang lain lagi?
266 Ndak,
267 Nggak, jadi hanya masalah dengan mertua. Kalau itu selesainya
268 bagaimana, maksudnya masalah...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269 Ya Cuma Cuma diam kan udah. He’em. Yo banyak, mertua itu yo, walaupun
270 bicara yang menyakitkan, tapi kalau sudah ya sudah, gitu. Dianggap ndak
271 ada apa-apa gitu lho. Tapi disini masih ngganjel tapi disitu sudah ndak papa
273 yo kita yo, ho’o.
274 Trus saat anak memasuki masa remaja ya, masa usia 13 sampai 20an
275 tahun, nah pada masa-masa itu ada yang terjadi nggak dalam
276 pernikahan?
277 Ya ndak.
278 Nggak ada?
279 Ndak ada.
280 Kalau mungkin dengan anak sendiri apa ada masalah-masalah apa
281 dalam menghadapi anak atau..
282 Ndak. Ndak ada. Ya Cuma waktu anak saya yang sudah dewasa mau
283 menikah, itu sudah pacaran..
284 Anak yang keberapa itu?
285 Pertama.
286 O anak yang pertama.
287 Itu sudah pacaran sudah 10 tahun, sudah mau bikin baju untuk pengantin itu.
288 Pacaran 10 tahun ya?
289 Iya. Pacaran 10 tahun, dia udah menemani kalau kuliah, ngantar. Semua
290 menemani itu, akhirnya dia itu anu orang lain.
291 Maksudnya?
291 Dia nikahkan orang lain. Ditempat situ ada yang kos mbak, sama yang kos
293 itu.
294 Yang menikah dengan orang lain....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

295 Ya pacarnya anak saya


296 Pacarnya..emm, trus?
297 Lah anak saya ditinggal gitu. Lah itu, sebenarnya anak saya ndak apa-apa, (B. 297-302)
298 tapi saya itu yang rasanya mesake(kasian). Sampai saya itu sakit maag - Subjek bersyukur meski merasa sedih rg6
299 sampai setahun. Tapi, tapi sampai sekarang itu dia itu masih nganu masih karena masalah yang dihadapi anak.
300 baik sama keluarga ini masih baik. Yo..tapi itu ya untung anak saya ndak
301 papa. Ndak stres ndak apa, malah saya yang stres. Kalau masa dari anak saya
302 Cuma itu. Saya Cuma kasian.
303 Trus waktu menghadapai itu, Eyang kakung bagaimana? (B. 304-306)
304 Ya, yo yo ndak papa, yo..yo kita Cuma berdoa mudah-mudahan diberi - Suami subjek dan subjek berdoa dalam rg6
305 kekuatan, nyatanya ndak ndak, Eyang kakung yo ndak papa. Dia terima, “Ya menghadapi masalah ketika sang anak mk6
306 mungkin itu belum jodohnya.”Cuma gitu. tidak jadi menikah.
307 Terus kan waktu itu kan Eyang sampai sakit gitu ya karena - Mau menerima kenyataan mk6
308 memikirkan ini kan...
309 Iya. Saya tu trus kena maag itu lho. Terus berapa bulan itu kalau malam-
310 malam jam 9 itu dibawah ke Bethesda, sampai suakit skali nganti
311 (sampainggak kuat. He’em.. jadi di Bethesda itu kan ada perawat, dari
312 tetangga desa saya itu. “Lho kenapa to bu, mbok kowe yo ora usah di
313 pikirkan sing abot-abot”, (“Lho kenapa to bu, ansa tidak perlu berpikir yang
314 berat-berat) dia tahu. “Ora usah dipikir sing abot-abot.”(“Tidak perlu
315 dipikir yang berat-berat”.). Saya di injeksi sini, 4 jam trus sembuh, trus
316 boleh pulang. Tapi itu lama, masih lama. Rasanya maag itu katanya memang
317 lama e. Sampai sekarang pun saya kalau minum kecut. Itu kumat, he’e
318 Emm..masih
319 Oh dah lama. Kalau kecut dan stres. Itu masih sok (sering) kumat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

320 Nah waktu masa-masa itu, masa-masa Eyang pikiran itu ya, Eyang
321 kakung bagaimana menghadapinya?
322 Yo, yo..mungkin mungkin yo shok ne, tapi ya ndak ndak kelihatan apa-apa
323 gitu, dijalani ya biasa, Cuma itu Cuma prihatinlah sama anak.
324 Lha sama Eyang, kan Eyang sampai pikiran gitu Eyang kakungnya
325 gimana sama Eyang, Eyang putri?
326 Yo, yo ndak papalah, yo kita bisa menerima. Kalau disalahkan yo ndak ada
327 yang salah. Kan itu, yo bebas untuk memilih.
328 Jadi Eyang kakung memberikan pengertian.
329 Iyo. Iya.
330 Trus kalau dengan anak yang kedua dan ketiga ada...
331 Ndak ndak
332 Jadi baik-baik saja gak ada masalah.
333 Ndak ndak
334 Nah trus, saat anak-anak mulai menikah, ya itu bagaimana perasaan
335 Eyang?
336 Ya Cuma, kalau sekarang itu anak-anak pergi itu yo rasanya itu
337 sok(kadang)kangen...gitu lho saya. Apalagi itu anak saya yang (B. 338-344)
338 bontot(bungsu) itu kan di Riau. Saya tu... dulu sudah pernah pulang 2 kali. - Suami subjek memberikan pengertian km6
339 Kalau pulang yo seneng, tapi kalau mau di dia pergi lagi tu wah, rasanya tu pada subjek saat subjek merasa sedih.
340 udah ra enake (tidak enak) seperti akeh(banyak) gimana, tapi bapaknya sok
341 nganu “Anak e mbok kongkon nang omah trus yo yo ra senen. Kowe trus
342 piye, yo wis bhen goleki pangan kono. Kono kene yo podho wae.”(“Anaknya
343 kamu suruh di rumah terus ya ya tidak senang. Kamu terus bagaimana, ya
344 biar mencari makan di sana. Di sana sini ya sama saja”.) Bapak...tapi saya tu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

345 ndak bisa e kalau. Teringat gini tu..”aduh anakku ngopo dhoan.”(“Aduh
346 anakku sedang apa”.) Tapi yo, tiap hari itu dia ngebel bisa ngomong-
347 ngomong, he’em..
348 Itu e..ketiga anak itu mulai tidak dirumah itu, sejak kapan?
349 Kapan ya...yo setelah dia nikah itu trus dibawa suaminya. Trus ini yang
350 nomor 1 ini harus nunggu disini. Tapi istrinya cuma situ, dekat. Itu memang
351 harus, pokok e bapak itu, pokok e harus ada salah satu yang nungguin.
352 Kalau e, waktu Eyang kangen begitu sama anak yang jauh itu, apa yang
353 dilakukan?
354 Oho yo ojo nganu, gimana ya...ya udah, emm, apa lagi yang mau di anu ya,
355 nanti kalau sudah bisa ngomong gitu ya sudah, sudah agak agak lego
356 (lega)begitu. Saya tu sering dimarahi anak yang putri itu, “Ibu ki mbok wes
357 ora ngono kuwi, de’e nengkono yo apik.”(“Ibu itu sudah jangan seperti itu,
358 dia disana juga baik”.) Gitu anak saya yang putri itu. Lain kalau saya ke
359 Semarang kan berani, tapi kalau ke Riau..ndak ndak brani, heheh.
360 Kalau Eyang kakung sendiri, anak jauh dari rumah begitu?
361 Ya sama saja. Tapi, tapi kelihatannya tapi kelihatannya yo malah anu enak.
362 Ndak tahu saya dalam hati gimana, tapi karo(dengan) lain-lain itu yo biasa
363 saja.
364 Pernah gak Eyang kakung dan Eyang putri itu sempat...ada sempat
365 tinggal berdua, atau selalu tetap ada anak dirumah?
366 Maksud e?
367 Maksudnya, kan kalau orang lain kan biasanya anak itu, e setelah
368 misalnya selesai sekolah kemudian pada pergi semua..
369 He’em..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

370 Lah trus tinggal Eyang berdua gitu, hanya tinggal berdua saja?
371 Belum pernah, ada anak yang..itu yang nomor 1 tetap. Dari anu ndak pergi.
372 Trus kalau Eyang kakung sendiri pernah ada masalah-masalah dalam
373 pekerjaan?
374 Ndak. Pekerjaan hanya disawah o..heheh..
375 Nggak pernah ada masalah?
376 Ndak...
377 Nah menurut Eyang putri nih ya, menurut Eyang, bagaimana (B. 378-381)
378 kehidupan pernikahan Eyang saat ini? - Subjek bersyukur dengan kehidupan rg6
379 Ya..ndak papa yo, bersyukur, senang, ndak ada masalah sampai sekarang. pernikahannya saat ini karena dapat
380 Senangnya karena apa? mendidik anak, tidak kekurangan dalam
381 Yo..ya itu tadi. Sudah bisa mendidik anak, rejeki sudah yo, ndak kekurangan ekonomi, dan rukun.
382 gitu, dan rukun, itu.
383 Kalau dalam hal secara hubungan ya, hubungan dengan Eyang kakung
384 sendiri bagaimana perhatiannya?
385 Dengan siapa?
386 Hubungan relasi? (B. 386-391)
387 Saya tu sama, dari anak saya anu to, kalau hubungan di anu ndak ada apa- - Subjek dan suami tidak tidur seranjang hs2
388 apa. Tidur tu sendiri-sendiri dari dulu.. setelah memiliki anak.
389 Sejak kapan?
390 Sejak...anak saya yang anu itu sudah, pokoknya...dari dulu sampai punya
391 anak itu tidurnya sendiri ndak pernah, tidak pernah seranjang itu, tidak
392 pernah.
393 Emm...sejak punya anak?
394 He’em, sejak punya anak itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

395 O, jadi karena setelah punya anak itu, tapi itu nggak nggak, nggak jadi (B. 396-399)
396 suatu masalah? - Subjek dan suami sering merasa heran hs2
397 Nggak nggak malah anu sering kami tu nggumun(heran), tidur kok sendiri- karena tidak tidur bersama.
398 sendiri, nggumun (heran) kami heheh... saya itu yo kulina(terbiasa)ini ya - Subjek dan suami tidak tidur satu ranjang hs2
399 mbak. Kalau tidur ada senggal-senggol itu ndak seneng. karena tidak suka tersenggol/ tersentuh
400 Kalau Eyang kakung sendiri gimana? saat tidur.
401 Yo yo sama-sama. Yo nanti wong ya biasa ya, memang suami istri ya (B. 400-401)
402 kadang-kadang sok anu tapi yo sebentar trus kembali lagi, he’e gitu. - Tetap melakukan hubungan seks meski hs2
403 Kembali lagi? tidur terpisah.
404 Iya, begitu..
405 Kemudian, emm...menurut Eyang ni ya, apa kekurangan Eyang sebagai (B. 406-407)
406 istri? - Mengetahui kekurangan diri. py
407 Anu ya, saya menyadari, kurang sabar saya. Saya mengakui kesabaran saya
408 kurang.
409 Kurang?
410 He’em.
412 Terus kelakuan kurang sabar itu, contohnya?
413 Ya misalnya suami gini, saya agak nggak nggak anu itu, cocok itu, agak
414 gimana gitu lho. Kalau ada apa-apa ya kurang sabar. Tapi ya ndak papa, ya (B. 417-419)
415 yo udah. - Saat subjek marah, suami subjek sk
416 Trus Eyang kakung sendiri menghadapinya bagaimana, waktu Eyang mengalah sehingga masalah bisa
417 putri... terselesaikan.
418 Ya sudah kalau dia ndak anu, misalnya kata gini ndak “Yo udah ne ra cocok
419 aku ngene udah”(“Ya sudah kalau tidak cocok aku seperti ini sudah). Tapi
420 ya sbab itu udah ndak papa, ndak di permasalahkan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

421 Emm.. jadi habis itu selesai?


422 Iya. He’em..
423 E selain itu, ada lagi?
424 Ndak.
425 Jadi, hanya kurang sabar.
426 Iya. He’e.
427 Terus, kalau menurut Eyang apa kelebihan Eyang sebagai istri?
428 Apa ya, hehehe...
429 Kelebihannya, iya...
430 Kalau kita sendiri itu ya ndak bisa mau “aku kelebihan dalam hal ini” o
431 ndak bisa toh, orang lain yang bisa menilai “o..” (B. 432-438)
432 Kalau menurut Eyang sendiri, “kelebihanku sebagai istri...” - Subjek mau membantu suami dan kl
433 Ehehehe, iya saya bisa e apa ya, menolong suami di dalam pekerjaan mampu melakukan pekerjaan yang biasa
434 apapun. Itu yang menjadi..walaupun itu pekerjaan seorang bapak tapi saya dilakukan pria.
435 yo bisa menolong. Mungkin itu anu yang bisa sebagai kelebihannya saya,
436 misalnya ke sawah, kan itu gawean e(pekerjaannya) bapak, tapi saya yo bisa
437 membantu. Kalau disuruh bantu ya saya bisa, apa pun ya saya bantu. Ya itu
438 mungkin, walaupun itu pekerjaan bapak, tapi saya bisa membantu ya itu
439 mungkin Cuma anu bisa..he’em.
440 Membantu begitu biasanya e Eyang kakung yang minta atau Eyang (B. 441-445)
441 putri... - Subjek mau membantu melakukan kl
442 Ya he’e. Tapi yo kadang-kadang saya dirumah ndak ada pekerjaan, yo pekerjaan suami
443 “butuh bantuan ndak..?”ngono.(“Perlu bantuan tidak?” begitu.)
444 ”yo ayo mau ngewangi..”(“Ya ayo mau membantu”.)
445 “yo.” Saya bantu, gitu. Tapi kalau dia terpaksa harus dibantu, “Ayo bu, (B. 446-447)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

446 diewangi” gitu. (“Ayo bu, dibantu”.)Jadi ya, yang mana yang membutuhkan - Suami subjek tidak memaksa subjek bh
447 itu. He’e gitu. Tapi kalau saya diajak “saya ndak bisa ini..” apabila subjek tidak dapat membantu
448 “ya udah ndak papa.” saat diminta.
449 Jadi nggak memaksa?
450 Ndak ndak.
451 Selain itu, ada lagi kelebihan Eyang putri?
452 Apa, ndak..ehehe..
453 Oh Eyang kakung pernah bilang Eyang putri pintar masak (B. 454-463)
454 katanya..hehe.. - Kelebihan subjek sebagai istri adalah mb
455 Eheheh... oiyo itu, sampe sekarang..dari dulu kami nikah itu belum pernah o pintar memasak yang membuat suami
456 jajan. Jajan itu belum pernah dan dia ndak mau. “Mbok beli iki..” ndak mau. subjek tidak suka makan di luar.
457 Wong apa, anak saya tu saya beli...”Lah wong cuman gini ya ibumu nek
458 masak enak. Wes ngene wes podho wae, ming lebih enak o. Dari pada
459 mahal-mahal beli lah mbok masak sendiri” (“Hanya seperti ini ya ibumu
460 kalau memasak enakgitu. Sudah seperti ini sudah sama saja, hanya lebih
461 enak. Daripada mahal-mahal beli lebih baik masak sendiri”.) gitu.Memang
462 belum pernah jajan. Saya itu, yo sok pernah di ajak itu toh“Lagi nek yo luwe
463 enak le masak ibu ne”(“Jika sedang lapar enak yang masak ibunya”.) gitu,
464 yo cuman.
465 Oh... trus Eyang putri gimana perasaannya tahu Eyang kakung suka
466 masakannya Eyang putri? (B. 467-470)
467 Ya bersyukur seneng lah, dianggap, yo seneng toh rasanya. Lah kalau kita - Saat suami subjek terlihat tidak selera mb
468 dah masak, ndak mau makan o rasane gimana e, ndak enak to.Tapi ya apa dengan masakan subjek, maka subjek tidak
469 yang kami masak itu, ya lama-lama saya tahu kalau saya masak ndak ada memasak menu tersebut.
470 selera sedikit itu saya tahu, “oh kalau begitu saya ndak masak begini lagi”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

471 gitu.
472 Terus, nah ini menurut Eyang ya, apa kekurangan Eyang kakung?
473 Kekurangannya apa ya, hehehe..
474 Dimata Eyang putri, kekurangannya Eyang kakung apa, bisa tolong (B. 475-480)
475 diceritakan? - Saat suami subjek tidak mau bh
476 Kalau nganu to dia itu kalau punya pendapat itu nggak mau di anu. mendengarkan masukan subjek, subjek
477 Pokoknya saya harus gini ya harus gini, gitu. Terus e...nanti, kan dia kalau memilih diam dan mau menerima.
478 mau apa gini, dah wes ndak dipake ya udah, saya ya udah, tapi nanti - Suami mau melakukan saran subjek km
479 kemudian dia ya nurut apa yang saya utarakan itu.Tapi sewaktu itu ndak meski sempat menolak saran tersebut.
480 gitu, ya mungkin dipikir-pikir gitu.Saya kok ya udah, ndak dipake ya udah.
481 Saya ya diem, tapi akhirnya dia yo nurut.
482 O...jadi nurut akhirnya..
483 Iya...ha’a itu seringkali. Sewaktu itu yo apa ya, dia minta gini, saya ada sih
484 tapi nggak dipakai, ya sudah saya diam. Katane nanti kalau di anu lagi, apa
485 pendapatku ndak dipake, saya gitu. “Yo jangan gitu” katanya. Hehehe, tapi
486 ya dah bisa menerima.
487 Terus kalau kelebihannya Eyang kakung?
488 Bisa momong itu. (B. 489-496)
489 Momong anak? - Suami subjek adalah dapat mengasuh dan mb
490 Momong (mengasuh) anak momong istri itu, walaupun saya so salah, itu ya membimbing anak dan istri.
491 dia bisa ngemong (membimbing) bisa memaklumi gitu - Saat subjek melakukan kesalahan, suami
492 Memaklumi..? subjek hanya diam atau menegur tanpa bh
493 He’e. Ndak saya salah trus di marahi itu ya ndak, ya itu kelebihannya. Saya terlihat marah.
494 juga merasakan itu aku yang salah tapi dia diem saja. Ya itu kelebihannya.
495 Jadi, e..kalau Eyang putri salah, Eyang kakung hanya diam gitu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

496 He’em. Yo yo yo nganu, yo Cuma “ya jangan gitu”, tapi ndak ada ndak
497 kelihatannya marah tu ndak. Cuma ya bicara “ya jangan gitu”
498 Trus ada lagi mungkin kelebihannya Eyang kakung?
499 Ndak ada...
500 Nah, terus..dalam menjalanin kehidupan pernikahan ya dari awal
501 sampai sekarang ini, nah menurut Eyang, apa masalah yang dirasa
502 paling berat?
503 Apa ya..? yo ndak ada e mbak.
504 Ndak ada?
505 Yang paling berat...yang itu tadi, waktu anak ditinggal pacar itu. Itu yang
506 paling berat saya rasakan. Padahal itu yo, sebetulnya yo ya lumrah to yo, tapi
507 saya rasakan itu yang paling berat. He’em.
508 Paling berat. Jadi masalah anak ya?
509 He’em.
510 E lalu, nah..dalam menjalani kehidupan pernikahan selama ini ya, kan
511 sudah 40 tahun to berjalan, itu e Eyang pernah merasa bosan dengan (B. 512-517)
512 Eyang kakung? - Mengatasi kebosanan pada pasangan ko
513 Yo kadang-kadang itu yo iyo. Ya wong manusia biasa, kadang-kadang ya dengan mengingat bahwa menikah itu
514 bosan tapi ya, Yo bagaimana lagi wong pokonya perkawinan itu untuk hanya satu kali dan untuk selamanya.
515 selama-lamanya, Walaupun yo memang ada kebosanan itu, tapi yo apalah
516 gunanya. kita pikir yo ndak ..Cuma ada pikiran kok sepertinya sudah bosan
517 itu memang ada. Tapi yo kan yo ndak baek. Tujuan saya itu yo nikah itu (B. 520-522)
518 Cuma satu kali. - Subjek mengatasi rasa bosan pada ko
519 Menurut Eyang, itu rasa bosan itu muncul karena apa? pasangan dengan tidak mengembangkan
520 Ya biasa to...apa ya... yo ndak bosan bosan trus itu yo ndak. Tapi dalam pikiran yang bosan terhadap pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

521 kehidupan pernikahan itu kok begitu wae, koyo bosan gitu lho. Tapi yo, trus
522 mau apa lagi, nggak mungkin, trus mau kemana lagi, ya udah. Tapi kan
523 pikiran itu ya ada, tapi ya ndak dikembangkan lagi.
524 He’em.. Bosannya itu muncul saat apa?
525 Ya...apa ya. Yo kalau pikiran sedang anu tu yo kadang-kadang baru rasa.
526 Kalau...mungkin yo karna manusia dalam keluarga itu kadang-kadang yo so
527 ada kekuranga ada apa itu sok koyok merasa nganu itu. Tapi yo Cuma itu
528 pikiran itu Cuma saya tinggalkan...
529 Trus mengatasi rasa bosan saat itu?
530 Ya udah kita jalani kita apa ya nganu tu...
531 He’em. Trus kalau jenuh dengan kehidupan pernikahan pernah? (B. 532-536)
532 Ndak. - Subjek tidak pernah memiliki keinginan ko
533 Dalam menjalani kehidupan pernikahan selama ini, pernah ada untuk berpisah dengan suami.
534 keinginan untuk berpisah?
535 Ndak.
536 Nggak pernah ada?
537 Ndak pernah ada.
538 Nah trus, emm... nah, selama menikah dari awal penikahan hingga saat
539 ini, menurut Eyang e peristiwa apa yang paling special?
540 Apa ya? Heheheh..
541 Dari awal pernikahan sampai saat ini yang paling spesial? (B. 544-547)
542 Apa ya yang paling spesial. - Suami membelikan barang yang bh
543 Soal apa itu mbak yang paling spesial? diinginkan subjek saat memiliki uang
544 Dalam hal pernikahan? lebih.
545 Ya anu. Dulu waktu ada berkat, saya tu di tari (ditawari) sama bapak “ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

546 tu kepingin apa?”


547 “bapak ada uang?”
548 “ada. Pengen apa?”. Saya minta mesin jahit,hehehe
549 O mesin jahit.
550 Iya.
551 Saya itu yang slalu bapak itu nanya, “ibu itu maumu opo, kepengen opo,
552 bapak meh tv”, kan bapak kepengen tv. “ibu anu kepengen opo?”
553 “Saya, mesin jahit.” Saya itu punya anak cewek kan bisa itu...
554 O jadi Eyang bisa njahit ya?
555 He’em. Tapi Cuma untuk anu. Tapi saya ya pernah kursus tapi ndak bisa
556 njahit..ndak bisa. Kene peng anu sing suwek di jahit. Ndak ndak dipake anu.
557 Ya ya ya..ada lagi mungkin, atau hanya itu?
558 Ya itu Cuma...trus, yang kedua kalinya, tapi itu dari kakak e ibu, eh kakak e (B. 559-562)
559 bapak. Dari itu, saya di, di kasi kalung 10 gram, itu ya. Saya seneng toh. - subjek dan suami sepakat untuk mk6
560 Trus pada saat ini kalung itu trus sama bapak waktu cucu saya yang pertama membeikan barang berharga yang dimiliki
561 itu opname, itu bapak bilang “Bu wes kalung e neh ke ben nggo jupuk nyang untuk membantu anak.
562 omah sakit”(“Bu, kalungnya diberikan biar untuk mengambil di rumah
563 sakit”.) itu. Trus saya kasih kan..hahahaha..
564 Trus gimana Eyang waktu itu?
565 Iya. Bapak ya “Wes dinehke wae ben nggo jupuk nang omah sakit, mesake
566 anak e”. (“Sudah diberikan saja biar untuk mengambil di rumah sakit, kasian
567 anakny”.) Kan gitu.
568 Trus Eyang? Tapi saat itu perasaan Eyang gimana memberikan
569 kalung?
570 Ya ndak papa. Ndak papa. Itu untuk anak kok yo, kita yo merasakan e.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

571 E Apa tujuan pernikahan Eyang saat ini? Tujuan pernikahan berdua
572 saat ini apa? (B. 572-581)
573 Tujuannya kita bisa saling menolong, tolong-menolong dalam keluarga, dan - Tujuan pernikahan subjek saat ini yaitu T6
574 bersyukur sudah punya anak, ya kita mendidik anak, sudah sudah ya saling menolong dalam keluarga, tetap
575 walaupun anak sudah beranak tapi itu kan anak itu nduwe anak o, misalnya mendidik anak meski anak sudah
576 tugas anak ya sebagai anak kita tolong. Itu tujuan kita sampai semasa kita berkeluarga, dan mengingatkan anak untuk
577 masih bisa mendidik anak yo walaupun anak, yang di Riau itu kalau anu di dekat Tuhan.
578 bel sama bapaknya “gimana keadaanmu, digereja gimana?” itu trus, bapa (B. 580)
579 dan saya itu saling saling anu. Sampe pak pdt “itu lho, pak Pur itu, yang - Mengingatkan anak untuk dekat dengan rg6
580 ditanyakan anak itu : “iki setu, sesuk minggo lho, harus berbhakti”.” Pasti Tuhan
581 gitu. “Ya ya terus dekat. Jangan sampai lupa. Sebab berkat itu dari Tuhan.”
582 Saya trus gitu.
583 Ada lagi mungkin, sesuatu yang ingin dicapai didalam pernikahan?
584 Iyo. Yo ndak di...pokoknya kita sudah bisa hidup rukun, bisa punya anak,
bisa mendidik anak, yos sampe sekarang tu yo kelihatan ne.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PASANGAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SUAMI 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

VERBATIM SUAMI 2
Sabtu, 5 Desember 2015

Pukul18.50 – 19.51 WIB

Di rumah Informan

NO VERBATIM KETERANGAN KODING


1 Watu Anda menikah, yang menjadi alasan Anda menikah itu apa? Bisa (B. 3-6)
2 tolong ceritakan? - Menikah karena cinta A
3 Ya..ya karena cinta. -Menikah karena menemukan orang A
4 Karena cinta? Mungkin ada yang yang lain? yang bisa mendampingi subjek.
5 Ya karena cinta. Melihat sosok seorang wanita yang menurut saya bisa
6 mendampingi saya.
7 Emm...Jadi itu aja?
8 Iya.
9 Nah waktu awal menikah, apa yang menjadi tujuan pernikahan Anda saat
10 itu? (B. 11)
11 Ya..membuat rumah tangga yang berbahagia. - Tujuan subjek menikah adalah untuk T1
12 Ada lagi mungkin? membentuk rumah tangga bahagia.
13 Ya tujuannya itu aja.
14 Hanya itu?
15 He’eh.
16 Bisa tolong ceritakan apa saja yang terjadi di kehidupan awal pernikahan
17 sebelum anak pertama lahir? (B. 18-19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18 Pada waktu itu saya masih muda, e..memerlukan masa adaptasi. Ya tetntu saling - Subjek merasa masih muda dan perlu py1
19 menyelami dan saling mengerti lebih lagi satu dengan yang lain. beradaptasi dengan pernikahan.
20 Terus waktu awal pernikahan, masa adaptasinya itu kira-kira ada masalah - Subjek dan istri beradaptasi dengan py1
21 yang terjadi atau...? berusaha saling mengerti.
22 Ya paling Cuma selisih paham kecil. Jadi ndak ada sesuatu yang prinsip.
23 Contohnya misalnya?
24 Ya contohnya satu...satu pengertian, saya ndak bisa make jam tangan, saya ndak
25 bisa pake cincin. Nah pada waktu setelah menikah, kemudian saya nglepas
26 (melepas) cincin kawin yang ada, nah itu kadang-kadang sedikit ada salah
27 pengertian. Dipikir saya gak mau pake cincin itu biar kelihatan masih sendiri.
28 Padahal ndak seperti itu, karena saya memang merasa dibebani tangan untuk pake
29 jam tangan atau pake cincin. Cuman seperti itu ajaebenernya.
30 Lalau istri ngomong ke Anda komplai begitu? (B. 31-35)
31 Iya, “Kok ndak dipakai cincin kawinnya? Biar dilihat orang masih sendiri.” Terus - Subjek memberikan penjelasan saat km1
32 saya jelaskan lebih rinci lagi, “Selama kamu pacaran sama saya apakah kamu istri subjek salah paham pada subjek. sk1
33 ndak pernah memperhatikan kalau saya gak pernah pakai jam tangan, ndak
34 pernah pakai cincin, dan sebagainya?” karena saya merasa risih sampai sekarang
35 pun saya ndak pernah pakai.
36 Terus istri gimana?
37 Ya terus..ya pertama-pertama sih mungkin saya membuat alasan saja, tapi (B. 31-38)
38 ternyata setelah diperhatikan suatu kehidupan, mulai apa e..mulai istri mengerti. - Subjek membuktikan penjelasan yang ko1
39 Terus selain itu ada masalah-masalah lain yang terjadi sebelum anak disampaikan pada istri.
40 pertama lahir? - Subjek merupakan pribadi yang jujur. ko1
41 Ndak ada ya. Masalah yang simpel-simpel, hal kecil aja. Jadi gak..gak ada yang
42 prinsip, gak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43 Tapi kan e saat itu kan Anda dan istri kan menikah tapi masih berbeda
44 agama kan itu? Bisa tolong ceritakan bagaimana kehidupan pernikahaan
45 saat itu? (B. 46-48)
46 Iya memang e waktu itu pun saya sebagai orang Kristen yang tidak memahami - Bagi subjek, perbedaan agama antara kl1
47 sepenuhnya Kekristenan itu. Jadi saya menganggap ya suatu hal yang biasa, wajar subjek dan istri merupakan hal yang
48 kalau istri saya masih Muslim, saya Kristen.Kemudian kami berjalan sendiri. wajar.
49 Berjalan sendiri-sendiri maksudnya. “Jadi ya kamu memeluk agamamu, aku (B. 48-50)
50 memeluk agamaku.” Ndak ada masalah. Ndak ada perbedaan menyolok. - Subjek dan istri sepakat untuk memeluk km1
51 Tapi dari keluarga sendiri... agama masing-masing.
52 Ya kalau dari keluarga sih ada pertentangan. Bukan...bukan suatu pertentangan - Tidak ada masalah dan tidak ada kl1
53 apa-apa sebenarnya. Cuma ya itu alasan dari pihak keluarga..beda agama. perbedaan yang disebabkan perbedaan
54 Kemudian dari pihak istri pun merasa kalau menikah dari e..kebetulan saya agama dalam pernikahan subjek.
55 keturunan Tionghoa, istri asli pribumi. Jadi merasanya...karena kebanyakan
56 waktu itu dilihat kalau orang Chinese menikah dengan orang Jawa itu ndak
57 pernah dinikah secara sah. Nah kemudian e ini, menurut saya ada kekuatiran dari
58 keluarganya istri kalau nanti ya kalau dinikah bener. Padahal justru kami menikah
59 di catatan sipil.
60 Terus waktu itu yang dilakukan Anda dan istri dalam menghadapi orang
61 tuanya istri saat itu bagaimana?
62 Ya setelah kami menikah pun, dari pihak orangtua gak..gak ada suatu kontra ya.
63 Jadi mereka ya, “Ya sudah kalau kamu sama-sama suka, kamu sama-sama bisa
64 menjalani ya silakan.”
65 Jadi kalau dari keluarga Anda...?
66 Kalau keluarga saya ndak..ndak banyak menentang. Jadi apa yang saya suka ya
67 menurut apa..orangtua saya, “Ya sudah kalau kamu mau menjalani itu ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68 dijalani aja”.
69 Tapi waktu itu kan istri sempet kayak disuruh orangtua Anda buat ke
70 Gereja gitu, terus saat itu Anda menghadapi istri yang disuruh keluarga
71 Anda ke Gereja itu bagaimana?
72 Kalau e suatu keharusan e untuk istri jadi Kristen atau mungkin mau ke Gereja itu (B. 73-75)
73 sebenernya ndak. Ndak secara apa..e “harus” gitu enggak. Cuma ya seiring waktu - Saling menghargai privasi. mb1
74 berjalan , kami tetep berjalan sendiri-sendiri. Istri sholat 5 waktu, puasa..puasa. - Adanya toleransi perbedaan agama. kl1
75 kemudian saya juga ke Gereja. Sekalipun saya ke Gereja ya hanya karena suatu
76 rutinitas. Kalau dengan satu pengertian kalau orang Kristen kalau Minggu ya
77 harus ke Gereja. Padahal saya gak pernahdapet berkat dari setiap apa yang saya
78 jalani dalam ibadah itu.
79 Saat itu kan orangtua Anda sempat nyuruh istri ke Gereja. Padahal istri
80 sendiri kan sebenarnya aslinya gak mau kan kalau dipaksa. Istri pernah
81 mengutarakan ke Anda soal itu? (B. 82-84)
82 Ya. Pokoknya e...memang itu wataknya istri. Justru kalau dia di..dilarang atau - Subjek memahami sifat istri yang tidak bh1
83 mungkin dia diminta ayo sepertinya saya paksakan itu saya ngerti persis kalau dia suka dipaksa.
84 memang ndak suka. Ya seperti itu. Tapi e sekali waktu memang atas
85 kesediaannya sendiri dia ikut, “Ayo aku tak ikut ke Gereja.” Nah suatu saat
86 mungkin ada Firman Tuhan yang mengena dalam hatinya, dalam kehidupannya,
87 justru sejak itu dia yang lebih..lebih dominan untuk mengajak ke Gereja karena
88 saya sendiri menyadari waktu itu saya menjadi orang Kristen ya Kristen kulit aja.
89 Ndak pernah...ndak pernah sungguh-sungguh mengerti Kristus itu bagaimana,
90 Kristus itu siapa. Tapi setelah istri sekali ikut ibadah, kemudian istri kena akan
91 Firman itu, justru dari istri sendiri yang ngajak langsung , “Ayo mbok kita
92 kataksasi”. Waktu itu kami pernah ke Gereja yang ada kataksasi sebelum ambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93 baptisan air.
94 Nah waktu istri disuruh-suruh orangtua Anda ke Gereja, istri sendiri gak
95 mau, terus Anda sendiri menghadapi istri yang disuruh orangtua padahal
96 anda sendiri tahu bahwa istri Anda tidak suka. Saat itu bagaimana Anda
97 menghadapinya? (B. 98-101)
98 Memang dari kami pun, e..saya dengan istri waktu itu saya ndak pernah - Saat berbeda agama, subjek tidak mb1
99 memaksakan suatu kehendak. Jadi, “Ya sudah kalau kamu ndak mau ya sudah.” memaksa istri untuk pergi ke Gereja.
100 Terus saya pun waktu itu kalau mau ke Gereja ya ke Gereja, ndak ya sudah, di -Subjek menghargai perbedaan kl1
101 rumah. keyakinan dengan istri.
102 Kalau Anda melihat orangtua Anda menyuruh istri ke Gereja gitu Anda
103 gimana?
104 Kalau menurut saya hal yang wajar karena ayah saya itu tokoh Gereja. Boleh
105 dikata aktivis di suatu Gereja itu. Dia minta untuk ya cobalah
106 memahamiberibadah, mengenal Tuhan itu ya sungguh-sungguh. Tapi ya itu saya
107 katakan dari awal saya pun waktu itu menjadi orang Kristen bukan Kristen yang
108 sesungguhnya saya katakan. Tapi Kristen keturunan aja.
109 Lalu waktu anak pertama lahir, dari anak pertama sekitar umur 1 sampai
110 2,5 tahun, nah pada masa-masa itu bagaimana dengan kehidupan
111 pernikahan Anda? (B. 112-115)
112 Ya saya rasa masih berjalan wajar dan anak baru satu. Kemudian kita berusaha - Anak dididik bersama-sama. ko2
113 untuk mendidik mereka.., anak-anak itu bersama. Jadi kita juga gak ngarahken - Saat masih berbeda agama, subjek dan
114 kamu...dalam hal agama ya, “Kamu jadi Kristen, kamu jadi Muslim”, tapi istri membebaskan anak dalam ko2
115 enggak. Tetep kita berjalan seperti biasa. beragama.
116 Saat itu kira-kira ada masalah yang terjadi atau enggak? Atau mungkin ada
117 masa adaptasi gak dari belum punya anak lalu punya anak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118 Ndak juga. Jadi kita sudah..sudah ada kesiapan karena dari menikah kami masih
119 ada kesempatan beberapa bulan baru ada kehamilan. Jadi cukuplah waktunya
120 untuk..untuk bisa memahami dalam arti satu kehamilan sampai mengahadapi
121 anak yang pertama lahir.
122 Jadi gak ada masalah apapun?
123 Gak ada masalah.
124 Lalu..waktu itu kan Anda pernah menghadapi masalah dalam pekerjaan?
125 Iya.
126 Itu..bangkrut itu ada masalah tiga kali ya?
127 Iya, beberapa kali sih. Berdiri, jatuh, berdiri, jatuh.
128 Kalau yang pertama itu tahun berapa?
129 Tahun 80an ya. Tahun 79-80.
130 Anak-anak sudah ada tiga?
131 Sudah ada tiga.
132 Masih umur berapa?
133 Masih kecil-kecil. Waktu itu anak ketiga belum sekolah, anak kedua itu TK, terus
134 anak pertama kelas 2.
135 Nah waktu itu bisa tolong ceritakan bagaimana kehidupan pernikahan Anda
136 dan istri saat itu menghadapi kebangkrutan yang pertama saat itu?
137 Iya, jadi yang namanya seorang pengusaha itu pasang surut suatu hal yang (B. 138-140)
138 biasa.Karena waktu itu mungkin suatu kecerobohan yang kami lakukan didalam - Adanya kesadaran diri bahwa masalah mk2
139 memanage (mengatur) keuangan, sehingga banyak sekali kita kena tipu orang dan muncul karena kesalahan subjek dan
140 sebagainya. Dan itu yang membuat kegoncangan dalam ekonomi. Dan kami istri.
141 menghadapi hal itu ya memang berat. Biasa punya, biasa apa-apa ada. Tapi saya (B. 141-143)
142 menjaga nama, apa yang saya punya, apa yang saya miliki itu pun saya lepas, - Subjek berani mengambil resiko demi ko2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143 saya jual untuk bayar hutang. Dan satu prinsip, saya masih punya nama baik menyelesaikan masalah. mk2
144 didalam kalangan pengusaha. (B. 145-146)
145 Lalu waktu menghadapi seperti itu istri sendiri bagaimana saat itu ? - Istri tidak banyak mengeluh saat subjek km2
146 Ya..gak banyak protes itu. Dia tahu keadaan karena memang dari awal kami menghadapi masalah dalam pekerjaan. mk2
147 bekerja bersama, mem apa..e..membesarkan usaha itu bersama dengan satu (B. 146-148)
148 kesiapan mental.Jadi e..sekalipun ndak tertulis tapi ada suatu komitmen diantara - Istri mau memahami keadaan. mk2
149 kami bahwa, “Ayo kita berjuang bersama, kalau kita berhasil, berhasil bersama”. (B. 148-149)
150 Terus kalau yang kebangkrutan yang kedua... tapi kalau kebangkrutan yang - Adanya komitmen untuk berjuang dan ko2
151 pertama sempet ada bangkit ga? meraih keberhasilan bersama meski tidak
152 Ya memang kami berusaha bangkit, ya tapi waktu itu saya lebih mengandalkan tertulis.
153 kemampuan saya dan akal budi saya sendiri. Jadi setiap kami akan berusaha (B.152-159)
154 bangkit. Tapi bukan satu kebangkitan yang kita dapet, semakin kita terperosok ke - Gagal karena tidak mengandalkan rg2
155 dalam.Itu berulangkali saya lakukan sehingga sebetulnya sih ndak ada...ndak ada Tuhan.
156 kebangkrutan pertama, kedua, ketiga. Tapi dalam satu kaitan. Jadi waktu - Subjek adalah pribadi yang mau belajar mk2
157 kebangkrutan pertama kita berusaha untuk mau bangkit, tapi justru bukan satu dari kegagalan.
158 kebangkitan, tapi semakin kita terperosok. Kita berusaha lagi, terperosok. Sampai - Adanya usaha untuk bangkit dari mk2
159 akhirnya ya saya menyerah. Ya dalam arti penyerahan saya kepada Tuhan.Seiring kegagalan.
160 itu iman..iman saya memang bertumbuh. Justru dalam keadaan seperti itu kami - Adanya keputusan untuk berserah pada rg2
161 bertumbuh dan kami bisa berserah pada Tuhan. Nahsecara perlahan tapi pasti, Tuhan.
162 Tuhan mulai angkat. (B. 165)
163 Saat mengalami yang terperosok-terperosok itu tadi, istri sendiri bagaimana - Istri mau memahami keadaan subjek. mk2
164 ke Anda? (B. 165-169)
165 Gak ada masalah itu. Istri juga mengerti.Jadi sampai..sampai waktu kami punya, -Istri mau berkorban untuk ko2
166 itu istri sempat apa..e..e..punya perhiasan, punya tabungan. Tapi pada waktu kami menyelesaikan masalah. mk2
167 dalam kesulitan, ya itu semua direlakan. Jadi dengan kerelaannya bahwa, “Ayo - Istri subjek memberikan dukungan pada mk2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168 kita harus bangkit”. Apa yang ada mulai kita lepas, kita jual. Kita pakai lagi subjek untuk bangkit dari kebangkrutan.
169 untuk..mulai untuk kerja. Ya tapi ya itu tadi saya katakan, kalau semakin saya - Subjek dan istri menghadapi masalah mk2
170 berusaha dengan kemampuan saya justru semakin tenggelam. bersama-sama.
171 Nah waktu istri punya perhiasan, punya tabungan terus dipakai lagi karena (B. 174-176)
172 kondisi, itu istri memutuskannya e..diputuskan sendiri atau memang - Subjek menghargai barang berharga bh2
173 keputusan dengan Anda? milik istri.
174 Ya jadi memang, saya ndak pernah meminta jadi, “Kamu punya apa, kamu..ayo - Adanya tanggung jawab dalam diri ko2
175 dijual”, ndak. Tapi itu atas..atas kesadaran sendiri, inisiatif istri, “Ayo bangkit, subjek sebagai kepala rumah tangga. mb2
176 aku masih punya ini, aku masih punya itu.”. Jadi dengan satu kerelaan. (B. 175-176)
177 Anda sendiri melihat istri yang mendukung Anda seperti itu, apa yang Anda - Istri mau berkorban untuk membantu ko2
178 rasakan? menyelesaikan masalah pekerjaan suami. mk2
179 Ya saya cuman ini punya satu perasaan bahwa, “Aku ndak salah pilih..terhadap - Istri subjek memiliki semangat untuk mk2
180 pasangan hidupku karena disaat aku punya, dia menerima. Tapi disaat aku bangkit dari kebangkrutan.
181 dalam keadaan kesulitan, dia pun mengerti.” Makanya panjang ceritanya. Sampai - Istri memberikan dukungan pada subjek mk2
182 hari ini pun, kadang-kadang anak-anak saya protes, “Kenapa papa kok untuk bangkit.
183 memanjakan mama? Kan tasnya sudah banyak. Kenapa kalo sampai ke toko liat (B. 179-181)
184 tas papa, “Beli kalo kamu suka.” Nah sepertinya saya memanjakan istri saya - Subjek merasa bahwa istrinya adalah py2
185 karenasaya berperasaan, saya mempunyai pemikiran waktu itu dia punyadan satu pasangan yang tepat bagi subjek.
186 hari semua yang dia punya terhilang habis dan saat ini kalau saya bisa - Subjek merasa bahwa istri subjek mb2
187 memberikan sesuatu lagi lebih kepada dia kenapa tidak. menerima subjek apa adanya.
188 Nah waktu kondisi jatuh itu, e kondisi keluarga sendiri bagaimana? (B. 181-187)
189 Ya memang kalau dalam keadaan sulit, waktu itu saya pun berusaha memberikan - Subjek mengingat pengorbanan sang bh6
190 satu pengertian kepada anak-anak. Memang dari awalnya kami ndak pernah istri saat subjek bangkrut.
191 memanjakan mereka. Jadi kalau pun mereka minta sesuatu pada waktu saya - Subjek berusaha membalas kebaikan bh6
192 masih punya dalam keadaan jaya, saya tidak pernah sekali..hari ini minta hari ini dan pengorbanan sang istri dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193 dia dapet. Tapi saya mengajarkan kepada mereka bahwa mereka harus memanjakan istri.
194 menghargai uang. Kalau pun mereka meminta, “Ya nanti, papa kerja dulu. Nanti
195 kalau sewaktu-waktu udah dapet uang nanti beli.”Jadi pada waktu mereka
196 mengalami hal yang sulit seperti orangtuanya mengalami hal yang pahit seperti
197 itu, mereka pun ndak begitu merasakan karena kita sudah menanamkan sesuatu
198 mengahargai apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka perlukan, dan apa (B. 199-201)
199 yang mereka minta itu tidak harus segera dapet. Jadi perlu waktu. Kalau sekarang - Subjek mengajarkan pada anak-anak rg6
200 saya bisa ngajarkan kepada anak-anak, “Ayo berdoa, minta pada Tuhan biar untuk berdoa pada Tuhan saat
201 Tuhan berkati papa, papa bisa menuruti apa yang kamu mau.” menginginkan sesuatu.
202 Nah kondisi bangkrut itu e..brati dari tahun 80an sampai tahun...?
203 Panjang.
204 Panjang?
205 Ya, itu tapi ya puji Tuhan. Pada waktu saya habis, gantian saya bertemu dengan (B. 205-207)
206 seseorang. Saya dikenalkan apa..untuk setia di dalam suatu Gereja, kemudian - Kondisi bangkrut membuat subjek rg3
207 diajak pelayanan, mulai bertumbuh rohani saya mulai bertumbuh.Dan mulai dekat dengan Tuhan.
208 disaat-saat itu saya selalu berserah sama Tuhan. Bukan berarti begitu saya (B. 207-208)
209 menyerahkan segala sesuatunya dalam tangan Tuhan, kemudian Tuhan angkat. - Subjek berserah pada Tuhan. rg3
210 Yah tapi itu melalui proses. Jadi sampai tahun...belum lama juga sih. Kira-kira (B. 210-212)
211 12..15 tahun yang lalu baru Tuhan mulai angkat. Tuhan mulai angkat. Nah sampai - Bagi subjek, keberhasilan yang rg6
212 hari ini pun e..segala sesuatu berjalan dengan apa yang Tuhan anugerahkan. diperoleh merupakan anugerah Tuhan.
213 Nah kemudian, waktu anak pertama umur sekitar 2,5 sampai 6 tahun, pada
214 tahun-tahun itu, pada masa-masa itu bagaimana dengan kehidupan
215 pernikahan? Bisa tolong ceritakan? (B. 217-219)
216 Ya...wajar ya. Jadi kami gak..gak pernah mempermasalahkan pernikahan itu. - Komitmen yang dimiliki membuat ko3
217 Kemudian kami ndak...ndak saling apa..mem..menjadi beban satu dengan yang subjek dan istri tidak saling menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218 lain karena satu komitmen bahwa, “Ayo kita terus berjuang. Bagaimana kita bisa beban.
219 bangkit. Kita membesarkan anak-anak.” (B. 218-219)
220 Terus waktu anak memasuki usia 6 sampai 13 tahun, jadi waktu masa-masa - Subjek dan istri memiliki tujuan untuk T3
221 anak SD, waktu masa-masa anak pertama SD itu e kira-kira ada sesuatu berjuang dan bangkit dari kebangkrutan
222 yang terjadi dalam kehidupan pernikahan? serta membesarkan anak.
223 Ndak juga. Bisa berjalan wajar lah. Ya ada, selisih paham itu pasti di rumah (B. 223-229)
224 tangga. Ya tapi ndak pernah berkepanjangan. Jadi sampai sekarang pun kami tu - Subjek dan istri menyelesaikan selisih rg4
225 mengambil satu faham ya e..dengan satu pengertian, Firman Tuhan pun juga paham dengan landasan Firman Tuhan.
226 mengatakan kalau saya sampai ada selisih paham dengan istri saya itu terjadi - Selisih paham yang terjadi segera sk4
227 pada pagi hari, dan sore hari itu harus kita selesaikan. Atau sebaliknya, kalau diselesaikan oleh subjek dan istri.
228 terjadi setelah matahari terbenam, begitu matahari terbit itu kita juga harus sudah - Bagi subjek, selisih paham dalam sk4
229 selesaikan.Jadi kita yang namanya wong rumah tanga terus ada selisih paham, rumah tangga merupakan hal yang wajar.
230 kemudian apa..ada sedikit suasana hangat itu hal yang masih wajar. Karena apa
231 yang saya lakukan adalah kesalahan, atau mungkin istri saya melakukan
232 kesalahan itu bukan suatu kesalahan yang prinsip. Jadi masih...masih dalam
233 koridor rumah tangga yang sesungguhnya.
234 Nah e..kalau berselisih paham gitu biasanya cara menyelesaikannya
235 bagaimana? (B. 236, 240)
236 Ehehe...ya banyak..banyak hal ya. Jadi satu diantaranya, istri saya orang keras. - Subjek memahami bahwa istri subjek hr4
237 Kerasnya gimana? adalah pribadi yang keras dan tidak mau
238 Ya... disalahkan.
239 Contohnya? (B. 240-241, 249-253)
240 Biasanya ndak mau kalah. Ndak mau..ndak mau disalahkan.Tapi e saya berusaha - Saat istri subjek marah, subjek memilih sk4
241 diam. Misalkan dia menganggap saya salah, kemudian dia mulai untuk diam.
242 apa..e..ngomong..banyak ngomong tentang kekurangan saya, kesalahan saya - Subjek merupakan pribadi yang sabar sk4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243 sekalipun saya mungkin ndak melakukan. Ya dalam arti hal sepele lah..sepele. dan mau mengalah.
244 misalkan kita mandi, di kamar mandi itu kadang-kadang kalau saya mlothot ( - Subjek menyadari jika kedua pihak sk4
245 mencet ) odol, misalkan ya kalau hal yang kecil, itu saya asal..asal plethot saling melawan saat berselisih paham
246 (mencet) aja. Seperti mungkin dari atas. Tapi istri, “Mbok jangan dari atas, mbok maka tidak akan menyelesaikan masalah.
247 dari bawah dibiasakan dari bawah dibiasakan hal seperti ini.”
248 “Alah gitu aja kok repot. Gitu aja kok diributin.” (B. 253-256)
249 “Enggak, ini kan kalau anu harus tertib.” dan sebagainya. Nah kalau sampai - Subjek mampu memilih waktu yang km4
250 memuncak hal-hal itu, mungkin hal-hal yang lain lebih...lebih apa..e..membuat tepat untuk memberikan penjelasan pada
251 dia gusar begitu, itu kadang-kadang saya diemin kalau dia memang marah saya istri saat berselisih paham.
252 diamkan. Karena kalau satu perkataan, saya satu perkataan itu ndak akan
253 menyelesaikan masalah. Jadi saya sebaiknya saya diam.Kemudian setelah dia
254 mulai turun, baru saya ngomong, “Sebetulnya itu seperti ini lho. Jadi kamu salah
255 pengertian. Kamu salah menafsirkan. Lha sebenernya ini yang seperti ini.”dan
256 terus dia bisa cooling down lagi. Ya sudah, seperti ndak ada masalah lain gitu.
257 Jadi semua berjalan kembali dengan baik.
258 Nah pada masa-masa anak-anak mulai memasuki remaja. Nah waktu anak-
259 anak mulai memasuki remaja itu kira-kira ada perubahan tujuan dalam
260 pernikahan gak?
261 Ndak.
262 Jadi masih tetap? (B. 263-265)
263 Iya masih tetep. Masih punya satu prinsip bersama, “Áyo kita berjuang, kita - Subjek dan istri ingin berjuang dan T5
264 besarkan anak-anak hingga mereka berhasil, kita menjadi orangtua yang membesarkan anak-anak hingga berhasil
265 berbahagia.” Cuma itu tujuannya. serta menjadi orangtua yang bahagia.
266 Nah waktu anak-anak memasuki masa remaja itu, kehidupan pernikahan
267 bagaimana? Apakah ada perubahan? (B. 268-270)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268 Rasanya ndak ya. Ndak ada stu yang..yang mencolok gitu lho. Ya Cuma selisih- - Selisih paham tidak terjadi dalam sk5
269 selisih paham hal kecil itu aja yang...yang pernah terjadi. Tapi itu pun kami bisa waktu lama.
270 atasi dan ndak pernah berkepanjangan.
271 Kalau dengan anak-anak sendiri?
273 Yah..kalau anak-anak sih waktu itu memang kami e..masih anak-anak (B. 274-279)
274 belum..belum menginjak dewasa ya. Masih mudah untuk diarahkan dan mereka - Subjek dan istri berusaha membentuk km5
275 biasa kami tanamkan bahwa kita harus menjadi keluarga.., “Kamu sahabat dan keluarga yang memiliki keterbukaan.
276 tidak mutlak kamu harus menganggap kami orangtua dan orangtua yang - Subjek dan istri mau menerima kritikan km5
277 dominan terhadap anak-anak.” ya. Jadi mereka berani mengutarakan pendapat. dari anak.
278 Mungkin berani juga e mengkritik, “Jangan gitu Pa. Mama jangan gini Ma.”
279 Jadi ada satu keterbukaan sampai sekarang pun mereka seperti itu terjadi ya.
280 Nah waktu dalam mendidik anak itu, Anda dan istri ada e suatu
281 kesepakatan tenatang cara mendidik anak atau bagaimana?
282 Ya..kalau kesepakatan sih ndak. Tapi secara natural itu berjalan.
283 Jadi berjalan begitu saja?
284 Iya.
285 Nah terus waktu anak....Anda dan istri pernah gak tinggal serumah tanpa
286 ada anak?
287 Setelah anak menikah.
288 Setelah anak menikah?
289 Ya, setelah anak menikah memang kami berdua e.. ya kehidupannya terus seperti
290 waktu kami belum punya anak.
291 Bisa tolong ceritakan? (B. 292-293)
292 Ya..banyak hal ya yang..yang membuat kami berdua itu semakin dalam - Subjek merasa lebih dekat dengan istri wb7
293 kebersamaan. Karena e..yah bukan kok saya mem..mem..apa..mengatakan saya saat kembali hidup berdua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

294 baik atau istri saya baik, ndak. Tapi memang itu satu yang terjadi dalam (B. 295-301)
295 kehidupan kami. Jadi apa yang saya kurang, itu istri saya bisa punya kelebihan - Subjek dan istri saling menutup mb
296 dan sebaliknya apa yang ada kekurangan dari istri saya, mungkin saya bisa ada kekurangan pasangan dengan kelebihan
297 kelebihan. Jadi kami dalam kehidupan rumah tangga itu take anda give (memberi yang dimiliki.
298 dan menerima). Apa yang menjadi kekurangan saya, istri saya bisa menutup, - Adanya usaha untuk saling mb
299 mengimbangi kemudian atau sebaliknya ya apa yang menjadi kekurangan dari mengimbangi dan membuat kondisi yang
300 istri saya, saya berusaha untuk e membuat segala sesuatu balance (seimbang). seimbang.
301 Jadi saling memberi, saling menerima.
302 Nah waktu anak menikah itu bagaimana perasaan Anda?
303 Ya...karena waktu kami menikah ya. Saya cerita dari waktu kami menikah itu
304 saya tidak ada pesta pernikahan. Ya, karena mungkin ada saling ketidakcocokkan
305 waktu itu dalam arti bukan ketidakcocokkan sesuatu prinsip, tapi ya sesuai apa
306 yang saya ceritakan didepan. Mungkin ada sedikit kerikil-kerikil yang
307 menghalangi ya tadi. Tapi pada waktu anak-anak saya menikah justru membuat
308 suatu kelegaan kepada saya sama istri. Karena pada waktu saya belum
309 menikahkan anak-anak itu sepertinya saya dateng dalam resepsi perikahan
310 mungkin penganten itu mulai datang memasuki pintu, saya bisa nangis. Setidak-
311 tidaknya saya menitikkan air mata, “Kenapa aku ndak pernah ngalami hal seperti
312 itu.” Tapi justru setelah anak-anak menikah terutama anak yang pertama, saya
313 bisa membuatkan mereka pesta di rumah makan yang cukup besar dan saya
314 mengundang temen-temen, dan sejak itu saya dateng ke suatu pernikahan orang
315 lain saya ndak merasakan sesuatu yang kurang karena saya merasa, “Aku ndak
316 mengalami seperti itu, tapi anak-anakku mengalami hal-hal seperti itu.”
317 Nah saat Anda menikah gak ada pesta gitu, e..istri sendiri bagaimana (B. 319-320)
318 menanggapinya? - Subjek dan istri tidak mengeluh mk1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

319 Ya..ndak..ndak..waktu itu kami ndak berpikir, “Kenapa aku ndak dipestain?”, menikah tanpa pesta pernikahan.
320 dan sebagainya.Ya kan ndak..ndak berpikir seperti itu. Jadi ya sudah. Ya mungkin (B. 320-321)
321 karena tertutup cinta. Hahaha. Makanya, “ayo kita bersama.” gitu aja. - Subjek dan istri menikah karena cinta. A
322 Tapi waktu saat menikahkan anak gitu baik anak pertama, anak kedua, dan - adanya keinginan untuk hidup bersama. A
323 anak ketiga itu ada sempat masalah-masalah yang muncul gak?
324 Gak ada. Ndak ada. Semua e..semua berjalan dengan baik. Jadi apa yang kami (B. 324-325)
325 rencanakan saat anak menikah kami merencanakan semua itu dengan baik. - Adanya kerjasama antara subjek dan km6
326 Terus kalo saat punya cucu itu bisa tolong ceritakan gimana rasanya? istri dalam merencanakan pernikahan
327 Ya..berbahagia sekali. Karena memang e..dengan kelahiran cucu pertama anak.
328 kemudian kami semakin berbahagia dan kami sendiri juga berusaha untuk
329 memanjakan cucu. Sehingga anak-anak tuh e..kadang-kadang merasa, “Lho..kok
330 sama anak ndak pernah begitu. Aku ndak pernah dibegituin. Tapi kenapa
331 sekarang sama cucu kok dibela-belain?” gitu lho. Jadi..jadi anak-anak ya
332 cemburu. Ahaha.
333 Terus kalo istri sendiri ke cucu gimana?
334 Sama sih.
335 Sama juga.
336 Iya, sama juga. Jadi suatu kebanggaan yang membuat kami bahagia. (B. 340-341)
337 Waktu mulai udah anak menikah, kemudian punya cucu, dengan kehidupan - Adanya komitmen bersama untuk ko6
338 pernikahan sendiri Anda ada dalam tujuan pernikahan tetap sama atau ada menjaga rumah tangga.
339 perubahan? (B. 341-343)
340 Ya..saya ndak pernah merasakan ada perubahan. Jadi tetep kami berkomitmen - Subjek dan istri meningkatkan ko6
341 untuk menjaga rumah tangga ini sebaik-baiknya.Kemudian kita meningkatkan kesetiaan pada pasangan.
342 satu kesetiaan yang sudah ada terus ditambah-tambahkan dan itu yang rupa-
343 rupanya kami rasakan membuat kebahagiaan dalam kehidupan kami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

344 Nah tadi kan Anda sempet cuma tinggal berdua sama istri ya. Kembali
345 hidup berdua istilahnya ya..
346 Ya.
347 Itu sempet ada masalah-masalah yang muncul atau enggak? (B. 348-350)
348 Tidak ada.Saya rasakan ndak..ndak pernah ada suatu yang kok terus ribut rumah - Tidak pernah ada pertengkaran besar sk
349 tangganya karena satu hal ya. Karena kami gak berpikir seperti itu. Jadi ya seperti dalam rumah tangga subjek karena
350 saya katakan, kita selisih paham hari ini, hari ini kita dah harus selesaikan.Jadi selisih paham diselesaikan dalam satu
351 apa yang menjadi kekurangan saya, apa yang menjadi kekurangan istri ya, “Ayo hari.
352 kita sama-sama untuk saling mengerti. Kalau aku ndak mau, kamu harus seperti -Adanya komitmen untuk menyelesaikan ko
353 itu. Atau sebaliknya, kamu ndak..apa..saya ndak mau kamu seperti itu, kamu juga masalah.
354 ndak mau saya seperti ini, ayo sama-sama perbaiki.” Jadi ya kami menganut (B. 350-355)
355 suatu prinsip dalam kehidupan rumah tangga itu harus ada keterbukaan.Ya karena - Adanya keterbukaan dan usaha untuk km
356 menurut kami dengan adanya keterbukaan itu akan e..menyelesaikan masalah saling mengerti satu sama lain.
357 dalam rumah tangga. Kekurangan pasti ada. Ya kami masing-masing...saya ada (B. 355-357)
358 kekurangan, istri juga ada kekurangan.Tapi kami sama-sama menyadari justru - Bagi subjek, adanya keterbukaan dapat sk
359 dari kekurangan itu, “Ayo kita cari hal yang lain di dalam kebersamaan.” menyelesaikan masalah dalam rumah
360 Nah kalau dalam kehidupan pernikahan saat ini, itu kira-kira e apa yang tangga.
361 ingin Anda capai? (B. 358-360)
362 Kalau dalam kehidupan kami, rumah tangga kami, saya rasa..kami cukup puas. - Menggunakan kekurangan sebagai mb
363 Sekalipun masih kurang. Tapi saya ndak mau dikatakan suatu keserakahan yang sarana untuk bersama-sama mencari hal
364 ada. Cuma kami berdoa untuk anak-anak agar mereka yang nanti bisa lebih dari yang dapat menutupi kekurangan.
365 saya dalam kehidupan mereka. Dalam arti ya rohaninya ya jasmaninya.Ya karena (B. 365-366)
366 saya mengajarkan mereka untuk takut Tuhan nomor satu. Dengan takut akan - Subjek dan istri berdoa untuk anak- T6
367 Tuhan, pasti dalam perjalanan mereka di dalam perjalanan yang bener dan di anak agar memiliki kehidupan yang lebih rg6
368 dalam berjalan yang benar pasti ada sesuatu yang mereka dapatkan dari Tuhan. baik dari mereka dalam hal rohani dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

369 Nah ini menurut Anda ya, kekurangan Anda sebagai suami itu apa? jasmani.
370 Banyak, ehehe. (B. 366-367)
371 Bisa tolong diceritakan? - Subjek mengajarkan anak untuk rg6
372 Iya. Sebenernya bukan bukan bukan sesuatu yang..yang apa e..menonjol atau mengutamakan Tuhan.
373 sesuatu yang prinsip karena saya kekurangan saya, saya itu ndak bisa pegang (B. 367-369)
374 uang. Saya kalau pegang uang itu boros karena saya suka makan.Tapi saya ndak - Takut akan Tuhan dapat membuat rg6
375 suka beli-beli sesuatu misalkan pakaian atau apa. kesulitannya , saya ndak bisa kehidupan berjalan dengan baik.
376 diam karena saya akan berusaha untuk menolong mereka.Nah saya beruntung (B. 370-371)
377 sekali punya istri yang bisa mengimbangin saya dalam arti apa yang menjadi - Subjek menyadari bahwa subjek py6
378 kekurangan saya, dia tutup kekurangan itu. Bukan..bukan suatu yang masalah memiliki banyak kekurangan sebagai
379 keuangan terutama ya, bukan suatu hal yang istri itu kok pelit, istri itu kok apa seorang suami.
380 e..e..pegang uang terlalu kenceng dan sebagainya, enggak. Karena istri itu juga (B. 377-379)
381 punya prinsip karna istri tahu saya tu orangnya ndak isa (tidak bisa)..ndak bisaan - Istri mampu menutupi kekurangan mb
382 terhadap orang.Kalau saya menolong seseorang kan kadang-kadang saya subjek.
383 menolong berlebihan. Sekalipun mungkin untuk saya pun pas-pasan, tapi saya (B. 381-383)
384 bisa berani melepas untuk orang yang lebih membutuhkan dari saya.Nah, istri - Istri subjek memahami bahwa subjek mb
385 selalu ngingetin kepada saya, “Pa jangan menabur di tempat yang salah.” merupakan pribadi yang mudah kasihan.
386 Dengan satu pengertian, “Kalau kamu memang mau menolong orang itu dan (B. 385-401)
387 orang itu memang bener-bener membutuhkan ya coba kamu tolong dia, tolong - Saat subjek ingin menolong orang, istri km
388 bantu dia. Tapi jangan sampai salah menabur.” Dengan satu contoh misalkan, subjek mengingatkan subjek untuk
389 dia sakit atau istrinya yang sakit kemudian menyodorkan satu resep, “Pak ada memberi pertolongan dengan tepat.
390 yang kesulitan seperti ini, aku tolong dibantu keuangan.” Waktu itu saya selalu
391 memberikan uang berapa yang dia butuhkan. Butuh 100 ribu, 200 ribu, atau 500
392 ribu, “Ya udah ini tak kasih.” Nah tapi istri selalu mengingatkan, “Kamu ndak
393 boleh begitu.” Bukan berarti saya ndak boleh nolong orang, ndak boleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

394 memberikan uang pada seseorang. Tapi istri mengingatka kepada saya, “Mbok
395 sudah, diminta aja resepnya, kamu yang belikan. Setelah itu kamu serahkan
396 obatnya.” Jadi ndak ada unsur penyalahgunaan karena seringkali kita ketemu
397 yang seperti itu. Jadi minta uang untuk beli obat, minta uang untuk bayar sekolah
398 anaknya, tapi ternyata ada penyalahgunaannya. Ndak untuk beli obat, ndak
399 untuk..ndak untuk apa..bayar sekolah anaknya. Maksud istri jangan menabur di
400 tempat yang salah.
401 Lha kalau Anda menerima teguran dari istri, Anda sendiri bagaimana?
402 Ndak papa. Karena saya menganggap ya itu kekurangan saya dan istri saya punya (B. 403-404)
403 suatu kelebihan yang bisa menutup kekurangan saya. Jadi tetep semua itu berjalan - Subjek mau menerima teguran dari km
404 dengan baik. istri.
405 Selain itu ada kekurangan lain dari Anda selain kurang dalam memanage - Subjek menyadari kekurangannya. mb
406 (mengatur) uang itu, ada kekurangan yang lain sebagai suami? -Istri subjek mampu menutupi mb
407 Apa ya? Tak rasa kok ndak ada sesuatu yang nganu ya. Tapi ndak..ndak..bukan kekurangan subjek.
408 suatu hal yang prinsip. Yang di...kadang-kadang ya memang kalau saya naruh
409 sepatu pulang kantor kadang-kadang lepas kaos kaki naruh sepatu saya ndak mau
410 taruh ke luar. Bukan apa-apa, tapi saya lebih praktis tak taruh di bawah meja,
412 bawah kursi dengan pengertian, “Ah sebentar lagi akan tak pakai lagi.” Tapi
413 ya..ya saya bisa memaklumi karena itu mungkin istri mau apa..rumahnya bersih, (B. 413-416)
414 toh kalau ada tamu itu nanti yang kelihatan ndak sembarangan menaruh sesuatu. - Subjek mau menerima teguran dari km
415 Jadi tetep saya terima positif. istri.
416 Kemudian, menurut Anda kelebihan Anda sebagai suami?
417 Apa ya?
418 Bisa tolong ceritakan?
419 Yang jelas saya ndak...saya ndak pernah menyembunyikan sesuatu. Satu contoh, (B. 420-423)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

420 gaji. Apa yang saya dapatkan dari hasil kerja saya, seratus persen saya serahkan - Kelebihan subjek sebagai suami adalah km
421 kepada istri. Pada istri saya karena dia yang berhak untuk mengelola segala mau terbuka pada istri.
422 sesuatunya.Bahkan saya seringkali jarang bawa duit. Di dompet saya tu ya - Subjek menyerahkan seluruh gaji pada ko
423 seperlunyalah untuk beli bensin mungkin, untuk makan, cuma itu. Kadang- istri.
424 kadang istri, “Mbok bawa duit. Nanti kalau ada apa-apa di jalan jadi kamu tetep -Subjek melibatkan istri dalam mb
425 bawa uang.” Jadi saya ndak suka e..bawa uang yang berlebihan karena kalau pun mengelola keuangan
426 kami pergi, kamu juga pergi berdua. Ngapain saya bawa duit, istri bawa duit. (B. 429-432)
427 Memang dia lebih..lebih bisa mengelola keuangan. Apalagi kertu kredit itu saya - Istri meminta ijin pada suami saat ko
428 ndak pernah mau pakai kartu kredit. Jadi semua yang pakai istri saya dan satu hendak membeli sesuatu yang
429 pengertian kalaupun istri kepengen sesuatu yang diluar e apa..kebutuhan sehari- diinginkan.
430 hari misalkan mau beli sesuatu yang diluar itu pasti ndak pernah istri terus - Istri menghormati subjek sebagai bh
431 langsung beli tau-tau, “Pa ak beli.” Tapi pasti dia ngomong dulu, “Pa, aku mau kepala rumah tangga dan pencari nafkah.
432 beli ini boleh ndak beli?” tapi saya jawabnya selalu, “Kalau itu memang menjadi (B. 433-436)
433 kebutuhanmu dan kamu perlu ya beli aja, silakan. Cuma diukur kekuatan kita itu - Subjek memberikan ijin dan km
434 sejauh mana. Apa yang kamu mau itu kira-kira melebihi kekuatan kita ndak?” memberikan pengertian pada istri untuk
435 Jangan sampai apa..lebih besar pasak daripada tiang. membeli barang yang sesuai dengan
436 Selain itu mungkin ada lagi yang di Anda, “Ini kelebihanku sebagai suami” kebutuhan dan kemampuan.
437 seperti itu? (B. 439-440)
438 Saya...ya saya berusaha untuk membahagiakan istri, - Kelebihan subjek sebagai suami adalah ko
439 membahagiakan...membahagiakan keluarga ya, anak-anak.Jadi mending saya mau berusaha untuk membahagiakan
440 ndak..ndak beli, saya ndak memiliki tapi biar istri saya bisa atau mungkin anak- keluarga.
441 anak saya lebih membutuhkan. Kalau orang jawa ngomong, “Wis ngalah wae lah, (B. 440-444)
442 aku ra butuh.” (Sudah mengalah sajalah, aku tidak butuh) gitu. Ya tapi biar untuk - Kelebihan subjek sebagai suami adalah bh
443 mereka, ya istri dan anak-anak. subjek merupakan pribadi yang mau
444 Ada lagi mungkin? mengalah pada istri dan anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

445 Ndak, cukup.


446 Nah menurut Anda ini ya, e..kekurangan istri sebagai istri itu apa? (B. 448-449)
447 Ya..awal-awalnya keras.Tapi ndak lama sih karena saya tahu kelemahannya istri - Subjek mau menerima kekurangan istri. mb
448 juga. Jadi..kalau dia marah, saya selalu diem. Bukan berarti saya kalah. Tapi saya - Saat istri subjek marah, subjek memilih km
449 men..mencari suatu..suatu peluang nanti kalau sampai dia sudah kelewat mungkin untuk diam.
450 baru saya apa..keluar marah saya dan kalau saya udah marah, saya sudah tahu - Bagi subjek, diam bukan berarti kalah. sk
451 e..istri saya sudah tahu kalau sampai saya bereaksi dari apa yang dilakukan pasti (B. 449-454)
452 dia terus diem. Karena dia tahu, “O suami sudah muncak nih. Suamiku - Saat subjek marah, istri diam. sk
453 sudah..sudah marah.” Jadi dia pasti akan diem. (B. 456-457)
454 Terus kalau kayak gitu nanti selesainya bagaimana? - Subjek dan istri segera menyelesaikan sk
455 Ya ada penyelesaian, jadi e..seperti yang saya katakan tadi kalau itu terjadi selisih paham yang terjadi.
456 sebelum matahari terbit ya kita harus selesaikan di matahari terbenam.Jadi e..saya
457 berikan suatu pengertian kalau apa.., “Hal-hal seperti itu ndak perlu kamu (B. 456-460)
458 ributkan gitu lho. Ya kamu bertanya silakan. Saya akan jawab apa yang ada.” - Saat berselisih paham, subjek km
459 Jadi ndak ada..memang kami meng..belajar. Kami belajar tu enggak..enggak memberikan penngertian kepada istri.
460 menaruh suatu prasangka atau suatu hal yang jelek. Jadi kita selalu berpikir - Adanya keterbukaan Subjek saat km
461 positif. Jadi kok ndak terus menyudutkan suami, menyudutkan istri. Tapi tetep berselisih paham dengan istri.
462 kita dalam kebersamaan. (B. 460-463)
463 Selain itu mungkin ada yang lain yang menurut Anda itu kekurangan istri - Subjek dan istri belajar untuk tidak sk
464 sebagai istri? berpikir negatif pada pasangan.
465 Kekurangan ya enggak ya. Wajar ya kalau perempuan nyekel duwit kenceng - Subjek dan istri berusaha untuk tidak sk
466 (memegang uang kencang) itu biasa bagi saya dalam arti buakn suatu kekikiran saling menyudutkan pasangan.
467 atau pelit ya tapi ya mana yang butuh. Kalau kita perlu ya ayo kita..karena saya
468 selalu..selalu menekankan kalau memang itu perlu harus keluar, ya keluarkan,
469 bayar, gitu lho. Tapi kalau endak ya ayo dihemat, kita belajar untuk menabung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

470 Karena e..kebutuhan-kebutuhan kita kan...atau mungkin ada sesuatu yang diluar
471 perkiraan tapi kita selalu siap.
472 Nah itu kan istri megang uangnya kenceng, nah kalau itu sempat terjadi
473 masalah gak?
474 Enggak. Jadi ndak..ndak saya ndak menganggap itu suatu hal yang salah. Ya
475 karena saya menganggap dia mengimbangi saya dengan kekurangan saya tadi
476 saya gak bisa simpen duit, dia bisa simpen duit dengan baik.
477 Tadi kan Anda bilang kalau istri megang uangnya kenceng nah itu sebagai
478 kelebihan, nah tapi Anda juga istilahnya menyatakan bahwa itu juga
479 kekurangan yang saya tanyakan itu tadi.
480 Iya karena...
481 Kekurangannya dalam arti gimana?
482 Saya gak..gak menganggap suatu kekurangan sih sebetulnya. Itu hal yang wajar.
483 Cuma ya dia bisa menutup kekurangan saya. Ya jadi kalau saya ngomong ya..ya
484 harusnya seperti itu dia lakukan. Ya kalau sekarang saya boros, dia boros pasti (B. 484-487)
485 kita ndak bisa simpen uang, ndak bisa nabung, mungkin kebutuhan-kebutuhan - Istri subjek dapat mengelola keuangan mb
486 yang lain pun pasti ndak akan terpenuhi. dengan baik.
487 Nah terus, kalau kelebihan istri selain yang itu tadi yang memanage - Bagi subjek, istri subjek dapat menutup mb
488 (mengatur) uang, selain itu apalagi menurut Anda? kekurangan subjek.
489 Ya sesuai dengan namanya (menyebutkan nama istri) itu dia wanita yang setia. (B. 490-493)
490 Jadi apa e..dia selalu setia. Kenapa kok saya ngomong setia? Dalam keadaan kami - Kelebihan istri subjek bagi subjek ko
491 diberkati, dia setia. Tapi kita pernah mengalami satu hal kita yang dibawah, toh adalah sang istri merupakan wanita yang
492 dia tetap setia. Sehingga Tuhan pulihkan sampai hari ini dia tetap setia. setia.
493 Selain itu ada lagi kelebihan istri di mata Anda? - Istri subjek menerima subjek apa mb
494 Banyak ya. Contohnya banyak sekali. Hehe. adanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

495 Bisa tolong diceritakan? (B. 497-501)


496 Ya satu diantaranya ya dia mengerti saya. Jadi e..kebiasaan-kebiasaan saya apa itu - Kelebihan istri subjek bagi subjek yaitu bh
497 dia selalu anu e..tahu. Jadi misalkan saya ngomong, “Ih pelem kok apik-apik. sang istri memahami dan menyediakan
498 Mangganya kok bagus-bagus ya Ma ya.” Itu dia sudah tanggap. O brati saya keinginan subjek tanpa subjek
499 kepengen mangga. Dia beli misalkan seperti itu. ”Ini bajunya kok bagus ya?”, mengatakan secara langsung
500 “Mau beli to Pa? Mbok beli.” Gitu misalkan seperti itu. Jadi tanggap dia. keinginannya.
501 Ya...ada lagi?
502 Ya semacam-semacam itu lah.
503 Nah dalam menjalani kehidupan pernikahan kan Anda udah 40 tahun ya.
504 Kan melewati masalah demi masalah. Nah itu menurut Anda sendiri, apa
505 masalah yang dirasa paling berat?
506 Ndak ada tu. Kalau dalam kebersamaan kami ndak ada satu yang..yang (B. 507-508)
507 memberatkan. Ya paling-paling justru kalau ini istri pergi nengok anak-anak - Kebersamaan dengan istri membuat mk
508 keluar kota, saya harus..harus sendiri di rumah. Lah kadang-kadang kok nglangut. subjek tidak merasa ada masalah yang
509 Terus timbul rasa kangen. Ya hanya itu. berat dalam pernikahan.
510 Terus kalau kangen gimana menanggulanginya...mengatasi kangen itu? (B. 508-512)
511 Haha..ya telfon lah. - Subjek menghubungi istri saat merasa km
512 Nah terus..ini apa...waktu suaminya anak kedua meninggal, nah itu Anda kangen.
513 perasaannya saat itu?
514 Ya kebetulan disamping dia menantu, tapi dia anak rohani saya. Karena setiap
515 kedekatannya dia dengan saya, dengan kedekatannya menantu saya dengan
516 bapaknya sendiri, menantu saya lebih dekat dengan saya. Setiap apa-apa selalu
517 konsul. Konsulnya selalu tanya, saya seperti apa, apakah begini jalan keluaranya
518 begini. Disamping saya bicara tentang suatu kenyataan, tapi saya selalu mendasari
519 denga suatu Firman. Jadi kalau saya udah ngomong Firman, “Amin Pa, amin (B. 522-524, 529-530)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

520 Pa.”, “Jadi kamu jangan kuatir. Ndak kamu tinggalkan Tuhan.”, “Amin Pa.” - Subjek bersyukur pada Tuhan saat sang rg6
521 Jadi e..saya merasa kehilangan sekali. Ya waktu dia dipanggil Tuhan, terus saya menantu meninggal meski subjek merasa mk6
522 gak pernah nangis. Tapi waktu itu saya bisa menangis. Karena saya merasa sedih dan kehilangan.
523 kehilangan.
524 Nah terus waktu itu menghadapinya sendiri bagaimana Anda?
525 Ya, sekalipun dia dipanggil Tuhan dengan cara suatu kecelakaan yang Tuhan
526 ijinkan. Tapi saya percaya dengan imannya dan sudah pernah saya..saya
527 tanamkan dalam kehidupannya, saya percaya bahwa Firman Tuhan tidak pernah
528 akan kembali dengan sia-sia. Jadi saya bersyukur atas kedaulatan Tuhan dengan
529 cara dia dipanggil Tuhan, dengan caranya Tuhan. Tapi saya percaya...dia
530 bertumbuh dalam rohani dan dia apa e..beriman bahwa Yesus adalah Tuhan pasti
531 dia menerima keselamatan, yang menghiburkan saya.
532 Nah itu kan saat itu Anda benar-benar merasakan kesedihan ya. Nah waktu
533 itu e..istri sendiri bagaimana yang Anda lihat?
534 Ya sedih...sedih. Justru waktu itu kan saya harus berangkat ke Bandung sendiri
535 dan istri menerima berita kematian menantunya itu pada waktu di Pekan Baru. Ya
536 karena memang rencanya jemput ke Pekan Baru diajak pulang ke Jogja nanti
537 kalau pas liburan kami main-main ke Bandung sama-sama. Tapi ternyata Tuhan
538 berkehendak lain. Ya sehingga saya disini menerima berita itu, kemudian istri di
539 Pekan Baru. Saya lebih dulu sampai di Bandung, baru siangnya istri e..dateng dari
540 Pekan Baru ke Bandung. Sama-sama kami merasa kehilangan. Karena
541 deket..deket dengan kami. Ya anak itu selalu apa..menanyakan sesuatu, apa..apa
542 yang mereka mau lakukan selalu bertanya, “Harus gimana Pa..harus gimana
543 Pa?” Nah kami selalu menunjukkan suatu jalan, “Tentunya jangan bersandar
544 sama kemampuan dan kekuatanmu. Ayo tanyao Tuhan. Apa yang harus kamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

545 lakukan. Dalam kesulitan, Tuhan pasti buka jalan.”


546 Nah waktu itu, waktu kejadian itu kemudian bagaimana Anda dan istri
547 menghadapi e maksudnya menghadapi anak kedua?
548 Ya...kami punya pendapat. Istri pun punya pendapat yang sama bahwa untuk anak (B. 549-552)
549 kedua dan anak-anak sepeninggal daripada suami dan ayah-ayah...ayah mereka - Subjek dan istri bersama-sama memberi mk6
550 itu bukan suatu yang berakhir ya. Bukan akhir dari segala sesuatu dari kehidupan semangat pada anak kedua untuk bangkit
551 anak kedua maupun anak-anak. Justru saya membawa mereka untuk setelah suami meninggal.
552 bangkit.Tuhan pulihkan bahkan Tuhan akan membuat sesuatu yang baru dalam (B. 552-555)
553 hidupnya. Dan itu yang dipegang oleh anak kedua sehingga kita bisa bangkit. - Subjek meyakinkan sang anak bahwa rg6
554 Semangat kembali. Ya dan pekerjaan yang Tuhan berikan yang bukan suatu Tuhan akan memulihkan kehidupan sang
555 kebetulan sih. Tuhan pastikan bahwa anak kedua dapat suatu pekerjaan dan itu anak setelah suami meninggal.
556 melalui pekerjaan yang ada saat ini mungkin baru satu bulan dijalani pasti itu ada
557 rencana Tuhan dibalik itu.
558 Nah waktu membuat keputusan membawa anak kedua sekeluarga kembali
559 kesini itu, membuat keputusannya itu bagaimana?
560 Ya spontan. Waktu itu kami e..saya tidak bertanya ke istri tapi pemikiran kami (B. 561-565)
561 sama. Kalau tetep di Bandung mereka mau apa, dengan siapa. Ya saya putuskan - Subjek dan istri sepakat membawa mk6
562 pulang ke Jogja. Istri pun punya pemikiran yang sama, pulang ke Jogja. Kami keluarga anak kedua untuk tinggal
563 harus ambil mereka kembali, satu rumah dengan kami, anak-anak sekolah di bersama sepeninggal suami anak kedua.
564 Jogja dan nanti sambil berjalan kita akan tata lagi kehidupan mereka. (B. 563-565)
565 Kemudian e..menurut Anda ya..kan Anda sendiri kan merasa gak..dalam - Subjek dan istri bersama-sama berusaha mk6
566 pernikahan gak ada masalah-masalah yang cukup berat ya. Nah menurut menata kembali kehidupan anak kedua.
567 Anda tu yang membuat Anda dan istri bisa tetap rukun itu apa?
568 Ya saling pengertian yang jelas. Harus itu ya. Itu yang dasar e..kami. Terus saling (B. 569-571)
569 keterbukaan ada ya. Jadi itu penting sekali dan itu saya pikir satu prinsip dalam - Menurut subjek, pernikahan subjek km
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

570 kehidupan rumah tangga..rumah tangga siapapun. Kalau pun orang e..konseling tetap rukun karena adanya saling py
571 ke saya mengenai rumah tangganya gak ada keterbukaan. Ternyata banyak sekali pengertian dan keterbukaan.
572 diantara mereka yang ndak..ndak bisa terbuka. Soal keuangan aja ada istilah
573 uanglaki uang perempuan. Kalau uang perempuan itu ya apa yang mereka dapet (B. 573-577)
574 sebagian diserahkan ke rumah, itu uang perempuan. Tapi sebagian disimpen - Subjek dan istri saling terbuka dalam ko
575 sendiri, itu uang laki-laki, untuk senang-senang sendiri. Dan itu ndak pernah kami hal keuangan.
576 lakukan. Ya jadi e..satu prinsip kami, pengertian itu yang menjadi dasar dan - Subjek tidak menggunakan uang yang ko
577 saling keterbukaan, ada komunikasi. dimiliki untuk kesenangan pribadi.
578 Nah dalam menjalani kehidupan pernikahan selama ini ya, selama 40 tahun
579 ini e..Anda pernah gak merasa bosan dengan pasangan Anda?
580 Ya ndak lah. Ya jujur ya. Ya ndak.Karena kami saling mengisi terus. Ada waktu (B. 579-584)
581 kapan kami kadang-kadang berdua ngomong-ngomong, atau mungkin waktu - Subjek tidak pernah merasa bosan pada km
582 kami mau berangkat tidur itu selalu kami e..tukar pikiran kemudian kami koreksi istri karena subjek dan istri saling
583 apa yang terjadi hari ini. Istri ngalami apa istri selalu cerita. Saya ngalami apa, mengisi melalui komunikasi. wb
584 saya selalu cerita.Kemudian, “Mbok sebaiknya gini.” Atau mungkin saya juga - Sebelum tidur, subjek dan istri saling
585 memberikan saran , “Mbok jangan gitu.” Terus kami berjalan diusahakan berbagi cerita dan pengalaman.
586 sesinkron mungkin. Jadi ndak pernah ada satu pertentangan, perselisihan, apalagi (B. 585-588)
587 membuat kami bosan. - Subjek dan istri saling memberi saran. km
588 Biasanya kalo sharing-sharing gitu di rumah atau saat mau tidur atau...?
589 Iya seringkali di rumah kami berdua makan. Sambil makan kita ngomong- (B. 590-592)
590 ngomong atau mungkin pas kami berdua nih pas kita duduk, mungkin kita nonton - Subjek dan istri saling berbagi cerita wb
591 TV, tapi kami share (berbagi cerita) atau mungkin berangkat tidur.Itu waktu yang saat sedang makan berdua, saat duduk km
592 tepat kalau kita berangkat tidur memang. Jadi sebelum kami..kita ngomong berdua, saat menonton TV, dan saat
593 ngomong ngomong, kalau sudah merasa ngantuk, “Ayo doa.” Kita doa bersama, sebelum tidur.
594 mezbah keluarga kemudian kami tidur. (B. 592-593)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

595 Kemudian, selama mejalani pernikahan selama ini ya kan termasuk lama - Menurut subjek, waktu yang tepat km
596 juga, nah itu pernah gak merasa jenuh dalam kehidupan pernikahan? untuk sharing adalah saat sebelum tidur.
597 Ndak. Ndak. Kami merasa satu berjalan dengan baik. Semua baik. Jadi (B. 593-595)
598 ndak..ndak ada kok merasa kecewa atau mungkin bosen ya. Ndak. Karena kami - Subjek dan istri berdoa bersama rg
599 mencoba untuk selalu menyelesaikan masalah itu berdua. Ndak..ndak pernah ada sebelum tidur. wb
600 arah sesuatu yang mengganjal dalam kehidupan. (B. 598-600)
601 Itu pernah gak, ada keinginan untuk berpisah? - Subjek tidak pernah merasa bosan dan sk
602 Enggak. Sama sekali ndak. Ehehe. kecewa dengan kehidupan pernikahan
603 Nah kemudian, dari awal menikah hingga saat ini menurut Anda momen karena subjek dan istri selalu berusaha
604 apa yang paling spesial? menyelesaikan masalah.
605 Apa ya..? semua selalu spesial tu. Hahaha. (B. 602-603)
606 Yang paling spesial menurut Anda? - Subjek tidak pernah memiliki keinginan ko
607 Selalu spesial. Kan e..apa..memang..memang e..suatu npengertian kami berdua itu untuk berpisah dengan istri.
608 mencapai sesuatu yang membuat kami puas. Jadi memang..kalau bicara kurang (B. 610-612)
609 sih itu relatif. Tapi ndak, kita...kita selalu..selalu menutup saling - Subjek dan istri saling menutupi mb
610 menutup..menutup kekurangan kami dan e..ndak ada sesuatu yang..yang kurang kekurangan satu sama lain.
611 ya diantara kami. Jadi mungkin wawancara kemarin dengan istri juga pasti kira-
612 kira hampir mirip ya. Jadi ndak..ndak ada suatu..suatu yang ....semua istimewa.
613 Nah terus e..dalam kehidupan pernikahansaat ini, e itu apa yang
614 ingin..sesuatu yang ingin dituju lagi, ingin dicapai?
615 Ya..ya bahasa rohaninya saya mau diberkati Tuhan , rumah tangga kami (B. 616-617)
616 diberkati Tuhan dan ingin menjadi berkat dan itu sudah kami lakukan. - Subjek ingin memiliki rumah tangga T6
617 Biasanya kalau anda menghabiskan waktu dengan keluarga itu bagaimana? yang diberkati Tuhan dan dapat menjadi rg6
618 Ya kami waktu...kami saat-saat sekarang ya itu sore hari kalau pulang berkat.
619 gereja...pulang kerja kalau ndak ada kegiatan di Gereja atau minggu. Bedanya (B. 619-624)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

620 kalau sekarang ada cucu ada anak kalau saya pulang lalau mereka bertanya, - Menggunakan waktu luang untuk pergi ko
621 “Sudah gajian Pa?”setiap saya pulang tanyanya seperti itu. Dengan satu maksud bersama keluarga.
622 mereka ngajak jalan-jalan dan itu saya suka. “Ayo jalan-jalan.” Kita mungkin
623 sekedar makan atau apa. Itu suatu yang membuang kejenuhan saya. Tapi yang
624 kedua...
625 Kejenuhan?
626 Kejenuhan dalam saya e apa..memikirkan pekerjaan saya. Tentu saya ada satu
627 titik jenuh.Kemudian untuk menutup itu saya ngajak mereka jalan-jalan dan yang (B. 628-630)
628 kedua, satu pengharapan saya untuk mengajak mereka karena saya membangun - Subjek mengajak jalan-jalan keluarga ko
629 satu kedekatan antara anak, cucu, menantu. denga tujuan menjalin kedekatan dengan pc
630 keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ISTRI 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

VERBATIM ISTRI 2
Kamis, 19 November 2015

Pukul 16.00 – 16.58 WIB

Di rumah Informan

NO VERBATIM KETERANGAN KODING


1 Waktu Anda memutuskan untuk menikah itu apa yang menjadi alasan
2 Anda menikah saat itu? (B. 3)
3 Ya cinta ya. - Menikah karena cinta. A
4 Karena cinta?
5 He’em.
6 Kalau selain itu ada lagi mungkin?
7 (subjek menggeleng)
8 Jadi hanya karena cinta ya.
9 Terus waktu menikah di awal pernikahan itu, e yang menjadi tujuan
10 pernikahan Anda itu apa?
11 Saat itu apa ya? Piye ya? (B. 13)
12 Sesuatu yang ingin dicapai dalam pernikahan waktu awal menikah. - Tujuan menikah untuk mendapat T1
13 Ya paling hidup bahagia ya. kebahagiaan hidup.
14 Hidup bahagia… Ada yang lain lagi mungkin?
15 Hidup bahagia… Ya mestine membina rumah tangga yang success.Mestine.
16 He’em. Itu aja? (B. 19-20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17 Tapi ya waktu itu kan masih kecil banget dadi ya belum begitu… - Subjek menikah karena cinta. A
18 Usia berapa itu?
19 Berapa ya? 19… Jadi ya belum mikir-mikir sing jauh ya. Mungkin emosi cinta
20 itu aja hahaha. Anak muda, biasa.
21 Terus saat sebelum punya anak pertama, itu e bisa tolong ceritakan
22 bagaimana kehidupan pernikahan sebelum punya anak…sebelum anak
23 pertama lahir?
24 Ya biasa. Ya ndak papa. Rukun-rukun.
25 Rukun-rukun. Rukunnya…e kira-kira yang bisa membuat rukun karena
26 apa?
27 Ya Gimana ya. Ya karena masih keluarga baru. (B. 31-37)
28 Jadi belum ada masalah apapun? - Menyelesaikan silang pendapat dengan km1
29 (subjek menggeleng) membicarakan masalah bersama-sama.
30 Kalau setelah anak pertama lahir…
31 Ya kalau misal ada masalah ya biasalah. Saling silang pendapat. Itu lumrah.
32 Biasanya kalau pas awal-awal dulu silang pendapatnya contohnya apa?
33 Ya sejak pacaran biasa to ribut apa itu biasa.
34 Kalau ribut gitu biasanya cara menyelesaikannya kayak gimana?
35 Apa ya? hahaha…
36 Apa dibiarkan saja? Apa dibicarakan? (B. 38-42)
37 Ya biasanya dibicarakan ya. - Saat terjadi silang pendapat, salah satu km1
38 Dibicarakan. Biasanya yang memulai pembicaraan pertama kali siapa? pihak memiliki insiatif untuk memulai sk1
39 Suami atau Anda… pembicaraan terlebih dahulu.
40 Saya ya.
41 Oh Anda. Berarti Anda yang berinisiatif ngomong duluan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42 Ya kadang ya suami ya. Lupa e… hahaha.


43 Kemudian itu anak pertama sama anak kedua jaraknya berapa tahun?
44 Emm..75 sama 79 ya. Hampir empat tahun ya. Ya tiga tahun setengah lah. (B. 48-54)
45 Nah waktu setelah anak pertama lahir, e kehidupan pernikahan sekitar saat - Tidak mempermasalahkan masalah mk2
46 itu anak pertama usia 1 – 2,5 tahun. Pada masa-masa itu kira-kira ada karena subjek dan suami sibuk bekerja.
47 sesuatu yang terjadi dengan kehidupan pernikahan?
48 Ya…ya apa ya? ya biasalah. Karena kita sibuk kerja ya, saa itu ya.
49 Sibuk kerja?
50 Iya karena ada perusahaan di rumah, jadi kita sibuk kerja.
51 Kerjanya dari pagi sampai malam gitu….
52 Enggak sih. Kerjanya ya saya ngawasin di rumah, kan ada pabrik di rumah.
53 Suami juga ngawasi vercooper keliling gitu. Jadi ya masalah-masalah kadang
54 gak..gak sempat dipikirkan untuk masalah ya.
55 Kan dua-duanya bekerja, dua-duanya bekerja terus yang mengurus anak
56 bagaimana?
57 Ada. Saya juga di rumah. Pabrik sama rumah kan gandheng. Pembantu…ada
58 banyak pembantu sih waktu itu. Jadi anak-anak diurus.
59 Pernah ada masalah dalam mengurus anak? (B. 63-66)
60 Enggak. - Menurut subjek, silang pendapat terjadi km2
61 Jadi gak terlalu ada masalah ya? pada masa-masa awal masiht tetap bisa karena cara berbicara subjek.
62 rukun seperti itu ya.
63 Ya kayak tadi saya katakan nek masalah ki masalah seling surup, ngomong.
64 Ngomong gitu ya..memang. kadang nek saya ngomong ya sok clemag-clemong.
65 Nah itu sok jadi rame sampai sekarang pun seperti itu hahaa. Silang pendapatlah.
66 Terus kalau... e...setelah punya anak, setelah punya anak itu ada perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67 dalam tujuan pernikahan atau... (B. 72-74)


68 Maksudnya..tujuan? - Tujuan pernikahan Subjek dan suami T2
69 Kan tadi di awal kan tujuan seperti yang diungkapkan tadi, terus setelah adalah merawat dan membesarkan anak
70 punya anak ada sesuatu yang ingin dicapai dalam pernikahan atau enggak? serta mengumpulkan uang.
71 Waktu itu ketoke saya ya gak mikir ya. Pokoknya kerja..kerja..cari uang gitu
72 aja.Kayane pengene ya kita kerja..gimanalah ngumpulkan uang gitu aja. Jadi
73 tujuan rumah tangga itu ya tujuane wis pokoke ngopeni anak, nggedheke anak,
74 cari uang, nglumpuke uang gitu aja. Waktu itu gitu sih soalnya ya kalau
75 dihubungkan memang saya belum dalam Tuhan, jadi ya nggak ini sih. Saya kan
76 agamanya masih...
77 Jadi setelah menikah masih berbeda?
78 Iya, masih sendiri, masih beda agama. Sampai kelahiran anak ketiga itu saya baru
79 jadi Kristen, tahun 1981.
80 Terus pada waktu pernikahan beda agama itu gimana kehidupan (B. 84-92)
81 pernikahannya? - Perbedaan agama tidak menjadi masalah kl1
82 Ya gak papa i. Ya karena sudah kesepakatan hehe. Jadi ya gak gak masalah. dalam kehidupan rumah tangga karena
83 Terus kesepakatannya sebelum menikah sudah kesepakatan.. sudah disepakati bersama.
84 Iya, ya pokoknya kita beda agama tapi gak papa kan dulu nikah beda agama kan - Perbedaan agama tidak menjadi masalah T1
85 gak masalah. Di catatan sipil juga gak masalah. Waktu itu kita juga gak mikir i. karena bagi subjek menikah adalah A
86 Belum mikir gitu lho. Nanti anake agamane Kristen po Islam gitu kita gak mikir membentuk rumah tangga, hidup berdua,
87 malahan. Ya sudah nanti besok kalau udah besar biar anu sendiri gitu lho. Waktu bahagia, bekerja dan mendapat uang
88 itu pikirannya itu masih gak gak mikir sampai sejauh itu karena kan saya belum serta hidup rukun dengan anak-anak.
89 ngerti Firman Tuhan to. Jadi gak gak mikir gitulah. Yang penting kayaknya ya
90 orang nikah tu kita rumah tangga, hidup berdua, bahagia, kerja cari duit gitu,
91 rukun sama anak-anak, bisa dolan, gitu aja. Pikirannya cuma itu, jadi gak mikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92 yang jauh-jauh..
93 Tapi pas udah menikah, berjalannya pernikahan, pernah ada masalah
94 karena berbeda keyakinan?
95 Enggak sih. Cuman..gak..kalau berbeda keyakinan enggak. Sebetulnya kayak
96 suami itu juga e Kristennya juga Kristen-kristenan ya Kristen KTP. Tapi
97 orangtuanya memang Majelis dari GKI. Lha yang suka ngoyak-oyak itu justru
98 mertua laki saya.
99 Ngoyak-oyak gimana?
100 Ngoyak-oyak ke Gerejalah, sing ini..ini.. Saya semakin dioyak-oyak itu semakin
101 gak mau. Saya itu orangnya boleh dikatakan ngeyel, keras gitu lho.Mah diuber- .
102 uber itu malah emoh gitu lho. Malah saya gak mau ke Gereja. Sampai pada
103 akhirnya saya sendiri yang kepengin ke Gereja. Itu memang jalan Tuhan ya.
104 Nah waktu dioyak-oyak mertua gitu...
105 Ya kadang sungkan, yoweslah. Ke Gereja..gereja..gereja.. ya udah ikut ke Gereja,
106 sama suami ke Gereja ke GKI Coyudan. Ikut ke Gereja ya dah ke Gereja. Ikut
107 gitu tapi ya gak merasakan apa-apa. Malah kadang tak tinggal tidur juga hehe.
108 Tau-tau saya ngilang..ilang. gak..gak di anu di apa..gak duduk gitu lho. (B. 111-115)
109 Terus waktu mertuanya Anda menyuruh Anda ke Gereja kayak gitu trus - Subjek memahami sikap sang suami yang hr2
110 suami gimana? kurang tanggap karena merasa suami
111 Ya suami sendiri ya..ya gak tanggap ya. Gak..gak..gak..kayak apa ya..ya wis gak mengetahui sifat subjek yang tidak mau
112 papa gitu lho.Karena mungkin dia juga tahu, tahu sifat saya dan dari dulu dipaksa.
113 memang saya udah ngomong, “Aku pokoke emoh dioyak-oyak”.Nek memang - Suami menghargai kepercayaan yang kl2
114 suatu saat aku pengen jadi Kristen sendiri yo biar saya sendiri. Tapi aku gak mau dianut subjek. ko2
115 dioyak-oyak gitu gak mau. Jadi suami sendiri gak..gak..gak ngajak-ngajak.
116 Jadi malah mertua yang ngajak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117 Mertua. Tapi ya tetep gak mau.


118 Trus kalau waktu mertua ngajak gitu, Anda pernah bialng atau komplain (B. 122-125)
119 ke suami atau gimana gitu? - Suamimelakukan kesepakatan yang telah ko2
120 Ya sok-sok sih. Grememeng aja, tapi ya gak..gak komplain-komplain gitu ya gak. dibuat bersama.
121 Terus suami gimana?
122 Suami ya diem aja hehehe.
123 Gak menanggapi?
124 Enggak. Karena memang kita udah ada kesepakatan untuk gak..gak.. Dia sendiri
125 juga Kristen KTP.
126 Waktu masa ketika anak pertama itu usianya sekitar 2,5 sampai 6 tahun,
127 sebelum SD ya. Pada masa-masa itu kehidupan pernikahan suami dan Anda
128 berjalan bagaimana?
129 Ya, ya biasa-biasa ajalah.
130 Ada masalah atau...
131 Masalah sih ya...ya itu paling masalah ribut-ribut itu. (B. 135)
132 Jadi masalahnya berbeda pendapat? - Subjek menyadari bahwa dirinya suka py3
133 Iya berbeda pendapat, itu aja. mengomel. km3
134 Paling sering berbeda pendapat itu dalam hal apa? (B. 137-138)
135 Banyak ya. Saya suka ngomel hahaha..sampai sekarang. - Saat subjek ngomel, suami subjek diam. sk3
136 Terus kalau Anda ngomel gitu suami bagaimana? Namun saat subjek mengomel berlebihan
137 Diem aja. Tapi lama-lama kalo mungkin kebablasen le ngomel ya marah, gitu maka suami subjek marah.
138 aja. (B. 140-141)
139 Marahnya kayak gimana contohnya? - Suami subjek marah dengan memberikan sk3
140 Contohnya ya terus..terus gitu.. “Wong kok ra iso meneng.” (orang kok tidak bisa komentar bahwa subjek tidak bisa diam.
141 diam) gitu. (B. 145)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142 Jadi komentar. - Saat subjek dimarahi suami, subjek sk3


143 Komentar. kadang diam dan kadang tambah marah. km3
144 Terus kalau Anda dikomentari gitu terus Anda kayak gimana? (B. 148-149)
145 Saya kadang ya diem, kadang ya tambah marah hehehe. - Subjek dan suami saling diam selama sk3
146 Terus kalau tambah marah, terus saling marah gitu terus selesainya semalam saat keduanya sedang marah dan km3
147 gimana? paginya mereka sudah berbaikan.
148 Gak tau. Ya diem, diem, diem, suami diem biasanya sampai berlalu semalem
149 terus ndak papa. Paginya udah gak papa.
150 Paginya langsung gak ada omongan langsung biasa lagi?
151 Ya gitu.
152 Jadi kalau pas anak pertama sampai umur 6 tahun masalahnya hanya
153 berbeda pendapat? Kalau yang lain itu gak ada?
154 Subjek menggeleng.
155 Terus waktu anak-anak masuk ke usia 6 sampai 13 tahun, anak pertama
156 sekitar umur segitu, itu gimana kehidupan pernikahan? Jadi itu masa SD,
157 anak masa SD. (B. 161-165)
158 Itu kita udah mulai pelayanan ya. Jadi malah semakin..tahun 1981 anak ketiga - Perubahan keyakinan subjek rg3
159 lahir e..lahir, saya udah mulai...justru saya kena Firman Tuhan. Suatu hari saya - Suami mau mengikuti perubahan yang py3
160 ikut ke gereja. Gak tau gimana saya kepengen ikut ke gereja. Kebetulan yang dilakukan subjek
161 kotbah waktu itu dari Gereja Mulia. Kotbahnya tu ndak tau gimana pokoknya
162 saya tu terus kena gitulah. Terus saya kepengen ke gereja. Malah saya yang
163 ngoyak-oyak (menyuruh dengan tergesa-gesa). Waktu itu masih di GKI to, saya
164 yang ngajak suami untuk ikut katekisasi. Saya malah sing ngoyak-oyak. Terus
165 suami ya mau. Padahal nek GKI itu kan anu apa...baptis bayi, terus katekisasi, (B. 169-170)
166 terus baptis dewasa to. Saya malah sing ngajak. Saya ngajak, akhirnya ikut - Beribadah bersama pc3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167 katekisasi. Terus...pas hamil ding. Saya hamil anak terakhir. Katekisasi, terus rg 3
168 lahir anak ketiga, langsung anak-anak baptis sekalian.Nek di GKI kan baptisnya kl3
169 bayi sisan to.Jadi yang besar belum tak baptis, langsung tak baptis semua. Kita
170 mulai..saya mulai ke gereja sama suami, mulai rajin ke gereja. Nah setelah rajin
171 ke gereja, baru ada masalah di dalam perusahaan. Setelah itu mulai sedikit-dikit
172 perusahaan itu digoncang. Jadi udah banyak vercoper yang e ngapusi
173 (membohongi). Jadi banyak uang yang dilarikan dan lain sebagainya sehingga (B. 175-176)
174 kita sampai gulung tikar. Bangkrut, kita sempat bangkrut. Bangkrut...bangkrut itu - Saat bangkrut, subjek dan suami
175 gak sekali lho, nanti ada kedua kali, ketiga. Bangkrut..terus kita mulai gimana berusaha untuk bangkit. ko3
176 caranya kita bisa berdiri lagi..kita berdiri lagi. Ya masih..walaupun sudah di (B. 177-179) mk3
177 gereja tapi kan masih mengandalkannya kekuatan manusia kan masih ya. Kita - Saat bangkrut, subjek dan suami
178 mulai piye caranelah (bagaimana caranyalah) untuk bangkit lagi. Dengan cara berusaha bersama untuk bangkit hingga mk3
179 kita ya bangkit. Kita kerja lagi mulai merambat naik lagi. Naik lagi..anak-anak pekerjaan membaik. ko3
180 sudah mulai SD-SMP kita kerja lagi. Kerja lagi jatuh lagi. Nah yang jatuh (B. 180-184)
181 agak..jatuh..jatuh itu sudah mulai anak saya yang paling besar itu SD kelas - Saat kebangkrutan yang kedua, subjek
182 berapa ya..kelas 5. Itu jatuh..tuh..tuh..sampai habis total. Habis total akhirnya kita dan suami fokus pada pekerjaan mk4
183 dah...kalo gitu kita kan sudah gak mikir rumah tangga. Pikirannya kan fokus ke
184 pekerjaan ya. Akhirnya dah tutup ajalah. Saya nanti ngelola...memang pabrik itu
185 warisan dari orangtuanya suami. Memang dulu sukses. Namanya roti
186 (menyebutkan nama pabrik roti) di Solo dulu terkenal..sukses. Terus diwariske ke
187 suami tapi dengan jalannya..e..karena saingan-saingan
188 ya...saingan..e..apa..keluar-keluar yang bagus-bagus. Dulu kan kita bikin roti
189 mari..terus keluar roti ini (menyebutkan merk roti), roti apa-apa gitu. Otomatis (B. 191-193)
190 saingan iya, terus diapusi (dibohongi) sales-sales iya. Jadi kan kita langsung - Subjek dan suami melakukan berbagai
191 jatuh.Nah terus setelah kita bangkit, kita bangkit..kita kerja lagi terus kita juga upaya untuk bangkit dari kebangkrutan. mk4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192 kulak-kulakan apa ngambili roti-roti kayak ini (menyebutkan merk roti), apa-apa ko4
193 ngambili truk-trukan gitu ya. Itu ya dah kita mulai bangkit lagi, kerja lagi,
194 bangkrut lagi. Ternyata ya diapusin (dibohongi) lagi. Pokoknya di..di..dirusak
195 lagi dengan..karena suami memang waktu ngrintis pertama memang suami ikut
196 keliling sendiri. Tapi mungkin kadang-kadang kalau sudah jauh kan kadang kita (B. 198-199)
197 juga pasrah ke vercoper to. Nah itu mulai di apa..di..di apa ya..di korupsinya - Subjek mengatakan keinginannya untuk
198 disitu. Terus kita jatuh lagi. Setelah jatuh saya udah gak..saya bilang e..”Gak bisa menutup pabrik. km4
199 kalau seperti ini. Kita haru tutup pabrik ini”.Kita memang masih..masih bikin (B. 199-202)
200 roti. Kita produksi sendiri, masih ya kayak roti sisir, semir terus kayak roti mari. - Bertahan dalam tekanan
201 Padahal dulu roti marinya itu laris banget lho. Merknya ini sama ini (B. 202-207) mk4
202 (menyebtukan nama merk roti). Tapi udah ndak kuat.Kita gak bisa kalau - Subjek dan suami memutuskan bersama
203 nanggepin gini dengan modal yang sudah banyak dikorupsi. Ya udah kita untuk menutup pabrik. km4
204 berhenti. Usaha berhenti. Kalau berhenti kan tetep ya harus kerja to. Saya udah - Subjek mengatakan keinginannya pada mk4
205 gak mau kerja..kerja kue lagi. Pokoknya emoh (gak mau), saya udah capek. Kerja suami km4
206 kue capek. Saya pokoke ah..udah gak cucok (cocok) gitu lah. Wis rekoso banget
207 (udah susah sekali) gitu. Suami tak suruh kerja ikut orang. (B. 209-212)
208 Emm kerja ikut orang? - Subjek memberikan pengertian pada
209 Kerja ikut orang. “Kamu harus kerja”. Karena sebagai anu ya harus tanggung suami untuk berusaha melakukan tanggung ko4
210 jawab. Kerja..memang suami dulu anaknya orang kaya, orang yang mampu. Tapi jawab pada keluarga.
211 tetep harus..”Kamu harus kerja, tanggung jawab untuk istri dan anak- - Suami mau bekerja dengan orang lain.
212 anak”.Akhirnya ikut kerja di Semarang, ikut TV ini (menyebutkan merk TV) itu ko4
213 lho. mb4
214 Emm yang tadi ya..e kembali yang tadi kan waktu awal pelayanan itu e kan (B. 216-127)
215 tadinya dari berbeda agama terus jadi satu agama, itu ada perubahan gak - Kehidupan pernikahan lebih terarah
216 dengan kehidupan pernikahan? Bedanya apa? setelah subjek dan suami satu agama. rg4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217 Ya tentu saja salah satu agama kalau nganu ya..lebih terarah ya kita. Untuk anak-
218 anak kan jadi terarah juga. Saya terus anak-anak otomatis saya punya pandangan (B. 221-223)
219 anak-anak sudah saya baptis, terus anak-anak harus saya sekolahkan yang paling - tidak ada perbedaan relasi dengan suami
220 tidak di cover agama. Saya gak mau sekolahan di sembarang sekolahan. saat subjek dan suami berbeda agama py4
221 Kalau secara relasi dengan suami? maupun seagama.
222 Maksudnya?
223 Relasi secara personal dengan suami setelah... (B. 226-228)
224 Enggak sama aja. - meski merasa sedih saat bangkrut, subjek
225 Terus kalau yang saat mengalami kebangkrutan yang pertama itu saat itu dan suami memiliki semangat untuk mk4
226 apa yang dirasakan? bangkit. ko4
227 Ya sedih ya. Ya sedih, Cuma kita masih punya semangat untuk bangkit lagi ya.
228 Karena mungkin waktu itu masih muda-muda. Kita mikirnya yowes piye carane
229 bangkit kerja. (B. 232)
230 Suami waktu itu... - Subjek dan suami menghadapi
231 Ya gak papa. kebangkrutan bersama. mk4
232 Jadi waktu itu berdua dihadapi bersama...
233 He’e..dihadapi bersama. (B. 236-237)
234 Kalau yang kebangkrutan kedua? - Saat bangkrut, subjek mengajak suami
235 Sudah lebih kuat lagi karena sudah mengalami yang pertama. untuk bangkit bersama dan menjalankan mk4
236 Waktu itu cara memberi dukungan satu sama lainnya bagaimana? usaha kembali.
237 ya piyelah (gimanalah) pokoknya ayo kita bangkit, kita kerja, cari uang gimana (B. 236-241)
238 caranya supaya bisa anu lagi..jalan lagi. Saya terus mulai...karena dulu memang - Saat bangkrut, subjek ikut berusaha dan
239 saya ya ngolokotho (berkutat) tentang kue ya. Karena dari keluarga pabrik roti membantu suami. ko4
240 kan. Ngolokotho ya saya terus nge-les (memberi les), kursus-kursus kue. Terus (B. 243-250) kl4
241 saya mulai bikin-bikin pesanan-pesanan kue, bikin roti tart, roti tart manten, dan - Suami subjek mengajak untuk tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242 lain sebagainya, saya terjun ke itu. berjuang bersama saat subjek hendak mk4
243 Terus waktu yang terakhir kali yang paling akhir itu... menyerah.
244 Yang paling akhir itu ya saya udah, “Aduh aku wis rekoso dewe. Saya itu wis
245 kedingkelan kok seperti ini gitu lho.” (“Aduh saya sudah susah sendiri. Saya
246 sudah berusaha keraskok seperti ini gitu lho). Makane saya gak mau.
247 Terus suami sendiri gimana saat mengahadapi masalah yang jatuh terakhir
248 itu?
249 Suami ya gak papa. Yowes gitu lah. Ya pokoknya ya yuk kitapiye carane wes
250 (bagaimana caranya) pokoknya kita..apalagi waktu itu kan dioyak-oyak pajek
251 juga (dikejar-kejar pajak).Karena dari perusahaan besar kan pajeknya gede (B. 253)
252 (besar). Kita udah gak kuat membayar pajek. - Subjek mau menghadapi masalah yang
253 Terus gimana waktu itu? terjadi. mk4
254 Ya udah, pajek pokoknya saya ngadepi semua. Saya menghadapi.
255 Terus waktu dari bangkrut-bangkrut itu, waktu itu yang paling down itu (B. 256-257)
256 siapa? - Subjek dan suami berusaha bersama
257 Enggk ya. Kita sama-sama piyelah ambil langkah gitu lho. Ambil langkah dalam mengatasi kebangkrutan. mk4
258 gimana gitu lho. Saya lupa-lupa ingat.haha.
259 Saat masa pernikahan sewaktu anak pertama umurnya 13 sampai 20 tahun
260 jadi waktu masa remaja, itu gimana kehidupan pernikahan Anda dan (B. 262-263)
261 suami? - Pernikahan berjalan dengan baik karena rg5
262 E...remaja saya udah pelayanan di GBIS (nama Gereja). Kami udah terjun Tuhan.
263 pelayanan seluruh keluarga jadi ya gak papa. Mulus-mulus saja. Semua dicover
264 oleh Tuhan ya. Kita sibuk dengan pelayanan pagi-sore, pagi-sore. Ibadahnya pagi
265 sama sore. Setelah dari GKI (nama Gereja) itu mungkin di GKI kami merasa
266 gak..gak bertumbuh ya. Suatu saat suami diajak temennya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267 ke..kayak..kayak..kalau kayak tempat kita FA (Family Altar/ persekutuan doa) (B. 269-275)
268 gitu tapi disana bilangnya PDK (Persekutuan Doa Keluarga) di GBIS Kepunton. - Saat subjek merasa tidak nyaman dengan
269 Suami diajak untuk itu terus saya juga ikut. Terus suami ngajak ke Gerejanya suasana baru, suami subjek menenangkan bh5
270 Kepunton. Saya ikut, waktu itu malah saya sing ndak ini keplok-keplok (tepuk subjek. py5
271 tangan) ya brisik gitu. “Keplok-keplok kok rame men to Pa?” (Tepuk-tepuk
273 tangan kok ramai sekali sih Pa?) saya gitu karena saya biasa yang...pertama saya
274 bertobat kan di GKI saya kok..kok brisik banget ya. Saya mulai gak..gak merasa
275 gak..gak..piye ya..gak enak gitu lho. Tapi suami terus anu, “Gak papa.”. Lama-
276 lama juga terus ikut, ikut, ikut Kepunton. Anak mulai gede juga baptis di
277 Kepunton. Habis itu Kepunton buka cabang yang di Solo Baru yang di rumah
278 saya di Solo Baru. Kita ke Gereja GBIS Solo Baru. Kita pelayanan full semua
279 sama anak-anak pelayanan. Ibadahnya pagi-sore. Anak-anak pelayanan,
280 pelayanan remaja, ngajar sekolah minggu, musik, dan lain sebagainyalah. Saya
281 juga pelayanan pagi-sore sama suami. Ya udah, kita disibukkan dengan
282 pelayanan. Ya masih dalam kalau berantem ya itu tadi paling ya itu nek saya
283 ngomong plas ples plas ples.
284 Terus kalau keadaan ekonomisaat itu bagaimana, kan habis bangkrut itu
285 tadi? (B. 287-288)
286 Lha itu tadi kan sempet bangkrut, sempet suami kerja. Suami kerja di Semarang, - Subjek mengikuti suami untuk pindah ke
287 saya di Solo Cuma berapa tahun suami pulang ke Solo. Akhirnya kerja di Solo di Jogja. ko5
288 tempat temannya di rokok. Terus disuruh pindah ke Jogja pegang cabang Jogja,
289 rokok. Kita sekeluarga pindah di Jogja. Waktu itu anak saya yang besar masih
290 kelas 5 SD. Kita pindah tempat di Jogja 2 tahun..2 tahun gerejanya belum GBIS
291 ding, masih di Ngupasan, GKI Ngupasan. Ya belum pelayanan sih. Saya kadang (B. 293-296)
291 ikut melayani di Gereja tetangga. Saya sendiri, suami ndak. Suami sibuk kerja. - Subjek mau mengikuti suami untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

293 Terus suami sempat pindah karena disini ada e toko mobil, dealer mobil. Suami pindah ke Solo. ko5
294 diambil suruh pegang setahun. Terus bosnya itu, ”Loh kowe kan orang Solo.
295 Pulang aja ke Solo pegang yang di Solo” (Loh kamu kan orang Solo. Pulang aja
296 ke Solo pegang yang di Solo). Terus ditarik ke Solo. Pegang ke Solo, kita pulang
297 lagi ke Solo. Sama anak-anak, sekolah tak jebol lagi (memindahkan sekolah
298 anak).haha. Nah setelah pindah ke Solo itu mulai kita pelayanan. Tapi ya
299 belum..belum pelayanan ding. Itu masih sempat belum ke Kepunton kok. Sempat
300 masih agak kehidupannya enak lagi to tapi sudah gak kerja sendiri. Tapi Tuhan (B. 301-302)
301 dah mulai berkati..berkati lagi. Nah itu biasalah manusia mulai diberkati kan - Meluangkan waktu untuk pergi bersama
302 mulai lupa jarang ke Gereja. Haha. Ke Gereja kalau inget-inget aja. Minggu keluarga. pc5
303 malah kita pakai pergi kemana, kemana, kemana gitu. Sempat seperti itu sampai
304 suatu saat e terus diajak itu. Kita mulai sadar. Diajak ke Kepunton itu. Panjang
305 itu ceritanya. Kepunton itu terus mulai kita pelayanan-pelayanan di Kepunton, ke (B. 307)
306 GBIS Solo Baru. Mulai pelayanan-pelayanan udah di Solo. - Suami subjek meluangkan waktu untuk
307 Tadi kan suami sempet di Semarang ya, itu terus kalau pulang ke rumah...? pulang saat bekerja di luar kota. ko5
308 Sabtu pulang..Sabtu pulang.
309 Oh berarti hampir selama seminggu gak ketemu ya?
310 Gak lama kok. Iya. (B. 312)
311 Terus kalo gitu beda jarak jauh gitu terus gimana dalam kehidupan - Subjek percaya pada suami saat subjek
312 pernikahan? dan suami tinggal terpisah. ko5
313 Ya wis percaya –percaya aja ya. Ya saya percaya dia cari uang, gitu aja. (B. 314)
314 Jadi gak..gak ada masalah apa pun? - Tidak ada masalah saat subjek dan suami
315 Enggak. Cuman ya suami pulang, tapi gak lama kok di situ. Cuma berapa bulan menjalani hubungan jarak jauh karena ko5
316 aja. Dia ditarik temennya untuk pegang di Solo terus dipindah ke Jogja. Terus suami subjek selalu pulang ke rumah.
317 waktu di Jogja malah dia diajak sama bos lain pegang mobil. Terus disuruh ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

318 Solo.
319 Terus habis dari Solo? (B. 319-324)
320 Habis itu di Jogja terus pulang ke Solo to. Terus pegang..pegang showroom yang - Komitmen dalam menjalankan peran.
321 di Ngemblekan itu sampai tahun 1998..kerusuhan Solo bakar-bakaran itu. Itu kan - Suami bekerja keras untuk keluarga ko5
322 dibakar showroom...showroomnya gak dibakar sih, cuman pokoknya terus habis mb5
323 itu kan keuangan apa ya inflasi ya? Terus bos e ya agak anu.Terus ditutup to.
324 Terus mulai kerja sendiri. Kerja sendiri satu, dua mobil lah. Kerja sendiri sampai
325 ya peristiwa kemaren. Solo banjir terus suami terus dipanggil ke Jogja.
326 Terus pindah kesini lagi itu anak umur berapa itu?
327 Ke sini lagi ya udah besar-besar ini kok. Sudah 10 tahun ini. (B. 329)
328 Saat itu waktu masa yang ’98 itu, itu kan showroomnya tutup, terus gimana - Kemauan menghadapi masalah.
329 menghadapi? (B. 330-332) mk5
330 Menghadapinya ya...yo wis piyelah (ya sudah bagaimanalah) kita berusaha lah. - Subjek bekerja untuk keuangan keluarga.
331 Saya masih...oa..waktu itu saya kerja juga sih. Saya kebetulan pegang katering di kl5
332 rumah retreat di Karang Pandan. Saya sering naik kesana untuk ngatur-ngatur
333 katering-katering. Ekonomi ya tetep bagus. Tetep bisa. Sempat berjalan berapa
334 tahun ya? Lama sih.
335 Berarti ke Jogja ini tahun? (B. 336- 337)
336 Ke Jogja tahun....udah 9 tahunan ya. Ketoke (sepertinya) berjalan 9 tahun. - Membicarakan bersama sebelum
337 Terus waktu memutuskan kembali ke Jogja itu diputuskan bersama atau...? memutuskan sesuatu. km5
338 Biasanya suami itu mesti taren (menawari) lah. Itu uda di Bethany (nama Gereja)
339 kan kita. Saya pindah Bethany sejak kerusuhan...sejak kerusuhan obong-obongan
340 (bakar-bakaran) dulu. Tahun 1997 nek ga salah pas’an. Saya masuk Bethany.
341 Terus waktu pindah ke sini lagi, kan pindah lagi ya. Itu Anda secara
342 perasaan kayak gimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

343 Gak papa i. Saya ya malah gini lho, yo wis lah dapet....kan kemaren kita kerjanya
344 Cuma ya setengahe kerja sendiri, ada mobil satu, dua dijual. Kadang makelaran (B. 346-347)
345 gitu sendiri kan. Tapi kan, kan anak-anak udah kerja semua, udah nikah semua ya - Subjek menyapaikan pendapatnya pada
346 kita nyantai-nyantai aja. Sampai suami di tar’i(ditawari) mbok pindah ke Jogja, suami km5
347 ya saya bilang “Ya gak papa. Kita tetep pelayanan di Solo. Kalau hari Selasa
348 pulang, Praise Centre. Sabtu kamu pulang, Minggu kita isa pelayanan.” Tapi (B. 350-351)
349 terus akhirnya waktu kita cerita sama Gembala (pemimpin Gereja) , beliau bilang - Komitmen untuk tetap bersama
350 “Anu to malah nemeni anak saya pelayanan di Jogja, itu doa saya. Saya berdoa ko5
351 supaya anak saya ada yang ndampingi.” Terus akhire kok malah pindah Jogja
352 kita. Terus pindah sekeluarga.
353 Tapi kalau anak-anak kan sering pindah gitu, anak-anak gimana?
354 Udah besar-besar anak-anak.
355 Kalau pindah-pindah sebelumnya itu?
356 Waktu itu justru masih kecil-kecil. Gak papa. Mereka enjoyaja.
357 Terus kalau waktu anak-anak masa-masa kuliah, itu ada masalah apa gitu?
358 Anak-anak kuliah ya....mereka tak kuliahke di Jogja, kos. Anak-anak ya biasalah.
359 Tapi kalau pas masa-masa itu ada yang dihadapi gak sama Anda dan
360 suami?
361 Kekuatiran ke anak-anak yang kuliah di luar kota ada. Pasti ada.
362 Kekuatirannya?
363 Ya namanya gadis-gadis ya. Kuliah..takutnya pergaulan. Apalagi kita denger nek
364 di Jogja itu pergaulannya seperti ini..ini..ini. ada sing anu to. Cuman ya saya
365 tekankan ke mereka takut akan Tuhan to dan Sabtu harus pulang ke...habis itu
366 mereka juga pelayanan lagi, Minggu. Jadi ya masalah...kadang masalah e waktu
367 anak-anak kuliah itu e..ada yang setelah showroomnya ditutup, kerja sendiri ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

368 keuangan kan otomatis juga gak..gak stabil ya. Kalau kita pas ya bisa jualan
369 mobil, dapet. Tapi kadang enggak. Enggak, enggak stabil. Kerja sendiri kan gak
370 ini...ya itu tadi tetep untuk keuangan ya secara Firman kita mengandalkan Tuhan. (B. 372-373)
371 Waktu keuangan gak stabil gitu suami kayak gimana yang dilihat Anda saat - Suami subjek menghadapi masalah
372 mengahadapi masalah itu? ekonomi dengan tenang dan tetap bekerja. mk5
373 Ya..ya..ya berusaha ajalah. Suami gak..gak..gak begitu keliatan anu og..nek (B. 373-374)
374 bingung gitu yo gak lah.Yo wis kerja, gitu ajalah.Saya juga kerja. Saya waktu itu - Subjek bekerja untuk membantu ekonomi
375 juga kerja kok.Saya juga kerja jadi ya.... keluarga. kl5
376 Jadi ya tetep bisa berjalan?
377 Tetep bisa berjalan.
378 Terus waktu anak pertama sudah tidak tinggal satu rumah itu kapan?
379 Dia setelah nikah masih ikut saya satu tahun sampai cucu saya yang besar lahir.
380 Sampe umur satu tahun baru rumah tangga sendiri.
381 Berarti kan selama ini pernah ada masa yang hanya tinggal berdua dengan
382 suami, itu sudah pernah atau belum?
383 Ya ini sebelum saya ke Jogja itu. Anak-anak kuliah, mereka Sabtu pulang. Saya
384 berdua. Cucu ada. Dia ikut sampai umur setahun, dua tahun. Ya ndak papa.
385 Berdua ya ada sih. Tapi kan Sabtu mereka pulang.
386 Terus kalau pas berdua gitu rasanya gimana? Dari ada anak terus tahu-
387 tahu hanya berdua gitu.
388 Yarasane ya gimana ya? Haha. Ya biasa ya.
389 O biasa aja? (B. 391)
390 Biasa aja ya. Ya..yo sepi, gitu ajalah. - Mengunakan waktu untuk pergi berdua
391 Terus kalau berdua gitu ngapain aja biasanya menghabiskan waktunya? wb7
392 Ya dolan. Haha. Main. Kalau di Solo kan banyak saudara. Saya nengok orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

393 Kayak gitu.


394 Terus saat anak-anak mulai menikah, nah pada masa-masa itu ada hal-hal
395 yang dihadapi?
396 Anak menikah...maksudnya yang dihadapi, saya?
397 Iya..sempet ada masalah atau bagaimana?
398 Enggak i. Ya biasa aja. Anak menikah yo..paling..apa ya. Paling yo saya ribut.
399 Misalkan anak-anak udah menikah, misalkan apa gitu yo wis..ya paling apalah
400 gitu, saya yang bikin ribut.haha.
401 Biasanya ributnya dalam hal apa pas itu?
402 Ya misalkan , udak menikah mbok ya sing apa ya..apa ya..saya yo wis biasa (B. 404)
403 paling cerewet. Hehe. - Suami memaklumi bahwa subjek adalah
404 Terus suami gimana? pribadi yang banyak bicara. kl6
405 Suami ya biasa. Biasalah, bojone (istrinya) cerewet,haha, maklum. Haha.
406 Suami pernah kayak komplain gitu gak ke Anda? Suami tanggepannya (B. 407-408)
407 gimana? - Saat subjek ribut dan banyak bicara,
408 Ya pernah. Ya biasalah, “Ojo cerewet wae to!” (Jangan cerewet to) gitu. Haha. suami meminta subjek untuk tidak banyak sk6
409 “Wong og senengane ribut.” (Orang kok sukanya ribut). Haha. bicara dan tidak ribut.
410 Terus waktu masa-masa mulai e..ekonominya mulai membaik, itu (B. 412-413)
412 perbedaan-perbedaan apa yang terjadi? - dapat menerima kondisi apapun.
413 Gak ada ik. Biasalah. Soalnya kita biasa diatas, midhun (turun/dibawah). Haha, mk6
414 diatas lagi. Kita udah gak..gak..gak kagetlah.
415 Terus....menurut Anda bagaimana kehidupan pernikahan Anda saat ini?
416 Sampai saat ini saya bahagia.
417 Menurut Anda, apa kekurangan Anda sebagai istri? (B. 419-422)
418 Kekurangannya ya? Haha. - Menurut subjek kekurangannya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

419 Iya, kekurangan sebagai istri. istri adalah suka mengomel dan mengeluh. km
420 Apa ya? Kekurangane ya itu, saya suka ngomel.hehe.
421 Kalau selain itu ada lagi?
422 Lha wong piye, ngeluh dhewe no ya? (Ya bagaimana, mengeluh sendiri berarti
423 ya?) haha.
424 Berarti itu aja? (B. 426-428)
425 Iya. - Menurut subjek kelebihan subjek sebagai
426 Kalau kelebihan sebagai istri itu apa? Bisa tolong ceritakan? istri yaitu subjek selalu berusaha melayani ko
427 Ya pokoknya saya itu selalu..selalu berusaha meladeni (melayani) suami. suami hingga membuat suami manja. bh
428 Mungkin untuk makan, untuk apa-apa selalu saya siapkan, apa gitu. Sampai bikin (B. 428-436)
429 suami manja disitu, misalkan.Jadi, apa misalkan..misalkan saya itu lagek anyel - Subjek tetap melayani suami dan
430 (sedang kesal), marah, seling pendapatlah. Mbok saya lagek o (sedang) marah, melakukan kewajiban sebagai istri meski ko
431 anyel (kesal), tapi kewajiban saya sebagai istri, saya tu tetep saya jalani. Jadi sedang marah dengan suami. bh
432 tetep tak cepaki (saya siapkan) makan. Tak siapke, piring, sendok, nasi, sayur,
433 lauk, tak siapkan. Baju, untuk kamar mandi tak siapkan. Terus..apa..itu mungkin
434 saya nunggoni (menemani, menunggui) di...tetep tak tunggoni makan. Makan
435 tetep tak tunggoni. Walaupun mungkin saya lagek anyel gitu ya. Saya diem ning
436 tetep tak tunggoni. Jadi tetep..kebutuhannya itu tetep tak...nah itu mungkin
437 membuat suami tetep juga terus setia sama saya. (B. 439)
438 Terus kalau gitu pas lagi makan itu padahal kan lagi marahan gitu terus - Suami subjek diam saat subjek dan suami
439 suami bagaimana? sedang marah. sk
440 Ya diem aja. (B. 441-442)
441 Diem aja? - Meski sedang marah dengan suami,
442 Tetep tak siapke apa-apa. Wis pokoke apal (sudah, pokoknya hafal), dan lain subjek tetap melayani suami. ko
443 sebagainya udah disiapke.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

444 Terus menurut Anda, kekurangan suami sebagai suami, bisa tolong
445 diceritakan?
446 Suami..apa ya? Haha. Ya udah, agak manja itu tadi.haha. manja, opo-opo harus
447 disiapke (apa-apa harus disiapkan).haha. (B. 449-454)
448 Oh..apa-apa harus disiapin. Terus kalau menghadapi suami begitu, Anda - Mau menerima kekurangan pasangan.
449 bagaimana? mb
450 Ya saya sih biasa ajalah. Dari dulu udah gitu. Karena dia sudah biasa manja dari
451 dulu. Dari keluarganya dulu biasa..biasa sama mami papinya dia punya pembantu
452 banyak. Mandi aja di...mandi aja mbok’e (pembantunya) itu udah nyiapke anduk,
453 baju gitu disiapke, air panas, dah biasa gitulah. Jadi ya mungkin itu terus saya
454 tahu seperti itu. Dulu juga saya sebagai istri saya ngeladeni seperti itu jadi ya
455 udah gak..wis kayak rutinitas, seperti itu. (B. 457-459)
456 Tapi kalau di awal dulu tahu suami seperti itu gimana? - Meski merasa kesal dengan kemanjaaan
457 Nek di awal kan masih waktu itu masih ada...masih success (sukses) masih ada suami, namun subjek melayani suami ko
458 mbok Kem aja gak nyepaki, yang nyepaki mbok’e. Tapi setelah kehidupan dengan kerelaan. mb
459 sempat anu ya..ya sempat rodho (agak), “Ih, wong og manja.” (Ih, orang kok (B. 459-460)
460 manja) gitu mungkin ya. Tapi itu ya gak papa sih. Saya juga rela-rela aja.Wong - Kesadaran akan peran yang dimiliki.
461 saya menyadari sebagai istri kan harus ini. Gitu. ko
462 Terus dari pandangannya Anda menurut Anda, suami sendiri e menyadari
463 kalau dirinya manja atau...
464 Ya haha.ya mungkin menyadarilah haha.
465 Tapi sempet ada masalah gak dari manja-manjanya itu?
466 Ya enggak sih.
467 Ya anda juga menerima?
468 Ya paling sok-sok (kadang-kadang) suami misalkan, sendok ning ngarepan gitu (B. 471-472)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

469 we (sendok hanya di depan gitu aja), “Ma sendok.” Ya saya kadang, “Jikuk dewe - Subjek sempat mengeluh perilaku manja
470 to yo!”(Ambil sendiri to ya!) saya gitu. suami. km
471 Terus suami ngambil sendiri? (B. 474)
472 Ngambil sendiri. Sambil saya sok ngomel-ngomel, “Wong ning chedake og.” - Suami subjek adalah pribadi perhatian,
473 (Cuma di dekatnya kok.) ya biasalah. sayang, dan bertanggung jawab. bh
474 Kalau kelebihan suami sebagai suami? (B. 476)
475 Kelebihannya ya suami itu perhatian, sayang, tanggung jawab. - Suami subjek perhatian pada subjek dan
476 Perhatiannya kayak gimana contohnya? anak-anak. bh
477 Perhatiannya..banyak ya. Perhatian ke istri, ke anak-anak.Kesehatan anak-anak (B. 476-477)
478 diperhatikan. Misalkan anak belum makan, sakit. Mesti, “Mbok dielingke kui Ma - Suami perhatian pada keluarga
479 minum obat sik.” (Diingetin itu Ma minum obat dulu.). Misalkan, “Si Anu kok (B. 479-482) bh
480 rung maem to mbok di anu.” gitu. Dia lebih...misalkan makanan gitu wis ben - Suami subjek mau mengalah pada subjek
481 nggo anake wae (buat anaknya saja), dia ngalah. dan anak-anak. bh
482 Kalau ke Anda sendiri perhatiannya bagaimana? (B. 484)
483 Kalau ke saya ya perhatiannya ya..ya ngalah suami. - Meski manja namun suami subjek mau
484 Jadi suami manja tapi ngalah? mengalah. bh
485 He’e. Manja tapi ngalah. Haha. (B. 486-488)
486 Terus selain itu ada lagi kelebihannya suami? - Kelebihan suami subjek menurut subjek
487 Kerja keras. Ya pokoknya dia mau kerjalah, cari uang. Gak..gak..gak.gak males adalah mau bekerja keras dan bertanggung ko
488 gitu kan ada to laki sing (yang) males, bodo amat, gitu ada. Dia enggak, tanggung jawab.
489 jawab.
490 Nah dalam menjalani kehidupan pernikahan dari awal sampai sekarang itu
491 menurut Anda masalah apa yang dirasa paling berat? (B. 493-495)
492 Paling berat...masalah saya dengan suami? - tidak menganggap masalah sebagai hal
493 Masalah dalam pernikahan, apapun. yang sangat berat. mk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

494 Saya nggak nganggep berat e.


495 Gak ada yang dirasa paling berat?
496 Gak ada.
497 Atau masalah yang paling dipikir sekali.
498 Enggak i. Saya yo nyantai sih orange (orangnya). Kalau keuangan ya..ya endak
499 (tidak) gitu. Ya mungkin kadang misalkan kita apa gitu saya sok ribut gitu ya
500 ndak sampe anu kok masalah keuangan gitu yo ndak..ndak..ndak pernah kepikir-
501 kepikir gitu ndak. Saya sama suami itu memang beda.
502 Bedanya?
503 Bedanya gini, kalau..biasane kan nek wong laki itu nek apa itu namanya e sama (B. 505-506)
504 uang kan gak bisa pegang. Jadi gampang gitu lho. Misalkan itu. Kalau - Suami subjek menyadari kekurangannya
505 perempuan itu kan sama uang lebih bisa memanage (mengatur) ya. Lebih bisa yaitu tidak bisa mengatur keuangan. mb
506 teliti. Jadi makanya kalau suami tau, “Aku ora iso nyekel dhit.” (Aku gak bisa - Suami menyadari kekurangannya
507 pegang uang.). Jadi suami itu uang pasti diberike (diberikan) saya semua. Kalau - kesediaan meminta pasangan untuk py
508 butuh uang baru minta saya, suami. Karna dia menyadari itu. Jadi ya beda. Tapi menutupi kekurangan. py
509 ya kita kebersamaan kita bisa berjalan sih. Dulu memang ya dua sifat yang (B. 507-508)
510 berbeda tapi lama-lama ya bisa menyatu. - Kebersamaan dalam mengatur keuangan
511 Kan sifatnya berbeda, gesekan-gesekannya itu apa saja biasanya? karena suami menyadari kekurangannya kl
512 Apa ya. Paling ya ribut-ribut hal-hal yang kadang sepele lah. Kadang sepele jadi dalam mengatur keuangan. mb
513 rame gitu. Sebenernya itu sepele. Suami, “Jan-jano sepele og dadi rame.”
514 (sebenarnya sepele kok jadi ramai/ribut.) . itu mungkin silang pendapat itu tadi.
515 Cuman apa ya contohnya, sepele kok. Sering itu malah. Hehe. Jadi bukan hal-hal (B. 517-519)
516 ribut apa gitu. Nek itu ributnya karena misalkan hal-hal yang diluar batas gitu - Saat berselisih paham, subjek tidak mau
517 endak. Ribut-ribut sing (yang) sepele gitu. Misalkan e..saya kok yolali (saya kok mengalah dan suami mengeluh dan sk
518 ya lupa). Kadang gitu we dadi rame, gitu lho. Saya pokoke, “Sing bener ki ak.” mengomentari perilaku subjek. km
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

519 (Yang bener itu aku) gitu lho. “Sing bener itu saya.” Saya gak mau ngalah. Saya
520 sebenere ya bener, ning (hanya) misalkan suami merasane, “Kowe ki kok ngene.”
521 (kamu itu kok seperti ini) gitu lho. Ah misalkan sing ndak jauh-jauh. Ni aja sing
522 gampang.Naruh sepatu wis. Haha. Saya tu udah ngomel-ngomel, “Naruh sepatu
523 tu mbok dikekke dinggone tempat sepatu.” (meletakkan sepatu itu ya di tempat (B. 525-527)
524 sepatu). Ya ndak mau suami itu. Ya disini taruh sini. Di lepas di sini. Ya itu kan - Subjek mengomel dan merasa kesal saat
525 saya ya jadi ngomel-ngomel to ya. Tak jikuk.(saya ambil) Setiap hari saya ya bertengkar dengan suami karena hal km
526 ngomel to. Itulah yang bikin, gitulah. Terus jadi...sok kadang berantemnya itu sepele.
527 hal-hal sepele. Kadang kan yo ngomel wae kanhal sepele. Tapi kadang kita kan (B. 529-531)
528 keki to. - Suami subjek cuek saat bertengkar
529 Terus suami gimana? dengan subjek mengenai hal yang sepele. km
530 Ya cuek wae.Hehe. ya cuek aja. Emosi gitu lama-lama yo wislah saya yang - Subjek mengalah saat suami bersikap
531 ngalah. Saya nyingkirke (Saya singkirkan) gitu aja. Saya terus ngalahlah timbang cuek. sk
532 rame (daripada ribut) saya. Jadi kan hal sepele to. Naruh sepatu, gitu aja. - Subjek mengalah untuk meredakan
533 Jadi sering ya ribut-ribut sepele-sepele? keributan. sk
534 Sepele. Makane kok ribut kok mung sepele lho (Makanya kok ribut kok hanya (B. 533-536)
535 sepele lho). Nek(kalau) ketemu sing (yang) hal-hal besar misalkan suami - Menurut subjek, bertengkar karena hal
536 selingkuh, ribut itu lumrah. Wong ora kui kok ribut wae. Tapi kan sebetulnya hal- sepele dapat membuat subjek sangat kesal. sk
537 hal sepele itu yang bikin anyel sekali. Naruh sepatu ning njobo we ra gelem
538 og(meletakkan sepatu diluar aja gak mau kok). Tapi ya lama-lama saya ya tak
539 tekke wae (saya biarkan saja). Sudahlah saya ngalah. Tak ambi, taruh keluar. (B. 539-543)
540 Terus selama menjalani kehidupan pernikahan selama ini ya, itu Anda - Subjek tidak pernah memiliki keinginan
541 pernah gak ada keinginan untuk berpisah? untuk berpisah atau bercerai dengan suami. ko
542 Gak.
543 Atau pikiran berpisah atau bercerai?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

544 Gak.
545 Gak ada berarti ya.
546 Kalau e..pernah gak merasa jenuh dengan suami? (B. 548-550)
547 Kalau jenuh..... - Subjek tidak pernah merasa bosan
548 Bosen..bosen dengan suami? dengan suami. ko
549 Enggak sih. Nek bosan sih enggak ya.Ya tapi nek..nek anyel tadi ya iya. Haha. (B. 548-550)
550 Nek anyel itu rasane yo sok pengen...males gitu. Misalkan ribut sepele dadi rame - Subjek merasa kesal dengan suami saat
551 gitu. bertengkar karena hal sepele. sk
552 Tapi kalau dalam menjalani kehidupan pernikahan pernah merasa jenuh (B. 553)
553 gak? - Subjek tidak pernah merasa jenuh dalam
554 Enggak. menjalani kehidupan pernikahan. ko
555 Nah menurut Anda, menjalani kehidupan pernikahan dari awal sampai
556 sekarang, momen apa yang menurut Anda paling spesial? Pada saat apa? (B. 558-560)
557 Saya bersama suami atau saya sendiri? - Menggunakan waktu luang bersama
558 Dalam kehidupan pernikahan. keluarga pc
559 Dalam kehidupan pernikahan...ya kalau kita pas bisa bersama gitu. Saya paling
560 seneng nek saya bisa dolan tapi bersama anak cucu. Bersama keluarga, gitu. Itu
561 momen spesial bagi saya. (B. 563-564)
562 Itu sering pergi? - Subjek merasa ada yang kurang saat
563 Ya kita berusaha pergi rame-rame ya. Karena kalau enggak itu rasane gak...ada pergi sendirian. ko
564 yang kurang gitu lho. Nek misalkan saya dolan sendiri gitu terus lainnya ga ikut
565 gitu itu rasane kok ada yang kurang ya. Kayaknya kalau sudah kumpul anak-anak
566 ikut...kalau dulu ya anak-anak ikut, kita pergi kemana ikut semua. Kalau
567 sekarang ya ada anak cucu. Sampai kemaren ke Malaysia ya kita kumpul. Saya
568 minta yang dari Pekan Baru ke Malaysia, ini (menunjuk anak yang di rumah) (B. 570-571)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

569 masih di Bandung, dia sama suaminya ke Malaysia. Saya ke Malaysia kita - Momen spesial bagi subjek ketika subjek
570 ketemu. Saya seneng nek bisa kumpul gitu.Tapi kalau dolan terus ada yang satu pergi dengan keluarga yang lengkap yaitu pc
571 keluara gak ikut gitu rasane ada yang kurang. Gitu itu momen spesial disitu bagi bersama suami dan anak-anak.
572 saya. Saya, suami, ada anak-anak itu rasane sudah komplit gitu, lengkap gitu.
573 Nah untuk masa yang sekarang ini, e ada sesuatu yang ingin dicapai dalam (B. 575-577)
574 pernikahan..kehidupan pernikahan Anda dan suami? - Subjek ingin pernikahannya langgeng.
575 Ya sudah pernikahan saya kan sudah 40 tahun, kemaren itu tahun 2015, 10 - Subjek ingin dipanggil Tuhan/ meninggal T6
576 Maret. Tahun kemaren. Ya pengennya terus langgeng. Langgeng terus sampe kita bersama-sama dengan suami. T6
577 bersama-sama bahkan kalau bisa kita pengen Tuhan kalau panggil kita minta juga (B. 579) ko6
578 bersama-sama. - Subjek ingin anak-anak bahagia.
579 Selain itu ada lagi? T6
580 Ya selain itu saya juga ingin ngeliat anak bahagia, ngeliat...ini kan kemaren habis (B. 582-585)
581 ditinggal suaminya. Ya kadang masih memikirkan. - Suami sayang pada anak.
582 Waktu menghadapi meninggalnya suaminya anak kedua.... (B. 585-589) bh
583 Suami..suami down sekali. - Bagi subjek dan suami, anak adalah
584 Bisa tolong diceritakan? prioritas. ko
585 Suami kelihatan down sekali. Karena suami itu nek sama anak-anaknya sayang
586 banget. Ya semua sama anak ya sayang. Saya ya sayang. Tapi dia, suami itu
587 selalu memikirkan anak, nomer satu. Mungkin saya aja, sekarang lho, mungkin
588 saya aja kalah sama anak-anak. Mungkin lho ya. Ya saya sendiri pun mungkin
589 suami ya sudah kalah sama anak-anak ya. Kalau orang tua mesti lebih
590 memikirkan anak dan cucu to.Suami kelihatan down banget sih waktu itu. Waktu
591 itu saya di Pekan Baru nungguin anak ketiga. Suami di Jogja. Terus denger kalau
592 suaminya anak kedua kecelakaan. Sejarah...laki-laki kan jarang nangis. Gak
593 pernah nangis sih suami. Ya pernah nangis waktu maminya meninggal, papinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

594 meninggal, gitu aja. Tapi kalau misalkan ada masalah sampai bangkrut, sampai
595 gak ada uang gitu aja gak pernah nangis. Jadi waktu ini kemaren sempat nangis. (B. 598-600)
596 Kalau Anda sendiri waktu itu gimana? - Memikirkan jalan keluar untuk anak
597 Ya saya sendiri juga ya..ya saya sendiri juga ya nangis. Ya bingung ya. Ya secara bersama. mk6
598 gimana, gitu. Terus kita kan mikirkannya ke anak kedua. Anak kedua sama anak- (B. 598- 600)
599 anaknya. Anak-anaknya gimana.Kita...suami sendiri kadang ya mikir, “Aku nek - Komitmen dalam menjalankan peran.
600 misalkan dipanggil Tuhan sekarang pun belum...belum...kalau bisa nolak sih ko6
601 belum mau.” Ya, ya karena anak. Terus kalau...beda kan...beda sama yang (B. 602-603)
602 anaknya anak ketiga, maupun yang di Solo (anak pertama) kan masih ada - komitmen dala menjalankan peran
603 komplit orangtuanya. Sama ini kan beda. Jadi mungkin pemikirannya mengganti ko6
604 ayah. Jadi sepertinya kan ya masih mikirke, “Saiki aku nduw tanggungan.” Kan
605 gitu. Gitu. Down sekali nek suami memang apa ya...tapi sekarang udah ndak (B. 607-611)
606 papa. - Menghibur pasangan saat merasa sedih.
607 Terus waktu suami down gitu, Anda cara menghadapi suami gimana? - Memberikan pengertian saat pasangan mb6
608 Ya saya ya kasih tahu bahwa yo wis Tuhan pasti semuanya kan e...ya suami merasa sedih. km6
609 sendiri juga ngertilah Tuhan itu punya rencana. Pasti segala sesuatu itu sudah
610 rencanaya Tuhan itu pasti baik kok. Nanti mesti indah pada waktunya, gitu lho.
611 Tapi secara manusia kan kita manusia kan masih tetep mikir gitu walaupun nanti
612 kita ya tetep ingat Firman Tuhan. Tuhan punya rencana kok. Terus akhirnya ya
613 udah gak papa. (B. 615-617)
614 Terus waktu masalah ini itu sempat..e Suami dan Anda sempat - Subjek dan suami membicarakan dan
615 membicarakan berdua? memutuskan bersama dalam menghadapi km6
616 Ya sempat sih. Ya sempat untuk kelanjutannya gimana. Waktu itu ya langsung masalah.
617 saya ambil keputusan tentu saja gak saya sendiri, sama suami. Kalau anak-anak - Mencari jalan keluar saat menghadapi
618 harus saya bawa pulang ke Jogja. Untung pas anak-anak (cucu) ini sekolahnya masalah mk6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

619 juga pas..pas tes kenaikan kelas. Pas tes kenaikan kelas, terus habis libur e apa (B. 619-621)
620 ijin tes. Terus kan tes susulan untuk kenaikan kelas, ujian susulan. Saya bicara - komitmen dalam menjalankan peran
621 sama suami, “Ya itu tanggung jawab kita.” Ikut suami ya tanggung jawab suami. (B. 622-626) ko6
622 Suami udah gak ada berarti tanggung jawab kita sebagai orangtua. Kita ambil - Berusaha mengatasi masalah
623 anak-anak. Kita bawa langsung sama cucu-cucu jadi tanggung jawab kita mk6
624 sih.Langsung saya bilang sama anak kedua, “Kamu haru spulang ke Jogja, anak-
625 anak tak sekolahke di Jogja.” Terus tak bawa kita pulang, masih di sana..anak
626 kedua...masih sekolah. Terus saya langsung cari sekolahan, langsung tak daftarke
627 sekolahan. Ya kita pokoknya ambil..ambil langkah seperti itu. (B. 621)
628 Lalu waktu anak kedua kehilangan suaminya itu, Anda dan suami cara - menghadapi masalah bersama-sama
629 menghadapi anak kedua bagaimana? (B. 630-632) mk6
630 Ya kita..ya kita nasehati aja. Ya kita kasih tahu. Tapi dia juga tabah kok. Ya - Menghadapi masalah dengan Firman
631 nangis sih iya. Gak tahu sih dalam hatinya gimana. Ya sempat nangis, sempat Tuhan rg6
632 kayak orang bingung, sempat anu tapi ya terus kita kuatkan dengan Firman (B. 632-633)
633 Tuhan. Ya akhirnya juga sekarang gak papa. Ada pekerjaan juga. Tapi ya gak - Kebersamaan dalam mendukung anak.
634 tahu hatinya, pasti ada. Tapi kita support terus. (B. 636-638) mk6
635 Terus berarti kalau yang untuk harapan saat ini, selain tadi ingin..pengen - Subjek memiliki harapan untuk melayani
636 dipanggil Tuhan bersama. Selain itu ada lagi? Tuhan bersama dengan suami sampai T6
637 Harapan..ya tetep melayani Tuhan, tetep ya. Harapan untuk melayani Tuhan menutup usia. ko6
638 terus sampai akhir hidup, tetep. Sampai akhir hidup kita ya.Terus melihat anak- (B. 638-639)
639 anak success semua. Terus melihat anak-anak ya..ya pokoknya berjalan baik - Subjek ingin melihat anak-anaknya sukse
640 semualah anak-anak. Besar..liat cucu udah besar itu ya semualah. Kita dan melihat cucu-cucunya bertumbuh. T6
harapannya seperti itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anda mungkin juga menyukai