Abstrak
Pada penelitian ini, preparasi karbon dari tempurung kemiri dengan proses
karbonasi dan aktivasi KOH 1M untuk menjerap Fe2+ pada larutan. Proses
aktivasi menghasilkan perubahan struktur dan gugus fungsi pada karbon aktif.
Penelitian ini mempelajari pengaruh suhu karbonasi 800 oC, konsentrasi aktivator
yaitu KOH 1M dengan waktu aktivasi 24 jam. Konsentrasi awal larutan
mempengaruhi kapasitas adsorpsi karbon aktif, semakin besar konsentrasi awal
larutan kapasitas adsorpsi semakin besar. Adsorpsi optimum terjadi pada pH 7 dan
waktu kontak 120 menit. Tinjauan kesetimbangan yang digunakan menggunakan
model isoterm Langmuir dan Freundlich, dimana kesetimbangan yang paling
cocok adalah model Isoterm Freundlich dengan nilai R2 = 0,9848 ; KF = 4,427;
n = 3,475. Dapat disimpulkan bahwa karbon aktif tempurung kemiri mampu
menyerap logam Fe2+ dalam larutan FeSO4.
Key words: Larutan FeSO4, Adsorpsi, Adsorben, Langmuir, Freundlich
1. PENDAHULUAN
1
limbah dengan konsentrasi logam rendah dan industri dengan keterbatasan biaya.
Tantangan dari teknologi adsorpsi saat ini adalah pemilihan alternatif
adsorben yang ekonomis dan efisien untuk meminimalisir biaya operasional di
negara berkembang (Yusoff dkk, 2014). Salah satu limbah yang belum banyak
diteliti adalah limbah tempurung kemiri yang melimpah dan belum termanfaatkan
secara optimal. Arang aktif dapat digunakan sebagai adsorben karena luas
permukaan yang besar.
2. METODE PENELITIAN
a. Preparasi Bahan Baku
c. Proses Aktivasi
2
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pH % Removal
19,41
13,71 12,77
12,57 9,99
7 7,5 8
6 6,5
1 2 3 4 5
Gambar 3.1 Hubungan nilai (%) removal ion logam Fe2+ terhadap variasi pH
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa pH larutan paling optimal
yaitu pH 7. Hal ini ditandai dengan tingginya nilai persen (%) removal pada pH
7 terhadap ion logam Fe2+. Pada pH 6 nilai penyerapan ion logam Fe2+ rendah,
hal ini dikarenakan pada pH rendah (asam) permukaan adsorben dikelilingi oleh
3
ion H+ karena adanya persaingan penyerapan muatan ion dengan Fe2+ untuk
berikatan dengan gugus -OH. Dikarenakan muatan H+ yang berlebih maka
menggantikan Fe2+ untuk berikatan dengan gugus -OH, atau dapat dikatakan
terjadinya tolak menolak muatan antara permukaan adsorben dan diketahui
bahwa ion logam Fe2+ bermuatan positif sehingga kemampuan penyerapannya
pun menjadi rendah. Pada pH larutan 7 penyerapan ion logam Fe2+ semakin
meningkat dan mencapai kondisi optimum pada pH 7, hal ini berarti kondisi
Equiibrium untuk besi terjadi pada pH 7. Pada kondisi ini reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
60
Data (terjerap)
40
Data
20
0
1 2 3 4 5
Ci (mg/L)
4
Data pada Gambar 3.2 menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi awal
larutan memberikan peningkatan jumlah Fe2+ yang terjerap. Hal tersebut terjadi
karena semakin tinggi konsentrasi adsorbat maka kekuatan gaya dorong (driving
force) juga semakin besar sehingga pergerakan molekul adsorbat yang
menyebabkan laju perpindahan massa (difusi permukaan) dari fasa solut
(adsorbat) ke adsorben yang semakin cepat (Zou, 2013). Namun demikian, jika
adsorbat telah jenuh maka jumlah Fe2+ yang terjerap akan cenderung konstan.
3.2 Isoterm Adsorpsi
Pada suatu perancangan proses adsorpsi, diperlukan data kapasitas
adsorpsi, yang dapat diketahui melalui model isoterm adsorpsi. Pada penelitian ini
digunakan model isoterm Langmuir dan Freundlich yang hasilnya tersaji pada
Gambar 3.3 dan Gambar 3.4. Berdasarkan grafik pada Gambar 3.3 dan 3.4
terlihat bahwa isoterm Freundlich memiliki nilai korelasi (R2) yang lebih besar
dibandingkan isoterm Langmuir.
60 70 80 90 100
Gambar 4.11 Isoterm Adsorpsi Freunlich
Gambar 3.3 Isoterm Adsorpsi Langmuir
5
Tabel 3.2 Parameter adsorpsi ion Fe2+ ditinjau isoterm Langmuir dan Freundlich.
Keterangan:
kL = Kesetimbangan Adsorpsi Langmuir
kF = Kesetimbangan Adsorpsi Freundlich
n = Faktor Heterogenitas
qm = Kapasitas Jerap Maksimum
R2 = koefisien Relasi
6
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Karbon aktif tempurung kemiri layak dijadikan sebagai adsorben untuk
menjerap ion logam Fe2+ dalam larutan FeSO4 artifisial, karena kadar air
dan kadar abunya tidak melebihi batas yang ditetapkan SII.
2. Kondisi optimum untuk adsorbsi logam Fe2+ menggunakan adsorben
tempurung kemiri ini adalah pada pH 7, waktu kontak 120 menit dan
konsentrasi logam Fe sebesar 80 ppm.
3. Model kesetimbangan yang paling cocok untuk adsorbsi logam Fe2+
menggunakan adsorben tempurung kemiri ini adalah model
kesetimbangan Freundlich dengan nilai R2 = 0,9848 dan nilai KF = 4,427;
n = 3,475.
4.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian mengenai model kesetimbangan adsorpsi
dengan model yang lain.
2. Perlu dilanjutkan penelitian adsorpsi logam Fe menggunakan adsorben
tempurung kemiri untuk limbah Industri elektroplating di lapangan.
3. Perlu dilanjutkan penelitian tentang adsorpsi untuk menjerap logam lain
serta dengan multi komponen.
4. Perlu dilakukan variasi jenis aktivator yang digunakan untuk hasil yang
optimal.
7
DAFTAR PUSTAKA
Astandan, y. 2016. Kesetimbangan Logam Fe Menggunakan Karbon Aktif dari
Ampas Tebu Sebagai Adsorben. Jurnal Fteknik Vol 3. Pekanbaru.
Atkins PW. 1999. Kimia Fisika Jilid 1. Irma I Kartohadiprojo, penerjemah:
Rohhadyan T, Hadiyana K, editor. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari:
Physical Chemistry.
Nurhasni, 2012. Pengaruh pH terhadap Kemampuan Adsorpsi Fe2+ dalam Pelarut
Air. Jurnal Mipa-Kimia Vol.VI.No.3,2012
Sembiring, Sinaga, 2003, Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya);
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara;
Sumatera Utara.
Mahiti, 2008. A Generalized Ono-Kondo Lattice Model For High Pressure on
Carbon Adsorben, Ph.D Dissertation, Oklahoma State University
Sudarmaji, J.M., dan Corie, I.P., 2006, Toksikologi Logam Berat B3 dan
Dampaknya Terhadap Kesehatan, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2
No. 2, 129-142
Sudarwin. 2014. Analisis Spasial Pencemaran Limbah Logam Fe
Pada Sumber Air. Semarang: Tesis Kesehatan Lingkungan.
Suhadak, Akhmad. 2015. Sifat Arang Aktif Dari Tempurung Kemiri. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan 25(4): 291 – 302.
Titin, AZ. dan Intan, S. 2016. Adsorpsi Fe (II) dengan Arang Kulit Buah Kakao
(Theobroma cacao L.) Teraktivasi Asam Klorida. Pontianak. Jurnal
Teknologi Terpadu No.2 Vol.5(2)” ISSN 2303 – 1077.
Vitasari, D. Lysttanto, P.A. 2009. Kesetimbangan dan Termodinamika Adsorpsi
Fe dengan Adsorben Karbon Aktif dari Arang Batu Bara. Jurnal
Tkimia Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Vogel, 1985. Mining and Identification Of A Glucosidase Family Enzyme With
High Activity Toward The Plant Extract Indican. Journal of Molecular
Catalysis B: Enzymatic. 57: 284–291
Volesky, B., and Naja, G., 2005, Biosorption Application Strategies, In:
Proceedings of the 16th Internat, Biotechnol, Symp. (S.T. L.Harisson; DE.
Rawlings and J Petersen) (eds.) IBS Compress Co., Capetown South
Africa: 531542.
Yusoff dkk, 2014. Encyclopedia of Chemical Technology. Vol.5. Interscience
Encyclopedia. Inc. New York.