Anda di halaman 1dari 5

HIKMAH KHUTBAH JUM'AT

Oleh Kang Dae

Hidup seringkali berjalan tidak seperti yang direncanakan. Kenyataan acap


berbeda dari harapan, dan perlakuan orang-orang di sekitar kerap tak sejalan
dengan kebaikan yang telah kita tebar.

Dalam situasi seperti itu, kebanyakan manusia cenderung menuruti hawa


nafsu negatifnya ; berburuk sangka, menyalahkan keadaan, dan berkeluh
kesah. Seperti disinyalir dalam alquran ;

‫إلنن َالننهساهن َلخللهق َههللوُعا ا‬


=======
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir”.

(QS. Al-Ma’arij 19)

Namun, Islam menuntun manusia untuk melawan hawa negatif semacam itu.
Salah satu solusinya adalah dengan mengembangkan tradisi berpikir positif.

Paling tidak, ada tiga hikmah yang bisa dipetik dari berpikir positif.

Pertama, bahwa ternyata orang lain seringkali tidak seburuk yang kita kira.
Contoh terbaik dalam konteks ini ialah kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa
AS. Nabi Khidir mau menerima Nabi Musa sebagai murid dengan syarat
tidak terburu-buru berburuk sangka selama bersamanya. Hal ini dikisahkan
dalam AlQur’an ;

‫صلبلر َهعهلىَ َهما َلهنم َلتلحنط‬‫ف َهت ن‬ ‫ك َلهنن َهتنسهتلطيهع َهملعهي َ ه‬


‫ َهوُهكني ه‬,َ ‫صنبارا‬ ‫هقاهل َإلنن ه‬
‫صي َله ه‬
َ ‫ك‬ ‫ل َأهنع ل‬‫صالبارا َهوُ ه‬
‫ا َ ه‬‫ َهقاهل َهسهتلجلدلني َإلنن َهشاهء َ ل‬,َ ‫لبله َلخنبارا‬
َ ‫ك‬ ‫ َله َهقاهل َهفإللن َانتهبنعهتلني َهفلَ َهتنسأ هنللني َهعنن َهشنيءء َهحنتىَ َأ لنحلد ه‬,َ ‫أهنمارا‬
‫ث َله ه‬
‫ َلمن َلذنكارا‬

“Khidir :berkata, "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar


bersama aku. dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu
belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" Musa
menjawab: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang
sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam satu urusanpun". Nabi Khidir
berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan
kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya
kepadamu". (QS. Al-Kahfi 67-70)
Ternyata benar. Setiap kali Nabi Khidir melakonkan hikmah demi hikmah
yang telah diperintahkan Allah SWT, tak sekalipun Nabi Musa mampu
bersabar untuk tidak berprasangka buruk dan menanyakannya.

Kisah Qur’ani ini sejatinya hendak mengingatkan bahwa berburuk sangka


cenderung mengakibatkan kesalahan besar. Setiap orang hanya bisa melihat
apa yang tampak dari orang lain, tanpa tahu niat baik di hatinya.

Kedua, berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan hidup kita. Sebab,
hati yang bersih adalah hati yang senantiasa tidak menyimpan wak
prasangka. Hati yang tenteram adalah hati yang yang senantiasa tidak
memendam apriori terhadap orang lain.

Dalam ungkapan yang sangat menggugah, seorang sufi mengatakan, “Yang


paling penting adalah bagaimana kita selalu baik kepada semua orang. Kalau
kemudian ada yang tidak baik kepada kita, itu bukan urusan kita, tetapi
urusan orang itu dengan Allah SWT”.

Ketiga, berpikir positif bisa membuat hidup kita lebih menerima dan sabar
dalam kebaikan, karena sebenarnya Allah SWT sering menyiap-kan rencana-
rencana yang mengejutkan bagi hamba-Nya. Karena tidak sedikit
keberhasilan didapatkan tanpa terduga sebelumnya, tentunya disertai taqwa
yang baik. Hal ini Allah diungkapkan dalam Al Qur’an ;

َ ‫ث‬‫ َهوُهينرلزنقله َلمنن َهحني ل‬,َ ‫ا َهينجهعنل َهلله َهمنخهراجا‬


‫هوُهمنن َهينتلق َ ه‬
‫ب َهوُهمنن َهيهتهوُنكنل َهعهلىَ َ ل‬
‫ا َهفلههوُ َهحنسلبله َإلنن َ ه‬
َ ‫ا‬ ‫لههينحهتلس ل‬
‫هبالللغ َأهنملرله َهقند َهجهعهل َ ل‬
‫ا َلللكلُل َهشنيءء َهقندارا‬
Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-
sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan keperluannya. Sungguh Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan
bagi tiap-tiap sesuatu.

Demikian uraian singkat dalam hikmah khutbah jum'at pada kesempatan ini,
berpikirlah selalu positif, semoga kiranya Allah senantiasa memberkahi,
serta merahmati kita semua, amien ya Robbal 'Alamiin.

By Kang Dae
Di antaranya, seperti dikisahkan Jurnal 1001 Kisah Teladan Muslim, Nabi
yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi
mendapat perintah. Perintah tersebut berbunyi: “Esok engkau dikehendaki
keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat.” Begitu bunyi bait
pertama kepada Nabi Khidir.

Masih di dalam tidurnya, Nabi Khidir menerima lima perintah yang harus
dikerjakannya dengan segera jika ingin mendapatkan ridha Allah SWT.
“Engkau juga dikehendaki berbuat, pertama apa yang engkau lihat (hadapi)
maka makanlah, kedua engkau sembunyikan, ketiga engkau terimalah,
keempat jangan engkau putuskan harapan, dan yang kelima larilah engkau
daripadanya.”

Pada keesokan harinya, Nabi Khidir itu pun keluar dari rumahnya menuju
ke barat. Baru beberapa kilo keluar dari rumahnya, Nabi Khidir
dipertemukan dengan perintah pertama.

Naum Nabi Khidir bingung karena yang diperintahkan pertama itu adalah
memakannya. Sementara yang ia temui adalah sebuah bukit. Karena
kebingungan itu ia bergumam dalam hatinya.

“Aku diperintahkan memakan pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh


sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan."

Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat untuk
memakannya. Ketika ia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan
diri sehingga menjadi sebesar buku roti.

Maka Nabi Khidir itu pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Bila
ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Ia pun mengucapkan syukur.

“Alhamdulillah perintah pertama sudah aku kerjakan semoga Allah


memudahkan pelajaran yang tersirat ini,” katanya.

Setelah menyelesaikan perintah pertama, Nabi Khidir meneruskan


perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas.

Ia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan. Untuk itu ia


bersegera menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu dan
kemudian ia tinggalkan begitu saja.

Setelah meninggalkan beberapa langkah. Tiba-tiba mangkuk emas itu keluar


seperti semula. Nabi itu pun menanamkannya kembali. Kejadian itu
berulang-ulang hingga tiga kali berturut-turut. Maka berkatalah Nabi Khidir.
“Aku telah melaksanakan perintah-Mu ya Allah.”
Lalu ia pun meneruskan perjalanannya. Anehnya, ia kembali mengalami
peristiwa serupa. Tanpa disadari Nabi Khidir mangkuk emas tersebut untuk
kesekian kalinya, keluar dari tempat ditanam.

Namun Nabi Khidir kali ini tidak mempedulikannya. Ketika ia sedang


berjalan, tiba-tiba ia melihat seekor burung elang sedang mengejar seekor
burung kecil.

Kemudian burung kecil yang terlihat kelelahan itu menghampiri Nabi Khidir
dan berkata. “Wahai Nabi Allah, tolonglah aku,” pintanya dengan napas
tersengal-sengal .

Mendengar permintaan burung yang memelas itu. Nabi Khidir pun langsung
meraih burung itu dan masukkan ke dalam bajunya agar tidak diterkam
burung elang yang sedang lapar itu.

Namun burung elang mengetahui kalau mangsanya telah disumbunyikan


oleh Sang Nabi. Elang pun datang menghampiri Nabi Khidir dan berkata,
“Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi
tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku.”

Karena dua-duanya membutuhkan pertolongannya, Nabi Khidir pun sempat


kebingungan. Namun ia teringat pesan dan arahan keempat yang muncul
dari mimpinya, yaitu hendaknya ia tidak memutuskan harapan.

Akhirnya ia membuat keputusan untuk mengambil pedang lalu memotong


sedikit daging pahanya dan diberikan kepada elang itu.

Setelah mendapat daging itu, elang pun terbang dan burung kecil tadi dan
melepaskannya ke alam bebas.

Usai kejadian itu, Nabi Khidir meneruskan perjalannya. Tidak lama


kemudian ia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya. Ia pun
bergegas lari dari situ karena tidak tahan menghirup aroma yang sangat
menyengat itu.

Setelah menemui kelima-lima peristiwa itu, Nabi Khidir pulang ke


rumahnya. Pada malam itu, Nabi Khidir pun berdoa. Dalam doanya ia
berkata, “Ya Allah, aku telah pun melaksanakan sebagaimana yang
diberitahu di dalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku arti semuanya
ini,” katanya dalam doanya di malam hari.

Tidak lama setelah berdoa Nabi tertidur dan kembali bermimpi. Dalam
kesempatan mimpi kali ini, ia mendapatkan jawaban atas keseluruhan
perintah yang ditujukan kepadanya itu.
“Yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya tampak besar
seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta
menahannya, maka marah itu pun

akan menjadi lebih manis dari pada madu.

Kedua, semua amal kebaikan (budi), walaupun disembunyikan, maka ia


tetap akan tampak juga. Ketiga; jika sudah menerima amanah seseorang,
maka janganlah kamu khianat kepadanya.

Keempat jika orang meminta kepadamu, berusahalah membantunya, meski


sejatinya engkau tengah ada suatu kepentingan. Kelima, bau yang busuk itu
ialah ghibah atau menceritakan hal seseorang. “Maka larilah dari orang
orang yang sedang duduk berkumpul membuat ghibah,” kata Allah.

 <
 1
 2

Anda mungkin juga menyukai