Anda di halaman 1dari 7

Nekat Maling Ayam Satu Kandang, Gede Artana Ditangkap

Polisi

Buleleng - Polisi menangkap Gede Artana alias De Ar (31) terkait kasus pencurian satu
kandang ayam di Kelurahan Banyuning, Buleleng, Bali. De Ar nekat mencuri ratusan ayam dan
puluhan bebek milik tetangganya.

Perbuatan De Ar terkuak sejak Wayan Putrayasa mengeluhkan kehilangan 82 ayam pejantan


sejak Juni-27 Oktober 2019. Saat penyidikan rupanya banyak juga warga yang kehilangan hewan
ternaknya namun tak dilaporkan ke polisi.

"Yang bersangkutan mengakui melakukan pencurian ayam satu kandang dan bebek yang
dilakukan secara berturut-turut sejak Juni-27 Oktober 2019 sehingga total ada 182 ekor ayam
dan 61 bebek yang diambil pelaku dengan dimasukkan ke dalam tampil (karung beras) dan
diikat," kata Kasubag Humas Polres Buleleng I Gede Sumarjaya saat dimintai konfirmasi, Kamis
(7/11/2019).

Sumarjaya menuturkan De Ar ditangkap pada akhir Oktober lalu. Kepada polisi, pelaku
mengaku mengambil ayam milik tetangganya itu di saat jam kosong.

"Pelaku mengetahui betul situasi kandang ayam karena bertempat tinggal di sekitar kandang
ayam. Motifnya ekonomi, yang bersangkutan nggak ada kerjaan pasti alias serabutan," jelasnya.

Saat penangkapan di rumahnya di Jalan Gempol Gang Masula Masuli, Banyuning Utara,
Buleleng, polisi juga mengamankan barang bukti berupa 82 ekor ayam pejantan dan 2 karung
plastik. Satu unit motor yang digunakan pelaku untuk mengangkut ayam dari TKP ke tempat
tujuan pelaku juga ikut diamankan.

Atas perbuatannya De Ar dijerat dengan pasal 363 ayat (1) ke 5 KUHP Jo pasal 64 KUHP. De
Ar terancam hukuman pidana paling lama 7 tahun.

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4775053/nekat-maling-ayam-satu-kandang-gede-artana-
ditangkap-polisi?_ga=2.211221461.1574392409.1573472829-60130790.1558576418
6 Begal Sadis di Demak Dibekuk Polisi

Demak diringkus polisi. Mereka tergolong sadis dan tidak segan-segan melukai korban dengan
senjata tajam saat beraksi.

Keenam tersangka tersebut adalah Muhammad Aji Saputro (16), warga Bandungrejo Kecamatan
Mranggen; Muh Handoko (28), warga Talun, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati; dan
Muhammad Sudaryanto alias Penguk (28), warga Jragung, Kecamatan Karangawen.

Tiga pelaku lainnya adalah Indra Agung Prawibowo (20), warga Ringinjajar, Kecamatan
Mranggen; Ali Ma'sum (27), warga Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang;
dan Achmad Ulil Absor (28), warga Plamongansari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Kapolres Demak AKBP Arief Bahtiar menuturkan keenam tersangka berasal dari tiga jaringan
yang berbeda.

"Ini ada yang satu jaringan dan beda jaringan. Ada beberapa yang tergolong sadis dengan
melukai korbannya menggunakan golok," ujarnya kepada wartawan di kantornya, Selasa
(29/10/2019)

Dari pengakuan mereka, imbuh Arief, aksinya bukan hanya di Demak, tapi juga Pati, Grobogan,
dan Semarang.

"Rata-rata mereka memang sudah beberapa kali beraksi. Bahkan ada beberapa yang residivis,"
paparnya.

Selain meringkus para tersangka, polisi mendata wilayah rawan kriminalitas.


"Mendeteksi wilayah rawan kriminalitas. Koordinasi pihak terkait, misalnya penentangan jalan.
Dan saya sampaikan siapa pun pelaku kriminal akan ditindak tegas," terang dia.

Para tersangka dijerat Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan.

"Ancaman hukumannya maksimal 9 tahun penjara," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, salah seorang pelaku, Muhammad Sudaryanto mengaku sudah
lebih dari lima kali membegal. Biasanya, dia beraksi di Grobogan, Boyolali, dan terakhir di
Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.

"Iya, sudah lima kali lebih membegal. Terakhir di Demak, terus tertangkap," kata Sudaryanto.

Dia juga mengaku tidak segan bersikap sadis saat menjalankan aksinya.

"Saya selalu bawa golok. Kalau korban melawan, saya tebas. Terakhir di Demak itu saya tebas
punggungnya," akunya.
Pemuda yang akrab disapa Penguk ini sudah dua kali merasakan sel tahanan dalam kasus
perkelahian dan jambret.

"Ini yang ketiga kalinya berurusan dengan polisi. Saya belum nikah. Uang hasil beraksi saya
buat senang-senang dan mabuk," tandasnya.

Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4763838/6-begal-sadis-di-demak-dibekuk-
polisi/2
Pria Kudus Ini Dibacok Tetangga Saat Berada di Musala

Kudus - Seorang pria bernama Muslim Afandi (65) dibacok tetangganya sendiri Rawuh (62) di
Kudus. Muslim dibacok saat bersiap salat isya di musala.

"Terjadi tindak pidana penganiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 351 KUHP, yang
diketahui terjadi pada Minggu tanggal 27 Oktober 2019 jam 19.00 WIB di dalam Musala Darul
Ulum turut Dukuh Sendang Mulyo, Desa Gondangmanis RT 07 RW 11, Bae, Kudus," ujar
Kapolsek Bae Iptu Ngatmin kepada wartawan di kantornya, Senin (28/10/2019).

Ngatmin menjelaskan bahwa pelaku juga sempat memecahkan kaca jendela musala.

"(Muslim) bukan takmir. Kalau takmir itu kan ada SK-nya. Waktu habis azan, Muslim itu
selawatan. Nah selawatannya pakai Bahasa Jawa, 'yen wong ora tau salat engko disiksa neng
kubur, dianu malaikat'. Karena orang sudah timbul dendam atau apa, anggapannya nyindir,"
ungkap Ngatmin.

"Korban sedang selawatan sebelum iqomat salat isya. Tiba-tiba datang pelaku memecahkan kaca
jendela musala dengan menggunakan sebuah batang besi dan membawa sabit," jelasnya.

Rawuh juga sempat berteriak mengancam Muslim, kemudian berusaha melukainya dengan sabit.

"Dari keterangan dokter, luka robek di pergelangan tangan kanan tujuh jahitan, di kening sebelah
kanan kurang lebih 3 cm, sebanyak lima jahitan," imbuh Ngatmin.

Ngatmin mengungkap Muslim dan Rawuh memang dikenal sering bertengkar. Keduanya juga
pernah berurusan dengan polisi akibat pertengkarannya.

"Dari sejak dulu sudah sering tukaran (bertengkar). Dulu perah ditangani kapolsek sebelum saya,
terkait pemasangan portal antara Pak Muslimin (Muslim) dengan Pak Rawuh. Dulu sempat
ribut," kata Ngatmin.

Kini Rawuh telah diamankan dan ditahan di Mapolsek Bae.

Seorang saksi mata, Sholeh menambahkan bahwa usai kejadian itu, warga langsung membawa
Muslim ke rumah sakit.

Tampak ceceran darah Muslim masih belum dibersihkan dari lantai musala.

"Salat jemaah tetap dilakukan warga. Tapi bekas darah belum dibersihkan," tutur Sholeh.
Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4762867/pria-kudus-ini-dibacok-tetangga-
saat-berada-di-musala/2
Cekcok Berujung Penusukan, Sopir Mikrolet di Tanah Abang
Ditangkap

Jakarta - Alex Saputra, seorang sopir Mikrolet, harus berurusan dengan hukum setelah
diduga menganiaya seorang pemotor. Alex diduga menusuk pemotor tersebut.

Kapolsek Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono mengatakan penganiayaan itu berlangsung
pada Minggu (13/10) sekitar pukul 07.00 WIB. Penganiayaan itu terjadi di turunan Pasar Tanah
Abang Blok G, Jalan Kebon Jati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Saat itu tersangka yang mengendarai Mikrolet 08 akan memutar balik dan berpapasan dengan
korban yang mengendarai motor," kata AKBP Lukman kepada detikcom, Rabu (16/10/2019).

Lukman mengatakan saat itu tersangka dan korban terlibat cekcok mulut. Tersangka kemudian
mengambil obeng dan turun dari Mikrolet untuk menghampiri korban.

"Ketika dekat dengan korban, baju tersangka ditarik oleh korban, sehingga tersangka marah dan
menusuk korban," ujar Lukman.

Tersangka menusuk korban menggunakan obeng dan mengenai kening dan pelipis mata korban.
Tersangka kemudian melarikan diri dan meninggalkan korban yang sudah dalam keadaan luka di
wajah.

Tidak terima, korban melaporkan hal itu ke Polsek Tanah Abang. Pada hari yang sama, sekitar
pukul 16.00 WIB, tersangka menyerahkan diri ke Polsek Tanah Abang.

"Tersangka dikenai Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan," pungkas Lukman.

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4747789/cekcok-berujung-penusukan-sopir-mikrolet-di-
tanah-abang-ditangkap?_ga=2.54835307.1574392409.1573472829-60130790.1558576418
Mengaku Anggota TNI, Pria Lulusan SMP Tipu 17 Perempuan

Boyolali - Mengaku sebagai anggota TNI, seorang pria yang sudah berkeluarga berhasil
memperdaya belasan perempuan. Sedikitnya 17 perempuan bisa ditipunya dalam kurun waktu
sekitar 3 bulan.

Namun aksinya itu akhirnya bisa dihentikan setelah pelaku dibekuk Polres Boyolali. Kini pria
bernama Sudiyar alias Beni (32), warga Dukuh/Desa Ngadirgo, Kecamatan Mijen, Kota
Semarang, itu harus meringkuk di sel tahanan Mapolres Boyolali.

"Saat kenalan dengan para korban, tersangka ini mengaku sebagai anggota TNI dan dinas di
Pekalongan," kata Kapolres Boyolali AKBP Kusumo Wahyu Bintoro dalam keterangan pers,
Kamis (12/9/2019).

Penipuan dan penggelapan itu dilakukan tersangka sejak Mei 2019. Hingga kasus ini terungkap,
sedikitnya sudah ada 17 korban. Tujuh korban ditipu di wilayah Boyolali, namun tidak semuanya
warga Boyolali. Hanya lokasi penipuannya di Boyolali. Sedangkan tempat kejadian perkara 10
korban lainnya di wilayah Semarang.

Dalam melancarkan aksinya, modus tersangka adalah kenalan dengan para korbannya melalui
media sosial dan mengaku sebagai anggota TNI. Setelah kenal, tersangka mengajak korban
ketemu. Saat kencan inilah tersangka melancarkan aksinya.

Tersangka merayu korban akan dikenalkan kepada orang tuanya dan, jika berjodoh, akan
dinikahi. Setelah ketemu, korban diajak jalan-jalan dan makan. Saat itulah tersangka berpura-
pura meminjam sepeda motor korban untuk suatu keperluan. Namun tersangka langsung kabur
membawa sepeda motor korban.

Profesi korban yang ditipu pria lulusan SMP ini pun bermacam-macam. Dari tujuh korban yang
melapor ke Mapolres Boyolali, ada yang bekerja sebagai guru, perawat, maupun masih berstatus
sebagai mahasiswa.

Kusumo menjelaskan kasus tersebut terungkap setelah ada laporan dari korban. Petugas pun
langsung menindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan. Dari hasil penyelidikan, keberadaan
pelaku akhirnya diketahui dan ditangkap di wilayah Kartasura, Sukoharjo.

Dalam penangkapan tersebut, petugas juga menyita sejumlah barang bukti, antara lain beberapa
sepeda motor milik korban, telepon seluler, e-KTP, dan kartu ATM milik korban.

"Tersangka saat ini kami tahan di Mapolres Boyolali," tandasnya.

"Dari Mei (2019) sampai sekarang. Sekitar 3 bulan korbannya 17 orang. Jadi hati-hati, jangan
mudah tergiur, terbius, terbujuk dengan bujuk rayu seseorang yang tidak kita ketahui asal-
usulnya," imbau Kusumo.

Sementara itu, tersangka Sudiyar mengakui perbuatannya. Pria lulusan SMP ini mengaku
berkenalan dengan para korban melalui media sosial. Setelah 3-4 hari, komunikasi melalui media
sosial, selanjutnya tersangka mengajak korban ketemuan.

"Ada yang masih lajang, ada yang sudah janda (korban yang ditipunya)," kata Sudiyar.

Tersangka juga mengakui perempuan yang ditipunya di wilayah Boyolali berjumlah tujuh orang
dan Semarang sepuluh orang. Sepeda motor milik 17 korban yang dibawanya kabur kemudian
digadaikan dengan harga Rp 2-2,5 juta.

"Uangnya untuk judi dadu," katanya.

Atas perbuatannya tersebut, tersangka Sudiyar dikenai Pasal 372 juncto Pasal 378 KUHP tentang
Penipuan dan Penggelapan. Ancaman hukumannya maksimal 5 tahun penjara.

Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4703984/mengaku-anggota-tni-pria-
lulusan-smp-tipu-17-perempuan?_ga=2.49148006.1574392409.1573472829-
60130790.1558576418

Anda mungkin juga menyukai