Anda di halaman 1dari 37

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Perusahaan

3.1.1. Sejarah perusahaan

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) atau

Departemen Luar Negeri Republik Indonesia (Deplu RI) berdiri pada 19 Agustus

1945. Kemlu merupakan salah satu departemen yang pertama kali di bentuk

setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Tugas departemen ini adalah

berperan dalam menjalankan diplomasi untuk mendapatkan simpati, dukungan

dan menggalang solidaritas teman-teman disegala bidang dan dengan berbagai

macam upaya untuk mendapat pengakuan dari masyarakat internasional atas

kemerdekaan Indonesia.

Kemlu mewakili pemerintah Indonesia membuka perwakilan di negara lain

yang bertugas dalam berpartisipasi suatu perundingan serta membuat persetujuan,

karena bertugas menangani masalah luar negeri. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan hubungan antara Indonesia dengan negara tersebut. Tugas utama

Kemlu untuk masa sekarang ini lebih kearah dalam hal memagari potensi

disintegrasi bangsa, pemulihan ekonomi, peningkatan citra Indonesia,

meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindunganWNI.

3.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi

Struktur Organisasi adalah kerangka pembagian tanggung jawab

fungsional kepada unit - unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan - kegiatan pokok Kementrian Luar Negeri maka dari itu dengan adanya

34
35

struktur organisasi ini akan mempermudah pembagian tugas sesuai dengan bidang

dan keahliannya masing – masing.

Menteri Luar Negeri


Retno L.p. Marsudi

Wakil Menteri Luar Negeri


AM Fachir

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Direktur Jenderal Amerika dan


Sekretariat Jenderal Afrika Eropa
Mayerfas Desra Percaya Muhammad Anshor

Direktur Jenderal Kerjasama


ASEAN Direktur Jenderal Multilateral Direktur Jenderal Informasi dan
Febrian Alphyanto Ruddyard Diplomasi Publik Cecep Herawan
Jose Antonio Morato Tavares

Direktur Jenderal Hukum dan


Perjanjian Internasional
Dr. iur. Damos Dumoli Agusman, Direktur Jenderal Protokol dan Inspektur Jenderal Rachmat
SH, MA Konsuler Andri Hadi Budiman

Kepala Badan Pengkajian dan Staf Ahli Bidang Hubungan


Pengembangan Kebijakan Staf Ahli Bidang Diplomasi Kelembagaan Salman Al Farisi,
Ekonomi Ridwan Hassan
Siswo Pramono S.E.

Staf Khusus Menteri Luar Negeri Staf Ahli Bidang Sosial Budaya
Staf Ahli Bidang Manajemen dan Pemberdayaan Masyarakat
untuk Isu-Isu Strategis
Wajid Fauzi Indonesia di Luar Negeri
Djauhari Oratmangun
Niniek Kun Naryatie

Staf Khusus Menteri Luar Negeri


Staf Ahli Bidang Politik, Hukum, Untuk Penguatan Program-
dan Keamanan Prianti Gagarin Program Prioritas
Djatmiko Singgih
Mahendra Siregar

Sumber : Data Kementerian Luar Negeri

Gambar III.1.Struktur Organisasi Kementerian Luar Negeri


36

Fungsi struktur tugas di Kementerian Luar Negeri :

a. Menteri Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang politik dan hubungan luar negeri dalam pemerintahan

untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Dalam melaksanakan tugas Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik dan

hubungan luar negeri;

2) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Luar Negeri;

3) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Luar

Negeri; dan

4) Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.

b. Wakil Menteri Luar Negeri

Wakil Menteri Luar Negeri mempunyai tugas membantu Menteri Luar Negeri

dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian Luar Negeri.Rincian tugas

Wakil Menteri Luar Negeri diatur tersendiri dengan Peraturan Menteri Luar

Negeri.

c. Sekretariat Jenderal

Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal Sekretariat

Jenderal menyelenggarakan fungsi:


37

1) Koordinasi kegiatan Kementerian Luar Negeri;

2) Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Luar

Negeri;

3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan

dokumentasi Kementerian Luar Negeri;

4) Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama,

dan hubungan masyarakat;

5) Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;

6) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Luar Negeri.

d. Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika mempunyai tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang politik dan hubungan

luar negeri untuk kawasan Asia Pasifik dan Afrika.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang politik dan hubungan luar negeri untuk

kawasan Asia Pasifik dan Afrika;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang politik dan hubungan luar negeri untuk

kawasan Asia Pasifik dan Afrika;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang politik dan

hubungan luar negeri untuk kawasan Asia Pasifik dan Afrika;


38

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang politik dan hubungan

luar negeri untuk kawasan Asia Pasifik dan Afrika;

5) Perundingan dalam rangka hubungan bilateral RI dan kerja sama intra

kawasan dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika; dan

6) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

e. Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa

Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa mempunyai tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang politik dan hubungan

luar negeri untuk kawasan Amerika dan Eropa.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa

menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang politik dan hubungan luar negeri untuk

kawasan Amerika dan Eropa;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang politik dan hubungan luar negeri untuk

kawasan Amerika dan Eropa;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang politik dan

hubungan luar negeri untuk kawasan Amerika dan Eropa;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang politik dan hubungan

luar negeri untuk kawasan Amerika dan Eropa;

5) Perundingan dalam rangka hubungan bilateral RI dan kerja sama intra

kawasan dengan negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa; dan

6) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa.


39

f. Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN

Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN mempunyai tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang politik dan hubungan

luar negeri dalam rangka kerja sama ASEAN dan sebagai Sekretariat Nasional

ASEAN-Indonesia.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN

menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang politik dan hubungan luar

negeri dalam rangka kerja sama ASEAN;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang politik dan hubungan luar negeri dalam

rangka kerja sama ASEAN;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang politik dan

hubungan luar negeri dalam rangka kerja sama ASEAN;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang politik dan hubungan

luar negeri dalam rangka kerja sama ASEAN;

5) Perundingan dalam rangka kerja sama ASEAN;

g. Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

Direktorat Jenderal Multilateral mempunyai tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang hubungan politik luar

negeri multilateral.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Multilateral menyelenggarakan

fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang hubungan politik luar negeri multilateral;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan politik luar negeri multilateral;


40

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang hubungan

politik luar negeri multilateral;

4) Perundingan dalam rangka kerja sama multilateral;

5) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang hubungan politik luar

negeri multilateral;

6) Perundingan dalam rangka kerja sama multilateral; dan

7) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Multilateral.

h. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

informasi dan diplomasi publik.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang informasi dan diplomasi publik;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang informasi dan diplomasi publik;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang informasi dan

diplomasi publik;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang informasi dan

diplomasi publik; dan

5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi

Publik.
41

i. Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional

Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

hukum dan perjanjian internasional.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian

Internasional menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang hukum dan perjanjian internasional;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang hukum dan perjanjian internasional;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang hukum dan

perjanjian internasional;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang hukum dan perjanjian

internasional;

5) Perundingan yang berkaitan dengan pembuatan perjanjian bilateral,

regional, dan multilateral di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,

keamanan, dan kewilayahan;

6) Pemberian dukungan advokasi terkait Kementerian Luar Negeri dan

Perwakilan Republik Indonesia; dan

7) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian

Internasional.

j. Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler

Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler mempunyai tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang protokol dan konsuler.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler

menyelenggarakan fungsi:
42

1) Perumusan kebijakan di bidang protokol dan konsuler;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang protokol dan konsuler;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang protokol dan

konsuler;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang protokol dan konsuler;

5) Perundingan dalam rangka perlindungan warga negara Indonesia dan

badan hukum Indonesia di luar negeri; dan

6) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler.

k. Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di

lingkungan Kementerian Luar Negeri.

Dalam melaksanakan tugas Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Luar Negeri;

2) Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri

terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan,

dan kegiatan pengawasan lainnya;

3) Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri

Luar Negeri;

4) Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Luar

Negeri; dan

5) Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.


43

l. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan

pengkajian dan pengembangan di bidang kebijakan politik dan hubungan luar

negeri.

Dalam melaksanakan tugas Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pengkajian dan

pengembangan di bidang kebijakan politik dan hubungan luar neferi;

2) Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan di bidang kebijakan politik

dan hubungan luar negeri;

3) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengkajian dan

pengembangan di bidang kebijakan politik dan hubungan luar negeri; dan

4) Pelaksanaan administrasi Badan Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan.

m. Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi

Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi mempunyai tugas untuk mengatur semua

keuangan di Kementerian Luar Negeri.

n. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga

Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan mempunyai tugas untuk mengatur

hubungan antar lembaga luar negeri.

o. Staf Ahli Bidang Manajemen

Staf Ahli Bidang Manajemen mempunyai tugas untuk memanajemen tugas

p. Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Isu-Isu Strategis


44

Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Isu-Isu Strategis mempunyai tugas untuk

mengendalikan Isu-Isu Strategis.

q. Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar

Negeri

Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar

Negeri mempunyai tugas untuk memperkenalkan budaya Indonesia di Luar

Negeri.

r. Staf Ahli Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Staf Ahli Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengatur tentang politik,

hukum, dan keamananyang ada di Kementerian Luar Negeri.

s. Staf Khusus Menteri Luar Negeri Untuk Penguatan Program-Program Prioritas

Staf Khusus Menteri Luar Negeri Untuk Penguatan Program-Program Prioritas

mempunyai tugas untuk mengatur, memperkenalkan dan memperkuat program-

program utama.

Penulis melakukan Riset di Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kementrian dan Perwakilan (Pustekinfokom) Kementerian Luar Negeri. Pusat

Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan

dalam pengembangan dan pengelolaan sistem keamanan informasi dan

persandian, teknologi informasi dan komunikasi, dan sistem komunikasi berita

pada Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia. Berikut

Struktur Organisasi yang ada di Pustekinfokom.


45

Ketua Pustekinfokom

Wakil Pustekinfokom

Bidang Sistem Komunikasi Bidang Sistem Informasi Bidang Infrastruktur


Achmad Muhari

Bidang Perencanaan dan


Tata Kelola Teknologi Bidang Keamanan Informasi Kelompok Jabatan
Informasi dan Komunikasi Bagian Tata Usaha
dan Persandian Diplomatik Fungsional

Sumber : Data Kementerian Luar Negeri

Gambar III.2. Struktur Organisasi Pustekinfokom

Fungsi struktur tugas Pustekinfokom di Kementerian Luar Negeri:

a. Bidang Perencanaan dan Tata Kelola Teknologi Informasi dan

Komunikasi;

Bidang Perencanaan dan Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

mempunyai tugas untuk :

1) Penyiapan pelaksanaan koordinasi pembangunan sistem informasi

Kementerian Luar Negeri;

2) Pengembangan dan pelaksanaan pembangunan sistem jaringan komputer

Kementerian Luar Negeri;

3) Pelaksanaan urusan perangkat keras dan lunak serta sistem jaringan

komputer Kementerian Luar Negeri;

4) Pengawasan dan pelayanan fasilitas teknologi informasi Kementerian

Luar Negeri; dan


46

5) Pelaksanaan urusan jaringan dan sistem telepon Kementerian Luar

Negeri.

b. Bidang Keamanan Informasi dan Persandian Diplomatik;

Bidang Keamanan Informasi dan Persandian Diplomatik mempunyai tugas

untuk :

1) Pelaksanaan kegiatan operasional bidang pemberitaan dan persandian di

lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI;

2) Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap

pelaksanaan kegiatan pemberitaan dan persandian;

3) Pelaksanaan distribusi dan transmisi pemberitaan;

4) Penyelenggaraan pemantauan lalu lintas berita, dokumentasi serta

pembuatan statistik dan pelaporan; dan

5) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian administrasi dan teknis

telekomunikasi.

c. Bidang Infrastruktur;

Bidang Infrastruktur mempunyai tugas untuk merawat dan memperbaiki

sistem jaringan jika terjadi kerusakan di Kementerian Luar Negeri.

d. Bidang Sistem Informasi;

Bidang Sistem Informasi mempunyai tugas untuk pengembangan dan

pengelolaan aplikasi.

e. Bidang Sistem Komunikasi;

Bidang sistem komunikasi mempunyai tugas untuk pemantauan,

pelaksanaan dan pengembangan di bidang komunikasi.


47

f. Bagian Tata Usaha;

Tata Usaha mempunyai tugas untuk :

1) Pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja Pusat Komunikasi;

2) Pelaksanaan urusan kesekretariatan dan pembuatan laporan pelaksanaan

tugas Pusat Komunikasi;

3) Pelaksanaan perencanaan dan pengelolaan administrasi kepegawaian dan

urusan rumah tangga Pusat Komunikasi; dan

4) Pelaksanaan perencanaan dan pengelolaan anggaran Pusat Komunikasi.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas untuk melakukan

pemantauan sistem jaringan di Kementerian Luar Negeri.


48

3.2. Analisa Jaringan

3.2.1. Blok Jaringan

Di Kemlu (Kementerian Luar Negeri) menggunakan 2 ISP yaitu Telkom

dengan paket 100 Mbps dan Moratel dengan paket 200 Mbps. Kedua ISP tersebut

digunakan di Kemlu daerah Pejambon. Modem sebagai komunikasi dua arah yang

merubah sinyal analog menjadi digital, Firewall sebagai pengaman jaringannya,

dan ada 2 switch yang digunakan, Yaitu switch distributor sebagai penyalur data

antara switch access, dan switch acces sebagai penyalur terakhir ke client.

Sumber : Blok Jaringan Kementerian Luar Negeri

Gambar III.3. Blok Jaringan

Dari gambar III.3 Blok Jaringan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber akses

internet berasal dari kedua ISP yaitu Telkom dan Moratel yang menggunakan

sistem Load Balancing yaitu metode yang digunakan untuk membagi bandwidth

dan sebagai Backup sumber akses internet jika salah satu ISP mengalami

gangguan. Kedua ISP tersebut digabungkan dengan sistem EBGP sebagai


49

penghubung komunikasi beda ISP yang menggunakan Router Mikrotik dan

kemudian di distribusikan ke Firewall sebagai pengaman jaringannya, dari

firewall baru disebarkan ke client melalui switch distrubutor dan switch access.

Namun, berdasarkan analisa penulis manajemen bandwidth di Kementerian Luar

Negeri kurang optimal, karena tidak adanya Proxy Server sebagai penyimpan

cache yang diminta oleh komputer klien ke internet publik, dan kabel yang masih

menggunakan konektor lama sebagai transmisi datanya.

3.2.2. Skema Jaringan

Di bawah ini adalah skema beserta IP Address jaringan komputer yang

saat ini digunakan oleh Kementerian Luar Negeri, skema jaringan ini dibuat

berdasarkan analisa penulis terhadap jaringan yang ada pada Kementerian Luar

Negeri tersebut, skema jaringan ini di buat menggunakan software Microsoft Visio

2010.

Berikut gambar jaringan yang digunakan pada Kementerian Luar Negeri:

Sumber : Skema Kementerian Luar Negeri RI

Gambar III.4. Jaringan LAN di Pustekinfokom Kementerian Luar Negeri RI


50

Dari gambar III.4. Skema Jaringan LAN di Pustekinfokom Kementerian Luar

Negeri Republik Indonesia dapat disimpulkan bahwa didalam sistem jaringan

komputernya secara umum menggunakan jaringan client-server dengan koneksi

kabel. Kabel yang digunakan adalah kabet UTP merk belden dengan konektor

cat6. Topologi yang digunakan adalah topologi tree yang merupakan gabungan

dari beberapa topologi star.

Di Pustekinfokom bagian Infrastruktur terdiri dari 3 ruangan yaitu Ruang Tata

Usaha, Ruang Infrastruktur, dan Ruang Kelompok Jabatan Fungsional. Berikut

adalah tabel IP Address yang digunakan di Kementerian Luar Negeri bagian

Pustekinfokom disetiap ruangannya.

Tabel III.1

Daftar IP Address pada jaringan Kementerian Luar Negeri

Ruang Infrastruktur

Perangkat IP Address Subnet mask Gateway User

PC_Infrastruktur 1 192.16.10.2 255.255.255.0 192.168.10.1 Ketua

PC_Infrastruktur 2 192.16.10.3 255.255.255.0 192.168.10.1 Karyawan

PC_Infrastruktur 2 192.16.10.4 255.255.255.0 192.168.10.1 Karyawan


Ruang Tata Usaha

Perangkat IP Address Subnet mask Gateway User

PC_TU 1 192.16.10.5 255.255.255.0 192.168.10.1 Ketua

PC_TU 2 192.16.10.6 255.255.255.0 192.168.10.1 Karyawan

PC_TU 3 192.16.10.7 255.255.255.0 192.168.10.1 Karyawan


51

Ruang Kelompok Jabatan Fungsional

Perangkat IP Address Subnet mask Gateway User

PC_KJF 1 192.16.10.8 255.255.255.0 192.168.10.1 Ketua

PC_KJF 2 192.16.10.9 255.255.255.0 192.168.10.1 Karyawan

PC_KJF 3 192.16.10.10 255.255.255.0 192.168.10.1 Karyawan


Sumber : Data Kementerian Luar Negeri

Dari Tabel III.1 Daftar IP Address pada jaringan Pustekinfokom bagian

Infrastruktur di Kementerian Luar Negeri Indonesia dapat ditarik kesimpulan dari

penghitungan yang penulis lakukan berdasarkan pengetahuan penulis untuk

menganalisa IP Address yang digunakan di Kementerian Luar Negeri Republik

Indonesia adalah sebagai berikut:

IP Address tipe IPv4 memiliki 4 blok, setiap blok masing-masing bernilai 8 bit.

Sehingga jika kita kalikan 4 blok nilai IP Address IPv4 adalah bernilai 32 bit.

Bloknya adalah = IPv4 : w . x . y . z

Keterangan:

Masing-masing (w,x,y,z) 8 bit jadi semunya ada 32 bit

Nilai masing-masing (w,x,y,z) itu antara 0-255

Blok W atau disebut juga Oktet 1 adalah penentu kelas IP Address. Berikut adalah

tabel kelas IP nya.


52

Tabel III.2

Tabel Kelas IP Address

Network Id dan Jumlah Jumlah


Kelas Range Subnetmask
Host Id Network host
A 1-127 N.H.H.H 126 16.777.214 255.0.0.0
B 128-191 N.N.H.H 16.384 65.534 255.255.0.0
C 192-223 N.N.N.H 2.097.152 254 255.255.255.0
D 224-239 Multicast
E 240-255 Cadangan

Dari tabel di atas ada beberapa angka yang tidak bisa digunakan untuk mengisi

blok w karena memiliki fungsi khusus yakni:

127 (127.0.0.1) = localhost / loopback / mengetes dirinya sendiri

255 = alamat broadcast

192.16.10.1

A Network Id = 192

Host Id = 16.10.1

Subnetmask = 255.255.255.0

Dari penjelasan IP Address tersebut dapat disimpulkan IP yang digunakan

termasuk class C.

3.2.3. Keamanan Jaringan Komputer

Setiap lembaga pemerintahan dan kementerian pasti ada pengaman

jaringannya, dikarenakan supaya data dan sistem menjadi lebih aman. Termasuk

juga di Kementerian Luar Negeri yang memerlukan sebuah pengamanan jaringan,

di Kementerian Luar Negeri menggunakan Fortigate 300c sebagai alat untuk

pengaman jaringan yang dikeluarkan oleh Fortinet. Fortinet adalah penyedia


53

peralatan keamanan jaringan dan pemimpin pasar dalam manajemen ancaman

terpadu (UTM) kelas dunia. Produk dan layanan yang diberikan luas dan

beragam.

Kelebihan Fortigate 300c :

1. Alat ini mendukung Keamanan IP 1,2-gigabit per detik dan 200-megabit-per-

detik Secure Socket Layer VPN untuk akses jarak jauh. Traffic shaping

memungkinkan administrator jaringan memprioritaskan lalu lintas sehingga

pengguna tidak pernah merasa bahwa internet lambat.

2. Fitur penyaringan konten web FortiGate – 300C, yang mencegah pengguna

untuk secara tidak sengaja menginfeksi perangkat mereka dengan malware,

dapat disesuaikan oleh pengguna atau grup.

3. Fitur pencegahan kehilangan data memindai lalu lintas masuk atau keluar dari

firewall untuk kombinasi huruf atau angka tertentu. Jika departemen TI ingin

melarang transmisi nomor Jaminan Sosial, misalnya, ia dapat

mengkonfigurasi alat untuk mencari pola dan kemudian memperingatkan

administrator ke kehadiran mereka atau memblokir mereka sama sekali.

4. Yang terbaik dari semuanya, Fortigate FortiGuard Network terus memantau

lanskap ancaman yang selalu berubah dan secara otomatis mendorong

pembaruan keamanan ke FortiGate – 300C.

Kekurangan dari Fortigate 300c:

1. Pendekatan one-stop-shop FortiGate – 300C sangat menarik. Tetapi beberapa

manajer TI berlangganan model keamanan multivendor, meyakini bahwa jika

satu vendor tidak segera merasakan ancaman, kemauan lain, menghasilkan

perlindungan yang lebih baik.


54

2. Karena Fortigate mengukur peralatan UTMnya dengan throughput, setiap

produk FortiGate menawarkan fitur dasar yang sama; model yang lebih besar

dapat menangani lebih banyak transmisi data sekaligus. Ingatlah bahwa

kinerja secara alami akan menderita karena lebih banyak fitur ditambahkan ke

alat.

3.2.4. Spesifikasi Perangkat Keras

Dalam skema atau konsep jaringan yang diterapkan pada Kementerian

Luar Negeri antara sepesifikasi komputer di bagian Tata Usaha, Infrastruktur, dan

Kelompok Jabatan Fungsional berbeda dan disesuaikan dengan kebutuhannya.

Berikut spesifikasi perangkat keras (hardware) yang telah dianalisa penulis

berdasarkan penggunaannya :

Tabel III.3

Spesifikasi hardware PC ruang Tata Usaha

PERANGKAT KERAS SPESIFIKASI


Processor Intel core i3 3,30 Ghz
Motherboard ECS Socket 1155
RAM DDR3 2GB
Harddisk Seagate SATA 400 GB
NIC Onboard
VGA External
Optical DVDRW
Monitor LCD 17” Square
Keyboard USB Compaq
55

PERANGKAT KERAS SPESIFIKASI


Mouse USB Compaq
Sumber : Data Kementerian Luar Negeri

Dari tabel III.3 dapat disimpulkan bahwa spesifikasi hardware di ruang Tata

Usaha sudah bisa menunjang kinerja para pegawai di ruang tersebut. Karena

dalam tugasnya hanya mengurus urusan sekretariat, perencanaan dan pengelolaan

administrasi kepegawaian.

Tabel III.4

Spesifikasi hardware PC ruang Infrastruktur

PERANGKAT KERAS SPESIFIKASI


Processor AMD A6-6400K APU 3.9GHz
Motherboard ECS
RAM DDR3 2GB
Harddisk 500GB
NIC Onboard
VGA External
Optical DVDRW
Monitor LCD 17” Square
Keyboard USB Compaq
Mouse USB Compaq
Sumber : Data Kementerian Luar Negeri

Dari tabel III.4 dapat disimpulkan bahwa spesifikasi hardware di ruang

Infrastruktur sudah bisa menunjang kinerja para pegawai di ruang tersebut.


56

Tabel III.5

Spesifikasi hardware PC ruang Kelompok Jabatan Fungsional

PERANGKAT KERAS SPESIFIKASI


Processor Intel Core i3
Motherboard ECS
RAM DDR3 4GB
Harddisk 750 GB
NIC Onboard
VGA External
Optical DVDRW
Monitor LCD 17” Square
Keyboard Onboard
Mouse Touchpad
Sumber : Data Kementerian Luar Negeri

Dari tabel III.5 dapat disimpulkan bahwa spesifikasi hardware di ruang

Kelompok Jabatan Fungsional sudah bisa menunjang kinerja para pegawai di

ruang tersebut. Karena dalam kerjanya dibutuhkan spesifikasi hardware yang

tinggi untuk melakukan tugas dengan maksimal.

Adapun perangkat keras lain yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Router

Router yang digunakan adalah mikrotik CCR1036-12G-4S Merupakan cloud

core router yang memiliki performa hardware sangat tinggi dengan

spesifikasi :
57

Tabel III.6

Spesifikasi Router

Product Code CCR1036-12G-4S


CPU Tilera Tile-Gx36 1.2G Hz 36 Cores
Main Storage/NAND 1 GB
RAM 4 GB
LAN Port 12

2. Switch

Switch yang digunakan adalah switch Cisco SF90-24P dengan spesifikasi

sebagai berikut :

a) 24 10/100 Ethernet Ports

b) Uplink interfaces : SFP

c) Cisco IOS software Image : LAN Base

Dari spesifikasi data tersebut dapat disimpulkan Switch Cisco SF90-24 24-

Port 10/100 merupakan Switch dengan 24 port yang memberikan

konektivitas jaringan dasar, dari hal tersebut apabila digunakan dengan

memberikan beban kinerja yang besar Switch akan cepat rusak dan apabila

hal tersebut terjadi maka menyebabkan kegagalan akses.

3. Hub

Di Kementerian Luar Negeri menggunakan Hub D-LINK DES-1016C,

dengan spesifikasi sebagai berikut :

1) Konektivitas cepat;
58

2) Enam belas atau dua puluh empat (DGS-1016C / DGS-1024C) Gigabit

LAN port untuk koneksi kabel berkecepatan tinggi;

3) Fungsi kabel diagnostik memberi tahu pengguna tentang kondisi kabel

melalui LED port;

4) Pemasangan plug-and-play untuk kenyamanan, Hemat Energi dan

Ramah Lingkungan;

5) Mengurangi daya ke port saat tidak ada lalu lintas;

6) Mengoptimalkan penggunaan daya untuk port untuk panjangnya kabel

terhubung ke sana; dan

7) Desain hemat energi mengurangi panas yang dihasilkan.

4. Access Point

Dalam skema atau konsep jaringan yang digunakan di Kementerian Luar

Negeri menggunakan Cisco Aironet 3500 Series dengan spesifikasi sebagai

berikut :

Tabel III.7

Spesifikasi Access Point

Product Code Cisco Aironet 3500 Series


Software Cisco Unified Wireless Network 7.0
128 MB DRAM
System Memory
32 MB Flash
Antena 2,4 GHz
59

5. Kabel UTP dan Konektor Cat 6

Di Kementerian Luar Negeri menggunakan kabel UTP merk belden konektor

Cat6, berikut ciri-ciri konektor cat6 sebagai berikut:

a) Kabel ini terdiri dari empat pasang kabel tembaga, kabel cat6 adalah kabel

yang mempunyai kwalitas dikerapatan lilitan tiap pasang kabel;

b) Tingkat penyaluran data yang bagus serta isolator kabel dan pelindung tiap

pasang kabel yang lebih tebal;

c) Dengan lilitan semakin rapat, ditambah semakin baik isolator dan

pemisahan tiap pasang kabel maka semakin rendah noise atau

berkurangnya sinyal (crosstalk gangguan);

d) Kabel UTP kategori 6 memiliki kecepatan transmisi data hingga 10 Gbps

dengan frekuensi komunikasi 250Mhz;

e) Mendukung komunikasi data dan suara digital;

f) Umumnya kabel jenis ini digunakan pada jaringan Gigabit Ethernet dan

10G Ethernet dengan panjang hingga 55 meter.

Namun, pada saat ini sudah ditemukan kabel cat7 yang transmisi datanya jauh

lebih baik dari cat6.

6. Modem

Modem yang digunakan di Kementerian Luar Negeri adalah modem TD-8817

Tabel III.8

Spesifikasi Modem TD-8817

No Fitur Perangkat Spesifikasi


1 Tampilan 1 10/100 Mbps RJ45 RJ1
2 Tombol 1 Power On/Off Switch
60

No Fitur Tambahan Spesifikasi


3 Catu Daya Eksternal 5VDC/1A
4 Standar IEEE Full-rate ANSI T1.413 Issue 2, ITU-T
G.992.1(GDMT), ITU-T G.992.2 (G-Lite),
ITU-T G.994.1(G.hs)
5 Standar ADSL ITU-T G.992.3 (G,dmt.bis), ITU-T
G.992.4
6 Keamanan NAT Firewall, MAC/IP/URL Filtering
7 Ipv6 IPv6 and IPv4 dual stack

3.2.5. Spesifikasi Perangkat Lunak

Dalam sebuah jaringan komputer selain perangkat keras (hardware) juga

dibutuhkan perangkat lunak (software) tanpa adanya dua perangkat tersebut

sebuah jaringan komputer tidak dapat berjalan. Perangkat lunak atau software

berfungsi untuk mengatur segala kegiatan yang dikerjakan juga sebagai

pengontrol perangkat keras, melakukan perhitungan, berinteraksi dengan

perangkat lunak lainnya, dll. Berdasarkan analisa yang penulis lakukan di

Kementerian Luar Negeri, perangkat lunak yang digunakan pada masing masing

komputer sama. Berikut spesifikasi perangkat lunak berdasarkan fungsi tersebut :

Tabel III.9

Perangkat Lunak

JENIS PERANGKAT PERANGKAT LUNAK


Sistem Operasi Windows 10, Windows 7
Program Aplikasi Ms.Office 2016
Browser Firefox, Google Chrome
Multimedia Windows Media Player, VLC
Utilities Adobe reader, Winrar, Putty, Winbox
Anti Virus Avast
Sumber : Data Kementerian Luar Negeri
61

Dari tabel III.10 dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak yang ada sudah bisa

digunakan untuk menunjang kegiatan pekerjaan yang ada di Kementerian Luar

Negeri.

3.3. Permasalahan Pokok

Dalam sebuah jaringan komputer (LAN) yang ada pada Kementerian Luar

Negeri memiliki persoalan masalah dan kekurangan, yang membedakan adalah

besar kecil permasalahan yang ada, adapun permasalahan yang pokok yang terjadi

pada jaringan komputer berdasarkan analisa penulis :

1. Proses transmisi data belum menggunakan kabel dan konektor terbaru untuk

mempercepat datanya;

2. Kecepatan akses data yang lambat dikarenakan banyaknya user mengakses

data yang sama dan dilakukan secara bersamaan;

3. Adanya kegagalan akses internet dikarenakan perangkat switch yang masih

menggunakan jaringan dasar sering diberikan beban kinerja terlalu berat ;

3.4. Pemecahan Masalah

Ada 3 Permasalahan pokok yang terjadi pada jaringan komputer di

Kementerian Luar Negeri Berdasarkan uraian permasalah yang ada penulis akan

memberi solusi terbaik yaitu :

1. Penggunaan kabel UTP dengan konektor cat6 diganti dengan konektor UTP

cat7 / cat7e. Penggantian kabel ini karena konektor cat7 adalah kabel

premium yang sangat cocok sebagai media yang high traffic berbagai aplikasi

dalam 1 kabel (single cable). Maksimum data yang terkirim adalah 10 Gbit/s
62

dengan frekuensi 1000 Mhz. Berdasarkan spectrum analyze tools, panjang

kabel cat7 / cat7e sepanjang 50 meter mampu mengirimkan sinyal dan data

sebesar 40 Gbit/s. Sedangkan untuk kabel cat7 / cat7e sepanjang 15 meter

mampu mengirimkan sinyal dan data sebesar 100 Gbit/s 7. Hal ini

menyebabkan konektor cat7 lebih baik dan cepat dalam transmisi data

dibandingkan konektor cat6.

2. Penyebab kecepatan akses data melambat dari permasalahan pokok diatas

dapat ditangani dengan ditambahkannya proxy server yang bisa menyimpan

cache untuk mempercepat akses data pengguna, hal ini juga dapat

mngoptimalkan bandwidth yang ada.

3. Penyebab kegagalan akses internet dari permasalahan pokok diatas adalah

salah satunya terjadi masalah pada switch baik di switch access, switch

distributor yang menghubungkan jaringan internet dengan seluruh client,

pergantian switch terbaru seperti switch Cisco Catalyst 2960X yang memiliki

performa lebih baik dari switch Cisco SF300-24P dapat menangani beban

kinerja di Kementerian Luar Negeri .

Switch Cisco Catalyst 2960X mempunyai spesifikasi seperti berikut :

a) 24 10/100/1000 Ethernet Ports

b) Uplink interfaces : 4 SFP

c) Cisco IOS software Image : LAN Base.


63

3.5. Analisa Usulan

Jika dari keseluruhan jaringan komputer pada Kementerian Luar Negeri

berdasarkan analisa penulis cukup baik, disini penulis hanya ingin memberikan

pendapat atau usulan skema jaringan dan keamananannya agar bisa lebih baik.

Usulan atau pendapat yang penulis berikanpun berdasarkan rangkuman solusi atas

pemecahan masalah yang sudah ada di poin sebelumnya.

Untuk menunjang jaringan usulan ini penulis melakukan perubahan dan

penambahan dalam segi perangkat keras (hardware), semula tidak memakai proxy

server sekarang akan di beri usulan pemasangan proxy server.

3.5.1. Skema Usulan

Sumber : Data Pribadi

Gambar III.5. Skema Usulan Jaringan LAN


64

3.5.2. Konfigurasi Usulan

Caching dengan Proxy Server

Seperti yang sudah dijelaskan pada permasalahan sebelumnya, penulis

menerapkan 1 buah proxy server sebagai cara untuk mempercepat koneksi

internet.

Ada 2 cara konfigurasi regular proxy yaitu dengan terminal dan winbox.

Berikut langkah-langkah untuk konfigurasi regular proxy melalui terminal:

a) buka terminal mikrotik;

b) Cek status proxy server terlebih dahulu dengan mengetikkan perintah “ip

proxy print”;

Sumber : Data Pribadi

Gambar III.6. Cek status Proxy server

c) Untuk memulai membuat proxy server, ketikkan perintah “ip proxy set

enabled=yes src-address=192.168.3.1 port=8080 cache-on-disk=yes” lalu

tekan enter;
65

Sumber : Data Pribadi

Gambar III.7. Mensetting Proxy server

d) Mikrotik sudah memiliki konfigurasi regular proxy, dan client dapat langsung

mengakses internet melalui proxy tersebut. Untuk konfigurasi client, isikan

alamat ip menuju proxy server serta port yang digunakan. Pada contoh kali

ini proxy dibuat pada alamat ip 192.168.3.1 menggunakan port 8080;

Sumber : Data Pribadi

Gambar III.8. Tampilan informasi IP

e) Jika pada windows 7 pengaturan proxy terdapat pada control panel, internet

option, tabulasi connections, LAN Setting;


66

Sumber : Data Pribadi

Gambar III.9. Tampilan LAN Setting pengaturan Proxy

Untuk memonitoring proxy secara realtime, ketikkan perintah “proxy

monitor” tekan tombol “Q” untuk menghentikan monitoring.

Sumber : Data Pribadi

Gambar III.10. Tampilan Monitoring Proxy


67

Berikut langkah-langkah untuk konfigurasi regular proxy melalui Winbox:

a) Buka Aplikasi winbox

b) Lakukan remote pada mikrotik

c) Pada panel menu sebelah kiri layar, klik pada menu ip, web proxy

Sumber : Data Pribadi

Gambar III.11. Tampilan Winbox di menu IP

d) Pada jendela web proxy settings yang terbuka, isikan konfigurasi sesuai

bagiannnya masing-masing. Menyamakan konfigurasi dengan pengaturan

melalui terminal yang sudah dibuat sebelumnya.

Klik tobol OK untuk menyimpan konfigurasi.


68

Sumber : Data Pribadi

Gambar III.12. Tampilan Konfigurasi

e) Pada menu status untuk monitoring proxy server yang sedang aktif

Sumber : Data Pribadi

Gambar III.13. Tampilan status


69

f) Untuk memonitoring cache apa saja yang tersimpan di proxy mikrotik,

ketikan perintah tombol cache contents. Di situ akan ditampilkan konten dari

internet yang sudah disimpan ke dalam storage proxy.

Sumber : Data Pribadi

Gambar III.14. Tampilan Monitoring Cache yang tersimpan

Penyimpanan Cache ini bertujuan agar client lebih cepat mendapatkan data

yang pernah dibuka sebelumnya.


70

3.5.3. Analisa Biaya

Biaya Yang diperlukan terkait kebutuhan perangkat keras yang

diperlukan untuk memperbaiki jaringan yang ada di Kementerian Luar

Negeri Republik Indonesia adalah sebagai berikut.

Tabel III.10

Nama dan Harga Barang

No Nama Barang Jumlah Barang Harga Barang


1 Switch Cisco Catalyst 2960X 1 Rp. 21.339.450
2 Konektor Cat7 @Rp.50.000 18 Rp. 900.000
3 Kabel Cat7 @Rp.27.000 27m Rp. 729.000
4 Kabel FO @Rp.1.400 200m Rp. 280.000
Proxy Server ThinkSystem
5 1 Rp. 37.000.000
ST550 020SG
Total Rp. 60.248.450
Sumber : Tokopedia

Anda mungkin juga menyukai