Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Kultur In vitro/2016/ kelompok 1 1

Variasi NAA dan Kinetin terhadap Pertumbuhan


Embriogenesis Somatik Daun Kelor (Moringa
oleifera L.) Secara In - Vitro
C.E.S Himayani (1513100013)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: putrichesa@yahoo.com

Abstrak, Kultur jaringan atau Kultur in vitro merupakan salah dimana sel – sel soma berkembang menjadi embrio melalui
satu metode perbanyakan tanaman secara vegetatif modern. tahap – tahap morfologi yang khas tanpa melalui fusi gamet
Pada praktikum ini digunakan eksplan dari daun kelor [3]. Embrio somatik yang berasal dari kultur sel, jaringan,
(Moringa oleifera L.) yang ditumbuhkan pada medium atau organ dapat terbentuk secara langsung dan tidak
MSO, MS + NAA 0,5ppm + Kinetin 1ppm, MS + NAA 1ppm + langsung. Embrio somatik yang terbentuk secara langsung
Kinetin 0,5ppm, dan MS + NAA 1ppm + Kinetin 1. Tujuan dari meliputi pembentukan embrio dari sel tunggal atau
praktikum ini adalah untuk mengatahui pengaruh variasi NAA kelompok sel yang menyusun jaringan eksplan tanpa melalui
dan Kinetin terhadap pertumbuhan embriogenesis somatik
pembentukan kalus, sedangkan embrio yang terbentuk
daun kelor (Moringa oleifera L.) dalam kondisi kultur In vitro.
secara tidak langsung adalah pembentukan embrio melalui
Kata kunci – fase kalus [4]. Embriogenesis somatik memiliki beberapa
kelebihan diantaranya adalah waktu yang dibutuhkan untuk
I. PENDAHULUAN menghasilkan planlet singkat dalam areal yang kecil,
ELOR (Moringa oleifera L.) merupakan tumbuhan dari menekan adanya hama penyakit yang menyerang tanaman,
K suku Moringaceae. Daunnya berbentuk bulat lonjung
dan ukurannya yang kecil tersusun rapi pada sebuah
tidak tergantung pada musim dan memungkinkan manipulasi
genetik [5]. Pembentukan kalus pada Embriogenesis somatik
tangkai, biasanya dimasak sebagai sayur, untuk pengobatan dapt berasal dari akar, tangkai daun, tangkai bunga, daun,
dan untuk menjaga kesehatan. Dapat digunakan untuk dan batang [6].
menjaga kesehatan karena daun kelor mengandung potasium Sel somatik atau eksplan yang digunakan pada
tiga kali lipat dari pada pisang, mengandung kalsium emapat praktikum ini adalah bagian daun dari tanaman kelor
kali lipat lebih banyak daripada susu, memiliki vitamin C (Moringa oleifera L.) dan eksplan yang digunakan adalah
tujuh kali lipat daripada jeruk, mengandung vitamin A empat jaringan yang masih muda. Jaringan muda ini tersusun atas
kali lipat daripada wortel dan memiliki protein 2 kali lipat sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
daripada susu [1]. Oleh karena itu daun kelor bermanfaat diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna [7].
untuk mengobati alergi, herpes, sakit mata dan flek di wajah. Untuk menginduksi pertumbuhan Eksplan dalam
Dengan segudang manfaat yang telah diketahui masyarakat, embriogenesis somatik diperlukan medium yang
maka kebutuhan tanaman kelor meningkat, namun disisi lain mengandung garam mineral, vitamin, hormon (Zat Pengatur
ada beberapa kendala yaitu rentannya hama penyakit yang Tumbuh), agar dan gula. Zat pengatur tumbuh merupakan
menyerang tanaman kelor, yang paling umum adalah hama salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
serangga dan jamur. Serangga menggigit dan mengunyah embriogenesis somatik, seperti auksin dan sitokinin [8].
bagian tanaman, menyebabkan kerusakan daun, tunas, Peran auksin dalam embriogenesis somatik antara lain untuk
bunga, buah dan gangguan aliran getah. Serangan serangga inisiasi embriogenesis somatik, induksi kalus embriogenik
sering terjadi pada awal musim kering ketika serangga tidak [9], prolifersai kalus embriogenik, induksi embrio somatik
dapat menemukan sumber makanan. Sedangkan jamur dapat [10].
menimbulkan muculnya bintik – bintik coklat pada daun dan Zat Pengatur tumbuh yang digunakan pada
kemudian menyebar menutupi permukaan daun sepenuhnya praktikum ini adalah Auksin golongan NAA dan Kinetin
dan dapat menyebabkan daun mati dengan konsentrasi yang berbeda – beda yaitu MS + NAA
Salah satu alternatif untuk mengatasi kendala 0,5ppm + Kinetin 1ppm, MS + NAA 1ppm + Kinetin 0,5ppm,
tersebut adalah dengan melakukan perbanyakan tanaman dan MS + NAA 1ppm + Kinetin 1 . NAA berfungsi untuk
secara vegetatif modern yaitu teknik Kultur In Vitro [2]. merangsang pembesaran sel, pertumbuhan akar dan
Tahap perkembangan praktikum Kultur In-Vitro ini akan pertumbuhan aksis longitudinal pada tanaman. Sedangkan
diamati sampai pertumbuhan Embriogenesis somatik, kinetin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel yang
dimana embriogenesis somatik merupakan suatu proses disintesis pada ujung akar, dan untuk merangsang
Laporan Praktikum Kultur In vitro/2016/ kelompok 1 1

pertumbuhan tunas pada kultur jaringan. Dengan fungsi dari autoclave, petridish, Laminar Air Flow, Buncen, scalpel,
masing – masing Zat Pengatur Tumbuh tadi dapat membantu pinset, alkohol 70%, tissue, plastik tahan panas, karet gelang
pertumuhan eksplan. yang telah disterilisasi dan wrap.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh variasi NAA dan Kinetin terhadap pertumbuhan 2.3 Cara Kerja
embriogenesis somatik daun kelor (Moringa oleifera L.) a. Sterilisasi Lingkungan Kerja dan Alat
dalam kondisi kultur In vitro. Pada Sterilisasi Lingkungan Kerja dan Alat yang
dilakukan adalah disiapkan Alkohol 70% dan dimasukkan
ke dalam spayer. Alkohol disemprotkan pada tangan terlebih
II. METODOLOGI dahulu dan disemprotkan pada meja kerja yang ada di dalam
2.1 Waktu dan Tempat Laminar Air Flow. Lampu UV dinyalakan selama 2 Jam.
Praktikum ini dimulai pada tanggal 3 Maret 2016 di Setelah selesai, lampu UV dimatikan dan diganti dengan
laboratorium kultur jaringan, Jurusan Biologi, Fakultas lampu neon serta blower dinyalakan untuk sirkulasi udara di
Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam Institut Teknologi dalam Laminar Air Flow. Ruang kerja siap digunakan.
Sepuluh Nopember, Surabaya. Selanjutnya Semua peralatan yang akan digunakan dicuci
kemudian dikeringkan. Peralatan seperti pinset, scalpel,
2.2 Alat dan Bahan cawan petri, dll dibungkus dengan kertas paying, untuk botol
a. Pembuatan Larutan Stok kultur dimasukkan kedalam plastik tahan panas dan di kedua
Alat yang digunakan dalam pembuatan larutan stok ujungnya ditali menggunakan karet kemudian semua
ini adalah Magnetic Stirrer, Timbangan analitik, tabung peralatan dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121 oC
erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, pipet makro, pipet tekanan 1 atm selama 15 menit. Setelah selesai, semua
mikro, pipet tetes, pengaduk, pH meter, MS dengan unsur peralatan dikeluarkan dan disimpan dalam Laminar Air
makro, MS dengan unsur mikro, besi, vitamin, ZPT (Kinetin Flow.
dan NAA).
b. Pembuatan Larutan Stok
b. Pembuatan Medium Larutan stok yang dibuat adalah Larutan stok A
Alat yang digunakan dalam pembuatan medium ini (Larutan hara makro), Larutan stok B (Larutan hara mikro),
adalah Timbangan analitik, Tabung erlenmeyer, kaca arloji, Larutan stok C (FeSO4 + 7H2O+ Na-EDTA),Larutan stok D
pengaduk, kompor listrik, botol kultur, plastik tahan panas, (Larutan Vitamin), Larutan Stok E (Larutan Mio-inositol)
karet pentil dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang dan Larutan Stok F (Larutan ZPT). Larutan Stok A dibuat 10
digunakan adalah makronutrien (NH4NO3, CaCl2.2H2O, kali dilarutkan dalam 100ml Aquades, larutan Stok B dibuat
MgSO4.7H2O, KNO3, KH2PO4), mikronutrien (MnSO4.H2O, 100 kali dilarutkan dalam 100 ml aquades, larutan stok C
ZnSO4.4H2O, H3O3, KI, NaMO4.2H2O, CuSO4.5H2O, dibuat 100 kali dilarutkan dalam 1 L aquades, larutan stok D
CoCl2.6H2O), zat besi (FeSO4.7H2O dan Fe-EDTA), vitamin dibuat 100 kali kedalam 100 ml aquades, larutan stok E
( Glycine, Nicotinic acid, Pyridoxine, HCl dan Thiamine dibuat 100 kali dilarutkan dalam 100 ml aquades, dan larutan
HCl), Myo-inositol, agar-agar, sukrosa, akuades, KOH atau stok F dibuat 100 kali dilarutkan kedalam 100 ml aquades.
NaOH 1M, HCL 1M, ZPT (Kinetin, IAA), Pembuatan Larutan Stok ZPT NAA dan
Kinetin. Pembuatan NAA 100 ppm dilakukan dengan
c. Sterilisasi Lingkungan Kerja penimbangan bahan dengan 100 kali konsentrasi. Padatan
Alat dan bahan yang digunakan untuk sterilisasi NAA dilarutkan dengan KOH 1 N sambil di aduk sampai
lingkungan kerja ini diantaranya adalah Laminar Air Flow, larut lalu ditambahkan 250 ml aquades steril kedalam
sprayer, Alkohol 70% dan tissue. erlenmeyer 500ml [4]. Setelah larutan homogen larutan
ditambhakan aquades kembali hingga volumenya mencapai
d. Sterilisasi Alat dan Media 500ml. Pembuatan larutan stok Kinetin 100 ppm yaitu bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk sterilisasi ditimbang bahan dengan 100 kali konsentrasi dan
Alat dan media adalah Autoclave, peralatan kaca (botol ditambahkan HCL 1N lalu ditambahkan 250ml aquades
kultur, erlenmeyer, Petridish, gelas piala), peralatan tanam steril kedalam erlenmeyer 500ml. Setelah bahan larut
(pinset, scalpel), aluminium foil, karet gelang, plastik tahan (homogen) larutan ditambahkan aquades steril sampai
panas, aquades). 500ml. Stok zatpengatur tumbuh disimpan dalam erlenmeyer
500ml dan permukaan botol ditutup dengan aluminium foil
e. Sterilisasi Bahan tanam serta diberi label. Semua larutan stok ZPT disimpan dalam
Alat dan bahan yang digunakan untuk sterilisasi lemari pendingin.
bahan tanam ini adalah botol kultur, pengaduk, Bunsen, Perhitungan volume lkarutan stok ZPT yang dicari
Pisau, gunting, tissue, larutan antifungal 2mg/l, larutan menggunakan rumus dibawah ini :
NaOCl 5,25%, larutal alkohol 70%, alkohol 96%, dan
aquades steril, daun kelor (Moringa oleifera L.). V1.M1 = V2.M2

f. Inokuasi Eksplan Keterangan :


Alat dan abahan yang digunakan untuk Inokulasi V1 = volume larutan stok yang dicari
eksolan adalah botol kultur berisi medium yang telah di M1 = konsentrasi larutan stok yang tersedia
Laporan Praktikum Kultur In vitro/2016/ kelompok 1 1

V2 = volume larutan stok yang akan dibuat gram, diaduk semua larutan supaya homogen, dipanaskan
M2 = konsentrasi larutan stok yang akan dibuat [11] medium dan diaduk secara terus menerus sampai tidak
terdapat partikel yang ada di medium, Dalam keadaan masih
Pembuatan larutan stok B (larutan hara mikro), cair, media dibagi kedalam 30 botol kultur yang telah
yang pertama dilakukan adalah ditimbang bahan penyusun disterilisasi dengan tinggi 2 – 3 cm/ botol.
larutan hara mikro satu persatu dengan 1000 kali konsentrasi, Pembuatan medium MS + NAA 0,5ppm + Kinetin
yaitu MnSO . H O (22,3 g/l), ZnSO4.7H2O (8,6 g/l), H BO 1ppm dengan stock 100ppm disiapkan erlenmeyer 500 ml,
47 2 3 3
(6,2 g/l), KI (0,83 g/l), CuSO4.H2O (0,025 g/l), diisi dengan larutan Stok A (NH4NO3) + Stok B (KNO3)
Na2MoO4.2H2O (0,25 g/l), CoCl2.6H2O (0,025 g/l). sebanyak 10 ml, Stok C (CaCl2.2H2O) + Stok D (MgSO4)
Masing – masing padatan dilarutkan dalam aquades secara sebanyak 5 ml, Stok E (FeSO4.7H2O dan Fe-EDTA) + Stok
terpisah. Setelah padatan larut, larutan disatukan dalam F (ZnSO4.4H2O) sebanyak 2,5 ml, ditambahkan Stok
Erlenmeyer kemudian ditambahkan aquades hingga 100ml. Myoinositol sebanyak 5 ml, Stok Vitamin sebanyak 0,5 ml,
Kemudian larutan dikocok dan dipindahkan pada botol ditambhakan gula 15 gram yang telah dilarutkan
dengan label stok Mikronutrien. Setelah itu, larutan stok menggunakan aquades, ditambahkan aquades sebanyak 200
disimpan dalam lemari es. ml diaduk semua larutan, ditambahkan NAA sebanyak 2,5
Pembuatan larutan stok A (larutan hara ml dan Kinetin sebanyak 5ml, diaduk hingga tercapur,
makro), yang pertama dilakukan adalah ditimbang bahan ditambahkan aquades sampai 500 ml dan ditambahkan agar
penyusun hara makro satu persatu dengan 1000 kali sebanyak 4 gram, diaduk semua larutan supaya homogen,
konsentrasi, yaitu NH4NO3, CaCl2.2H2O, MgSO4.7H2O, dipanaskan medium dan diaduk secara terus menerus sampai
KNO3, KH2PO4. Masing – masing padatan dilarutkan dalam tidak terdapat partikel yang ada dimedium, Dalam keadaan
aquades secara terpisah. Setelah padatan larut, larutan masih cair, media dibagi kedalam 30 botol kultur yang telah
disatukan dalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan disterilisasi dengan tinggi 2 – 3 cm/ botol.
aquades hingga 100ml. Kemudian larutan dikocok dan Pembuatan medium MS + NAA 1ppm + Kinetin
dipindahkan pada botol dengan label stok Makronutrien. 0,5ppm dengan stock 10ppm disiapkan erlenmeyer 250 ml,
Setelah itu, larutan stok disimpan dalam lemari es. diisi larutan Stok A (NH4NO3) + Stok B (KNO3) sebanyak 5
Pembuatan Larutan stok FeSO4.7H2O dan ml, Stok C (CaCl2.2H2O) + Stok D (MgSO4) sebanyak 2,5
ml, Stok E (FeSO4.7H2O dan Fe-EDTA) + Stok F
Na2EDTA, Padatan FeSO . H O ditimbang sebanyak 2,78 (ZnSO4.4H2O) sebanyak 1,25 ml, ditambahkan Stok
47 2
g/l kemudian dilarutkan dalam aquades sedikit demi sedikit. Myoinositol sebanyak 2,5 ml, Stok Vitamin sebanyak 0,25
Setelah padatan larut, larutan dimasukkan ke dalam ml, ditambahkan gula 7,5 gram yang telah dilartkan
Erlenmeyer dengan ukuran 100 mL. larutan ditambah menggunakanaquades, ditambahkan aquades sebanyak 150
aquades hingga mecapai batas 1 L dalam Erlenmeyer. ml diaduk semua larutan, ditambahkan NAA 25 ml dan
Larutan dikocok lalu dipindah dalam botol dengan di beri Kinetin 12,5 ml, diaduk hingga tercapur, ditambahkan
label stok FeSO . H O dan dismpan dalam lemari es. aquades hingga 250 ml dan ditambahkan Agar sebanyak 2
47 2
Pembuatan larutan stok Na EDTA dilakukan dengan gram, diaduk semua larutan supaya omogen, dipanaskan
2 medium dan diaduk secara terus menerus sampai tidak
menimbang padatan Na EDTA ditimbang sebanyak 3,73 g/l terdapat partikel yang ada di medium, dalam keadaan masih
2
kemudian dilarutkan dalam aquades sedikit demi sedikit. cair, media dibagi kedalam 15 botol kultur yang telah
Setelah padatan larut, larutan dimasukkan ke dalam disterilisasi dengan tinggi 2 – 3 cm/botol.
Erlenmeyer dengan ukuran 100 mL. larutan ditambah Pembuatan medium MS + NAA 1ppm + Kinetin 1
aquades hingga mecapai batas 1 L dalam Erlenmeyer. ppm dengan stock 100ppm disiapkan erlenmeyer 250 ml,
Larutan dikocok lalu dipindah dalam botol dengan di beri diisi larutan Stok A (NH4NO3) + Stok B (KNO3) sebanyak 5
label stok Na EDTA dan dismpan dalam lemari es. ml, Stok C (CaCl2.2H2O) + Stok D (MgSO4) sebanyak 2,5
2
ml, Stok E (FeSO4.7H2O dan Fe-EDTA) + Stok F
c. Pembuatan dan Sterilisasi Medium Kultur In – Vitro (ZnSO4.4H2O) sebanyak 1,25 ml, ditambahkan Stok
Pada praktikum ini digunakan 4 medium yang Myoinositol sebanyak 2,5 ml, Stok Vitamin sebanyak 0,25
ml, ditambahkan gula 7,5 gram yang telah dilartkan
berbeda, yaitu MSO (500 ml) , MS + NAA 0,5ppm + Kinetin
menggunakanaquades, ditambahkan aquades sebanyak 150
1ppm (500 ml) , MS + NAA 1ppm + Kinetin 0,5ppm (250
ml diaduk semua larutan, ditambahkan IAA 2,5 ml dan
ml) , dan MS + IAA 1ppm + Kinetin 1ppm (250 ml).
Kinetin 2,5 ml, diaduk hingga tercapur, ditambahkan
Pembuatan medium MSO disiapkan erlenmeyer
500 ml, diisi dengan larutan Stok A (NH4NO3) + Stok B aquades hingga 250 ml dan ditambahkan Agar sebanyak 2
(KNO3) sebanyak 10 ml, Stok C (CaCl2.2H2O) + Stok D gram, diaduk semua larutan supaya homogen, dipanaskan
medium dan diaduk secara terus menerus sampai tidak
(MgSO4) sebanyak 5 ml, Stok E (FeSO4.7H2O dan Fe-
terdapat partikel yang ada di medium, dalam keadaan masih
EDTA) + Stok F (ZnSO4.4H2O) sebanyak 2,5 ml,
cair, media dibagi kedalam 15 botol kultur yang telah
ditambahkan Stok Myoinositol sebanyak 5 ml, Stok Vitamin
sebanyak 0,5 ml, ditambhakan gula 15 gram yang telah disterilisasi dengan tinggi 2 – 3 cm/botol.
dilarutkan menggunakan aquades, ditambahkan aquades Setelah medium diletakkan didalam botol kultur,
ditutup botol kultur menggunakan plastik tahan panas yang
sebanyak 200 ml diaduk semua larutan, ditambahkan
diikat dengan karet. Diberi label pada botol kultur sesuai
aquades sampai 500 ml dan ditambahkan agar sebanyak 4
dengan nama medium dan tanggal pembuatan medium.
Laporan Praktikum Kultur In vitro/2016/ kelompok 1 1

Medium disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 oC dengan aquades selama 2 x 3 menit di dalam Laminar Air
tekanan 1,2 atm selama 15 menit. Selanjutnya diambil Flow. Pembilasan dengan menggunakan air mengalir berkali
medium dari autoklaf dan dikencangkan ikatan karet yang – kali dan pembilasan menggunakan aquades bertujuan
ada di botol, diletakkan ditempat yang sudah disemprot untuk menghilangkan sisa – sisa bahan aktif yang masih
alkohol dan saat pemindahan kultur dari autoklaf ke tempat menempel dipermukaan bahan tanaman [14].
penyimpanan pada bagian atas botol kultur disemprot
dengan alkohol dan Selanjutnya disimpan medium pada 3.2 Hasil dan pembahasan
ruang penyimpanan Hasil pengamatan terhadap eksplan membentuk
kalus menunjukkan bahwa kalus terinduksi pada medium
d. Sterilisasi dan inokulasi Eksplan MS + NAA 0,5ppm + Kinetin 1ppm (gambar 1b), sedangkan
Pada sterilisasi eksplan yang dilakukan pertama dari medium MSO sebagai kontol (gambar 1a), medium MS
adalah disediakan alat (gunting, pinset, petridisck, botol + NAA 1ppm + Kinetin 0,5ppm (gambar 1c) dan medium
bersih, media, botol kosong, buncen, beker glass, alkohol) MS + NAA 1ppm + Kinetin 1 ppm (gambar 1d) tidak
yang telah disterilkan didalam Laminar Air Flow. menunjukkan kalus yang terinduksi. Dapat dilihat pada
Disediakan eksplan daun kelor (Moringa oleifera L.) dari gambar dibawah ini :
lapang. Selnajutnya dicuci eksplan daun kelor (Moringa
oleifera L.) dengan menggunakan air mengalir selama 10
menit, direndam dalam larutan air sabun selama 10 menit,
dicuci eksplan dengan air mengalir selama 5 menit.
kemudian direndam eksplan dalam larutan antifungal hingga
terendam selama 10 menit, selanjutnya direndam larutan (a) (b) (c) (d)
NaOCl 3% selama 3 menit, selanjutnya direndam eksplan Gambar 1a : Eksplan pada medium MSO, 1b: Eksplan pada medium
dengan alkohol 96% selama 3 menit, dan dicuci dengan MS + NAA 0,5ppm + Kinetin 1ppm, 1c: Eksplan pada medium MS
aquades selama 2 x 3 menit di dalam Laminar Air Flow. + NAA 1ppm + Kinetin 0,5ppm, 1d : Eksplan pada medium MS +
Diambil eksplan dari dalam aquades, di potong kecil, NAA 1ppm + Kinetin 1 ppm. (foto pribadi,2016)
dimasukkan kedalam botol kultur, dipanaskan mulut botol
sebelum dimasukkan eksplan dan sebelum ditutup, disimpan
dalam ruang penumbuh dan diamati tiap harinya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Fungsi Perlakuan DAFTAR PUSTAKA
[1] WHO
Perlakuan yang paling penting pada praktikum ini
[2] Wetherel, D.F. “Propagasi Tanaman Secara In Vitro”.New
adalah proses sterilisasi. Hal ini dikarenakan dalam Jersey: Avery Publishing Group Inc.(2008).
melakukan kultur diperlukan kondisi yang aseptik, baik dari [3] Toonen MAJ,de Vries SC.”initiation of somatic embryos from
peralatan yang digunakan, bahan tanaman, medium, maupun single cells”. Dalam Wang TU, “Cumming A (ed).
lingkungan [11]. Sehingga perlu dilakukan sterilisasi agar Embryogenesis the generation of a plant”. United Kigdom: Bios
tidak terjadi kontaminasi. Sterilisasi alat dan medium dengan Scientific Publishers.Ltd.(1996).
cara memasukkan ke dalam autoklaf pada tekanan 1,2 atm [4] Dixon, R.A. “Plant Tissue Culture”. New York: A Practical
dengan suhu 121 oC selama 15 menit. Ada beberapa alat yang Approach Series. Academic Press Inc.(1985).
sterilisasinya menggunakan pemijaran (dengan api [5] Yusnita, “Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara
langsung) seperti jarum inokulum, pinset, scalpel. Untuk Efisien”. Jakarta: Agromedia Pustaka (2004).
[6] Chawla, H.S. “Introduction to Plant Biotechnology”.USA:
sterilisasi lingkungan kerja menggunakan penyinaran Science Publishers Inc.(2000).
dengan UV, sinar ultra violet berfungsi untuk membunuh [7] Purwanto, A.W. “Sansievera Flora Cantik Penyerap
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Racun”.Yogyakarta : Kanisius (2008).
Cabinet [13]. [8] Chen, J.T. and W.C. Chang. Effect of Auxin and Cytokinins on
Direct Somatic Embryogenesis on Leaf Explant of
Pada sterilisasi eksplan yang pertama dilakukan Oncidium’’Gower Ramsey’’ Plant Growth Regulation. 34:
adalah dicuci eksplan daun kelor (Moringa oleifera L.) 229-232.(2001)
dengan menggunakan air mengalir selama 10 menit, [9] Chithra, M., K.P. Martin, C. Sunandakumari, and P.V.
Madhusoodanan. Somatic Embryogenesis, Encapsulation, and
bertujuan untuk membuang bagian – bagian yang kotor dan
Plant Regeneration of Rotula aquatica., A Rare Rhoeophytic
mati. Selanjutnya direndam dalam air sabun selama 10 Woody Medical Plant. In Vitro Cellular & Developmental
menit, dicuci eksplan dengan air mengalir selama 5 menit. Biology. 41 : 28-31.(2005)
Hal ini bertujuan untuk memecah koloni konyaminan yang [10] Huan, L.V.T., T. Takamura, and M. Tanaka.Callus Formation
masih menempel dipermukaan agar koloni tersebut lebih and Plant Regeneration from Callus Through Somatic Embryo
Structures in Cymbidium orchid. Plant Science. 166: 1443-
respon terhadap bahan – bahan sterilisasi, selain itu juga 1449.(2004).
berfungsi untuk mengurangi dan menghilangkan senyawa [11] Hendaryono, D. P.” Teknik Kultur Jaringan (Pengenalan dan
fenol, terutama pada tanaman yang kandungan fenoliknya Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-
tinggi. kemudian direndam eksplan dalam larutan antifungal Modern)”.Yogyakarta : kasinus (1994).
[12] Dodds, Y. and L.W. Robert. “Experiment in Plant Tissue
hingga terendam selama 10 menit, selanjutnya direndam Culture”. London: Cambridge University Press.( 1982).
larutan NaOCl 3% selama 3 menit, selanjutnya direndam [13] Barker, Kathy. “At The Bench, A Laboratory Navigator”. New
eksplan dengan alkohol 96% selama 3 menit, dan dicuci York: Cold Spring Harbor Laboratory Press (1998).
Laporan Praktikum Kultur In vitro/2016/ kelompok 1 1

[14] Gunawan, L.W. “Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan”.


Bogor:Institut Pertanian Bogor (1992).
[15] Hartman,H.T.,D.E. Kester dan F.T. Davies Jr. “Plant
Propagation principles and practices”.Englewood Clifts. New
Jersey: Prentice-Hall International,Inc.(1990).
[16] Lizawati. Induksi Kalus Embriogenik Dari Eksplan Tunas
Apikal Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Dengan
Penggunaan 2,4 D Dan TDZ. “Jurnal Biologi”. Jambi:
Universitas Jambi. Vol 1 No.2: ISSN:2302-6472.(2012).
[17] Wattimena, G.A dan N.A. Mattjik. “Pemulihan tanaman secara
In Vitro. Dalam Tim Laboratorium Klutur Jaringan (Ed.).
Bogor: Bioteknologi Tanaman. PAU Bioteknologi, Institut
Pertanian Bogor (1992).
[18] Pierik, R.L.M. “In Vitro culture of hinger plant”. Netherlands:
Martinus Nijhoft Publisher (1986).

Anda mungkin juga menyukai