Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PENGANTAR
Buku pedoman ini mengatur tentang kegiatan operasional di bagian Kredit yang mencakup :
- Prosedur pemberian dan pencairan kredit
- Prosedur penerimaan pembayaran angsuran kredit dari debitur
- Prosedur pelunasan kredit
- Prosedur penghapusbukuan kredit dan penerimaan kembali kredit yang dihapusbuku
- Prosedur pembentukan cadangan PPAP
- Prosedur restrukturisasi kredit
- Pengambilalihan agunan
Bank merupakan badan usaha yang menghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi intermediasi
tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila terdapat keseimbangan antara dana yang
berhasil dihimpun oleh Bank dan dana yang disalurkan kembali kepada masyarakat.
Bank memiliki kewajiban untuk membayar bunga dengan tingkat suku bunga tertentu, yang
lazimnya mengacu pada tingkat suku bunga pasar, atas dana yang dihimpun dari masyarakat
dalam bentuk tabungan dan deposito. Agar kewajiban kepada pemilik dana terpenuhi maka
Bank harus dapat mengelola dana tersebut agar menghasilkan pendapatan yang optimal bagi
Bank. Salah satu bentuk penanaman dana yang memberikan kontribusi penghasilan relatif
besar bagi Bank adalah penyaluran kredit.
Mengingat kontribusinya yang relatif besar terhadap pendapatan Bank secara keseluruhan
maka penyaluran dana dalam bentuk kredit perlu didukung dengan sistem operasional dan
prosedur operasional yang dapat dijadikan pedoman oleh petugas terkait. Melalui mekanisme
kerja yang diatur secara standar diharapkan menghasilkan pelayanan yang cepat, aman dan
terkontrol dalam operasional perkreditan, yang pada akhirnya memberikan image yang positif
bagi Bank sebagai lembaga intermediasi.
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga
3. Debitur adalah Nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan
nasabah yang bersangkutan
4. Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam
rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah;
5. Kredit Pasar adalah kredit yang khusus diberikan kepada pedagang-pedagang kecil yang
ada di pasar.
6. Kredit Pegawai adalah kredit yang diberikan kepada pegawai yang berpenghasilan tetap.
Yang dapat memperoleh kredit pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non PNS di
lingkup Pemerintah Daerah.
7. Kredit Umum adalah kredit yang ditujukan kepada debitur usaha kecil.
8. Kredit Program adalah kredit yang ditujukan kepada debitur usaha kecil binaan dinas
terkait.
9. Agunan yang Diambil Alih yang untuk selanjutnya disebut AYDA adalah aktiva yang
diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan
penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di
luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada
Bank.
10. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang untuk selanjutnya disebut PPAP adalah
cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu berdasarkan kualitas Aktiva.
11. Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan
perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya,
yang dilakukan antara lain melalui:
a. penurunan suku bunga Kredit
b. perpanjangan jangka waktu Kredit
c. pengurangan tunggakan bunga Kredit
d. pengurangan tunggakan pokok Kredit
e. penambahan fasilitas Kredit
12. Hapus buku adalah tindakan administratif Bank untuk menghapus buku Kredit yang
memiliki kualitas Macet dari neraca sebesar kewajiban debitur tanpa menghapus hak tagih
Bank kepada debitur.
III. KEBIJAKAN
1. Yang dapat menjadi debitur adalah :
- Perorangan
- Perusahaan (CV, Perseroan Terbatas / PT dan Firma)
- Yayasan
- Koperasi.
2. Produk kredit tidak ditujukan untuk memberikan pembiayaan kepada bank lain.
3. Yang dapat menjadi debitur hanya Warga Negara Indonesia.
4. Setiap pemberian kredit kepada nasabah wajib dijamin dengan agunan, kecuali jenis kredit
tertentu yang dikecualikan. Ketentuan mengenai jenis agunan dan besarnya collateral
coverage akan diatur lebih lanjut dalam kebijakan perkreditan Bank
5. Pencarian kredit dapat dilakukan setelah dilakukan pengikatan kredit dan jaminanan sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia dan seluruh persyaratan pemberian
kredit telah dipenuhi.
6. Apabila terdapat persyaratan yang belum terpenuhi pada saat kredit akan dicairkan maka
pencairan hanya dapat dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari pejabat Kredit yang
berwenang.
7. Persyaratan pengajuan kredit, besarnya fasilitas kredit dan jangka waktu kredit untuk
setiap jenis kredit akan diatur lebih lanjut dalam Kebijakan Perkreditan Bank
8. Seluruh copy dokumen yang diperoleh dari calon debitur harus dicocokan dengan asli
dokumennya oleh petugas yang menerima dokumen tersebut. Sebagai tanda bahwa
petugas terkait telah mencocokan antara asli dokumen dan foto copy dokumen maka
petugas terkait akan membubuhkan stempel “Sesuai dengan Aslinya” dan membubuhkan
paraf disamping stempel tersebut
9. Calon debitur yang belum memiliki rekening di Bank diwajibkan untuk mengisi formulir
Data Master Nasabah (KYC)
10. Untuk meningkatkan dana pihak ketiga Bank dan mempermudah administrasi fasilitas
kredit debitur, disarankan kepada debitur untuk membuka rekening tabungan di Bank dan
mempergunakan rekening tersebut sebagai sarana untuk menampung pencairan kredit,
pendebetan biaya provisi dan administrasi kredit, pendebetan angsuran pokok dan bunga
kredit serta untuk menampung seluruh aktivitas bisnis debitur.
11. Pembayaran angsuran kredit sebelum jatuh tempo angsuran dibukukan sementara pada
pos kewajiban segera sampai dengan jatuh tempo angsuran kredit. Pada saat tanggal jatuh
tempo angsuran kredit, dana angsuran pokok akan dipergunakan untuk mengurangi
kewajiban debitur dan dana angsuran bunga akan diakui sebagai pendapatan bunga
12. Pembayaran bunga setelah tanggal angsuran akan dikenakan denda yang besarnya akan
ditetapkan secara terpisah dalam Kebijakan Perkreditan Bank
13. Pembayaran angsuran kredit harus sesuai dengan jumlah angsuran pokok dan bunga yang
jatuh tempo.
14. Apabila jumlah setoran angsuran debitur lebih kecil dari jumah angsuran pokok dan
bunga maka akan di catat sebagai pembayaran bunga terlebih dahulu (selama debitur
tergolong Lancar dan Kurang Lancar), namun demikian bilamana debitur termasuk
kategori Diragukan atau Macet maka pembayaran tersebut akan dipergunakan untuk
mengurangi baki debet kreditnya terlebih dahulu. Kebijakan ini ditetapkan sesuai dengan
PSAK No. 31 revisi 2001, dalam hal terdapat perubahan peraturan yang diacu maka
manajemen akan menyesuaikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
15. Administrasi dan penyimpanan semua formulir-formulir yang berkaitan dengan produk
kredit diatur sebagai berikut :
- Kebutuhan atas formulir-formulir yang berkaitan dengan kredit dapat diperkirakan
sendiri oleh Bank, akan tetapi harus selalu diperhatikan bahwa persediaan (stock)
yang ada cukup untuk kebutuhan minimal selama 3 bulan. Apabila persediaan (stock)
minimum berada dibawah kebutuhan 3 bulan, maka perlu dilakukan pemesanan
kembali dan maksimal untuk kebutuhan 1 tahun.
- Stock Besar/Stock Supply (persediaan dalam jumlah besar) dikelola oleh bagian
umum atau pejabat yang ditunjuk secara tertulis. Posisi persediaan dari stock besar
diadministrasikan dalam Buku Persediaan Barang yang antara lain mencatat setiap
mutasi penerimaan dan pengeluaran persediaan stock besar.
- Stock Harian/Working Supply (persediaan dalam jumlah kecil) dikelola oleh petugas
kredit. Posisi persediaan dari stock kecil ditatausahakan dalam Buku Administrasi
Stock Harian Formulir kredit yang antara lain mencatat setiap mutasi penerimaan dan
pengeluaran persediaan stock kecil.
16. Hapus buku hanya dapat dilakukan terhadap penyediaan dana yang memiliki kualitas
Macet.
17. Hapus buku tidak dapat dilakukan terhadap sebagian penyediaan dana (partial write off).
18. Hapus buku hanya dapat dilakukan setelah Bank melakukan berbagai upaya untuk
memperoleh kembali Aktiva Produktif yang diberikan.
19. Bank wajib mengadministrasikan data dan informasi mengenai Aktiva Produktif yang
telah dihapus buku
5. Surat kuasa
6. Formulir Permohonan Kredit Pasar / Kredit Pegawai / Kredit Umum / Kredit Program
7. Tanda terima agunan
8. Tanda terima pengambilan agunan
9. Laporan kunjungan debitur
10. Laporan penilaian agunan kredit
11. Nota analisa kredit.
Kredit Pegawai
- Daftar rincian gaji calon debitur
- Surat kuasa memotong gaji untuk bendahara dengan diketahui kepala kantor instansi
setempat.
- Surat persetujuan dari Kepala Kantor instansi setempat
- Foto copy Surat Keputusan pengangkatan sebagai pegawai dan Surat kenaikan gaji
berkala yang terakhir.
Kredit Umum
- Foto copy identitas calon debitur dan suami/istrinya serta identitas pemilik jaminan
dan suami/istrinya yang masih berlaku.
- Foto copy kartu keluarga calon debitur dan pemilik agunan
- Foto copy surat nikah,
- Foto copy akte pisah harta,
- Foto copy bukti kepemilikan agunan berupa BPKB beserta STNK dan atau sertifikat
tanah beserta PBB terakhir.
- Apabila BPKB tidak atas nama debitur (tidak dilakukan balik nama) maka wajib
dilengkapi dengan surat keterangan kepemilikan dari Kepala Desa setempat.
- Foto copy surat ijin usaha sesuai dengan jenis usahanya.
Kredit Program
- Foto copy identitas calon debitur dan suami/istrinya serta identitas pemilik jaminan
dan suami/istrinya yang masih berlaku.
- Foto copy kartu keluarga calon debitur dan pemilik agunan
- Foto copy surat nikah
- Foto copy akte pisah harta
- Foto copy bukti kepemilikan agunan berupa BPKB beserta STNK dan atau sertifikat
tanah beserta PBB terakhir.
- Apabila BPKB tidak atas nama debitur (tidak dilakukan balik nama) maka wajib
dilengkapi dengan surat keterangan kepemilikan dari Kepala Desa setempat.
- Foto copy surat ijin usaha sesuai dengan jenis usahanya.
- Surat rekomendasi dinas terkait.
- Persyaratan lain sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh pemilik dana atau dinas
terkait.
3. Menyerahkan formulir permohonan kredit (sesuai dengan jenis kredit), formulir Data
Master Nasabah (KYC) dan seluruh persyaratan pengajuan kredit kepada Bagian
Pemasaran.
4. Menerima surat pemberitahuan Penolakan Kredit atau Surat Penawaran Kredit secara
langsung maupun melalui petugas expedisi dari Bank.
5. Apabila calon debitur menyetujui Surat Penawaran Kredit dari Bank maka debitur
menandatangani Surat Penawaran Kredit di atas meterai (sesuai dengan ketentuan
mengenai permeteraian yang berlaku) dan menyerahkan kembali ke Bank.
6. Menyerahkan bukti kepemilikan agunan yang asli kepada Bank dan membicarakan jadwal
pengikatan kredit serta jadwal pencairan kreditnya.
7. Menerima tanda terima dari Bank atas penyerahan asli bukti kepemilikan agunan.
8. Melakukan pengikatan kredit dan pengikatan agunan yang dijadikan jaminan fasilitas kredit
yang diterima dari Bank, termasuk memberikan kuasa kepada Bank untuk melakukan
pendebetan rekening tabungannya guna melunasi angsuran pokok dan bunga kredit serta
seluruh biaya yang timbul berkaitan dengan pemberian fasilitas kredit kepada debitur.
9. Menerima salinan pengikatan kredit dan jaminan dari Bank. Apabila pengikatan dilakukan
secara notariil maka salinan atas pengikatan tersebut baru dapat diserahkan setelah Bank
menerima salinan dari Notaris terkait.
10. Apabila realisasi kredit dikreditkan ke rekening tabungan debitur maka debitur akan
menyerahkan buku tabungannya untuk disesuaikan dengan transaksi realisasi pencairan
kredit.
11. Menerima nota kredit dan nota debet lembar ke-2 dan buku tabungan yang telah
disesuaikan mutasinya oleh Teller.
12. Apabila realisasi kredit dilakukan secara tunai maka debitur akan diminta untuk
menyerahkan kartu identitas asli dan menandatangani kuitansi realisasi kredit.
13. Menerima asli kartu identitas, kuitansi lembar ke-2 dan uang tunai dari Teller.
Bagian Pemasaran
1. Menerima formulir permohonan kredit dan formulir Data Master Nasabah (KYC) berikut
dengan seluruh persyaratan pengajuan kredit yang telah diisi lengkap dan ditandatangani
oleh calon debitur.
2. Petugas Pemasaran akan mencocokan seluruh copy dokumen yang diperoleh dari calon
debitur dengan asli dokumennya. Sebagai tanda bahwa telah mencocokan antara asli
dokumen dan foto copy dokumen maka petugas pemasaran akan membubuhkan stempel
“Sesuai dengan Aslinya” dan membubuhkan paraf disamping stempel tersebut.
3. Selanjutnya petugas pemasaran akan memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian
formulir permohonan kredit dan Data Master Nasabah (KYC) serta mencocokan dengan
data-data yang ada pada persyaratan pengajuan kredit sesuai dengan bentuk hukum
masing-masing calon debitur.
a. Bagi calon debitur perorangan maka data-data dimaksud wajib dicocokan dengan
identitas calon debitur yang antara lain berupa Buku Tanda penduduk (KPT), Surat Ijin
Mengemudi (SIM), Passport dan identitas lainnya yang menurut pertimbangan bank
dapat diterima.
b. Bagi calon debitur berbentuk hukum perseroan terbatas maka data-data dimaksud
wajib dicocokan dengan dokumen-dokumen pendukung seperti akta pendirian dan
anggaran dasar perseroan terbatas yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, akta pengangkatan pengurus yang
terakhir, identitas pengurus dan surat kuasa (jika diperlukan).
c. Bagi calon debitur berbentuk hukum yayasan maka data-data dimaksud wajib
dicocokan dengan dokumen-dokumen pendukung seperti akta pendirian yayasan yang
telah disahkan oleh instansi terkait, akta pengangkatan pengurus yang terakhir,
identitas pengurus dan surat kuasa (jika diperlukan).
d. Bagi calon debitur berbentuk hukum koperasi maka data-data dimaksud wajib
dicocokan dengan dokumen-dokumen pendukung seperti akta pendirian koperasi yang
telah disahkan oleh dinas koperasi terkait, akta pengangkatan pengurus yang terakhir,
identitas pengurus dan surat kuasa (jika diperlukan).
4. Apabila terdapat ketidaklengkapan dan atau kesalahan dalam pengisian formulir
permohonan kredit dan formulir Data Master Nasabah (KYC) maka harus dikembalikan
kepada calon debitur untuk dilakukan koreksi dan dibubuhi paraf disamping koreksi yang
dilakukan.
5. Petugas pemasaran akan membubuhkan paraf di formulir permohonan kredit dan formulir
Data Master Nasabah (KYC) sebagai bukti bahwa petugas pemasaran telah melakukan
pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran pengisian formulir tersebut
6. Petugas pemasaran akan melakukan interview/wawancara untuk menggali informasi
mengenai latar belakang calon debitur, usaha debitur, tujuan penggunaan dana, jumlah
fasilitas yang dibutuhkan, agunan yang akan diserahkan kepada Bank dan hal-hal lain yang
diperlukan oleh petugas pemasaran untuk melakukan evaluasi terhadap prospek usaha,
kemampuan membayar dan kondisi keuangan calon debitur.
7. Petugas pemasaran akan menjadwalkan dan melakukan survey ke lokasi usaha dan agunan
calon debitur untuk melakukan cross check atas informasi yang disampaikan calon debitur
sekaligus melakukan penilaian terhadap agunan yang akan diserahkan oleh calon debitur.
8. Khusus untuk pengajuan kredit pasar (di atas jumlah tertentu), survey dilakukan oleh
petugas pemasaran bersama-sama dengan petugas pos pelayanan.
9. Khusus untuk kredit pegawai akan dilakukan konfirmasi kepada juru bayar/bendahara
melalui telepon atau kunjungan secara langsung.
10. Apabila calon debitur kredit pasar dan kredit pegawai dipersyaratkan untuk menyerahkan
agunan maka bagian pemasaran wajib melakukan survey dan penilaian terhadap agunan
yang akan diserahkan oleh calon debitur.
11. Hasil survey akan dituangkan dalam aplikasi permohonan kredit yang ditandatangani oleh
petugas pemasaran dan calon debitur.
12. Petugas pemasaran akan menyusun laporan hasil penilaian jaminan kredit (jika ada).
13. Hasil survey yang dilakukan oleh petugas pemasaran disertai dengan foto lokasi usaha dan
agunan debitur. Khusus untuk laporan penilaian agunan, selain dilampiri foto agunan, juga
disertai peta menuju ke lokasi agunan debitur.
14. Petugas pemasaran akan menganalisa kelayakan permohonan kredit kepada calon debitur
dengan membuat nota analisa kredit.
15. Untuk kredit pegawai, petugas pemasaran akan membuat nota analisa kredit berdasarkan
informasi hasil konfirmasi dengan bendahara instansi terkait.
16. Selanjutnya petugas pemasaran akan meneruskan seluruh berkas permohonan kredit
debitur, seluruh kelengkapan pengajuan kredit dan hasil survey usaha, laporan penilaian
agunan (jika ada) dan Nota analisa kredit kepada Kepala Bagian Pemasaran untuk dilakukan
pemeriksaan.
17. Bilamana seluruh berkas pengajuan permohonan kredit telah lengkap maka akan
diteruskan kepada Komite Kredit untuk memperoleh keputusan.
18. Menerima seluruh berkas pengajuan kredit dari calon debitur yang telah diputuskan oleh
Komite Kredit dari Kepala Bagian Pemasaran.
19. Membuat konsep surat pemberitahuan Penolakan Kredit atau Surat Penawaran Kredit
kepada calon debitur.
20. Menyampaikan surat pemberitahuan Penolakan Kredit atau Surat Penawaran Kredit secara
langsung maupun melalui petugas expedisi kepada calon debitur.
21. Menerima Surat penawaran kredit yang telah ditandatangani oleh calon debitur di atas
meterai sesuai ketentuan permeteraian yang berlaku.
22. Menerima asli bukti kepemilikan agunan dari calon debitur dan meneruskan kepada Bagian
legal untuk dibuatkan tanda terima.
23. Menyerahkan tanda terima asli bukti kepemilikan agunan yang dibuat oleh bagian legal
kepada calon debitur.
24. Menyerahkan seluruh berkas pengajuan kredit dari calon debitur yang telah diputuskan
oleh Komite Kredit untuk dipersiapkan pengikatannya.
25. Mengatur jadwal pengikatan kredit dan agunan dengan calon debitur serta jadwal
pencairan kredit.
26. Menerima informasi secara tertulis dari bagian legal mengenai realisasi pelaksanaan
pengikatan kredit dan agunan.
27. Membuat Memo Intern/Nota kepada Bagian Operasional mengenai fasilitas kredit yang
diberikan kepada debitur dengan dilampiri copy permohonan kredit debitur, copy Data
Master Nasabah (KYC) dan copy persetujuan fasilitas kredit dari komite kredit. Memo
Intern/Nota tersebut harus disetujui oleh Kepala Bagian Pemasaran.
28. Menerima Memo Intern/Nota berikut dengan lampirannya dari Kepala Bagian Pemasaran
dan mendistribusikan kepada Kepala Bagian Operasional. Copy dari Memo Intern/Nota
tersebut diteruskan ke Petugas Administrasi untuk di simpan dalam file kredit debitur.
Komite Kredit
1. Menerima dari Kepalan Bagian Pemasaran seluruh berkas permohonan kredit debitur
beserta seluruh kelengkapan pengajuan kredit dan hasil survey usaha serta laporan
penilaian agunan (jika ada).
11. Menyimpan asli bukti kepemilikan agunan debitur dalam almari besi di ruang
khasanah/vault/kluise/strong room.
12. Mengadministrasikan seluruh berkas kredit debitur dalam satu file kredit sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Bank
5. Untuk kredit umum, kredit program dan kredit pasar akan dilengkapi dengan Kartu
Angsuran yang dipersiapkan oleh petugas operasional (back office).
6. Petugas operasional (back office) akan mempersiapkan nota kredit (apabila pencairan
kredit dimasukan ke rekening tabungan debitur) atau kuitansi realisasi kredit (rangkap 3)
bila pencairan kredit secara tunai.
7. Pada saat bersamaan, Petugas operasional (back office) harus membuat nota debet
pendebetan biaya provisi, biaya administrasi dan biaya-biaya lain yang timbul dari
pemberian fasilitas kredit debitur.
8. Apabila pencairan kredit dilakukan secara tunai maka kuitansi yang dibuat merupakan
jumlah bersih pencairan kredit setelah dikurangi provisi, biaya adminitrasi dan dan biaya-
biaya lain yang timbul dari pemberian fasilitas kredit debitur. Untuk itu, dalam kuitansi
harus diuraikan secara jelas :
- Jumlah pencairan kredit
- Jumlah provisi
- Jumlah biaya administrasi
- Jumlah biaya-biaya lainnya yang dibebankan.
- Jumlah bersih yang diterima debitur
9. Nota debet, nota kredit atau kuitansi tersebut beserta seluruh berkas fasilitas kredit
debitur yang diperoleh dari Bagian Pemasaran diserahkan ke kepala Bagian Operasional
dan Direksi untuk memperoleh persetujuan.
10. Menerima kembali nota kredit dan nota debet atau kuitansi realisasi kredit berikut dengan
berkas pendukungnya yang telah disetujui oleh Kepala Bagian Operasional dan salah satu
anggota direksi.
11. Meneruskan nota kredit dan nota debet atau kuitansi kepada Teller untuk dilakukan
realisasi kredit.
12. Pada akhir hari kerja akan dilakukan pencocokan antara realisasi kredit dengan mutasi
debet pada buku besar kredit yang diberikan untuk tiap-tiap jenis kredit dan pencocokan
antara jumlah kredit per jenis kredit antara daftar nominatif dengan saldo menurut buku
besar.
Teller
1. Menerima nota kredit dan nota debet atau kuitansi realisasi pencairan kredit dari petugas
operasional (back office)
2. Memeriksa kebenaran dan kelengkapan nota kredit dan nota debet atau kuitansi realisasi
pencairan kredit
3. Apabila realisasi pencairan kredit dilakukan dengan nota kredit dan nota debet maka Teller
akan menginput nota kredit realisasi kredit dan nota debet pembebanan biaya provisi,
biaya administrasi dan biaya-biaya lain yang terkait dengan fasilitas kredit debitur pada
aplikasi tabungan.
4. Selanjutnya dilakukan validasi terhadap nota debet dan nota kredit tersebut dan di paraf
oleh Teller yang bersangkutan.
5. Apabila pada saat itu debitur datang di Bank maka dapat dilakukan penyesuaikan mutasi
tabungan pada buku tabungan nasabah.
6. Teller akan membubuhkan paraf di buku tabungan nasabah sebagai bukti bahwa transaksi
tersebut telah diinput dalam system Bank.
7. Teller akan menyerahkan nota kredit dan nota debet lembar ke-2 dan buku tabungan
kepada nasabah serta nota kredit dan nota debet lembar ke-3 kepada petugas operasional
(back office). Apabila nasabah akan melakukan penarikan tunai tabungan pada saat itu juga
maka prosedurnya sesuai dengan prosedur penarikan tunai tabungan seperti biasa.
8. Apabila realisasi pencairan kredit dilakukan dengan kuitansi maka Teller akan minta asli
identitas debitur untuk dicocokkan dengan data-data pada kuitansi realisasi kredit.
9. Bila identitas nasabah cocok dengan data pada kuitansi realisasi kredit maka Teller akan
meminta kepada debitur untuk membubuhkan tanda tangan di pada halaman depan dan
belakang kuitansi.
10. Teller akan mencocokkan tanda tangan pada kuitansi dengan tanda tangan pada kartu
identitas debitur. Bila mana tanda tangan telah sesuai maka Teller akan membubuhkan
stempel “TELAH DIVERIFIKASI” dan membubuhkan parafnya.
11. Teller akan menginput realisasi kredit tersebut pada aplikasi teller dan melakukan validasi
pada kuitansi tersebut tersebut. Apabila mesin validasi tidak/belum dapat digunakan maka
sebagai ganti kuitansi tersebut diberikan stempel “TELLER”dan stempel “TUNAI” serta di
paraf oleh Teller yang bersangkutan.
12. Teller mempersiapkan uang tunai sebesar realisasi kredit dikurangi dengan biaya-biaya
yang dibebankan terkait dengan pemberian fasilitas kredit debitur tersebut, kuitansi
lembar ke-2 dan identitas asli debitur untuk diserahkan kepada debitur. Sebelum uang
tunai diserahkan kepada debitur dilakukan penghitungan terlebih dahulu dengan
mempergunakan mesin hitung uang dengan disaksikan oleh debitur.
13. Pada saat menyerahkan uang kepada debitur, Teller kembali mengingatkan kepada debitur
untuk menghitung kembali uang tunai yang diterima.
14. Untuk realisasi kredit dengan jumlah yang melebihi limit teller, maka teller harus meminta
override dari pejabat berwenang sesuai dengan limitnya. Sebagai bukti telah dilakukan
override oleh pejabat tersebut maka pejabat terkait akan membubuhkan parafnya pada
bukti transaksi yang divalidasi.
15. Teller menyimpan kuitansi lembar ke-3, sedangkan kuitansi lembar ke 1 pada akhir hari
kerja diserahkan kepada Bagian Akuntansi sebagai bukti pendukung jurnal transaksi.
Bendahara Gaji
Pada awal bulan, Bendahara gaji yang bekerja sama dengan Bank akan menyetorkan dana
berikut dengan laporan daftar angsuran kepada Teller.
Teller
Sesuai dengan Prosedur Penerimaan Pembayaran Angsuran Kredit Pegawai yang ada di
Bagian Teller
Petugas Pemasaran
1. Berdasarkan jadwal kunjungan yang telah diatur oleh Kepala Bagian Pemasaran,
Petugas pemasaran akan melakukan kunjungan ke debitur.
2. Pada saat melakukan kunjungan ke debitur, petugas pemasaran membawa data
tunggakan debitur dan kuitansi kosong yang memiliki nomor seri (pre numbered).
Kuitansi kosong tersebut diperoleh dari Petugas Operasional (Back Office) pada saat
akan melakukan kunjungan ke debitur dan pada sore hari harus
dipertanggungjawabkan kembali kepada Petugas Operasional (Back Office).
3. Apabila dalam proses penagihan, debitur melakukan pembayaran angsuran maka
petugas pemasaran akan memberikan tanda terima dengan mempergunakan kuitansi
kosongan yang dibawa dari kantor. Kuitansi lembar ke-2 yang telah ditandatangani
oleh petugas pemasaran diserahkan kepada debitur, sedangkan kuitansi lembar ke-1
dan lembar ke 3 serta uang tunai debitur dibawa ke kantor untuk disetorkan ke Teller
4. Petugas pemasaran harus menghitung secara rinci uang tunai setoran debitur.
5. Untuk pembayaran dalam jumlah besar dari debitur sebaiknya disetor ke kantor Bank
secara langsung atau mempergunakan kendaraan operasional dengan didampingi
petugas keamanan.
6. Petugas pemasaran akan meng-update buku angsuran debitur sebesar pembayaran
yang dilakukan dan membubuhkan paraf dan nama pada kartu angsuran tersebut.
7. Pada sore hari petugas pemasaran akan :
- Mempertanggungjawabkan kuitansi kosong yang diterima pada pagi hari kepada
petugas operasional (back office)
- Mengembalikan kuitansi kosong yang tidak terpakai
- Menyetorkan kuitansi dan uang tunai pembayaran tunggakan debitur ke Teller
8. Untuk debitur yang tidak melakukan pembayaran, maka AO mencatat di laporan
“Action Plan debitur NPL” dengan mengisi kapan target date debitur akan melakukan
pembayaran tunggakan.
9. Untuk debitur yang melakukan pembayaran sebagian, maka AO mencatat di laporan
“Action Plan NPL” dengan mengisi kapan target date debitur akan melakukan sisa
pembayaran tunggakan.
Teller
1. Menerima slip pembayaran angsuran kredit (rangkap 2), buku angsuran dan uang tunai
dari debitur. Selanjutnya, Teller memeriksa kebenaran dan kelengkapan pengisian slip
pembayaran angsuran kredit tersebut. Apabila terdapat kesalahan dan atau
kekuranglengkapan pengisian slip pembayaran angsuran kredit maka Teller wajib minta
kepada debitur untuk melengkapi atau memperbaiki slip pembayaran angsuran kredit
tersebut.
2. Teller akan menghitung jumlah setoran debitur dan mencocokkan jumlahnya dengan slip
pembayaran angsuran kredit. Penghitungan setoran debitur dilakukan secara global
terlebih dahulu baru setelah cocok dilakukan perhitungan secara terperinci.
Penghitungan uang setoran baik secara manual maupun mempergunakan mesin hitung
uang harus dilakukan dihadapan nasabah.
3. Apabila terdapat selisih antara jumlah uang tunai dengan slip pembayaran angsuran
kredit tersebut maka Teller harus menginformasikan kepada nasabah dan
mempersilahkan nasabah untuk mengecek ulang uang tunai yang disetorkan. Bilamana
memang terjadi selisih maka nasabah diminta untuk menambah jumlah setorannya
sesuai dengan jumlah angsuran bulanan.
4. Teller akan memeriksa keaslian uang tunai setoran debitur dengan mempergunakan alat
pendeteksi uang palsu yang tersedia. Bilamana, terdapat uang palsu diantara uang
setoran debitur maka Teller harus menginformasikan kepada debitur dan melakukan
tindakan sebagaimana akan diatur lebih lanjut dalam prosedur penanganan uang palsu.
5. Jika setoran tunai debitur telah benar maka Teller akan menyimpan uang tunai setoran
debitur dalam cash box teller.
6. Teller akan melakukan input setoran debitur ke aplikasi pembayaran angsuran kredit
yang tersedia serta melakukan validasi di slip pembayaran angsuran kredit. Apabila mesin
validasi tidak/belum dapat digunakan maka sebagai ganti slip setoran tersebut diberikan
stempel “TELLER” dan di paraf oleh Teller yang bersangkutan.
7. Teller akan menyesuaikan mutasi pembayaran angsuran kredit pada buku angsuran
kredit debitur.
8. Teller akan membubuhkan paraf di buku angsuran kredit debitur.
9. Selanjutnya Teller menyerahkan slip pembayaran angsuran kredit lembar ke-2 yang
diberikan stempel “LUNAS” dan buku angsuran kredit kepada debitur. Sedangkan lembar
1 dikumpulkan oleh Teller untuk nanti pada akhir hari kerja diserahkan kepada Bagian
Akuntansi sebagai bukti pendukung jurnal transaksi.
Petugas Pemasaran
1. Menerima tanda bukti pelunasan kredit (kuitansi lembar ke 2 yang distempel “LUNAS’
oleh Teller), kartu angsuran dan tanda terima agunan dari debitur
2. Mengecek pada aplikasi kredit untuk memastikan bahwa seluruh kewajiban debitur telah
dibayar lunas dan tidak ada tunggakan pokok dan bunga yang belum dilunasi
3. Mencetak posisi kewajiban debitur terakhir (yang menunjukkan bahwa debitur tidak
memiliki kewajiban pada bank lagi)
4. Menyerahkan seluruh berkas pelunasan kredit berikut dengan cetakan posisi kewajiban
debitur terakhir kepada Petugas Administrasi dan Legal untuk dibuatkan tanda terima
pengambilan agunan
Teller
1. Menerima slip pembayaran angsuran kredit (rangkap 2), buku angsuran dan uang tunai
dari debitur. Selanjutnya, Teller memeriksa kebenaran dan kelengkapan pengisian slip
pembayaran angsuran kredit tersebut. Apabila terdapat kesalahan dan atau
kekuranglengkapan pengisian slip pembayaran angsuran kredit maka Teller wajib minta
kepada debitur untuk melengkapi atau memperbaiki slip pembayaran angsuran kredit
tersebut.
2. Teller akan menghitung jumlah setoran debitur dan mencocokkan jumlahnya dengan slip
pembayaran angsuran kredit. Penghitungan setoran debitur dilakukan secara global
terlebih dahulu baru setelah cocok dilakukan perhitungan secara terperinci.
Penghitungan uang setoran baik secara manual maupun mempergunakan mesin hitung
uang harus dilakukan dihadapan nasabah.
3. Apabila terdapat selisih antara jumlah uang tunai dengan slip pembayaran angsuran
kredit tersebut maka Teller harus menginformasikan kepada nasabah dan
mempersilahkan nasabah untuk mengecek ulang uang tunai yang disetorkan. Bilamana
memang terjadi selisih maka nasabah diminta untuk menambah jumlah setorannya
sesuai dengan jumlah angsuran bulanan.
4. Teller akan memeriksa keaslian uang tunai setoran debitur dengan mempergunakan alat
pendeteksi uang palsu yang tersedia. Bilamana, terdapat uang palsu diantara uang
setoran debitur maka Teller harus menginformasikan kepada debitur dan melakukan
tindakan sebagaimana akan diatur lebih lanjut dalam prosedur penanganan uang palsu.
5. Jika setoran tunai debitur telah benar maka Teller akan menyimpan uang tunai setoran
debitur dalam cash box teller.
6. Teller akan melakukan input setoran debitur ke aplikasi pembayaran angsuran kredit
yang tersedia serta melakukan validasi di slip pembayaran angsuran kredit. Apabila mesin
validasi tidak/belum dapat digunakan maka sebagai ganti slip setoran tersebut diberikan
stempel “TELLER” dan di paraf oleh Teller yang bersangkutan.
7. Teller akan menyesuaikan mutasi pembayaran angsuran kredit pada buku angsuran
kredit debitur.
8. Teller akan membubuhkan paraf di buku angsuran kredit debitur.
9. Selanjutnya Teller menyerahkan slip pembayaran angsuran kredit lembar ke-2 yang
diberikan stempel “LUNAS” dan buku angsuran kredit kepada debitur. Sedangkan lembar
1 dikumpulkan oleh Teller untuk nanti pada akhir hari kerja diserahkan kepada Bagian
Akuntansi sebagai bukti pendukung jurnal transaksi.
Petugas Pemasaran
1. Memberikan informasi kepada debitur jumlah kewajiban yang harus dilunasi berikut
denda atas pelunasan kredit dipercepat
2. Mendampingi debitur melunasi kewajibannya di Teller
3. Menerima tanda bukti pelunasan kredit (kuitansi lembar ke-2 yang distempel “LUNAS’
oleh Teller), kartu angsuran dan tanda terima agunan dari debitur
4. Mengecek pada aplikasi kredit untuk memastikan bahwa seluruh kewajiban debitur telah
dibayar lunas dan tidak ada tunggakan pokok dan bunga yang belum dilunasi
5. Mencetak posisi kewajiban debitur terakhir (yang menunjukkan bahwa debitur tidak
memiliki kewajiban pada bank lagi)
6. Menyerahkan seluruh berkas pelunasan kredit berikut dengan cetakan posisi kewajiban
debitur terakhir kepada Petugas Administrasi dan Legal untuk dibuatkan tanda terima
pengambilan agunan
Dewan Pengawas
1. Menerima usulan dari Direksi mengenai penghapusbukuan kredit
2. Mempelajari usulan penghapusbukuan yang diajukan Direksi Bank dan bilamana perlu
Dewan pengawas dapat minta tambahan informasi baik secara tertulis maupun lisan
kepada Direksi sebelum memutuskan penghapusbukuan
3. Memberikan keputusan atas penghaspusbukuan yang diajukan oleh Bank
5. Daftar nominatif tersebut disampaikan secara rutin kepada Kepala Bagian Pemasaran
yang akan dijadikan dasar Bagian Pemasaran untuk melakukan penagihan kepada
debitur
Teller
1. Menerima slip pembayaran angsuran kredit (rangkap 2), buku angsuran dan uang tunai
dari debitur. Selanjutnya, Teller memeriksa kebenaran dan kelengkapan pengisian slip
pembayaran angsuran kredit tersebut. Apabila terdapat kesalahan dan atau
kekuranglengkapan pengisian slip pembayaran angsuran kredit maka Teller wajib minta
kepada debitur untuk melengkapi atau memperbaiki slip pembayaran angsuran kredit
tersebut.
2. Teller akan menghitung jumlah setoran debitur dan mencocokkan jumlahnya dengan
slip pembayaran angsuran kredit. Penghitungan setoran debitur dilakukan secara global
terlebih dahulu baru setelah cocok dilakukan perhitungan secara terperinci.
Penghitungan uang setoran baik secara manual maupun mempergunakan mesin hitung
uang harus dilakukan dihadapan nasabah.
3. Apabila terdapat selisih antara jumlah uang tunai dengan slip pembayaran angsuran
kredit tersebut maka Teller harus menginformasikan kepada nasabah dan
mempersilahkan nasabah untuk mengecek ulang uang tunai yang disetorkan. Bilamana
memang terjadi selisih maka nasabah diminta untuk menambah jumlah setorannya
sesuai dengan jumlah yang tertera dalam slip setoran.
4. Teller akan memeriksa keaslian uang tunai setoran debitur dengan mempergunakan alat
pendeteksi uang palsu yang tersedia. Bilamana, terdapat uang palsu diantara uang
setoran debitur maka Teller harus menginformasikan kepada debitur dan melakukan
tindakan sebagaimana akan diatur lebih lanjut dalam prosedur penanganan uang palsu.
5. Jika setoran tunai debitur telah benar maka Teller akan menyimpan uang tunai setoran
debitur dalam cash box teller.
6. Teller akan melakukan input setoran debitur ke aplikasi teller serta melakukan validasi di
slip pembayaran angsuran kredit. Apabila mesin validasi tidak/belum dapat digunakan
maka sebagai ganti slip setoran tersebut diberikan stempel “TELLER” dan di paraf oleh
Teller yang bersangkutan.
7. Dana setoran debitur tersebut ditampung terlebih dahulu ke rekening perantara kredit
dan pada akhir hari kerja dibuat jurnal sebagai berikut :
Dr Kas
Cr Rekening Perantara Kredit
(Dilampiri lembar 1 slip setoran dari debitur)
8. Bank tidak perlu memberitahu kepada debitur mengenai penghapusbukuan yang
dilakukan mengingat penghapusbukuan hanya merupakan peristiwa administratif yang
menghapuskan pencatatan secara on balance sheet ke off balance sheet.
9. Teller akan menyesuaikan mutasi pembayaran angsuran kredit pada buku angsuran
kredit debitur.
10. Teller akan membubuhkan paraf di buku angsuran kredit debitur.
11. Selanjutnya Teller menyerahkan slip pembayaran angsuran kredit lembar ke 2 dan buku
angsuran kredit kepada debitur. Sedangkan lembar 1 dikumpulkan oleh Teller untuk
diserahkan kepada Petugas Operasional (Back Office).
2. Apabila dari hasil perhitungan PPAP terdapat kekurangan maka perhitungan cadangan
PPAP tersebut harus dimintakan persetujuan ke Direksi untuk dilakukan pembentukan
dengan jurnal sebagai berikut :
Dr Beban PPAP
Cr Cadangan PPAP
3. Apabila dari hasil perhitungan PPAP terdapat kelebihan maka Kepala Bagian Operasional
dapat mengusulkan kepada Direksi untuk mengurangi cadangan PPAP yang dibentuk
dengan jurnal sebagai berikut :
Dr Cadangan PPAP
Cr Beban PPAP
Apabila akibat koreksi terhadap cadangan PPAP yag dilakukan menyebabkan saldo pos
beban PPAP bersaldo kredit maka saldo kredit tersebut dipindahkan ke Pendapatan
Operasional Lainnya – koreksi PPAP.
Keputusan untuk melakukan koreksi/tidak terhadap cadangan PPAP akan diputuskan
oleh direksi dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain kondisi keuangan
Bank, kondisi perekonomian di masa yang akan datang, proyeksi terhadap kualitas
portofolio kredit Bank di masa yang akan datang dan faktor lainnya yang relevan.
Debitur
1. Mendiskusikan dengan petugas pemasaran upaya penyelamatan kredit yang dapat
dilakukan
2. Mengajukan surat permohonan untuk dilakukan restrukturisasi
3. Menandatangani surat persetujuan restrukturisasi kredit
pt bpr BATU ARTOREJO Kredit desember 2012
Revisi : 00
SISTEM OPERASIONAL DAN PROSEDUR Tanggal : Desember
KREDIT YANG DIBERIKAN 2019
Hal : 27 dari 30
No. Dokumen : Kredit 01
Bagian Pemasaran
1. Berdasarkan pemantauan terhadap kredit yang bermasalah, Bagian Pemasaran akan
melakukan identifikasi terhadap debitur-debitur yang memenuhi kriteria untuk
diselamatkan.
2. Mendiskusikan dengan debitur berbagai upaya penyelamatan yang dapat dilakukan.
Bila terdapat kesepakatan dengan debitur maka petugas pemasaran minta kepada
debitur untuk membuat surat permohonan restrukturisasi
3. Melakukan analisis dan mengajukan usulan restrukturisasi kepada komite kredit
4. Menerima keputusan atas usulan restrukturisasi kredit dari Komite Kredit
5. Membuat surat kepada debitur mengenai penolakan/persetujuan usulan
restrukturisasi yang diajukan oleh debitur.
6. Menyampaikan surat pemberitahuan Penolakan Kredit atau Surat Penawaran Kredit
secara langsung maupun melalui petugas expedisi kepada calon debitur.
7. Menerima surat persetujuan restrukturisasi yang telah ditandatangani oleh debitur
8. Menerima asli bukti kepemilikan agunan dari debitur dan meneruskan kepada Bagian
legal untuk dibuatkan tanda terima (jika dipersyaratkan dalam restrukturisasi kredit)
9. Menyerahkan tanda terima asli bukti kepemilikan agunan yang dibuat oleh bagian legal
kepada calon debitur (jika dipersyaratkan dalam restrukturisasi kredit adanya
tambahan agunan)
10. Menyerahkan seluruh berkas pengajuan restrukturisasi kredit dari debitur yang telah
diputuskan oleh Komite Kredit untuk dipersiapkan pengikatannya
11. Mengatur jadwal pengikatan kredit dan agunan dengan debitur serta jadwal pencairan
kredit.
12. Menerima informasi secara tertulis dari bagian legal mengenai realisasi pelaksanaan
pengikatan kredit dan agunan
13. Membuat Memo Intern/Nota kepada Bagian Operasional mengenai fasilitas kredit
yang direstrukturisasi dengan dilampiri copy permohonan restrukturisasi kredit debitur
dan copy persetujuan resrtukturisasi fasilitas kredit dari komite kredit. Memo
Intern/Nota tersebut harus disetujui oleh Kepala Bagian Operasional.
14. Menerima Memo Intern/Nota berikut dengan lampirannya dari Kepala Bagian
Pemasaran dan mendistribusikan kepada Kepala Bagian Operasional. Copy dari Memo
Komite Kredit
1. Menerima usulan dari petugas pemasaran usulan restrukturisasi
2. Mempelajari usulan restrukturisasi tersebut
3. Memutuskan usulan restrukturisasi yang diajukan oleh petugas pengawasan
4. Menyerahkan seluruh berkas restrukturisasi ke Bagian Pemasaran