Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS INFORMASI MENGENAI WEBSITE SIMLUHTAN MENGGUNAKAN

TEORI EFEK-EFEK KOMUNIKASI MASSA

Menurut SOP Pengelolaan Simluhtan (2017), SIMLUHTAN adalah sistem


informasi penyuluhan pertanian yang menyajikan database kelembagaan penyuluhan,
ketenagaan penyuluhan dan kelembagaan pelaku utama. SIMLUHTAN mencakup data
kelembagaan penyuluhan (provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan), ketenagaan
penyuluhan (penyuluh pertanian PNS, CPNS Penyuluh Pertanian, Tenaga Harian Lepas
Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP), dan penyuluh pertanian Swadaya) dan
kelembagaan pelaku utama (kelompoktani, gabungan kelompoktani, dan kelembagaan
ekonomi petani/badan usaha milik petani). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa SIMLUHTAN merupakan website yang dapat diakses oleh golongan Penyuluh
Pertanian dan masyarakat petani yang dikelola oleh organisasi dari pusat maupun di
daerah yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan Teori Jenis-Jenis Efek

1. Efek Primer

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/73496/Roadshow-Verval-
Kementan-Sosialisasikan-Program-Simluhtan-di-Bali/
Sebuath artikel dari website Cyber Extention mengenai “Roadshow Verval,
Kementan Sosialisasikan Program Simluhtan di Bali” dapat diperoleh informasi bahwa
dalam peluncuran sistem informasi berbasis website yang diberi nama SIMLUHTAN ini
telah dilakukan sosialisasi seperti yang diadakan pada tanggal 29 September 2019
tersebut di Provinsi Bali oleh Kementrian Pertanian RI yaitu Sosialisasi Verifikasi dan
Validasi dari Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian (Verval Simluhtan),
dipimpin oleh Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Pusluhtan, I Wayan Ediana
mewakili Leli Nuryati, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP
Kementan). Kegiatan ini dikabarkan dihadiri oleh sejumlah kepala dinas pertanian,
tanaman pangan dan hortikultura (PTPH) dan pejabat yang mewakili dari delapan
kabupaten dan Kota Denpasar. Dalam artikel tersebut dikatakan bahwa audience tampak
antusias dengan diadakannya sosialisasi tersebut.
Dalam teori efek primer, memperhatikan terpaan media massa bahkan jika
audience tersebut memahami topik yang dibicarakan sehingga tertarik memperkuat
terjadinya efek primer seperti yang diberitakan pada artikel diatas. Kegiatan sosialisasi
ini juga dilakukan pada berbagai kabupaten seperti Lebak, Maluku Tenggara, Selayar dan
pastinya diselenggarakan di setiap kabupaten/kota di Indonesia yang mana sosialisasi ini
dihadiri oleh setiap pimpinan maupun perwakilan di kabupaten/kota tersebut. Dengan
menghadiri dan memperhatikan saja sudah termasuk kedalam efek primer.
2. Efek Sekunder
Masih dari artikel website Cyber Extention mengenai “Roadshow Verval,
Kementan Sosialisasikan Program Simluhtan di Bali”, seperti yang disebutkan di
dalamnya sikap antusias dari audience pada sosialisasi tersebut dibuktikan dengan respon
dari beberapa narasumber yang menghadiri acara ini di antaranya adalah:
 "Pengumpulan data Simluhtan untuk membangun database pertanian sangat
membantu pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota, khususnya data
petani di seluruh Bali. Kita harap tidak ada lagi kelompok tani atau Poktan yang
bertindak seperti merpati dan pedati," kata Kepala Dinas PTPH Pemprov Bali, Ida
Bagus Wisnuardhana saat membuka sosialisasi Verval Simluhtan didampingi
Kabid I Wayan Ediana.
 "Pemprov Bali menyambut baik langkah Kementan dan mengharapkan dukungan
para penyuluh pertanian di kabupaten dan kota untuk mendukung pengumpulan
database petani untuk Simluhtan." kata Kepala Dinas PTPH Pemprov Bali, Ida
Bagus Wisnuardhana saat membuka sosialisasi Verval Simluhtan didampingi
Kabid I Wayan Ediana.
Kedua pernyataan di atas mengenai kegiatan ini dianggap sebagai sampel dari
audience yang menunjukkan sikap menerima informasi dengan sangat bagus terhadap
diciptakannya website SIMHULTAN tersebut. Menurut teori efek sekunder dalam
komunikasi massa, sikap diterima tidak diterimanya suatu hal dalam bentuk respon atau
pernyataan maupun komentar termasuk ke dalam efek sekunder.

Berdasarkan Teori-Teori Efek (Keith R. Stamm dan John E. Bowes,1990)

1. Efek Tak Terbatas (Unlimited Effect)

Sumber : http://berita2bahasa.com/mb2b/berita/08/51554-pusluhtan-bppsdmp-
penyuluh-penerima-bop-wajib-masukkan-5-poktan-di-simluhtan
Sumber : https://palopopos.fajar.co.id/2019/07/15/ppl-dituntut-kuasai-simluhtan-
dan-cyber-extension/
Kedua artikel di atas sama-sama menunjukkan ketegasan pemerintah kepada
Penyuluh Pertanian untuk wajib menggunakan website SIMHULTAN meskipun
sebenarnya website ini bersifat transparan dan dapat diakses oles siapa saja terutama
masyarakat yang tertarik pada bidang pertanian.
Pada artikel pertama ketegasannya dapat dilihat dari pernyataan salah satu
pemateri yaitu "Setiap penyuluh pertanian penerima BOP termasuk penyuluh di
Kalimantan Timur harus memasukkan lima Poktan dan Gapoktan ke Simluhtan," kata I
Wayan Ediana yang hadir di Samarinda mewakili Siti Munifah selaku Kepala Pusat
Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP Kementan). Dan "Simluhtan bekerja online.
Bisa diakses semua pihak secara transparan. Bisa mengetahui luasan areal lahan milik.
Program bantuan pemerintah yang diterima oleh petani dan kelompoknya. Semuanya
terdata di sana dan menjadi data base nasional," katanya di hadapan 200 penyuluh dan
petugas Admin dari seluruh Kaltim.
Artikel kedua ketegasan disampaikan oleh Kepala DKP Alauddin Sukri di
Masamba pada Pelatihan Sistem Penyuluhan Pertanian (Silmuhtan), dan Cyber
Extension, yang mewajibkan Penyuluh Pertanian (PPL) untuk menguasai teknologi dan
informasi berupa Sistem Penyuluhan Pertanian (Silmuhtan), dan Cyber Extension.
Berdasarkan teori komunikasi mengenai efek tidak terbatas, tuntutan untuk
menggunakan website SIMLUHTAN bagi Penyuluh Pertanian diibaratkan seperti peluru
yang apabila ditembakkan maka sasarannya tidak dapat menghindar karena kekuatan
peluru yang sangat kuat. Selain website SIMLUHTAN memang ditujukan untuk
Penyuluh Pertanian walaupun dapat diakses khalayak ramai, penyuluh juga tidak
mempunyai sumber sosial dan psikologis untuk menolak upaya persuasif yang dilakukan
oleh penyampai informasi. Perintah kewajiban penggunaan website ini dikatakan kuat
karena didukung oleh faktor pengulangan yang muncul pada kedua artikel tersebut untuk
mengubah perilaku penyuluh yang sebelumnya tidak menggunakan website
SIMLUHTAN, dan penargetannya jelas pada audience tertentu yaitu Penyuluh Pertanian.
2. Efek Terbatas (Limited Effect)

Sumber : http://berita2bahasa.com/mb2b/berita/08/51554-pusluhtan-bppsdmp-
penyuluh-penerima-bop-wajib-masukkan-5-poktan-di-simlu
Sumber : https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/agri-penyuluhan/10440-Pastikan-
Satu-Data-Penyuluhan-Pertanian-Pusluhtan-Verifikasi-dan-Validasi-Simluhtan
Joseph Klaper dalam buku The Effect of Mass Communication (1960)
mengemukakan bahwa efek terbatas dapat terjadi karena adanya beberapa faktor
pembatas yang menghambat massa untuk memperoleh informasi diantaranya yaitu :
 Rendahnya Terpaan Media Massa
Dari artikel di atas yang menunjukkan adanya faktor ini yaitu adanya
seruan untuk mensosialisasikan website ini kepada seluruh penyuluh dan
masyarakat sehingga jangkauan penyuluh bias lebih luas menunjukkan bahwa
masih belum banyak data-data petani yang belum diinput ke website karena
banyak yang belum mengetahui website SIMLUHTAN ini atau penyuluh pada
beberapa daerah yang belum mengerti penggunaan website SIMLUHTAN
sehingga diperlukan pengadaan pelatihan bagi Penyuluh Pertanian.
 Perlawanan
Bentuk perlawanan yang dilakukan oleh penyuluh terhadap website
SIMLUHTAN adalah berupa kritikan akan tidak updatenya verifikasi data dari
website ini ditunjukkan pada artikel kedua, dan admin website SIMLUHTAN
juga mengeluh kesulitan dalam mengakses data karena data petani yang harus
diinput terlalu banyak. Setelah dilakukan pengupdatean pada artikel dua, jumlah
penyuluh dan kelompok tani mengalami peningkatan.
3. Efek Moderat (Not-so Limited Effect)

Sumber : http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/72953/Pelatihan-Sistem-Informasi-
Penyuluhan-Pertanian-Simluhtan-Dan-Cyber-Extension-Cybex-Bagi-PPL-Kab-Maluku-
Tenggara/
Efek yang muncul karena perkembangan zaman, seperti perkembangan massa
berupa teknologi yang berat sebelah hanya kepada kelompok-kelompok yang mampu
menguasai teknologi. Oleh sebab itu, dalam sosialisasi website SIMLUHTAN juga
dibarengi dengan pelatihan kepada Penyuluh Pertanian yang diwajibkan menggunakan
website ini yang mana mau tidak mau harus menguasai teknologi tersebut.
Teori Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efek

1. Faktor Individu

Sumber : http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76439/Verifikasi-Dan-
Validasi-Data-SIMLUHTAN-Di-Kabupaten-Lebak/
Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa orang-orang yang menghadiri acara
Verval data SIMLUHTAN adalah individu-individu yang bidangnya pada bagian
pertanian sehingga memacu ketertarikan setiap audience yang hadir karena menyangkut
bidangnya dan website SIMLUHTAN diakses hanya bagi individu yang membidangi
pertanian atau yang tertarik pada bidang pertanian.
2. Efek Sosial

Sumber : http://berita2bahasa.com/mb2b/berita/08/51554-pusluhtan-bppsdmp-
penyuluh-penerima-bop-wajib-masukkan-5-poktan-di-simlu
Pada artikel di atas terdapat ajakan bagi penyuluh untuk melakukan sosialisasi
agar semakin banyak penyuluh maupun petani yang mengakses website SIMLUHTAN,
ini termasuk ke dalam efek sosial tentang bagaimana individu berhubungan dengan orang
lain untuk memengaruhi individu lain akan suatu proses efek yang lain akan suatu proses
efek yang terjadi.
ANALISIS INFORMASI MENGENAI WEBSITE SIMLUHTAN MENGGUNAKAN
TEORI EFEK-EFEK KOMUNIKASI MASSA
(Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Komunikasi dan Penyuluhan
Pembangunan)

OLEH :
META VIRA FAIZINIA
1605108010027

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019

Anda mungkin juga menyukai