Oleh
Juni Mardiansyah
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................. 10
LANDASAN TEORI........................................................................................... 10
iii
2.2 Peneliti Terdahulu ................................................................................ 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
operasional perusahaan. Oleh karena itu, manajemen persediaan yang efektif
serta efisien merupakan kunci utama keberhasilan operasional perusahaan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya memperhatikan pemilihan
metode penilaian persediaan.
Seperti kasus yang terjadi pada salah satu perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Kabelindo Murni Tbk. Pada tahun
2010 perusahaan tersebut mengalami kenaikan penjualan bersih yang cukup
signifikan yaitu 80%, setelah mengalami krisis global ekonomi pada tahun
2009. Hal tersebut yang menyebabkan melemahnya permintaan pelanggan
dan mengakibatkan penjualan PT Kabelindo Murni Tbk menurun hampir
50%. Penjualan bersih yang dicapai yaitu dari Rp 301,3 milyar di tahun 2009,
menjadi Rp 542,6 milyar di tahun 2010, serta mengakibatkan terjadinya
peningkatan laba bersih sebesar 122,5%, yaitu dari Rp 1,7 milyar di tahun
2009 menjadi Rp 3,9 milyar di tahun 2010. Selanjutnya, perusahaan kembali
meningkatkan kinerjanya dan berhasil mencapai penjualan bersih sebesar
2
59,38%,dari Rp 542,6 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 864,8 milyar di tahun
2011, serta diikuti peningkatan laba komprenshif tahun berjalan sebesar
389,06%, yaitu dari Rp 3,9 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 19 milyar di
tahun 2011. Melonjaknya laba bersih pada tahun 2010 hingga 2011,
merupakan target yang dituturkan oleh Direktur Utama PT Kabelindo Murni
Tbk, Surya Adiwijaya Soepono di Jakarta (jpnn.com). Lonjakan laba tersebut
didukung oleh penggunaan metode persediaan FIFO yang digunakan oleh
perusahaan tersebut. Efek dari penggunaan metode persediaan FIFO sendiri
adalah mendukung perusahaan untuk meningkatkan kembali laba yang
menurun, karena Indonesia baru saja terlepas dari krisis ekonomi global yang
menerpa pada tahun 2009.
3
tersedia akan mendukung arus kas melalui penjualan. Dalam kegiatan normal,
jumlah persediaan yang ada akan mempengaruhi jumlah kas yang diperlukan
selama periode berikutnya untuk mendapatkan barang yang akan dijual
selama periode tersebut. Persediaan dapat memprediksi baik arus kas masuk
dari penjualan maupun arus kas keluar yang diperlukan karena pembelian
barang.
4
dengan tujuan untuk dijual dan diolah kembali dalam kegiatan operasi
perusahaan dengan tujuan untuk menghasilkan pendapatan.
5
50% investasi terbesar pada aset lancar terbesar perusahaan dagang adalah
persediaan. Dalam perusahaan dagang persediaan dapat dikatakan sebagai
kunci utama perusahaan. Hal ini dikarenakan ketika terjadi masalah dalam
persediaan, maka hal tersebut akan menggangu semua kegiatan operasional
perusahaan terutama pada bagian pembelian dan penjualan. Contohnya
keterlambatan pengiriman persediaan. Ketika persediaan kosong karena
terlambat, maka kegiatan operasional perusahaan juga berhenti hingga
mendapatkan persediaan untuk kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena
itu diperlukannya perencanaan dan pengendalian persediaan yang baik agar
operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
6
peraturan perpajakan juga mempertimbangkan kondisi internal berupa
karakterisitik operasional perusahaan. (A.Kadim, 2019) (Siti Sangadah, 2014)
(Harjanta, 2018)
7
2. Bagaimanakah Pengaruh Variabilitas Persediaan terhadap Pemilihan
Metode Penilaian Persediaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagaimanakah Ukuran Perusahaan, Variabilitas Persediaan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Pemilihan Metode Penilaian
Persediaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
8
Pemilihan Metode Penilaian Persediaan, dengan memperhatikan Ukuran
Perusahaan, Variabilitas Persediaan sebagai variabel independen.
3. Pada penelitian proposal ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan kepada para peneliti selanjutnya mengenai faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi bagaimana cara Pemilihan Metode Penilaian
Persediaan dengan memperhatikan Ukuran Perusahaan, Variabilitas
Persediaan sebagai variabel independen.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
10
pemakaian persediaan untuk menghitung harga pokok dinilai
berdasarkan harga perolehan yaitu dilakukan secara rata-rata atau
dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama. Metode
penilaian persediaan dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu :
(a) Metode First In First Out (FIFO) ini unit barang dijual atau
dikeluarkan pertama kali dibebani dengan harga pokok dari pembelian
yang pertama kali. Unit yang dijual berikutnya dibebani harga pokok
dari pembelian pertama (jika belum seluruhnya dibebankan pada
penjualan pertama) dan harga pokok dari pembelian berikutnya (jika
harga pokok dari pembelian pertama telah dibebankan seluruhnya)
Mardiasmo (2000: 109). (b) Metode rata-rata atau (weighted average)
ini harga pokok persediaan ditentukan atas dasar harga pokok rata-rata.
Dibandingkan dengan metode identifikasi khusus, metode rata-rata atau
weighted average lebih mudah cara menghitungnya karena kuantitas
persediaan yang ada cukup dikalikan dengan harga pokok rata-rata
untuk menentukan harga pokok persediaan barang yang bersangkutan
Mardiasmo (2000: 106). (c) Metode Last In First Out (LIFO) yaitu
didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terakhir dibeli yang akan
dijual terlebih dahulu sehingga yang termasuk di dalam persediaan
akhir adalah yang dibeli terdahulu (Stice et al., 2010).
11
biaya yang dilaporkan akan mendekati atau sama dengan biaya
penggantian di akhir periode (end of periode replacement cost).
12
2.1.4 Sistem Pencatatan Persediaan
Terdapat dua sistem utama dalam pencatatan persediaan yaitu :
13
yang mengikuti penjualan yang tinggi cenderung memilih kebijakan
akuntansi untuk mengurangi laba (Sidharta, 2000).
Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan luas
untuk mendapat sumber pendanaan dari luar, sehingga untuk
memperoleh pinjaman akan menjadi lebih mudah karena dikatakan
14
bahwa perusahaan dengan ukuran perusahaan besar memiliki
kesempatan lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan
dalam industri (Lisa dan Jogi, 2013).
15
2.2 Peneliti Terdahulu
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
penilaian persediaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang
dilakukan oleh Nugroho Tulus Rahayu, Edy Susanto (2017) menghasilkan
kesimpulan bahwa ukuran perusahaan, perputaran persediaan, berpengaruh
terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.
16
Dan yang terakhir menurut Sri Ayem, Agus Pratama, Putra Harjanta 2018)
mengenai pengaruh ukuran perusahaan, variabilitas persediaan, kepemilikan
manajerial, financial leverage & laba sebelum pajak terhadap pemilihan
17
No Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
1 Nugroho Faktor-Faktor Variabel 1. Struktur
Tulus Yang Independen: Kepemilikan
Rahayu, Edy Mempengaruhi Tidak
Susanto Pemilihan Metode Struktur Berpengaruh
(2017) Persediaan Pada Kepemilikan, Signifikan
Perusahaan Terhadap
ISSN : 2085- Manufaktur Yang Ukuran Pemilihan
5656 Terdaftar Di BEI Perusahaan, Metode
Penilaian
Leverage, Persediaan
Perputaran 2. Ukuran
Persediaan Perusahaan
Berpengaruh
Variabel Signifikan
Dependen: Terhadap
Pemilihan
Metode Metode
Penilaian Penilaian
Persediaan Persediaan
3. Leverage
Tidak
Berpengaruh
Signifikan
Terhadap
Pemilihan
Metode
Penilaian
Persediaan
4. Perputaran
Persediaan
Berpengaruh
Signifikan
Terhadap
Pemilihan
Metode
Penilaian
Persediaan
Metode 2. Ukuran
Penilaian Perusahaan
Persediaan Berpengaruh
Secara Tidak
Signifikan
Terhadap
Pemilihan
Metode
Penilaian
Persediaan
Pada
Perusahaan
Dagang Yang
Terdaftar DI
BEI Periode
2010-2014
3. Kepemilikan
Manajerial
Berpengaruh
Secara Tidak
Signifikan
Terhadap
Pemilihan
Metode
Penilaian
Persediaan
Pada
Perusahaan
Dagang Yang
Terdaftar Di
BEI Periode
2010-2014
4. Rasio Lancar
19
Berpengaruh
Secara Tidak
Signifikan
Terhadap
Pemilihan
Metode
Penilaian
Persediaan
Pada
Perusahaan
Dagang Yang
Terdaftar Di
BEI Periode
2010-2014
20
Perusahaan Penjualan 2. Perputaran
Manufaktur Sektor Persediaan
Industri Barang Variabel Berpengaruh
Komsumsi yang Dependen: Secara
Terdaftar di Bursa Signifikan
Efek Indonesia Metode Terhadap
Periode 2009- Penilaian Pemilihan
2013) Persediaan Metode
Penilaian
Persediaan
3. Variabilitas
Harga Pokok
Penjualan
Berpengaruh
Secara
Signifikan
Terhadap
Pemilihan
Metode
Penilaian
Persediaan
21
Likuiditas
Likuiditas Tidak
Memiliki
Variabel Pengaruh
Dependen: Signifikan
Terhadap
Metode Pemilihan
Penilaian Metode
Persediaan Akuntansi
Persediaan
4. Financial
Leverage
Tidak
Berpengaruh
Terhadap
Pemilihan
Metode
22
Akuntansi
Persediaan
5. Laba
Sebelum
Pajak
Berpengaruh
Terhadap
Pemilihan
Metode
Akuntansi
Persediaan
6. Ukuran
Perusahaan
Variabilitas
Persediaan,
kepemilikan
manajerial,
Financial
Leverage, &
Laba
Sebelum
Pajak Secara
Bersama-
Sama
Berpengaruh
Signifikan
Terhadap
Pemilihan
Metode
Akuntansi
Persediaan
Ukuran Perusahaan
Metode Penilaian
Persediaan
Variabilitas Persediaan
23
2.4 Hipotesis
2.4.1 Hubungan Antara Ukuran Perusahaan Terhadap Pemilihan
Metode Penilaian Persediaan
Pada masa perubahan harga, metode FIFO akan menghasilkan laba
yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode rata-rata. Perbedaan
laba akan membedakan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan.
Perusahaan akan lebih memilih metode rata-rata dibandingkan dengan
metode FIFO karena pada metode rata-rata pajak yang harus dibayar
relatif lebih kecil dibandingkan dengan metode FIFO. Laba yang lebih
kecil (dengan menggunakan metode rata-rata) menandakan bahwa
transfer kekayaan keluar perusahaan (biaya pajak) menjadi lebih kecil
jika dibandingkan dengan laba yang besar (dengan menggunakan
metode FIFO) inilah yang menyebabkan manajer memilih metode rata-
rata (Mukhlasih, 2002).
24
melakukan tax saving dan menghindarkan perusahaan dari biaya
politik. Sedangkan untuk perusahaan kecil, perusahaan akan memilih
metode yang dapat menaikkan laba yaitu metode FIFO untuk dapat
memperoleh pinjaman dari bank karena bank menilai kinerja
perusahaan melalui laba yang dihasilkan.
25
2.4.2 Hubungan Antara Variabilitas Persediaan Terhadap Pemilihan
Metode Penilaian Persediaan
Variabilitas persediaan merupakan variasi dari nilai persediaan dan
menggambarkan operasional perusahaan yang mencerminkan teknik
persediaan dan akuntansi persediaan serta pergerakan-pergerakan
persediaan itu sendiri (Setiyanto, 2012:9). Apabila variasi persediaan
semakin besar maka laba sebuah perusahaan juga akan besar begitu
pula sebaliknya apabila semakin kecil variasi nilai persediaan maka
variasi terhadap labanya juga akan semakin kecil. Semakin tinggi
variasi nilai persediaan maka perusahaan akan menggunakan FIFO
sehingga laba yang dihasilkan lebih besar dan tidak bisa melakukan tax
saving sedangkan semakin rendah variasi nilai persediaan maka
perusahaan akan memilih rata-rata sehingga laba yang dihasilkan kecil
sehingga dapat melakukan tax saving. Hal ini didukung penelitian Siti
Sangadah (2014) dan Kusmuriyanto (2014) menunjukkan bahwa
variabel variabilitas persediaan berpengaruh positif terhadap pemilihan
metode akuntansi persediaan. Berbeda penelitian dengan Victoria
(2016) dan Mashuri (2015) menunjukkan bahwa variabel variabilitas
persediaan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi
persediaan.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
27
total penjualan. Variabel ini diukur dengan rata-rata total penjualan
bersih selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala rasio. Pengukuran ini telah digunakan oleh
Taqwa, dkk (2003), Abdullah dan Djalil (2004), dan Rustardy, dkk
(2004).
Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan nilai Logaritma
natural dari total asset sebagai dasar pengukuran (Jogiyanto, 2008).
Pengukuran ini juga telah dilakukan oleh Syailendra (2013).
Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset
28
1. Perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia dan
mempublikasikan Laporan Keuangannya untuk periode tahun 2014 sampai
2018.
2. Perusahaan tersebut hanya menggunakan satu metode penilaian
persediaan saja yaitu metode FIFO atau rata – rata, jika perusahaan
menggunakan metode penilaian persediaan selain kedua metode tersebut
maka perusahaan tersebut tidak termasuk dalam penelitian.
3. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang datanya dapat
diketahui khususnya mengenai metode penilaian persediaan yang
digunakan oleh perusahaan.
29
multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas
merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorikal (non
metrik) (Ghozali, 2005 : 211). Dalam hal ini, dapat dianalisis dengan logistic
regression karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya.
30
konsisten. Uji asumsi klasik meliputi beberapa uji antara lain : uji
multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji
normalitas dan uji linearitas.
31
3.5.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda adalah analisis yang digunakan
untuk menganalisis besarnya hubungan pada variabel independen
(yang mempengaruhi disini variabel yang mempengaruhi adalah
ukuran perusahaan, variabilitas persediaan yang jumlahnya bisa
melebihi dari dua
Keterangan :
a = Bilangan Konstan
x1 = Ukuran Perusahaan
x2 = Variabilitas Persediaan
1. Perumusan Hipotesis
H0 = B1 = 0 Ha = B1 ≠ 0
H0 = B2 = 0 Ha = B2 ≠ 0
32
2. Menentukan daerah kritis
Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas n-
k, dan taraf nyata α
Dimana :
t-hitung = Besarnya t-hitung
b = Koefisien Regresi
Sb = Standar Error
5. Memutuskan Hipotesis
Ho: Diterima jika t hitungt tabel
Ha: Diterima jika t hitung≥t table
𝑅 2 (𝑘 − 1)
F hitung =
(1 − 𝑅 2 )/ (𝑁 − 𝑘)
Keterangan :
F = Pendekatan Distribusi Probabilitas Fischer
R = Koefisien Korelasi Berganda
K = Jumlah Variabel Bebas
N = Banyaknya Sampel
33
a. Perumusan Hipotesis
H0 : Diduga variabel Ukuran Perusahaan (X1), Variabilitas
Persediaan (X2) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
pemilihan metode penilaian persediaan (Y1).
34
3.6.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana
penelitian ingin mengambil data-data keuangan. Adapun data-data
keuangan yang diambil oleh peneliti adalah pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) atau bisa di website www.idx.co.id dengan mempertimbangkan
perusahaan-perusahaan manufaktur dari tahun 2014-2018.
35
DAFTAR PUSTAKA
36