Makalah Pis Kel 6
Makalah Pis Kel 6
HALIMAH (A1A319059)
UNIVERSITAS JAMBI
1
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “ Geografi”, dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Panggantar Ilmu Sosial.
Atas terselesaikanya makalah ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis menyadari makalah yang kami buat masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
demi untuk memperbaiki dan meraih kesempurnaan hasil-hasil penulisan selanjutnya. Besar
harapan penulis agar mekalah ini memperoleh nilai yang memuaskan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.3 keterkaitan ilmu negara dengan ilmu kenegaraan dan ilmu politik .........6
2.7 Kemudian ada tiga teori berlakunya hukum yang kita kenal .................10
2.8 Obyek Ilmu Negara...........................................................................................11
2.9Sisi Tinjauan Ilmu Negara ................................................................................12
2.3 Saran..............................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial
umumnya harus bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya karena
dapat memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanyasatu sama lain yang saling
memerlukan sehingga dapat saling mengisi dan lengkap melengkapi, sehingga terwujud
hubungan komplementer. Karenanya akan lebih bermanfaat bila memahami objek yang
diselidikinyapun terdapat hubungan secara interdependen di antara cabang-cabang
ilmu pengetahuan sosial itu dengan yang lainnya, dikarenakan mempergunakan metodedan
teknik yang sama.
Metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dipergunakan pula oleh
hampir semua cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial pada khususnya, seperti ilmu negara,
ilmu hukum, ilmu politik dan lainsebagainya.Dalam hubungan secara khusus antara ilmu
negara dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial tertentu, dimaksudkan adanya
hubungan yang pada pokoknya dititik beratkan dan digolongkan kepada objek penyelidikan
yang sama yaitu;negara. Hal ini terutama nampak dengan jelas hubungan khusus antara ilmu
negaradengan ilmu politik, ilmu hukum tata negara dalam arti luas dan ilmu perbandingan
hukum tata negara.
4
1. Apa konsep dasar negara?
2. Apa pengertian ilmu negara menurut para ahli?
3. Bagaimanakah keterkaitan ilmu negara dengan ilmu kenegaraan dan ilmu politik?
4. Apa tujuan negara secara umum?
5. Apa teori tentang tujuan negara?
6. Bagaimana unsur unsur negara?
5
BAB II
2.3 keterkaitan ilmu negara dengan ilmu kenegaraan dan ilmu politik
2.3.1Ilmu Kenegaraan
Jika ditinjau dari sejarah perkembangan ketiga istilah yang telah dikemukakan
diatas, maka dapatlah diketahui di negeri Belanda istilah yang paling tua telah
diketahui dikalangan perguruan tinggi adalah Staatswetenschap yang disalin dalam
bahasa kita dengan ilmu kenegaraan atau dalam bahasa inggris “general State
Science”. Kemudian disusul dengan istilah seperti statsleer atau ilmu Negara dan
istilah terbaru dikenal setelah perang dunia II diperguruan tinggi adalah :
Wetenschap der politiek atau Ilmu Politik.
2.3.2 Ilmu Negara
6
Istilah Ilmu Negara diambil dari istilah bahasa Belanda Staatsleer. Istilah
Staatsleer itu sendiri berasal dari bahasa Jerman, Staatslehre. Dalam bahasa Inggris
disebut Theory of state atau The General theory Of State atau Political-theory,
sedangkan dalam bahasa perancis dinamakan Theorie d’etat.
Ilmu Negara adalah salah satu mata kuliah yang mampu membuat seseorang
yang mempelajarinya mengerti akan hak dan kewajiban warga Negara. Timbulnya
Ilmu Negara pada waktu berkobarnya api Revolusi kemerdekaan sejak proklamasi
pada tanggal 17 agustus 1945.
Istilah-istialah mengenai ilmu Negara ada tiga, yakni:
Ilmu Negara (Staatsleer, Staatslehre)
Ilmu Kenegaraan (Staatswetenshap, Staatswissenschaft)
Ilmu Politik (Politics)
7
Dalam konsep dan ajaran plato, tujuan adanya Negara adalah untuk memajukan
kesusilaan manusia, sebagai perorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial.
Berbeda dengan ajaran dan konsep teokratis thomas aquinas dan agustinus,, menurut
ajaran dan konsep teokratis Thomas Aquinas dan Agustinus, tujuan Negara adalah
untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan tentram dengan taat kepada
dan di bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin Negara menjalankan kekuasaanya hanya
berdasarkan kekuasaan tuhan yang diberikan kepadanya. Berbeda dengan tradisi
barat, dalam tradisi Barat, pemikiran tentang terbentuknya suatu Negara memiliki
tujuan tertentu sesuai model Negara tersebut..
Dalam islam, seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Arabi, tujuan Negara adalah agar
manusia bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, jauh dari sengketa dan
menjaga intervensi pihak-pihak asing. Paradigma ini di dasarkan pada konsep
sosiohistoris bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT. Dengan watak dan
kecenderungan yang berkumpul dan bermasyarakat, yang membawa konsekuensi
antara individu-individu satu sama lain saling membutuhkan bantuan. Sedangkan,
menurut ibnu Khaldun, tujuan Negara adalah untuk mengusahakan kemaslahatan
agama dan dunia yang bermuara pada kepentingan akhirat.
8
2.5.3. Teori Jaminan atas Hak dan Kebebasan Manusia
Immanuel Kant (1724-1804) adalah penganut teori Perjanjian Masyarakat karena
menurutnya setiap orang adalah merdeka dan sederajat sejak lahir. Maka Kant
menyatakan bahwa tujuan negara adalah melindungi dan menjamin ketertiban hukum
agar hak dan kemerdekaan warga negara terbina dan terpelihara. Untuk itu diperlukan
undang-undang yang merupakan penjelmaan kehendak umum (volonte general), dan
karenanya harus ditaati oleh siapa pun, rakyat maupun pemerintah. Agar tujuan
negara tersebut dapat terpelihara, Kant menyetujui azas pemisahan kekuasaan menjadi
tiga potestas (kekuasaan): legislatoria, rectoria, iudiciaria (pembuat, pelaksana, dan
pengawas hukum). Teori Kant tentang negara hukum disebut teori negara hukum
murni atau negara hukum dalam arti sempit karena peranan negara hanya sebagai
penjaga ketertiban hukum dan pelindung hak dan kebebasan warga negara, tak lebih
dari nightwatcher, penjaga malam). Negara tidak turut campur dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pendapat Kant ini sangat sesuai dengan zamannya, yaitu tatkala terjadi pemujaan
terhadap liberalisme (dengan semboyannya: laissez faire, laissez aller). Namun teori
Kant mulai ditinggalkan karena persaingan bebas ternyata makin melebarkan jurang
pemisah antara golongan kaya dan golongan miskin. Para ahli berusaha
menyempurnakan teorinya dengan teori negara hukum dalam arti luas atau negara
kesejahteraan (Welfare State). Menurut teori ini, selain bertujuan melindungi hak dan
kebebasan warganya, negara juga berupaya mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh
warga negara.
2.7 Kemudian ada tiga teori berlakunya hukum yang kita kenal:
Berlakunya hukum secara yuridis; Sesuatu hukum asal dibuat, jadi dinyatakan
oleh orang yang berwenang, dia berlaku, menjadi hukum dan ini yang tepat
sekali menurut Kelsen.
Berlakunya hukum secar sosiologis
Berlakunya hukum secara Filosofis.
Apabila Hukum itu berlaku semata-mata secara yuridis, maka mungkin tak sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, atau tak memenuhi unsure-unsur keadilan. Sebagai
contoh dalam zaman penjajahan dulu kita jumpai Agrarische wet atau undang-undang
Agraria. Dan Agrarische wet ini sama sekali tidak berlaku di sumatera. Tidak
diberlakukan oleh karena tidak memenuhi syarat sosiologis.
9
2.8 Obyek Ilmu Negara
Ilmu Negara menganggap Negara sebagai obyek-obyek penyelidikannya antara lain
meliputi pertumbuhan, sifat hakikat dan bentuk-bentuk Negara.
Hukum tata Negara juga mengganggap Negara sebagai obyeknya, terutama tentang
hubungan antara alat-alat perlengkapan Negara. Pembahasan dalam ilmu Negara
menitik beratkan pada hal-hal yang bersifat umum dengan menganggap Negara
sebagai gema (bentuk umum) dan mengesampingkan/mengabaikan sifat-sifat khusus
dari Negara.
Perbedaan antara hukum tata Negara dengan ilmu Negara ialah ilmu Negara
menyelidiki atau membahas negara dalam teori-teori yang umum dengan
mengesampingkan sifat-sifat khusus dari setiap Negara-negara sedangkan hukum Tata
Negara (positif) menyelidiki atau membahas suatu system Hukum Tata Negara
Indonesia, Hukum Tata Negara Inggris. Hukum Tata Negara Belanda, dan
sebagainya.
Dengan demikian Ilmu Negara memberikan dasar-dasar teoretis kepada Hukum Tata
Neagara positif. Dan Hukum Tata Negara merupakan kongkretisasi daripada teori-
teori Ilmu Negara. Jika dikatakan Hukum Tata Negara lebih bersifat praktis maka
Ilmu Negara lebih bersifat teoritis. Naka dengan demikian Ilmu Negara dianggap
sebagai Ilmu pengantar untuk mempelajari Hukum Tata Negara.
2.9 Sisi Tinjauan Ilmu Negara
Ruang Lingkup Ilmu Negara
Ilmu negara sebagai ilmu pengetahuan telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Ilmu
negara menitikberatkan penyelidikannya kepada negara sebagai organisasi dalam
pengertian umum. Ilmu negara sebagai ilmu pengetahuan asli dari Eropa Kontinental
(Jerman) ilmu negara ini adalah ilmu pengetahuan mengenai negara yang berasal dari
Jerman, kemudian menjalar mempengaruhi ilmu pengetahuan tentang negara di
daratan Eropa, termasuk negeri Belanda dan Perancis dan daerah pengaruhnya.
Disamping itu ada juga tradisi ilmu pengetahuan An Glo Saxis, ini juga ilmu
pengetahuan mengenai negara yang berkembang di negara negara Inggris dan
Amerika serta negara-negara yang dipengaruhinya
10
2.9.1 Sisi tinjauan sosiologis, yang terdiri dari:
Nama negara (istilah dari Nicolo Machiavelli “Estato atau Lo Stato” (14691527)
dalam bukunya antara lain II Principe (The Prince 1513), “Discorsis opra la prima
deca di Tirus le vius).
o Sifat hakekat atau karakteristik daripada negara
o Dasar penghalalan (pengesahan) hukum dari negara
o Tujuan negara
o Timbul dan lenyapnya negara
o Sejarah type-type pokok daripada negara.
Demikianlah, jika negara dilhat dari sudut sosiologis (Allgemeine Staatslehre), yang
merupakan gejala-gejala atau peristiwa sosial atau soziale Faktum yang merupakan
masalah-masalah (problematik).
11
DAFTAR PUSTAKA
12