tahun 1960. Metode pembelajaran ini dikembangkan untuk menjawab kegagalan bentuk
pengajaran tradisonal, di mana siswa dikehendaki untuk mengingat fakta-fakta muatan bahan
pengajaran. Pembelajaran inkuiri adalah suatu bentuk pembelajaran aktif, di mana kemajuan
dinilai dengan bagaimana siswa mengembangkan keterampilan eksperimental dan analitik
dari pada seberapa banyak pengetahuan yang mereka miliki.
Pembelajaran berbasis inkuiri atau sains berbasis inkuiri pada intinya mencakup
keinginan bahwa pembelajaran seharusnya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan siswa.
Pembelajaran menginginkan siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah daripada
menerima pengajaran langsung dari guru. Guru dipandang sebagai fasilitator dalam
pembelajaran daripada bejana bagi pengetahuan. Pekerjaan guru dalam lingkungan
pembelajaran inkuiri adalah bukan menawarkan pengetahuan melainkan membantu siswa
selama proses mencari pengetahuan mereka sendiri.
Penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dilandasi pandangan
konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif
melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal
yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata
lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya
paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Dengan
istilah ini, dapat dikatakan bahwa hakekatnya kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa.
Pembelajaran berbasis inkuiri telah berpengaruh besar dalam pendidikan sains, dan
biasa disebut sains berbasis inkuiri. Para ilmuwan biasanya menggunakan proses inkuiri
dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dunia alam. Mereka menggunakan
prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan teori-teori untuk memahami dan menjelaskan gejala-
gejala yang terjadi di alam semesta. Ketika siswa sedang belajar dengan menggunakan proses
inkuiri, mereka menggunakan ide-ide yang sama seperti ilmuwan gunakan bila mereka
melakukan penelitian. Siswa akan menjadi ilmuwan kecil.
Karakteristik dari pendekatan inkuiri ini adalah guru tidak mengkomunikasikan
pengetahuan, tetapi membantu siswa untuk belajar bagi mereka sendiri, kemudian topik,
masalah yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan dapat
ditentukan oleh siswa, dapat ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama oleh siswa
dan guru. Pembelajaran inkuiri memberi tekanan pada ide-ide konstruktivis dari belajar.
Kemajuan belajar terbaik terjadi dalam situasi kelompok.
Inkuiri juga didefinisikan sebagai usaha mencari kebenaran, informasi, atau
pengetahuan dengan bertanya. Proses inkuiri memulai dengan mengumpulkan informasi dan
data dengan melibatkan panca indera seperti melihat, mendengar, menyentuh, merasakan dan
mencium. Sistem pendidikan tradisional telah terlaksana dalam cara yang menghilangkan
semangat proses alami dari inkuiri. Siswa menjadi cenderung kurang mengajukan pertanyaan.
Dalam pengajaran tradisional, siswa belajar bukan untuk bertanya banyak pertanyaan,
melainkan mendengar dan mengulang jawaban yang diharapkan.
Beberapa kehilangan semangat proses belajar sains muncul dari kurang pemahaman
tentang hakekat dari pembelajaran berbasis inkuiri. Bahkan hal ini cenderung memandang
sebagai kegagalan pembelajaran. Inkuiri yang efektif lebih daripada hanya bertanya. Suatu
proses yang kompleks terlibat bila setiap siswa berusaha untuk mengubah informasi dan data
ke dalam pengetahuan yang berguna. Penerapan pembelajaran inkuiri melibatkan beberapa
faktor seperti suatu konteks untuk pertanyaan, kerangka pertanyaan, fokus pertanyaan, dan
tingkat perbedaan pertanyaan. Pembelajaran inkuiri yang dirancang baik menghasilkan
bentuk pengetahuan yang dapat diterapkan secara luas.
Pendekatan inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa
dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Menurut Sund (1975), inkuiri
adalah proses mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep dan prinsip-
prinsip. Contoh konsep: inti sel, kecepatan, panas, energi, masyarakat, demokrasi, tragedi,
reaksi, segitiga, dan lain-lain; contoh prinsip: logam bila dipanasi memuai, atau lingkungan
berpengaruh terhadap organisme; contoh proses-proses mental: mengamati, menggolong-
golongkan, membuat dugaan/menduga, menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan
sebagainya.
Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan yang menekankan kepada
pengembangan intelektual peserta didik. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan pendekatan pembelajaran inkuiri:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
Dengan demikian pendekatan pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan dan proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana
peserta didik dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana peserta didik
beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari sesuatu yang harus ditemukan oleh
peserta didik melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditentukan, bukan sesuatu
yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan
yang dapat ditemukan.
b. Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara
peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru bahkan interaksi antar peserta didik
dengan lingkungannya. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur
interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak
tepat mengenai proses interaksi itu sendiri.
c. Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran
inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan peserta didik untuk menjawab
setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir. Oleh sebab
itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya
sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk
mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
d. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik
otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya
dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi
kering dan hampa. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh
pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat
mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan
menggairahkan.
e. Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin
saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan
perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukan.