Anda di halaman 1dari 6

A.

Latar Belakang
Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke
berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu pilar
penopang dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan. Dalam
melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena hukum sangat
berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib, aman sehingga tidak
ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis tersebut.

Setiap terjadinya proses transaksi jual-beli baik itu berupa barang, jasa atau yang
lainnya itu sudah termasuk dalam kategori bisnis, baik itu dalam skala kecil ataupun besar. Dan
setiap aktivitas bisnis ada rambu-rambu/ aturannya yang dinamakan “Hukum Bisnis”. Istilah
Hukum Bisnis merupakan sesuatu yang masih baru di Indonesia. Kata ’Bisnis’ diambil dari
Bahasa Inggris yaitu business, yang artinya urusan, usaha atau melakukan kegiatan yang
bermanfaat yang mendatangkan keuntungan dan berguna. Kegiatan yang demikian di
Indonesia dikenal dengan istilah dagang, sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang Stbl 1938 No.276. Hukum Bisnis atau Business Law (dalam bahasa Inggris)
merupakan keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis, yang isinya mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian-perjanjian
maupun perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktik bisnis.
Sebenarnya Hukum Bisnis dapat berdampak positif bukan hanya bagi para pengusaha saja
namun bagi kehidupan orang banyak. Disamping itu dengan adanya Hukum Bisnis semua aspek yang
saling berhubungan antara pelaku usaha, konsumen dan masyarakat dapat dilindungi hak-hak dan
kewajibannya. Beberapa manfaat dengan adanya hukum bisnis, diantaranya; terwujudnya pola fikir
yang positif sehingga terbinanya sikap adil, wajar, sehat dan dinamis yang telah dijamin kepastian
hukumnya, tidak menyebabkan kerugian bagi masyarakat atau orang banyak, karena para pelaku
bisnis sudah mengetahui batasan-batasan dari bisnis yang dijalankan, dengan mempelajari Hukum
Bisnis, para pelaku bisnis sudah mampu untuk mengawasi proses dan perkembangan bisnis sendiri
berdasarkan peraturan yang berlaku. Mempelajari Hukum Bisnis sebelum memulai berbisnis memang
patut diperlukan. Sehingga tujuan dari bisnis yang anda jalankan akan berjalan dengan lancar dan
baik.

Salah satu fungsi hukum bisnis adalah sebagai sumber informasi yang berguna bagi
praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis agar terwujud
watak dan perilaku aktivitas di bidang bisnis yang adil, wajar, sehat, dinamis, dan bermanfaat
yang dijamin oleh kepastian hukum. Walaupun hampir semua kegiatan bisnis berkaitan dengan
masalah perjanjian dan perikatan yang hanya melibatkan para pihak yang terlibat, akan tetapi
pasca reformasi di Indonesia saat ini, dengan semangat untuk memberikan kepastian hukum
bagi para pelaku usaha/bisnis maka telah dikeluarkan beragam peraturan perundang-undangan
di bidang bisnis, antara lain UU Perseroan Terbatas, UU Penanaman Modal, UU Anti
Monopoli dan persaingan Usaha, UU Perlindungan Konsumen, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang uraian di atas maka akan kita bahas sedikit tentang
Pentingnya Hukum Bisnis Dalam Perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Bisnis


Jika kita melihat dari judul di atas, tidak lain memiliki dua arti pengertian yakni hukum
dan bisnis. Setelah itu baru dapat digabungkan pengertian antara hukum dan bisnis sehingga
dapat di peroleh penjelasan mengenai Hukum Bisnis. Hukum, menurut para ahli hukum :

1. Meyers mengartikan Hukum "Sebagai semua aturan yang mengandung pertimbangan


kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat yang menjadi pedoman
bagi penguasa negara dalam melakukan tugasnya”.
2. Utrecht Mengartikan Hukum "Merupakan himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan oleh karena itu harus di taati oleh masyarakat".
4. SM. Amin, SH, Hukum adalah “Kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan
sanksi-sanksi”.
5. J.C.T. Simorangkir, SH & Woerjono Sastroparnoto, Hukum adalah
“Peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana
terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu hukuman tertentu”.

6. Mochtar Kusumaatmadja Mengartikan Hukum


"Tidak hanya di artikan sebagai suatu peraturan atau norma, melainkan hukum di maknai
dengan keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat
termasuk lembaga dan proses yang menjadi-kan kaidah serta asas berfungsi, kaidah atau norma
merupakan peraturan yang mengikat serta memiliki sanksi apabila tidak di patuhi; asas
merupakan hal-hal mendasar atau prinsip yang melatarbelakangi lahirnya suatu norma : tidak
hanya dalam bentuknya yang tertulis hukum juga memiliki bentuk lain yakni hukum tidak
tertulis, contohnya kebiasaan. Kebiasaan - kebiasaan yang terus menerus dilakukan dan
diteruskan secara turun termurun akan menjadi suatu adat. Hukum dan kebiasaan merupakan
dua dari empat kaidah sosial yang ada dalam masyarakat, masih ada kaidah sosial lainnya
seperti agama dan kesusilaan sebagai suatu Hukum”.

Sedangkan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak
keluar, di bidang perekonomian serta bertujuan untuk mencari keuntungan. Keuntungan
merupakan target utama dari suatu kegiatan bisnis. Kamus besar Indonesia, menyebutkan
“Bisnis adalah usaha dagang, usaha komersial dalam dunia perdagangan”. Sehingga bisnis itu
secara umum berarti suatu kegiatan dagang, industri, keuangan. Semua kegiatan itu
dihubungkan dengan produksi dan pertukaran barang atau jasa dan urusan-urusan keuangan
yang bertalian dengan kegiatan-kegiatan ini oleh karena itu, suatu perusahaan dalam salah satu
cabang kegiatan atau suatu pengangkutan atau urusan yang dihubungkan dengan kegiatan
bisnis itu. Atau Bisnis adalah semua aktivitas yang melibatkan penyediaan barang dan jasa
yang diperlukan dan diinginkan oleh orang lain, tujuannya untuk mendapatkan keuntungan.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Hukum Bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum
(termasuk enforcement-nya) yang mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan
dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang
atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneunr dalam risiko tertentu dengan
usaha tertentu dengan motif (dari entrepreneur tersebut) adalah untuk mendapatkan
keuntungan. (Munir Fuady, 2005 : Hukum Bisnis kerap kali juga disebut dengan Hukum
Dagang.

B. Tujuan Hukum Bisnis Dalam Perusahaan


Hukum yang diberlakukan memiliki tujuan yang dikenal dengan tujuan hukum. Tujuan
hukum bersifat universal, tapi menurut L.J. Van Apeldroorn, tujuan hukum yaitu mengatur
pergaulan hidup secara damai. Selain memiliki tujuan, hukum juga memiliki fungsi. Fungsi hukum
mengacu pada tujuan hukum. beberapa fungsi hukum di antaranya hukum sebagai sarana
penyelesaian pertikaian, pencapaian keadilan lahir batin dan sebagai sarana pembaharuan
masyarakat. Berkaitan dengan sarana pembaharuan masyarakat, hukum harus mampu merubah
perilaku dari masyarakat itu sendiri, dari masyarakat yang tidak teratur menjadi masyarakat yang
teratur.

Dari pengertian tujuan hukum tersebut maka tujuan hukum bisnis pun dalam suatu
perusahaan mengacu pada tujuan hukum. Tujuan dari hukum bisnis adalah adanya keadilan,
ketertiban, dan kepastian hukum bagi pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

C. Ruang Lingkup Hukum Bisnis Dalam Perusahaan


Hukum Bisnis selalu ada saat pertama kali pelaku bisnis melakukan kegiatan usaha
yang dimulai dengan kesepakatan tertulis yang tertuang dalam suatu bentuk perjanjian
berbentuk tertulis yang lazim dinamakan kontrak. Agar kontrak yang dibuat kedua belah pihak
menjadi sah, maka harus dilihat dalam KUHPerdata, yaitu Buku III KUHPerdata tentang
perikatan. Setelah kontrak di buat dan di setujui maka tidak jarang pelaku bisnis membuat
sebuah wadah demi melancarkan maksud dan tujuan dalam kontrak tersebut, antara lain
pembentukan wadah tersebut meliputi perusahaan perseorangan, persekutuan perdata, firma,
persekutuan comanditer (CV), perseroan terbatas (PT), serta koperasi.
Kegiatan usaha juga tidak hanya meliputi pembuatan wadah saja, tidak jarang perbuatan bisnis
juga meliputi hak kekayaan intelektual seperti merek, paten, desain industri, dan rahasia
dagang. Dalam menjalankan bisnis tidak jarang pelaku bisnis juga mengajukan kredit kepada
bank. Pelaku bisnis dapat mengajukan kredit ke Bank dan biasanya Bank akan menyalurkan
kredit apabila salah satunya pembisnis dan perusahaannya memiliki rekening koran yang baik
dan memiliki konsumen yang baik pula.

D. Orang-Orang Perantara Dalam Perusahaan


Kedudukan orang-orang perantara dalam dunia perusahaan dan perdagangan
mempunyai peranan penting dalam melancarkan dan mengembangkan perdagangan ataupun
perusahaan.
Macam-macamnya :

1. Agen Dagang
• Melakukan pekerjaan perantaran mewakili pihak pengusaha antara lain membuat persetujuan-
persetujuan tertentu dengan pihak ketiga;
• Tidak dalam ikatan perburuhan;
• Dapat mempunyai perusahaan sendiri untuk pekerjaannya itu;
• Untuk jerih payahnya ia menerima provisi (imbalan);
• Dapat merupakan agen tunggal jika satu- satunya sebagai agen mengenal sesuatu jenis barang;
• Hanya bertanggung jawab sampai jumlah provisinya (janji del credere);
• Perjanjian untuk jangka waktu tertentu atau tanpa batas;
• Kematian sebagai penyebab berakhirnya perjanjia.

2. Makelar
Pasal 62 KUHD : makelar adalah pedagang perantara yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan terlebih dahulu harus mengangkat sumpah di Pengadilan Negeri sebelum
diperbolehkan melakukan pekerjaannya. Mengadakan perjanjian atas nama dan perintah orang
lain. Untuk pekerjaannya ia menerima provisi (imbalan).

3. Komisioner
Pasal 76 KUHD : Komisioner adalah orang yang pekerjaannya terdiri atas pembuatan
perjanjian-perjanjian atas nama, atas perintah dan tanggungan orang lain dengan mendapat
upah yang disebut komisi.
Pasal 78 KUHD : Komisioner telah menutup perjanjian, berhak menuntut pihak ketiga.
Pemberi kuasa (komitmen) tidak berhak menuntut pihak ketiga dan sebaliknya.

E. Peranan Penting Hukum Bisnis Dalam Perusahaan


Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke
berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu pilar
penopang dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan.

Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena
hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib, aman
sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis tersebut. Contoh
hukum bisnis adalah undang-undang perlindungan konsumen (UU No. 8 tahun 1999). Dalam
undang-undang perlindungan konsumen dalam pasal disebut diatur tentang kewajiban
pengusaha mencantumkan label halal dan kadaluarsa pada setiap produk yang ia keluarkan.
Dengan kewajiban tersebut konsumen terlindungi kesehatannya karena ada jaminan
perlindungan jika produk sudah tidak layak pakai (kadaluarsa). Begitu juga dengan konsumen
umat Islam, dengan adanya lebel halal akan terjamin dari mengkonsumsi produk haram.

Contoh-contoh hukum yang mengatur dibidang bisnis, hukum perusahaan (PT, CV,
Firma), kepailitan, pasar modal, penanaman modal PMA/PMDN, kepailitan, likuidasi, merger,
akuisisi, perkreditan, pembiayaan, jaminan hutang, surat berharga, hukum
ketenagakerjaan/perburuhan, hak kekayaan intelektual, hukum perjanjian (jual beli/transaksi
dagang), hukum perbankan, hukum pengangkutan, hukum investasi, hukum teknologi,
perlindungan konsumen, hukum anti monopoli, keagenan, distribusi, asuransi, perpajakan,
penyelesaian sengketa bisnis, perdagangan internasional/WTO (World Trade Organization),
kewajiban pembukuan, dll.

Dengan demikian jelas aturan-aturan hukum tesebut diatas sangat dibutuhkan dalam
dunia bisnis. Aturan-aturan hukum itu dibutuhkan karena :

• Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan/perjanjian bisnis itu membutuhkan sesuatu yang
lebih daripada sekadar janji serta itikad baik saja.
• Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan seandainya
salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya, tidak memenuhi janjinya.

Disinilah peran hukum bisnis tersebut. Untuk itu pemahaman hukum bisnis dewasa ini
dirasakan semakin penting, baik oleh pelaku bisnis dan kalangan pembelajar hukum, praktisi
hukum maupun pemerintah, sebagai pembuat regulasi kebijakan yang berkaitan dengan dunia
usaha. Hal ini tidak terlepas dari semakin intens dan dinamisnya aktifitas bisnis dalam berbagai
sektor serta mengglobalnya sistem perekonomian.

Menurut Ismail Saleh dalam bukunya “HUKUM DAN EKONOMI” 1990, : ”Memang
benar ekonomi merupakan tulang punggung kesejehateraan masyarakat dan memang benar
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah tiang-tiang penopang kemajuan suatu bangsa
namun tidak dapat disangkal bahwa hukum merupakan pranata yang pada akhirnya
menentukan bagaimana kesejehateraan yang dicapai tersebut dapat dinikmati secara merata,
bagaimana keadilan sosial dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat dan bagaimana
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa kebahagiaan rakyat banyak”.

Berdasarkan kutipan diatas sangatlah terlihat bahwa hukum sangat penting dalam dunia
ekonomi/bisnis sebagai alat pengatur bisnis tersebut. Kemajuan suatu ekonomi/bisnis tidak
akan berarti kalau kemajuan tidak berdampak pada kesejahteraan dan keadilan yang dinikmati
secara merata oleh rakyat. Negara harus menjamin semua itu. Agar tidak ada terjadi pengusaha
kuat menindas pengusaha lemah, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin,
sehingga tidak ada keseimbangan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Disinilah peran hukum
membatasi hal tersebut. Maka dibuat perangkat hukum yang mengatur dibidang bisnis tersebut
(hukum bisnis).

Dengan telah dibuatnya hukum bisnis tersebut (peraturan perundang-undangan)


imbasnya adalah hukum bisnis tersebut harus diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis sehingga
bisnisnya berjalan sesuai dengan koridor hukum dan tidak mempraktikkan bisnis yang bisa
merugikan masyarakat luas (monopoli dan persaingan usaha tidak sehat). Jika semua aspek-
aspek yang ada dalam hukum bisnis ini dijalankan dengan benar dan sesuai aturan yang ada,
tentunya akan tercipta iklim yang sejuk dalam bisnis (tidak ada pihak yang dirugikan).

Bagaimanapun juga adanya pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta kompleks
ini pasti akan melahirkan berbagai bentuk kerjasama bisnis. Kerjasama bisnis yang terjadi
sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang sedang dijalankan.
Keanekaragaman kerjasama bisnis ini tentu saja melahirkan masalah serta tantangan baru, oleh
karena itu hukum harus siap untuk dapat mengantisipasi dan mengsejajarkan posisi setiap
perkembangan bisnis yang muncul. Dengan cara pengembangan-pengembangan ilmu hukum
juga.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum Bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang
mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan
yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan
uang dari para entrepreneunr dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari
entrepreneur tersebut) adalah untuk mendapatkan keuntungan.

Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke
berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu pilar
penopang dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan. Diharapkan ke
depan baik pelaku usaha, konsumen, pesaing, dan penegak hukum mengerti betul tentang
hukum bisnis agar dalam mempergunakan hak dan kewajibannya tidak menyimpang. Tidak
dapat dipungkiri bahwa pelaku usaha adalah salah satu pihak yang berperan penting dalam
kegiatan bisnis sehingga sangat penting mengetahui dan atau mempelajari hukum bisnis.

Anda mungkin juga menyukai