Sriwijaya
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
5
6
Politeknik Negeri
Sriwijaya
150 kV 20 kV
Trafo
Distribusi
Trafo Daya
Trafo Trafo
Distribusi Distribusi
PMT 20 kV PMT 20 kV
150 kV
Trafo Daya
Gardu
Konsumen
Penyulang
PMT 150 kV PMT 20 kV
Gardu Induk
Pemutus
Beban
Distribusi Distribusi
d. Jaringan Spindel
Sistem Spindel adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan
Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya
diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu
Hubung (GH).
20 kV
PMT 20 kV Trafo Distribusi Pemutus Beban
150 kV
Trafo Daya
Trafo Distribusi
Gardu
Penyulang Langsung Hubung
Trafo Distribusi
Trafo Distribusi
Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan
sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu
hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah
(JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah
(SKTM). Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem
Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang
berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen
tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).
Trafo Daya
Trafo
Distribusi
Trafo Trafo
Distribusi Distribusi
PMT 150 kV PMT 20 kV
Pemutus
Beban
Penyulang Cadangan
4. Gardu Kios, kotak tempat peralatan listrik terbuat dari bahan besi. Gardu
kios bukan merupakan gardu permanen tetapi hanya merupakan gardu
sementara, sehingga dapat mudah untuk dipindah-pindahkan.
Gambar 2.14 Gardu Kios
2.6 Transformator
2.6.1 Pengertian transformator[13]
Transformator adalah suatu peralatan listrik yang dapat
mentransformasikan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip induksi-elektromagnet. Transformator banyak digunakan secara luas, baik
dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaannya dalam sistem
tenaga memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-
tiap keperluan. Misalnya, untuk kebutuhan akan tegangan tinggi dalam
pengiriman daya listrik jarak jauh.
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan
menjadi :
1. Transformator daya
Transformator daya memiliki peranan sangat penting dalam sistem
tenaga listrik. Transformator daya digunakan untuk menyalurkan daya dari
generator bertegangan menengah ke transmisi jaringan distribusi.
Kebutuhan transformator daya bertegangan tinggi dan berkapasitas besar,
menimbulkan persoalan dalam perencanaan isolasi, ukuran bobotnya.[8]
2. Transformator distribusi.
Transformator distribusi digunakan untuk mengubah tegangan
menengah menjadi tegangan rendah. Sebagaimana halnya dengan
komponen-komponen lain dari rangkaian distribusi, rugi-rugi energi dan
turun tegangan yang disebabkan arus listrik mengalir menuju beban
merupakan penentuan untuk pemilihan dan lokasi transformator. [2]
3. Transformator Instrumen/Pengukuran
Dalam prakteknya tidaklah aman menguhubungkan instrumen, alat
ukur atau peralatan kendali langsung ke rangkaian tegangan tinggi.
Transformator Instrumen umumnya digunakan untuk mengurangi
tegangan tinggi dan arus hingga harga aman dan dapat digunakan untuk
kerja peralatan demikian.
Transformator instrumen melakukan dua fungsi yakni : (1)
digunakan sebagai alat perbandingan (ratio device) yang memungkinkan
digunakannya alat ukur dan instrumen tegangan rendah dan arus rendah
baku. (2) digunakan sebagai alat pemisah (insulating device) untuk
melindungi peralatan dan operator dari tegangan tinggi. Ada dua macam
tranformator instrumen yaitu transformator tegangan dan transformator
arus.[7]
2.6.2 Transformator tanpa beban[10]
Transformator disebut tanpa beban jika kumparan sekunder dalam keadaan
terbuka (Open Circuit) perhatikan gambar 2.15
IM = Io Sin θ
Io = √IC2 + IM2 ..................................................................................... (2.3)
Pada umumnya R >> X , sehingga I << I dianggap I = 0, maka besar θ =
C M C M C
90°. Dengan demikian pada transformator tersebut hanya ada rugi inti sebesar :
IM2.XM = I o2.XM.................................................................................................................. (2.4)
Dimana : I2 N1
Keterangan :
R1 = Hambatan Primer
X1 = Reaktansi Primer
R2 = Hambatan Sekunder
X2 = Reaktansi Sekunder
RC = Hambatan Inti
XM = Reaktansi Magnit
Jika ditinjau pada bagian primer dari gambar 2.18 maka :
V1 = I1.R1 + I1.X1 + E1 ...........................................................................................
(2.12)
3. Hubungan Zig-zag
Masing masing lilitan tiga fasa pada sisi tegangan rendah dibagi menjadi
dua bagian dan masing masing dihubungkan pada kaki yang berbeda.
Hubungan silang atau zig-zag digunakan untuk keperluan khusus seperti
distribusi dan transformator.
Gambar 2.21 Hubungan Zig-zag[13]
Daya
kVA
1
10
16
25
50
Tabel 2.3 Rugi-rugi transformator fase tiga
Daya
Kva
1
25
50
100
160
200
250
315
400
500
630
800
1000
1250
1600
2000
2500
Batas rugi-rugi maksimum transformator tanpa beban adalah + 5%, sedangkan
untuk transformator berbeban adalah + 10%.
3 Ynyn0
dimana: P
(a) (b)
Gambar 2.23 Vektor Diagram Arus
Gambar 2.23 (a) menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan
seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR ,IS ,IT )
adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral (IN ).
I⃗N⃗ = ⃗I⃗R + I⃗S + I⃗T = 0 ......................................................... (2.26)
Sedangkan pada Gambar 2.23 (b) menunjukkan vektor diagram arus yang
tidak seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya
(IR ,IS ,IT ) tidak sama dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus netral
(IN ) yang besarnya bergantung dari seberapa besar faktor ketidakseimbangannya.
IN =
⃗ ⃗ ⃗⃗IR
⃗ + IS⃗ + IT⃗ ................................................................. (2.27
Dimana :
IN = Arus yang mengalir pada penghantar fasa N (A)
)
[ IR ] = a [ I ]
[ IS ] = b [ I ] ....................................................................... (2.29)
[ IT ] = c [ I ]