Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan teori dan kasus terdapat perbedaan yaitu


1. Di teori terdapat klasifikasi malnutrisi yaitu marasmus, kwarsiokor dan
marasmus kwarsiokor , dan di kasus yang dialami pasien termasuk klasifikasi
marasmus
2. Di teori ada beberapa tanda dan gejala yang dialami penderita malnutrsi seperti
anak tampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah terangsang, Jaringan otot
mengecil dengan tonusnya yang menurun, Jaringan subkutan tipis dan lembek,
diare, anoreksia, sedangkan di kasus anak mengalami gejala seperti anak
terlihat cengeng, anak mengalami diare, BB anak tidak naik
3. Di teori terdapat beberapa diagnosa keperawatan pada penderita malnutrisi
yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan
integritas kulit, gangguan tumbuh kembang, kurang pengetahuan , sedangkan
di kasus diagnosa yang diangkat adalah defisit nutrisi, gangguan tumbuh
kembang, resiko hypovolemia, dan defisit pengetahuan

30
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.Malnutrisi adalah suatu kondisi dimana anak mengalami penurunan berat
badan sehingga mengalami penciutan atau pengurusan otot generalisata dan
tidak adanya lemak subkutis.
2.Factor Resiko dari malnutrisi yaitu asupan makanan yang kurang, status
sosial ekonomi, pendidikan ibu, penyakit penyerta, BBLR, kelengkapan
imunisasi, ASI yang kurang, Pengetahuan ibu
3.Klasifikasi malnutrisi yaitu marasmus, kwarsiokor, dan marasmus
kwasiokor
4.Manifestasi Klinis yang dapat timbul yaitu secara umum anak tampak
sembab, letargik, cengeng, dan mudah terangsang, gejala yang terpenting
adalah pertumbuhan yang terhambat, berat dan tinggi badan lebih rendah
dibandingkan dengan BB baku. Penurunan BB ini tidak mencolok atau
mungkin tersamar bila dijumpai edema anasarka, jaringan otot mengecil
dengan tonusnya yang menurun. Jaringan subkutan tipis dan lembek,
kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare, rambut
berwarna pirang berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut. Pada
tahap lanjut, terlihat lebih kusam, jarang kering, halus, dan berwarna pucat.
5.Penatalaksanaan Medis yang dapat dilakukan adalah pemberian antibiotik
serta pemberian antidiare (bila ada diare)
6.Penatalaksanaan Keperawatan yang dapat diberikan yaitu diit tinggi kalori,
protein, mineral, dan vitamin, mencegah dan mengatasi hipertermi, koreksi
gangguan elektrolit, memberikan stimulus tumbuh kembang
7.Komplikasi yang dapat timbul yaitu :
1.Marasmus : infeksi , TBC, disentri, malnutrisi kronik, gangguan tumbuh
kembang
2. Kwashiorkor : diare, infeksi, hipokalemi dan hipermatremi

31
8.Asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan

5.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan kita seharusnya lebih teliti dalam menilai
status gizi pada anak. Selain itu sebagai tenaga kesehatan kita juga harus
memantau asupan nutrisi anak supaya proses tumbuh kembang anak tidak
terganggu .

32
DAFTAR PUSTAKA

Amin,Huda. (2015) . Aplikasi keperawatan berdasarkan diagnose medis & NANDA


NIC-NOC. Jogyakarta : mediaction publishing
Hutahaean, S. (2010). Konsep dan dokumentasi proses keperawatan. Jakarta: Trans
Info Media
Kementerian Kesehan RI. (2011). Standar antropometri penilaian status gizi anak.
Jakrta : Direktorat Bina Gizi
Rudolph, Abraham M. (2014). Buku Ajar pediatric rudolp. Jakarta : EGC
Rani,A.(2011). Buku ajar gastroenterology. Jakarta : internal publishing

33

Anda mungkin juga menyukai