Oleh :
Maria Rosita Ina Olla 170404010105
Yuliana Febriana 1704040101
Ivotina Remami Jenaha 170404010176
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan limpah karunia-Nya, kami sekelompok dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah “ Perencanaan dan Pengembangan SDM” yang di bina oleh Ibu
Sri Wilujeng, SE. M.M. Pada kesempatan ini kami sekelompok mengucapkan
ribuan terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
COVER .......................................................................................................
1. Gaji Pokok
Kompensasi dasar yang diterima oleh seorang karyawan, biasanya
berupah upah dan gaji, disebut gaji pokok (base pay). Banyak organisasi
menggunakan dua kategori gaji pokok, per jam dan gaji tetap, yang
diidentifikasikan berdasarkan csra imbalan kerja tersebut didistribusikan dan
sifat dari pekerjaan, imbalan kerja per jam merupakan cara pembayaran yang
paling umum yang didasarkan pada waktu, dan karyawan yang dibayar
berdasarkan jam kerja menerima upah (wage), yang merupakan imbalan kerja
yang dihitung secara langsung berdasarkan jumlah waktu kerja.
2. Upah
Upah didefinisikan sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan
kepada para pekerja atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi. Upah
merupakan imbalan finansial langsung dibyarkan kepada karyawan berdasarkan
jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang
diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah
dapat berubah-ubah. Konsep upah biasanya dihubungkan dengan proses
pembayaran bagi tenaga kerja lepas.
a. Penggolongan Upah
a) Upah Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya upah ditetapkan berdasarkan standar
waktu seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Besarnya upah sistem
waktu hanya didasarkan kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan
dengan prestasi kerjanya.
b) Upah Sistem Hasil (Output)
Dalam sistem hasil, besarnya upah ditetapkan atas kesatuan unit yang
dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.
Besarnya upah yang dibayar selalu didasarkan kepada banyaknya hasil
yang dikerjakan bukan kepada lamanya waktu mengerjakannya.
c) Upah Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan
besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama
pengerjakannya. Penetapan besarnya balas jasa berdasarkan sistem
borongan cukup rumit, lama mengerjakannya, serta banyak alat yang
diperlukan untuk menyelesaikannya. Contohnya proyek kerja.
b. Proses Penentuan Upah
Salah satu aspek yang sangat penting dalam penentuan upah adalah
jumlah upah yang diterima karyawan harus memiliki internal
equity dan external equity. Internal equity adalah jumlah yang diperoleh
dipersepsi sesuai dengan input yang diberikan dibandingkan dengan
pekerjaan yang sama dalam perusahaan. External equity adalah jumlah
yang diterima dipersepsi sesuai dengan jumlah yang diterima
dibandingkan dengan yang diterima dalam pekerjaan yang sejenis di luar
organisasi. Oleh karena itu, untuk mengusakan adanya equity, penentuan
upah oleh perusahaan dapat ditempuh dengan:
a) Analisis Jabatan/Tugas
Analisis jabatan merupakan kegiatan untuk mencari informasi tentang
tugas-tugas yang dilakukan, dan persyaratan yang diperlukan dalam
melaksanakan suatu tugas, sehingga dapat menjelaskan uraian tugas,
dan standar kinerja. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai landasan
untuk mengevaluasi jabatan.
b) Evaluasi Jabatan/Tugas
Evaluasi jabatan adalah proses sistematis untuk menentukan nilai relatif
dari suatu pekerjaan dibandingkan dengan pekerjaan lain.Proses ini
adalah untuk mengusahakan tercapainya internal equity dalam
pekerjaan sebagai unsur yng sangat penting dalam penentuan tingkat
upah. Penilaian pekerjaan secara umum dilakukan dengan
mempertimbangkan isi pekerjaan atau faktor-faktor seperti tanggung
jawab, keterampilan atau kemampuan, tingkat usaha yang dilakukan
dalam pekerjaan, dan lingkungan kerja.
3. Gaji
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai
konsekuensi dari statusnya sebagai seorang karyawan yang memberi kontribusi
dalam mencapai tujuan perusahaan. Atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran
tetap yang diterima seseorang karena kedudukannya dalam perusahaan.
Program pemberian upah dan gaji harus ditetapkan atas asas adil dan layak
serta dengan memperhatikan undang-undang perburuan yang berlaku. Prinsip
adil dan layak harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya supaya upah dan
gaji yang akan diberikan merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan.
a) Asas Adil
Besarnya upah dn gaji yang dibayar kepada setiap karyawan harus
disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan,
tanggung jawab, jabatan pekerjaan, dan memenuhi persyaratan internal
konsistensi.
b) Asas layak dan Wajar
Upah dan gaji yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhannya
pada tingkat normative yang ideal. Tolok ukur layak adalah relatif,
penetapan besarnya upah dan gaji yang didasarkan atas batas upah
minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku.
d. Tunjangan
Salah satu aspek yang juga mempengaruhi kompensasi sebagai salah satu
faktor eksternal adalah kondisi-kondisi ekonomi industri, terutama derajat tingkat
persaingan, yang memengaruhi kesanggupan untuk membayar perusahaan itu
dengan gaji tinggi. Semakin kompetitif situasinya, semakin rendah kemampuan
perusahaan untuk membayar gaji lebih tinggi. Kesangggupan untuk membayar
adalah juga konsekuensi produktifitas yang relatif dalam perusahaan, industri, atau
sektor lain. Jika suatu perusahaan sangat produktif, maka dapat membayar gaji lebih
tinggi. Produktifitas dapat meningkat dengan majunya teknologi, lebih efisiennya
metode operasi, kerja yang lebih keras dan lebih besarnya dorongan kerja, atau
suatu kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
Pengaruh eksternal penting lain pada suatu program kompensasi kerja adalah
serikat kerja. Kehadiran serikat pekerja diperusahaan sektor swasta diperkirakan
meningkatkan upah 10 samapi 15 persen dan menaikan tunjangan sekitar 20 sampai
30 persen. Juga perbedaan upah antara perusahaan yang mempunyai sekitar sekitar
pekerja dengan yang tidak mempunyai serikat pekerja tampak paling besar selama
periode resesi dan paling kecil selama periode inflasi.
Hasil pemikiran sebuah evaluasi adalah subyektif. Oleh karena itu, evaluasi
harus dilakukan secara khusus oleh SDM yang terlatih. Sekelompok manajer atau
spesialis yang melakukan evaluasi itu disebut komite evaluasi pekerjaan. Komite
me-review informasi analisis pekerjaan untuk mempelajari tentang tugas, tanggung
jawab, dan syarat-syarat pekerjaan. Dengan pengetahuan ini, pekerjaan
ditempatkan dalam sebuah herarki sesuai dengan nilai relatif melalui penggunaan
metode evaluasi pekerjaan, penilaian kelas pekerjaan, perbandingan faktor, dan
sistem penilaian angka.
2.5.1 Penyusunan Peringkat Pekerjaan
Metode angka , metode evaluasi pekerjaan yang digunakan secara luas, lebih
rumit daripada metode penentuan peringkat dan metode lainnya. Metode ini
memecah pekerjaan menjadi berbagiai factor yang dapat diberi kompensasi dan
memberikan bobot, atau angka, pada mereka. Factor yang dapt diberi kompensasi
menyebutkan nilai pekerjaan yang biasanya terdapar di seluruh kelompok
pekerjaan. Faktor-faktor tersebut berasal dari analisis pekerjaan. Sebagai contoh,
untuk pekerjaan di gudang atau pabrik, tuntutan fisik, bahaya yang dihadapi, dan
lingkungan kerja mungkin diidentifikasi sebagai factor-faktor yang dapat diberi
kompensasi dan diberi bobot yang berat. Akan tetapi, disebagian besar kantor dan
pekerjaan administrasi, factor-faktor tersebut tidak begitu penting. Akibatnya,
factor-faktor yang dapat diberi kompensasi yang digunakan dan bobot yang
diberikan harus mencerminkan sifat pekerjaan menurut studi. Sistem ini dijalankan
melalui enam tahap dan biasanya melalui komite evaluasi pekerjaan atau analis
individu, yaitu:
Data survei tentang upah dan gaji merupakan data dasar dalam penetapan
tinggi rendahnya upah/gaji yang dilakukan para analis untuk membandingkan
level/tingkatan kompensasi. Salah satu sumber data adalah Departemen Tenaga
Kerja dan atau Badan Pusat Statistik yang secara periodik melakukan survei pasar
kerja. Kadang-kadang survei ini sudah tidak sesuai lagi dalam menghadapi
perubahan pasar yang cepat. Oleh karena itu, sumber data yang lain dapat
digunakan. Data juga diperoleh dari asosiasi pengusaha yang berasal dari berbagai
perusahaan. Sementara sumber data lain berasal dari asosiasi profesional, yang
secara khusus dataini untuk jenis pekerjaan spesialisasi tinggi.
Serikat pekerja memiliki kekuatan daya tawar yang relatif tinggi dalam
penentuan upah karyawan, khususnya untuk anggota serikat. Termasuk di
dalamnya serikat berperan sebagai pemasok calon-calon karyawan yangbermutu.
Penentuan upah tersebut dapat dengan bentuk tekanan, tidak saja dalam bentuk
konsep tertulis, tetapi juga dalam bentuk pemogokan-pemogokan jika terjadi
stagnasi perundingan. Di sinilah, perusahaan harus mempertimbangkan secara
matang sejauh mana untung ruginya perusahaan manakalah harus memilih antara
menangani pemogokan karena menuntut kenaikan upah ataukah perlu dinaikannya
tingkat upah karyawan. Dalam hal ini perusahaan sering dihadapkan pada posisi
dilematis. Jika kenaikan tingkat upah/gaji dipenuhi, maka akan terjadi peningkatan
biaya produksi yang pada gilirannya akan mengurangi keuntungan atau efisiensi.
Padahal perusahaan berkepentingan dengan penggunaan karyawan yang memiliki
keterampialn tinggi yang dipasok oleh serikat. Dalam situasi tertentu perusahaan
bisa jadi mengubah strateginya dari pendekatan padat karya ke padat modal atau
relatif banyak menggunakan faktor produksi otomatisasi yang hemat tenaga kerja.
Mengembangkan dana
Berusaha menyesuaikan kinerja dengan
mengadministrasikan system
imbalan
kompensasi
3.1 Kesimpulan
Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja
karyawan tersebut pada organisasi. Pemberian kompensasi merupakan salah satu
pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian
penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian.
Kompensasi merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan
dalam bisnis perusahaan pada abad ke-21 ini. Secara umum tujuan kompensasi
adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi
perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan ekternal. Keadilan
eksternal menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan akan dikompensasi secara adil
dengan membandingkan pekerjaan yang sama di pasar kerja. Kadang-kadang
tujuan ini bisa menimbulkan konflik satu sama lainnya, dan trade-offs harus terjadi.
Misalnya, untuk mempertahankan karyawan dan menjamin keadilan, hasil analisis
upah dan gaji merekomendasikan pembayaran jumlah yang sama untuk pekerjaan-
pekerjaan yang sama.
3.2 Saran
Materi dalam makalah ini berisi tentang masalaha strategi dan praktik
kompensasi, yang di dalamnya memuat berbagai masalah yang berkaitan dengan
kompensasi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA