Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arsitektur perilaku adalah salah satu ilmu yang dipelajari dalam arsitektur.
Arsitektur perilaku ini mempelajari tentang perilaku manusia dan hubungan dari
perilaku tersebut ke dalam ruang yang akan didesain oleh seorang arsitek, sehingga
ruang yang didesain bisa optimal bagi pengguna ruang tersebut.
Arsitektur sebagai bagian dari kebudayaan juga senantiasa memperbaharui diri
sesuai dengan perkembangan jaman. Perkembangan arsitektur dari waktu ke waktu
merupakan cerminan dari budaya masyarakat dimana karya arsitektur tersebut berada.
Ungkapan arsitekturnya disesuaikan dengan tantangan, pengaruh perkembangan
teknologi dan bahan bangunan yang ada. Perkembangan tersebut tidak hanya
dipengaruhi oleh perkembangan tata ruang atau tata masa massa bangunan saja, tetapi
juga terpengaruh oleh nilai sosial dan budaya serta ekosistem yang berubah cepat
serta kenyamanan pengguna bangunan.
Faktor kenyaman pengguna merupakan suatu hal vital dalam sebuah ruagan, hal
ini dapat di lihat dengan penggunaan teori ergonomi dan teori antropometri. Teori
antropometri dalam arsitekur adalah teori yang mempelajari tentang desain arsitektur
yang memiliki dasar kepada keseuaian ukuran tubuh manusia. Sedangkan ergonomi
dalam arsitektur adalah teori yang mendasari dalam fasilitas ruang untuk kenyamanan
manusia. Sehingga antropometri dan ergonomi ini adalah ilmu yang dapat digunakan
oleh seorang arsitek untuk menciptakan ruang yang mengoptimalkan kenyamanan.
Dengan menerapkan teori ini seorang arsitek akan dapat mengetahi kebutuhan
kenyamanan ruang seseorang berdasarkan tubuh mereka dan fasilitas dalam
menunjang aktifitas mereka.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan-permasalahan yang ingin dipelajari dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari antropometri dan ergonomi?
2. Apa hubungan antropometri dan ergonomi dalam ruang dalam arsitektur?
3. Apa yang dimaksud dengan kenyamanan fisik dan kenyamanan psikis?

1.3 Tujuan
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 1
Adapun tujuan dari makalah ini dapat dilihat berdasarkan rumusan masalah yang ada:
1. Untuk mengetahui pengertian dari antropometri dan ergonomic
2. Mengetahui hubungan antropometri dan egonomi dalam ruang dalam arsitektur
3. Mengetahui pengertian kenyamanan fisik dan kenyamanan psikis

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat dirasakan dalam penulisan makalah ini adalah
dapat mengetahui tentang ilmu antropometri dan ergonomi,sehingga kita sebagai
mahasiswa arsitektur dapat membuat desain yang optimal dengan menggunakan ilmu
tersebut ke dalam referensi desain sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 2


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 ERGONOMI
2.1.1 Pengertian
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara
keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Ergonomi
merupakan ilmu yang menitikberatkan pada pembahasan mengenai manusia
sebagai elemen utama dalam suatu sistem kerja. Banyak definisi tentang ergonomi
yang dikeluarkan oleh para pakar di bidangnya, antara lain sebagai berikut:

a. International Ergonomics Association
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ERGON (kerja) dan
NOMOS (hukum alam), jadi ergonomi dapat diartikan sebagai studi tentang
aspek- aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan untuk
mendapatkan suasana kerja yang sesuai dengan manusianya (Nurmianto, 2003).
b. Iftikar Z. Sutalaksana
Dalam bukunya yang berjudul “Teknik Tata Cara Kerja” menuliskan
bahwa ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja
pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman (Sutalaksana, 1979). 

c. OSHA (Occupational Safety and Health Act)

Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian
pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah
cidera pada pekerja. (OSHA, 2000). 

d. Manuaba A.
Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan
mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan
lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A, 1981).
e. Tarwaka, dkk
Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan
atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 3
beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik
fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih
baik (Tarwaka. dkk, 2004).
f. Suma’mur
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk
menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan
tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui
pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1987).
Dari berbagai pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari
ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran,
keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk
mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan
dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang
terlibat dengan pekerjaan tersebut.
Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam
fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana
dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
a. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan
produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari
manusia hidup dan bekerja.
b. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi
kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan
keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya.
c. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-
keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi
untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut
sehari-hari.
Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat
terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi
adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai
perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 4
untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk
meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan
manusia.

2.1.2 Ruang Lingkup


Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain
yang menjembatani beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum
informasi, temuan, dan prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut. Keilmuan
yang dimaksud antara lain ilmu faal, anatomi, psikologi faal, fisika, dan teknik.

2.1.3 Tujuan
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi, antara lain:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera
dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja;
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial
dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik
selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif;
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas
kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004).

2.1.4 Penerapan
Terdapat beberapa aplikasi / penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi.
Aplikasi / penerapan tersebut antara lain:
a. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi
berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara
seimbang pada dua kaki.
b. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran
anthropometri barat dan timur.
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 5
c. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan
simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-
kata.
d. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu,
tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

2.1.5 Metode
Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-
metode tersebut antara lain:
a. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat
kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan
pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari
yang sederhana sampai kompleks.
b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat
diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak
pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan
demensi fisik pekerja.
c. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya
dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku,
keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan
parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

2.1.6 Prinsip
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau
pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan
dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip
ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut
Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
a. Bekerja dalam posisi atau postur normal
b. Mengurangi beban berlebihan
c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 6
d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan
f. Minimalisasi gerakan statis
g. Minimalisasikan titik beban
h. Mencakup jarak ruang
i. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
j. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja
k. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti
l. Mengurangi stres

2.1.7 Pengelompokan Bidang Kajian


Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap
dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
a. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk
perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang
dikeluarkan saat bekerja.
b. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan
peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.
c. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan
mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot
manusia dalam bekerja dan sebagainya.
d. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan
masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan
sebagainya.
e. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek
psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres
dan lain sebagainya.
Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi,
kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu
solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem
terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia
pekerjanya.
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 7
2.1.8 Macam-macam Ergonomi
Spesialisasi bidang ergonomi meliputi : ergonomi fisik, ergonomi kognitif,
ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang
sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam
suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang
terbaik.
a. Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri,
karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dnegan aktifitas fisik.
Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain : postur kerja,
pemindahan material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja,
keselamatan dan kesehatan.
b. Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di
dalamnya; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia
terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi
kognitif antara lain; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-
computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.
c. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk
sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan dalam
ergonomi organisasi antara lain; komunikasi, MSDM, perancangan kerja,
perancangan waktu kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas
ergonomi, cultur organisasi, organisasi virtual, dll.
d. Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan,
dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain;
perancangan ruang kerja, sistem akustik, dll

2.1.9 Kasus Ergonomi


Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus
tersebut antara lain:
a. Dalam pengukuran performansi atlet.
Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan
dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan
berdiri atu duduk.
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 8
b. Pengukuran variabilitas kerja.
Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang
juru ketik atau operator komputer.
c. Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan
ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
d. Kasus bekerja sambil duduk
Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan komputer dalam bekerja dengan
posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa
tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu,
pergelangan tangan, dan pinggang.
e. Kasus manual material handling
Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami penyakit herniadan juga low
back pain akibat mengangkut beban di luar recommended weighting
limit (RWL).
f. Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic
Operator reaktor sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang
disampaikan oleh display terutama pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini
disebabkan karena informasi tersebut sulit dimengerti oleh operator tersebut.
Kejadian yang serupa sering juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi
banyak display pada waktu yang bersamaan.

2.2 ANTROPOMETRI
2.2.1 Pengertian
Displin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia disebut dengan antropometri. Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang
keilmuan ergonomis adalahistilah anthropometri yang berasal dari “anthro” yang
berarti manusia dan “metron” yang berarti ukuran. Data antropometri diperlukan
untuk perancangan sistem kerja yang baik. Lingkungan fisik juga dapat
mempengaruhi para pekerja baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja.
Secara umum lingkungan fisik terbagi dalam dua kategori, yaitu :
a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerja tersebut. Contoh:
stasiun kerja, kursi, meja dan sebagainya.
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 9
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum. Contoh: temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna,
dan lain-lain.
Untuk bisa meminimumkan pengaruh lingkungan fisik terhadap para pekerja, maka
yang harus kita lakukan adalah mempelajari manusia baik mengenai sifat dan
tingkah lakunya serta keadaan fisiknya.
Antropometri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia (ukuran, volume, dan berat) serta penerapan dari
data tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk.
Penelitian awal tentang dimensi tubuh manusia dimulai sejak awal abad ke-14 dan
sampai pada abad ke-19 barulah dapat dihasilkan data anthropometri yang lengkap.
Metode pengukuran ini distandarisasikan selama periode awal sampai pertengahan
abad ke-20. Dan belakangan ini adalah yang dilakukan pada tahun 1980-an oleh
International Organization For Standarisation.

2.2.2 Jenis-jenis
Antropometri terbagi atas dua cara pengukuran yaitu antropometri statis dan
anthropometri dinamis.
a. Antropometri Statis
Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur
tubuh. Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran dengan keadaan
dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar.
Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi
tubuh, ukuran kepala, panjang lengan dan sebagainya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia
diantaranya :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Suku bangsa
4. Pekerjaan
b. Antropometri dinamis
Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-
ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan
yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 10
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis yaitu:
1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktivitas
2. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja
3. Pengukuran variabilitas kerja
Pengukuran Anthropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi
tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat
memberikan rasa nyaman serta menyenangkan.

2.2.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup utama dari data anthropometri antara lain adalah :
a. Desain pakaian
b. Desain tempat kerja
c. Desain dari lingkungan
d. Desain peralatan, perkakas dan mesin-mesin
e. Desain produk konsumer
Contoh-contoh dari aplikasi data antropometri misalnya : kaus kaki, kursi, helm,
sepeda, meja dapur, perkakas tangan, tempat tidur, meja, interior mobil, mesin
produksi, dan sebagainya. Seorang desainer seharusnya memperhatikan aspek
dimensi tubuh dari populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangannya
tersebut. Dalam hal ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90 sampai
95 % dari populasi harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.
Hal ini sangat diharapkan di banyak situasi dan kondisi di mana mesin atau
peralatan yang dioperasikan membutuhkan human interchangeability, di mana hal
tersebut dapat dicapai dengan membuat rancangan yang dapat disesuaikan
(adjustable design). Contoh kasus adalah pada kursi mobil untuk pengemudi, di
mana kursi seharusnya dapat disesuaikan di berbagai variasi gerakan dan
kedudukan pada waktu mengemudi supaya si pengemudi merasa nyaman. Orang
yang bertubuh pendek mungkin tidak akan bisa menjangkau kontrol yang
dilakukan dengan kaki, yaitu pedal gas, pedal rem dan pedal klos tanpa kursi yang
bisa disesuaikan dengan cara digerakkan maju/mundur.
Selain itu, penyesuaian juga mutlak diperlukan jika merancang sesuatu yang akan
digunakan oleh populasi yang luas, misalnya untuk produk-produk yang diekspor,

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 11


dimana pemakai adalah populasi di seluruh dunia yang berbeda-beda dimensi dan
ukuran tubuhnya.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh
manusia, diantaranya:
a. Umur
Dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring dengan
berkembangnya umur sejak awal kelahirannya sampai dengan umur sekitar 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. 

b. Jenis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dibandingkan dengan
wanita, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti lingkaran dada
dan pinggul. 

c. Suku/Ras
Setiap suku bangsa ataupun etnis akan memiliki karakteristik fisik yang akan

berbeda satu dengan lainnya. 

d. Postur dan Posisi Tubuh
Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi oleh posisi tubuh pada saat akan
melakukan aktivitas tertentu yaitu structural dan functional body dimensions.
Posisi standar tubuh pada saat melakukan gerakan-gerakan dinamis dimana
gerakan tersebut harus dijadikan dasar pertimbangan pada saat data
antropometri diimplementasikan. 

e. Pakaian

Pakaian seperti model, jenis bahan, jumlah rangkapan, dan lain-lain yang
melekat di tubuh akan menambah dimensi ukuran tubuh manusia.
f. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan mewajibkan adanya persyaratan dalam menyeleksi dimensi
tubuh manusia seperti tinggi, berat badan, lingkar perut, dan lain- lain. Seperti
untuk buruh dermaga atau pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang
relatif besar dibandingkan dengan pegawai kantoran atau mahasiswa.
g. Cacat Tubuh Secara Fisik
Cacat tubuh secara fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
variabilitas data antropometri. Seperti, orang normal dan orang yang memiliki
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 12
keterbatasan fisik tidak mempunyai lengan. Untuk dimensi tinggi siku, tinggi
pinggul, tinggi tulang ruas, tinggi ujung jari, dan lain-lain sangatlah berbeda
antara orang normal dengan orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sehingga,
data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja
untuk orang yang cacat tubuh secara fisik berbeda dengan orang normal.
h. Faktor Kehamilan Wanita
Faktor kehamila pada wanita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
variabilitas data antropometri yaitu terutama pada tebal perut dan tebal dada.
Sehingga, data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan
stasiun kerja untuk wanita hamil berbeda dengan data antropometri wanita
lainnya.

2.3 Kenyamanan
2.3.1 Pengertian Kenyamanan

Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang


terhadap lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan
rangsangan yang masuk ke dalam dirinya. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya
masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu dan lain-lain
rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak, kemudian otak akan
memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak.(Satwiko,
2009).

Menurut Kolcaba (2003 bahwa kenyamaan sebagai suatu keadaan telah


terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik.
Dengan terpenuhinya kenyamanan dapat menyebakan perasaan sejahtera pada diri
individu tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kenyamanan adalah


perasaan paling nyaman yang dirasakan setiap individu berdasarkan persepsi
masing-masing individu. Dimana nyaman bagi individu satu berbeda dengan
individu lainnya.

2.3.2 Kenyamanan Fisik dan Kenyamanan Psikis


Kenyamanan dalam arsitektur dapat dibagi menjadi dua, yaitu: kenyamanan
fisik dan kenyamanan psikis. Kenyamanan fisik adalah kenyamanan yang dapat
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 13
dirasakan oleh tubuh atau fisik dari individu itu sendiri. Contohnya : Dimensi
ruang dan furniture yang sesuai dengan proporsi tubuh individu yang
menggunakan ruangan tersebut.

Kenyamanan psikis adalah kenyamanan yang menyangkut dengan kejiwaan,


menyangkut rasa bahagia, tenang, makna kehidupan, dsb. Kenyamanan ini bersifat
subyektif dan tidak dapat diukur secara kuantitatif. Contohnya : jika individu
tersebut mencintai keluarganya, ia akan sangat nyaman berada dalam ruangan yang
dipenuhi oleh keluarganya. Jika Individu tersebut seorang yang beriman ia akan
merasa nyaman dan tenang pada saat ia mengunjungi tempat ibadahnya.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Menurut Hakim (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi


kenyamanan antara lain:

a. Sirkulasi
Kenyamanan dapat berkurang karena sirkulasi yang kurang baik, seperti
tidak adanya pembagian ruang yang jelas untuk sirkulasi manusia dan
kendaraan bermotor, atau tidak ada pembagian sirkulasi antara ruang satu
dengan lainnya.
b. Daya alam atau iklim
1. Radiasi matahari
Dapat mengurangi kenyamanan terutama pada siang hari, sehingga
perlu adanya peneduh.
2. Angin
Perlu memperhatikan arah angin dalam menata ruang sehingga tercipta
pergerakan angin mikro yang sejuk dan memberikan kenyamanan.
3. Curah hujan
Curah hujan sering menimbulkan gangguan pada aktivitas manusia di
ruang luar sehingga perlu di sediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan
(shelter, gazebo).
4. Temperatur
Jika temperatur ruang sangat rendah maka temperatur permukaan kulit
akan menurun dan sebaliknya. Pengaruh bagi aktivitas kerja adalah bahwa
temperatur yang terlalu dingin akan menurunkan gairah kerja dan temperatur

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 14


yang terlampau panas dapat membuat kelelahan dalam bekerja dan
cenderung mengganggu pekerjaan.
c. Kebisingan
Pada daerah yang padat seperti perkantoran atau industri, kebisingan
adalah salah satu masalah pokok yang bisa mengganggu kenyamanan para
pekerja yang berada di sekitarnya. Salah satu cara untuk mengurangi kebisingan
adalah dengan menggunakan alat pelindung diri (ear muff, ear plug).
d. Aroma atau bau-bauan
Jika ruang kerja dekat dengan tempat pembuangan sampah maka bau yang
tidak sedap akan tercium oleh orang yang melaluinya. Hal tersebut dapat diatasi
dengan memindahkan sumber bau tersebut dan ditempatkan pada area yang
tertutup dari pandangan visual serta dihalangi oleh tanaman pepohonan atau
semak ataupun dengan peninggian muka tanah.
e. Bentuk
Bentuk dari rencana konstruksi harus disesuaikan dengan ukuran standar
manusia agar dapat menimbulkan rasa nyaman.
f. Keamanan
Keamanan merupakan masalah terpenting, karena ini dapat mengganggu
dan menghambat aktivitas yang akan dilakukan. Keamanan bukan saja berarti
dari segi kejahatan (kriminal), tapi juga termasuk kekuatan konstruksi, bentuk
ruang, dan kejelasan fungsi.
g. Kebersihan
Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga menambah
rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah ataupun bau-bauan yang tidak
sedap. Pada daerah tertentu yang menutut kebersihan tinggi, pemilihan jenis
pohon dan semak harus memperhatikan kekuatan daya rontok daun dan buah.
h. Keindahan
Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh
kenyamanan karena mencakup masalah kepuasan batin dan panca indera. Untuk
menilai keindahan cukup sulit karena setiap orang memiliki persepsi yang
berbeda untuk menyatakan sesuatu itu adalah indah. Dalam hal kenyamanan,
keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk ataupun warna.
i. Penerangan

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 15


Untuk mendapatkan penerangan yang baik dalam ruang perlu
memperhatikan beberapa hal yaitu cahaya alami, kuat penerangan, kualitas
cahaya, daya penerangan, pemilihan dan perletakan lampu. Pencahayaan alami
di sini dapat membantu penerangan buatan dalam batas-batas tertentu, baik dan
kualitasnya maupun jarak jangkauannya dalam ruangan.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 16


BAB III
STUDI KASUS

Studi kasus yang diangkat kali ini adalah elemen yang ada pada sebuah rumah
tinggal. Rumah tinggal merupakan tempat yang paling sering kita tempati. Oleh karena
itu, penerapan ergonomi dan antropometri penting untuk diterapkan karena akan
berhubungan dengan kita setiap saat. Salah satu elemen pada rumah tinggal adalah
tangga. Tangga yang berfungsi sebagai media berpijak dari lantai satu ke lantai 2 ini
harus memiliki ukuran-ukuran yang sesuai dengan bentuk tubuh manusia
(Antopometri). Dengan panjang telapak kaki untuk orang Asia yang rata-rata sekitar
25cm maka tinggi pijakan ideal adalah 17,5cm. proporsi inilah yang dianggap paling
ideal untuk tipologi postur masyarakat Indonesia pada umumnya. Dengan proporsi ini
pengguna tangga tidak merasa terlalu berat dari sisi tenaga yang harus dikeluarkan dan
cukup aman untuk menghindarkan cedera.. hal tersebut juga sesuai dengan standar
internasional.

Gambar Anak Tangga yang


Salah
Dari gambar di samping
terlihat bahwa ukuran-ukuran
pada anak tangga tidak
ergonomis. Tangga tersebut
memiliki dimensi anak tangga
yang terlalu sempit untuk orang
dewasa sehingga menimbulkan
potensi terjadinya kecelakaan.
Lebar tangga yang sempit juga
membuat tangga tersebut susah
untuk dilewati oleh 2 orang pada
saat berpapasan. Tidak ditemukan
adanya bordes pada anak tangga
tersebut dikarenakan tinggi lantai
yang tidak terlalu tinggi. Tinggi anak tangga juga melebihi standar yang ada sehingga
timbul rasa lelah setelah menaiki tangga tersebut.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 17


Studi kasus lainnya adalah pada cara duduk pada saat menggunakan komputer.
Untuk mengoperasikan komputer tentunya kita akan bekerja dengan menggunakan
media seperti meja dan kursi. Selain itu untuk menciptakan suasana yang nyaman kita
juga perlu mengatur tempat dimana kita bekerja. Dibawah ini adalah tata cara duduk
didepan komputer yang benar:

Pada gambar di atas. Gambar sebelah kiri merupakan posisi yang salah. Posisi
tersebut mengakibatkan ketidaknyamanan dan dapat menimbulkan sakit pada pundak
karena terlalu bungkuk. Oleh karena itu pada gambar di kanan telah mendapatkan
adanya tindakan sehingga dapat memberikan kenyamanan dan lebih sehat. Terdapat
penggantian jenis kursi sehingga membuat tulang punggung menjadi tegak. Kemudian
layar dari komputer disesuaikan agar lurus dengan mata sehingga tidak membuat
menoleh kebawah. Selain itu keadaan ruangan juga dihindarkan dari sinar matahari
pada komputer agar layar monitor bisa lebih jelas dilihat mata.
Dengan adanya prinsip-prinsip ergonomi seperti diatas maka kita dapat
mengetahui bagaimana sebaiknya merancang desain agar desain tersebut enak untuk
dipergunakan dan memberikan dampak positif bagi kesahatan.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 18


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk,
peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan
bekerja dalam standar dimensi kebutuhan ruang yang diatur dalam antropometri.
Sehingga rancangan mampu mewadahi kebutuhan pelaku kegiatan di dalamnya dan
memberi kenyamanan bagi pengguna.

4.2 Saran
Sebagai seorang arsitek dalam merancang suatu bangunan ataupun ruang dalam
perlu untuk mengetahui bagaimana kenyamanan kerja dapat dipenuhi berdasarkan ilmu
Ergonomi dan Antropometri.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 19

Anda mungkin juga menyukai