Anda di halaman 1dari 15

A.

Latar Belakang

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam


pembelajaran dikelas maupun tutorial. Model pembelajaran harus mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan pembelajaran,
lingkungan dan pengelolahan kelas. Melalui pembelajaran guru dapat membantu
peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir dan
mengekpresikan ide. Juga berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan pembelajaran cooperative telah memiliki sejarah
yang panjang sejak zaman dahulukala, para guru telah mendorong siswa-siswa
mereka untuk bekerja sama dalam tugas-tugas kelompok tertentu dalam diskusi,
debat, atau pelajaaran tambahan. Menurut beberapa ahli bahwa cooperative
learning tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit,
akan tetapi sangat berguna untuk menumbuhkan berfikir kritis.
Jadi, cooperative learning adalah konsep yang lebih luas yang meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya
sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan
belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga
pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan dalam proses pembelajaran
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa, diantaranya adalah
kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah model
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model pembelajaran cooperative learning ?
2. Apa saja unsur-unsur model pembelajaran cooperative learning?
3. Apa karakteristik dari model pembelajaran cooperative lerning ?
4. Apa tujuan dari model pembelajaran cooperative lerning ?
5. Apa saja model-model dari model pembelajaran cooperative lerning ?
6. Apa peran guru dalam model pembelajaran cooperative lerning ?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian dari pembelajaran cooperative.
2. Mengerti apa saja unsur-unsur model pembelajaran cooperative.
3. Mengerti tentang karakteristik pembelajaran cooperatif learning.
4. Mengerti tujuan model pembelajaran cooperatif learning.
5. Mengetahui model-model cooperatif learning.
6. Mengetahui peran guru dalam pembelajaran cooperatif learning.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cooperative Learning

Pembelajaran cooperative learning bukanlah gagasan baru dalam


dunia pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya
digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti tugas-
tugas atau laporan tertentu.
Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan cooperative learning,
sebagai berikut :
a. Menurut Salvin (1995) mengemukakan bahwa cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran yang mana sIstem belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang
secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siwa lebih semangat
dalam belajar.
b. Menurut Anite lie (2000) cooperative learning adalah pembelajaran
gotong-royong yang mana system pembelajarannyamemberi
kesempatan peserta didik untuk bekerja sama denagn peserta lain
dalam tugas-tugas yang terstruktur (tugas yang telah ditentukan)
c. Menurut Azizah (1998) cooperative learning merupakan strategi
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif
dalam mencapai tujuan.
Dari beberapa definisi diatas dapat diperoleh bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara
membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama,
berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu
teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Falsafah yang mendasari pembelajaran cooperative
learning (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah homo
homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran
langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif
juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

B. Unsur-unsur Pembelajaran Cooperative


1. Saling Ketergantungan Positif
Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif
yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk
meraih hasil belajar yang optimal. Tiap siswa tergantung pada anggota
lainnya karena tiap siswa mendapat materi yang berbeda atau tugas yang
berbeda, oleh karena itu siswa satu dengan lainnya saling membutuhkan
karena jika ada siswa yang tidak dapat mengerjakan tugas tersebut maka
tugas kelompoknya tidak dapat diselesaikan.

2. Tanggung Jawab Perseorangan


Pembelajaran kooperatif juga ditujukan untuk mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil
penilaian individual tersebut selanjutnya disampaikan guru kepada
kelompok agar semua kelompok dapat mengetahui siapa anggota
kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang
dapat memberikan bantuan. Karena tiap siswa mendapat tugas yang
berbeda secara otomatis siswa tersebut harus mempunyai tanggung jawab
untuk mengerjakan tugas tersebut karena tugas setiap anggota kelompok
mempunyai tugas yang berbeda sesuai dengan kemampuannya yang
dimiliki setiap individu.
3. Interaksi Tatap Muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat
saling bertatap muka sehingga mereka dapat melalukan dialog, tidak hanya
dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam ini
memungkinkan siswa dapat sa- ling menjadi sumber belajar sehingga
sumber belajar lebih bervariasi dan ini juga akan lebih memudahkan siswa
dalam belajar. Adanya tatap muka, maka siswa yang kurang memiliki
kemampuan harus dibantu oleh siswa yang lebih mampu me- ngerjakan
tugas individu dalam kelompok tersebut, agar tugas kelompoknya dapat
terselesaikan.

4. Komunikasi antar Anggota Kelompok


Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti
tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan
mengkritik teman, berani mempertahan pikiran logis, tidak mendominasi
orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam
menjalin hubungan antar pribadi se- ngaja diajarkan dalam pembelajaran
kooperatif ini.
Unsur ini juga menghendaki agar para siswa dibekali dengan
berbagai keterampilan berkomunikasi.Sebelum menugaskan siswa dalam
kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi, karena tidak
semua siswa mempuanyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya
untuk sa- ling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka. Adakalanya siswa perlu diberitahu secara
jelas mengenai cara menyanggah pendapat orang lain tanpa harus
menyinggung perasaan orang lain.
5. Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini
tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran cooperative learning.

C. Karakteristik Cooperative Learning

Pada hakekatnya cooperative learning sama dengan kerja


kelompok, akan tetapi tidak. Setiap kerja kelompok dikatakan cooperative
learning, Bennet (1995) menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat
membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok, antara lain:
a) Positive Independence (saling ketergantungan positif) yaitu
hubungan timbal balik yang didasari danya kepentingan yang
sama.
b) Personal Responsibility (tanggung jawab perseorangan)yaitu
mengenal materi pelajaran dalam anggota kelompok. Sehingga
siswa termotivasi untuk membantu temannya membutuhkan
keluwesan.
c) Face to Face Promotive Interaction (interaksi promotif) yaitu
interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanya
perantara.
d) Interpersonal Skill (komunikasi antar anggota) yaitu menciptakan
hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok
dan memelihara hubungan kerja yang efektif.
e) Group Processing (pemrosesan kelompok) yaitu meningkatkan
ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah

D. Tujuan Cooperative Learning

Cooperative learning mempunyai tujuan pembelajaran yang


penting yang mana dapat di resume oleh ibrahim (2000) yaitu:
a) Mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik yakni
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan
normal yang berhubungan dengan hasil belajar
b) Dapat menerima secara luas dari orang yang berbeda berdasarkan
ras budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidak mampuannya.
c) Mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan
kolaborasi.
E. Model-model Cooperative learning
Dalam cooperative learning terdapat beberapa model yang di terapkan
di antara lain :

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teaching Game Team


(TGT)

Model pembelajaran kooperatif jenis ini mengadopsi


pembelajaran mandiri siswa dengan saling bertanta antar kelompok
secara bergantian. Tahap pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Guru memberikan penjelasan umum tentang materi yang akan
dipelajari. Siswa dikelompokan kedalam beberapa kelompok anggota
5-6 orang. Siswa mendiskusikan penjelasan guru serta materi yang
diberikan, setelah selesai salah satu kelompok bertanya kepada
kelompok yang ditunjuk terkait materi yang telah didiskusikan.
Apabila pertanyaan tidak dapat dijawab maka kelompok yang
bersangkutan tidak mendapatkan nilai. Setelah itu setiap kelompok
bergantian mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain.guru
mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams


Achievement Division)

Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh slavin


yang ide dasarnya adalah belajar kelompok dengan mengandalkan
kelompok prestasi. Adapun tahapan pembelajaran adalah sebagai
berikutMembentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang
secara heterogen. Guru menyajikan pelajaran. Guru memberi tugas
kepada setiap kelompok. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada
seluruh siswa. Memberi evaluasi dan menarik kesimpulan.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Number Head


Together)

Model pembelajaran kooperatife tipe NHT (kepala bernomor)


merupakan pengembangan dari model kooperatif tipe TGT model ini
dikembangkan pertama kali oleh kagan. Ciri khususnya adalah
pembelajaran kelompok melalui penyelesaian tugas dengan saling
membagi ide. Setiap kelompok harus memastikan bahwa anggotanya
memahami dan menguasai tugas, sehingga semua siswa memahami
konsep bersamaan.
Tahapan pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai
berikut: siswa dibagi dalam dua kelompok dimana setiap siswa dalam
kelompok memiliki nomor. Guru memberikan tugas kepada masing-
masing kelompok. Guru memanggil nomor siswa untuk menjawab
tugas.
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC)

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)


digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-
8 (setingkat TK sampai SD). Model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC (cooperative integrated reading composition) adalah sebuah
model pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mengembangkan
kemampuan membaca, menulis, dan keterampilan-keterampilan
berbahasa lainnya baik pada jenjang pendidikan tinggi maupun jenjang
dasar. Pada tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini siswa
tidak hanya mendapat kesempatan belajar melalui presentasi langsung
oleh guru tentang keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga
teknik menulis sebuah komposisi (naskah).
CIRC dikembangkan untuk menyokong pendekatan
pembelajaran tradisional pada mata pelajaran bahasa yang disebut
“kelompok membaca berbasis keterampilan”. Pada model
pembelajaran CIRC ini siswa berpasang-pasangan di dalam
kelompoknya

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated


Instruction (TAI)

Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada


pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK). TAI juga
mirip dengan STAD dalam hal komposisi tim. Tipe model
pembelajaran kooperatif yang satu ini sebenarnya adalah
penggabungan dari pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran
individual.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe TAI, siswa mengikuti
tingkatan yang bersifat individual berdasarkan tes penempatan, dan
kemudian dapat maju ke tahapan selanjutnya berdasarkan tingkat
kecepatannya belajar. Jadi, setiap anggota kelompok sebenarnya
belajar unit-unit materi pelajaran yang berbeda.

6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok


(Group Investigasi)

Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan


menggunakan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh
siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok
bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi ( pokok bahasan)
yang akan diajarkan dan kemudian membuat atau menghasilkan
laporan kelompok. Selanjutnya setiap kelompok mempersentasikan
atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas untuk berbagi
saling tukar informasi

7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Membuat


Pasangan)

Model make a match ( membuat pasangan) merupakan salah


satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Penerapan
metode ini adalah dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari
pasangan kartu yang merupakan jawaban/sial sebelum batas waktunya,
siswa yang dapat mencocokan kartunya lalu diberi poin.
8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Jigsaw merupakan salah satu variasi dari model pembelajaran


kooperatif. Pengertian jigsaw adalah sebuah teknik yang dipakai
secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknis pertukaran dari
kelompok ke kolompok lain dengan suatu perbedaan penting setiap
peserta didik mengajarkan sesuatu. Guru yang menggunakan strategi,
metode, model dan media pembelajaran saat dalam pembelajaran
berlangsung, guru tersebut merupakan salah satu guru yang peduli
terhadap siswa siswanya saat didalam proses pembelajaran.
Karena guru tersebut menginginkan siswa aktif dan ada timbal
balik antara guru dan siswa tersebut. Materi pada postingan ini hanya
sekilas saja, jika pembaca ingin yang lebih lengkap silakan pilih
header atau label model pembelajaran.

F. Peran Guru dalam Cooperative Learning


Guru dalam cooperative learning mempunyai beberapa peran untuk
melakukannya antara lain:
1) Sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator harus mempnyai beberapa sikap
sebagai berikut:
a) Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan
b) Membantu dan mendorong iswa untuk mengingkapkan dan
menjelaskan keinginan dan pembicaraannya.
c) Memembantu kegiatan dan menyiapkan sumber atau alat.
d) Membina siswa agar setiap siswa, setiap orang menjadi sumber
yang bermanfaat bagi yang lainnya
e) Menjelaskan tujuan kegiatan pada keluarga dan mengatur
jalannya dalam bertukar pendapat.
2) Sebagai Mediator
Guru berperan untuk menjembati atau mengaitkan materi
pelajaran yang sedang di bahas melalui cooperative learning
dengan permasalahan yang nyata di temukan di lapangan.
3) Sebagai Director-Motivator
Guru beperan dalam membimbing serta mengarahkan
jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi tetapi tidak
memberikan jawaban.
4) Sebagai Evaluator
Guru berperan dalam menilai kegiatan belajar mengajar yang
sedang berlangsung.

G. Kelebihan dan kelemahan Cooperative Learning


Kelebihan
1. Saling ketergantungan positif
2. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
3. Siswa dilibatkan perencanaan dan pengelolaan kelas
4. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan
5. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
guru
6. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman
emosi yang menyenangkan.

Keunggulan cooperative learning sebagai suatu strategi pembelajaran


adalah sebagai berikut:

1. Melalui cooperative learning siswa tidak terlalu menggantungkan pada


guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir
sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari
siswa yang lain.
2. Cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3. Cooperative learning dapat membantu anak untuk respek pada orang
lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
4. Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat
meningkatkan motivasi
dan memberikan rangsangan untuk berfikir, hal ini berguna
untuk proses pendidikan jangka panjang.
5. Cooperative learning dapat membantu memberdayakan setiap siswa
untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar
6. Cooperative learning merupakan suatu strategi yang cukup ampuh
untuk meningkatkan prestasi akademik skaligus kemampuan sosial,
termasuk mengembangkan hubungan interpersonal yang positif dengan
yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu.
7. Melalui cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan
siswa untuk menguji ide dan menerima umpan balik. Siswa dapat
berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan,
karena keputusan yang di buat adalah tanggung jawab kelompoknya.
8. Cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan siswa
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi
nyata.
Kelemahan Cooperative Learning

1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping


itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu;
2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai;
3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan
topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang
tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan;
4. Saat diskusi kelas, terkadang di dominasi seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
DAFTAR PUSTAKA

Wena, Made. 2010, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan


Konseptual Operasional. Bumi Aksara. Jakarta.
Hamdani, dkk. 2011, Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia:Bandung.

Anda mungkin juga menyukai