Konsep Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DIY merupakan suatu pertimbangan dalam
perumusan konsep dan strategi pengembangan Provinsi DIY pada masa yang akan
datang.
5.1 Dasar Pertimbangan Dalam Perumusan Konsep dan Strategi
Pengembangan Provinsi DIY
Konsep pengembangan wilayah adalah ide-ide dasar dan upaya mengalokasikan dan
mengatur sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan dan kemajuan wilayah. Adapun isi
dari konsep pengembangan wilayah adalah :
Kontribusi dari sektor pertanian sangat tinggi sehingga menjadikan Provinsi DIY
sebagai kawasan “agrobisnis”.
Komoditas unggulan dari Provinsi DIY seperti kerajinan, ukiran dan lain-lain
telah memiliki pangsa pasar ke luar negeri.
Sebagian wilayah di Provinsi DIY telah terjangkau oleh sistem transportasi yang
baik khususnya transportasi darat.
B. Dari potensi dan permasalahan pengembangan wilayah Provinsi DIY dapat diambil
beberapa prinsip pengembangan wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
sebagai berikut:
2. Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo sebagai wilayah yang berbasis
kelautan (Sentra produksi berbasis kegiatan kelautan) dengan mengembangkan
beberapa pelabuhan yang sudah ada (sebagai pusat kegiatan pelayanan skala
Regional, Nasional maupun Internasional) di Kabupaten Kulon Progo dan Bantul yang
fungsinya diserasikan dan atau memperhatikan potensi pesisir wilayah pinggirannya.
3. Kota Yogyakarta merupakan pusat pelayanan untuk wilayah inti pusat kota dan
pinggiran kota-kota dalam wilayah Provinsi DIY maupun di luar Provinsi DIY. Dengan
demikian, perlu menciptakan keterkaitan/kemudahan interaksi antar wilayah untuk
mencapai pusat pelayanan jasa dan transportasi di Kota Yogyakarta. Tujuannya agar
tercipta keserasian antar moda transportasi wilayah yang menghubungkan inter
regional maupun intra regional.
4. Kabupaten Gunungkidul dan merupakan wilayah tujuan wisata di Provinsi DIY. Dengan
mengembangkan potensi SDA dan karakteristik alam yang berada di Kabupaten
5. Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman merupakan pusat pendidikan tinggi di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menciptakan keterkaitan/kemudahan interaksi antar wilayah untuk mencapai pusat
pendidikan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Tujuannya agar mekanisme
pelayanan pendidikan untuk wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga
terjadi harmonisasi hubungan antar wilayah.
Beberapa wilayah di Provinsi DIY pada dasarnya memiliki potensi rawan bencana. Oleh
sebab itu, konsep pengembangan daya dukung wilayah Provinsi DIY perlu memperhatikan
rawan bencana di Provinsi DIY terkait dengan daya dukung yang aman, nyaman, dan
berkelanjutan, sebagai berikut :
Strategi penataan ruang wilayah Provinsi DIY diandalkan kepada dua hal, yaitu
pemantapan kawasan lindung, dan intensififkasi kawasan budidaya.
1. Strategi penetapan kawasan lindung bawahan yaitu pada Kawasan Hutan Lindung
dengan mengendalikan kegiatan yang berlokasi di Kawasan Hutan Lindung agar tidak
Pada Kawasan Sempadan Mata Air dengan mengendalikan pemanfaatan mata air
untuk mempertahankan kuantitas dan kualitasnya, mencegah kegiatan budi daya di
sekitar Kawasan Sempadan Mata Air yang dapat mengganggu kelestarian fungsinya,
mengamankan daerah Sempadan Mata Air.
Strategi untuk penetapan Kawasan Suaka Alam sebagai berikut pada Kawasan Cagar
Alam dengan mengelola kawasan cagar alam agar tetap lestari, melarang kegiatan budi
daya yang tidak berkaitan dengan fungsinya, melarang mengubah bentang alam,
kondisi penggunaan lahan, dan ekosistem yang ada. Sedangkan pada Kawasan Taman
Hutan Raya dengan memadukan kepentingan pelestarian dan kepariwisataan,
mengembangkan zona-zona pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata dan
pendidikan, melarang mengubah bentang alam, kondisi penggunaan lahan, dan
ekosistem yang ada. Dan pada Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan dengan
mengelola Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan dengan memadukan
kepentingan pelestarian budaya Daerah dan pariwisata budaya, mengelola Kawasan
Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan dengan mengembangkan zona-zona
pengembangan ilmu pengetahuan, dan pariwisata rekreasi dan pendidikan, melarang
kegiatan budi daya apa pun yang tidak berkaitan dengan fungsinya dan tidak berkaitan
dengan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Perlunya upaya penataan ruang wilayah dalam mewadahi manajemen resiko rawan
bencana (alam & sosial) dengan cara :
- Ruang Kota → Perlu memiliki: Ruang terbuka dan jalur akses ‘Penyelamatan’ +
fasilitas penampungan keadaan darurat + sarana prasarana ‘Penyelamatan –
Pengamanan’ bahaya bencana