PHARYNX
Merupakan suatu tabung, yang besar di bagian atas dan kecil di bagian bawah dibentuk oleh
fibromuskular yang berbatasan:
Atas : Basis cranii
Bawah : Tulang cricoid
Depan : Choana
Belakang : Vertebra cervicalis
Batas bawah belakang berbatasan dengan esophagus dan batas bawah depan berbatasan dengan
larynx dan rima glottis.
Mukosa sebelah atas yaitu di nasopharynx mukosanya thorax bercilia untuk pernafasan.
Mukosa sebelah bawah yaitu di oropharynx stratified squamous epitelium.
Fungsi pharynx:
Menelan
Pernafasan
Resonansi suara
Membentuk suara (artikulatio suara)
13
THT 172
Atas : Epiglottis
Bawah : Cricoid
Pada Nasopharynx:
Adenoid (tonsila pharyngea)
Fossa Rossenmuller
Tube eustachius
Pada torus tubarius banyak terdapat kelenjar yang merupakan limfoid tissue. Kelenjar
tersebut membentuk sistem imunitas disebut Ring of Waldeyer.
Palatum Molle
Batas-batas :
Depan : Melekat pada palatum durum
Lateral : Melekat pada dinding lateral faring
Belakang : Bebas
Otot-otot :
M. Levator velli palatini
▫ Mengangkat palatum molle keatas
▫ Memperlebar ostium tuba auditiva
• M. Tensor velli palatini : membuka tuba auditivae
• M. Palatoglossus : membuka isthmus faucium
• M. Palatopharyngeus : mengangkat faring waktu menelan
• M. Uvula : memperpendek dan menarik uvula keatas
Fungsi :
Resonansi suara
Proses makan, minum dan bernafas
Otot-otot yang berfungsi membuka tuba auditiva :
M. Salfingopharyngeus
M. Levator velli palatini
M. Tensor velli palatini
Tonsil
Merupakan kelenjar Limfe pada faring dan berbentuk oval.
14
THT 172
Berdasarkan lokalisasi tdd. :
Tonsila palatina (amandel) lateral faring
Berupa kapsul yang lengket ke M. Constrictor pharyngeus
Tonsila pharyngea nasofaring
Tonsila lingualis pangkal lidah
Tempat tonsil Resessus Tonsilaris
Permukaan tonsil ditutupi oleh stratified squamous epithelium.
Setiap tonsil memiliki kripta-kripta (celah tempat keluarnya sel darah putih yang mati setelah
“bertempur” melawan kuman), jumlahnya bervariasi 8-10 buah pada setiap tonsil.
Pendarahan 3 arteri besar :
Maxilaris interna dan eksterna
Carotis externa
Cabang A. Lingualis
Persyarafan :
Atas : N. Palatinus posterior (cabang ganglion sfenopalatina)
Bawah : N. Glossopharyngeus
Fungsi :
Pembentukan leukosit terutama limfosit yang dibentuk dalam folikel tonsil.
Tempat penghancuran bakteri yang masuk melalui hidung/mulut.
15
THT 172
16
THT 172
KELAINAN NASOPHARYNX
Tumor jinak Terbanyak : Angiofibroma nasopharynx
Tumor ganas Terbanyak : Nasopharynx Ca
Pharyngitis
Adenoitis
Gejala :
Demam
Hidung tersumbat
Jika bengkak menyumbat hidung
menyumbat telinga melalui tuba eustachius
Pengobatan :
Simptomatis
Antipiretik
Antimikroba : Penicillin, Amoxycillin, dll.
Patologi :
17
THT 172
Infiltrasi radang pada lapisan epitel
Epitel terkikis, jaringan limfoid superficial reaksi
Pembentukan radang infiltrasi limfosit PMN
Tampak pada kriptus tonsil yang berisi bercak kuning detritus
Tonsilitis akut beserta detritus Tonsilitis Folikularis
Bila bercak berdekatan Tonsilitis Lakunaris
Bila bercak melebar hampir menutupi seluruh tonsil terbentuk pseudomembran disebut
Tonsilitas Confluence
Muara dari crypta disebut lakuna.
Diagnosa Banding :
Angina Plaut Vinvent
Tonsilitis Diphteri
Scarlet Fever
Angina Agranulositosis
TBC Tonsil
Leukemia
Pemeriksaan :
Faring hiperemis
Tonsil membengkak dan hiperemis
Detritus berbentuk folikel, lacuna membrana.
Glandula submandibula membengkak
Nyeri tekan (terutama pada anak-anak)
Kadar ASTO
Terapi :
Antimikroba : Sulfonamid, Ampicillin, Amoxycillin, dll.
Antipiretik : Paracetamol, Antalgin, dll.
Obat kumur/hirup yang mengandun desinfektan
Komplikasi :
Pada anak-anak Otitis media akuta.
Pada tonsillitis akut : - Abses peritonsil
- Abses parafaring
- Toksaemia
- Septikemia
- Otitis media akuta
- Bronkhitis
- Myokarditis
- Artritis
Tonsilitis Membranosa
18
THT 172
2.1. Tonsilitis Diphteri
Dulu Frekuensi meninggi Imunisasi anak belum sempurna.
Sekarang Frekuensi berkurang keberhasilan imunisasi.
Etiologi dan imunitas :
Penyebab : Corynebacterium diphteriae (gram positif).
Kuman ini terdapat di saluran nafas atas yakni pada hidung, faring dan laring.
Sering ditemukan pada anak-anak usia < 18 tahun dan frekuensi tertinggi pada umur 2 – 5
tahun.
Gejala dan tanda :
Membran semu di tonsil dan sekitarnya.
Pelepasan eksotoksin.
Terapi :
Terapi pencegahan
Dicari penyebab terjadinya epidemi
Terapi kausal
Diberikan serum Streptococcus hemolyticus, antimikroba/sulfonamide.
Terapi simptomatik
Terapi :
Perbaikan hygiene mulut
Antimikroba
Vitamin C dan B Complex
Tanda khas :
Kesanggupan serum pasien untuk beraglutinasi terhadap eritrosit donor (Reaksi Paul Bunnel).
Cara-cara tonsilectomy :
Guillotine
Pada anak-anak.
Tonsil yang tidak melekat.
Diseksi
Pada dewasa.
Secara insisi.
Komplikasi :
Perdarahan pada saat operasi maupun setelah operasi.
Infeksi Abses
Trauma
3.2. Faringitis Kronik
Dua bentuk :
Hiperplastik
Atrofi
Predisposisi :
Rhinitis kronik dan sinusitis
Iritasi kronik perokok dan peminum alkohol
Inhalasi uap merangsang mukosa
Pada darah berdebu dan orang yang biasa bernafas melalui mulut
Simptomatis
22
THT 172
▫ Obat hisap
▫ Obat kumur tidak pada faringitis hiperemis
▫ Obat batuk
Faringitis Spesifik
A. Faringitis Luetika
Treponema pallidum infeksi di faring
Gambaran klinis tergantung stadium : Primer, Sekunder, Tertier
Stadium primer terdapat pada :
Lidah Tonsil
Palatum molle Dinding faring posterior
Stadium sekunder terdapat pada :
Eritema pada dinding faring menjalar ke daerah laring.
Stadium tertier terdapat pada :
Guma pada palatum molle gangguan fungsi pallatum secara permanen.
Diagnosa : Pemeriksaan serologik.
Terapi : Penicillin dosis tinggi.
B. Faringitis Tuberculosa
Biasanya sekunder dari Tuberkulosa paru, penyakit hidung, sinus, faring dan tonsil.
BTA mukosa palatum molle, tonsil, palatum durum, dasar lidah dan epiglottis.
Cara infeksi :
Eksogen : Kontak dengan sputum
Endogen : Melalui darah
Gejala :
Nyeri tenggorokan yang hebat
Kesadaran umum jelek karena anoreksia
Nyeri ketika menelan
Regurgitasi
Otalgia
Limfadenopati cervical
Keluhan karena adanya ulcer-ulcer pada tonsil sampai epiglottis.
Diagnosa :
Analisa sputum
Foto thorax
Biopsi jaringan
BTA dalam jaringan
23