Anda di halaman 1dari 46

Ekonomi Islam

SISTEM KEUANGAN
SISTEM SYARIAH
KEUANGAN SYARIAH

Presented by:
Finantyo Eddy, Fahruroji, Nana Sumpena, Ahmad Kurnain

Lecturer :Dr. E. Saefuddin Mubarak


Universitas Islam Jakarta
FILOSOFI KEUANGAN SYARIAH
FILOSOFI KEUANGAN SYARIAH

Bagian penting dalam sistem ekonomi Islam yang


didasarkan atas :

-LARANGAN

-ANJURAN

‫وَأَحَلََّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرََّمَ الرَّبَا‬


AL BAQARAH 2: 275
“ Menghalalkan (keuntungan dari) Jual Beli dan mengharamkan Riba”
AL QURAN & SUNNAH

SYARIAH
Hukum dan aturan yang berisi
perintah dan larangan yang
ditetapkan oleh Allah kepada
Hambanya

FIQIH
Penafsiran ulama terhadap syariah

IBADAH MUAMALAH
Manusia  Allah Manusia  Manusia
RIBA : Tingkat pengembalian atas transaksi
uang dengan uang, sebagai tambahan
akibat adanya keterlambatan dalam
pembayaran atas harga yang telah
disepakati dari jual beli secara hutang

Keuangan Syariah TIDAK memperbolehkan :

-GHARAR (Risiko yang berlebihan)


-QIMAR (Permainan Peluang)
-MAISIR (Penipuan)
KEUNTUNGAN
DALAM
ISLAM
TEORI KEUNTUNGAN DALAM ISLAM

Al Bay, Isthisna, Al
Ijarah, Risiko
Mudharabah, (Ghurmi)
Salam,
Musyarakah,dll

‘IWAD
Kerja & Usaha
KEUNTUNGAN = (Equivalent
(Kasb)
Counter Value)

Tanggungan
(Daman)
Bunga Bagi Hasil
1. Jumlah pembayaran bunga 1. Jumlah pemberian hasil
tidak meningkat walaupun keuntungan meningkat sesuai
jumlah keuntungan berlipat dengan peningkatan
ganda keuntungan yang di dapat

2. Pengambilan/pembayaran 2. Penerimaan/pembagian
bunga adalah haram keuntungan adalah halal
PERBEDAAN
BANK SYARIAH
DAN BANK KONVENSIONAL
No. Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional
Aspek
1. Falsafah Tidak berdasarkan atas Berdasarkan atas bunga
bunga
2. Operasional -Dana masyarakat berupa -Dana masyarakat
titipan dan investasi yang berupa simpanan yang
baru akan mendapatkan harus dibayar bunganya
hasil jika diusahakan pada saat jatuh tempo
terlebih dahulu -Penyaluran pada sektor
-Penyaluran pada sektor yang menguntungkan,
usaha yang halal dan aspek halal tidak
menguntungkan menjadi pertimbangan
utama
3. Organisasi Harus memiliki Dewan Tidak memiliki Dewan
Pengawas Syariah (DPS) Pengawas Syariah
4. Fungsi Bisnis dan Sosial Bisnis
SISTEM
BAGI HASIL
TEORI SISTEM BAGI HASIL

(Zainul Arifin, dalam Muchlis 2011)


Sistem bagi hasil dikembangkan
dalam 2 model yaitu :

- Mudharabah
- Musyarakah

Mudharabah adalah bentuk kerjasama usaha antara dua


belah pihak, dimana pihak pertama menyediakan seluruh
MODAL dan pihak lain menjadi pengelola dana.

Musyarakah adalah Kerja sama antara dua pihak atau


lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana (amal/expertise)
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
PASAR MODAL SYARIAH
Jenis-jenis Pasar :

1. Pasar Uang
- Pasar yang memperjual belikan mata uang negara-negara
yang berlaku di dunia

2. Pasar Modal
-Pasar yang memperjual belikan berbagai instrumen
keuangan jangka panjang (saham, obligasi,sertifikat reksa
dana dll)
Dewan Syariah Nasional
(mengenai Pasar Modal)

1. Menimbang bahwa umat Islam di Indonesia memerlukan pasar


modal yang aktivitasnya sejalan dengan prinsip syariah.

2. Menimbang bahwa pasar modal dengan prinsip syariah telah


dikembangkan di berbagai negara.
PRINSIP-PRINSIP SYARIAH
DI BIDANG PASAR MODAL

Jenis efek yang diperdagangkan dan


mekanismeperdagangannya dipandang harus sesuai
syariah

EMITEN

Jenis kegiatan usaha, Dilarang :


 Usaha perjudian
 Lembaga keu. Konvensional (ribawi)
 Berdagang makanan dan minuman haram serta para pihak
yang berkaitan: distributor, produsen dll
 Usaha barang / jasa yang dapat merusak moral
Jenis Efek Syariah

 Saham Syariah
 Obligasi Syariah
 Reksa Dana Syariah
 Dan surat berharga lainnya sesuai prinsip syariah
OBLIGASI
SYARIAH
(SUKUK)
OBLIGASI SYARIAH (SUKUK)

Adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan


prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten
untuk membayar pendapatan kepada pemegang berupa
bagi hasil/ margin fee serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo

Akad yang digunakan dalam penerbitan Sukuk :


-Mudharabah
-Musyarakah
-Murabahah  jual beli dimana harga jual senilai harga beli plus keuntungannya,
diinformasikan secara jujur harga pokok barang +biaya yang
diperlukan
-Salam  jual beli bentuk barang pesanan, dibayar pada saat AWAL
kesepakatan
-Istishna  jual beli bentuk barang pesanan, pembayaran dilakukan
sesuai kesepakatan
-Ijarah (sewa)
SUKUK, SAAT PEMESANAN

nasabah Bank

1. Nasabah Datang ke Bank/agent untuk


pemesanan Sukuk
2. Bank akan menjelaskan tata cara pembelian,
dan pembayaran imbal hasil
3. Nasabah melakukan pembayaran / setor /
transfer sebelum pukul 13.00 WIB atau sebelum
tanggal akhir masa penawaran
4. Nasabah akan mendapat surat bukti aplikasi
pemesanan Sukuk
5. Rekening Nasabah akan di blokir sejumlah
pemesanan
SAAT PELIMPAHAN DANA
DIJALANKAN SETELAH PENGUMUMAN PENJATAHAN DARI DEPARTEMEN
KEUANGAN

nasabah Bank

1. Bank Menerima Konfirmasi kepemilikan Sukuk


dari Subregistry
2. Nasabah menerima Konfirmasi Kepemilikan
Sukuk dari Bank
3. Rekening nasabah akan di Debet sejumlah
nominal pemesanan
SUKUK, SEBELUM JATUH TEMPO

nasabah Bank

1. Nasabah Datang ke Bank/Agent untuk


melakukan penjualan Sukuk (sebelum jatuh
tempo)
2. H+1 s.d H+3, nasabah akan di konfirmasi oleh
Bank mengenai progress nya
3. Rekening Nasabah akan bertambah sesuai
hasil jual Sukuk
SUKUK, SAAT JATUH TEMPO

nasabah Bank

Secara otomatis, rekening nasabah akan


bertambah pada saat jatuh tempo sesuai dengan
nilai hasil Sukuk
REKSA
DANA
SYARIAH
PENGERTIAN-PENGERTIAN

 Pengertian reksa dana menurut Pasal 1 angka 27


UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
(“UUPM”) adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.
 Portofolio efek adalah kumpulan efek yang dimiliki
oleh orang perseorangan, perusahaan, usaha
bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi
berupa surat berharga, yaitu surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda
bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap
derivatif dari Efek (Pasal 1 angka 5, angka 23, dan
angka 24 UUPM).
PENGERTIAN-PENGERTIAN

 Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan


usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif
untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan
asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan
sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 angka
11 UUPM).
 Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa
penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan
Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen,
bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi
Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya (Pasal 1 angka 8 UUPM).
SKEMA REKSA DANA

 Secara garis besar, mekanisme reksa dana dapat


digambarkan dalam skema berikut ini:
REKSA DANA SYARIAH

 Dasar hukum di perbolehkannya reksa dana


adalah Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional
(DSN) No. 20 /DSN – MUI/ IV / 2001
 Reksa dana syariah didasarkan pada kontrak
mudharabah yang tersusun mirip dengan reksa
dana dalam sistem konvensional.
 Terdapat beberapa jenis reksadana syariah,
yaitu;
• RD syariah campuran;
• RD Syariah Indeks;
• RD Syariah Pendapatan Tetap;
• RD Syariah Saham (ekuitas);
• RD Syariah Terproteksi.
REKSA DANA SYARIAH
VS
KONVENSIONAL
No Perbedaaan Syariah Konvensional
1 Tujuan Tidak semata-mata return, Return yang tinggi
Investasi tapi juga SRI (Socially
Responsible Invesment)
2 Operasional Ada proses screening Tanpa proses screening
3 Return Proses Cleansing/Filterisasi Tidak ada
dari kegiatan haram
4 Pengawasan DPS & Bapepam Hanya Bapepam
5 Akad / Selama tidak bertentangan Menekankan
Pengikatan dengan syariah kesepakatan tanpa ada
aturan halal atau
haram
6 Transaksi Tidak boleh berspekulasi yang Selama transaksinya
mengandung gharar seperti bisa memberikan
najsy (penawaran palsu), keuntungan
ikhtikan, masyir, dan riba
SCREENING DALAM
REKSA DANA SYARIAH EKUITAS
 Kesesuaian Bisnis dengan Syariah
 Bisnis utama dari perusahaan tersebut harus sesuai
dengan prinsip syariah.
 Pembatasan ini menyaring perusahaan baik jasa
(bunga) maupun barang (produk mengandung babi,
khamr, dll) atau berbagai bisnis yang terlibat dalam
aktivitas perjudian, klab malam, kasino, pornografi,
dll)
SCREENING DALAM
REKSA DANA SYARIAH EKUITAS
 Eksistensi Hutang
 Level umum toleransi ditetapkan maksimal 33%
hutang terhadap rasio ekuitas.
 Pembatasan ini untuk membuktikan bahwa
perusahaan tersebut didanai dengan cara yang
syariah dan dengan harapan hutang tersebut
dieliminasi dimasa yang akan datang.
SCREENING DALAM
REKSA DANA SYARIAH EKUITAS
 Penerimaan Bunga
 Menghindari saham dimana perusahaan memiliki
penerimaan dalam jumlah besar yang berasal dari
bunga atas sekuritas.
 Jika hanya ada sedikit, ahli syariah memberikan izin
dengan syarat:
 Pertama: Perusahaan menunjukkan ketidaksetujuan
terhadap bunga tersebut dalam pertemuan umum.
 Kedua: Pembersihan penerimaan bunga dengan melalui

pemberian sumbangan.
SCREENING DALAM
REKSA DANA SYARIAH EKUITAS
 Negoisabilitas Saham (Tes Likuiditas)
 Saham hanya dapat dinegoisasi jika perusahaan
memiliki sejumlah aset tidak likuid.
 Toleransi baku aset tidak likuid 33% bisa digunakan.
 Syarat pembatasan ini berlaku apabila semua aset
berbentuk likuid hanya dapat dibeli dan dijual pada
nilai par (harga saham pada saat penawaran umum
saham perdana)
SCREENING DALAM
REKSA DANA SYARIAH EKUITAS
 Memastikan jenis saham
 Secara konsensus umum dikalangan pakar syariah,
maka saham yang dibolehkan adalah saham biasa
(common stock).
 Sedangkan saham preferen dan warrant tidak
diperbolehkan. Saham tersebut menjanjikan hasil
yang telah ditentukan bagi pemegangnya.
RESIKO
INVESTASI REKSA DANA SYARIAH

 Seperti pada reksadana konvensional, investasi


pada reksadana syariah pun mempunyai resiko,
antara lain:
- Risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
- Risiko Likuiditas jika terjadi pencairan dalam
jumlah yang besar secara bersamaan
- Risiko perubahan ekonomi dan politik dan
peraturan perpajakan
- Risiko terjadinya wanprestasi
- Risiko Pembubaran
MANFAAT
INVESTASI REKSA DANA SYARIAH

 Profesional, telah menjalani fit & proper test oleh


BAPEPAM&LK
 Diversifikasi Investasi

 Likuiditas yang tinggi

 Biaya investasi cenderung rendah

 Transparansi Informasi

 Lebih Aman dan Stabil

 Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)

 Membantu perekonomian bangsa


LAMPIRAN FATWA TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai