PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pada umumnya hormon hipofisis spesifik untuk tiap spesies, sehingga
di masa lalu sumber untuk penggunaan klinis yan memenuhi syarat hanya
mungkin di dapat dari ekstrak hipofisis manusia post-mortem. Hormon dari
manusia ini menimbulkan masalah karena terkontaminasi penyebab penyakit
Creutzfeld-Jacob dan kini tidak lagi digunakan. Saat telah ditemukan cara
rekayasa genetic untuk memproduksi hormon pertumbuhan dengan jumlah
relative besar disertai kemungkinan untuk melakukan modifikasi kimiawi dan
tidak akan terkontaminasi penyebab penyakit Creutzfeld-Jacob.
B. Tujuan Praktikum
2
2. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai jenis obat , efek samping,
interaksi obat dan aturan pakai kepada pasien obat-obat hormon.
3. Menerapkan teknik pemberian informasi (KIE) pada pasien Rawat inap di
Rumah sakit .
C. Manfaat Praktikum
3
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2. standarisasi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
3. penjaminan mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai;
4
4. pengendalian harga Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai;
7. kemudahan akses data Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang akurat;
8. peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah Sakit; dan
5
dihasilkan Formularium Rumah Sakit yang selalu mutakhir dan dapat memenuhi
kebutuhan pengobatan yang rasional.
1. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan
Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of
life) terjamin.
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi:
1. pengkajian dan pelayanan Resep;
3. rekonsiliasi Obat;
5. konseling;
6. visite;
6
c. tanggal Resep; dan
c. stabilitas; dan
b. duplikasi pengobatan;
d. kontraindikasi; dan
e. interaksi Obat.
7
b. melakukan verifikasi riwayat penggunaan Obat yang diberikan oleh tenaga
kesehatan lain dan memberikan informasi tambahan jika diperlukan;
j. memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap Obat dan alat bantu kepatuhan
minum Obat (concordance aids);
8
B. Aseptic Dispenshing
Penanganan sediaan sitostatika yang aman perlu dilakukan secara disiplin dan hati-hati
untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan, karena sebagian besar sediaan sitostatika
bersifat :
Kemungkinan pemaparan yang berulang terhadap sejumlah kecil obat-obat kanker akan
mempunyai efek karsinogenik, mutagenik dan teratogenik yang tertunda lama di
terhadap petugas yang menyiapkan dan memberikan obat-obat ini. Adapun mekanisme
cara terpaparnya obat kanker ke dalam tubuh adalah :
Persyaratan Umum
1. Apoteker .
Dalam melakukan pencampuran sedian steril diperlukan ruangan dan peralatan khusus
untuk menjaga sterilitas produk yang dihasilkan dan menjamin keselamatan petugas dan
lingkungannya.
10
Gambar 1. Tata letak ruang
1. Ruangan
Pencampuran sediaan steril memerlukan ruangan khusus dan terkontrol. Ruangan ini
terdiri dari :
a. Ruang persiapan
Ruangan yang digunakan untuk administrasi dan penyiapan alat kesehatan dan bahan
obat (etiket, pelabelan, penghitungan dosis dan volume cairan).
Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus mencuci tangan, ganti pakaian kerja
dan memakai alat pelindung diri (APD).
Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu ruang antara
d. Ruang steril (Clean room) Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :
partikel
2) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.
3) Suhu 18 – 22°C
4) Kelembaban 35 – 50%
6) Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan udara di luar ruangan.
7) Pass box adalah tempat masuk dan keluarnya alat kesehatan dan bahan obat
sebelum dan sesudah dilakukan pencampuran. Pass box ini terletak di antara ruang
persiapan dan ruang steril.
b. Peralatan
Peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan pencampuran sediaan steril meliputi :
Alat Pelindung
11 Diri (APD) yang digunakan dalam pencampuran sediaan steril meliputi :
a. Baju Pelindung
Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari bahan yang impermeable (tidak tembus
cairan), tidak melepaskan serat kain, dengan lengan panjang, bermanset dan tertutup di
bagian depan.
b. Sarung tangan
Sarung tangan yang dipilih harus memiliki permeabilitas yang minimal sehingga dapat
memaksimalkan perlindungan bagi petugas dan cukup panjang untuk menutup
pergelangan tangan. Sarung tangan terbuat dari latex dan tidak berbedak (powder free).
Khusus untuk penanganan sediaan sitostatika harus menggunakan dua lapis.
c. Kacamata pelindung
d. Masker disposible
2. Laminar Air flow (LAF) mempunyai sistem penyaringan ganda yang memiliki efisiensi
tingkat tinggi, sehingga dapat berfungsi sebagai:
Terdapat dua tipe LAF yang digunakan pada pencampuran sediaan steril :
Aliran udara langsung mengalir kebawah dan jauh dari petugas sehingga memberikan
lingkungan kerja yang lebih aman. Untuk penanganan sediaan sitostatika menggunakan
LAF vertikal Biological Safety Cabinet (BSC) kelas II dengan syarat tekanan udara di
dalam BSC harus lebih negatif dari pada tekanan udara di ruangan.
Teknik Aseptis
a.
2. Gb. 6 . Mencuci tangan
3. Petugas harus menggunakan APD sesuai SOP.
4. Masukkan semua bahan melalui Pass Box sesuai SOP.
5. Proses pencampuran dilakukan di dalam LAF- BSC sesuai SOP.
6. Petugas melepas APD setelah selesai kegiatan sesuai SOP.
Jika tidak ada fasilitas LAF – BSC untuk pencampuran sediaan steril maka perlu
diperhatikan hal – hal sebagai berikut:
A. Ruangan
1. Pilih ruang yang paling bersih, khusus untuk pengerjaan sediaan steril saja.
13
2. Seluruh pintu dan jendela harus selalu tertutup.
3. Tidak ada bak cuci
4. Tidak ada rak atau papan tulis yang permanen
5. Lantai didesinfeksi setiap hari dengan menggunakan hypoclorite 100 ppm
6. Dinding mudah dibersihkan
7. Meja kerja harus jauh dari pintu
B. Cara kerja
2.6 Distribusi
a) Wadah
1. Tertutup
14 rapat dan terlindung cahaya.
2. Untuk obat yang harus dipertahankan stabilitasnya pada suhu tertentu, ditempatkan
dalam wadah yang mampu menjaga konsistensi suhunya.
b) Waktu Pengiriman
c) Rute pengiriman
C. B. Obat-obat Hormon
Hormon ialah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang
masuk ke dalam persedaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara
spesifik. Jaringan yang dipengaruhi umumnya terletak jauh dari tempat hormon
tersebut dihasilkan, misalnya hormon pemacu folikel (FSH, follicle stimulating
hormone) yang dihasilkanoleh kelenjar hipofisis anterior hanya merangsang
jaringan tertentu di ovarium. Dalam hal hormon pertumbuhan lebih dari satu
organ menjadi target sebab hormon pertumbuhan memperngaruhi berbagai jenis
jaringan dalam badan. Jaringan target suatu hormon sangat spesifik karena sel-
selnya mempunyai reseptor untuk hormon tersebut.
• Klasifikasi
1. Hormon adenohiposis
16
B. Mekanisme Kerja Hormon Steroid
Estrogen mempunyai 2 jenis reseptor, ERα dan ERβ yang berasal dari
gen berbeda. Dan berada di inti sel. ERα terdapat banyak di saluran reproduksi
wanita antara lain uterus, vagina, ovarium dan juga di kelenjar mammae,
hipotalamus, sel-sel endotel. Dan otot-otot polos vaskular, ERβ letaknya
menyebar, terbanyak di prostat dan ovarium dan dalam jumlah lebih sedikit di
paru, otak, dan pembuluh darah. Sekitar 40% sekuens asam amino kedua jenis
reseptor ini identik serta mempunyai struktur domain yang umum dimiliki oleh
jenis reseptor steroid lain. Fungsi biologik reseptor ini nampaknya berlainan dan
dapat memberikan respon berlainan terhadap berbagai senyawa estrogenic,
misalnya ERα dan ERβ mengikat 17-β estradiol dengan kekuatan yang sama
sekitar 0,3 nM, sedangkan fitoestrogen genistein terikat ERβ dengan afinitas 5
kali lebih tinggi dari ikatannya pada ERα.
17
Kedua ER merupakan ligand-activated transcription factors yang dapat
meningkatkan atau menurunkan sintetis mRNA dari gen target. Setelah masuk
sel melalui difusi pasif membrane plasma, hormon akan terikat ER di inti sel. ER
yang semula merupakan monomer akan mengalami perubahan konformasi,
terjadi dimerisasi sehingga afinitas dan kecepatan pengikatannya pada DNA
meningkat. ER akan terikat estrogen response elements (EREs) di gen target.
Senyawa yang bersifat antagonis juga akan menyebabkan dimerisasi dan terikat
DNA, tetapi konformasi ER yang terjadi di sini berlainan dari reseptor yang di
duduki oleh agonis.
18
BAB III
19
20
A. PERHITUNGAN BAHAN
Pada lembar instruksi medis tanggal 4 November 2019
Diberikan secara unit dose dispensing :
Regumen Tab 5 mg = 2 tab/hari
Sotatic injeksi = 2 ampul
Parasetamol tablet 500 mg = 3 tablet/hari
Neuro Vit.E Tablet = 1 tablet/hari
B. PERHITUNGAN DOSIS
Dosis obat dalam satu kali pemberian
1. Regumen Tab 5 mg = 5 mg
2. Sotatic injeksi = 10 mg
3. Parasetamol tablet = 500 mg
500 mg
4. Neuro Vit.E Tablet
C. ATURAN PAKAI
1. Regumen Tab 5 mg = satu tablet tiap dua belas jam
2. Sotatic injeksi = satu kali suntik tiap dua belas jam secara
Intra muscular
3. Parasetamol tablet 500 mg = satu tablet tiap delapan jam
4. Neuro Vit.E Tablet = satu tablet tiap dua puluh empat jam
21
4. Lembaran kartu instruksi medis farmakologis dikembalikan lagi ke tempat
penyimpanan file pasien,sedangkan lembar resep yang berisi obat narkotika
diarsipkan di TPO(Tempat Pengambilan Obat)
5. Pada setiap tahapannya, TTK wajib paraf atas apa saja yang dikerjakan pada
pengobatan tersebut, jika terjadi sesuatu dapat dipertanggung jawabkan atas
pekerjaan yang dilakukan.
E. Deskripsi Obat
1. Regumen Tab 5 mg
22
Kategori Kehamilan: C
Segmentasi: Red
Manufaktur: Sanofi Aventis
2. Sotatic injeksi
Deskripsi
Komposisi
Dosis
Anak ( 5-15 tahun ) : 0,5 mg/kg berat badan/hari dalam dosis terbagi
Aturan Pakai
Diinjeksikan secara im
Kontra Indikasi
24
4. Neuro vit E
25
ETIKET
PAGI
Nama Obat :
Regumen Tab 5 mg
Rute P : IM
Ruangan : Enim
26
RSU FARMASI SIMULASI PALEMBANG
Nama Obat :
Nama Obat :
SORE
Nama Obat :
27
MALAM
Nama Obat :
Regumen Tab 5 mg
Rute P : IM
Ruangan : Enim
Nama Obat :
28
BAB IV
Skenario
Perawat : Mba, ini instruksi medis farmakologis untuk pasien di ruangan Enim.
TTK 1 : Baik mba..akan kami verifikasi dan siapkan obatnya. Nanti ada TTK yang
antar ke ruangan
TTK 1 : Nabila ...ini instruksi medis farmakologis dari ruangan Enim .Tolong
di telaah dan verifikasi serta disiapkan ya.
TTK 2 : Ok nurul
(Setelah menelaah instruksi pengobatan , dinyatakan pengobatannya rasional..)
(TTK 3 menyiapkan obat injeksi dan TTK 4 menyiapkan obat oral serta etket
nya,setelah selesai melakukan dispensing aseptic TTK 3 mengisi form dispensing
septic dan menyiapkan etiket obat injeksi tersebut,setelah itu TTK 4 menyerahkan
obat-obat yang telah siap kepada TTK 2 untuk dilakukan double check)
TTK 2 : Ok nun..
29
(TTK 2 pun mengecek dan menyerahkan kepada TTK 1)
TTK 2 : n u r u l , i n i o b a t - o b a t n y a
TTK 1 :oke terimakasih
(setelah selesai mencatat daftar obat yang keluar,TTK 1 meminta TTK 4 untuk
mengantarkan obat-obat tersebut keruangan Enim)
TTK 1 : ainun.. tolong diantar obat-obat ini keruang Enim ya
TTK 4 : oke yik
(TTK 4 menuju keruang Enim )
TTK 4 :Selamat Pagi mba, ini saya membawa obat untuk pasien di ruang ini.
Saya permisi masuk ya mba
TTK 4 : (Memeriksa catatan obat pasien, kelengkapan obat, serta etiket pada
obat. Setelah itu mengantarkan obat ke pasien).
“Selamat pagi mba,ibu. Saya Ainun TTK yang bertugas untuk mengantarkan obat
pagi ini. Bagaimana keadaannya ibunya? Apakah semalam tidurnya nyenyak?
Pasien : “Ya selamat pagi mba Ainun, alhamdulillah semalam tidurnya nyenyak
mba.”
TTK 4 : “Setelah minum obat kemarin, Apakah ibu merasa agak sedikit
pusing atau mungkin masih merasa lesu ?
TTK 4 : “Baiklah kalau begitu. Ini mba obatnya ada 3 macam untuk yang diminum
dan 1 obat suntik,nanti suster nya yang memberikan,nah untuk obat minum saya
jelaskan aturan minumnya ya bu, pertama ini ada Rregumen tablet,parasetamol
tablet dan neutovit E tab. Semua obat ini diminum sesudah makan,gunanya
Parasetamol adalah untuk mengurangi rasa nyeri di perut ibu, nerurovit E ini
gunanya sebagai vitamin supaya ibunya nggak lesu,nah nanti ada obat suntik
gunanya untuk mengurangi rasa mual
30
Setelah ini obatnya boleh langsung diminum ya bu Kemudian, jika setelah
mengkonsumsi obat timbul gejala seperti alergi, diare, mual muntah, demam
dan lain-lain, tolong langsung dilaporkan pada perawat yang bertugas ya bu,mba
agar nanti bisa ditindaklanjuti. Dari yang sudah saya jelaskan apa ada yang
belum jelas mba?”
Keluarga Pasien :” Oh iya sudah cukup jelas mba, terima kasih banyak ya mbak
TTK 4 : “Sama-sama mba, kalau begitu silahkan diminum dulu obatnya bu”.
TTK 4 : (TTK langsung memberikan obat kepada pasien dan langsung diminum
oleh pasien) “ Karena obatnya sudah diminum, saya permisi dulu ya mba, bu.
Nanti ada petugas TTK lain akan memberikan obat untuk jam
selanjutnya.Semoga lekas sembuh ibu nya.”
TTK 4 : Selamat Sore mba, ini saya membawa obat untuk pasien di ruang ini.
Saya permisi langsung masuk ya sus .
TTK 4 : (Memeriksa catatan obat pasien, kelengkapan obat, serta etiket pada
obat. Setelah itu mengantarkan obat ke pasien).
“Selamat malam mba,ibu. Saya Ainun TTK yang bertugas untuk mengantarkan
obat malam ini. Bagaimana keadaannya ibunya? Apakah sudah lebih baik
TTK 4 : “Setelah minum obat tadi siang, Apakah ibu merasa agak sedikit
pusing atau mungkin masih merasa lesu ?
TTK 4 : “Baiklah kalau begitu. Ini mba obatnya ada 2 macam untuk yang diminum
dan 1 obat suntik,nanti suster nya yang memberikan,nah untuk obat minum saya
jelaskan aturan minumnya ya bu, pertama ini ada Rregumen tablet dan
parasetamol tablet. Kedua obat ini diminum sesudah makan,gunanya
Parasetamol adalah untuk mengurangi rasa nyeri di perut ibu, ,nah nanti ada obat
suntik gunanya untuk mengurangi rasa mual
32
Setelah ini obatnya boleh langsung diminum ya bu Kemudian, jika setelah
mengkonsumsi obat timbul gejala seperti alergi, diare, mual muntah, demam
dan lain-lain, tolong langsung dilaporkan pada perawat yang bertugas ya bu,mba
agar nanti bisa ditindaklanjuti. Dari yang sudah saya jelaskan apa ada yang
belum jelas mba?”
Keluarga Pasien :” Oh iya sudah cukup jelas mba, terima kasih banyak ya mbak
TTK 4 : “Sama-sama mba, kalau begitu silahkan diminum dulu obatnya bu”.
TTK 4 : (TTK langsung memberikan obat kepada pasien dan langsung diminum
oleh pasien) “ Karena obatnya sudah diminum, saya permisi dulu ya mba, bu.
Nanti ada petugas TTK lain akan memberikan obat untuk jam
selanjutnya.Semoga lekas sembuh ibu nya.”
33
DAFTAR PUSTAKA
34