Anda di halaman 1dari 9

Nursing News Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif

Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Lansia


Volume 3, Nomor 3, 2018 di Kelurahan Tlogomas Malang

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF


TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA
DI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

Gaudensius Reginalis Leu1), Swito Prastiwi2), Ronasari Mahaji Putri3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail: jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Menurut JNC VII, hampir satu miliar penduduk dunia atau satu dari empat orang dewasa
mengidap hipertensi. Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan tekanan darah
diantaranya dengan terapi farmakologis yang menggunakan berbagai macam obat maupun
non farmakologis salah satunya dengan relaksasi otot progresif. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan hipertensi pada
lansia di Kelurahan Tlogomas Malang. Metode penelitian ini menggunakan metode
experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia di RW 05 sebanyak 50
lansia dan semua lansia di RW 06 sebanyak 40 lansia yang mengalami hipertensi dan
teknik sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling sebanyak 20 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Hasil penelitian menunjukkan
sebelum dilakukannya relaksasi otot seluruhnya (100%) dikategorikan mengalami
hipertensi dengan tingkat grade 1, dan sesudah dilakukannya relaksasi otot seluruhnya
(100%) dikategorikan tidak mengalami hipertensi yaitu tekanan darah normal, hasil
analisisi terdapat pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan hipertensi
pada lansia di RW 05 dan RW 06 Tlogomas Malang, yang dibuktikan dengan nilai Sig. =
0,000 (α ≤ 0,05) dan nilai thitung7,216 ≥ ttabel 1,812. Diharapkan kepada responden untuk
sering melakukan relaksasi otot untuk menstabilkan tekanan darah sehingga terhindar dari
hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi; lansia; relaksasi otot; tekanan darah.

490
Nursing News Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Lansia
Volume 3, Nomor 3, 2018 di Kelurahan Tlogomas Malang

THE EFFECT OF PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TECHNIQUES


AGAINST DECREASING HYPERTENSION IN ELDERLY
IN KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

ABSTRACT

According to JNC VII, nearly one billion people in the world or one in four adults suffer
from hypertension. Various methods are used to reduce blood pressure including
pharmacological therapy using various drugs or non-pharmacological methods, one of
which is progressive muscle relaxation. The purpose of this study was to determine the
effect of relaxation techniques on reducing hypertension in the elderly in Tlogomas
Malang. This research method uses experimental methods. The population in this study
were all elderly in RW 05 as many as 50 elderly and all elderly in RW 06 as many as 40
elderly who experienced hypertension and the sample technique used was a simple random
sampling technique of 20 people. The data collection technique used is observation. The
results showed that before the whole muscle relaxation (100%) was categorized as having
hypertension with grade 1 level, and after doing complete muscle relaxation (100%) it was
categorized as not experiencing hypertension, namely normal blood pressure, the analysis
results showed progressive muscle relaxation techniques for hypertension reduction in the
elderly in RW 05 and RW 06 Tlogomas Malang, as evidenced by the Sig. = 0,000 (α ≤
0.05) and count tabel 7,216 t-table 1,812. It is expected that respondents often relax the
muscles to stabilize blood pressure so that they avoid hypertension.

Keywords : Hypertension; elderly; muscle relaxation; blood pressure.

PENDAHULUAN hipertensi sangat heterogen (Dewi &


Familia, 2010).
Hipertensi merupakan masalah Menurut Joint National Committee
kesehatan global yang perlu ditanggani on Prevention, Detection, Evaluation,
secara serius karena angka prevalensi and Treatmenton High Blood Pressure
dan tingkat keganasan yang tinggi yaitu VII (JNCVII), hampir satu miliar
berupa kecacatan maupun kematian. penduduk dunia atau1dari 4orang dewasa
Hipertensi diderita oleh orang dari mengidap hipertensi (Prasetyaningrum,
berbagai sub-sub kelompok, hal ini 2014). Menurut National Basic Health
membuktikan bahwa penderita Survey (2013) dalam Kartika (2014)
491
Nursing News Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Lansia
Volume 3, Nomor 3, 2018 di Kelurahan Tlogomas Malang

prevalensi hipertensi di Indonesia pada dirumah sakit pada tahun 2010,dengan


usia 35-44 tahun adalah 24,8%,usia 45- proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62%
54 tahun sebanyak 35,6%,usia 55-64 wanita, serta 4,8% pasien meninggal
tahun 45,9%,usia 65-74 tahun57,6% dan dunia (Kemenkes RI, 2012).
usia lebih dari 75 tahun adalah 63,8%. Hipertensi merupakan salah satu
Penderita hipertensi di Amerika faktor resiko terbesar penyebab
Serikat diperkirakan sekitar 77,9 juta morbiditas dan mortalitas pada penyakit
atau 1 dari 3 penduduk pada tahun 2010. kardiovaskular (Kearney dkk., 2005).
Prevalensi hipetensi pada tahun 2030 Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka
diperkirakan meningkat sebanyak 7,2% kematian akibat hipertensi meningkat
dari estimasi tahun 2010. Data tahun sebanyak 17,1% (Go dkk, 2014) dengan
2007-2010 menunjukkan bahwa angka kematian akibat komplikasi
sebanyak 81,5%penderita hipertensi hipertensi mencapai 9,4 juta per
menyadari bahwa mereka menderita tahunnya (WHO, 2013).
hipertensi, 74,9% menerima pengobatan Penyakit hipertensi dapat
dengan 52,5%pasienyang tekanan darah mengakibatkan infarkmiokard,stroke,
nya terkontrol (tekanan darah gagal ginjal,dan kematian jika tidak
sistolik<140 mmHg dan dideteksi secara dini dan ditangani
diastolik<90mmHg) dan 47,5% pasien dengan tepat (James, 2014). Sekitar 69%
yang tekanan darah tidak terkontrol. pasien serangan jantung,77% pasien
Persentase pria yang menderita stroke,dan 74% pasien congestive
hipertensi lebih tinggi dibanding wanita heartfailure (CHF) menderita hipertensi
hingga usia 45 tahun dan sejak usia 45- dengan tekanan darah >140/90 mmHg
64 tahun persentasenya sama. (Godkk.,2014). Hipertensi menyebabkan
Prevalensi hipertensi di Indonesia kematian pada 45% penderita penyakit
sebesar 26,5% pada tahun2013,tetapi jantung dan51% kematian pada
yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan penderita penyakit stroke pada tahun
dan/ atau riwayat minum obat hanya 2008 (WHO, 2013). Selain itu,hipertensi
sebesar 9,5%.Hal ini menandakan bahwa juga menelan biaya yang tidak sedikit
sebagian besar kasus hipertensi di dengan biaya langsung dan tidak
masyarakat belum terdiagnosis dan langsung yang dihabiskan pada tahun
terjangkau pelayanan kesehatan 2010 sebesar $46,4 milyar (Go dkk.,
(Kemenkes RI,2013). Profil data 2014).
kesehatan Indonesia tahun 2011 Berdasarkan data penyakit
menyebutkan bahwa hipertensi terbanyak di seluruh rumah sakit di
merupakan salah satu dari 10 penyakit propinsi Jawa Timur 2010 terjadi 4,98%
dengan kasus rawat inap terbanyak kasus hipertensi esensial dan 1,08%
492
Nursing News Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Lansia
Volume 3, Nomor 3, 2018 di Kelurahan Tlogomas Malang

kasus hipertensi sekunder. Menurut STP 2016 dari hasil wawancara dengan kader
(Surveilans Terpadu Penyakit) dan 10 orang lansia di RW 05
puskesmas di jawa timur total penderita mengatakan semuanya mengalami
hipertensi di jawa timur tahun 2011 hipertensi dan untuk mengatasi hipertensi
sebanyak 285.724 pasien. Jumlah mereka mengkonsumsi obat penurun
tersebut terhitung mulai bulan januari hipertensi, sedangkan dari hasil
hingga September 2011. Dengan jumlah wawancara pada lansia dan 7 orang lansia
penderita tertinggi pada bulan Mei 2011 di RW 06 mengatakan mengalami
sebanyak 46.626 pasien (Dinkes Jatim, hipertensi dan untuk menurunkan
2011). Berbagai cara dilakukan untuk hipertensi mereka mengkonsumsi ramuan
menurunkan tekanan darah diantaranya herbal (Jamu). Tujuan penelitian ini
dengan terapi farmakologis yang adalah untuk mengetahui pengaruh
menggunakan berbagai macam obat teknik relaksasi terhadap penurunan
maupun non farmakologis salah satunya hipertensi pada lansia di RW 05 dan RW
dengan relaksasi otot progresif 06 Tlogomas.
(Triyanto, 2014).
Relaksasi otot progresif adalah
latihan untuk mendapatkan sensasi rileks METODE PENELITIAN
dengan menegangkan suatu kelompok
otot dan menghentikan tegangan Metode penelitian ini
(Mashudi, 2010). Hasil penelitian lain menggunakan metode experimental.
didukung oleh Valentine, dkk. (2014) ,di Populasi dalam penelitian ini adalah
dapatkan hasil bahwa dengan relaksasi semua lansia di RW 05 sebanyak 50
otot progresif terbukti tekanan darah lansia dan semua lansia di RW 06
pada penderita hipertensi dapat menurun. sebanyak 40 lansia yang mengalami
Penelitian lain oleh Patel, dkk.(2012) hipertensi dan teknik sampel yang
juga menunjukkan adanya penurunan digunakan adalah teknik simple random
tekanan darah pada penderita hipertensi sampling sebanyak 20 orang. Teknik
essensial dengan dilakukannya relaksasi pengumpulan data yang digunakan
otot progresif. adalah observasi.
Berdasarkan studi pendahuluan di
RW 05 dan 06 Kecematan Lowokwaru
Kelurahan Tlogomas pada bulan Februari

493
Nursing News Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Lansia
Volume 3, Nomor 3, 2018 di Kelurahan Tlogomas Malang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar1. Tingkatan hipertensi pada kelompok perlakuan

Berdasarkan Gambar 1, hipertensi dengan tingkat grade 1 (sistolik


menunjukkan bahwa bahwa pada 140-159 mmHg / distolik 90-99 mmHg).
kelompok perlakuan, sebelum Sehingga dapat dikatakan terdapat
dilakukannya relaksasi otot seluruhnya penurunan pada kelompok perlakuan dan
10 orang (100%) dikategorikan tidak terdapat penurunan (tidak ada
mengalami hipertensi dengan tingkat perubahan) pada kelompok kontrol.
grade 1 (sistolik 140-159 mmHg / Uji Hipotesis pada penelitian ini
distolik 90-99 mmHg). Kemudian menggunakan bantuan SPSS 17 dan uji
sesudah dilakukannya relaksasi otot statistik yang digunakan adalah uji paired
seluruhnya 10 orang (100%) T-Test dengan taraf signifikan 5% (α =
dikategorikan tidak mengalami hipertensi 0,05%). Tabel 1 menunjukkan bahwa
yaitu dengan tekanan darah tingkat hasil uji paired T-Test pada kelompok
normal (sistolik 130-139 mmHg / distolik perlakuan relaksasi otot (preetest dan
85-89 mmHg). posttest) terdapat pengaruh teknik
Sedangkan pada kelompok kontrol relaksasi otot progresif terhadap
(tidak diberikan perlakuan), sebelum penurunan hipertensi pada lansia di RW
kontrol seluruhnya 10 orang (100%) 05 dan RW 06 Tlogomas Malang, yang
dikategorikan mengalami hipertensi dibuktikan dengan nilai Sig. = 0,000 (α ≤
dengan tingkat grade 1 (sistolik 140-159 0,05) dan nilai thitung lebih besar dari ttabel
mmHg / distolik 90-99 mmHg), dan (7,216 ≥ 1,812). Untuk kelompok kontrol
sesudah kontrol seluruhnya 10 orang (preecontrol dan postcontrol) tidak ada
(100%) dikategorikan mengalami pengaruh teknik relaksasi otot progresif
494
Nursing News Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Lansia
Volume 3, Nomor 3, 2018 di Kelurahan Tlogomas Malang

terhadap penurunan hipertensi pada (postcontrol) terdapat pengaruh teknik


lansia di RW 05 dan RW 06 Tlogomas relaksasi otot progresif terhadap
Malang, yang dibuktikan dengan nilai penurunan hipertensi pada lansia di RW
Sig. = 0,343 (α ≥ 0,05) dan nilai thitung 05 dan RW 06 Tlogomas Malang, yang
lebih kecil dari ttabel (1,000 ≤ 1,812). dibuktikan dengan nilai Sig. = 0,000 (α ≤
Serta analisis paired T-Test pada 0,05) dan nilai thitung lebih besar dari ttabel
kelompok perlakuan relaksasi otot (10,585 ≥ 1,812).
(posttest) dengan kelompok kontrol

Tabel 1: Uji Paired T-Test


Variabel N thitung ttabel Sig. Keterangan
Kelompok Preepost 10 7,216 1,812 0,000 H1 diterima
perlakuan Posttest
Kelompok Preecontrl 10 1,000 1,812 0,343 H1 ditolak
Kontrol Postcontrol
Menguji Posttest 20 10,585 1,812 0,000 H1 diterima
perbedaan Postcontrol

Tekanan Darah Sebelum Relaksasi bahwa usia seseorang menunjukkan tanda


Otot kemauan dan kemampuan, ataupun
Berdasarkan Gambar 1 diketahui aktivitas fisik karena semakin
bahwa sebelum dilakukannya relaksasi bertambahnya usia seseorang, maka
otot seluruhnya 20 orang (100%) semakin banyak transisi yang akan
dikategorikan mengalami hipertensi dihadapi, salah satunya perubahan
dengan tingkat grade 1 (sistolik 140-159 kesehatan dan kemampuan fungssional.
mmHg / distolik 90-99 mmHg), karena Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya
pada kelompok perlakuan mengalami gangguan di dalam hal mencukupi
hipertensi dengan grade 1 dikondisikan kebutuhan hidupnya, sehingga dpat
oleh penliti bahwa kondisi awal harus meningkatkan ketergantungan yang
sama, dengan asumsi tidak ada perbedaan memerlukan bantuan orang lain (Tamher
tekanan darah sebelum relaksasi otot. & Noorkasiani, 2009). Dengan demikian
Peneliti menggunakan sampel penderita peneliti berpendapat bahwa semakin
grade 1 karena dimungkinkan. bertambahnya usia seseorang berdampak
Hasil penelitian menunjukkan pada penurunan fungsional anggota
bahwa sebagian besar responden berusia tubuh, sehingga dapat mempengaruhi
antara 60 – 74 tahun (lansia) yaitu tingkat aktivitas fisik lansia.
sebanyak 16 orang (80%). Hal ini sesuai
denganteori Potter dan Perry (2005)
495
Nursing News Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Lansia
Volume 3, Nomor 3, 2018 di Kelurahan Tlogomas Malang

Tekanan Darah Sesudah Relaksasi dibuktikan dengan menggunakan uji


Otot paired T-Test pada kelompok perlakuan
Berdasarkan Gambar 1 diketahui relaksasi otot (pree test dan post test)
bahwa sesudah dilakukannya relaksasi terdapat pengaruh teknik relaksasi otot
otot seluruhnya 10 orang (100%) progresif terhadap penurunan hipertensi
dikategorikan tekanan darah dalam pada lansia di RW 05 dan RW 06
kondisi normal (sistolik 130-139 mmHg / Tlogomas Malang, yang dibuktikan
distolik 85-89 mmHg).Hal ini bertolak dengan nilai Sig. = 0,000 (α ≤ 0,05) dan
belakang dengan hasil penelitian pada nilai thitung lebih besar dari ttabel (7,216 ≥
kelompok kontrol, dimana pada 1,812). Untuk kelompok kontrol (pree
preecontrol tidak terdapat penurunan kontrol dan post kontrol) tidak ada
tekanan darah yaitu kategori tekanan pengaruh teknik relaksasi otot progresif
darah adalah grade 1.Menurut Joint terhadap penurunan hipertensi pada
National Commite(JNC) VII yang dikutip lansia di RW 05 dan RW 06 Tlogomas
oleh Triyanto (2014) derajad hipertensi Malang, yang dibuktikan dengan nilai
dengan kelompok high normal yaitu Sig. = 0,343 (α ≥ 0,05) dan nilai thitung
sistolik 130-139 mmHg dan diastolik 85- lebih kecil dari ttabel (1,000 ≤ 1,812).
89 mmHg. Serta analisis paired T-Test pada
Penurunan tekanan darah setelah kelompok perlakuan relaksasi otot (post
diberi relaksasi dapat dipengaruhi oleh test) dengan kelompok kontrol (post
kebiasaan mengkonsumsi makanan. Hal kontrol) terdapat pengaruh teknik
ini sesuai dengan hasil temuan penelitian relaksasi otot progresif terhadap
yang diperoleh hampir setengah penurunan hipertensi pada lansia di RW
responden memiliki makanan kesukaan 05 dan RW 06 Tlogomas Malang, yang
setiap hari yaitu sayur-sayuran sebanyak 8 dibuktikan dengan nilai Sig. = 0,000 (α ≤
orang (40%), dan hampir seluruh 0,05) dan nilai thitung lebih besar dari ttabel
responden dalam keseharian tidak (10,585 ≥ 1,812).
mengkonsumsi santan yaitu sebanyak 18 Berbagai cara dilakukan untuk
orang (90%). menurunkan tekanan darah diantaranya
dengan terapi farmakologis yang
Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap menggunakan berbagai macam obat
Penurunan Hipertensi maupun non farmakologis salah satunya
Berdasarkan Tabel 1 diketahui ada dengan relaksasi otot progresif
pengaruh teknik relaksasi otot proresif (Triyanto,2014). Relaksasi otot progresif
terhadap penurunan hipertensi pada adalah latihan untuk mendapatkan
lansia di RT 05 RW 06 Kelurahan sensasi rileks dengan menegangkan
Tlogomas Kota Malang. Hal tersebut suatu kelompok otot dan menghentikan
496
Nursing News Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Lansia
Volume 3, Nomor 3, 2018 di Kelurahan Tlogomas Malang

tegangan (Mashudi, 2010). Hasil (α ≤ 0,05) dan nilai thitung7,216 ≥ ttabel


penelitian ini sejalan dengan penelitian 1,812.
sebelumnya yang dilakukan oleh
Valentine,dkk.(2014), didapatkan hasil
bahwa dengan relaksasi otot progresif DAFTAR PUSTAKA
terbukti tekanan darah pada penderita
hipertensi dapat menurun. Penelitian lain Dewi. S & Familia. D. 2010. Hidup
oleh Patel, dkk (2012) juga bahagia dengan hipertensi.
menunjukkan adanya penurunan tekanan Jogjakarta: A+ Plus Books.
darah pada penderita hipertensi Dinkes Jatim. 2011
essensial dengan dilakukannya relaksasi http://www.depkes.go.id/resources/
otot progresif. Dengan demikian dapat download/profil/PROFIL_KES_PR
dikatakan bahwa orang yang dengan OV_2011/P.Prov.JATIM_11.pdf
risiko hipertensi, tekanan darahnya dapat diakses tanggal 17 Maret 2016.
distabilkan dengan melakukan relaksasi Godkk. 2014. Hipertensi.
otot. https://www.google.co.id/?gws_rd=
cr,ssl&ei=ZahkV7iRC8XcvgSc3Zb
QAQ#q. diakses tanggal 17 Maret
KESIMPULAN 2016.
Kartika, U. 2014. Hipertensi Bukan
1) Sebelum dilakukannya relaksasi otot Sekedar Tekanan Darah Tinggi.
seluruhnya 10 orang (100%) http://health.kompas.com/read/201
dikategorikan mengalami hipertensi 4/03/07/1706102/Hipertensi.
dengan tingkat grade 1 (sistolik 140- Bukan. Sekedar. Tekanan. Darah.
159 mmHg / distolik 90-99 mmHg). Tinggi. diakses 14 Maret 2016.
2) Sesudah dilakukannya relaksasi otot Kemenkes RI. 2013.
seluruhnya 10 orang (100%) www.depkes.go.id/resources/downl
dikategorikan tidak mengalami oad/.../lak-kemenkes-2013.diakses
hipertensi yaitu tekanan darah tanggal 17 Maret 2016.
normal (sistolik 130-139 mmHg / Kemenkes RI. 2012
distolik 85-89 mmHg). www.depkes.go.id/resources/downl
3) Terdapat pengaruh teknik relaksasi oad/.../profil-kesehatan-indonesia-
otot progresif terhadap penurunan 2012.pdf diakses tanggal 17 Maret
hipertensi pada lansia di RW 05 dan 2016.
RW 06 Tlogomas Malang, yang Kemenkes RI, 2013
dibuktikan dengan nilai Sig. = 0,000 www.depkes.go.id/resources/downl

497
Nursing News Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Lansia
Volume 3, Nomor 3, 2018 di Kelurahan Tlogomas Malang

oad/.../lak-kemenkes-2013. diakses Tamher, S. & Noorkasiani. 2009.


tanggal 17 Maret 2016. Kesehatan Usia Lanjut dengan
Mashudi. 2012. Pengaruh Progressive Pendekatan. Asuhan Keperawatan.
Muscle Relaxation terhadap Jakarta: Salemba Medika.
Kadar Glukosa Darah pada Pasien Triyanto E. 2014. Pelayanan
Diabetes Militus Tipe 2 di Rumah Keperawatan bagi Penderita
Sakit Umum Daerah Raden Hipertensi secara Terpadu.
Mattaher Jambi. Jurnal Health Yogyakarta: Graha Ilmu.
and Sport. 5 (3): 686-694. Valentine D.A., Rosalina dan Saparwati
Patel M. 2014. Pengaruh Teknik
H.M.,R.G.Kathrotia1,N.R.Pathakda Relaksasi Otot Progresif terhadap
n H.A.Thakkar. 2012. Effect Of Tekanan Darah pada Lansia
Relaxation Technique On Blood dengan Hipertensi di Kelurahan
Pressure In Essential Hypertension. Pringapus, Kecamatan Pringapus,
NJIRM. 3 (4): 10-14. Kabupaten Semarang. [Skripsi].
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Semarang: PSIKSTIKES Ngudi
Fundamental Keperawatan Konsep, Waluyo Ungaran.
Proses, dan. Praktik. Edisi 4 WHO, 2013
volume 1. Jakarta : EGC. https://www.who.int/mediacentre/n
Prasetyaningrum Y.I. 2014. Hipertensi ews/releases/2013/world_health...2
bukan untuk Ditakuti. Jakarta: 0130403/en/ diakses tanggal 17
Fmedia. Maret 2016.

498

Anda mungkin juga menyukai