Anda di halaman 1dari 10

Wacana– Vol. 18, No.

3 (2015) ISSN : 1411-0199


E-ISSN : 2338-1884

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di


Kabupaten Sampang

Rina Nur Azizah1*, Sosesilo Zauhar2, M. Saleh Soeaidy3


1
Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Abstrak
Pengangguran di negara Indonesia merupakan permasahan yang sulit dihilangkan dari kehidupan manusia, akan tetapi
permasalahan pengangguran tidak dibiarkan begitu saja. Tingginya tingkat pengangguran disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya besarnya angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja serta tingkat pendidikan dan
ketrampilan yang dimiliki masyarakat Indonesia sangat rendah. Penelitian ini memberikan gambaran tentang
pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Sampang sekaligus menemukan
faktor pendukung dan faktor penghambat. Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian dapat disimpulkan bahwa
program pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui pelayanan publik dengan anggaran APBN dimana jenis
kegiatan meliputi Teknologi Tepat Guna (TTG), Padat Karya dan Tenaga Kerja Mandiri(TKM) yang bertujuan untuk
mengupayakan ketersediaan kesempatan kerja disektor informal bagi para pencari kerja melalui pembentukan
kelompok usaha kecil dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia. Fokus kegiatan ini adalah memfasilitasi
pelayanan program kegiatan pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat ini dilaksanakan dengan
beberapa tahapan yaitu tahap seleksi lokasi, sosialisasi pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan masyarakat,
pemandirian masyarakat, monitoring dan evaluasi. Hasil yang dicapai dari keseluruhan program kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasimampu mengurangi angka
pengangguran di Kabupaten Sampang lebih kurang 3%. Faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan
masyarakat dalam mengurangi angka pengangguran adalah : faktor pendukung meliputi ketersediaan anggaran APBN,
adanya komitmen Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, adanya semangat kebersamaan dan gotong royong,
adanya pihak lain seperti UPT BLK Kabupaten Sumenep. Sedangkan faktor penghambat meliputi lemahnya koordinasii
kerja, kurang optimalnya sosialisasi dan kurangnya tenaga pendamping/fasilitator.

Kata Kunci :Pelayanan Publik, Pemberdayaan Masyarakat, Pengangguran

Abstract
Unemployment in Indonesia is a problem which is difficult to be erased from human life, but this does not mean the
problem of unemployment unpunished. The high level of unemployment is caused by several factors, including the size
of the labor force that is not balanced with available job, the low of education levels and skills of Indonesian people.
This study provides an overview of community empowerment in reducing number of unemployment in Sampang
Regency while finding the supporting and obstacle factors. Based on the results of discussion of this study, its concludes
that community empowerment programs are conducted through the state public service with the Indonesian Budget in
which these types of activities include Teknologi Tepat Guna (TTG), Padat karya and Tenaga Kerja Mandiri (TKM) which
aims to pursue the availability of informal sector job opportunities for job seekers through the establishment small
business groups to exploit the potential of locally available. Focus of this activity is to facilitate the community
empowerment service program. These community empowerment programs are implemented by several stages that are
: selection stage of location, socialization community empowerment, community empowerment process, the
independence of society, monitoring and evaluation. The outcome of the overall community empowerment programs
conducted by the Social, Manpower and Transmigration Departementto reduce number of unemployment in Sampang
Regency less than 3%. Enabling and obstacle factors in empowering community to reduce number of unemployment
are : contributing factors involve the availability of the Indonesian Budget, the commitment of Social, Manpower and
Transmigration Departement, the great spirit of togetherness and mutual assistance, the presence of other parties
such as the UPT BLK Sumenep Regency. Meanwhile obstacle factors include the lack of coordination, lack of optimal
socialization and lack of facilitator.

Keywords:Public Service, Community Empowerment, Unemployment

PENDAHULUAN karena merupakan solusi dalam menyelesaikan


Pemberdayaan masyarakat di era globalisasi permasalahan pengangguran di Indonesia.
seperti sekarang ini menjadi bagian penting Menurut Suhendra bahwa masyarakat yang
semakin berdaya, disadari maupun tidak, akan
Alamat Korespondensi Penulis: meningkatkan produktifitas karena pada
Rina Nur Azizah hakekatnya setiap individu akan mengambil
Email : Rina_Nurazizah@yahoo.co.id
bagian secara aktif dalam pembangunan[1].
Alamat : Jl. Mayjen Haryono, No. 168 Malang 65145

203
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang (Azizah, et al.)

Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat sebanyak 3,1 juta orang dibandingkan dengan
masih dirasakan menyimpang dari yang tahun 2012 sebanyak 780 ribu orang, sedangkan
seharusnya, terdapat bias yang terjadi pada penduduk yang bekerja pada tahun 2013
pemberdayaan masyarakat[1].Jadi sasaran bertambah sebanyak 3,2 juta orang dibandingan
penerima kegiatan di pedesaan adalah orang dengan tahun 2012 bertambah sebanyak 1,2 juta
atau kelompok yang telah menerima kegiatan orang. Sementara, jumlah penganggur pada
yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Bisa tahun 2013 mengalami penurunan sebanyak 440
dikatakan bahwa sebenarnya proyek tersebut ribu orang dibadingkan dengan keadaan tahun
kurang berhasil tetapi tetap dilakukan ditahun 2012[2]. Meskipun jumlah angkatan kerja
berikutnya. bertambah, tetapi dalam satu tahun terakhir
Peran serta masyarakat dapat dijadikan terjadi penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan
alternatif untuk meminimasi ketidakpuasan Kerja (TPAP) sebanyak 0,45%. Sebagaimana
masyarakat terhadap program pembangunan perkembangan yang terjadi pada skala Nasional,
yang dilaksanakan oleh pemerintah, selain itu angka pengangguran di Kabupaten Sampang
meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS di
dalam bernegara dan bermasyarakatmenurut Kabupaten Sampang pada tahun 2013
Chesterman (1992) dalam [1]. Keterlibatan dan menunjukkan penduduk Kabupaten Sampang
keikutsertaan masyarakat menjadi alat tercatat sebesar 871.534 jiwa. Sedangkan jumlah
monitoring dan evaluasi bagi pemerintah untuk pencari kerja yang terdaftar di Dinas Sosial
melaksanakan program dan kegiatan dengan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
benar. Demi tercapainya keberhasilan Sampang pada tahun 2013 adalah 783 orang,
pemberdayana masyarakat segala program namun jumlah tenaga kerja yang berhasil
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi harus ditempatkan pada lapangan kerja yang tersedia
melibatkan masyarakat karena mereka yang sebanyak 272 orang.
mengetahui permasalahan dan kebutuhan dalam Pemberdayaan masyarakat saat ini menjadi
rangka mengurangi pengangguran sebab mereka istilah yang berkembang dalam dimensi ilmu
nantinya yang memanfaatkan dan menilai administrasi, juga berkembang dengan berbagai
tentang keberhasilan atau tidaknya konsep, Kabupaten Sampang merupakan salah
pemberdayaan masyarakat. satu Kabupaten di Pulau Madura yang mengalami
Di negara Indonesia pengangguran adalah kesenjangan sosial ekonomi akibat perbedaan
permasalahan yang ada sejak peradaban manusia pendapatan masyarakat, oleh karena itu
lahir karena kehadirannya merupakan sebuah pemerintah berupaya untuk mengurangi angka
kondisi diluar kesejahteraan. Oleh karena itu pengangguran di Kabupaten Sampang dengan
pengangguran adalah suatu hal yang sulit berbagai program seperti PNPM Mandiri,
dihilangkan dari kehidupan umat manusia. Akan Program UMKM, P2KP, PPKH ataupun program
tetapi hal ini tidak berarti bahwa permasalahan pemberdayaan lainnya. Akan tetapi dengan
pengangguran dibiarkan begitu saja, karena kegiatan program tersebut jumlah pengangguran
pengangguran adalah sumber dari masalah sosial di Kabupaten Sampang setiap tahunnya belum
lainnya. Tingginya tingkat pengangguran ada penurunan. Dengan pertumbuhan ekonomi
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang signifikan di setiap tahunnya maka
besarnya angkatan kerja yang tidak seimbang Pemerintah Provinsi melalui Dinas Sosial Tenaga
dengan kesempatan kerja serta tingkat Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sampang
pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki berupaya untuk mengurangi angka
masyarakat Indonesia masih sangat rendah. pengangguran dengan kegiatan program
Permasalah tentang kesempatan kerja menjadi Pemberdayaan Masyarakat. Program
semakin penting karena pertumbuhan angkatan pemberdayaan masyarakat ini dilaksanakan
kerja lebih cepat daripada pertumbuhan dalam bentuk Teknologi Tepat Guna (TTG), Padat
kesempatan kerja yang tersedia, artinya jumlah Karya dan Tenaga Kerja Madiri (TKM).
tenaga kerja yang diserap oleh lapangan kerja Penelitian ini membahas dan menganalisis
semakin sedikit. Akibatnya tingkat pengangguran pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi
semakin meningkat. angka pengangguran di Kabupaten Sampang
Di Indonesia merupakan negara dengan berdasarkan karakteristik individu, diantaranya
jumlah penduduk terbesar keempat didunia. umur, pendidikan dan jenis kelamin. Tujuannya
Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2013 adalah untuk menunjukkan bahwa jumlah
jumlah angkatan kerja di Indonesia bertambah penganggur dalam memilih pekerjaan

204
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang (Azizah, et al.)

dipengaruhi dengan program pelatihan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten


pemberdayaan masyarakat. Sampang tahun 2013.
Sasaran atau penerima program
pemberdayaan masyarakat ini adalah para Metode Analisis Data
penganggur yang merupakan cukup dalam usia Penelitian ini menggunakan metode analisis
kerja yang berada pada lokasi terpilih. Fokus data Milles dan Humberman adalah “metode
utama dalam program ini adalah dalam hal analisis data yang terdiri dari 3 alur kegiatan,
pelatihan yang terdiri dari kegiatan Teknologi yaitu : Kondensasi data, penyajian data, menarik
Tepat Guna (TTG), Padat Karya dan Tenaga Kerja kesimpulan/verifikasi [3]. Kondensasi data
Mandiri (TKM). Tujuannya adalah dapat dilakukan dengan cara Kondensasi data
mengembangkan ketrampilannya dalam bentuk merupakan suatu analisis data yang merujuk
menciptakan lapangan kejra sendiri terutama pada proses penelitian, fokus penelitian,
dalam hal mengurangi angka pengangguran di menyederhanakan, abstrak dan mengubah data
Kabupaten Sampang. Berdasarkan uraian di atas lengkap dari catatan yang diperoleh dari
tersebut dianggap perlu untuk melakukan lapangan, serta wawancara yang dilakukan di
penelitian terkait dengan apa yang terjadi dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dilakukan oleh masyarakat dilokasi penelitian. Kabupaten Sampang maupun di lapangan.
Sehubungan dengan proses pelaksanaan Berbeda dengan reduksi data yang sifatnya
pemberdayaan masyarakat ditempatnya. lemah, kondensasi data merupakan analisis yang
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian membuat data lebih kuat.Data yang diperoleh di
ini dilakukan perumusan masalah yaitu Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
bagaimana proses program pemberdayaan yang diperoleh di lapangan dikumpulkan dan
masyarakat dalam mengurangi angka disusun dalam pola hubungan sehingga mudah
pengangguran di Kabupaten Sampang?. Tujuan dipahami. Dengan penyajian data, peneliti
penelitian ini adalah untuk memberikan memahami atas masalah apa yang sedang
gambaran tengang proses program dihadapi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi Transmigrasi dalam melakukan kegiatan
angka pengangguran di Kabupaten Sampang pemberdayaan masyarakat. Langkah ketiga
dengan mempertimbangkan kebutuhan program adalah menarik kesimpulan. Dengan tersedia
kegiatan dengan memperhatikan ketersediaan data yang diperoleh penelitin baik dari Dinas
sarana dan prasarana dan anggaran yang ada. Sosial Tenaga Kerja dan Tranmigrasi maupun di
lapangan, maka peneliti dapat menarik
METODE PENELITIAN kesimpulan dengan didukung bukti-bukti yang
Penelitian ini merupakan penelitian valid dan konsisten pada saat peneliti kembali
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kelapangan mengumpulkan data, sehingga
kualitatif. Dengan pendekatan ini peneliti dapat kesimpulan yang dikemukakan oleh peneliti
memperoleh gambaran yang lengkap dari merupakan kesimpulan yang dapat dipercaya.
permasalahan yang dirumuskan dengan
memfokuskan pada proses dan pencarian yang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dikaji lebih bersifat komprehensif, mendalam, Proses Program Pemberdayaan Masyarakat
alamiah dan apa adanya. Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di
Kabupaten Sampang
Metode Pengumpulan Data Model pemberdayaan masyarakat yang
Penelitian ini menggunakan metode berkaitan dengan progran Teknologi Tepat Guna
observasi, wawancara dan dokumen. Metode (TTG), Padat Karya dan Tenaga Kerja Mandiri
observasi dilakukan dengan melihat secara (TKM) adalah model people center development
langsung proses penyelenggaraan program karena dalam model ini, pembangunan kualitas
pemberdayaan masyarakat. Metode wawancara manusia adalah upaya meningkatkan kapasitas
dilakukan dengan melakukan tanya jawab manusia untuk mempengaruhi dan mengatur
dengan instansi terkait pemberdayaan masa depannya[4].
masyarakat dan peserta pemberdayaan 1. Teknologi Tepat Guna (TTG)
masyarakat. Metode dokumen digunakan dengan Powersebagai kemampuan untuk
melihat dokumen data pengangguran di Dinas merubah kondisi masa depan melalui tindakan
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Rencana pengambilan keputusan serta upaya masyarakat
Kerja dan laporan penyelenggaraan program dalam meningkatkan kemampuan dalam

205
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang (Azizah, et al.)

merubah kondisi masa depan[5],melalui pengangguran dengan adanya program padat


Keputusan Presiden RI Nomor 1642 Tahun 2002 karya. Ada dua kegiatan program padat karya
tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran yaitu padat karya produktif dan padat karya
Pendapatan Belanja Negara, Kabupaten Sampang insfrastruktur.Melalui program ini diharapkan
turut ambil bagian dalam upaya pemerintah dapat menumbuhkembangkan potensi
untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumberdaya alam dan sumberdaya manusia
angkatan kerja dengan memanfaatkan seluruh untuk dikelola sehingga dapat berpotensi dalam
potensi dan sumber daya pendidikan serta mengembangkan perekonomian kerakyaatan di
terapan teknologi yang ada di pedesaan dalam pedesaan sehingga mampu mengurangi arus
bentuk mengadakan Terapan Teknologi Tepat urbanisasi.
Guna (TTG) yang langsung menyentuh kepada Melalui wawancara yang dilakukan dengan
masyarakat dengan tujuan peningkatan Bapak Teguh selaku Kasi Tenaga Kerja,
pengetahuan, kemampuan, produktivitas dan mengemukakan bahwa:
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Program padat karya baik padat karya
sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja produktif maupun padat karya insfrastruktur
dengan diadakannya program Teknologi Tepat adalah program yang diberlakukan
Guna (TTG). Program ini adalah salah satu Pemerintah melalui anggaran APBN untuk
alternatif untuk mengatasi masalah mengurangi angka pengangguran di
pengangguran di Kabupaten Sampang. Kegiatan Indonesia. Program ini mempunyai banyak
ini harus berpotensi memenuhi beberapa kriteria keuntungan jika kita berhasil dalam
yaitu sumber daya alam yang digunakan harus menghadapi tantangan. Jadi jika bukan kita
tersedia dan tepat, menyerap tenaga kerja dan yang mendukung siapa lagi?. Kita sebagai
memacu industri rumah tangga serta bangsa Indonesia juga baiknya mendukung
meningkatkan pendapatan masyarakat. dengan ikut berperan aktif dalam program
Sesuai dengan wawancara Bapak Teguh padat karya.(Wawancara tanggal 23 Juli
selaku Kepala Bidang Ketenaga Kerjaan, 2014).
menyatakan bahwa : Berdasarkan penelitiannya yang berjudul
Program ini dikembangkan untuk Empowernment as an Approach For Community
memberikan masyarakat yang mempunyai Development in Malaysia Pemberdayaan melalui
kemampuan minim, tidak bekerja partisipasi merupakan proses yang
(pengangguran) dan berasal dari keluarga berkesinambungan dimana orang
miskin serta para Eks tenaga kerja Indonesia mengembangkan dan menggunakan kemampuan
yang bermasalah agar mereka mampu mereka untuk bertindak dalam menanggapi
mengembangkan diri sebagai warga yang masalah bersama dan untuk mencapai
cerdas, produktif, kompetitif dan kebutuhan yang diharapkan dalam upaya untuk
berdampak pada distribusi terhadap membawa beberapa perubahan pada kehidupan
penurunan pengangguran dan kemiskinan. masyarakat[6]. Pemberdayaan masyarakat
(Wawancara tanggal 14 Juli 2014) merupakan suatu proses yang menjadikan orang
Terapan Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah yang lebih berdaya dalam menyelesaikan
proses kegiatan alih teknologi sederhana untuk masalahnya sendiri maka kegiatan padat karya
mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, memberikan kewenangan dan kepercayaan
sehingga mampu memberikan nilai tambah, dalam mendorong seseorang untuk terlibat
memperluas kesempatan kerja dan menyerap dalam pembuatan keputusan[7].
tenaga kerja.Lingkup kegiatan program ini 2. Padat Karya Insfrastruktur
berorientasi pada peningkatan produktivitas dan Padat karya insfrastruktur memiliki tujuan
kualitas unggulan daerah. Padat Karya mengembangkan semangat kogotongroyongan
a. Padat Karya Produktif masyarakat, dapat mengembangkan lapangan
Dengan semakin meningkatnya jumlah pekerjaan bagi masyarakat desa serta
penduduk di Kabupaten Sampang maka semakin meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana fisik
banyak usia produksi yang mendongkrak pasar pedesaan yang berkelanjutan, adapun
dunia, namun kenyataannya tidak sesuai dengan strakeholder didalamnya adalah para pemuda
apa yang diharapkan karena minimnya lapangan dan seluruh tokoh di masyarakat tersebut.Secara
pekerjaan. Kabupaten Sampang melalui Dinas umum pelaksanaan ini dimulai dari kegiatan
Sosial Tenaga Kerja dan Transmingrasi sosialisasi tentang program padat karya
mengambil langkah untuk mengurangi angka insfrastruktur di tingkat Kabupaten Sampang

206
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang (Azizah, et al.)

yang dihadiri oleh para Camat. Setelah itu, Camat Satu cara cara untuk mengurangi angka
mensosialisasikan padat karya insfrastruktur pengangguran adalah pemberian latihan kerja
kepada para Kepala Desa. Selanjutnya aparat secara institutional berupa ketrampilan dasar
desa yang didampingi Satuan Pelaksana (Satlak) bagi tenaga kerja yang tidak memiliki ketrampilan
dari LKMD membuat proposal program yang [9], maka dalam kegiatan TKM para penganggur
diajukan kepada Kecamatan untuk disampaikan diberikan pelatihan ketrampilan mengenai
kepada Pemerintah melalui TKPP.Alokasi dana teknologi baru yang akan digunakan agar tenaga
APBN dalam bentuk pengadaan material non kerja tidak mengalami gagap teknologi.Tenaga
lokal diarahkan untuk pengadaan material, Kerja Mandiri adalah pemberdayaan masyarakat
seperti semen dan aspal. Sedangkan dalam betuk penganggur, setelah mengaggur dan pencari
swadaya masyarakat penerima program kerja melalui pelatihan dan bantuan sarana
dilakukan konversi atas kontribusi tenaga dan usaha sebagai stimulan kegiatan wirausaha.
penyediaan lahan dalam bentuk uang rupiah Dengan kerjasama yang dilakukan dengan UPT
secara tunai.Terbukanya akses jalan secara lebih BLK Kabupaten Sumenep beserta Dinas Sosial
baik di Pedesaan berdampak pada kelancaran Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
transportasi lokal, yang secara tidak langsung Sampang ada beberapa kegiatan TKM adalah
pula membuka peluang bagi semakin pelatihan pembuatan tahu/tempe, pelatihan
meningkatnya akses ekonomi lokal. pembuatan krupuk udang, pelatihan menjahit,
3. Tenaga Kerja mandiri (TKM) pelatihan membordil, pelatihan service sepeda
Dalam penelitiannya yang berjudul Usaha motor.Tujuan dari Tenaga Kerja Mandiri (TKM)
Kecil Menengah (UKM) dan Upaya Mengatasi itu sendiri memberikan bekal pengetahuan
Pengangguran menyebutkab bahwa Usaha kecil ketrampilan serta menumbuhkan sikap
Menengah (UKM) dapat mengatasi masalah kewirausahaan pada pencari kerja melalui
ketenaga kerjaan dan terutama dalam mengatasi pengembangan kewirausahaan.Penganggur
pengangguran, dengan mendirikan usaha sendiri sebaiknya memiliki ciri-ciri dan watak wirausaha,
dapat memainkan peran dalam mengatasi diantaranya sebagai berikut: (1). Percaya diri; (2).
persoalan ketenaga kerjaan,peran yang dilakukan Berorientasi pada tugas dan hasil; (3).
cukup penting, walaupun penyerapan tenaga kerj Pengambilan resiko; (4). Kepemimpinan; (5)
nampak masih kurang teramati. Meskipun Keorisinilan; (6). Berorientasi ke masa depan
diketahui bahwa serapan tenaga kerja dalam [10].
membuka lapangan usaha sendiri sangat kecil per
unitnya, akan tetapi akumulasinya menunjukkan Sasaran Program Pemberdayaan Masyarakat
bahwa sektor ini pantas diberdayakan guna Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di
mengatasi pengangguran. Untuk itu dibutuhkan Kabupaten Sampang
suatu perhatian dan kebikjaksanaan dari Di dalam buku pedoman
pemerintah secara nyata dalam memaksimalkan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten
pemberdayaan sektor infrastruktur, agar kendala Sampang menyebutkan bahwa sasaran dari
yang dihadapi sektor ini dapat dihilangkan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah :
pada akhirnya pengangguran akut yang dapat 1. Masyarakat
mengakibatkan krisis sosial dapat dicegah dan Kelompok sasaran penerima manfaat
dapat diatasi[8]. pemberdayaan masyarakat adalah warga
Melalui wawancara yang dilakukan dengan masyarakat yang menganggur sesuai dengan
Bapak Ludfi Staf Nakertrans menjelaskan bahwa : kriterian pengangguran setempat tang disepakati
Program pemberdayaan masyarakat melalui oleh warga, termasuk di dalamnya adalah
Tenaga Kerja Madiri (TKM) adalah suatu masyarakat yang telah lama menganggur yang
kegiatan yang dilakukan secara profesional penghasilannya merosot dan tidak berarti akibat
yang dimana Dinas Sosial Tenaga Kerja dan inflasi serta kehilangan sumber nafkahnya karena
Transmigrasi Kabupaten Sampang krisis ekonomi dan lain-lain.
bekerjasama dengan UPT BLK Kabupaten Sesuai dengan wawancara Bapak Teguh
Sumenep, beserta Pondok pesantren di selaku Kasi Nakertrans menjelakan bahwa :
Kabupaten Sampang, sehingga memperoleh Dalam penentuan sasaran penerima kegiatan
hasil yang cukup baik dan bermanfaat bagi program pemberdayaan masyarakat adalah
masyarakat pengangguran yang berdomisili di dengan menentukan warga masyarakat yang
Pedesaan.(Wawancara tanggal 16 Juli 2014) menganggur/tidak memiliki pekerjaan serta
yang tidak memiliki ketrampilan sehingga

207
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang (Azizah, et al.)

dibina dan diberi pelatihan guna dalam Tahapan Program Pemberdayaan Masyarakat
kesejahteraan perekonomian dalam rumah Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di
tangganya. (wawancara tanggal 23 Juli 2014). Kabupaten Sampang
2. Proses penetapan lokasi sasaran Tahapan yang dilakukan dalam program
Lokasi sasaran kegiatan program pemberdayaan masyarakat antara lain adalah:
pemberdayaan masyarakat sebanyak 14 wilayah 1. Seleksi Lokasi
kecamatan yang diseleksi dan ditentukan Seleksi wilayah dilakukan sesuai dengan kriteria
beberapa kelurahan saja setiap kecamatannya. yang disepakati oleh lembaga, pihak-pihak terkait
Penetapan lokasi sasaran program ini adalah dan masyarakat. Penetapan kriteria penting agar
kelurahan yang memiliki masyarakat penganggur pemilihan loaksi dilakukan sebaik mungkin,
yang cukup banyak dan kondisi kelurahan yang sehingga tujuan pemberdayaan masyarakat akan
masih belum sejahtera dalam kehidupan tercapai seperti yang diharapkan.Sebelum
perekonomiannya sehingga sangat penting untuk melakukan kegiatan, seleksi lokasi perlu
mendapatkan program pemberdayaan memperoleh kesepakatan antara Tim Fasilitator,
masyarakat ini. Aparat Pemerintah setempat, masyarakat
Penentuan sasaran program kegiatan (perwakilan) setempat, dan pemangku
pemberdayaan masyarakat adalah dengan cara kepentingan yang lain. (pelaku Bisnis, tokoh
penentuan perserta kegiatan yang dianggap masyarakat, aktifis LSM, akademisi, dll.). Hal ini
menganggur dan tidak memiliki ketrampilan tidak saja untuk menghindari gesekan atau
sehingga dapat tercapai kesejahteraan konflik kepentingan antar semua pemangku
ekonominya, selain itu sasaran selanjutnya kepentingan, tetapi juga membangun sinergi dan
adalah dalam penentuan lokasi wilayah memperoleh dukungan berupa partisipasi dari
kelurahan yaitu ditentukan beberapa wilayah seluruh pemangku kepentingan, demi
kelurahan yang dianggap banyak penduduk yang keberhasilan program dan kegiatan
menganggur dan dilihat dari kondisi wilayah pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan.
kelurahan yang belum sejahtera dalam 2. Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat
kehidupan perekonomiannya. Sosialisasi, merupakan upaya
Pemberdayaan merupakan suatu mengkomunikasikan kegiatan untuk menciptakan
kuasa, maka pemberdayaan masyarakat dialog dengan masyarakat. Melalui sosialisasi
bertujuan untuk mempengaruhi atau mengontrol akan membantu untuk meningkatkan
manusia selaku individu atau kelompok, sehingga pemahaman masyarakat dan pihak terkait
sasaran utamanya adalah penganggur yang dengan program dan atau kegiatan
mempunyai cukup usia kerja dalam lokasi terpilih pemberdayaan masyarakat yang telah
pelaksanaan program pemberdayaan direncanakan. Proses sosialisasi menjadi sangat
masyarakat[11].Dalam hal ini program penting, karena akan menentukan minat atau
pemberdayaan masyarakat harus diawalai ketertarikan masyarakat untuk berpartisipasi
menciptakan iklim dan potensi masyarakat yang (berperan dan terlibat) dalam program
dapat dikembangkan. Titik tolaknya adalah pemberdayaan masyarakat yang
pengenalan wilayah yang memiliki sumberdaya dikomunikasikan.
yang diperlukan dalam kegiatan pemberdayaan. 3. Proses Pemberdayaan Masyarakat
Artinya tidak ada masyarakat yang sama sekali Hakikat pemberdayaan masyarakat adalah
tanpa daya karena jika demikian maka untuk meningkatkan kemampuan dan
masyarakat tersebut sudah punah. Dengan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan
demikian maka pemberdayaan merupakan suatu taraf hidupnya. Dalam proses tersebut maka
upaya untuk membangun daya atau potensi yang bersama-sama melakukan hal-hal tersebut:
dimiliki serta berupaya untuk a. Mengidentifikasi dan mengkaji potensi
mengembangkannya sehingga orang atau wilayah, permasalahan serta peluang-
masyarakat menjadi berdaya, lepas dari peluangnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar
ketergantungan, kemiskinan, pengangguran dan masyarakat mampu dan percaya diri dalam
keterbelakangan[12]. mengidentifikasi dan menganalisa
keadaannya, baik potensi maupun
permasalahannya.
b. Menyusun rencana kegiatan kelompok,
berdasarkan hasil kajiannya. Yang meliputi :
Memprioritaskan dan menganalisa masalah-

208
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang (Azizah, et al.)

masalah, Identifikasi alternatif pemecahan agar lapisan masyarakat yang diberdayakan


masalah yang terbaik, Identifikasi mempunyai kemampuan merubah kondisi masa
sumberdaya yang tersedia untuk pemecahan depan, dibutuhkan keterlibatannya dalam
masalah, Pengembangan rencana kegiatan penguasaan atau kontrol terhadap sumber daya,
serta pengorganisasian pelaksanaannya, pengelolaannya dan hasil serta manfaat yang
Menerapkan rencana kegiatan kelompok, diperoleh.
memantau proses dan hasil kegiatan secara
terus menerus secara partisipatif (partisipatif, Hasil Program Pemberdayaan Masyarakat
monitoring dan evaluasi). Pemandirian Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di
Masyarakat. Kabupaten Sampang
4. Pemandirian Masyarakat Pemberdayaan masyarakat sangat
Berpegang pada prinsip pemberdayaan bermanfaat bagi penganggur di Masyarakat
masyarakat yang bertujuan untuk memandirikan Kabupaten Sampang diantaranya masyarakat
msyarakat dan meningkatkan taraf hidupnya, yang memiliki sumberdaya yang perlu diolah,
maka arah pemandirian masyarakat adalah masyarakat dilingkungan pedesaan serta
berupa pendampingan untuk menyiapkan masyarakat di wilayah pondok pesantren.
masyarakat agar benar-benar mempu mengelola Kemampuan yang dimiliki nantinya berupa
sendiri kegiatannya.Proses pemberdayaan kekampuan untuk berwirausaha sendiri sehingga
masyarakat terkait erat dengan faktor internal dengan pengalaman yang diperoleh dapat
dan eksternal. Proses pemberdayaan masyarakat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
mestinya juga didampingi oleh suatu tim Pemberdayaan merujuk pada kemampuan, untuk
fasilitator yang bersifat multi disiplin. Tim berpartisipasi memperoleh kesempatan atau
pendamping ini merupakan salah satu faktor mengakses sumber daya dan layanan yang
eksternal dalam pemberdayaan masyarakat. dipergunakan memperbaiki mutu hidupnya.
Peran tim pada awal proses sangat aktif tetapi Ditegaskan oleh Suharto bahwa pemberdayaan
akan berkurang secara bertahap selama proses merupakan suatu proses. Sebagai proses,
berjalan sampai masyarakat sudah mampu pemberdayaan masyarakat merupakan
melanjutkan kegiatannya secara mandiri. serangkaian kegiatan yang bermanfaat
5. Monitoring dan Evaluasi memperkuat dan mengoptimalkan keberdayaan
Monitoring dan evaluasi adalah kelompok lemah dalam mayarakat, termasuk
pengamatan dan pengkajian atas kegiatan individu-individu yang mengalami masalah
pendampingan yang telah dijalankan guna pengangguran[12]. Dengan pemahaman seperti
mengetahui perkembangan – perkembangan ini, pemberdayaan dapat diartikan sebagai
yang terjadi dan hasil-hasil yang telah dicapai. proses terencana guna meningkatkan skala
Monitoring dan evaluasi menjadi bagian penting untulitas dari obyek yang diberdayakan. Sesuai
dalam kegiatan pendampingan. Melalui dengan kutipan Mardikanto yang menjelaskan
monitoring dan evaluasi, kita dapat melakukan bahwa pemberdayaan merupakan perbaikan
refleksi, guna memperoleh informasi penting mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu
seputar palaksanaan kegiatan, seperti : atau masyarakat maka manfaat yang dari
a. Realitas pelaksanaan dan perkembangan yang program pemberdayaan masyarakat di
terjadi di lapangan; Kabupaten Sampang adalah : (1) Peningkatan
b. Dampak atau manfaat apa saja yang kesejahteraan jangka waktu panjang yang
diperoleh kelompok; berkelanjutan. (2) Peningkatan penghasilan dan
c. Dukungan berbagai pihak atas pelaksanaan perbaikan penghidupan di masyarakat dan
kegiatan ; kelompok dengan penghasilan kecil. (3)
d. Permasalahan atau hambatan-hambatan yang Peningkatan penggunaan sumber-sumber
dihadapi; pengembangan secara efektif dan efisien. (4)
e. Perbaikan-perbaikan yang perlu diuapayakan. Program pengembangan dan pemberian
Administration of government pelayanan yang lebih efektif, dan efisien dan
affairs,pemberdayaan masyarakat merupakan terfokus pelanggan. (5) Proses pengembangan
suatu tindakan untuk membantu kelompok yang lebih demokratis[14].
penganggur sebagai penyusunan dan Program Pemberdayaan masyarakat dalam
pelaksanaan kebijakan yang dilakukan mengurangi angka pengangguran di Kabupaten
pemerintah dalam skala besar untuk kepentingan Sampang merupakan program pembangunan
publik[13]. Pada umumnya disepakati, bahwa partisipatif yang menerapkan pendekatan

209
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang (Azizah, et al.)

pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan diindikasikan oleh tenaga kerja dan nilai
pihak UPT BLK Kabupaten Sumenep sebagai tambahnya.
fasilitator dan masyarakat penganggur sebagai Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
pelaku utama pembangunan. Sejalan dengan menunjukkan bahwa program Pemberdayaan
pendapat Pearson et al, terhadap pemberdayaan Masyarakat telah berhasil mengurangi angka
masyarakat di Kabupaten Sampang merupakan pengangguran mencapai lebih kurang 3% dari
sebuah proses dengan nama orang menjadi jumlah penganggur di Tahun 2013 adalah dari
cukup kuat dalam berpartisipasi, berbagi jumlah pencari kerja yang mendaftar
pengontrolan atas dan mempengaruhi terhadap berdasarkan AK1 adalah sebanyak 783 orang,
kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang sedangkan jumlah tenaga kerja yang berhasil
mempengaruhi kehidupannya[15]. Konsep ditempatkan di Kabupaten Sampang adalah 272
pemberdayaan menekankan bahwa orang orang, dengan demikian perlu adanya perluasan
memperoleh ketrampilan, pengetahuan, dan kesempatan kerja dalam kegiatan pelatihan dan
kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi ketrampilan di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang Transmigrasi Kabupaten Sampang. Dalam
menjadi perhatiannya.Berdasarkan tujuan yang pelaksanaan Program pemberdayaan masyarakat
ingin dicapai oleh peneliti, maka hasil yang bisa hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan
diharapkan adalah sebagai berikut: secara berkala dari 127 peserta pelaku
(1) Pengembangan model pendidikan pemberdayaan masyarakat yang kegiatannya
kewirausahaan yang sesuai bagi penganggur yang mencakup TTG, padat karya dan TKM ± 3% dari
berada di wilayah kabupaten Sampang. semua jumlah peserta yang sudah terbentuk
(2) Terlaksana pelatihan kewirausahaan guna perkembangan usaha kelompok maupun
menciptakan jiwa wirausaha bagi penganggur individu.
supaya dapat menciptakan pekerjaan baru
supaya memperoleh penghasilan untuk Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
menghidupi keluarganya. (3) Terlaksananya Program Pemberdayaan Masyrakat Dalam
pendidikan kewirausahaan dalam sebagai bekal Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten
pengalaman lapangan untuk persiapan Sampang
mendirikan Wirausaha Baru (WUB) yang akan a. Faktor Pendukung
didirikan oleh penganggur. (4) Terbentuknya 1. Adanya anggaran melalui APBN yang
WUB yang tersebar di Kabupaten Sampang. (5) disediakan oleh pemerintah dalam
Dapat menginventarisir kebutuhan dan berbagai melaksanakan program pemberdayaan
hambatan pelaksanaan pendidikan dan praktik masyarakat.
usaha yang dilakukan untuk penyempurnaan 2. Adanya komitmen dari Dinas Sosial Tenaga
model pendidikan kewirausahaan bagi Kerja dan Transmigrasi untuk mensukseskan
penganggur. (6) Dapat melakukan evaluasi program pemberdayaan masyarakat.
pelaksanaan kegiatan dan praktik usaha yang 3. Adanya semangat kebersamaan serta gotong
dilakukan sehingga menghasilkan usaha baru royong yang tinggi antar peserta kegiatan
bagi masyarakat penganggur yang ada di program pemberdayaan masyarakat di
Kabupaten Sampang. Sesuai dengan pendapat Kabupaten Sampng.
Nanga, pengangguran merupakan suatu keadaan 4. Adanya keterlibatan pihak lain seperti UPT
dimana seseorang tergolong dalam kategori BLK Kabupaten Sumenep dalam mendukung
angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan pelaksanaan program pemberdayaan
secara aktif tidak sedang mencari kerja, program masyarakat, sehingga pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat mempunyai pemberdayaan masyarakat berjalan dengan
kemampuan menjadi pilar penting bagi baik.
perekonomian masyarakat dalam menghadapi b. Faktor Penghambat
pengangguran. Tentunya hal ini tidak terlepas 1. Lemahnya koordinasi kerja
dari kemampuan kegiatan pemberdayaan Sebenarnya instansi pemerintah yang terkait
masyarakat untuk merespon jumlah dengan kegiatan program pemberdayaan
pengangguran secara cepat dan masyarakat cukup komprehensif, namun pola
fleksibel[16].Pemberdayaan masyarakat pada pelaksanaan tugasnya dan wewenang antar
dasarnya adalah aktivitas ekonomi, sedangkan instansi belum terpadu. Selain itu untuk
aktivitas ekonomi sendiri secara umum dapat lingkup penyelenggaraan program ini
koordinasinya belum berjalan dengan baik.

210
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang (Azizah, et al.)

Masing-masing fasilitator bekerja apa adanya mengupayakan tersedianya kesempatan kerja di


tanpa ada komunikasi yang rutin dan sektor informal bagi para pencari kerja melalui
berkelanjutan, sehingga permasalahan pembentukan kelompok usaha kecil atau usaha
tertentu tidak ada kesamaan pandangan atas mandiri dengan memanfaatkan potensi lokal
kegiatan ini. yang tersedia. Fokus kegiatan ini adalah
2. Kurang optimalnya sosialisasi memfasilitasi pelayanan program kegiatan
Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat pemberdayaan masyarakat.
untuk tahapan sosialisasi belum berjalan Program pemberdayaan masyarakat
secara efektif, karena sosialisasi dilaksanakan dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yakni
melalui media musyawarah. Padahal banyak tahap seleksi lokasi, sosialisasi pemberdayaan
media sosialisasi melalui pemberitahuan masyarakat, proses pemberdayaan masyarakat,
secara langsung, dalam bentuk spanduk serta pemandirian masyarakat, monitoring dan
memanfaatkan karang taruna sebagai media evaluasi. Akan tetapi didalamnya masih perlu
sosialisasi. dilakukan penyempurnaan terlihat bahwa
3. Kurangnya tenaga pendamping/fasilitator dengan sosialisasi yang dilakukan hanya
Pendamping merupakan komponen pokok mengundang beberapa orang saja sebagai
dalam pelaksanaan program pemberdayaan perwakilan. Pembenahan yang dilakukan bagi
masyarakat ini. Jumlah pendamping yang kegiatan ini diharapkan dapat menjadi program
memadai diperlukan untuk memperlancar ini sebagai acuan bagi program pemberdayaan
dalam kegiatan program pemberdayaan masyarakat dikemudian hari.Dalam program
masyarakat ini. Akan tetapi masih kurangnya pemberdayaan masyarakat ini tidak lepas dari
jumlah pendamping yang dimiliki Dinas Sosial campur tangan pendamping, yang tugasnya
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten sebagai fasilitator dalam membimbing
Sampang menghambat pelaksanaan program masyarakat di lapangan.
pemberdayaan masyarakat. Keterbatasan Kegiatan pemberdayaan masyarakat di
pendamping ini dapat dijumpai dalam Kabupaten sampang sangat bermanfaat untuk
kegiatan pelatihan kurangnya jumlah mengubah perilaku penganggur, baik
pendamping yang membimbing peserta pengetahuannya maupun sikapnya. Usaha
pelatihan. produktif yang dilakukan oleh beberapa
kelompok juga membuka kesempatan kerja bagi
KESIMPULAN penganggur. Selain itu pemberdayaan
Dalam memahami proses pemberdayaan masyarakat juga menekankan partisipasi
secara lebih proporsional, dirumuskanpower masyarakat untuk menemukan masalahnya
sebagai kemampuan untuk merubah kondisi sendiri, mengatasi dengan program kerja yang
masa depan melalui tindakan pengambilan sesuai dengan mengatur penyelenggaraan untuk
keputusan. Pembangunan itu sendiri dapat keberlanjutannya sehingga dapat mengurangi
ditafsirkan sebagai upaya membangun power angka pengangguran di Kabupaten
oleh suatu masyarakat, antara lain dalam bentuk Sampang.Sasaran pemberdayaan masyarakat
peningkatan kemampuan untuk merubah kondisi yang dimaksud adalah pemberdayaan
masa depan. Oleh sebab itu, suatu tindakan masyarakat pada kelompok penganggur sebagai
termasuk tindakan yang ditujukan kepada bagian dari masyarakat yang membutuhkan
kelompok penganggur dapat disebut sebagai penanganan tersendiri dari pihak pemerintah
pemberdayaan masyarakat apabila melalui selaku penentu kebijakan publik yang berkaitan
tindakan itu dapat berdampak pada peningkatan dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya
kemampuan kelompok penganggur untuk yang mereka miliki yang pada gilirannya akan
merubah kondisi masa depannya.Melalui mendorong peningkatan pendapatan/profit
anggaran APBN pelaksanaan program usaha sehingga mampu memberikan kontribusi
pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi terhadap penerima pendapatan daerah.Hasil
angka penguangguran di Kabupaten Sampang yang dicapai dari keseluruhan program dan
telah berjalan sesuai dengan proses yang telah kegiatan pemberdayaan masyarakat mampu
ditetapkan yaitu dengan melaksanakan program mengurangi angka pengangguran di Kabupaten
pemberdayaan masyarakat tersebut terdapat Sampang lebih kurang 3% dari jumlah
beberapa jenis kegiatan, yaitu kegiatan Teknologi pengangguran yang ada di Kabupaten Sampang.
Tepat Guna (TTG), Padat Karya dan Tenaga Kerja Dengan berjalannya program ini semoga jumlah
Mandiri (TKM) yang bertujuan untuk prosentasi disetiap tahunnya meningkat.

211
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang (Azizah, et al.)

SARAN (UKM) dan Upaya Mengatasi


1. Perlu koordinasi yang belum berhasil dapat Pengangguran,” Jurnal Economia, vol. I, no.
diatasi dengan mendatangi tempat dimana 1, pp. 1-85, 2005.
kegiatan pemberdayaan masyarakat [9] Suroto, Strategi Pembangunan &
dilaksanakan. dan Transmigrasi dan UPT BLK Perencanaaan Kesempatan Kerja,
Kabupaten Sumenep harus ada keterpaduan Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
antara pola pelaksanaan tugasnya dan 1992.
wewenang instansinya. Masing-masing
pendamping juga harus menjalin komunikasi [10] Meredith., and Geoffrey G., Kewirausahaan :
yang rutin dan berkelanjutan, sehingga Teori dan Praktek. Seri Manajemen No. 97,
permasalahan tertentu tidak ada kesamaan Jakarta: Pustaka Binaman Prestindo, 1992.
pandangan atas kegiatan tersebut. [11] Dahl, Robert,, Democracy And Its Critics,
2. Perlunya proses sosialisasi yang lebih Yale University Press: New Haven Conn,
medalam, sehingga masyarakat dapat 1983.
mengenali masalah sesuai dengan [12] Kartasasmita, Ginanjar,, Administrasi
kebutuhannya. Pembangunan, Jakarta : LP3S: Administrasi
3. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan program Pembangunan, 1997.
pemberdayaan masyarakat maka diperlukan [13] Fesler, J.W., Public Administration : Theory
jumlah pendamping yang maksimal pula. and Practice, Inc: Englewood Cliff, NJ :
Prentice-Hall, 1980.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada Kepala Dinas [14] Soeharto, E., Membangun Masyarakat
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis
Sampang beserta jajarannya. Pembangunan Kesejahteraan Sosial &
Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama,
DAFTAR PUSTAKA 2006.
[1] Suhendra, K, Peran Birokrasi Dalam [15] Parsosns, Ruth J., James S. Jorgenses., and
Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Santos H. Hernandez, The Integration of
Alfabeta, 2006. Social Work Practice., California:
Brooks/Cole, 1994.
[2] BPS Kabupaten Sampang, “Jumlah Penduduk
di Kabupaten Sampang,” BPS, Kabupaten [16] Nanga, Muana, Makro Ekonomi. Teori,
Sampang, 2013. Masalah, Kebijakan. Edisi Kedua, Jakarta: PT.
Raja Grafika Persada, 2005.
[3] Matthew B. Milles., and A. Michael
Humberman., Qualitative Data Analysis. A [17] Mardikanto, Totok & Sutamii, S.T., Prosedur
Methods Sourcebook, Amerika: Arizona Penyuluhan Penelitian Pembangunan,
State University, 2013. Surakarta: Theresia Pressindo, 2001.
[4] Suryono, Agus & Nugroho, Trilaksono,
Paradigma, Model Pendekatan
Pembangunan, & Pamberdayaan
masyarakat di Era Otonomi Daerah, Malang:
FIA - UNIBRAW, 2007.
[5] Korten, David C., Pembangunan yang
memihak rakyat, Jakarta: Yayasan Studi
Pembangunan, 1984.
[6] Samah, A. Asnarulkahdi, and Aref Fariborz,
“Empowernment as an Approach For
Community Development in Malaysia,”
International Journal of Academic Reseach in
Bussiness and Social Sciences, vol. 2, no. 8,
pp. 1-6, 2012.
[7] Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta:
Rajawali Press, 2011.
[8] Sihono, Teguh, “Usaha Kecil Menengah

212

Anda mungkin juga menyukai