Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

MAN 2 Kota Bandung adalah sebuah institusi pendidikan dalam pencapaian tujuannya
sangat didukung oleh berbagai komponen. Salah satunya adalah Laboratorium FISIKA . Lebih
dari itu Laboratorium FISIKA adalah hal yang sangat mendasar dalam terlaksananya suatu
proses pendidikan untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik. Laboratorium adalah
tempat pembelajaran sains IPA dengan cara mencari pengetahun tentang alam secara sistematis
melalui proses penemuan ( inquiri ) yang menekankan pemberian pengalaman langsung dalam
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa,yang bermuara pada
pembelajaran Work-Based experimen ( belajar sambil bekerja ).
Keberadaan Laboratorium FISIKA juga perlu didukung oleh berbagai program yang baik
agar dapat mencapai tujuan yang direncanakan dan mengacu kepada Visi dan Misi MAN2 Kota
Bandung,. Penyusunan program yang baik dan terencana akan menciptakan suatu pengembangan
dan pemeliharaan Laboratorium FISIKA ke depan. Hal ini akan mendukung tingkat keberhasilan
Program yang ingin dicapai sekaligus memberikan tingkat ketercapaian Visi dan Misi MAN 2
Kota Bandung.

B. Dasar Pemikiran

1. Pasal 12 ayat (1) dan Pasal 30 UU No 20 Tahun 23 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Visi dan Misi serta Program Kerja Kemenag Kota Bandung
3. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pengembangan Pendidikan
Nasional tahun 2000-2004.
5. Permendiknas RI nomor 19 tahun 2007 tanggal 23 Mei 2007 tentang Standar Pengelolaan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 bab VII pasal 42 ayat 2 tentang Standar Sarana
Prasarana
7. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
8. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi;
9. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
10. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
11. Program Kerja MAN 2 Kota Bandung tahun 2018-2019

1
C. Tujuan

1. Sebagai bahan acuan bagi Kepala Labotarorium untuk menjalankan tugasnya


2. Melalui Program Kerja Laboratorium IPA ini diharapkan alat dan bahan yang ada
di Laboratorium ini bisa terkelola, terinventarisir, serta berdaya guna dengan baik.
3. Program Kerja Laboratorium Fisika ini diharapkan dapat meningkatkan antusiasme peserta
didik MAN 2 Kota Bandung untuk melakukan eksperimen- eksperimen di dalam
Laboratorium Fisika sebagai bekal keahlian sehingga kelak mampu menggunakan
laboratorium alam.

D. Bentuk Program

No. Bentuk Program Target Waktu


1 Pengelolaan administrasi Menigkatkan pelayanan dan Setiap hari kerja
harian,bulanan, pengawasan terhadap kondisi alat
semesteran dan tahunan dan bahan laboratorium Fisika
laboratorium Fisika
2 Menyusun Standar Tertib administrasi baik internal atau Juli 2019
Operasional Prosedur eksternal
laboratorium Fisika
3 Pengadaan alat dan bahan Meningkatkan sarana dan prasarana Awal tahun
laboratorium Fisika anggaran
4. Perawatan alat dan bahan Meminimalisir kerusakan alat Setiap hari kerja

5 Praktikum/eksperimen Meningkatkan motivasi guru dan Sesuai


siswa dalam pembelajaran Fisika jadwal/kebutuhan

2
BAB II
PENGORGANISASIAN

A. STRUKTUR ORGANISASI

PENANGGUNG JAWAB

KEPALA MADRASAH
Dr. H. Asep Encu, M.Pd

WAKAMAD KURIKULUM WAKAMAD SARANA DAN


PRASANA

Yayan Ristaman Jaya, S.Pd.,


Ikeu Kartika, M.P.Kim SE., M.M

KEPALA LAB. FSIKA

Dra.Dewi Kartilah

GURU
MATA PELAJARAN
FISIKA

SISWA

= Garis Komando
= Garis Koordinasi

3
B. PEMBAGIAN TUGAS
1. Penanggung Jawab
a. Memberi tugas kepada personil-personil yang menjadi tanggungjawabnya.
b. Mengesahkan program kerja laboratorium dan mendisposisikan program yang dapat
dilaksanakan dan tidak dapat dilaksanakan dengan memberikan masukan dan
pertimbangan terhadap program yang diajukan.
c. Memberi bimbingan, motifasi, pemantauan dan evaluasi kinerja kepala laboratorium
dan guru mata pelajaran
d. Membantu pengalokasian dana operasional untuk kegiatan laboratorium sesuai
dengan program kerja yang telah disusun

2. Wakamad Kurikulum
a. Berkoordinasi dengan kepala-kepala lab untuk menyusun program kegiatan
pembelajaran di laboratorium yang sistematis, terencana dan berkelanjutan.
b. Bekerjasama dengan kepala lab.Fisika untuk menjamin kelancaran kegiatan belajar
mengajar di laboratorium Fisika.

3. Wakamad Sarana dan Prasarana


a. Berkoordinasi dengan kepala-kepala laboratorium untuk menyusun program
pengadaan sarana dan prasarana di dalam laboratorium yang sistematis, terencana
dan berkelanjutan.
b. Bekerjasama dengan kepala laboratorium Fiska untuk menjamin kelancaran
kegiatan belajar mengajar di lab. Fisika.

4. Kepala Laboratorium Fisika


a. Mengkoordinir guru mata pelajaran Fisika dalam membuat jadwal praktikum di
laboratorium.
b. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan koordinator laboratorium sekolah untuk
pengadaan alat/bahan Fisika berdasarkan matrikulasi yang dibuat oleh guru mata
pelajaran Fisika.

5. Guru Mata Pelajaran


a. Melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum di ruang lab. Fisika.
b. Mengajukan daftar alat/bahan yang diperlukan untuk praktikum maksimal tiga hari
sebelum pembelajaran praktikum dilaksanakan.
c. Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum

4
C. STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) LABORATORIUM FISIKA
BAB I
Standar Operasional Prosedur Laboratorium Fisika

Pasal 1
Definisi Standar Operasional Prosedur Laboratorium Fisika
Standar operasional prosedur laboratorium Fisika (selanjutnya disingkat SOP) adalah suatu set
instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk yang mengikat. Hal ini mencakup hal-
hal yang memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi tanpa kehilangan keefektifannya.

Pasal 2
Tujuan Standar Oprasional Prosedur Laboratorium Fisika
1. Sebagai pedoman dalam menjalankan fungsi laboratorium Fisika sesuai dengan tujuannya.
2. Menjaga konsistensi dan kinerja pengurus laboratorium Fisika.
3..Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari para pengurus yang terkait
laboratorium Fisika.
4..Menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan, kegagalan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi dalam menjalankan fungsi laboratorium Fisika.
5. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan terhadap tugas dan wewenang.
6. Mengevaluasi hambatan dan kendala yang ditemukan dalam menjalankan laboratorium Fisika.

Pasal 3
Pelanggaran Standar Operasional Prosedur Laboratorium Fisika
1. Setiap pelanggaran yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar akan mendapatkan sanksi
yang telah tercantum dalam SOP.
2.Sanksi terhadap pelanggaran yang belum tercantum pada SOP, ditentukan
selanjutnya berdasarkan musyawarah mufakat pengurus laboratorium Fisika.

BAB II
LABORATORIUM FISIKA

Pasal 4
Definisi Laboratorium Fisika

Laboratorium Fisika adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah dilakukan. Laboratorium dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-
kegiatan tersebut secara terkendali.

5
Pasal 5
Fungsi Lab. Fisika

1. Sebagai tempat berlatih siswa untuk mengembangkan keterampilan intelektual melalui


kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya
dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan
kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu
objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan
yang diperolehnya.

Pasal 6
Penggunaan Lab. Fisika

1. Lab. Fisika digunakan hanya untuk pembelajaran yang sesuai dengan definisi dan tujuan
didirikannya. Hal ini telah termaktub pada pasal 1 dan pasal 2.
2. Lab. Fisika dilarang untuk digunakan sebagai ruang kelas, ruang pertemuan,
ruang penyimpanan barang, dll. Laboratorium Fisika hanya digunakan sesuai dengan
peruntukannya.

Pasal 7
Sanksi Bagi Penyalahgunaan Pemakaian Lab. Fisika

1. Pihak yang menyalahgunakan pemakaian lab. IPA dibagi ke dalam tiga kriteria:
a. Pelanggaran ringan: memakai ruang laboratorium IPA untuk keperluan bersama
yang penting dan mendesak, bertujuan untuk kebaikan, bersifat sementara dan tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar. Contoh: ruang laboratorium digunakan untuk
ruang rapat atau ruang pertemuan.
b. Pelanggaran sedang: memakai ruang lab. IPA untuk kepentingan suatu golongan atau
secara sepihak menggunakan laboratorium di luar peruntukkannya sehingga menganggu
kegiatan belajar mengajar di dalam laboratorium. Contoh: ruang laboratorium digunakan
untuk penyimpanan barang dalam jangka waktu cukup lama.
c. Pelanggaran berat: memakai ruang laboratorium dengan maksud untuk menghilangkan
fungsi dasar dari laboratorium Fisika. Contoh: ruang laboratorium digunakan sebagai
ruang kelas.
2. Sanksi bagi pelanggar pemakaian lab. Fisika diberikan teguran

6
BAB III
ADMINISTRASI LABORATORIUM FISIKA

Pasal 18
Definisi Administrasi Laboratorium

Administrasi laboratorium Fisika adalah suatu upaya penyusunan dan pencatatan data dan
informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan
keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh.

Pasal 19
Daftar Administrasi Laboratorium yang Harus Dipenuhi

Berikut daftar administrasi lab. Fisika yang harus dipenuhi:


a. Buku inventarisir
b. Kartu stok
c. Kartu peminjaman alat/bahan
d. Buku catatan harian laboratorium
e. Kartu reparasi
f. Label
g. Program semester laboratorium
h. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS
i. Laporan Bulanan

Pasal 20
Buku Inventarisir

1. Buku inventarisir merupakan daftar yang memuat semua barang milik lab. Fisika yang
dipakai dan ada hubungannya dengan kegiatan praktikum di dalam lab.
2. Inventarisir dilakukan minimal sekali/semester.
3. Format buku inventarisir adalah sebagai berikut:

7
Pasal 21
Kartu Stok

1. Kartu stok merupakan catatan pergerakan transaksi keluar-masuk suatu barang yang terdapat

di dalam lab

2. Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan alat/bahan yang bersangkutan.

3. Pencatatan di kartu stok dilakukan secara rutin dari hari ke hari.

4. Format kartu stok adalah sebagai berikut:

Pasal 22
Kartu Peminjaman Alat/Bahan

1. Kartu peminjaman alat dan bahan berisi daftar alat/bahan yang diperlukan oleh suatu

kelompok atau oleh guru yang bersangkutan untuk melakukan sekali praktikum dan

ditujukan kepada laboran.

2. Pencatatan di kartu peminjaman alat dan bahan dilakukan setiap akan melakukan praktikum.

3. Format kartu peminjaman alat/bahan adalah sebagai berikut:

8
Pasal 23
Buku Catatan Harian Lab.

1. Buku catatan harian lab. merupakan buku yang berisi daftar kegiatan praktikum yang
dilakukan di dalam lab.
2. Pencatatan di buku catatan harian lab. dilakukan secara rutin dari hari ke hari
3. Format buku catatan harian lab. adalah sebagai berikut:

Pasal 24
Kartu Reparasi
1. Kartu reparasi merupakan kartu yang memuat informasi menganai perbaikan atau reparasi
suatu alat
2. Pencatatan di buku catatan harian lab. dilakukan oleh teknisi bila ada perbaikan
terhadap barang yang rusak dan dilaporkan kepada koordinator lab.
3. Format kartu reparasi adalah sebagai berikut:

Pasal 25
Label
1. Label berisi informasi mengenai nama suatau alat/bahan beserta informasi-informasi
singkat lainnya yang dibutuhkan.
2. Label dicantumkan pada alat/bahan yang terdapat di ruang laboratorium.
3. Format label adalah sebagai berikut:

9
Pasal 27
Daftar Alat dan Bahan Sesuai dengan LKS
1. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS berisi daftar alat yang dibutuhkan untuk
melakukan sekali praktikum dalam satu kelas dalam periode tahun ajaran tertentu.
2. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS dibuat paling lambat seminggu sebelum
hari pertama di tahun ajaran baru.
3. Fungsi dari daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS adalah untuk memastikan agar alat
dan bahan sudah tersedia jauh hari sebelum praktikum akan dilaksanakan. Fungsi lainnya
sebagai landasan untuk pengajuan pembelian alat dan bahan laboratorium.
4. Format daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS adalah sebagai berikut:

Pasal 28
Laporan Bulanan
1. Laporan bulanan merupakan daftar yang memuat kegiatan apa saja yang dilakukan di
laboratorium setiap bulannya.
2. Laporan bulanan dibuat oleh koordinator lab. dan dilaporkan kepada wakasek kurikulum,
wakasek sarana dan prasarana serta kepada kepala sekolah.
3. Laporan bulanan dibuat minimal sebulan sekali.
4. Format laporan bulanan adalah sebagai berikut:

10
Pasal 29
Aturan Pengkodean Alat dan Bahan
1. Aturan pengkodean alat dan bahan di dalam laboratorium Fisika berdasarkan pada aturan
yang telah disepakati bersama dan telah tertuang di dalam SOP ini.
2. Bahasa yang diigunakan sebagai standar pengkodean adalah nama resmi bahan/alat dalam
Bahasa Indonesia dan bukan merupakan nama dagang atau nama internasional.
3. Untuk alat yang sama tapi berbeda spesifikasi misalnya catu daya 3 A 12 V dan catu daya
5 A 12 V perbedaan kode hanya terjadi pada no. urut, contoh: catu daya 3 A menjadi FCD
4/12 sedangkan kode untuk catu daya 5 A menjadi FCD 5/12.
4. Apabila nama alat terdiri dari satu kata maka untuk penyingkatan kode menggunakan
huruf pertama dan huruf keduanya. Contoh untuk alat fisika osiloskop maka bisa diubah
menjadi FOS.

BAB IV
TATA TERTIB LABORATORIUM FISIKA

Pasal 30
Tata Tertib Guru dan siswa
Untuk Guru
1. Berilah penjelasan kepada siswa sehingga siswa mau menghayati tata tertib laboratorium bagi
siswa .
2. Awasilah siswa yang sedang melaksanakan kegiatan Lab.
3. Berusahalah agar siswa penuh disiplin.
4. Siapkanlah alat dan bahan yang akan dipakai untuk kegiatan.
5. Berikanlah penjelasan setiap alat yang masih asing, mudah rusak, dan bahan berbahaya bagi siswa.
6. Beritahukanlah pada siswa pengunaan alat listrik.
7. Usahakanlah agar laboratorium tetap bersih, tertib, rapih dan nyaman untuk kegiatan.
8. Etiket pada botol harus benar dan jelas.

11
9. Berilah peringatan, petunjuk, dan larangan agar kegiatan berhasil sesuai tujuan.
10. Alat pemadam kebakaran harus selalu siap pakai.
11. Kotak P3 K selalu tersedia dan terawat, dan guru harus mampu menggunakan isi kotak P3K itu.
12. Matikanlah semua lampu yang tidak digunakan, apabila akan meninggalkan Laboratorium.
13. Guru harus mengatur suasana kegiatan dalam laboratoraium IPA dinamis, tidak gaduh, dan tertib.
14. Usahakan agar laboratorium digunakan sesuai dengan jadwal, dan seefisien mungkin.
15. Guru bertanggung jawab atas keberesan dan kebersihan, tidak merugikan pemakai yang lain.
16. Menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan pada buku kegiatan harian
lab yang tersedia.

Untuk Siswa
1. Memasuki laboratorium IPA harus seijin dan dibawah pengawasan guru.
2. Hanya melalukan percobaan atau kegiatan yang disetujui guru.
3. Alat dan bahan hanya digunakan di Laboratorium, dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang
ada.
4. Periksa sebelum bekerja apakah alat dan bahan telah tersedia.
5. Laporkan segera bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan kecelakaan
dan atau hal yang dapat menimbulkan kecelakaan.
6. Bacalah etiket pada botol bahan sebelum mengambilnya.
7. Etiket yang hilang atau rusak harus segera dilaporkan agar segera diganti.
8. Jangan maencoba mencicipi bahan kimia, Anggaplah itu semua beracun bagi mata, kulit,
mulut, atau tubuh kita.
9. Muntahkanlah segera bila ada zat yang yang masuk dalam mulut, lalu berkumur dengan air
yang banyak.
10. Cuci dengan air sebanyak-banyaknya bila bagian tubuh atau baju kita terkena asam atau
basa.
11. Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain.
12. Kembalikan alat alat ketempat semula dalam keadaan bersih.
13. Buanglah sampah ditempat pembuangan sampah.
14. Jangan membawa alat atau bahan keluar laboratorium.
15. Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja.
16. Hati-hati dengan api, matikan gas dan listrik bila meninggalkan laboratorium.
17. Bacalah pengumuman –pengumuman yang ada dan taati peraturan.
18. Setiap kegiatan, baik percobaan maupun yang lain selalu diakhiri dengan :
a. Membersihkan tempat, alat-alat yang digunakan, mengecek dan mengembalikan,
ketempat semestinya.
b. Mengembalikan botol zat ketempatnya.

12
c. Mematikan kran air,gas dan listrik.
d. Mengelap dan mengeringkan meja serta bangku.
e. Menyerahkan hasil kegiatan atau laporan kepada guru pembimbing.

Pasal 31
Sanksi Bagi Pelanggar Tata Tertib

1. Pihak yang melanggar tata tertib dibagi ke dalam tiga kriteria


a. Pelanggaran ringan: melanggar tata tertib karena lupa/tidak disengaja. Seperti: tidak
memakai jas lab, membawa alat komunikasi ke dalam lab, dll.
b. Pelanggaran sedang: melanggar tata tertib dengan disengaja sehingga dapat menyebabkan
kerusakan. Contoh: menumpahkan zat, masuk ke dalam lab. tanpa izin, dll.
c. Pelanggaran berat: melanggar tata tertib dengan disengaja sehingga dapat menyebabkan
kerusakan dan kecelakaan. Contoh: melakukan praktikum di luar prosedur, bermain-main
dengan alat dan bahan praktikum, merusak alat praktikum karena kecerobohan, dll.
2. Sanksi bagi pelanggar pemakaian lab. IPA dibagi ke dalam tiga kriteria:
a. Pelanggaran ringan: mendapat teguran.
b. Pelanggaran sedang: mendapat teguran dan dibebankan biaya penggantian alat/bahan
yang rusak.
c. Pelanggaran berat: mendapat teguran, dibebankan biaya penggantian alat/bahan yang
rusak dan pemanggilan orang tua.

BAB V
ATURAN KELANGKAPAN RUANG LABORATORIUM FISIKA

Pasal 35
Kelengkapan Ruang Laboratorium

1. Kelengkapan ruang laboratorium Fisika yang wajib dimiliki


a. Ruang persiapan
b. Gudang
c. Meja demonstrasi
d. Papan tulis
e. Meja siswa dan kursi
f. Bak cuci
g. Aliran listrik beserta lampu
h. Lemari asap/asam

13
i. Lemari bahan/alat
j. Exhaust fan
k. Komponen keselamatan
2. Kelengkapan ruang laboratorium harus diusahakan secepat mungkin dengan peralatan yang
kualitas dan jumlahnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
3. Apabila ada perlengkapan yang rusak harus segera dilaporkan kepada wakasek sarana
dan prasarana untuk diteruskan kepada kepala sekolah.

BAB VI
ATURAN PENGADAAN BARANG/JASA LAB. FISIKA

Pasal 36

1. Pengadaan barang/jasa untuk lab. Fisika berdasarkan pada prinsip prioritas yang telah
disepakati bersama antar pengurus dan dikomunikasikan kepada kepala sekolah.
2. Pengadaan alat dan bahan untuk keperluan pembelajaran di lab. Fisika dilakukan setiap
satu tahun sekali.
3. Pengadaan alat dan bahan untuk praktikum dilakukan oleh guru mata pelajaran berdasarkan
daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS yang telah dibuat untuk selanjutnya diserahkan
kepada koordinator lab.Fisika.
4. Pengadaan komponen keselamatan dilakukan kepala lab yang selanjutnya diserahkan
kepada waka sarana dan prasarana
5.Pengadaan terhadap perbaikan kondisi fisik laboratorium dilakukan oleh kepala lab.
untuk selanjutnya diajukan ke wakasek sarana dan prasarana.

BAB VII
PENGELOLAAN LAB. FISIKA

Pasal 37
Aturan Penyimpanan Alat dan Bahan

1. Lemari yang digunakkan untuk menyimpan alat merupakan lemari yang terbuat dari
kayu pejal dan tertutup.
2. Lemari yang digunakkan untuk menyimpan bahan merupakan lemari yang terbuat dari
kayu pejal dan terbuka.
3. Lemari yang bersifat khusus seperti lemari mikroskop dan lemari asap/asam disediakan sesuai
dengan standar yang berlaku.

14
5. Bahan-bahan di dalam lab. Fisika dsimpan berdasarkan kelompok fase dan sifatnya, seperti
kelompok zat padat , kelompok larutan, kelompok asam, kelompok basa, dll.
6. Bahan/alat yang masa dan ukurannya lebih besar disimpan di bagian bawah lemari berurut ke
atas menuju bahan/alat yang masa dan ukurannya lebih kecil.
7. Setiap lemari harus dilengkapi kartu inventarisir dan label lemari tersebut.

Pasal 38
Aturan Peminjaman Alat dan Bahan

1. Peminjaman alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran praktikum sesuai dengan program
semester laboratorium diajukan oleh guru kepada laboran paling lambat dua hari
sebelum praktikum dilakukan.
2, Peminjaman alat dan bahan untuk keperluan KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) atau tim
olimpiade sekolah dilakukan oleh guru pembimbing dan diajukan kepada laboran paling
lambat dua hari sebelum praktikum dilakukan.
3. Peminjaman alat dan bahan untuk keperluan lainnya seperti penelitian, dll. dilakukan
oleh peneliti dan diajukan kepala laboratorium untuk diketahui Waka Kurikulum dan kepala
tata usaha.
4. Peminjaman alat dan bahan harus mengisi format kartu peminjaman alat dan bahan.

Pasal 39
Aturan Perawatan Alat dan Bahan

1. Fungsi alat/bahan harus dicek secara berkala minimal setiap satu semester sekali oleh teknisi
dan laboran.
2. Alat harus segera dibersihkan setelah digunakan.
3. Alat yang terbuat dari logam yang mudah berkarat seperti jangka sorong, mikrometer skrup,
dll. harus dilapisis oleh minyak agar tidak mudah berkarat.
4. Alat yang terbuat dari plastik harus dijauhkan dari sumber api.
5. Alat-alat listrik harus disimpan di tempat yang tidak terjangkau oleh air.
6. Alat yang terbuat dari magnet harus disimpan menggunakan kaki magnet dan diberi pembatas
penyimpanan antara magnet yang satu dengan magnet yang lain.
7. Alat-alat digital disimpan dan dirawat sesuai dengan petunjuk yang tertera pada manual alat.
8. Bahan sisa praktikum dilarang dikembalikan ke wadahnya lagi dan harus langsung dibuang.
9. Alat/bahan yang rusak segera diserahkan kepada teknisi untuk ditindaklanjuti.

15
Pasal 40
Aturan Pelaksanaan Pembelajaran Praktikum

1. Kegiatan pembelajaran praktikum yang dilakukan sesuai dengan program semester


laboratorium yang telah dibuat dan disepakati bersama.
2. Guru wajib berusaha untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran praktikum sesuai
dengan program semester laboratorium yang telah disepakati.
3. Penambahan kegiatan pembelajaran praktikum di luar program semester laboratorium
diizinkan apabila telah dikoordinasikan dengan kepala lab dan waka kurikulum.
4. Pembatalan kegiatan pembelajaran laboratorium pada program semester laboratorium
diizinkan apabila terjadi pada kondisi darurat dan tidak memungkinkan serta telah
dikoordinasikan dengan waka kurikulum.

BAB IX
KESELAMATAN KERJA

Pasal 42
Perlengkapan Keselamatan

1. Peralatan keselamatan yang harus dimiliki laboratorium Fisika adalah sebagai berikut:
a. Carta tata tertib
b. Alat pemadam kebakaran
c. Alarm darurat
d. Shower
e. Kotak P3K
f. Kotak pasir
g. Kartu keselamatan
h. Kotak pengenalan alat
2. Carta tata tertib berisi peraturan yang tercantum untuk siswa sesuai dengan yang termuat di
SOP Pasal 32 dan dicetak dalam kertas minimal ukuran A2 untuk selanjutnya ditempel
secara efektif di dalam ruang lab.
3. Alat pemadam kebakaran harus disimpan di tempat strategis dan minimal berjenis
dry powder
4. Alarm darurat hanya digunakan untuk kondisi yang genting dan tidak terkontrol.
5. Shower digunakan untuk kondisi darurat yang memungkinkan praktikan untuk
menyelamatkan dirinya sendiri ketika terjadi kecelakaan.

16
6. Kotak P3K merupakan sebuah kotak yang berisi peralatan standar untuk kecelakaan. Kotak
P3K mininmal terdiri dari kapas, kasa, antiseptik, obat luka bakar, minyak kayu putih, obat
sakit kepala, obat maag, obat sakit perut, plaster luka dan pembalut wanita.
7. Kotak pasir merupakan kotak kayu minimal ukuran 50 x 30 x 20 cm yang digunakan untuk
menyimpan pasir.
8. Kartu keselamatan merupakan kartu yang berisi informasi mengenai langkah kerja yang
harus dilakukan jika terjadi kecelakaan kerja.
9. Kotak pengenalan alat berisi sample alat-alat di lab. beserta informasi nama dan
kegunaannya yang disimpan dalam lemari gantung.

Pasal 43
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

1. Guru harus menguasai komponen keselamatan dan langkah-langkah P3K.


2. Jika terjadi kecelakaan, guru harus bersikap tenang dan segera menyuruh siswa keluar
ruangan.
3. Jika guru tidak bisa mengendalikan kecelakaan guru wajib membunyikan alarm yang tersedia
atau segera meminta bantuan kepada pihak yang terkait.
4. Pada kondisi darurat guru harus bisa menjaga keselamatan nyawa siswa-siswanya dan dilarang
mendahulukan keselamatan pribadi.
5. Siswa yang keracunan gas segera dibawa ke ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar.
6. Siswa yang terpercik bahan cair berbahaya segera dicuci air sebanyak mungkin.
7. Siswa yang pingsan bisa dibangunkan dengan menggunakan ammonium karbonat dan jika
diperlukan dapat diberi napas buatan.
8. Siswa yang sakit dilarang masuk ke dalam lab. Fisika untuk mengikuti praktikum.

Pasal 44
Sanksi Bagi Pelanggar Aturan Keselamatan Kerja

1. Kecelakaan yang dilakukan oleh kesalahan siswa karena tidak mengikuti prosedur percobaan
merupakan tanggung jawab pribadi.
2. Kecelakaan yang disebabkan kelalaian guru dalam mengawasi siswa ketika praktikum menjadi
tanggung jawab guru yang bersangkutan.
3. Kecelakaan yang disebabkan oleh fasilitas di dalam lab. yang buruk seperti selang gas bocor
dan peralatan keselamatan yang tidak lengkap menjadi tanggung jawab sekolah.

17
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pelaksanaan program kerja Laboratorium FISIKA MAN 2 Kota Bandung ini diharapkan
menjadi solusi dalam menyiasati besarnya tanggung jawab yang diemban oleh mata
pelajaran FISIKA di Madrasah /Ssekolah. Dengan adanya pelaksanaan program kerja ini sebagai
agenda rutin di MAN 2 Kota Bandung, diharapkan nilai-nilai sains yang telah dipelajari oleh
siswa tidak hanya sekedar menjadi pengetahuan atau hapalan tetapi hendaknya menjadi suatu
bekal di tengah-tengah kehidupan sehari-hari.

2. Saran
Laboratorium FISIKA sebagai sarana sumber belajar yang nyata untuk siswa belajar
perlu dipelihara kebersihan dan kenyamanannya. Untuk itu laboratorium FISIKA tidak hanya
dikelola oleh Kepala laboratorium FISIKA saja tetapi diperlukan juga seorang laboran yang siap
setiap saat membantu guru FISIKA menyelenggarakan praktikum di laboratorium.
Dengan keterbatasan tenaga dan waktu, kepala laboratorium juga sangat memerlukan
tenga teknisi dan laboran yang rutin untuk memperbaiki dan menyiapkan alat laboratorium,
sehingga alat selalu dalam keadaan siap pakai. Demikian kiranya saran yang dapat diberikan
kepada pihak sekolah untuk ditindaklanjuti.

18
Lampiran-lampiran

DIAGRAM ALIR PROSEDUR PENGGUNAAN LABORATORIUM FISIKA

Isi Formulir Pengajuan


Alat dan Bahan
TIDAK
(Jika alat dan
Persetujuan Kepala
bahan tidak
Lab.Fisika tersedia)

SETUJU?
TIDAK
(Lakukan YA
Penjadwalan
Ulang)
Cek Jadwal
Penggunaan
Lab.Fisika

SETUJU?

YA

Masuk Ke Jadwal
Penggunaan Lab.
Fisika

Kegiatan Praktikum di
Lab. Fisika

19
DIAGRAM ALIR PEMINJAMAN ALAT DAN BAHAN LAB FISIKA KE INSTANSI
LAIN

Isi Formulir
Peminjaman Alat dan
Bahan

Persetujuan Kepala
Lab. Fisika

TIDAK YA
A
Persetujuan
WAKAMAD
Sarana dan
Prasarana

YA
A
Persetujuan Kepala
Madrasah

YA
A
Peminjaman Alat dan
Bahan

20
DIAGRAM ALIR PEMINJAMAN ALAT DAN BAHAN LAB. FISIKA DI
LINGKUNGAN MADRASAH

Isi Formulir
Peminjaman Alat dan
Bahan

Persetujuan Kepala
TIDAK Lab.Fisika

YA
AA

Persetujuan
WAKAMAD
Sarana dan
Prasarana

Peminjaman Alat dan


Bahan

21
DENAH RUANGAN LABORATORIUM FISIKA

Pintu

Pintu
Ruang Persiapan Ruang Persiapan
Fisika Biologi
W

22
BAB II

RENCANA KEGIATAN LABORATORIUM FISIKA

1. Penataan Ruang Laboratorium

Denah Ruang Laboratorium FISIKA (MENYUSUL)

2.. Penataan Alat dan Bahan

Penataan alat dan bahan praktik FISIKA sangat bergantung kepada fasilitas yang ada di
laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium. Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini
adalah adanya ruang penyimpanan khusus (gudang), ruang persiapan, dan tempat-tempat
penyimpanan seperti lemari, kabinet, dan rak-rak. Untuk menata alat dan bahan praktik FISIKA
ada beberapa hal yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, yaitu pekerjaan sebagai berikut:
1. Membersihkan ruang laboratorium beserta tempat-tempat penyimpanan alat dan bahan yang
tersedia, misalnya lemari, laci, dan rak.
2. Mendata dan memeriksa alat dan bahan dalam hal macamnya, jumlahnya, sifat fisiknya,
harganya, dan sebagainya.
3. Mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan kelompok mata pelajaran (fisika,
kimia, dan biologi) atau sesuai dengan katalog yang dirujuk.

3. Pengadministrasian Alat dan Bahan

Untuk memudahkan pengecekan, penggunaan, pemeliharaan, pengadaan, dan terutama


pertanggungjawaban, semua fasilitas dan alat-alat/bahan di laboratorium harus
diadministrasikan. Pengertian pengadministrasian disini adalah pencatatan nama alat/bahan,
jumlahnya, ukurannya, mereknya, nomor kodenya, dan tempat penyimpanannya. Untuk
keperluan pencatatan alat dan bahan laboratorium ini diperlukan format atau buku perangkat
administrasi yang meliputi:
1. Buku inventaris
2. Kartu stok
3. Kartu permintaan/peminjaman alat/bahan
4. Buku catatan harian
5. Kartu alat/bahan yang rusak
6. Kartu reparasi
7. Format label

Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat administrasi di atas antara lain:
1. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS
2. Program semester kegiatan laboratorium
3. Jadwal kegiatan laboratorium

4. Pengadaan Alat dan Bahan

Untuk melengkapi atau mengganti alat dan bahan yang rusak, hilang, atau habis dipakai
diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat dan bahan dipikirkan hal-hal berikut:
a. Percobaan apa yang akan dilakukan
b. Alat dan bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas)
c. Apakah dana tersedia
d. Prosedur pembelian

23
e. Pelaksanaan pembelian
Prosedur pengadaan alat dan bahan biasnya dimulai dengan penyusunan daftar alat dan
bahan yang akan dibeli. Daftar pengusulan diperoleh dari usulan masing-masing guru FISIKA
yang dikoordinasikan oleh penanggung jawab laboratorium. Daftar alat dan bahan yang akan
dibeli dibuat berdasarkan program semester/program kegiatan laboratorium atau berdasarkan
analisis LKS.
Daftar alat dan bahan yang dibeli harus dilengkapi dengan spesifikasi alat dan bahan,
kemudian alat dan bahan disusun berdasarkan prioritas, artinya tentukan alat dan bahan
yang terlebih dahulu yang akan digunakan. Daftar alat yang akan dibeli dipisahkan dari daftar
bahan. Setelah selesai penyusunan daftar alat/bahan, daftar ini diserahkan oleh penanggung
jawab laboratorium kepada kepala sekolah.

5. Tata tertib Laboratorium Fisika

( BAGI GURU )

1. Berilah penjelasan kepada siswa sehingga siswa mau menghayati tata tertib laboratorium bagi siswa .
2. Awasilah siswa yang sedang melaksanakan kegiatan Lab.
3. Berusahalah agar siswa penuh disiplin.
4. Siapkanlah alat dan bahan yang akan dipakai untuk kegiatan.
5. Berikanlah penjelasan setiap alat yang masih asing, mudah rusak, dan bahan berbahaya bagi siswa.
6. Beritahukanlah pada siswa pengunaan alat listrik.
7. Usahakanlah agar laboratorium tetap bersih, tertib, rapih dan nyaman untuk kegiatan.
8. Etiket pada botol harus benar dan jelas.
9. Berilah peringatan, petunjuk, dan larangan agar kegiatan berhasil sesuai tujuan.
10. Alat pemadam kebakaran harus selalu siap pakai.
11. Kotak P3 K selalu tersedia dan terawat, dan guru harus mampu menggunakan isi kotak P3K itu.
12. Matikanlah semua lampu yang tidak digunakan, apabila akan meninggalkan Laboratorium.
13. Guru harus mengatur suasana kegiatan dalam laboratoraium IPA dinamis, tidak gaduh, dan tertib.
14. Usahakan agar laboratorium digunakan sesuai dengan jadwal, dan seefisien mungkin.
15. Guru bertanggung jawab atas keberesan dan kebersihan, tidak merugikan pemakai yang lain.
16. Menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan pada buku kegiatan harian lab
yang tersedia.

( BAGI SISWA )

1. Memasuki laboratorium IPA harus seijin dan dibawah pengawasan guru.


2. Hanya melalukan percobaan atau kegiatan yang disetujui guru.
3. Alat dan bahan hanya digunakan di Laboratorium, dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada.
4. Periksa sebelum bekerja apakah alat dan bahan telah tersedia.
5. Laporkan segera bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan kecelakaan dan
atau hal
yang dapat menimbulkan kecelakaan.
6. Bacalah etiket pada botol bahan sebelum mengambilnya.
7. Etiket yang hilang atau rusak harus segera dilaporkan agar segera diganti.
8. Jangan maencoba mencicipi bahan kimia, Anggaplah itu semua beracun bagi mata, kulit,
mulut, atau
tubuh kita.
9. Muntahkanlah segera bila ada zat yang yang masuk dalam mulut, lalu berkumur dengan air
yang
banyak.
10. Cuci dengan air sebanyak-banyaknya bila bagian tubuh atau baju kita terkena asam atau basa.
11. Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain.
12. Kembalikan alat alat ketempat semula dalam keadaan bersih.
13. Buanglah sampah ditempat pembuangan sampah.
14. Jangan membawa alat atau bahan keluar laboratorium.
15. Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja.
16. Hati-hati dengan api, matikan gas dan listrik bila meninggalkan laboratorium.
24
17. Bacalah pengumuman –pengumuman yang ada dan taati peraturan.
18. Setiap kegiatan, baik percobaan maupun yang lain selalu diakhiri dengan :
a. Membersihkan tempat, alat-alat yang digunakan, mengecek dan mengembalikan, ketempat
semestinya.
b. Mengembalikan botol zat ketempatnya.
c. Mematikan kran air,gas dan listrik.
d. Mengelap dan mengeringkan meja serta bangku.
e. Menyerahkan hasil kegiatan atau laporan kepada guru pembimbing.

BAB III

ORGANISASI LABORATORIUM FISIKA

Organisasi laboratorium FISIKA adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang, barang,
atau unit tertentu tentang laboratorium FISIKA, untuk mencapai tujuan. Mengorganisasikan
laboratorium FISIKA berarti menyusun sekelompok orang atau petugas dan sumberdaya yang
lain untuk melaksanakan suatu rencana ata program guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan cara yang paling berdaya guna terhadap laboratorium FISIKA.
Orang-orang atau petugas yang terlibat langsung dalam organisasi laboratorium FISIKA adalah
sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Tugas Kepala Sekolah


a. Memberi tugas kepada penangung jawab teknis laboratorium IPA, penanggung jawab mata
pelajaran (fisika, kimia, dan biologi), dan laboran
b. Memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada petugas petugas
laboratorium IPA
c. Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA dalam hal kegiatan laboratorium IPA
d. Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium

2. Kepala laboratorium

Tugas Kepala laboratorium:


a. Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium
b. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan laboratorium FISIKA
c. Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat/bahan laboratorium
d.Bertanggungjawab tentang kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan perbaikan alat.
Mengkoordinasikan guru mata pelajaran FISIKA
e. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium
f. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
g. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium
h. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium
i. Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat laboratorium
j. Menyusun laporan pelaksanaan kegiaan laboratorium

25
STRUKTUR 0RGANISASI LABORATORIUM FISIKA
MAN 2 KOTA BANDUNG

KEPALA MADRASAH

Dr.H.Asep Encu, M Pd

WAKAMAD KURIKULUM WAKAMAD SARANA

Dra.Ikeu Kartika, M P Kim Yayan Ristaman Jaya, S Pd, SE

KEPALA LAB

Dra. DEWI KARTILAH

TEKNISI
LABORAN
ASEP NURJAMAN

GURU-GURU FISIKA

SISWA-SISWI

BAB IV

PENUTUP

2. Kesimpulan
Pelaksanaan program kerja Laboratorium FISIKA MAN 2 Kota Bandung ini diharapkan
menjadi solusi dalam menyiasati besarnya tanggung jawab yang diemban oleh mata

26
pelajaran FISIKA di Madrasah /Ssekolah. Dengan adanya pelaksanaan program kerja ini sebagai
agenda rutin di MAN 2 Kota Bandung, diharapkan nilai-nilai sains yang telah dipelajari oleh
siswa tidak hanya sekedar menjadi pengetahuan atau hapalan tetapi hendaknya menjadi suatu
bekal di tengah-tengah kehidupan sehari-hari.

3. Saran

Laboratorium FISIKA sebagai sarana sumber belajar yang nyata untuk siswa belajar
perlu dipelihara kebersihan dan kenyamanannya. Untuk itu laboratorium FISIKA tidak hanya
dikelola oleh Kepala laboratorium IPAFISIKA saja tetapi diperlukan juga seorang laboran yang
siap setiap saat membantu guru FISIKA menyelenggarakan praktikum di laboratorium.
Dengan keterbatasan tenaga dan waktu, koordinator laboratorium juga sangat
memerlukan tenga kebersihan yang rutin untuk membersihkan ruang laboratorium, sehingga
ruangan selalu dalam keadaan bersih dan siap pakai. Demikian kiranya saran yang dapat
diberikan kepada pihak sekolah untuk
ditindaklanjuti.

SOP (STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR)


LABORATORIUM FISIKA TAHUN 2018
MAN 2 KOTA BANDUNG

BAB I
Standar Operasional Prosedur Laboratorium Fisika

Pasal 1
Definisi Standar Operasional Prosedur Laboratorium Fisika
Standar operasional prosedur laboratorium Fisika (selanjutnya disingkat SOP) adalah suatu set
instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk yang mengikat. Hal ini mencakup hal-
hal yang memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi tanpa kehilangan keefektifannya.

Pasal 2
Tujuan Standar Oprasional Prosedur Laboratorium Fisika
1.Sebagai pedoman dalam menjalankan fungsi laboratorium Fisika sesuai dengan tujuannya.
2.Menjaga konsistensi dan kinerja pengurus laboratorium Fisika.
3.Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari para pengurus yang terkait
laboratorium Fisika.
4.Menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan, kegagalan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi

27
dalam menjalankan fungsi laboratorium Fisika.
5 Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan terhadap tugas dan wewenang.
6.Mengevaluasi hambatan dan kendala yang ditemukan dalam menjalankan laboratorium Fisika.

Pasal 3
Pelanggaran Standar Operasional Prosedur Laboratorium Fisika
1.Setiap pelanggaran yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar akan mendapatkan sanksi
yang telah tercantum dalam SOP.
2.Sanksi terhadap pelanggaran yang belum tercantum pada SOP, ditentukan
selanjutnya berdasarkan musyawarah mufakat pengurus laboratorium Fisika.

BAB II
LABORATORIUM FISIKA

Pasal 4
Definisi Laboratorium Fisika

Laboratorium Fisika adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran


ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-

kegiatan tersebut secara terkendali.

Pasal 5
Fungsi Lab. Fisika

1.Sebagai tempat berlatih siswa untuk mengembangkan keterampilan intelektual melalui


kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2.Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam
mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3.Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu
objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4.Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5.Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan
yang diperolehnya.

Pasal 6
Penggunaan Lab. Fisika

1.Lab. Fisika digunakan hanya untuk pembelajaran yang sesuai dengan definisi dan tujuan
didirikannya. Hal ini telah termaktub pada pasal 1 dan pasal 2.
2.Lab. Fisika dilarang untuk digunakan sebagai ruang kelas, ruang pertemuan,
ruang penyimpanan barang, dll. Laboratorium Fisika hanya digunakan sesuai dengan
peruntukannya.

Pasal 7
Sanksi Bagi Penyalahgunaan Pemakaian Lab. Fisika

1.Pihak yang menyalahgunakan pemakaian lab. IPA dibagi ke dalam tiga kriteria:
a.Pelanggaran ringan: memakai ruang laboratorium IPA untuk keperluan bersama
yang penting dan mendesak, bertujuan untuk kebaikan, bersifat sementara dan tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar. Contoh: ruang laboratorium digunakan untuk
ruang rapat atau ruang pertemuan.
b.Pelanggaran sedang: memakai ruang lab. IPA untuk kepentingan suatu golongan atau

28
secara sepihak menggunakan laboratorium di luar peruntukkannya sehingga menganggu
kegiatan belajar mengajar di dalam laboratorium. Contoh: ruang laboratorium digunakan
untuk penyimpanan barang dalam jangka waktu cukup lama.
c.Pelanggaran berat: memakai ruang laboratorium dengan maksud untuk menghilangkan
fungsi dasar dari laboratorium Fisika. Contoh: ruang laboratorium digunakan sebagai
ruang kelas.
2. Sanksi bagi pelanggar pemakaian lab. Fisika diberikan teguran

BAB III
Struktur Organisasi Laboratorium Fisika

Pasal 8
Definisi Struktur Organisasi Lab. Fisika

Struktur organisasi lab. Fisika adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada organisasi laboratorium Fisika dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan.

Pasal 9
Struktur Organisasi Lab. IPA
Struktur organisasi Lab. IPA sesuai dengan gambar bagan struktur di bawah ini:

STRUKTUR 0RGANISASI LABORATORIUM FISIKA


MAN 2 KOTA BANDUNG

KEPALA MADRASAH

Dr.H.Asep Encu, M Pd

29
WAKAMAD KURIKULUM WAKAMAD SARANA

Dra.Ikeu Kartika, M P Kim Yayan Ristaman Jaya, S Pd, SE

KEPALA LAB

Dra. DEWI KARTILAH

TEKNISI
LABORAN
ASEP NURJAMAN

GURU-GURU FISIKA

SISWA-SISWI

Pasal 10
Tugas dan Wewenang Kepala Sekolah

1.Memilih kepala Lab Fisika setiap satu tahun sekali.


2.Membimbing, memotivasi, memantau dan mengevaluasi kinerja kepala lab. Fisika
3.Memotivasi guru-guru Fisika dalam melaksanakan pembelajaran praktikum di sekolah.
4.Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium Fisika

Pasal 11
Tugas dan Wewenang Wakasek Kurikulum

1.Berkoordinasi dengan kepala-kepala lab untuk menyusun program kegiatan pembelajaran di


laboratorium yang sistematis, terencana dan berkelanjutan.
2.Bekerjasama dengan kepala lab.Fisika untuk menjamin kelancaran kegiatan belajar
mengajar di laboratorium Fisika.

Pasal 12
Tugas dan Wewenang Wakasek Sarana dan Prasarana

1.Berkoordinasi dengan kepala-kepala laboratorium untuk menyusun program pengadaan


sarana dan prasarana di dalam laboratorium yang sistematis, terencana dan berkelanjutan.
2.Bekerjasama dengan kepala laboratorium Fiska untuk menjamin kelancaran

30
kegiatan belajar mengajar di lab. Fisika.

Pasal 14
Tugas dan Wewenang Kepala Lab. Fisika

1.Mengkoordinir guru mata pelajaran Fisika dalam membuat jadwal praktikum di


laboratorium.
2.Mengusulkan kepada kepala sekolah dan koordinator laboratorium sekolah untuk pengadaan
alat/bahan Fisika berdasarkan matrikulasi yang dibuat oleh guru mata pelajaran Fisika.

Pasal 15
Tugas dan Wewenang Guru Mata Pelajaran

1.Melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum di ruang lab. Fisika.


2.Mengajukan daftar alat/bahan yang diperlukan untuk praktikum maksimal tiga hari
sebelum pembelajaran praktikum dilaksanakan.

Pasal 16
Tugas dan Wewenang Laboran

1.Mengerjakan administrasi tentang alat/bahan yang ada di laboratorium Fisika minimal setiap
satu tahun sekali.
2.Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat/bahan yang digunakan dalam pembelajaran.
3.Bertanggungjawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium beserta perlengkapannya.

Pasal 17
Tugas dan Wewenang Teknisi

1.Memperbaiki alat laboratorium yang rusak.


2.Bersama-sama dengan laboran merawat alat dan bahan yang ada di dalam laboratorium
Fisika.

BAB IV
Administrasi Laboratorium Fisika

Pasal 18
Definisi Administrasi Laboratorium

Administrasi laboratorium Fisika adalah suatu upaya penyusunan dan pencatatan data dan
informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan
keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh.

Pasal 19
Daftar Administrasi Laboratorium yang Harus Dipenuhi

Berikut daftar administrasi lab. IPA yang harus dipenuhi:


a.Buku inventarisir
b.Kartu stok
c.Kartu peminjaman alat/bahan
d.Buku catatan harian laboratorium
e.Kartu reparasi
f. Label
g.Program semester laboratorium
h.Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS
i.Laporan Bulanan

31
Pasal 20
Buku Inventarisir

1.Buku inventarisir merupakan daftar yang memuat semua barang milik lab. Fisika yang
dipakai dan ada hubungannya dengan kegiatan praktikum di dalam lab.
2.Inventarisir dilakukan minimal sekali/semester.
3.Format buku inventarisir adalah sebagai berikut:

Pasal 21
Kartu Stok

1.Kartu stok merupakan catatan pergerakan transaksi keluar-masuk suatu barang yang terdapat
di dalam lab.
2.Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan alat/bahan yang bersangkutan.
3.Pencatatan di kartu stok dilakukan secara rutin dari hari ke hari.
4.Format kartu stok adalah sebagai berikut:

Pasal 22
Kartu Peminjaman Alat/Bahan

1.Kartu peminjaman alat dan bahan berisi daftar alat/bahan yang diperlukan oleh suatu
kelompok atau oleh guru yang bersangkutan untuk melakukan sekali praktikum dan
32
ditujukan kepada laboran.
2.Pencatatan di kartu peminjaman alat dan bahan dilakukan setiap akan melakukan praktikum.
3.Format kartu peminjaman alat/bahan adalah sebagai berikut:

Pasal 23
Buku Catatan Harian Lab.

1.Buku catatan harian lab. merupakan buku yang berisi daftar kegiatan praktikum yang
dilakukan di dalam lab.
2.Pencatatan di buku catatan harian lab. dilakukan secara rutin dari hari ke hari.
3.Format buku catatan harian lab. adalah sebagai berikut:

Pasal 24
Kartu Reparasi

1.Kartu reparasi merupakan kartu yang memuat informasi menganai perbaikan atau reparasi
suatu alat
2.Pencatatan di buku catatan harian lab. dilakukan oleh teknisi bila ada perbaikan
terhadap barang yang rusak dan dilaporkan kepada koordinator lab.
3.Format kartu reparasi adalah sebagai berikut:

33
Pasal 25
Label

1.Label berisi informasi mengenai nama suatau alat/bahan beserta informasi-informasi singkat
lainnya yang dibutuhkan.
2.Label dicantumkan pada alat/bahan yang terdapat di ruang laboratorium.
3.Format label adalah sebagai berikut:

Pasal 27
Daftar Alat dan Bahan Sesuai dengan LKS

1.Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS berisi daftar alat yang dibutuhkan untuk melakukan
sekali praktikum dalam satu kelas dalam periode tahun ajaran tertentu.
2.Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS dibuat paling lambat seminggu sebelum
hari pertama di tahun ajaran baru.
3.Fungsi dari daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS adalah untuk memastikan agar alat
dan bahan sudah tersedia jauh hari sebelum praktikum akan dilaksanakan. Fungsi lainnya
sebagai landasan untuk pengajuan pembelian alat dan bahan laboratorium.
4.Format daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS adalah sebagai berikut:

34
Pasal 28
Laporan Bulanan

1.Laporan bulanan merupakan daftar yang memuat kegiatan apa saja yang dilakukan di
laboratorium setiap bulannya.
2.Laporan bulanan dibuat oleh koordinator lab. dan dilaporkan kepada wakasek kurikulum,
\wakasek sarana dan prasarana serta kepada kepala sekolah.
3.Laporan bulanan dibuat minimal sebulan sekali.
4.Format laporan bulanan adalah sebagai berikut:

Pasal 29
Aturan Pengkodean Alat dan Bahan

1.Aturan pengkodean alat dan bahan di dalam laboratorium Fisika berdasarkan pada aturan
yang telah disepakati bersama dan telah tertuang di dalam SOP ini.
2.Bahasa yang diigunakan sebagai standar pengkodean adalah nama resmi bahan/alat dalam
Bahasa Indonesia dan bukan merupakan nama dagang atau nama internasional.
4.Untuk alat yang sama tapi berbeda spesifikasi misalnya catu daya 3 A 12 V dan catu daya 5
A 12 V perbedaan kode hanya terjadi pada no. urut, contoh: catu daya 3 A menjadi FCD 4/12
sedangkan kode untuk catu daya 5 A menjadi FCD 5/12.
5.Apabila nama alat terdiri dari satu kata maka untuk penyingkatan kode menggunakan
huruf pertama dan huruf keduanya. Contoh untuk alat fisika osiloskop maka bisa diubah
menjadi FOS.

35
BAB V
Tata Tertib Laboratorium Fisika

Pasal 30
Tata Tertib Guru dan siswa
Untuk Guru
1. Berilah penjelasan kepada siswa sehingga siswa mau menghayati tata tertib laboratorium bagi siswa .
2. Awasilah siswa yang sedang melaksanakan kegiatan Lab.
3. Berusahalah agar siswa penuh disiplin.
4. Siapkanlah alat dan bahan yang akan dipakai untuk kegiatan.
5. Berikanlah penjelasan setiap alat yang masih asing, mudah rusak, dan bahan berbahaya bagi siswa.
6. Beritahukanlah pada siswa pengunaan alat listrik.
7. Usahakanlah agar laboratorium tetap bersih, tertib, rapih dan nyaman untuk kegiatan.
8. Etiket pada botol harus benar dan jelas.
9. Berilah peringatan, petunjuk, dan larangan agar kegiatan berhasil sesuai tujuan.
10. Alat pemadam kebakaran harus selalu siap pakai.
11. Kotak P3 K selalu tersedia dan terawat, dan guru harus mampu menggunakan isi kotak P3K itu.
12. Matikanlah semua lampu yang tidak digunakan, apabila akan meninggalkan Laboratorium.
13. Guru harus mengatur suasana kegiatan dalam laboratoraium IPA dinamis, tidak gaduh, dan tertib.
14. Usahakan agar laboratorium digunakan sesuai dengan jadwal, dan seefisien mungkin.
15. Guru bertanggung jawab atas keberesan dan kebersihan, tidak merugikan pemakai yang lain.
16. Menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan pada buku kegiatan harian lab
yang tersedia.

Untuk Siswa
1. Memasuki laboratorium IPA harus seijin dan dibawah pengawasan guru.
2. Hanya melalukan percobaan atau kegiatan yang disetujui guru.
3. Alat dan bahan hanya digunakan di Laboratorium, dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada.
4. Periksa sebelum bekerja apakah alat dan bahan telah tersedia.
5. Laporkan segera bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan kecelakaan dan
atau hal yang dapat menimbulkan kecelakaan.
6. Bacalah etiket pada botol bahan sebelum mengambilnya.
7. Etiket yang hilang atau rusak harus segera dilaporkan agar segera diganti.
8. Jangan maencoba mencicipi bahan kimia, Anggaplah itu semua beracun bagi mata, kulit,
mulut, atau tubuh kita.
9. Muntahkanlah segera bila ada zat yang yang masuk dalam mulut, lalu berkumur dengan air
yang banyak.
10. Cuci dengan air sebanyak-banyaknya bila bagian tubuh atau baju kita terkena asam atau basa.
11. Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain.
12. Kembalikan alat alat ketempat semula dalam keadaan bersih.
13. Buanglah sampah ditempat pembuangan sampah.
14. Jangan membawa alat atau bahan keluar laboratorium.
15. Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja.
16. Hati-hati dengan api, matikan gas dan listrik bila meninggalkan laboratorium.
17. Bacalah pengumuman –pengumuman yang ada dan taati peraturan.
18. Setiap kegiatan, baik percobaan maupun yang lain selalu diakhiri dengan :
a. Membersihkan tempat, alat-alat yang digunakan, mengecek dan mengembalikan, ketempat
semestinya.
b. Mengembalikan botol zat ketempatnya.
c. Mematikan kran air,gas dan listrik.
d. Mengelap dan mengeringkan meja serta bangku.
e. Menyerahkan hasil kegiatan atau laporan kepada guru pembimbing.

36
Pasal 31
Tata Tertib Laboran

1.Datang setiap hari Senin-Jumat jam 06.30 sampai jam 16.00 dan Sabtu jam 07.00 sampai jam
12.00.
2.Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab. tanpa seizin kepala lab.
3.Menyusun rencana strategis untuk melengkapi dan mengisi pokok-pokok administrasi lab.
yang telah digariskan.

Pasal 32
Tata Tertib Teknisi

1.Datang setiap hari Senin-Jumat jam 06.30 sampai jam 16.00 dan Sabtu jam 07.00 sampai jam
12.00.
2.Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab. tanpa seizin laboran.
3.Memperbaiki alat yang rusak sesuai dengan jenis kerusakannya
4.Apabila kerusakan yang memerlukan pergantian komponen, maka komponen yang rusak harus
ditunjukkan kepada koordinator lab. sebagai bukti.
5.Mengisi kartu reparasi setelah memperbaiki suatu alat

Pasal 34
Sanksi Bagi Pelanggar Tata Tertib

1.Pihak yang melanggar tata tertib dibagi ke dalam tiga kriteria:


a.Pelanggaran ringan: melanggar tata tertib karena lupa/tidak disengaja. Seperti: tidak memakai
jas lab, membawa alat komunikasi ke dalam lab, dll.
b.Pelanggaran sedang: melanggar tata tertib dengan disengaja sehingga dapat menyebabkan
kerusakan. Contoh: menumpahkan zat, masuk ke dalam lab. tanpa izin, dll.
c.Pelanggaran berat: melanggar tata tertib dengan disengaja sehingga dapat menyebabkan
kerusakan dan kecelakaan. Contoh: melakukan praktikum di luar prosedur, bermain-main
dengan alat dan bahan praktikum, merusak alat praktikum karena kecerobohan, dll.
2.Sanksi bagi pelanggar pemakaian lab. IPA dibagi ke dalam tiga kriteria:
a.Pelanggaran ringan: mendapat teguran.
b.Pelanggaran sedang: mendapat teguran dan dibebankan biaya penggantian alat/bahan yang
rusak.
c.Pelanggaran berat: mendapat teguran, dibebankan biaya penggantian alat/bahan yang rusak
dan pemanggilan orang tua.

BAB VI
Aturan Kelangkapan Ruang Laboratorium Fisika

Pasal 35
Kelengkapan Ruang Laboratorium

1.Kelengkapan ruang laboratorium Fisika yang wajib dimiliki:


a.Ruang persiapan
b.Gudang
c.Meja demonstrasi
d.Papan tulis
e.Meja siswa dan kursi
f.Bak cuci
g.Aliran listrik beserta lampu
h.Lemari asap/asam
i.Lemari bahan/alat

37
j. Exhaust fan
k.Komponen keselamatan
2.Kelengkapan ruang laboratorium harus diusahakan secepat mungkin dengan peralatan yang
kualitas dan jumlahnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
3.Apabila ada perlengkapan yang rusak harus segera dilaporkan kepada wakasek sarana
dan prasarana untuk diteruskan kepada kepala sekolah.

BAB VII
Aturan Pengadaan Barang/Jasa Lab. Fisika

Pasal 36

1.Pengadaan barang/jasa untuk lab. Fisika berdasarkan pada prinsip prioritas yang telah
disepakati bersama antar pengurus dan dikomunikasikan kepada kepala sekolah.
2.Pengadaan alat dan bahan untuk keperluan pembelajaran di lab. Fisika dilakukan setiap
satu tahun sekali.
3.Pengadaan alat dan bahan untuk praktikum dilakukan oleh guru mata pelajaran berdasarkan
daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS yang telah dibuat untuk selanjutnya diserahkan
kepada koordinator lab.Fisika.
4.Pengadaan komponen keselamatan dilakukan oleh laboran yang selanjutnya diserahkan kepada
koordinator lab.Fisika.
5.Pengadaan terhadap perbaikan kondisi fisik laboratorium dilakukan oleh koordinator lab.
sekolah untuk selanjutnya diajukan ke wakasek sarana dan prasarana.

BAB VIII
Pengelolaan Lab. Fisika

Pasal 37
Aturan Penyimpanan Alat dan Bahan

1.Lemari yang digunakkan untuk menyimpan alat merupakan lemari yang terbuat dari
kayu pejal dan tertutup.
2.Lemari yang digunakkan untuk menyimpan bahan merupakan lemari yang terbuat dari
kayu pejal dan terbuka.
3.Lemari yang bersifat khusus seperti lemari mikroskop dan lemari asap/asam disediakan sesuai
dengan standar yang berlaku.
5.Bahan-bahan di dalam lab. Fisika dsimpan berdasarkan kelompok fase dan sifatnya, seperti
kelompok zat padat , kelompok larutan, kelompok asam, kelompok basa, dll.
6.Bahan/alat yang masa dan ukurannya lebih besar disimpan di bagian bawah lemari berurut ke
atas menuju bahan/alat yang masa dan ukurannya lebih kecil.
7.Setiap lemari harus dilengkapi kartu inventarisir dan label lemari tersebut.

Pasal 38
Aturan Peminjaman Alat dan Bahan

1.Peminjaman alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran praktikum sesuai dengan program
semester laboratorium diajukan oleh guru kepada laboran paling lambat dua hari
sebelum praktikum dilakukan.
2.Peminjaman alat dan bahan untuk keperluan KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) atau tim
olimpiade sekolah dilakukan oleh guru pembimbing dan diajukan kepada laboran paling
lambat dua hari sebelum praktikum dilakukan.
3.Peminjaman alat dan bahan untuk keperluan lainnya seperti penelitian, dll. dilakukan
oleh peneliti dan diajukan kepala laboratorium untuk diketahui Waka Kurikulum dan kepala

38
tata usaha.
4.Peminjaman alat dan bahan harus mengisi format kartu peminjaman alat dan bahan.

Pasal 39
Aturan Perawatan Alat dan Bahan

1.Fungsi alat/bahan harus dicek secara berkala minimal setiap satu semester sekali oleh teknisi
dan laboran.
2.Alat harus segera dibersihkan setelah digunakan.
3.Alat yang terbuat dari logam yang mudah berkarat seperti jangka sorong, mikrometer skrup,
dll. harus dilapisis oleh minyak agar tidak mudah berkarat.
4.Alat yang terbuat dari plastik harus dijauhkan dari sumber api.
5.Alat-alat listrik harus disimpan di tempat yang tidak terjangkau oleh air.
6.Alat yang terbuat dari magnet harus disimpan menggunakan kaki magnet dan diberi pembatas
penyimpanan antara magnet yang satu dengan magnet yang lain.
7.Alat-alat digital disimpan dan dirawat sesuai dengan petunjuk yang tertera pada manual alat.
8.Bahan sisa praktikum dilarang dikembalikan ke wadahnya lagi dan harus langsung dibuang.
9.Alat/bahan yang rusak segera diserahkan kepada teknisi untuk ditindaklanjuti.

Pasal 40
Aturan Pelaksanaan Pembelajaran Praktikum

1.Kegiatan pembelajaran praktikum yang dilakukan sesuai dengan program semester


laboratorium yang telah dibuat dan disepakati bersama.
2.Guru wajib berusaha untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran praktikum sesuai
dengan program semester laboratorium yang telah disepakati.
3.Penambahan kegiatan pembelajaran praktikum di luar program semester laboratorium
diizinkan apabila telah dikoordinasikan dengan kepala lab dan waka kurikulum.
4.Pembatalan kegiatan pembelajaran laboratorium pada program semester laboratorium
diizinkan apabila terjadi pada kondisi darurat dan tidak memungkinkan serta telah
dikoordinasikan dengan waka kurikulum.

BAB IX
Keselamatan Kerja

Pasal 42
Perlengkapan Keselamatan

1.Peralatan keselamatan yang harus dimiliki laboratorium IPA adalah sebagai berikut:
a.Carta tata tertib
b.Alat pemadam kebakaran
c.Alarm darurat
d.Shower
e.Kotak P3K
f.Kotak pasir
g.Kartu keselamatan
h.Kotak pengenalan alat
2.Carta tata tertib berisi peraturan yang tercantum untuk siswa sesuai dengan yang termuat di
SOP Pasal 32 dan dicetak dalam kertas minimal ukuran A2 untuk selanjutnya ditempel secara
efektif di dalam ruang lab.
3.Alat pemadam kebakaran harus disimpan di tempat strategis dan minimal berjenis dry powder
4.Alarm darurat hanya digunakan untuk kondisi yang genting dan tidak terkontrol.
5.Shower digunakan untuk kondisi darurat yang memungkinkan praktikan untuk
menyelamatkan dirinya sendiri ketika terjadi kecelakaan.
6.Kotak P3K merupakan sebuah kotak yang berisi peralatan standar untuk kecelakaan. Kotak
P3K mininmal terdiri dari kapas, kasa, antiseptik, obat luka bakar, minyak kayu putih, obat
sakit kepala, obat maag, obat sakit perut, plaster luka dan pembalut wanita.
7.Kotak pasir merupakan kotak kayu minimal ukuran 50 x 30 x 20 cm yang digunakan untuk

39
menyimpan pasir.
8.Kartu keselamatan merupakan kartu yang berisi informasi mengenai langkah kerja yang harus
dilakukan jika terjadi kecelakaan kerja.
9.Kotak pengenalan alat berisi sample alat-alat di lab. beserta informasi nama dan kegunaannya
yang disimpan dalam lemari gantung.

Pasal 43
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

1.Guru harus menguasai komponen keselamatan dan langkah-langkah P3K.


2.Jika terjadi kecelakaan, guru harus bersikap tenang dan segera menyuruh siswa keluar ruangan.
3.Jika guru tidak bisa mengendalikan kecelakaan guru wajib membunyikan alarm yang tersedia
atau segera meminta bantuan kepada pihak yang terkait.
4.Pada kondisi darurat guru harus bisa menjaga keselamatan nyawa siswa-siswanya dan dilarang
mendahulukan keselamatan pribadi.
5.Siswa yang keracunan gas segera dibawa ke ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar.
6.Siswa yang terpercik bahan cair berbahaya segera dicuci air sebanyak mungkin.
7.Siswa yang pingsan bisa dibangunkan dengan menggunakan ammonium karbonat dan jika
diperlukan dapat diberi napas buatan.
8.Siswa yang sakit dilarang masuk ke dalam lab. Fisika untuk mengikuti praktikum.

Pasal 44
Sanksi Bagi Pelanggar Aturan Keselamatan Kerja

1.Kecelakaan yang dilakukan oleh kesalahan siswa karena tidak mengikuti prosedur percobaan
merupakan tanggung jawab pribadi.
2.Kecelakaan yang disebabkan kelalaian guru dalam mengawasi siswa ketika praktikum menjadi
tanggung jawab guru yang bersangkutan.
3.Kecelakaan yang disebabkan oleh fasilitas di dalam lab. yang buruk seperti selang gas bocor
dan peralatan keselamatan yang tidak lengkap menjadi tanggung jawab sekolah.

40

Anda mungkin juga menyukai