Makalah Kia
Makalah Kia
HAK REPRODUKSI
DI SUSUN OLEH:
MELISA (1713211011)
ZULFANIA (1713211016)
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang tel ah melimpahkan rahmat hidayah dan
karunia-Nya kepada kita semua dan khususnya pada kelompok kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah Kesehatan Ibu dan Anak ini yang berjudul “HAK
REPRODUKSI”.
Tugas ini dapat terlaksana karena dukungan semua pihak yang telah membantu
kelancaraan tugas ini. Oleh karena itu kelompok kami mengucapkan banyak terimakasih untuk
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk di
jadikan pertimbangan dan koreksi selanjutnya. Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan ataupun kerancuan baik bahasa maupun tulisan. Terimakasih.
2|Page
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Hak Reproduksi Perlindungan Anak dan Perempuan ..................................................... 6
2.2 Situasi kesehatan ibu dan anak ........................................................................................ 8
2.3 Penurunan Angka Kematian Ibu ...................................................................................... 9
2.4 Determinan AKI ............................................................................................................. 11
BAB III.................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 15
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
Hak-hak reproduksi mencakup hak-hak asasi manusia tertentu yang sudah diakui dalam
hukum-hukum nasional, dokumen-dokumen konsensus Perserikatan Bangsa-Bangsa lain yang
relevan, hak ini juga mencakup hak semua orang untuk membuat keputusan mengenai
reproduksi yang bebas dari diskriminasi, paksaan dan kekerasan seperti yang dinyatakan dalam
dokumen-dokumen hak-hak asasi manusia. Kesehatan reproduksi tidak tercapai oleh banyak
orang di dunia karena faktor-faktor berikut: tingkat pengetahuan yangtidak mencukupi tentang
seksualitas manusia serta informasi dan pelayanan reproduksi yang tidak tepat atau kurang
bernilai, kelaziman perilaku seksual beresiko tinggi, praktik-praktik sosial yang diskriminatif,
sikap-sikap negatif terhadap perempuan dan gadis dan kekuasaan terbatas yang dimiliki banyak
perempuan dan gadis atas kehidupan seksual dan reproduksi mereka.
4|Page
padahal makna kesehatan tidak hanya demikian. Apalagi kata reproduksi, masih banyak
perempuan yang belum mengetahuinya (Mariana Amiruddin, 2003)
1.3 Tujuan
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Hak merupakan kekuasaan untuk berbuat sesuai dengan aturan, undang-undang dan
ketentuan hukum. Hak Reproduksi merupakan hak asasi yang telah dikuasai dalam hokum
internasional dan dokumen asasi internasional untuk meningkatkansikap saling menghormati
secara setara dalam hubungan perempuan dan laki-laki.
Hak Reproduksi Perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki
maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, agama,dll) untuk
memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri sendiri, keluarga, dan
masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak
dan akan melahirkan.
6|Page
12) Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksinya,
1) Undang-Undang Politik
UU No.2 Tahun 2011 tentang Partai Politik dan UU No.10 Tahun 2008 tentang
Pemilihan Umum anggota DPR, DPRD, dan DPD yang terakhir diganti dengan UU
No.8 Tahun 2012 tentang Pemilihan anggota DPR, DPD, dan DPRD, kedua UU ini
merumuskan aturan tentang bentuk diskriminasi positif berupa kuota 30% bagi
perempuan di ranah politik Indonesia .
2) Inpres No.9 Tahun 2000 tentang Pengarustamaan Gender (PUG)
7|Page
a. Anak adalah seseorang yang belum berusia 8 tahun, termasuk anak yang masih
didalam kandungan.
b. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak
dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara optimal
c. Memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka penhembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat
d. Berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual
dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesame
peserta didk, dan pihak lain
e. Anak menyandang disabilitas berhak memperoleh pendidikan luar biasa dan
anak yang memiliki keunggulan berhak mendapatkan pendidikan khusus
f. Berhak diasuh oleh orangtuanya sendiri, kecuali jika alasan/ aturan hukum yang
sah menunjukan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi
anak dan merupakan pertimbangan terakhir.
Setiap tiga menit, di manapun di Indonesia, satu anak balita meninggal dunia. Selain
itu, setiap jam, satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena sebab-sebab
yang berhubungan dengan kehamilan.
Indonesia telah melakukan upaya yang jauh lebih baik dalam menurunkan angka
kematian pada bayi dan balita, yang merupakan MDG keempat. Tahun 1990-an menunjukkan
perkembangan tetap dalam menurunkan angka kematian balita, bersama-sama dengan
komponen- komponennya, angka kematian bayi dan angka kematian bayi baru lahir.
8|Page
Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, penurunan angka kematian bayi baru lahir
(neonatal) tampaknya terhenti. Jika tren ini berlanjut, Indonesia mungkin tidak dapat mencapai
target MDG keempat (penurunan angka kematian anak) pada tahun 2015, meskipun
nampaknya Indonesia berada dalam arah yang tepat pada tahun-tahun sebelumnya.
Angka Kematian Ibu adalah ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode
42 hari setelah berkahirnya kehamilan yang penyebabnya berkaitan dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan kecelakaan atau cidera (WHO).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia melonjak sangat signifikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup atau
mengembalikan pada kondisi tahun 1997. Artinya, kesehatan ibu mengalami kemunduran
selama 15 tahun
9|Page
Gambar tersebut menunjukkan trend AKI Indonesia secara Nasional dari tahun 1994
sampai 2007, dimana menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan SDKI tahun
2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (BKKBN, 2013), meskipun
angka tersebut masih tertinggi di Asia pda hasil survey trakhir. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) memberikan targe sebesar 226 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Sedangkan Millenium Development Goals (MDGs) memberikan sasaran Angka Kematian Ibu
(AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH).
Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya penurunan AKI dan AKB.
Pada tahun 2010 pemerintah mengeluarkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke
Puskesmas di Kabupaten/ Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam
program Kesehatan Ibu dan Anak.
Tahun 2010, 300 Puskesmas di wilayah Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi,
Maluku dan Papua memperoleh dana operasional sebesar Rp 10 juta per bulan. Mulai tahun
2011, seluruh Puskesmas yang berjumlah 8.500 akan mendapatkan BOK.
Kematian ibu disebabkan bebrapa hal mulai dari perdarahan, tekanan darah yang tinggi
saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Penyebab tidak
langsung kematian ibu adalah kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan
10 | P a g e
budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat
permasalahan ini.
Upaya untuk meningkatkan indikator proksi (persalinan oleh tenaga kesehatan) dengan
menggunakan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program
ini dapat meningkatkan peran aktif suami (suami Siaga), keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman. Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi
komplikasi pada saat kehamilan, termasuk perencanaan pemakaian alat/ obat kontrasepsi pasca
persalinan.
Program P4K bertujuan agar ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin,
pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining
status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga didorong untuk
melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau
dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia
kehamilan (Saifuddin, 2010). Kematian Ibu, menurut ICD 10 didefinisikan sebagai ”Kematian
seorang wanita yang terjadi saat hamil atau dalam 42 hari setelah berakhir kehamilannya, tanpa
melihat usia dan letak kehamilannya, yang diakibatkan oleh sebab apapun yang terkait dengan
atau diperburuk oleh kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh insiden
dan kecelakaan”.
11 | P a g e
Faktor – faktor risiko yang mempengaruhi kematian maternal yang dikelompokkan
berdasarkan kerangka dari McCarthy dan Maine (1992) yang masih dipakai sampai sekarang
adalah sebagai berikut :
a. Determinan dekat
Proses yang paling dekat terhadap kejadian kematian maternal (determinan dekat) yaitu
kehamilan itu sendiri dan komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas (komplikasi
obstetri) yang berpengaruh langsung terhadap kematian maternal. (Dinkes, 2013) Komplikasi
kehamilan, persalinan dan nifas yang merupakan penyebab langsung kematian maternal, yaitu
: Perdarahan pervaginam, khususnya pada kehamilan trimester ketiga, persalinan dan pasca
persalinan, infeksi, keracunan kehamilan, komplikasi akibat partus lama dan trauma persalinan
(Dinkes, 2013).
1) Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinan adalah kondisi dimana nyawa ibu dan atau janin yang ia
kandung terancam yang disebabkan oleh gangguan langsung saat persalinan. Komplikasi
persalinan sering terjadi akibat dari keterlambatan penanganan persalinan, dan dianggap
sebagai salah satu penyebab terjadinya kematian ibubersalin. Faktor-faktor yang diduga ikut
berhubungan dengankejadian komplikasi tersebut antara lain usia, pendidikan, status gizi dan
status ekonomi ibu bersalin. Komplikasi persalinan merupakan keadaan penyimpangan dari
normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi karena
gangguan akibat (langsung) dari persalinan (Dinkes, 2008).
2) Komplikasi kehamilan
Kehamilan merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh seorang ibu. Pada
umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang
disertai dengan penyulit dan komplikasi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada masa
kehamilan yaitu perdarahan, pre eklampsia, nyeri hebat didaerah abdominopelvikum,
12 | P a g e
hyperemisis gravidarum, disuria, ketuban pecah dini, pertumbuhan janin terhambat,
polihidramnion, makrosomia, dan lain-lain. Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada
kehamilan tersebut merupakan risiko tinggi bila terjadi pada ibu hamil (Saifuddin AB, 2010).
Pengertian Nifas Nifas merupakan masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya disertai pulihnya kembali organ-organ
yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain
sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009). Infeksi masa nifas : beberapa bakteri
dapat menyebabkan infeksi pasca persalinan, infeksi masa nifas masih merupakan penyebab
tertinggi angka kematian ibu (AKI).
Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran
urinari, payudara, dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum
infeksi dapat dilihat dari suhu, pembengkakan, takikardia dan malaise. Gejala lokalnya berupa
uterus lembek, kemerahan, rasa nyeri pada payudara, atau adanya disuria (Bahiyatun, 2009).
Infeksi juga merupakan penyebab penting kematian dan kesakitan ibu. Insidensi infeksi nifas
sangat berhubungan dengan praktik tidak bersih pada waktu persalinan dan nifas (saifuddin,
2010).
b. Determinan antara
Determinan dekat secara langsung dipengaruhi oleh determinan antara yaitu status
kesehatan ibu, status reproduksi, akses ke pelayanan kesehatan, perilaku perawatan kesehatan
/ penggunaan pelayanan kesehatan dan faktor – faktor lain yang tidak diketahui atau tidak
terduga (Dinkes, 2013).
c. Determinan jauh
Di lain pihak, terdapat juga determinan jauh yang akan mempengaruhi kejadian
kematian maternal melalui pengaruhnya terhadap determinan antara, yang meliputi faktor
sosio–kultural dan faktor ekonomi, seperti status wanita dalam keluarga dan masyarakat, status
keluarga dalam masyarakat dan status masyarakat (dinkes, 2013).
13 | P a g e
1) Tingkat pendidikan ibu
Pendidikan yang ditempuh oleh seseorang merupakan salah satu faktor demografi yang
sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan individu maupun masyarakat. Seseorang
dengan pendidikan yang tinggi, akan mudah menerima informasiinformasi kesehatan dari
berbagai media dan biasanya ingin selalu berusaha untuk mencari informasi tentang hal hal
yang berhubungan dengan kesehatan yang belum diketahuinya. Informasi kesehatan yang
cukup terutama pada ibu-ibu hamil, terutama masalah kehamilan dan persalinan diharapkan
akan dapat merubah perilaku hidup sehat termasuk dalam perilaku pemeriksaan kehamilan atau
Antenatal Care (Kusumawati, 2006).
2) Status pekerjaan
14 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Hak Reproduksi Perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki
maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, agama,dll) untuk
memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri sendiri, keluarga, dan
masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak
dan akan melahirkan.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia melonjak sangat signifikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup atau
mengembalikan pada kondisi tahun 1997. Artinya, kesehatan ibu mengalami kemunduran
selama 15 tahun.
a. Determinan dekat
b. Determinan antara
c. Determinan jauh
15 | P a g e
Daftar Pustaka
Sumber:
Unicef.org, Oktober 2012. Kesehatan ibu dan anak.
Sri Rahayu Sanusi dan Abdul Jalil Armi Arma ”Hak Kesehatan Reproduksi, Definisi,
Tujuan, Permasalahan”
Hak Seksual dan Reproduksi. Diakses pada 26 Maret 2019
Kesehatan, S. J. K., 2010. Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi Perlu Kerja
Keras, jakarta: Pusat Komunikasi Publik.
RAHMAH HIDA NURRIZKA, W. S., 2013. Arah dan Strategi Kebijakan Penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di
Indonesia. Prakarsa Working Papers/Public Polic, p. 01.
Saputra, W., 2013. Angka Kematian Ibu (AKI) Melonjak, Indonesia Mundur 15 Tahun. Prakarsa
Politicy Review, p. 5.
Link :
( https://www.unicef.org/indonesia/id/A5_-_B_Ringkasan_Kajian_Kesehatan_REV.pdf
https://pkbi-diy.info.
16 | P a g e