Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa hambatan. Penyusunan makalah mata
kuliah etika profesi yang berjudul ” Kode Etik Profesi Analis Kesehatan” ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat untuk melengkapi tugas belajar yang diberikan oleh dosen bidang
studi. Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari banyak bantuan, bimbingan maupun dorongan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata kuliah etika profesi dan
hukum kesehatan.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini. Namun kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan
baik.
Mataram, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 2
D. Manfaat ..................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4
A. Pengertian Etika ........................................................................................................................ 4
B. Penertian Profesi ....................................................................................................................... 4
C. Kode Etik Profesi ...................................................................................................................... 4
D. Tugas Pokok Dan Fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan ........................................ 7
E. Etika Profesi Analis Kesehatan ................................................................................................. 8
F. Standar Kompetensi Analis Kesehatan .................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok
profesi yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana
seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.
Kode etik profesi merupkan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan
penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan diubah
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga anggota
kelompok profesi tidak akan ketinggalan zaman. Kode etik profesi merupakan hasil
pengaturan diri profesi yang bersangkutan dan ini perwujudan moral yang hakiki, yang
tidak dapat dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila dijiwai
oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri. Setiap
orang yang berkecimpung dalam suatu kegiatan yang bersifat profesi dan keahlian yang
memiliki suatu kemampuan khusus berupa kompetensi, maka akan memiliki suatu
organisasi profesi sebagai wadah menyalurkan aspirasi dan wadah komunikasi dalam
rangka menjadi rasa persatuan sesama profesi yang dijalankan sebagai tanggung jawab
rasa kebersamaan.
Dunia kesehatan dikenal beberapa organisasi kesehatan yang telah lama berdiri
dan eksis dalam memperjuangkan aspirasi anggota didalamnya dan juga baru berdiri
dalam beberapa tahun ini. Organisasi tersebut antara lain: IDI, IBI, PPNI, HAKLI, ISFI,
AIA, PATELKI, IAKI, PAMKI, ILKI, HKKI, PERSAGI. Organisasi yang berhaluan
pada kelaboratoriuman antara lain adalah PATELKI, IAKI, PAMKI, ILKI dan HKKI.
Untuk organisasi profesi laboratorium kesehatan hanya PATELKI dan IAKI. Pelayanan
Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan kepada masyarakat sebagai unit
pelayanan penunjang medis, diharapkan memberikan informasi yang teliti dan akurat
tentang aspek 2 laboratoris terhadap spesimen/sampel yang penujianya dilakukan di
laboratorium. Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus
ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahian dan teknologi serta
perkembangan penyakit. Ahli teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri dari analis
kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan diri dalam
menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian
laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan yang prima.
Dalam era globalisasi, tunututan standar standar mutu pelayanan laboratorium
tidak dapat dielakan lagi. Peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada
kesiapan seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli
teknologi laboratorium kesehatann Indonesia harus mampu bersaing dengan ahli – ahli
teknologi laboratorium ( Medical Laboratory Technologist ) dari negara yang lebih maju.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika?
2. Apa yang dimaksud dengan profesi?
3. Apa yang dimaksud kode etik profesi?
4. Apasajakah tugas pokok dan fungsi ahli teknologi laboratorium kesehatan?
5. Bagaimana pengaplikasian etik profesi analis kesehatan?
6. Bagaimana standar kompetensi analis kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui etika profesi analis kesehatan.
2. Untuk mengetahui kode etik profesi analis kesehatan.
3. Untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi ahli teknologi laboratorium kesehatan.
4. Pengaplikasian etik profesi analis kesehatan.
5. Menetahui standar kompetensi analis kesehatan.
D. Manfaat
Dapat di aplikasikan untuk acuan dan mengetahui kode etik dari seorang profesi analis
kesehatan sehingga dapat bermanfaat dan menjadi tenaga yang profesional di bidang
analis kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik. Sedangkan itu etika merupakan cerminan dari sebuah
mekanisme kontrol yang dibuat dan diterapkan oleh dan untuk kepentingan suatu
kelompok sosial atau profesi. Kehadiran organisasi profesi dengan kode etik profesi
diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi
masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian.
B. Pengertian Profesi
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan
yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang
rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan
dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan
dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan
lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan
oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
C. Kode Etik Profesi
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak
merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan ketentuan tertulis yang
diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu. Salah satu contoh tertua
adalah ; Sumpah Hipokrates, yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi
dokter. Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok
profesi yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana
seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.
Kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan
penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan diubah
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga anggota
kelompok profesi tidak akan ketinggalan zaman. Kode etik profesi merupakan hasil
pengaturan dari profesi yang bersangkutan dan ini perwujudan moral yang hakiki, yang
tidak dapat dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila dijiwai
oleh cita-cita dan nilai - nilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri.
Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan,
sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru, ataupun
calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah menentukan standarisasi
kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Sehingga pemerintah atau masyarakat
tidak perlu campur tangan untuk menentukan bagaimana profesional menjalankan
kewajibannya.
Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah dianggap
benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi apabila norma perilaku itu
dirumuskan secara baik, sehingga memuaskan semua pihak.
1. Fungsi Kode Etik Profesi
Kode etik profesi perlu dirumuskan secara tertulis. Sumaryono (1995)
mengemukakan 3 alasannya yaitu :
a. Sebagai sarana kontrol sosial
b. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain
c. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik
2. Kelemahan Kode Etik Profesi :
a. Idealisme terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang
terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan sangat jauh dari kenyataan.
Hal ini cukup menggelitik para profesional untuk berpaling kepada nenyataan dan
menabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari
pajangan tulisan berbingkai.
b. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan
sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran
profesional. Rupanya kekurangan ini member peluang kepada profesional yang
lemah iman untuk berbuat menyimpang dari kode etik profesinya.
3. Prinsip dasar di dalam etika profesi
a. Prinsip standar teknis, profesi dilakukan sesuai keahlian.
b. Prinsip kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya,
kompetensi dan ketekunan.
c. Prinsip tanggung jawab, profesi melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesional.
d. Prinsip kepentingan publik, menghormati kepentingan publik.
e. Prinsip integritas, menjunjung tinggi nilai tanggung jawab professional.
f. Prinsip objektivitas, menjaga objektivitas dalam pemenuhan kewajiban.
g. Prinsip kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi.
h. Prinsip prilaku profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi.
4. Sanksi pelanggaran kode etik
a. Sanksi moral
b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah
mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman
sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self
regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti kode ituberasal dari niat profesi
mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk
menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun demikian, dalam praktek sehari
hari, control ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat
dalam anggotaanggota profesi, seorang profesional mudah merasa segan
melaporkan teman sejawat yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku
semacam itu solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi dan
dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak tercapai, karena t ujuan yang
sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbangan-pertimbangan
lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus memahami betul tujuan
kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya. Kode Etik Profesi
merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari
norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika
profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma
ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah
tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem
norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa
yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa
yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.
5. Tujuan Kode Etik Profesi
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan baku standarnya sendiri.

D. Tugas Pokok dan Fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan


Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia
klinik, imuno-serologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi, biologi dan
fisika.
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai
fungsi/kewajiban sebagai berikut:
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengenalan
mutu dan pengembagan pemecahan masalah berkaitan dengandata hasil uji
5. Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
keprakisannya
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatam data laboratorium secara efektik dan efisien
untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
kelaboratoriuman
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan

E. Etika Profesi Analis Kesehatan


1. Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
a. Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih).
b. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal).
c. Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan).
2. Kewajiban Terhadap Profesi :
a. Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga
integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
b. Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
c. Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur
d. operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
e. Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban
f. profesi.
3. Kewajiban Terhadap Pekerjaan :
a. Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur
b. Amanah serta penuh integritas
c. Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
d. Penuh semangat dan pengabdian
e. Kreatif dan tekun
f. Menjaga harga diri dan jujur
g. Melayani dengan penuh kerendahan hati
4. Kewajiban Terhadap Rekan
a. Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku
b. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
c. Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman
sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin
pelayanan tetap berkualitas tinggi.
5. Kewajiban Terhadap Pasien
a. Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan
kepada pasien pemakai jasa secara profesional.
b. Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta
hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
c. Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli
untuk mendapatkan hasil yang akurat
6. Kewajiban Terhadap Masyarakat
a. Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya
kepada masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
b. Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan
dan perundang-undangan yang ber laku serta norma-norma yang berkembang pada
masyarakat.
c. Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi
kepentingan masyarakat.
7. Langkah Menuju Profesional
a. Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak
kaku)
b. Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
c. Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)
8. Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan
a. Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat
menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiri
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera dan memuaskan
c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang
baik terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
d. Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya
yang dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan
e. Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
f. Standar Kompetensi Analis Kesehatan Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
fungsinya di laboratorium kesehatan :
- .Keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen, termasuk
penyiapan pasien (bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, atau
fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman spesimen.
- Keterampilan dalam mengerjakan prosedur laboratorium
- Keterampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat yang
benar.
- Keterampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi, dan
penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan
- Keterampilan dalam pembuatan dan uji kualitas media serta reagen untuk
pemeriksaan laboratorium.
Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur laboratorium:
1. Kewaspadaan terhadap faktor yg mempengaruhi hasil uji.
2. Keterampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi mutu
spesimen, sebelum melaporkan hasil uji.
3. Keterampilan dalam menginterpretasi hasil uji.
4. Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik
bagi profesional. Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan,
rekan, pemakai jasa, dan masyarakat. Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia
cukup banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi
kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI),
kode etik Ikatan Penasehat Hukum Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia,
Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi
kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik. Suatu gejala agak baru adalah bahwa
sekarang ini perusahaan-perusahan swasta cenderung membuat kode etik sendiri.
Rasanya dengan itu mereka ingin memamerkan mutu etisnya dan sekaligus
meningkatkan kredibilitasnya dan karena itu pada
prinsipnya patut dinilai positif. Kode etika profesi analis kesehatan adalah:
1. Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih).
2. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal).
3. Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya
dilakukan).
B. Saran
Dengan adanya penerapan kode etik dalam suatu pekerjaan terutama bagi seorang
analis kesehatan sangad membantu dan sangad ber peran penting dalam pemberian
pelayanan laboratorium yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Bashar, Yazhid. 2016. Etika Profesi Analis Kesehatan. Tersedia di:


http://www.atlm.web.id/2016/05/makalah-etika-profesi-analis-kesehatan .html
Bertens, K. 2004. Etika. Jakarta: Gramedia. IAKI Sidrap. 2011. Etika Profesi Analis Kesehatan.
diakses dari http://organisasiku.blogspot.com/2011/04/etika-profesi-analis-kesehatan.html
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor: 370/MenKes/III/ 2007 tentang
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Musyafa, Ripani. 2011. Etika Profesi
Analis Kesehatan dalam Berorganisasi Profesi. diakses dari http://ripanimusyaffalab.
blogspot.com/2011/10/etika-profesi-analis-kesehatan-dlm.html Sumaryono, E. 1995. Etika
Profesi Hukum. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai