Ibu Menyusui
Ibu Menyusui
Ibu Menyusui
Distribusi usia ibu menyusui di Desa Ibul Kecamatan Simpang
Teritip dapat dilihat pada tabel 21.
Tabel 21
Distribusi Usia Ibu Menyusui di Desa Ibul Kecamatan Simpang Teritip
Usia N %
16-18 5 16,1
19-29 15 48,5
30-49 11 35,4
Total 31 100
Sumber : Data primer, 2019
Tabel 22
Distribusi Status Gizi Ibu Menyusui di Desa Ibul Kecamatan Simpang Teritip
Status Gizi N %
Sangat Kurus 3 9,7
Kurus 6 19,4
Normal 7 22,6
Gemuk 6 19,4
Obesitas 9 29,0
Total 31 100
Sumber : Data primer, 2019
Tabel 23
Distribusi Pendidikan Suami Ibu Menyusui di Desa Ibul Kecamatan Simpang
Teritip
Pendidikan Suami n %
Tidak Tamat SD 6 19,4
SD 17 54,8
SMP 6 19,4
SMA 2 6,5
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2019
Tabel 24
Distribusi Pendidikan Ibu Menyusui di Desa Ibul Kecamat an Simpang Teritip
Pendidikan Ibu n %
Tidak Tamat SD 5 16,1
SD 16 51,6
SMP 2 6,5
SMA 8 25,8
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2019
Tabel 26
Distribusi Pekerjaan Ibu Menyusui di Desa Ibul Kecamatan Simpang Teritip
Pekerjaan Ibu n %
Petani 2 6,5
Swasta 5 16,1
IRT 24 77,4
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2019
Tabel 27
Distribusi Pendapatan Keluarga Ibu Menyusui di Desa Ibul Kecamatan Simpang
Teritip
Tabel 28
Distribusi Pengetahuan Keluarga Ibu Menyusui tentang Asupan Zat Gizi Saat
Menyusui di Desa Ibul Kecamatan Simpang Teritip
Pengetahuan n %
Baik 17 54,8
Kurang baik 14 45,2
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2019
Berdasarkan tabel 29, ibu menyusui asupan zat gizi energi, lemak dan
karbohidrat masuk dalam kategori defisit tingkat berat dan zat gizi protein
masuk dalam kategori defisit tingkat sedang.
3. Ibu Menyusui
Berdasarkan tabel 21 distribusi usia ibu menyusui di Desa Ibul
Kecamatan Simpang Teritip, sebagian besar ibu menyusui di Desa Ibul
yaitu terdapat 48,5% usia 19-29, 35,4% usia 30-49, dan 16,1% usia 16-18
tahun. Adapun rata-rata pendidikan suami maupun ibu menyusui di Desa
tersebut adalah rata-rata atau nilai tertinggi yaitu berpendidikan SD
sebanyak 54,8% dan rata-rata pendidikan ibu menyusui yaitu sebanyak
51,6% didukung oleh tabel 22 dan 23. Sehingga, dengan kurangnya tingkat
pendidikan ibu menyusui yang berada di Desa Ibul maka akan terjadi
kurangnya tingkat pendidikan. Adapun tingkat pendidikan ibu menyusui
berdasarkan tabel 28 yaitu 45,2% ibu menyusui yang kurang baik
pengetahuan terkait asupan gizi.
Dari hasil pengambilan data dilihat dari usia ibu menyusui, yaitu
masih banyak terdapat pernikahan dini di Desa Ibul Kecamatan Simpang
Teritip. Hal ini menyebabkan kurangnya pendidikan dan kurangnya
pengetahuan, sehingga ibu menyusui kurangnya mengetahui asupan gizi
yang baik untuk ibu menyusui.
Berdasarkan hasil analisa pada tabel 22 diketahui bahwa, pada
status gizi ibu menyusui didapatkan nilai tertinggi yaitu sebesar 29% ibu
menyusui dengan kategori obesitas dan terendah yaitu 9,7% dengan
kategori sangat kurus. Status gizi pada ibu menyusui sangat berpengaruh
pada kualitas ASI yang dihasilkan oleh ibu. Dampak kekurangan gizi pada
ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya.
Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah
sakit, bayi mudah terkena infeksi. Hal ini dapat dibuktikan dari
pendidikan, pekerjaan dan pendapatan suami dan ibu menyusui.
Berdasarkan tabel 25 dan tebel 26 dari persentase pekerjaan,
diketahui bahwa rata-rata pekerjaan suami yaitu swasta (karyawan sawit)
sebanyak 71,0% dan rata-rata pekerjaan ibu menyusui adalah IRT yaitu
sebanyak 77,4%. Sehingga rata-rata pendapatan keluarga berdasarkan
tabel 27 yaitu sebesar Rp. 2.075.806.
Berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan
pengetahuan dapat mempengaruhi status gizi ibu menyusui. Sehingga, hal
ini menyebabkan status gizi pada ibu menyusui di desa ibul itu masih
terdapat obesitas dan status gizi sangat kurus. Seperti yang kita ketahui
bahwa faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain yaitu tingkat
pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Karena semakin tinggi pendidikan,
pengetahuan maka kemungkinan makin tinggi/baik pula status gizi ibu
(Fatma, 2007). Pendidikan akan memberikan kesempatan kepada seorang
untuk membuka jalan pikiran dalam menemui ide-ide atau nilai-nilai baru.
Ibu yang terpelajar biasanya mendapatkan keuntungan psikologis dan
fisiologis dari menyusui karena lebih termotivasi, mempunyai fasilitas
yang lebih baik serta posisi yang lebih memungkinkan mereka untuk
menyusui dibandingkan dengan ibu yang kurang terpelajar.
Berdasarkan tabel 29 distribusi pemenuhan asupan zat gizi ibu
menyusui di desa ibul kecamatan simpang teritip diketahui bahwa,
terdapat defisit tingkat berat sumber energi yaitu 60%, lemak 38%,
karbohidrat 60%, dan defisit sedang yaitu dari sumber protein sebesar
74%. Perlu diketahui bahwa seorang ibu menyusui memerlukan asupan
rata-rata 2700 Kkal/hari. Adapun faktor yang mempengaruhi status gizi
ibu menyusui adalah pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume
ASI yang di produksi/hari, protein dengan adanya variasi individu maka
di anjurkan penambahan 15-20 gram protein/hari, dan aktivitas fisik
(Inayati, 2006).