Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH LINGKUNGAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang dapat dan perlu dikembangkan
melalui pengalaman yang terbentuk dalam berinteraksi antar individu dengan lingkungan tempat
tinggalnya yang dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan, serta proses
dalam menjalani kehidupannya memalui lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di
dalam masyarakat dan kebudayaan. Maka dari itu, pendidikan perlu ditunjang dengan
lingkungan pendidikan yang baik. Karena lingkungan pendidikan merupakan segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia dalam berinteraksi baik berupa benda mati, makhluk hidup, maupun
hal-hal yang terjadi dan sebagai tempat dalam menyalurkan kemampuan-kemampuan untuk
membentuk perkembangan setiap individu yang mempunyai pengaruh kuat kepada individu.
B. Rumusan Masalah
Dari judul makalah ini, dapat di identifikasi ada beberapa yang akan dabahas yaitu

diantaranya :

1. Apa pengertian lingkungan pendidikan ?

2. Apa saja fungsi lingkungan pendidikan ?

3. Apa saja yang termasuk dalam ragam bentuk lingkungan pendidikan ?

4. Bagaimana peranan lingkungan pendidikan terhadap pendidikan ?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk :


1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari lingkungan pendidikan.

2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi dari lingkungan pendidikan.


3. Untuk mengetahui dan memahami yang termasuk kedalam ragam bentuk lingkungan

pendidikan.

4. Untuk mengetahui dan memahami peranan-peranan lingkungan pendidikan terhadap pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Pendidikan


Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks
pendidikan, lingkungan dapat diartikan, sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak.
Lingkungan dapat berupa hal-hal nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, sosial-
ekonomi, binatang, kebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia
termasuk di dalamnya pendidikan.
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa
benda mati, makhluk hidup, ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi
masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Seperti lingkungan
tempat pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul. Lingkungan ini kemudian
secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dengan jenis dan tanggungjawab yang
secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga tersebut.
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada yang sengaja
diadakan (usaha sadar) ada yang tidak usha sadar dari orang dewasa yang normatif disebut
pendidikan, sedang ynag lain disebut pengaruh. Lingkunga yang dengan sengaja diciptakan
untuk mempengaruhi anak ada tiga, yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Ketiga lingkunga ini disebut lembaga pendidikan atau satuan
pendidikan.
Lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia yang Karena satu dan lain
hal memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan. Badan pendidikan itu bertugas
memberi pendidikan kepada si terdidik (Marimba,1980). Secara umum fungsi lembaga
pendidikan adalah menciptakan situasi yang memungkinkan proses pendidikan dapat
berlangsung.
Menurut Hasbullah (2003) lingkungan pendidikan mencakup :
 Tempat (lingkungan fisik), keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
 Kebudayaan (lingkungan budaya) dengan warisan budaya tertentu seperti bahasa, seni, ekonomi,
ilmu pengetahuan, pandangan hidup, dan pandangan keagamaan.
 Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga, kelompok bermain, desa,
perkumpulan dan lainnya.
Lingkungan serta lembaga pendidikan bersifat positif apabila memberikan pengaruh
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan. Lingkungan bersifat negatif apabila berpengaruh
secara kontradiktif dengan arah dan tujuan pendidikan. Maka intensitas pengaruh lingkungan
terhadap peserta didik tergantung sejauh mana anak dapat menyerap rangsangan yang diberikan
lingkungannya dan sejauh mana lingkungan mampu memahami dan memberikan fasilitas
terhadap kebutuhan pendidikan peserta didik.
B. Fungsi Lingkungan Pendidikan
Diantara fungsi lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Lingkungan pendidikan dapat menjamin kehidupan emosional peserta didik untuk tumbuh dan
berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi anak.
2. Lingkungan pendidikan membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan
sekitarnya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya, terutama berbagai sumberdaya
pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan secara optimal.
3. Lingkungan pendidikan berfungsi sebagai wahana yang amat besar bagi perkembangan individu
dan masyarakat dalam memperluas dan mempercepat usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan
tertentu dalam masyarakat.
5. Di dalam lingkungan pendidikan dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
peserta didik baik dalam bentuk karier, akademik, kehidupan beragama, kehidupan sosial
budaya, maupun keterampilan lainnya.
C. Ragam Bentuk Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan secara
langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, lingkungan pendidikan ada yang bersifat sosial
dan material. Lingkungan pendidikan secara garis besarnya oleh Ki Hajar Dewantoro dibagi
menjadi tiga yang disebut denga Tri Pusat Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
Manusia ketika dilahirkan di dunia dalam keadaan lemah. Tanpa pertolongan orang lain,
terutama orang tuanya, ia tidak bisa berbuat banyak. Di balik keadaannya yang lemah itu ia
memiliki potensi baik yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan keluarga pertama-
tama anak mendapatkan pengaruh sadar. Karena itu keluaraga merupaka kelompok primer yang
terdiri dari sejumlah keluarga kecil karena hubungan sedarah yang bersifat informal dan kodrati
dan menjadi lembaga pendidikan tertua. Keluarga bisa berbentuk keluarga inti (nucleus family :
ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (di samping inti, ada orang lain seperti
kakek, nenek, ipar dan lain sebagainya).
Anak dalam menjalani pendidikan di lingkungan keluarga biasanya menghadapi
hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
2) Pigur orangtua yang tidak mampu memberikan keteladanan pada anak.
3) Sosial ekonomi keluaraga yang kurang atau sebaliknya yang tidak bisa menunjang belajar.
4) Kasih sayang orangtua yang berlebihan sehingga cenderung untuk memanjakan anak.
5) Orangtua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan orangtua yang terlalu
tinggi.
6) Orangtua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak.
7) Orangtua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kretifitas kepada anak.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk
pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan
norma. Keluarga didasarkan pada cinta kasih yang sangat natural, sehingga suasana pendidikan
yang berlangsung di dalamnya berdasarkan kepada suasana yang tanpa memikirkan hak.
Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, dan nilai
moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik untuk dapat berperan
dalam keluarga dan dalam masyarakat.
Dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya, meliputi hal-hal
berikut.
1. Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak. Cinta kasih ini
mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggungjawab, dan mengabdikan dirinya untuk
sang anak.
2. Dorongan/motifasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedudukan orangtua terhadap
keturunannya. Tanggungjawab moral ini meliputi nilai-nilai religius spiritual yang dijiwai
ketuhanan Yang Maha Esa dan agama masing-masing di samping didorong oleh kesadaran
memelihara martabat dan kehormatan keluarga.
3. Tanggungjawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi bagian
dari masyarakat, bangsa dan negaranya, bahkan kemanusiaan.
Di sisi lain tanggungjawab pendidikan yang menjadi beban orangtua sekurang-
kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka hal-hal berikut.
1. Memelihara dan membesarkan anak.
2. Melindungi dan menjamin kesamaan baik jasmaniah maupun rohaniah sesuai dengan falsafah
hidup dan agama yang dianutnya.
3. Member pengajarandalam arti yang luas.
4. Membahagiakan anak baik di dunia dan akhirat.
Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orangtua meliputi tujuh hal,
yaitu dasar pendidikan budi pekerti, dasar pendidikan sosial, dasar pendidikan intelek, dasar
pembentukan kebiasaan pembinaan kepribadian yang baik dan wajar, dasar pendidikan
kekeluargaan, dasar pendidikan nasionalisme, dan dasar pendidikan agama.
Lingkungan keluarga berpengaruh kepada anak dari sisi perlakuan, keluarga terhadap
anak, kedudukan anak dalam keluarga, keadaan ekonomi keluarga, keadaan pendidikan
keluarga, dan pekerjaan orangtua.
Dari lingkungan keluarga yang harmonis mampu memancarkan keteladanan kepada
anak-anaknya, karena dikatakan pendidikan pertama pada bayi atau anak itu berkenalan dengan
lingkungan serta mendapat pembinaan pada keluarga.
2. Lingkungan Sekolah
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi dan terbatasnya orangtua dalam
kedua hal tersebut, orangtua sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan
mansyarakat. Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar
sekali pada jiwa anak. Karena itu di samping keluagra sebagai pusat untuk pendidikan, sekolah
pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak.
Pendidikan di sekolah mencakup pendidikan umum dalam mempersiapkan peserta didik
menguasai kemampuan dasar untuk melanjutkan pendidikan atau memasuki lapangan kerja.
Pendidikan sekolah biasanya disebut sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan
yang mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, alat-alatnya yang disusun secara eksplisit, sistematis,
dan distandarisasikan. Penjabaran fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan formal, terlihat pada
tujuan instruksional, yaitu tujuan kelembagaan pada masing-masing jenis da tingkatan sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi pendidikan berdasarkan
asas-asas tanggungjawab berikut ini.
1) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut
ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu undang-undang pendidikan.
2) Tanggungjawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang
dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.
3) Tanggungjawab fungsional ialah tanggungjawab profesional pengelola dan pelaksana
pendidikan.
Sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian rupa agar lebih efektif dan
efisien, yaitu bersifat klasikal dan berjenjang. System klasikal memungkinkan sejumlah anak
belajar bersama dan dipimpin oleh seorang atau beberapa orang guru sebagai fasilitator. Sekolah
memiliki cirri jenjang dapat dijelaskan sebagi berikut.
a) Jenjang lembaga, sekolah dirancang dengan berbagai tingkatan, dari Taman Kanak-Kanak (TK)
sampai perguruan tinggi (PT). sebagian dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional dan
sebagian lainnya dikelola oleh Departemen Agama.
b) Jenjang kelas, berjenjang menurut tingkatan kelas, murid hanya bisa mengikuti pendidikan pada
kelas yang lebih tinggi apabila ia telah mampu menyelesaikan pendidikan di tingkat sebelumnya.
Jenjang kelas ini bervariasi, yaitu di tingkat SD/MI terdiri dari enam kelas, SMP/MTs terdiri dari
tiga kelas, SMA/MA/sederajat terdiri dari tiga kelas, sedangkan di Perguruaan Tinggi tidak
ditentukan dengan jenjang kelas.
Sekolah dianggap sebagai suatu lingkungan yang paling bertanggungjawab terhadap
pendidikan murid-muridnya, lebih-lebih bila dikaitkan dengan pengabdian sumber daya manusia
yang berkualitas untuk dapat bersaing secara global. Maka pembangunan sekolah dianggap
sebagai investasi yang prosfektif demi menyongsong kemajuan bangsa.
3. Lingkungan Masyarakat
Pendidikan dalam lingkungan masyarakat tampaknya sudah lebih maju dibandingankan
dengan pendidikan dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Karena masyarakat
adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan
pribadi seseorang. Pandangan hidup, cita-cita bangsa, sosial budaya, dan perkembangan ilmu
pengetahuan akan mewarnai keadaan masyarakat tersebut.
Masyarakat turut serta memikul tanggungjawab pendidikan. Pendidika kemasyarakatan
merupakan wahana yang amat besar artinya bagi perkembangan individu dan masyarakat sebagai
gerakan yang memperluas dan mempercepat usaha mencerdaskan bangsa.
Dalam menjalani pendidikan di lingkungan masyarakat biasanya akan mengalami
kesulitan-kesulitan, antara lain :
1. Lingkungan fisik dan nonfisik yang kurang menguntungkan. Lingkungan yang demikian akan
banyak menghambat anak dalam belajar.
2. Tugas yang diberikan lembaga terlalu berat/banyak, sehingga anak tidak dapat menyelesaikan
tugas tersebut dengan baik. Terlalu banyaknya kegiatan yang diikuti dalam waktu yang terbatas,
bisa menjadi penyebab kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dengan baik dan akan mengalami
kesulitan, yang akhirnya hasilnya akan kurang.
3. Apabila nilai dikembangkan oleh anak berbeda/bertentangan dengan nilai/adat yang ada di
masyarakat maka akan timbul konflik nilai. Kalau terjadi hal demikian biasanya anak akan
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dalam diri terhadap lingkungan tersebut. Keadaan
yang demikian biasanya akan berpengaruh terhadap upaya belajar anak.
Setiap masyarakat mempunyai mempunyai cita-cita, peraturan-peraturan dan sistem
kekuasaan tertentu. Pendidikan dalam Lingkungan kehidupan.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat meliputi segala
bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan pembentukan pengetahuan sikap dan minat,
maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Pendidikan dalam pergaulan masyarakat terutama banyak sekali lembaga-lembaga
pendidikan seperti masjid, surau atau langgar, musholla, madrasah, pondok pesantren, pengajian,
kursus, dan badan-badan pembinaan rohani.
D. Peranan Lingkungan Pendidikan
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan pendidikan
sangat berperan penting dalam memberikan penraguh tersebut. Diantara peranan lingkungan
pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Peranan Lingkungan Keluarga
Sangat besar peranan kelurga dalam pendidikan, karena keluarga adalah lingkungan
pertama yang memberikan pendidikan kepada anak. Peranan keluarga tersebut diantaranya
adalah :
 Sebagai pembentuk pola pikir anak, karena di dalam keluarga, anak pertama kali berkenalan
dengan nilai dan norma.
 Sebagai pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini merupakan factor yang
sangat penting bagi perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya.
 Sebagai lingkungan pendidikan yang memberikan keteladanan, karena keteladanan orangtua akan
menjadi tolat ukur dan menjadi wahana pendidikan moral.
 Sebagai lingkungan pendidikan yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan agama.
2. Peranan Lingkungan Sekolah
Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat.
Maka dari itu, sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan. Karena pengaruhnya besar
sekali pada jiwa anak dan sekolah pun berperan dalam pembentukan kepribadian anak. Diantara
peranan sekolah dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
 Sebagai pendidikan formal yang menumbuhkembangkan dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik agar anak mampu menolong dirinya sendiri dalam hidup sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial melalui pembekalan dalam semua bidang studi.
 Sebagai lingkungan pendidikan yang perlu memberikan pemahaman tentang pendidikan
pancasila, agama, dan pembinaan watak sesuai dengan nilai dan norma yang hidup dan
berkembang di masyarakat.
 Sebagai lingkungan pendidikan yang haru mewujudkan cita-cita bangsa dalam hal mencerdaskan
kehidupan bangsa.
3. Peranan Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat mempunyai andil yang besar dalam upaya mencapai tujuan
pendidikan nasional, dalam peranannya antara lain :
 Pendidikan manusia sebagai makhluk individu, lingkungan masyarakat berperan dalam membantu
pembentukan manusia yang cerdas, sesuai dengan kondisi dan fungsi dari masing-masing
pendidikan tersebut.
 Pendidikan manusia sebagai makhluk susila (kemasyarakatan), yang berkaitan dengan nilai-nilai
yang terkandung di dalam pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, dan pancasila sebagai dasar
negara.
 Pendidikan manusia sebagai makhluk sosial, lingkungan masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung memang ditumbuhkembangkan sebagai makhluk individu dan susila,
yang secara bersama-sama mampu menciptakan kehidupan bersama secara bertanggungjawab,
untuk mencapai kesejahteraan sosial yang dinamis dengan sikap makaryanya.
 Pendidikan manusia sebagai makhluk religious, maka lingkungan masyarakat banyak
memberikan andil dalam pembekalan yang berhubungan dengan masalah keagamaan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan secara
langsung atau tidak langsung. Lingkungan pendidikan terdiri dari lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat..
Lingkungan keluarga adalah tempat anak dilahirkan. Disinilah pertama kali ia mengenal
nilai dan norma. Pendidikan di lingkungan keluarga berfungsi untuk memberikan dasar dalam
menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila,dan religius.
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Di sekolah ia mendapatkan pendidikan yang
intensif. Disinilah potensi anak akan ditumbuhkembangkan. Sekolah merupakan tumpuan dan
harapan orangtua dan masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di lingkungan masyarakat anak akan mendapat pendidikan. Masyarakat merupakan
lingkungan pendidikan ketiga yang ikut bertanggungjawab dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa..
Semua lingkungan pendidikan sangat berperan besar dalam pelaksanaan pendidikan
dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri baik bagi diri peserta didik sebagai makhluk
individu maupun sebagai makhluk sosial, susila, serta makhluk religius.
B. Saran
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu memberikan keteladanan dalam
hal berprilaku, memberikan fasilitas dalam hal mengembangkan dan melaksanakan kegiatan
pendidikan dan semua itu harus ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Kiswan. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Ciamis : Darussalam.

Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

TIM Dosen FIP-IKIP Malang. 1988. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. Surabaya : Usaha

Nasional.
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, semoga sholawat dan salam dilimpahkan
kepada Hamba dan Rosull-Nya Muhammad SAW juga kepada keluarga dan segenap
sahabatnya.
Atas berkat rohmat, hidayah dan pertolongan Allah, makalah ini bisa kami selesaikan,
dan buku ini hanyalah sebagai pengantar bagi mahasiswa yang ingin mempelajari
"Lingkungan Pendidikan" secara mendalam sehingga karena baru sebagai pengantar maka
diharapkan mahasiswa membaca buku-buku lain untuk melengkapi pengalamannya.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari banyak kesalahan dan kekurangan-
kekurangan yang telah kami sampaikan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu kami
mohon maaf yang seikhlas-ikhlasnya.
DAFTAR ISl

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… 1


KATAPENGANTAR ……………………………………………………… 2
DAFTARISI ……………………………………………………………… 3
BAB IPENDAHULUAN ………………………………………………….. 4
A. Lalar Belakang …………………………………………………….. 4
B. Permasalahan ……………………………………………………… 4
C. Tujuan ……………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………... 5
A. Pengertian Pendidikan ……………………………………………… 5
B. Faktor-faktor Pendidikan …………………………………………... 5
C. Fungsi Pendidikan ………………………………………………….. 6
D. Pendidikan Lingkungan Keluarga ………………………………….. 6
E. Pendidikan Lingkungan Sekolah …………………………………….. 7
F. Pendidikan Lingkungan Masyarakat ………………………………… 8
BAB III PENUTUP………………………………………………………….. 10
A, Kesimpulan …………………………………………………………. 10
B. Saran ……………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi pendidikan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara tentang lembaga pendidikan
sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan
dimana pendidikan tersebut dilaksanakan.
Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah, dan masyarakat),
past! akan mengalami perabahan dan perkembangan menurut wama dan corak institusi tersebut.
Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga
lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikan yang
secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.

B. Permasalahan

1. Apa itu pendidikan lingkungan keluarga?


2. Apa itu pendidikan lingkungan sekolah?
3. Apa itu pendidikan lingkungan masyarakat?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui arti pendidikan.


2. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan keluarga.
3. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan sekolah.
4. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.
Pengertian pendidikan menurut para ahli :
1. langeveld
adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada
pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri.
2. John Dewey
Adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesame manusia.
3. Ki Hajar Dewantara
Adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
4. UUNo. 2Tahun 1989
Adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.

B. Faktor-faktor pendidikan
1. faktor tujuan
secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah untuk kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
2. faktor pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.
Pendidik ini meliputi ;
a. orang dewasa
b. orang tua.
c. Guru.
d. pemimpin masyarakat.
e. pemimpin agama.

3. faktor anak didik


adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang
yang menjalankan kegiatan pendidikan.
4. faktor alat pendidik
adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk terciptanya suatu tujuan
pendidik yang tertentu.
5. faktor lingkungan
merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar
terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau
tidak pasti akan mempengaruhi anak.
a. lingkungan keluarga.
b. lingkungan sekolah.
c. lingkungan masyarakat / organisasi pemuda.

C. Fungsi pendidikan.
Fungsi pendidikan dalam arti sempit adalah membantu secara sadar perkembangan
jasmani dan rokhani peserta didik. Sedangkan fungsi pendidik dalam arti luas ialah sebagai alat:
a. Pengembangan pribadi.
b. Pengembangan warga Negara.
c. Perkembangan kebudayaan.
d. Perkembangan bangsa.

D. Pendidikan lingkungan keluarga.


Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Tugas utama dari
keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan • paodangan hidup
keagamaaR. Keioaro JBBBI merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk
mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya.
1. Fungsi dan peranan pendidikan keluarga
a. pengalaman pertama masa kanak-kanak
lingkungan pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merapakan faktor
penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini sangat penting
diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya
ditentukan.
b. menjamin kehidupan emosional anak
melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang
dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah
antara pendidikan dengan anak didik, sebab orang tua hanya menghadapi sedikit anak didik
dan karena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta kasih sayang murni.
c. menanamkan dasar pendidikan moral
di dalam keluarga juga merapakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya
tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat di contoh anak.
d. memberikan dasar pendidikan sosial
perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk sedini mungkin,
terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong-menolong, gotong royong secara
kekeluargaan, menolong saudara atau tetangga yang sakit, bersama-sama menjaga ketertiban,
kedamaian, kebersihan dan keserasian dalam segala hal.
e. peletakan dasar-dasar agama
masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar kehidupan
beragama, dalam hal ini tentu terjadi dalam keluarga. Anak-anak seharusnya dibiasakan ikut
serta ke masjid bersama-sama untuk menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah
keagamaan, kegiatan seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap kepribadian anak.
2. tanggung jawab keluarga
a. adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai
hubungan orang tua dan anak.
b. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi
kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
c Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi
tanggung jawab masyarakat, bangsa dan Negara.
d. memelihara dan membesarkan anak.
e. Memberi pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi kehidupan anak kelak.

E. Pendidikan lingkungan sekolah.


Pada dasarnya pendidikan sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalani keluarga,
yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu,
kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam
keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah ini, yaitu
sebagai berikut:
a. pendidikan diselenggarakan secara khusus dan bagi atas jenjang yang
memiliki hubungan hierarkis.
b. usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relativ homogen.
c. waktu pendidikan relativ lama sesuai dengan program pendidikan yang
harus diselesaikan.
d. materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
e. adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan dimasa yang akan datang.
1. Sifat-sifat lembaqga pendidikan .
a. tumbuh sesudah keluarga ( pendidik kedua).
b. merupakan lembaga pendidikan formal.
c. merupakan lembaga yang tidak bersifat kodrati.
2. fungsi dan peranan sekolah.
peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka
sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus
tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.
fungsi sekolah menurut Suwarno dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan,
adalah
a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
b. Spesialisasi.
c. Efisiensi-
d. SosialisasL
e. konservasi dan transmisi cultural.
f. transisi dari rumah ke masyarakat.
3. Macama – macam sekolah
a. ditinjau dari segi yang mengusahakan
o Sekolah negeri
o Sekolah swasta
b. ditinjau dari sudut tingkatan
o Pendidikan dasar
o Pendidikan menengah
o Pendidikan tinggi
c. ditinjau dari sifatnya
o Sekolah umum
o Sekolah kejuruan

F. Pendidikan lingkungan masyarakat


Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga
dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak
untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan
sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampak lebih luas.
Lembaga pendidikan yang dalam istilah UU No. 20 Tahun 2003 disebut dengan jalur
pendidikan non formal ini, bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna bagi usaha perbaikan taraf
hidupnya. Pendidikan ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a. pendidikan diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
b. peserta umumnya mereka yang sudah tidak bersekolah
c. pendidikan tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk
jangka waktu pendek.
d. Peserta tidak perlu homogen
e. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis.
f. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
g. Keterampilan kerja sangat ditekankan
Beberapa istilah jalur pendidikan luar sekolah
a. pendidikan social
b. pendidikan Masyarakat
c. pendidikan rakyat
d. pendidikan luar sekolah
e. mass education
f. adult education
g. extension education
h. fundamental education
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah di atas adalah bahwa pendidikan bukan hanya di adakan atau
di seienggarakan di sekolah saja tetapi juga di keluarga dan di masyarakat. Apalagi Lingkungan
keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak
pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Disamping itu, kehidupan di sekolah adalah
jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam
masyarakat kelak. Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-
anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan
sekolah.

B Saran
Upayakan untuk memperbanyak referensi yang dapat memperkaya pengetahuan dan isi
dari makalah ini. Sebaiknya gunakan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
o Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. 2008
o www.luqifor.com
o www.google.com
o Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Proyek
Pembinaan dan Pengembangan Mutu Tenaga Kependidikan, Depdikbud.
o Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi
Aksara.
o Sudjana, Nana. (1989). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
Bandung : Sinar Baru.
Kata Pengantar

Makalah tentang Perkembangan Atom ini disusun untuk melengkapi tugas TIK (
Teknologi Informasi dan Komunikasi) kelas XI IPA 3. Pengembangan dan penyusunan materi
diberikan secara urut. Penyajian materi didesain untuk memperkuat pemahaman konsep tentang
perkembangan Model atau Teori Atom dengan penjelasan yang cukup panjang.
Makalah ini disajikan dengan dilengkapi kelemahan dan kelebihan masing-masing model
atau teori atom yang ada.
Penyusunan makalah ini disesuaikan dengan referensi yang didapat dari buku dan
internet. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan penulis demi
penyempurnaan tugas makalah yang mungkin akan ada lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaan bagi guru serta rekan-rekan dalam mengembangkan ilmu kimia.

Penulis

Bagus Tria Soleh


DAFTAR ISI

Daftar isi...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Atom John Dalton................................................................................................
B. Teori Atom J. J. Thomson.....................................................................................................
C. Teori Atom Rutherford ..........................................................................................................
D. Teori Atom Bohr ...................................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................................
Daftar pustaka..............................................................................................................................
Lampiran......................................................................................................................................
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Atom adalah satuan dasar materi yang terkecil, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron
yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti tersebut.
Pada tahun 1808 John Dalton melakukan perenungan tentang atom. Kemudian pada tahun
1897 J. J. Thomson fisikawan Inggris yang mengemukakan bahwa terdapat partikel subatom
yang disebut elektron yang tersebar di dalam atom. Pada tahun 1911 Ernest Rutherford seorang
ahli Fisika Inggris memperbaiki Teori atom J.J. Thomson. Niels Bohr (1913), fisikawan dari
Denmark ini yang selanjutnya menyempurnakan model atom yang dikemukakan oleh
Rutherford.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan teori atom?
2. Apa kelemahan yang terdapat pada macam-macam teori atom?
3. Apa kelebihan yang terdapat pada macam-macam teori atom?
BAB II
Pembahasan
Perkembangan Teori Atom

A. Teori Atom John Dalton


Pada tahun 1808, John Dalton adalah seorang guru di Inggris yang melakukan perenungan
tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier menyatakan bahwa
“Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”.
Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa
selalu tetap”. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom
sebagai berikut:
a. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang
identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
c. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
d. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-
atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru.
Kelebihan model/ teori atom John Dalton:
a. Dapat menerangkan hukum kekekalan massa (Lavoisier)
b. Dapat menerangkan hukum perbandingan tetap (Proust).
c. Memulai minat terhadap penelitian mengenai model atom
Kelemahan model/ teori atom John Dalton :
a. Ada partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut partikel subatom.
b. Tidak menjelaskan bagaimana atom-atom berikaitan.
c. Tidak menerangkan hubungan lautan senyawa dan daya hantar arus listrik, jika atom merupakan
bagian terkecil dari suatu unsure dan tidak dapat dibagi lagi.
B. Teori Atom Joseph John Thomson (“Roti Kismis”)
J. J. Thomson (1897), fisikawan Inggris yang menyatakan bahwa atom berbentuk bulat
dimana muatan listrik positif yang tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh elektron-elektron
yang bermuatan negatif yang berada di antara muatan positif.
Model atom Thomson didasarkan pada asumsi bahwa massa elektron lebih kecil dari
massa atom, dan elektron merupakan partikel penyusun atom. Karena atom bermuatan netral,
maka elektron yang bermuatan negatif akan menetralkan suatu muatan positif dalam atom. Hal
ini mendukung keberadaan proton dalam atom.

Kelebihan model/ teori atom J. J. Thompson:


a. Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari pada atom yang disebut partikel
subatomik.
b. Dapat menerangkan sifat listrik atom
c. membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negative dalam atom
d. Selain itu juga memastikan bahwa atom tersusun dari partikel yang bermuatan positif dan
negative untuk membentuk atom netral. Juga membuktikan electron terdapat dalam semua
unsure.
Kelemahan model/ teori atom J.J. Thompson:
a. Tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom
b. Tidak dapat menerangkan efek penghamburan cahaya pada lempeng tipis emas
C. Teori Atom Rutherford
Ernest Rutherford (1911), seorang ahli Fisika Inggris. Penelitian penembakan sinar alpha
pada plat tipis emas membuat Rutherford dapat mengusulkan teori dan model atom untuk
memperbaiki teori dan model atom Thomson.
Rutherford mengatakan bahwa “Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan
positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif”. Sebagian besar atom adalah ruangan
kosong dan hampir semua massa atom ada pada inti.

Kelebihan model/ teori atom Rutherford :


a. Dapat menerangkan fenomena penghamburan sinar alfa pada lempeng tipis emas
b. Mengemukakan keberadaan inti atom

Kelemahan model/ teori atom Rutherford :


a. Tidak menjelaskan kenapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom
D. Teori Atom Niels Bohr
Niels Bohr (1913), fisikawan dari Denmark ini yang selanjutnya menyempurnakan model
atom yang dikemukakan oleh Rutherford. Penjelasan Bohr didasarkan pada penelitiannya
tentang spektrum garis atom hidrogen.
Beberapa hal yang dijelaskan oleh Bohr:
- Elektron mengorbit pada tingkat energi tertentu yang disebut kulit.
- Tiap elektron mempunyai energi tertentu yang cocok dengan tingkat energi kulit.
- Dalam keadaan stationer, elektron tidak melepas dan menyerap energi.
Elektron dapat berpindah posisi dari tingkatenergi rendah dan sebaliknya dengan menyerap dan
melepas energi. Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-
lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah
adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya
dan semakin tinggi tingkat energinya.
Kelebihan model/ teori atom Bohn :
a. Dapat menjelaskan spektrum pancaran dari atom hidrogen
b. Menjawab kesulitan teori atom Rutherford
Kelamahan model/ teori atom Bohn :
a. Tidak dapat menjelaskan atom berelektron banyak.
b. Tidak dapat menerangkan efek Zeeman bila atom ditempatkan pada medan magnet
c. Tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
a. Hal yang berkaitan dengan perkembangan teori atom diantaranya teori atom yang dikemukakan
oleh John dalton, J. J. Thomson, Rutherford dan Neils Bohr.
b. Kelemahan yang terdapat pada masing-masing teori atom yaitu teori dalton tidak menerangkan
hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik.teori atom thomson tidak dapat
menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut .teori atom rutherford
tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh kedalam inti atom. Teori atom bohr tidak
dapat menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak
c. Kelebihan yang dimiliki oleh beberapa model teori atom John dalton adalah dapat menerangkan
hukum kekekalan massa (hukum lavoisier) dan menerangkan hukum perbandingan tetap (hukum
proust). Thomson adalah menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut
partikel sub atomik dan dapat menerangkan sifat listrik atom. Rutherford adalah fenomena
penghamburan sinar alfa oleh lempeng tipis emas dan mengemukakan keberadaan inti atom.
Bohr adalah mengaplikasikan teori kuantum untuk menjawab kesulitan dalam model atom
rutherford.
B. Saran
Setiap penelitian pasti ada kekurangan jadi di setiap penelitian pasti juga akan perbaikan.
Begitupun dengan teori-teori yang ada pada perkembangan atom yang selalu disemprunakan.
Maka Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena saya
memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat saya pungkiri,untuk itu saya harapkan kritik
dan saran yang membangun dari Guru dan Para pembaca.
Daftar Pustaka
http://bse.depdiknas.go.id/bse/files/20090610173717/pdf/kelas10_sma_kimia_budi_
http://mynoble.files.wordpress.com/2008/07/kimia-materi-dasar-kimia.doc

Anda mungkin juga menyukai