Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
Kualitas pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang ada didalamnya. Dokter gigi
merupakan salah satu tenaga kesehatan yang dalam memberikan pelayanan kesehatan di Ruang
Kesehatan Gigi dan Mulut harus selalu menjaga mutu pelayanannya sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan oleh organisasi profesi. Dengan standar kompetensi diharapkan para
dokter gigi dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang
hampir sama.

Berdasarkan hal tersebut, maka di Ruang Kesehatan Gigi Dan Mulut perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan
yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien Ruang Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
Puskesmas II Denpasar Barat. Dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi dan Mulut di Ruang
Kesehatan Gigi dan Mulut harus berdasarkan standar pelayanan Ruang Ruang Kesehatan Gigi
dan Mulut Puskesmas II Denpasar Barat.

Pelayanan Ruang Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut harus dikemas dalam bentuk
informasi yang jelas, lengkap dan mudah dipahami bagi semua yang terlibat dalam kegiatan
(pimpinan sampai staf pelaksana/ pendukung) sehingga dapat digunakan untuk melakukan
koreksi (bila diperlukan) atau penyesuaian kegiatan atau bahkan juga replaning. Hasil pelayanan
dipakai sebagai dasar tindakan manajemen, mulai dari penjaminan kegiatan tetap pada alurnya
sampai pada tindakan koreksi dan/ atau penyesuaian.

1
B. TUJUAN PEDOMAN

1.Tujuan Umum :
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
profesional dan bermutu di Puskesmas II Denpasar Barat.

2.Tujuan Khusus :
1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang professional dan bermutu
tinggi.
2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat berjalan dengan baik berdasarkan SOP sehingga
pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada Pasien dapat dimaksimalkan.
3. Terlaksananya penilaian terhadap kinerja pelayanan kesehatan gigi dan mulut Puskesmas
II Denpasar Barat.
4. Terlaksananya perbaikan berkelanjutan pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Puskesmas II Denpasar Barat.
5. Meningkatnya kepuasan dan harapan pelanggan/pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi
dan mulut Puskesmas II Denpasar Barat.

C. SASARAN PEDOMAN

Semua penyelenggara pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik itu tenaga medis (Dokter gigi),
paramedis (Perawat gigi), tenaga kesehatan lainnya (laboratorium, farmasi), dan tenaga non
kesehatan (petugas pendaftaran, sopir, dan cleaning service), serta pasien yang terkait dalam
terlaksananya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas II Denpasar Barat.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup pelayanan Ruang kesehatan gigi dan mulut meliputi :
 Prosedur, proses, dan hasil Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut di
Puskesmas.
 Administrasi Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
 Mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas

Batasan Operasional
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.

2
2. Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut
Adalah Segala upaya pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pemulihan dan peningkatan
kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan atas dasar hubungan antara dokter gigi dan atau
tenaga kesehatan gigi lainnya dengan individu/masyarakat yang membutuhkan.
3. Pelayanan Kesehatan gigi Perorangan
Adalah Pelayanan kesehatan gigi yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan gigi perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan dan
pencegahan penyakit
4. Tenaga Kesehatan
adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan
5. Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
adalah suatu tindakan medis berupa preventif,diagnostik,terapeutik dan rehabilitatif yang
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien.
6. Dokter gigi
adalah luusan pendidikan kedokteran gigi di dalam maupun diluar negri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Perawat gigi
adalah luusan pendidikan keperawatan gigi di dalam maupun diluar negri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
8. Mutu pelayanan kesehatan
adalah derajat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan untuk masyarakat
yang dilaksanakan sesuai dengan standard pelayanan kesehatan dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia.

E. DASAR HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/62/2015
Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Gigi.
5. Peraturan mentri kesehatan republik indonesia nomor 89 tahun 2015 tentang upaya
kesehatan gigi dan mulut.
6. Buku Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI Tahun 2012

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola ketenagaan dan kualifikasi Sumber Daya Manusia Ruang Tindakan adalah :
No Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Formal
1 Dokter Gigi Ruang Kesehatan Dokter Gigi -
Gigi dan Mulut
2 Penanggung Jawab Pelayanan Dokter Gigi -
Ruang Kesehatan Gigi dan
Mulut
3 Pelaksana Pelayanan Ruang D III/Keperawatan -
Kesehatan Gigi dan Mulut Gigi

DITRIBUSI KETENAGAAN
Pola pengaturan ketenagaan Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut dibagi menjadi 2 (dua)
tempat yaitu di Gedung Utama Puskesmas II Denpasar Barat dan di Gedung Puskesmas
Pembantu Dauh Puri.
Pola pengaturan ketenagaan Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut di Gedung Utama
Puskesmas II Denpasar Barat untuk bertugas di hari kerja sejumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri
dari 3 orang Dokter Gigi, 2 orang perawat gigi, 1 orang Perawat gigi (pemegang Program
UKGS), 1 orang perawat gigi (Pemegang Program UKGM).
Pola pengaturan ketenagaan Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut di Gedung Puskesmas
Pembantu Dauh Puri untuk bertugas di hari kerja sejumlah 4 (empat) orang yang terdiri dari 2
Dokter Gigi dan 2 Perawat Gigi yang dibagi menjadi 2 waktu kerja dalam satu hari.

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

STANDAR FASILITAS
1. Fasilitas
Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas II Denpasar Barat berlokasi di gedung utama
Puskesmas II Denpasar Barat dan gedung Puskesmas Pembantu Dauh Puri terdiri dari ruang
Pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut sekaligus ruang tindakan bedah atau non bedah dan
ruangan observasi jadi satu ruangan. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut di gedung utama
Puskesmas II Denpasar Barat terdiri dari 2 (dua) kursi gigi dan di Puskesmas Pembantu Dauh
Puri terdiri dari 1 (satu) kursi gigi. .
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di Ruang kesehatan gigi dan mulut mengacu kepada Buku Pedoman
Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas, Kementrian Kesehatan RI
Tahun 2012, sebagai berikut :
a. Dental unit yang terdiri dari:
 Kursi dokter gigi (Dentist Chair)
 Kursi pasien ( Dental Chair)
 Tray assembly
 Contra angle hand piece
 Slow hand piece
 Three way syringe
 Bowl rinse
 Dental light
 Foot control
b. Set alat diagnosa yang terdiri dari:
 Pinset
 Kaca Mulut
 Sonde
 Eksavator
 Bengkok
 Tensi meter digital
c. Alat periodontal yang terdiri dari:
 Probe Periodontal
 Sickel scaler
 Curette
 Hoe scaler
 Chisel scaler
5
 File scaler
 Scaler ultrasonik
d. Alat Penumpatan gigi yang terdiri dari:
 Lempeng kaca pengaduk cement
 Agate spatel
 Cement spatel
 Cement stoper
 Plastic filling
 Light cure
 Alat pulas GIC
 Alat Pulas Komposit
e. Alat Pencabutan gigi yang terdiri dari:
 Set tang cabut sulung
 Set tang cabut permanen
 Bein
 Cryer kanan dan kiri
 Spuite 3ml
 Sitoject
 Jarum Sitoject
f. Alat dalam kotak emergency / anaphilatic syock
 RL
 Epineprin Inj
 Dipenhydramin Inj
 Infus set makro
 Spuit (10cc, 5cc, 3cc, 1cc)
 Abocath
 Aquadest

6
BAB IV
TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN


I. Petugas Penanggung Jawab
 Petugas Loket
 Petugas Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
II. Perangkat Kerja
 Status medis pasien
III. Tata Laksana Pendaftaran Pasien Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
1 Pasien ruang kesehatan gigi dan mulut adalah pasien yang datang ke puskesmas untuk
memeriksakan gigi, merawat gigi dan mengobati gigi yang terasa sakit.
2 Pasien datang dan mengambil nomor antrian di ruang pendaftaran.
3 Setelah nomor antrian pasien di panggil, pasien mendaftarkan diri atau keluarga yang
ingin melakukan pemeriksakan di ruang pendaftaran.
4 Petugas ruang pendaftaran membawa status medis pasien yang sudah mendaftar ke ruang
kesehatan gigi dan mulut.
5 Selanjutnya pasien menunggu di ruang tunggu pelayanan kesehatan, sampai nomer antrian
dan nama pasien di panggil oleh petugas ruang kesehatan gigi dan mulut.
B. TATA LAKSANA PENEGAKAN DIAGNOSA PASIEN
I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter Gigi
 Perawat Gigi
II. Perangkat Kerja
 Status Medis Pasien
 Alat Diagnosa
III. Tata Laksana Penegakan Diagnosa Pasien Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
1 Pasien yang datang ke ruang kesehatan gigi dan mulut dipersilahkan duduk di kursi gigi
dan menginstruksikan pasien berkumur.
2 Melakukan anamnesa, pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif pada pasien.
3 Melakukan pencatatan hasil anamnesa, pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif
pada Status Medis Pasien.
4 Menegakkan diagnosa dan menjelakan rencana tindakan yang akan diberikan pada pasien.

C. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT


I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter Gigi
 Perawat Gigi

7
II. Perangkat Kerja
 Formulir Persetujuan atau penolakan Tindakan
III. Tata Laksana pengisian informed consent di Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
1 Dokter gigi yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian informed consent
pada pasien / keluarga pasien disaksikan oleh perawat gigi.
2 Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh perawat.
3 Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.
D. TATA LAKSANA TINDAKAN PEMBERSIHAN KARANG GIGI (SCALING)
I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter Gigi
 Perawat Gigi
II. Perangkat Kerja
 Scaler ultrasonik
III. Tata Laksana Pembersihan Karang Gigi (Scaling) di Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
1 Setelah dilakukan pemeriksaan dan menegakkan diagnosa pada pasien, dokter gigi
menjelaskan rencana perawatan kepada pasien
2 Perawat gigi menyiapkan scaler ultrasonik
3 Dokter gigi atau Perawat gigi melakukan pembersihan karang gigi pada pasien
4 Setelah tindakan selesai, dokter gigi memberikan KIE pada pasien
E. TATA LAKSANA TINDAKAN PENUMPATAN GIGI
I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter Gigi
 Perawat Gigi
II. Perangkat Kerja
 Alat penumpatan gigi
 Bahan penumpatan gigi
III. Tata Laksana Penumpatan gigi di ruang kesehatan gigi dan mulut
1 Setelah dilakukan pemeriksaan dan menegakkan diagnosa pada pasien, dokter gigi
menjelaskan rencana perawatan kepada pasien
2 Pembersihan kavitas dengan menggunakan bur, sampai semua jaringan nekrose hilang.
3 Aplikasi bahan tumpatan.
4 Setelah tindakan selesai, dokter gigi memberikan KIE pada pasien
F. TATA LAKSANA TINDAKAN PENCABUTAN GIGI
I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter Gigi
 Perawat Gigi
II. Perangkat Kerja
 Alat pencabutan gigi

8
 Obat Anastesi
III. Tata Laksana pencabutan gigi di ruang kesehatan gigi dan mulut
1 Setelah dilakukan pemeriksaan dan menegakkan diagnosa pada pasien, dokter gigi
menjelaskan rencana perawatan kepada pasien
2 Lakuakan asepsis pada gigi yang akan di cabut
3 Lakukan anastesi pada daerah gigi yang akan di cabut
4 Ekstraksi dengan tang cabut dewasa untuk gigi permanen atau tang cabut anak untuk gigi
susu
5 Tekan perdarahan dengan menggunakan tampon.
4 Setelah tindakan selesai, dokter gigi memberikan KIE pada pasien
G. TATA LAKSANA PEMBERIAN RESEP
I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter Gigi
II. Perangkat Kerja
 Formulir resep
III. Tata Laksana pemberian resep di ruang kesehatan gigi dan mulut
1 Tuliskan resep pada formulir resep dengan menanyakan terlebih dulu alergi obat dari
pasien, tinggi badan dan berat badan pasien.
2 Berikan resep kepada pasien atau keluarga yang menggantar pasien, jelaskan tentang obat
yang di berikan dan cara minum obat.
3 Pasien menukar resep dengan obat di ruang obat

H. TATA LAKSANA PENANGANAN SYOK ANAFILATIK


I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter Gigi
II. Perangkat Kerja
 Emergency Kit
 Tabung oksigen berisi oksigen
III. Tata Laksana penanganan syok anafilatik di ruang kesehatan gigi dan mulut
1 Hentikan paparan alergen yang diketehui atau dicurigai
2 Baringkan pasien dengan posisi kedua tungkai diangkat
3 Pemberian Oksigen
4 Pemasangan Infus
5 Pemberian Adrenalin
6 Pemberian Antihistamin dan kortikosteroid
7 Resusitasi Jantung Paru (RJP), seandainya terjadi henti jantung

9
BAB V
DOKUMENTASI

Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut berupa :
1. SK Jenis layanan
2. SK Uraian Tugas
3. SK Peresepan , pemesanan dan pengelolaan obat
4. SK Penyimpanan Obat,alat dan bahan habis pakai
5. SK Penyediaan Obat Emergency di unit kerja
6. SK Penyimpanan Obat Emergency di unit kerja
7. SK Alur Pelayanan
8. SK Standart Pelayanan klinis
9. SK Pengkajian Awal Klinis
10. SK Informed Consent
11. SK Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut
12. SK Sterilisasi
13. SK Pemeliharaan Peralatan
14. SK Pengendalian dan Pembuangan Bahan Berbahaya
15. SK Menilai Kepuasan Pelanggan
16. SK Indikator Mutu Layanan Klinis
17. KMK Nomor HK.02.02./MENKES/62/2015 Tentang panduan praktik klinis bagi dokter gigi
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat
20. Buku Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Tahun 2012
21. SOP Alur Pelayanan
22. SOP Pendaftaran Pasien
23. SOP Tumpatan Komposit
24. SOP Tumpatan Glass Ionomer Cement
25. SOP Pencabutan Gigi Tetap
26. SOP Pencabutan Gigi Susu
27. SOP Pembersihan Karang Gigi
28. SOP Penulisan Resep
29. SOP Syok Anafilatik
30. SOP Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan Obat
31. SOP Penyipanan Obat, Alat dan Bahan habis Pakai
32. SOP Penyediaan Obat Emergency di unit kerja
33. SOP Penyimpanan Obat Emergency di unit kerja
10
34. SOP Informed Consent
35. SOP ASuhan Keperawatan Gigi dan Mulut
36. SOP Sterilisasi
37. SOP Pemeliharaan Peralatan
38. SOP Pengendalian dan Pembuangan Bahan Berbahaya
39. SOP Kepuasan Pelanggan
40. Form Kosong Rekam Medis Pasien Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
41. Form Persetujuan dan Penolakan Tindakan
42. Form Register Kunjungan Ruang Tindakan
43. Register Rujukan External
44. Form Rujukan Ekesternal
45. Form Rujukan Internal
46. Register Rujukan Internal
47. Form Rujukan Laborat
48. Register Laborat
49. Form Laporan Bulanan
50. Register laporan bulanan
51. Form Permintaan, penerimaan dan pemakaian obat serta bahan habis pakai
52. Register Permintaan, penerimaan dan pemakaian obat serta bahan habis pakai
53. Form Kalibarasi Alat medis
54. Register kalibarasi alat medis
55. Daftar Inventaris Medis dan non Medis
56. Kartu Inventaris Ruang Kesehatan Gigi gan Mulut

11
BAB VI
LOGISTIK

Logistik kebutuhan ruang kesehatan gigi dan mulut dalam memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut antara lain:
1. Alat-alat kedokteran gigi
2. Bahan-bahan (obat) kedokteran gigi
3. Kursi gigi
4. Sterilisator
5. Informed consent
6. Alat tulis
7. Komputer untuk mengolah data
8. Lemari untuk menyimbat alat dan bahan kedokteran gigi

12
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari:
1. Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden
2. Puskesmas harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien.
3. Puskesmas menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan dan
menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
4. Puskesmas harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara
intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisipliner dalam pelayanan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien tindakan
yang seharusnya diambil

13
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya beragamterhadap


kesehatan,terdapat disemua tempat baik didalam maupun diluar gedung yang dapat timbul dari
lingkungan tempat kerja,proses kerja,cara kerja,alat dan bahan kerja yang dapat menimbulkan
penyakit akibat kerja.
Tujuan dari pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah yang ditimbulkannya
adalah agar petugas puskesmas dapat melakukan pengendalian resiko dengan benar sehingga
terhindar dari berbagai masalah yang ditimbulkan akibat pekerjaan

14
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan medik adalah:Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seorang


pasien sebaik-baiknya mealui pengetahuan yang konsisten sesuai dengan pengetahuan terkini.
Pelayanan individual yang dilandasi ilmu klinik sebagai kesehatan perorangan meliputi aspek
pencegahan primer,pencegahan sekundr,pencegahan tersier berupa rehabilitasi medik.
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi
tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang
akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab ruangan.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis dan
disahkan oleh penanggung jawab ruangan di Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan ruangan

15
BAB X
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
medik dasar gig di Puskesmas. Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan
pemberi layanan terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan

16

Anda mungkin juga menyukai