Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

1. KASUS (Masalah Utama)


Resiko Perilaku Kekerasan

2. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan hasil dari marah yang ekstrim atau ketakutan
(panik) sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik serangan fisik atau kondisi
diri.
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psiklogis. Berdasarkan definisi tersebut maka perilaku
kekerasan dapat dilakukakn secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu sedang
berlangsung kekerasan atau perilaku kekerasan terdahulu (riwayat perilaku kekerasan).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain dan
lingkungan yang dirasakan sebagai ancaman (Kartika Sari, 2015:137).

b. Rentang Respon

Adaftif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif PK

Menurut (Yosep, 2007) rentang respon marah yaitu :


1) Asertif : kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau diungkapkan
tanpa menyakiti orang lain akan memberi kelegaan pada individu dan tidak
menimbulkan masalah.
2) Frustasi : respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena tidak reakstis
atau hambatan dalam proses percakapan tujuan.
3) Pasif : individu tidak mampu mengungkapkan perasaannya, klien tampak
pemalu, pendiam sulit diajak bicara karena rendah diri dan merasa kurang
mampu.
4) Agresif : perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk
bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol. Perilaku yang tampak
dapat berupa : muka kusam, bicara kasar, menuntut, kasar disertai kekerasan.
5) Ngamuk/ PK : perasaan marah dan bermusuhan kuat disertai kehilangan
kontrol diri, individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

c. Faktor Predisposisi
1) Faktor Psikologi
Psychoanalyticak Theory : perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Insting
hidup yang diekspresikan dengan seksualitas dan insting kematian yang
diekspresikan dengan agresifitas.
Frustasion Aggression Theory : apabila seseorang untuk mencapai tujuan
mengalami hambatan akan timbul dorongan gresif yang pada gilirannya akan
memotivasi perilaku yang dirangsang untuk melukai orang atau objek yang
menyebabkan frustasi.
2) Faktor Sosial Budaya
Social Learning Theory : agresif dapat dipelajari melalui observasi dan semakin
sering mendapat penguatan makan semakin besar kemungkinan dapat terjadi, jadi
seseorang akan berespon terhadap peningkatan emosionalnya secara agresif sesuai
dengan respon yang dipelajari.
3) Faktor Biologis
Sistim limbik berperan penting dalam meningkatkan dan menurunkan agresifitas.

d. Faktor Presifitasi
1) Stressor Eksternal : serangan secara psikis, kehilangan hubungan yang dianggap
bermakna dan adanya kritikan dari orang lain.
2) Stressor Internal : merasa gagal dalam bekerja, merasa kehilangan yang dicintai,
merasa kekuatan terhadap penyakit yang diderita.
e. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala perilaku kekerasan menurut :
(Mukripah Damaiyanti, 2012: hal 97)
1) Muka merah dan tegang
2) Mata melotot atau pandangan tajam
3) Tangan mengepal
4) Rahang mengatup
5) Wajah memerah dan tegang
6) Postur tubuh kaku
7) Pandangan tajam
8) Jalan mondar mandir
( Menurut Keliat, 2006 ):
1) Klien mengatakan benci/ kesal kepada seseorang.
2) Suka membentak.
3) Menyerang orang yang sedang mengusiknya jika sedang kesal.
4) Mata merah dan wajah agak merah.
5) Nada suara tinggi dan keras.
6) Bicara menguasai.
7) Pandangan Tajam.
8) Suka merampas barang orang lain.
9) Ekspresi marah saat membicarakn orang lain.

3. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


Ds :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang suka mengusik jika sedang kesal
atau marah
Do :
- Mata merah, wajah agak merah
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai, berteriak, menjerit, memukul diri
sendiri atau orang lain.
- Ekpresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam
- Merusak dan melempar barang-barang
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko Perilaku Kekerasan
5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
11-09- Resiko Perilaku Tujuan Umum : Seteah dilakukan ...x pertemuan Pasien
2019 Kekerasan Stelah dilakukan diharapkan pasien mampu : SP 1
pertemuan selama ..x 1. Mengidentifikasi penyebab, 1. Identifikasi penyebab, tanda dan 1. Mengetahui dasar
diharapkan resiko tanda dan gejala, perilaku gejala, perilaku kekerasan yang masalah yang di
perilaku kekerasan kekerasan yang dilakukan dilakukan akibat perilaku alami oleh pasien.
tidak terjadi. akibat perilaku kekerasan. kekerasan.
Tujuan Khusu : 2. Menjelaskan cara mengontrol 2. Jelaskan cara mengontrol 2. Klien mampu
Setelah dilakukan perilaku kekerasan : fisik, perilaku kekerasan : fisik, obat, mengaplikasikan
pertemuan selama ...x obat, verbal, spiritual. verbal, spiritual. dalam mengatasi
diharapkan pasien tidak 3. Melatih cara mengontrol masalahnya.
melakukan perilaku secara fisik : tarik nafas 3. Latihan cara mengontrol 3. Menenangkan
kekerasan dengan dalam dan pukul kasur dan perilaku kekerasan secara fisik, pasien serta
kriteria hasil : bantal tarik nafas dalam dan pukul mempercepat proses
1. Pasien mampu 4. Memasukkan pada jadwal kasur dan bantal. penyembuhan agar
mengidentifikasi kegiatan untuk latihan fisik. menjadi kebiasaan
penyebab dan tanda dan tidak
resiko perilaku mencederai fisik.
kekerasan.
2. Pasien mampu 4. Masukan pada jadwal kegiatan 4. Melatih pasien
menyebutkan jenis untuk latihan fisik. dalam upaya
resiko perilaku sembuh.
kekerasan yang Setelah dilakukan ...x pertemuan SP 2
pernah dilakukan. diharapkan pasien mampu : 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik. 1. Melihat
3. Pasien mampu 1. Mengevaluasi kegiatan Beri pujian perkembangan
menyebutkan akibat latihan fisik. Beri pujian pasien apa yang
dari resiko perilaku 2. Melatih cara mengontrol telah di ajarkan.
kekerasan yang perilaku kekerasan dengan Serta memotivasi
dilakukan obat (jelaskan 6 benar : jenia, pasien agar lebih
4. Pasien mampu guna, dosis, frekuensi, cara, baik lagi dalam
mengontrol resiko kontinuitas, cara, kontinuitas melakukan latihan.
perilaku kekerasan minum obat) 2. Latihan cara mengontrol 2. Pasien mampu
secara fisik, obat, 3. Memasukkan pada jadwal perilaku kekerasan dengan obat minum obat secara
verbal dan spiritual. kegiatan untuk latihan fisik (jelaskan 6 benar : jenis, guna, mandiri.
dan minum obat. dosis, frekuensi, cara,
kontiunitas minum obat)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan 3. Mempercepat proses
untuk latihan fisik dan minum pemyembuhan.
obat.
Setelah dilakukan ...x pertemuan SP 3
diharapkan pasien mampu :
1. Mengevaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1. Melihat
latihan fisik dan obat. Beri dan obat. Beri pujian. perkembangan pasien
pujian apa yang telah di
2. Melatih cara mengontrol ajarkan.
perilaku kekerasan secara Serta memotivasi
verbal (3 cara, yaitu : pasien agar lebih baik
mengungkapkan,meminta, lagi dalam melakukan
menolak dengan benar). latihan.
3. Memasukkan pada jadwal 2. Latihan cara mengontrol 2. Klien mampu
kegiatan untuk latian fisik, perilaku kekerasan secara verbal mengontrol perilaku
minum obat dan verbal. (3 cara yaitu : mengungkapkan, kekerasan dan
meminta, menolak dengan mempercepat proses
benar). penyembuhan pasien.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan 3. Mempercepat proses
untuk latihan fisik, minum obat penyembuhan pasien
dan verbal.
Setelah dilakukan ..x pertemuan SP 4
diharapkan pasien mampu :
1. Mengevaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1. Melihat
latihan fisik dan obat dan dan obat dan verbal. Beri pujian. perkembangan pasien
verbal. Beri pujian. apa yang telah di
2. Melatih cara mengontrol ajarkan.
spiritual (2 kegiatan). Serta memotivasi
3. Memasukkan pada jadwal pasien agar lebih baik
kegiatan untuk latihan fisik, lagi dalam melakukan
minum obat, verbal dan latihan.
spiritual. 2. Latih cara mengontrol spiritual 2. Klien mampu
(2 kegiatan) mengontrol
spiritualnya.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan 3. Mempercepat proses
untuk latihan fisik, minum obat, penyembuhan.
verbal dan spiritual.
Tujuan Umum : Setelah dilakukan ...x... KELUARGA
Setelah dilakukan pertemuan dengan keluarga SP 1
pertemuan selama ...x pasien mampu :
diharapkan resiko 1. Mendiskusikan masalah 1. Diskusikan masalah yang 1. Mengetahui lebih
perilaku kekerasan yang dirsakan dalam dirasakan dalam merawat dalam keluhan yang
tidak terjadi. merawat pasien. pasien. keluarga pasien
Tujuan Khusus : rasakan.
Setelah dilakukan 2. Menjelaskan pengertian, 2. Jelaskan pengertian, tanda dan 2. Menambah
pertemuan selama ...x tanda dan gejala dan proses gejala, dan proses terjadinya pengetahuan keluarga
diharapkan pasien tidak terjadinya perilaku perilaku kekerasan. pasien.
melakukan perilaku kekerasan. 3. Jelaskan cara merawat perilaku 3. Menambah
kekerasan dengan 3. Menjelaskan cara merawat kekerasan. pengetahuan keluarga
kriteria hasil : perilaku kekerasan. pasien dan dapat
1. Keluarga 4. Melatih satu cara merawat mengaplikasikannya.
mengetahui perilaku kekerasan dengan 4. Latih satu cara merawat perilaku 4. Keluarga pasien dapat
pengertian, tanda melakukan kegiatan fisik : kekerasan dengan melakukan mengaplikasikannya
dan gejala, dan tarik nafas dalam dan pukul kegiatan fisik : tarik nafas dalam jika pasien kambuh.
terjadinya perilaku bantal. dan pukul bantal. Serta menenangkan
kekerasan. 5. Menganjurkan membantu pasien.
2. Keluarga pasien sesuai jadwal dan 5. Anjurkan membantu pasien 5. Mempercepat proses
mengetahui cara memberi pujian. sesuai jadwal dan memberi penyembuhan.
melatih pasien pujian.
dengan perilaku
kekerasan
3. Keluarga mampu
merawat pasien
dengan perilaku
kekerasan
4. Keluarga mampu
menjelaskan follow
up ke RSJ, tanda
kambuh, tujukan .
Setelah dialakukan ...x... SP 2
pertemuan dengan keluarga
pasien mampu : 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Melihat
1. Mengevaluasi kegiatan dalam merawat/ melatih pasien perkembangan
keluarga dalam merawat/ cara fisik. Beri pujian. keluarga pasien apa
melatih pasien cara fisik. yang telah di ajarkan.
Beri pujian. Serta memotivasi
2. Menjelaskan 6 benar keluarga pasien agar
memberikan obat. lebih baik lagi dalam
3. Melatih cara memberikan/ melakukan latihan
membimbing minum obat. membimbing pasien.
4. Menganjurkan membantu 2. Jelaskan 6 benar memberikan 2. Menambah
pasien sesuai jadwal dan obat. pengetahuan keluarga
memberi pujian. pasien dan dapat
mengaplikasikannya.
3. Latih cara memberikan/ 3. Keluarga mampu
membimbng minum obat. mengaplikasikan
pemberian obat pada
pasien.
4. Menganjurkan membantu 4. Mempercepat proses
jadwal dan memberi pujian. penyembuhan pasien.

Setelah dilakukan ...x... SP 3


pertemuan dengan keluarga
pasien ammpu : 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Melihat
1. Mengevaluasi kegiatan dalam merawat/ melatih pasien perkembangan
keluarga dalam merawat/ cara fisik dan memberikan obat. keluarga pasien apa
melatih pasien cara fisik dan Beri pujian. yang telah di ajarkan.
memberikan obat. Beri Serta memotivasi
pujian. keluarga pasien agar
2. Melatih cara membimbing : lebih baik lagi dalam
cara bicara yang baik. melakukan latihan
3. Melatih cara membimbing kepada pasien.
kegiatan spiritual 2. Latih cara membimbing : cara 2. Dengan latihan
4. Menganjurkan membantu bicara yang baik. berbicara dapat
pasien sesuai jadwal dan mempercepat proses
memberi pujian. penyembuhan pasien.
3. Latih cara membimbing 3. Dengan melakukan
kegiatan spiritual. kegiatan spiritual
dapat mempercepat
proses penyembuhan
pasien.
4. Anjurkan membantu pasien 4. Mempercepat proses
sesuai jadwal dan memberi penyembuhan pasien.
pujian.
Setelah dilakukan ..x... SP 4
pertemuan dengan keluarga
pasien mampu : 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Melihat
1. Mengevaluasi kegiatan dalam merawat/ melatih pasien perkembangan
keluarga dalam merawat/ cara fisik, memberikan obat, keluarga pasien apa
melatih pasien cara fisik, latihan bicara yang baik, dan yang telah di ajarkan.
memberikan obat, latihan kegiatan spiritual. Beri pujian. Serta memotivasi
bicara yang baik, dan pasien agar lebih baik
kegiatan spiritual. Beri lagi dalam melakukan
pujian. latihan.
2. Menjelaskan follow up ke 2. Jelaskan follow up ke RSJ, 2. Menambah
RSJ, tanda kambuh, rujukan. tanda kambuh, rujukan. pengetahuan keluarga
3. Menganjurkan membantu dan dapat
pasien sesuai jadwal dan mengaplikasikannya
memberikan pujian. 3. Anjurkan membantu pasien 3. Mempercepat proses
sesuai jadwal dan memberikan penyembuhan pasien.
pujian.
REFERENSI

Damayanti, M. Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika

Aditama.

Keliat, B.A.2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : ECG.

Prabowo, Eko. 2014. Konsep & Aplikasi : Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha

Medika

Sari, K. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans

Info Media.

Anda mungkin juga menyukai