Anda di halaman 1dari 31

KONTRUKSI POMPA

Makalah
Makalah ini ditulis sebagai tugas kelompok
Mata kuliah Pompa dan Kompresor

Dosen Pengampu:
1. Prof. Dr. Sudarman, M.Pd.
2. Deni Fajar Fitriyana, S.T., M.T.

Anggota Kelompok:
1. Savitri Ramadhani 5201417032
2. M. Ari Widikdo 5201417036
3. Denny Arief Noviansyah 5201417037

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Kontruksi Pompa. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
persyaratan tugas Mata Kuliah Pompa dan Kompresor dan dapat digunakan juga sebagai
bahan rujukan maupun bahan pembelajaran bagi pembaca khusus nya di bidang Teknik
Mesin.

Makalah ini dibuat dengan memaparkan teori-teori yang kami dapatkan dari jurnal
terakreditasi, buku-buku literasi, bahan ajar, dan pemaparan teori yang disusun oleh
penulis. Isi dari makalah ini yaitu pemaparan teori-teori, ilustrasi atau gambar, dan
penjelasan tentang konstruksi sebuah pompa yang kami susun dengan lengkap. Analisis
kontruksi pompa dilakukan dengan klasifikasi bagian-bagian pompa yang akan dibahas
pada makalah ini dan pada presentasi kelompok.

Pembahasan-pembahasan pada setiap bab dilakukan dengan menampilkan


pembahasan tentang definisi, pemaparan setiap bagian, gambar. Fokus masalah
pembahasan pada makalah ini adalah menjelaskan kontruksi sebuah pompa yang terbagi
menurut klasifikasi-klasifikasinya. Dengan demikian, diharapkan makalah ini dapat
berguna untuk pembaca.

Semarang, 15 September 2019

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 3
4.1 Klasifikasi Menurut Jenis Impeler .................................................................................................5
4.1.1. Pompa Sentrifugal ......................................................................................................................5
4.1.2. Pompa Aliran Campur ................................................................................................................7
4.1.3. Pompa Aliran Aksial ..................................................................................................................8
4.2 Klasifikasi Menurut Bentuk Rumah ............................................................................................10
4.2.1. Pompa Volut .............................................................................................................................10
4.2.2. Pompa Difuser ..........................................................................................................................10
4.2.3. Pompa Aliran Campur Jenis Volut ...........................................................................................11
4.3 Klasifikasi Menurut Jumlah Tingkat ...........................................................................................13
4.3.1. Pompa Satu Tingkat .................................................................................................................13
4.3.2. Pompa Bertingkat Banyak ........................................................................................................13
4.4 Klasifikasi Menurut Letak Poros..................................................................................................15
4.4.1. Pompa jenis poros tegak (Vertikal) ..........................................................................................15
4.4.2 Pompa Jenis Poros Mendatar (Horizontal) ...............................................................................15
4.5 Klasifikasi Menurut Belahan Rumah ...........................................................................................16
4.5.1. Pompa jenis belahan mendatar .................................................................................................16
4.5.2 Pompa jenis belahan radial .......................................................................................................16
4.5.3. Pompa jenis berderet ................................................................................................................17
4.6 Klasifikasi Menurut Sisi Masuk Impeler .....................................................................................17
4.6.1. Pompa Isapan Tunggal .............................................................................................................17
4.6.2. Pompa Isapan Ganda ................................................................................................................18
4.7 Pompa Jenis Tumpuan Sumbu .....................................................................................................18
4.8 Pompa Jenis Khusus ......................................................................................................................20
4.8.1. Pompa Submersible-motor .......................................................................................................20
4.8.2. Pompa Motor Berselubung.......................................................................................................23
4.8.3. Pompa Sesumbu (Inline) ..........................................................................................................24
4.8.4. Pompa Memancing Sendiri (Self Priming) ..............................................................................25
4.8.5. Pompa Proses ...........................................................................................................................25
3
4.8.6. Pompa Pasir ..............................................................................................................................26
4.8.7. Pompa Bebas Sumbatan ...........................................................................................................27
4.9 Alat Penyeimbang Gaya Aksial ....................................................................................................28
DAFTAR REFERENSI ................................................................................................................... 31

4
KONTRUKSI POMPA

4.1Klasifikasi Menurut Jenis Impeler


Impeller adalah salah satu komponen dalam pompa yang berputar. Impeller
menerima energi mekanik berupa putaran dari motor yang ditransfer oleh poros,
impeller memberikan energi pada fluida yang melaluinya sehingga fluida mengalami
peningkatan kecepatan aliran. Karakteristik impeler yang digunakan pada pompa yaitu:
1. Pada kecepatan aliran tinggi di daerah stabil dari kurva karakteristik head dekat titik
efesiensi, propeller dengan lima sudu menghasilkan head yang besar dari pada empat
impeller.
2. Semakin besar diameter impeller semakin besar energi yang dihasilkan sehingga
energi mekanik yang diberikan pada fluida semakin besar.
3. Semakin luas penampang sudu-sudu propeller, semakin luas pula daerah yang
memberikan energi pada fluida tetapi beban yang didapat juga semakin besar.
4. Semakin banyak sudu pada impeller maka beban sudu akibat tumbukan fluida dapat
distribusikan secara merata, tetapi kecepatan semakin menurun.
5. Impeller dengan sudu lengkung digunakan untuk menghasilkan gaya sentrifugal pada
fluida, sedangkan pada sudu lurus digunakan untuk mempercepat aliran (energi
kinetik).
(Church,Austin H.1993.Pompa dan Blower Sentrifugal, Jakarta. Penerbit Erlangga
Hal 77)
Pompa diklasifikasikan menurut jenis impelernya, yaitu:

4.1.1. Pompa Sentrifugal

(Sumber : www.logamceper.com)
Gambar 4.1. Pompa Sentrifugal
5
Pompa sentrifugal adalah sebuah mesin yang mengubah energi mekanik menjadi
energi fluida menggunakan gaya sentrifugal untuk memindahkan fluida/zat cair dari
satu tempat ke tempat yang lain. Jika ditinjau dari impelernya zat cair akan
dikeluarkan melalui sebuah bidang tegak lurus pada pompa. Fungsi dari impeller
pada pompa sentrifugal adalah mentransfer energi dari motor dengan mempercepat
cairan keluar dari pusat rotasi.

Sumber : (Sularso, 1987:75)


Gambar 4.2. Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal
Pada pompa sentrifugal impeler dipasang pada satu ujung poros, dan pada ujung
yang lain dipasang kopling untuk meneruskan gaya dari penggerak. Poros ditumpu
oleh dua buah bantalan. Sebuah perapat mekanis dipasang pada bagian rumah yang
ditembus poros, untuk mencegah air bocor keluar atau udara masuk ke dalam
pompa. Impeler yang digunakan pada pompa sentrifugal menggunakan material
logam cor melalui proses pengecoran logam.

6
4.1.2. Pompa Aliran Campur
Pompa aliran campur adalah jenis in-line pompa, digunakan untuk aplikasi
yang membutuhkan volume tinggi dengan tekanan debit rendah. Secara diaramatik
aliran yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan kerucut di
dalam pompa aliran campur. Pada pompa ini fluida yang masuk sejajar dengan sumbu
poros dan keluar sudu dengan arah miring. Pompa aliran campur memiliki head yang
lebih rendah namun memiliki kapasitas yang lebih besar. Komtruksi pompa aliran
campur yang sesungguhnya diperlihatkan pada gambar 4.3 berikut :

Sumber : (Sularso, 1987:76)


Gambar 4.3. Pompa Aliran Campur Mendatar

Salah satu ujung poros dimana impeler terpasang, ditumpu oleh bantalan
dalam. Pada ujung yang lainnya dipasang koplimg dengan sebuah bantalan luar di
dekatnya. Bantalan luar pompa aliran campur terdiri dari sebuah bantalan aksial dan
bantalan radial. Oleh karena itu, pompa aliran campur merupakan perpaduan dari
pompa aliran radial dan pompa aliran aksial. Bantalan yang berupa bantalan gelinding
merupakan jenis bantalan luncur yang dilumasi gemuk.

Salah satu aplikasi yang telah menggunakan teknologi ini dalam beberapa
tahun terakhir adalah kinerja tinggi jet ski propulsi, di mana pompa digunakan untuk
menyalakan kerajinan air dengan aliran keluar air kecepatan tinggi. Percobaan
pengujian pompa telah terbukti menjadi cara yang sulit memahami bagaimana
perubahan desain hidrolik mempengaruhi kinerja pompa. Akibatnya, CFD telah

7
semakin digunakan untuk menyelidiki perilaku arus pompa, dan sekarang sering
digunakan selama fase desain oleh produsen pompa di seluruh dunia.

Sumber : (Sularso, 1987:8)


Gambar 4.4. Pompa Aliran Campuran (Mixed-Flow)

Cara kerja pompa aliran campur yaitu fluida/ zat cair yang terhisap akibat
berputarnya impeler yang menghasilkan tekanan vakumpada sisi hisapnya.
Selanjutnya fluida yang telah terhisap tersebut dialirkan keluar dari impeler akibat
gaya sentrifugal yang dimiliki fluida itu sendiri. Selanjutnya fluida ditampung oleh
casing (rumah pompa) sebelum fluida dibuang kesisi buang. Dalam proses ini
perubahan energi yang terjadi, yaitu : energi mekanis poros pompa diteruskan kesudu-
sudu impeler. Kemudian sudu-sudu memberikan gaya kinetik pada fluida/zat cair
yang dialirkan.

4.1.3. Pompa Aliran Aksial

8
Sumber : (Sularso, 1987:76)
Gambar 4.5. Pompa Aksial Mendatar

Pompa aliran axial atau axial flow pump adalah suatu pompa yang terdiri dari
blade/ sudu-sudu/ baling-baling dalam pipa. Baling-baling tersebut digerakkan
langsung oleh motor disegel dalam pipa atau dipasang ke pipa dari luar atau oleh
poros penggerak sudut kanan yang menembus pipa. Aliran fluida yang meninggalkan
impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder ke luar. Penjelasan tentang aliran
pompa aksial akan dijelaskan pada gambar berikut :

Sumber : (Sularso, 1987:8)


Gambar 4.6. Pompa Aliran Aksial

9
Debit pada pompa aliran aksial dapat disesuaikan dengan mengubah nada
pisau pada baling-baling. Hal ini membuat mereka berguna baik untuk aplikasi high-
flow/low-pressure ataupun pada aplikasi low-flow/high-pressure. pompa aliran aksial
yang sering digunakan dalam pengaturan industri sebagai pompa sirkulasi yang
bekerja sama dengan digester limbah atau evaporator. pompa aliran aksial juga
digunakan dalam sistem pemulihan panas, sirkulasi air reaktor nuklir, dan volume
tinggi aplikasi pencampuran.

4.2 Klasifikasi Menurut Bentuk Rumah


4.2.1. Pompa Volut

Sumber : (Sularso, 1987:7)


Gambar 4.7. Pompa Volut

Pompa volut merupakan pompa sentrifugal dimana zat cair/fluida dari impeler
langsung dibawa ke rumah volut. Pompa sentrifugal dapat digolongkan menjadi
pompa volut dan pompa difuser seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4.7 diatas.
Aliran yang keluar dari impeler pompa volut ditampung di dalam volut (atau rumah
spiral), kemudian akan menyalurkan ke nosel keluar. Volut dapat disebut juga rumah
keong (volut) pada pompa sentrifugal atau dapat disebut juga ruang difuser.

4.2.2. Pompa Difuser


Pompa difuser adalah sebuah pompa sentrifugal yang dilengkapi dengan sudu
difuser di sekeliling luar impelernya. Fungsi dari difuser ini adalah untuk

10
menurunkan kecepatan aliran fluida yang keluar dari impeler, sehingga energi kinetic
aliran dapat diubah menjadi energi tekanan secara efisien. Kontruksi bagian-bagian
lain pompa ini adalah sama dengan pompa volut. Pompa difuser dapat dipakai untuk
memperoleh head total yang tinggi. Harga 𝑛𝑠 pompa difuser adalah antara 100
sampai 300.

Sumber : (Sularso, 1987:8)


Gambar 4.8. Pompa Difuser

Karena pompa memiliki sudu-sudu difuser, pompa difuser memiliki efisiensi


pompa, serta menambah kokoh rumah (volut), maka konstruksi pompa difuser sering
digunakan pada pompa besar dengan head tinggi. Pompa ini juga sering dipakai
sebagai pompa bertingkat banyak karena aliran fluida dari satu tingkat ke tingkat
yang lain mampu dilakukan meskipun tanpa adanya rumah volut.

4.2.3. Pompa Aliran Campur Jenis Volut


Pompa ini mempunyai aliran jenis aliran campur dan sebuah rumah volut seperti
yang ditunjukkan pada gambar 4.9. Pada pompa jenis ini tidak digunakan sudu-sudu
difuser namun menggunakan saluran yang lebar untuk mengalirkan fluida/zat cair.
Dengan konstruksi pompa yang demikian dapat mencegah tersumbatnya benda asing
yang ikut terhisap pada suction, sehingga pompa jenis ini sangat sesuai untuk air
limbah.

11
Sumber : (Sularso, 1987:77)
Gambar 4.9. Pompa Aliran Campur Jenis Volut

Pada pompa aliran campuran, impeler yang digunakan adalah jenis setengah
terbuka, yaitu tidak mempunyai tutup depan (Gambar 4.10). Konstruksi seperti ini
menyebabkan pompa tidak mudah tersumbat benda padat jika dibandingkan dengan
impeler tertutup. Impeler terbuka memiliki kemungkinan tersumbat yang kecil.
Namun, untuk menghindari terjadinya penyumbatan melalui resirkulasi internal, volut
atau back-plate pompa harus diatur secara manual untuk mendapatkan setelan impeler
yang benar. Oleh karena itu, jenis impeler terbuka sesuai untuk memompa air
buangan atau limbah.

Sumber : (Sularso, 1987:77)


Gambar 4.10. Impeler

12
4.3 Klasifikasi Menurut Jumlah Tingkat
4.3.1. Pompa Satu Tingkat
Pompa ini hanya mempunyai satu impeler seperti yang diperlihatkan pada gambar
4.2 s/d 4.5. Impeler isap tunggal memungkinkan fluida untuk memasuki pusat baling-
baling dari satu arah. Head total yang ditimbulkan hanya berasal dari satu impeler,
relative rendah.

4.3.2. Pompa Bertingkat Banyak


Pompa ini menggunakan beberapa jenis impeler yang dipasang secara berderet
(seri) pada suatu poros. Fluida yang keluar pada impeler pertama akan dimasukkan ke
impeler berikutnya hingga impeler terakhir. Pompa sentrifugal bertingkat jenis ini
sering disebut sebagai pompa denyut/pompa ketel karena berfungsi untuk menaikkan
air ke tempat yang lebih tinggi. Head total pompa ini merupakan total dari head yang
ditimbulkan oleh masing-masing impeler sehingga relatif tinggi. konstruksi pompa
bertingkat banyak akan dijelaskan pada gambar 4.11 berikut:

Sumber : (Sularso, 1987:78)


Gambar 4.11. Pompa Bertingkat Banyak

Impeler-impeler pada pompa bertingkat banyak dipasang menghadap ke satu arah


dengan pada poros seperti gambar 4.12. Namun pemasangan seperti itu akan

13
menyebabkan gaya aksial yang besar sehingga dalam banyak hal diperlukan cara-cara
tertentu untuk menguranginya. Hal ini akan dibahas pada pasal 4.9.

Sumber : (Sularso, 1987:78)


Gambar 4.12. Rumah Volut Kembar Dari Sebuah Pompa Bertingkat Banyak

Pompa bertingkat banyak umumnya memakai difuser yang diuraikan pada pasal
4.2. namun ada beberapa yang hanya memakai volute. Pompa ini banyak memakai
rumah volute kembar untuk mengurangi gaya radial seperti diperlihatkan pada
gambar 4.12. gambar ini menunjukkan potongan menurut bidang tegak lurus poros.

Kelebihan dari pompa jenis ini yaitu bersifat mengisap sendiri dan dapat mengolah
gas dan campuran gas zat cair selama waktu yang lebih panjang. Pompa ini memiliki
daya kempa udara yang lebih besar. Pompa ini cocok untuk aliran volume yang kecil
dan tekanan yang relatif tinggi apalagi bila pompa dilaksanakan dengan lebih banyak
roda pompa. Sedangkan kekurangan pompa jenis ini yaitu sangat peka terhadap
kotoran atau limbah. Oleh karena itu, pompa jenis bertingkat banyak ini harus
digunakan pada fluida yang bersih. Pompa ini tidak cocok untuk aliran volume yang
besar dan tekanan rendah. Secara relatif pompa ini memiliki randemen yang buruk
yang terutama menonjol pada aliran volume yang lebih besar. Selain itu pompa ini
memiliki suara gaduh karena banyaknya jumlah impeler yang digunakan.

14
4.4 Klasifikasi Menurut Letak Poros
4.4.1. Pompa jenis poros tegak (Vertikal)
Pada pompa jenis ini pompa memiliki poros dengan posisi tagak seperti pada
namanya. Pada jenis poros tegak yang sering diterapkan pada pompa yaitu Pompa
aliran campur dan pompa aliran aksial. Dan pada poros jenis tegak ditahan oleh
bantalan yang terbuat dari karet pada beberapa tempat sepanjang kolom pompa karena
pada jenis ini poros akan lebih panjang dibandingkan dengan jenis poros datar
(horizontal).

Sumber : (http://novhan-natanagara.blogspot.com/2011/03/sekilas-tentang-
pompasentrifugal.html)
Gambar 4.12. Pompa Jenis Poros tegak

4.4.2 Pompa Jenis Poros Mendatar (Horizontal)

Pada pompa jenis poros mendatar memiliki poros yang mendatar dan poros yang
lebih pendek disbanding dengan jenis poros tegak (vertical). Untuk gambarannya dapat
dilihat pada gambar dibawah.

15
sumber :(http://novhan-natanagara.blogspot.com/2011/03/sekilas-tentang-
pompasentrifugal.html)
Gambar 4.13. Pompa Jenis Poros Datar

4.5 Klasifikasi Menurut Belahan Rumah


4.5.1. Pompa jenis belahan mendatar

Sesuai dengan namanya pompa jenis ini memiliki rumah yang terbelah menjadi
dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah yang dibelah dengan bidang datar dari
sumbu poros. Pada pompa ini memiliki keunggulan yaitu pada pembongkarannya
karena pada nosel isap dan pada nosel keluar berada pada rumah bawah sehingga jika
ingin membongkarnya tidak perlu melepas pipa hisap maupun pipa keluar yang akan
memudahkan pembongkarannya.

4.5.2 Pompa jenis belahan radial

Pompa jenis belahan radial ini hampir sama seperti belahan mendatar hanya saja
pada belahan pompa ini dibuat tegak lurus dengan porosnya. Pada pompa jenis belahan
ini juga memiliki keunggulan sebagai bidang bejana yang bertekanan karena pada
belahan pompa tidak mudah bocor.

16
4.5.3. Pompa jenis berderet

Pada pompa jenis berderet ini terdapat pada pompa bertingkat banyak. Dan
dengan rumah yang berbentuk seperti cincin yang terbagi pada bidang tegak lurus
dengan porosnya yang sesui dengan tingkat yang ada pada pompa. Pada pompa jenis
berderet memiliki keunggulan sama seperti pompa jenis radial yang tidak mudah bocor
karena tekanan dalam. Tapi pompa ini juga memiliki kelebihan lain yaitu pada head
total pompa yang bisa dibuat sesuai kebutuhan karena pada setiap tingkat dibuat sama
pada bentuk dan ukurannya.

4.6 Klasifikasi Menurut Sisi Masuk Impeler


4.6.1. Pompa Isapan Tunggal

Pompa ini sering dipakai karena pada pompa isapan tunggal kontruksinya
sederhana dibandingkan dengan yang lain. Namun pada pompa ini terdapat gaya aksial
karena pada setiap sisi impeler terdapat tekanan yang bekerja pada sisinya. Hal ini
pada pompa yang besar akan sangat mempengaruhi kinerja pompa, maka hal ini harus
dicari solusi untuk menahan gaya aksial tersebut yaitu dengan memberikan ruang
pengimbang pada sisi isap impeler dimana diameter tuang pengimbang sama seperti
diameter isap pada impeler.

Sumber : (Sularso, 1987:80)

Gambar 4.14. Tekanan Air Yang Bekerja Pada Sisi Impeler

17
4.6.2. Pompa Isapan Ganda

Pada pompa isapan ganda prinsip kerjanya sama seperti isapan tunggal hanya saya
memiliki impeler isapan ganda atau dua yang dipasang secara berlawanan pada sisi
kanan dan kiri pompa yang ditumpu oleh bantalan yang berada diluar rumah. Karena
memiliki impeler yang berlawanan maka gaya aksial yang ditimbulkan akan sama
besar yang artinya tidak ada gaya aksial yang bekerja dalam pompa, sehingga tidak
perlu lagi membuat ruang pengimbang seperti pada pompa isapan tunggal.
Pompa isapan ganda bekerja dengan dua buah impeler yang dipasang
membelakangi satu dengan yang lainnya namun juga sejajar. Maka laju aliran total
pada pompa isapan ganda yaitu dua kali laju aliran pada setiap impeler dan sebaliknya
pada laju aliran masuk pada setiap impeler yaitu setengah dari laju aliran total yang
menjadikan kemampuan isap pada pompa isapan ganda ini lebih baik dari pada pompa
isapan tunggal yang mana laju aliran masuk sama dengan total laju aliran.

4.7 Pompa Jenis Tumpuan Sumbu


Pompa jenis ini mempunyai kaki yang diperpanjang sampai setinggi sumbu poros
untuk menumpu ramah pompa. Ini karena, ketika terjadi pemuaian pada rumah pompa
karena kenaikan temperatur, tinggi sumbu poros tidak akan berubah. Dengan demikian
sumbu poros pompa akan tetap segaris dengan sumbu poros motor penggerak atau dengan
kata lain tidak terjadi misalignment.

Sumber : (Sularso, 1987:81)

Gambar 4.15. Pompa Dengan Tumpuan di Sumbu

18
Misalignment adalah ketidaklurusan antara kedua poros. Misalignment terjadi
karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu bagian mesin dari garis
pusatnya/titik sumbunya. Misalignment sendiri mengakibatkan getaran dalam arah axial.
Sedangkan, alignment adalah suatu pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkan dua
sumbu poros lurus (antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan) pada
waktu peralatan itu beroperasi. Tetapi dalam kenyataan, pengertian lurus tidak bisa
didapatkan 100%. Untuk itu harus diberikan toleransi kurang dari 0,05 mm. Dalam proses
alignment pada kondisi mesin tidak beroperasi (dingin), hasilnya bisa saja akan berubah
pada saat mesin beroperasi (panas). Hal ini sangatlah tidak diharapkan terjadi, namun
demikian bisa saja terjadi dan biasa disebut “Thermal Growth”.

Macam –macam ketidaklurusan kedua poros (misalignment) :

a) Paralel Misalignment, adalah posisi dari kedua poros dalam keadaan tidak sejajar
dengan ketinggian yang berbeda.
b) Angular Misalignment, adalah ketidaklurusan kedua poros yang posisinya saling
menyudut, sedangkan kedua ujungnya ( pada kopling) mempunyai ketinggian yang
sama.
c) Combinasion Misalignment, adalah ketidaklurusan kedua poros yang posisinya
saling menyudut dan kedua ujungnya poros (kopling) tidak sama.
d) Softfoot adalah sebuah kondisi dimana mesin duduk pada landasan dasar lantai, hal
ini berarti sebuah kondisi yang kurang stabil, baik karena sifat dasar pondasi lantai
maupun material dudukannya. Proses Leveling, pelurusan dan perataan (alignment)
haruslah dilakukan terlebih dahulu.

Bagian-bagian yang mengalami kerusakan akibat ketidaklurusan poros


(misalignment) :

1. Poros, terjadi getaran yang berlebihan pada masing-masing poros.


2. Bantalan, terjadinya gesekan yang berlebihan pada bantalan mengakibatkan
timbulnya panas yang berlebihan.
3. Baut –baut kopling akan rusak / putus.
4. Mempercepat kebocoran cairan yang dipompa pada stuffing box.
5. Pada pompa menurunkan efesiensi mekaniknya.

19
6. Kumparan pada motor listrik akan bergesekkan sehingga dapat menimbulkan
hubungan pendek.

Pompa-pompa jenis ini sering digunakan untuk mengisi ketel dan untuk
mengalirkan zat cair bertemperatur tinggi.

4.8 Pompa Jenis Khusus


4.8.1. Pompa Submersible-motor
Pompa submersible-motor (pompa benam) biasa disebut dengan elektric
submersible pump (ESP) adalah pompa yang dioperasikan di dalam air berserta motornya
dan akan mati ketika tidak terdapat airny dan dalam pemakaiannya minimal harus
memiliki tinggi yang sama dengan tinggi air.

Sumber : (Sularso, 1987:82)


Gambar 4.16. Pompa Sumur Dalam Motor Benam (Submersible)

Pompa jenis ini prinsip kerjanya berbeda dengan jet pump. Jika jet pump prinsip
kerjanya dengan cara menyedot air. Maka, pompa jenis ini memiliki prinsip kerja dengan
cara mendorong air ke permukaan.

Kelebihan dan kekurangan pompa submersible :

a. Biaya perawatan rendah


b. Tidak bising karena berada dalam air
c. Memiliki perbandingan alami karena terendam dalam air
d. Sistem pompa tidak menggunakan shaft (jet pump) seperti keausan bearing.

Contoh pompa motor benam. Pompa ini biasanya dipasang pada sumur dalam dan
dipasang dengan cara digantung pada pipa penyalur (pipa kolom). Motor yang dipakai
adalah jenis berisi air. Pompa jenis ini banyak digunakan untuk pengairan dan drainase.

20
Sumber : (Sularso, 1987:82)

Gambar 4.17. Pompa Aliran Campur Dengan Motor Benam Berisi Minyak

Pompa motor berisi minyak. Motor biasanya dipasang diatas pompa. Porod motor
menjadi satu dengan poros pompa dan perekatnya menggunakan perekat mekanis.
Gambar 4.17 merupakan contoh pengisi minyak. Alat pengisi minyak ini di lengkapi
pengaman yang dapat memberikan tanda bahaya bila ada air masuk kedalam motor atau
permukaan minyak menurun.

Sumber : (Sularso, 1987:82)

21
Gambar 4.18. Pelinduk Untuk Motor Benam Yang Diisi Minyak

Pompa portabel dengan motor benam untuk pekerjaan teknik sipil. Pompa ini
dipakai untuk memepermudah pekerjaan bangunan teknik sipil. pompa jenis ini harus
mempunyai kontruksi yang sangat kokoh karena harus memompa air yang biasanya
tercampur dengan kotoran pasir ataupun lumpur.

Sumber : (Sularso, 1987:82)

Gambar 4.19. Pompa Portabel dengan Motor Benam Untuk Pekerjaan Konstruksi

Motor jenis ini berisi gas dan pada porosnya menggunakan perapat mekanis.
Pompa dipasang dibawah motor dan berfungsi untuk memompa kotoran-kotoran pasir
ataupun lumpur sehingga pada posisi sangat dangkal pun air dapat di hisap.

Pompa bebas sumbatan (non clogging) seperti yang ditunjukkan pada gambar
4.20(a). Motor berisi gas dan rumahnya berbentuk volut. Karena pompa ini harus sering-
sering diperiksa, maka pemasangan pompa harus dapat dinaikkan dan diturunkan untuk
memudahkan manusia sehingga tidak masuk kedalam sumur atau limbah.

22
Sumber : (Sularso, 1987:82)

Gambar 4.20. Pompa Bebas Sumbatan (Non-clogging) Untuk Air Limbah Dengan
Motor Benam

4.8.2. Pompa Motor Berselubung

Seperti pada gambar, pada celah antara rotor dam strator motor terdapat selubung
rotor dari logam anti magnet. Pompa jenis ini tidak menggunakan poros, maka pompa ini
dipakai untuk memompa zat cair yang tidak boleh bocor.

23
Sumber : (Sularso, 1987:84)
Gambar 4.21. Pompa Motor Berselubung (Canned-Motor)

4.8.3. Pompa Sesumbu (Inline)

Sumber : (Sularso, 1987:85)


Gambar 4.22. Pompa Jenis Sesumbu (Inline)

Pompa ini disebut pompa sesumbu karena nozel isap dan nozel keluar terletak
pada satu sumbu dengan pipa penyalur. Seperti pada gambar. Rumah pompa dipasang
langsung pada flens pipa tanpa menggunakan kaki, sehingga memerlukan ruang sedikit

24
dan pompa ini biasanya berukuran kecil. Sangat mudah ketika ingin membongkar pompa
karena tidak harus melepas rumah pompa.

4.8.4. Pompa Memancing Sendiri (Self Priming)

Untuk dapat memulai memompa, sebuah pompa sentrifugal harus dipancing


terlebih dahulu. Dengan cara mengisikan zat cair ke pipa isah sampai pompa menjadi
penuh sampai pompa dapat bekerja. pompa jenis ini biasanya berukuran kecil dan
digunakan dalam keadaan darurat, tidak terus menerus.

Sumber : (Sularso, 1987:85)


4.23. Pompa Jenis Memancing Sendiri (Self Priming)

4.8.5. Pompa Proses

Pompa proses pada gambar ditunjukkan pompa yang khas yaitu jenis tarik-mundur
isapan tunggal dengan rumah valut. Pompa ini disebut pompa jenis tarik mundur (back
pullout)

25
Sumber : (Sularso, 1987:86)
Gambar 4.24. Pompa Jenis Tarik-Mundur (Back Pullout)

Selain pompa tarik mundur, ada juga jenis pompa proses yaitu pompa isapan
ganda dan pompa bertingkat banyak. Tergantung pada head dan laju aliran yang
diperlukan.

4.8.6. Pompa Pasir

Pompa ini digunakan untuk membawa zat cair yang banyak mengandung material
padat seperti pasir dan lumpur dengan jumlah yang besar. Pompa seperti ini sering
mengalami keausan karena erosi dan penyumbatan dari zat-zat padat. Oleh karena itu
bahan pembuatan pompa dan kontruksinya harus benar-benar diperhatikan untuk
meminimalisir kerusakan. Berikut contoh gambar pompa lumpur (slurry).

Sumber : (Sularso, 1987:86)

26
Gambar 4.25. Pompa Lumpur (Slurry)

Pompa pasir kebanyakan mempunyai impeler terbuka dengan jumlah sudu yang
sedikit untuk mencegah sumbatan pasir pada celah-celahnya sehingga meminimalisir
kerusakan.

4.8.7. Pompa Bebas Sumbatan

Sumber : (Sularso, 1987:87)


Gambar 4.26. Berbagai Macam Impeler Bebas Sumbatan

Sumber : (Sularso, 1987:87)


Gambar 4.27. Pompa Bebas Sumbatan

Pada pompa jenis ini biasanya mempunyai bentuk impeler yang khusus, hal ini
dibuat untuk mengindari sumbatan benda padat pada impelernya dan jumlah sudu lebih
sedikit untuk mempermudah jalan keluar zat cair maupun padat. Berikut berbagi macam
impeler bebas sumbatan dan pompa sentrifugal yang menggunakan impeler tersebut.

27
4.9 Alat Penyeimbang Gaya Aksial
Seperti pada pasal 4.6 gaya aksial yang ada pada pompa dengan jenis impeler
isapan tunggal akan mendorong impeler ke arah sisi isap. Karena gaya ini sangat besar
pada pompa bertingkat banyak sehingga membutuhkan bantalan aksial yang besar untuk
menahannya.
(1) Torak Pengimbang
Pada sistem ini torak pengimbang dipasang di ujung pompa dekat impeler tingkat
terakhir seperti terlihat pada gambar 2.28. Salah satu sisi torak bekerja pada tekanan
dari fluida yang keluar dari impeler tingkat terakhir. Torak ini memiliki ruang terakhir
yang dipasang dengan sisi isap impeler pertama. Dengan demikian gaya yang bekerja
pada torak ini adalah gaya total berlawanan dengan gaya aksial, sehingga bantalan
aksial hanya menahan sisa gaya.

Sumber : (Sularso, 1987:88)


Gambar 4.28. Torak Pengimbang
(2) Cakram Pengimbang

Cakram pengimbang dipasang pada poros setelah impeler terakhir pompa


bertingkat banyak. Dihadapnya dipasang dudukan pengimbang pada dinding rumah
sehingga ada celah sempit antara cakram dan dudukan ini. Ruang tersebut dihubungkan
dengan sisi keluar impeler tingkat terakhir sehingga mempunyai tekanan tinggi dan
fluida keluar. Celah tersebut diatur otomatis oleh selisih tekanan antara kedua sisi
cakram. Gaya aksial menyebabkan celah mengecil, kebocoran mengecil, dan tekanan
di dalam cakram membesar. Tekanan mendorong cakram melawan gaya aksial
28
sehingga celah melebar jika seimbang. Oleh karena itu tidak diperlukan bantalan aksial
karena adanya cakram penyeimbang gaya aksial.

Sumber : (Sularso, 1987:88)


Gambar 4.29. Cakram Pengimbang
(3) Susunan Berimbang
Pompa bertingkat banyak dengan impeler dalam kelompok berjumlah sama dan saling
bertolah belakang, maka gaya aksial akan saling meniadakan. Namun pada prakteknya
sulit untuk menyeimbangkan gaya tanpa bantalan aksial.

Sumber : (Sularso, 1987:89)


Gambar 4.30. Pompa Dengan Impeler Yang Dipasang Saling Bertolak Belakang
(4) Lubang Pengimbang
Impeler menggunakan cincin penyekat di dinding belakang impelernya untuk
membentuk ruang pengimbang (gambar 2.30). Lubang Pengimbang menghubungkan
ruang pengimbang dengan sisi isap impeler menyebabkan tidak ada tekanan antara sisi
belakang dan sisi depan impeler sehingga gaya aksial diperkecil drastis.
(5) Bantalan Aksial

29
Kesimpulan diatas adalah bantalan aksial selalu digunakan untuk menahan separuh
atau sebagian beban aksial, kecuali jika ada cakram pengimbang. Untuk pompa
berkapasitas kecil atau sedang digunakan bantalan gelinding. Namun tidak aksial
murni tetapi berfungsi ganda sebagai penahan gaya aksial maupun radial

Sumber : (Sularso, 1987:89)


Gambar 4.31. Lubang Pengimbang

Pelumas yang digunakan gemuk dan pompa pada pompa putaran tinggi. pada pompa
bebas sumbatan bantalan bola di kiri dalam rumah bantalan berfungsi sebagai bantalan
aksial maupun radial. Sebaliknya pada pompa aliran campur dan pompa aliran aksial
bantalan rol digunakan khusus untuk bantalan aksial.

30
DAFTAR REFERENSI

Ir. Made Suarda, M.Eng. 2015. “Bahan Ajar Pompa dan Kompresor Bagian I : Pompa”.

www.logamceper.com. Impeller dan kegunaannya. Diakses dari


https://logamceper.com/impeller-dan-kegunaannya/. 21 September 2019.

www.navale-engineering.blogspot.com. “Klasifikasi Dan Jenis Pompa”. Diakses dari navale


engineering.blogspot.com/2012/04/klasifikasi-dan-jenis-pompa.html. 21 September 2019.

Sularso, Haruo Tahara. 1987. “Pompa dan Kompresor Pemilihan, Pemakaian, dan Pemeliharaan”

Church,Austin H.1993. “Pompa dan Blower Sentrifugal”, Jakarta. Penerbit Erlangga Hal 77.

www.jalansemu.wordpress.com. Pompa Sentrifugal Bertingkat. Diakses dari


https://jalansemu.wordpress.com/2010/02/05/pompa-sentrifugal-bertingkat/. 22
September 2019.

www. novhan-natanagara.blogspot.com/. Dikases dari http://novhan


natanagara.blogspot.com/2011/03/sekilas-tentang-pompasentrifugal.html). 22 September
2019

31

Anda mungkin juga menyukai