Anda di halaman 1dari 2

Nama:Muhammad Khalish Madani (XII B TKJ)

Serangan Jakarta 2016 merupakan serentetan peristiwa berupa sedikitnya enam ledakan, dan juga penembakan
di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia pada tanggal 14
.
Januari 2016 Ledakan terjadi di dua tempat, yakni daerah tempat parkir Menara Cakrawala, gedung sebelah
utara Sarinah, dan sebuah pos polisi di depan gedung tersebut. Sedikitnya delapan orang (empat pelaku
penyerangan dan empat warga sipil) dilaporkan tewas dan 24 lainnya luka-luka akibat serangan ini. Tujuh
orang terlibat sebagai pelaku penyerangan, dan organisasi Negara Islam Irak dan Syammengklaim bertanggung
jawab sebagai pelaku penyerangan.

Latar belakang
Walaupun Indonesia jauh dari Timur Tengah, namun negara ini sudah sering mengalami serangkaian aksi
terorisme yang menewaskan lebih dari seratusan orang.
Serangan di Sarinah merupakan serangan pertama setelah Bom Jakarta 2009 yang menewaskan 9 orang
termasuk dua pelaku yang merupakan anggota Jemaah Islamiyah. Jemaah Islamiyah sendiri merupakan
organisasi terorisme di bawah al-Qaeda yang bertujuan menyatukan Indonesia, Malaysia, dan wilayah
selatan Filipina ke dalam sebuah negara Islam.
Sejak kasus Bom Bali I pada tahun 2002, Indonesia mulai melangkah lebih maju untuk memberantas aksi
terorisme Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia mengesahkan Undang-undang nomor 15 tahun
2003 tentang Terorisme. Sebuah badan yang khusus memberantas aksi terorisme dibentuk pada
tahun 2010 dengan nama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Menurut juru bicara Kepolisian Republik Indonesia, kepolisian menerima informasi pada bulan November
2015 bahwa Negara Islam Irak dan Syam memberi sinyal akan menyerang Indonesia. Hal ini dikuatkan oleh
laporan dari Institute for Policy Analysis of Conflict, lembaga kajian konflik di Indonesia asal Jakarta, bahwa
sedikitnya ada 50 Warga Negara Indonesia yang pergi secara diam-diam ke Suriah untuk bergabung dengan
organisasi NIIS.
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah sejak satu atau dua bulan yang lalu sudah
menemukan informasi mengenai potensi serangan teror di kawasan Senayan dan Bundaran Hotel Indonesia,
Jakarta Pusat. Kawasan tersebut berdekatan dengan lokasi ledakan bom Sarinah di persimpangan Jalan M.H.
Thamrin, Jakarta Pusat. Ryamizard mengatakan, Badan Intelijen Negara juga sudah memberikan laporan soal
potensi serangan tersebut. Ia mengakui pelaku penyerangan memanfaatkan kelemahan aparat.

Kejadian serangan
Serangan dimulai pada 14 Januari 2016 pukul 10.40 WIB, ketika serangkaian ledakan mengguncang
persimpangan Sarinah, Jakarta Pusat. Menurut juru bicara Kepolisian Republik Indonesia, pelaku serangan
yang tidak diketahui jumlahnya ini membawa granat dan senjata api. Menurut laporan sejumlah media,
terdapat 7 orang yang menjadi pelaku serangan.
Serangan dimulai ketika sebuah ledakan terjadi di tempat parkir Menara Cakrawala, di depan gerai Starbucks
persimpangan Sarinah pada pukul 10.40 WIB. Tiga ledakan berikutnya terjadi di sebuah pos polisi tepat di
persimpangan Sarinah, menewaskan satu warga sipil. Sementara dua ledakan lainnya terjadi di dalam gerai
Starbucks, menewaskan satu warga sipil lainnya. Setelah ledakan tersebut, beberapa laporan menyebutkan
bahwa terjadi tiga ledakan di daerah lain, yakni Cikini, Slipi, dan Kuningan, namun laporan tersebut ditemukan
sebagai pemberitaan palsu.
Setelah ledakan-ledakan tersebut, polisi mencoba menyergap beberapa pelaku serangan. Suara tembakan
antara pelaku dan polisi terdengar dari dalam Menara Cakrawala. Dilaporkan, polisi menembak mati tiga
pelaku serangan, dan dua pelaku ditangkap, sementara pelaku-pelaku lainnya tewas dalam melakukan ledakan
bunuh diri.
Anggota kepolisian turut menjadi korban penembakan pelaku. Seorang wartawan foto berhasil memfoto saat 2
orang pelaku serangan muncul dari keramaian dan mulai menembaki beberapa anggota kepolisian dari jarak
yang sangat dekat.

Dampak
Akibat terjadinya serangan di persimpangan Sarinah, Starbucks menutup seluruh gerainya yang berada di
Jakarta. Selain itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika sempat anjlok akibat peristiwa ini. Pengamanan
kawasan vital di seluruh Jakarta ditingkatkan setelah peristiwa ini, seperti Gedung DPR/MPR dan
gedung Balai Kota Provinsi DKI Jakarta. Pengamanan di provinsi lain di Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa
Timur, dan Bali, turut ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai