Abir Syahputra Gea (Tafsiran Kitab Kejadian 4)
Abir Syahputra Gea (Tafsiran Kitab Kejadian 4)
NIM : 18111045
Teologi Kependetaan 2018
Hermeneutik1
KEJADIAN 4 :9-11
Indtroduction
Kitab Kejadian adalah kitab awal segala permulaan dan isinya dasar-dasar bagi sebagian
besar teologi Perjanjian Lama. Kitab ini menceritakan mulai dari masa penciptaan, kejatuhan
manusia dalam dosa, perjanjian Allah dengan manusia. Dari kitab ini kita mengetahui bagaimana
bangsa Israel masuk tanah Mesir dan akhirnya mempersiapkan peristiwa Keluaran. 1
Dalam Kejadian 4:9-11 membahas mengenai peristiwa pembunuhan Habel oleh Kain.
Tapi untuk bisa memahami ayat ini secara utuh kita harus membacanya secara lengkap.
Pertanyaannya, mungkinkah darah Habel bisa berteriak kepada Allah? Apa artinya?
Outline
Kejadian 4:1-7 Kelahiran Kain dan Habel, pekerjaan dan persembahan Kain dan Habel
Kejadian 4:8-10 Kain membunuh Habel
Kejadian 4:11-14 Kutukan yang diterima Kain
Kejadian 4:15-16 Pembelaan Allah kepada Kain
Explainatory
Setelah dosa pertama (Kej. 3:9), maka Allah menghampiri orang-orang berdosa,
sebaliknya bukan orang yang berdosa menghampiri Allah. Secara tepatnya Allah bertanya
kepada Kain dalam hal kemarahannya sekaligus alasan kemarahannya; tentu dia tidak melihat
adanya kemungkinan ketidakpantasan dan keadilan di pihak Allah. Dalam pendekatan Tuhan
kepada kain sama halnya dengan pendekkatan-Nya dengan Yunus dimana pada saat keadaan itu
sedang marah (Yun 4:4) . Namun kita tahu, alangkah mengagumkan kesabaran dan kasih
1
Andrew E. Hill dan John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Jakarta: Gandum Mas, 1996), 141
karunia yang diperlihatkan Allah kepada nabi tersebut. sehingga kelembutan dan keprihatinan
yang mendalam Tuhan mendorong Kain agar dapat mengkoresi dirinya-sendiri.
Maka Allah berjanji dengan satu alasan yang jelas, yaitu jika Kain berbuat baik, maka dia
akan “diterima” berasal dari kata nasa ; yang makna utamanya adalah “ terangkat, mengakat”.
Maksud arti terangkat adalah Allah akan mengembalikan kain kepada persahabatan. Akan tetapi,
jika Kain menolak kasih karunia Allah , anak dosa (hatta) menanti (mengintip) di depan pintu.
Dalam penjelas tersebut jika di perhatikan ada dua pokok tafsiran yang menejelaskan tentang
itu, yaitu hatta’t diterjemahkan “korban penghapusan dosa,” ( kel 30:10; Im4:23; Bil. 7:16,22).
Dengan demikian, Allah menasihatkan kepada kain agar mempersembahkan korban
penghapusan dosa kemungkinan yang dimaksud adalah korban dengan penumpahan darah di
ayat yang sebelumnya. Akan tetapi, pengertian korban penumpahan darah mungkiln lebih mudah
pada saat ini. Sedangkan tafsiran yang kedua kemungkinan adalah “Dosa” dalam bahasa Ibrani
khataah yang artinya dosa/gagal. mengacu kepada akibat-akibat dosa. Dengan demikian, Allah
sedang memperingatkan Kain bahwa jika ia berbuat dosa, maka hal yang buruk akan
mengahampiri dirinya. Artinya adalah Allah sedang mengusulkan kiasan tentang binatang buas
yang yang menerkam sudah di depan pintu tersebut. Perhatikan maksud dari Kejadian 4:9-11 ini:
ַו ֹּ֤י ֹּאמֶ ר יְ הוָה֙ אֶ ל־קַַ֔ יִ ן ֵ֖אי ֶהֶ֣בֶ ל אָ ִ ִ֑חיָך ֙ ַוי ֹּאמֶ ר֙ ֶ֣ל ֹּא י ַ֔ ַָדעְ ִתי הֲשֹּ ֵ֥מר אָ ִ ֵ֖חי אָ ֹֽ ֹּנכִ י׃WTT Genesis 4:9
Wayyo’mer ADONAY ’el-qayin ’ey hevel ’akhiykha wayyo’mer lo’ yada‘ti hasyomer ’akhi
’anokhi
NIV
Genesis 4:9 Then the LORD said to Cain, "Where is your brother Abel?" "I don't know," he
replied. "Am I my brother's keeper?"
BIS
Genesis 4:9 TUHAN bertanya kepada Kain, "Di mana Habel, adikmu?" Kain menjawab,
"Saya tak tahu. Haruskah saya menjaga adik saya?"
Kain tidak dapat menguasai dirinya sehingga ia jatuh dalam dosa. Ini akibat suatu
keinginan yang sangat besar. Sehingga muncul berbagai pertanyaan kepada Kain, yaitu ־קַַ֔ יִ ן ֵ֖אי
( ֶהֶ֣בֶ ל אָ ִ ִ֑חיָך4:9), kalimat ini ditanyakan kepada Kain, artinya, Kain dimakah Habel adikmu? Kita
tahu Firman itu sampaikan kepada Kain bukan di depan mezbah, melainkan di padang tempat
kehidupan Kain sehari-hari. Di sinilah Allah memanggil manusia bertanggung jawab menjaga
saudara-saudara kita dalam kehidupan sehari-hari.2
2
David Atikinso. the Message of Genesis 1-11. ( Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina kasih/Omf, 1996), 135-137
3
John J. Davis. Eksposisis Kiatab Kejadian suatu telah (Jakarta : Gandum Mas, 2001), hlm 104-015
4
Bob Utley, “Mazmur, Kumpulan Himne Israel Buku I & II (Texas: Bible Lesson International, 2012), 69
pertanyakan adalah tentang perasaan moral mereka, mengenai perilaku mereka dan tentu saja ini
merupakan pengalaman yang paling serius bagi jiwa manusia untuk ditanyai oleh Allah
mengenai dosa-dosanya. Pertanyaan yang Tuhan berikan menjelaskan bahwa Tuhan Mahatahu,
Tuhan tahu semua tentang pembunuhan yang dilakukan. Maksud dari penyelidikan ini untuk
menghasilkan keyakinan yang mendalam mengenai pikiran, untuk membangkitkan manusia
kepada rasa bersalah yang pantas, dan terkadang untuk membimbing mereka kepada diri-Nya
5
sendiri, agar mereka yang berdosa dapat diampuni. Pertanyaan yang Allah berikan memiliki
maksud untuk membangkitkan Kain kepada kesadaran meskipun dalam keadaan yang terlambat,
selain itu juga untuk membenarkan ingatannya kepada adiknya Habel, bahwa Habel benar
dihadapan Allah.
ן־האֲדָ ָ ֹֽמה׃
ֹֽ ָ ַו ֵ֖י ֹּאמֶ ר ֶ ֶ֣מה ע ִ ִָ֑שיתָ ֚קֹול ְד ֶ֣מי אָ ִַ֔חיָך צֹּ ע ִ ֲֵ֥קים אלַ ֵ֖י ִמ WTT
Genesis 4:10
Wayyo’mer me ‘asita qol deme ’akhikha tso‘aqim ’elay min-ha’adama.
NIV
Genesis 4:10 The LORD said, "What have you done? Listen! Your brother's blood cries out
to me from the ground.
BIS
Genesis 4:10 Lalu TUHAN berkata, "Mengapa engkau melakukan hal yang mengerikan itu?
Darah adikmu berseru kepada-Ku dari tanah, seperti suara yang berteriak minta pembalasan
Pertanyaan yang Allah berikan kepada Kain “Mengapa engkau melakukan hal yang
mengerikan itu? (BIS)” dalam terjemahan lain “Apakah yang telah kauperbuat ini?” (TB)
menunjukkan bahwa Kain remeh atas perbuatannya. Kain tidak mempertimbangkan betapa
jahatnya perbuatan ini, bahwa beban dari kesalahan ini begitu besar dan nodanya begitu tebal.
Saat Kain menyembunyikan hal ini, itu semua tidak ada gunanya, karena Allah tahu bukti
perlawanan Kain sudah jelas dan tidak bisa dielakkan. 6
“Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah” (TB) Frasa ini sangatlah menentukan
(“berteriak”). Bagi orang Ibrani, daya kehidupan adalah di dalam darah (lih. Im 17:11; Wah
6:9,10). Kata “darah” berbentuk jamak dalam bahasa Ibrani. kejamakan ini juga menunjukkan
intensitas.7 Karena dalam bahasa Ibraninya darah berbentuk jamak, “darah-darah adikmu”
5
Rev. Joseph S. Exell, Commentary On To First Book of Moses Called Genesis Chapter I to VIII (Michigan: Baker Book
House, 1974), 86
6
Matthew Henry, KITAB KEJADIAN (Surabaya: Momentum, 2012), 178
7
Bob Utley. Op. Cit., 69
menjelaskan bahwa bukan hanya darah Habel saja, melainkan juga darah seluruh orang yang
mungkin akan menjadi keturunannya. Yesus menganggngkan semua darah itu pada seluruh
angkatan atau setiap darah yang tercurah semuanya diperhitungkan. Darah Habel berteriak
meminta pembalasan, tetapi darah Kristus Yesus meminta penganpunan dunia.8 Selain itu, di
satu sisi darah kehidupan bercampur dengan tanah berbicara mengenai asal mula Adam
dibentuk, dan ia berseru ()קֹול.
֚ Darah Habel menjerit karena pembunuhan yang dilakukan Kain
melanggar hukum moral, yang merupakan hukum alam. Apa yang salah tidak hanya
bertentangan dengan apa yang benar; itu bertentangan dan menyinggung apa yang nyata. Ini
adalah alasan mengapa kejahatan bisa berkuasa tetapi tidak bisa menang. Jika kita perhatikan
lebih lagi, tangisan dan teriakan darah Habel menandakan kejahatan itu sangat menyakitkan,
meskipun bertentangan dengan kenyataan, sepertinya mampu bertahan bahkan menjadi terang.
Darah Habel yang tertumpah bukan hanya sebagai protes, tetapi juga sebagai permohonan
kepada Tuhan (Mzm. 10:1).9
Darah Habel berteriak dari tanah, dari bumi, yang dikatakan mengangakan mulutnya
untuk menerima darah adiknya dari tangannya (ay.11). Seolah-olah bumi marah karena ternoda
oleh darah Habel, dan dampaknya bumi membuka mulutnya untuk hal yang tidak bisa
ditahannya. Kemungkinan Kain menguburkan darah dan mayat Habel, untuk menyembunyikan
kejahatan yang ia lakukan. Meskipun demikian, pembunuhannya tetap terlihat.
Pertanyaan apa yang telah dilakukan Kain terhadap Habel mengingatkan pada Kej. 3:!3
dimana Tuhan meminta hal yang sama dari hawa. Tuhan mempersalahkan kesaksian terhadap
Kain: “Darah saudaramu” membantah dengan protes Kain. Jika kita menarik dari Kejadian
sebelumnya darah Habel berteriak atau berseru. Adam juga mendengar suara (suara) Allah dan
dipanggil untuk bertanggung jawab atas tindakan yang diperbuatnya (Kej. 3:8). Sumber seruan
gelisah adalah “tanah” yang dikutuk karena dosa Adam (3:17) dan sekarang tercemar oleh
tumpahnya darah orang yang tidak bersalah. Israel juga diperingatkan bahwa pembunuhan
menajiskan tanahnya, dan untuk kejahatan semacam itu tidak ada pembebasan bagi bangsa
kecuali melalui pembalasan terhadap pelaku laki-laki (Contoh Bil. 35:33; Kej. 9:5). Dalam
tradisi orang Israel ketika seorang korban pembunuhan ditemukan di lapangan terbuka
dankejahatan itu tidak dapat diselesaikan, masyarakat masih melakukan pendamaian dengan
8
Matthew Henry, ibid. 178
9
R. R. Reno, Brazos Theological Commentary On The Bible Genesis (Michigan: Brazos Press, 2010), 107
ritual yang melibatkan seekor (Ul. 21:1-9). Meskipun darah Habel tidak menginsfkan orang
berdosa, hanya darah Kristus yang mampu menginsafkan. Darah Yesus yang membuat ganti rugi
yang mamadai untuk dosa-dosa orang yang tidak benar, menawarkan pengampuanan dan bukan
pembalasan, berbicara kata yang lebih penting dan baik. 10
Ketika darah Habel berseru atau berteriak menyingkapkan bahwa kematian Habel
menunjukkan perhatian Allah kepadanya bahwa dalam segala zaman Allah memperhatikan
orang-orang yang menderita karena kebenaran. Penderitaan orang benar diketahui Allah, dan
pada akhirnya Dia akan menjadi hakim bagi mereka demi keadilan dan menghaancurkan semua
kejahatan (Ibr. 12:24)11
Ayat ini berkata “Maka sekarang, terkutuklah ( ) אָ ֶ֣רּורengkau, terbuang jauh dari tanah...” (TB)
Ini adalah kutukan yang pertama diberikan kepada manusia secara langsung oleh Allah. Karena
dosa yang diperbuat Adam tanah terkutuk. Kutuk adalah kesusahan atau bencana yang menimpa
seseorang. Penting untuk diketahui bahwa Kain adalah seorang petani, tidak dapat lagi menjadi
seorang petani sebagai pekerjaannya, ia dibuang dari tempat kerjanya (kutuk). Ia dibuang ke
padang gurun disinilah tempat iblis berdiam serta ditempat ini tidak ada aktivitas pertanian.
Kehidupannya seperti orang pelarian.12 Kutukan yang diterima Kain:, yaitu pertaniannya akan
selalu gagal; Sehingga ia menjadi seorang pelarian yang pindah-pindah tempat (nomaden). Itulah
10
Kenneth A. Matthes, THE AMERICAN COMMENTARY An Exegetical and Theological Exposition Holy Spirit Genes
1-11:26 (Tennessee: B&H Publishing Grou, 1995), 275
11
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan Seri: The Full Life Study Bible (Malang:
Gandum Mas, 2013), 13
12
Bob Utley. Op. Cit., 69
13
hukuman kepada Kain. Perbuatan yang dilakukan Kain sama besar dengan kutuk yang
diterimanya, ketika darah Habel berteriak dari tanah maka dampaknya kepada prospek kerja
Kain, dimana tanah menolak hasil pertanian Kain karena telah dinodai dengan darah adiknya.
Sehingga dosa yang telah dilakukan memberikan jarak yang jauh antara pekerjaan dengan diri
sendiri. Karena dosa merenggut semua apa yang kita miliki, tapi Yesus memulihkan itu semua,
namun untuk memperoleh pemulihan diperlukannya proses yang panjang dan taat kepada Tuhan.
14
Kesimpulan
13
David Atikinso. Op. Cit., 137
14
Rev. Joseph S. Exell. Op. Cit., 87
yang hidup. Tentu saja Tuhan adalah Tuhan yang adil, setiap perbuatan yang dilakukan tentu
memiliki resiko, memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Konsekuensi yang diterima Kain
adalah dia dikutuk Allah dari pekerjaannya sendiri, apa saja yang diperbuatnya gagal serta Kain
dibuang ke padang gurun dimana tidak ada hal yang dapat dikerjakan. Oleh karena itu, satu hal
yang perlu dipelajari bahwa hati ini diciptakan Allah yang penuh kasih, bagaimana mungkin bisa
iri terhadap orang lain?
Referensi
Andrew E. Hill dan John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Jakarta: Gandum Mas, 1996)
David Atikinso. the Message of Genesis 1-11. ( Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina kasih/Omf,
1996)
John J. Davis. Eksposisis Kiatab Kejadian suatu telah (Jakarta : Gandum Mas, 2001)
Bob Utley, “Mazmur, Kumpulan Himne Israel Buku I & II (Texas: Bible Lesson International,
2012)
Rev. Joseph S. Exell, Commentary On To First Book of Moses Called Genesis Chapter I to VIII
(Michigan: Baker Book House, 19740)
R. R. Reno, Brazos Theological Commentary On The Bible Genesis (Michigan: Brazos Press,
2010)
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan Seri: The Full Life Study
Bible (Malang: Gandum Mas, 2013)
Renungan
Dalam kehidupan kita sering sekali mengalami penolakan mungkin karena kekurangan kita. Kita
tertolak dari pekerjaan, tertolak dari masyarakat, tertolak dari keluarga, dan lain-lain. Dan saat
kita ditolak dari mereka, yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana respon kita? akankah
kita marah-marah lalu membalas mereka dengan kejahatan? Akankan kita tidak peduli lalu
melupakannya? Atau malahan kita mendoakan mereka? Dari peristiwa Kain dan Habel kita bisa
belajar untuk bisa menguasai diri, bahwa tujuan hidup kita bukanlah untuk pemuasan amarah
kita kepada sesama, tapi memuaskan hati Tuhan saat tidak meluapkan amarah tersebut. Kain
sendiri adalah contoh orang yang sudah dipenuhi kebencian dan kedengkian terhadap adiknya
sehingga membuahkan dosa. Dosa yang dilakukan Kain langsung mencakup dua hal, yaitu
membunuh dan berbohong. Kain membuhu Habel. Pertama, membunuh manusia hampir seperti
membunuh Allah sendiri (Imago Dei), karena manusia diciptakan segambar dengan Allah (Kej.
1:26). Tuhan memerintahkan kita untuk memlihara kehidupan bukan memusnahkan kehidupan.
Dan Yesus menggenapi hukum ke-6 dengan cara Dia rela mati bagi kita agar kita tidak bunuh
diri. Yang kedua, mengenai hal berbohong atau berdusata, Kain berdusta kepada Allah. Hal yang
perlu diketahui bahwa kekudusan adalah sebuah kebenaran dan Yesus disebut penuh dengan
Kebenaran (Yoh. 1:14), Yesus sendiri adalah Kebenaran (Yoh. 14:6), Roh Kudus juga Roh
Kebenaran (Yoh. 14:17), dan pelayanan-Nya adalah menuntun kepada Kebenaran (Yoh. 16:13).
Alkitab mencatat bahwa iblis adalah bapa segala dusta (Yoh. 8:44), jadi, siapa yang suka
berdusata bapanya bukanlah Yesus melainkan iblis. Fakta yang paling mengerikan lagi, Kitab
Wahyu mencatat kalau golongan pendusta tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga
melainkan merka masuk ke dalam lautan api (Why. 21:8).
Setiap perbuatan yang dilakukan manusia pasti ada konsekuensinya, setiap dosa yang dilakukan
pasti ada hukumannya. Dosa yang dilakukan Kain ada dampaknya terhadap kehidupannya.
Dampak dari dosa adalah hukuman dan penderitaan. Manusia diberikan hukuman agar mereka
tidak melakukan kesalahan yang sama. Dari hukuman tersebut apakah kita bertobat atau tidak,
jika kita tidak bertobat berarti kita bebal. Sebenarnya saat-saat diposisi inilah waktu terbaik
untuk kembali kepada Bapa. Jangan takuti panggilan-Nya saat Ia datang kepadamu karena
dosamu, tapi takutilah panggilan-Nya ketika ia datang untuk penghukuman-Mu. Amin, Tuhan
Yesus memberkati.