Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta
pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan
masyarakat internasional. Sehingga setiap bangsa memiliki ciri khas serta
pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain. Negara komunisme dan
liberalism meletakkan dasar filsafat negaranya pada suatu konsep ideologi
tertentu, misalnya komunisme mendasarkan ideologinya pada konsep pemikiran
Karl Marx.
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa Indonesia mendasarkan
pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu
asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai
kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
bukanlah hanya merupakan suatu hasil konsep seseorang saja. Melainkan
merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari
nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses
refleksi filosofis para pendiri negara seperti Soekarno, M Hatta, M Yamin,
Sepomo serta para tokoh pendiri negara lainnya.
Satu-satunya karya besar bangsa Indonesia yang sejajar dengan karya
besar bangsa lain di dunia ini adalah hasil pemikiran tentang bangsa dan negara
yang mendasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai yang tertuang dalam sila-
sila Pancasila. Oleh karena itu para generasi penerus bangsa terutama dalam
kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami secara dinamis
dalam arti mengembangkannya sesuai dengan tuntutan zaman. Kebudayaan dan
pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan / dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi
ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun
informal.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan
asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang
sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan.
Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk
mnjemput masa depan.
Pada awal perkembangannya, suatu kebudayaan terbentuk berkat
kemampuan manusia mengatasi kehidupan alamiahnya dan kesengajaan manusia
menciptakan lingkungan yang cocok bagi kehidupannya. Setiap individu yang
lahir selalu memasuki lingkungan kebudayaan dan lingkungan alamiah itu, dan
menghadapi dua sistem sekaligus yaitu sistem kebudayaan dan sistem
lingkungan alam.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan
yang timbul adalah :
a) Apa pengertian landasan kultural dan penjelasannya?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan masalah yang dibahas pada makalah ini, yaitu :
a) Agar mahasiswa tahu pengertian landasan kultural sekaligus penjelasannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggotamasyarakat
(Imran Manan,1989).
Hal ini tidak di setujui Hassan (1983), Ia mengemukakan bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia hidup bermasyarakat yang berisi
aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang
merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,adat istiadat dan
lain-lain kepandaian.
Sedangkan Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah
dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat (Imran Manan,1989).
Ada 8 Komponen Kebudayaan sbb:
1. Gagasan 5. Benda
2. Ideologi 6. Kesenian
3. Norma 7. Ilmu
4. Teknologi 8. Kepandaian
Landasan kultural mengandung makna norma dasar pendidikan yang
bersumber dari norma kehidupan berbudaya yang dianut oleh suatu bangsa.
Untuk memahami kehidupan berbudaya suatu bangsa kita harus memusatkan
perhatian kita pada berbagai dimensi (Sastrapratedja, 1992:145): kebudayaan
terkait dengan ciri manusia sendiri sebagai mahluk yang “belum selesai” dan
harus berkembang, maka kebudayaan juga terkait dengan usaha pemenuhan
kebutuhan manusia yang asasi:
1) Kebudayaan dapat dipahami sebagai strategi manusia dalam menghadapi
lingkungannya.
2) Kebudayaan merupakan suatu sistem dan terkait dengan sistem sosial.
Kebudayaan dari satu pihak mengkondisikan suatu sistem sosial dalam arti
ikut serta membentuk atau mengarahkan, tetapi juga dikondisikan oleh sistem
sosial.
Kebudayaan dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Kebudayaan umum,misalnya kebudayaan Indonesia
2. Kebudayaan daerah,misalnya kebudayaan Jawa,Bali,Sunda,dan sebagainya
3. Kebudayaan populer,suatu kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih
pendek daripada kedua macam kebudayaan terdahulu.Misalnya,lagu-lagu
populer,model film musiman dan sebagainya.

Kneller mengemukakan ada dua tonggak yang membuat kebudayaan


berkembang dengan pesat (Imran manan,1989).Kedua tonggak itu adalah:
1. Revolusi Industri I dengan diketemukannya mesin uap abad ke-18,yang
membuat hasil produksi-produksi berlimpah-limpah serta memberi
keuntungan yang besar.Hidup orang-orang menjadi bertambah makmur.
2. Revolusi industri II sejak tahun 1945 yang menggunakan bahan
atom,kimia,mempergunakan alat komputer,yang membuat serba otomatis
dengan menggunakan tenaga-tenaga profesional. Revolusi inilah yang
membuat zaman sekarang menjadi era globalisasi dan informasi.
Ada tiga hal yang menimbulkan perubahan kebudayaan. Ketiga hal itu
menurut Kneller ialah:
1. Originasi,yaitu sesuatu yang baru atau penemuan-penemuan baru.
Contoh:
 Teori bumi bulat menggeser teori bumi lempeng
 Teori dua garis sejajar akan berpotongan di suatu tempat memperbarui
teori yang menyatakan tidak berpotongan
 Konsep anak sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil diubah oleh teori
baru yang menyatakan anak-anak adalah kesatuan potensi yang sedang
berkembang dan tumbuh.
2. Difusi,yaitu pembentukan kebudayaan baru akibat masuknya elemen-elemen
budaya yang baru kedalam budaya yang lama.
Contoh:
 Musik yang menggabungakan musik barat dengan gamelan sebagai musik
timur
 Teknik pengairan yang memakai bendungan adalah difusi antara teknologi
baru dengan teknologi tradisional
 Tarian-tarian kontemporer ada kalanya merupakan difusi antara tarian
klasik dengan tarian modern.
3. Reinterpretasi,yaitu perubahan kebudayaan akibat terjadinya modifikasi
elemen-elemen kebudayaan yang telah ada agar sesuai dengan keadaan
zaman.
Contoh:
 Surat kawin diadakan karena kebutuhan administrasi,zaman dulu kawin
cukup disahkan oleh warga setempat
 Berbagai bentuk bangunan disesuaikan dengan selera zaman
 Pesawat baling-baling diganti dengan pesawat jet
Sejak dini anak-anak perlu dididik berpikir kritis. Kemampuan untuk
mempertimbangkan secara bebas dikembangkan.Hal ini dapat dapat dilakukan
dengan cara memberi kesempatan mengamati, melaksanakan, menghayati,
dan menilai kebudayaan itu. Cara ini tidak menerima begitu saja suatu
kebudayaan melalui pemahaman dan perasaan dikala berada dalam
kandungan kebudayaan itu,yang akhirnya menimbulkan penilaian menerima,
merevisi, atau menolak budaya itu.
Kerber dan Smith menyebutkan ada enam fungsi utama kebudayaan
dalam kehidupan manusia,yaitu:
1) Penerus keturunan dan pengasuh anak.
Suatu fungsi yang menjamin kelangsungan hidup biologis kelompok
sosial,budaya mendidik yang baik akan banyak orang melaksanakan
KB,proses persalinan yang tidak menakutkan,dan pengasuhan anak secara
profesional.
2) Pengembangan kehidupan berekonomi.
Pendidikan sebagai budaya akan membuat orang mampu menjadi pelaku
ekonomi yang baik, bisa berproduksi secara efektif dan efisien, dan
mengembangkan bakat ekonomi bidang tertentu.
3) Transmisi budaya.
Mampu membentuk dan mengembangkan generasi baru menjadi orang-orang
dewasa yang berbudaya,terutama berbudaya nasional.
4) Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan sebagai budaya haruslah dapat membuat anak-anak
mengembangkan kata hati dan perasaannya taat terhadap ajaran-ajaran agama
yang dipeluknya.
5) Pengendalian sosial
Yaitu pelembagaan konsep-konsep untuk melindungi kesejahteraan individu
dan kelompok. Ada sejumlah lembaga yang berfungsi melindungi
kesejahteraan masyarakat,, seperti lembaga hukum, lembaga konsumen, badan
pelestarian lingkungan, lembaga permasyarakatan, lembaga pendidikan, dan
sebagainya.
6) Rekreasi
Kegiatan-kegiatan yang memberi kesempatan kepada orang untuk memuaskan
kebutuhannya akan permainan-permainan atau untuk main-main.
B. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu
melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebhineka tunggal ikaan
masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dalam kerangka
pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi
ketunggal-ikaan.
Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia selalu
menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Oleh karena
itu, dalam UU RI No 2 Tahun 1989 Pasal 1 ayat 2 ditegaskan bahwa yang
dimaksud dengan Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar
pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yag berdasarkan pada Pancasila dan
UUD 1945. Karena masyarakat Indonesia sebagai pendukung kebudayaan itu
adalah masyarakat yang majemuk, maka kebudayaan bangsa Indonesia tersebut
lebih tepat disebut kebudaayan Nusantara yang beragam. Puncak-puncak
kebudayaan Nusantara itu dan yang diterima secara nasional disebut kebudayaan
nasional..
Di bidang pendidikan nasional misalnya penataan laporan pikir harus
dilakukan dalam sistem pendidikan nasional dengan tujuan menghilangkan
unsur-unsur yang mendorong orientasi persaingan yang berlebihan dan tidak fair,
atau bahkan telah menimbulkan semacam permusuhan (dimulai dari sistem
ranking, perbedaan jenis dan kualitas sekolah, lengkap dengan istilahnya seperti
sekolah unggulan dan bukan sekolah unggulan, hingga persaingan antar sekolah
yang berwujud tawuran pelajar dan perbuatan negatif lainnya). Persaingan harus
sebatas berlomba, bukan eksklusivisme yang mengakibatkan renggangnya
kerukunan sosial. Penataan pola pikir sistem pendidikan nasional harus
menumbuhkan pola kerjasama antar siswa, misalnya melalui praktek-praktek
kegiatan belajar yang diisi “proyek bersama” siswa dalam pembahasan materi
pelajar, atau pelaksanaan seni-budaya dan reaksi bersama antar sekolah-sekolah,
menanamkan kesadaran sebagai siswa sekolah Indonesia, dimanapun tempat
bersekolahnya.
Ciri-ciri kebudayaan nasional menurut Umar Khayam :
1. Afeksi yang memiliki atau mengandung
a. Sikap jujur dalam semua bidang.
b. Tidak munafik, tidak berbeda antara apa yang dipikirkan dengan
diucapkan atau dikerjakan.
c. Tulus dan ikhlas dalam semua pekerjaan yang harus dilakukan, tidak
terlalu banyak pertimbangan untung dan rugi.
2. Sistem politik yang ban penghalang demokratis, yaitu ;
a. Pemerintahan dari rakyat dan untuk rakyat.
b. Rakyat selalu mendapat kesempatan untuk mempertanyakan perihal
pemerintahannya.
3. Sistem Ekonomi yang :
a. Memberi kesempatan adil kepada semua warga negara untuk mendapat
penghidupan dan kehidupan yang layak sesuai dengan harkat
kemanusiaan.
b. Mampu menciptakan pasar luas untuk bersaing.
c. Menyalurkan hasil penjualan untuk kesejahteraan yang relatif merata pada
seluruh masyarakat.
4. Sistem pendidikan yang :
a. Sanggup menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh
warga negara untuk mendapatkan pendidikan, yang menjamin dapat
menemukan atau mengadakan lapangan pekerjaan yang dipilihnya.
b. Mampu mendorong perimbangan ilmu dan teknologi yang setinggi-
tingginya.
5. Sistem kesenian yang :
a. Mampu mengembangkan sussana kehidupan kesenian yang kaya dan
penuh vitalitas.
b. Tanpa adanya beban terhadap pernyataan kesenian.
6. Sistem kepercayaan yang :
a. Sehat, toleransi, dan damai.
b. Memberi tempat seluas-luasnya kepada semua bentuk agama untuk
berlangsung secara selamat dan tentram.
BAB III
Penutup
1.4 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat kami simpulkan, Kebudayaan adalah cara


hidup dan kehidupan manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri sebagai
warga masyarakat. Peradaban adalah kebudayaan yang sudah maju.
Kesimpulan kebudayaan nasional versi Umar Khayam yang mengandung
unsur-unsur :
a. Afeksi yang jujur, tidak munafik, dan ikhlas.
b. Politik yang demokratis.
c. Ekonomi yang member hidup dan kehidupan yang layak bagi semua lapisan
masyarakat.
d. Pendidikan yang demokrasi, memberi bekal untuk bekerja dan memajukan
ilmu serta teknologi setinggi-tingginya.
e. Kesenian yang kaya tanpa beban penghalang.
f. Memberi kesempatan yang luas untuk beragama, toleransi dan damai satu
sama lain.
Dengan memperhatikan berbagai dimensi kebudayaan tersebut di atas
dapat dikemukakan, bahwa landasan kultural pendidikan di Indonesia haruslah
mampu memberi jawaban terhadap masalah berikut:
1. Semangat kekeluargaan dalam rumusan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
landasan pendidikan,
2. Rule of law dalam masyarakat yang berbudaya kekeluargaan dan
kebersamaan,
3. Apa yang menjadi “etos” masyarakat Indonesia dalam kaitan waktu, alam,
dan kerja, serta kebiasaan masyarakat Indonesia yang menjadi “etos” sesuai
dengan budaya Pancasila; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras tangguh
bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani.
4. Cara bagaimana masyarakat menafsirkan dirinya, sejarahnya, dan tujuan-
tujuannya. Bagaimana tiap warga memandang dirinya dalam masyarakat
yang integralistik, bagaimana perkembanga cara peningkatan hrkat dan
martabat sebagai manusia, apa yang menjadi tujuan pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.


Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.2 Tahun 1989) dan
Peraturan Pelaksanaannya, Jakarta: Sinar Grafika.

Anda mungkin juga menyukai

  • CATATAN KKN
    CATATAN KKN
    Dokumen5 halaman
    CATATAN KKN
    Adinda Elfara Rizki Adam
    Belum ada peringkat
  • Biologi
    Biologi
    Dokumen5 halaman
    Biologi
    Adinda Elfara Rizki Adam
    Belum ada peringkat
  • Resep Kue Macaroon
    Resep Kue Macaroon
    Dokumen2 halaman
    Resep Kue Macaroon
    Adinda Elfara Rizki Adam
    Belum ada peringkat
  • AMAR MA'RUF
    AMAR MA'RUF
    Dokumen7 halaman
    AMAR MA'RUF
    Adinda Elfara Rizki Adam
    Belum ada peringkat
  • AMAR MA'RUF
    AMAR MA'RUF
    Dokumen7 halaman
    AMAR MA'RUF
    Adinda Elfara Rizki Adam
    Belum ada peringkat
  • Ceramah Untuk Suci Ramadhani
    Ceramah Untuk Suci Ramadhani
    Dokumen6 halaman
    Ceramah Untuk Suci Ramadhani
    Adinda Elfara Rizki Adam
    Belum ada peringkat