Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Latar belakang disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas


yang diberikan oleh Dosen dalam rangka membahas tentang Akuntansi
Perusahaan Dagang. Makalah ini membahas tentang Asuransi Perusahaan
Dagang, Karakteristik Akuntansi Perusahaan Dagang, Macam – macam
Perusahaan Dagang, Transaksi – transaksi dalam Perusahaan Dagang dll.
Makalah ini disusun berdasarkan pemahaman penulis tentang Akuntansi
Perusahaan Dagang dan Macam – macam Transaksi serta bagaimana mencatat
transaksi yang terjadi didalam perusahaan. Bila dikaitkan dengan dunia
perusahaan didalam suatu perusahaan diperlukannya konsep yang melandasi
pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, nilai, kepuasan
dan mutu, pertukaran, transaksi, dahn hubungan dengan pasar.

Dalam dunia usaha apapun termasuk dalamnya usaha dagang, peran


akuntansi adalah sangat strategis, sebaik apapun output dari suatu kegiatan
usaha tidak diimbangi oleh sistem pencatatan akuntansi keunagan yang handal,
maka tidak akan berarti apapun.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Yang menjadi maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu Perusahaan Dagang

2. Untuk mengetahui Perbedaan Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang

3. Untuk mengetahuai Kegiatan apa saja yang ada di dalam Perusahaan


Dagang.

4. Untuk mengetahui Transaksi-Transaksi yang ada Dalam Perusahaan


Dagang.

1
5. Untuk ,engetahui Karakteristik perusahaan dagang.

6. Untuk mengetahui Langkah-langkah menyusun laporan keuangan.

1.3 PERMASALAHAN

Yang menjadi Perumusan Masalah makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan perusahaan dagang ?

2. Apa Perbedaan Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang?

3. Kegiatan apa saja yang ada di dalam perusahaan dagang ?

4. Bagaimana transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahan dagang?

5. Bagaiamana karakteristik dari perusahaan dagang?

6. Bagaimana langkah-langkah dalam menyusun laporan keuangan?

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Perusahaan Dagang

2.1.1. Pengertian Perusahaan Dagang

Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang kegiatan


usahanya membeli barang dengan tujuan menjualnya kembali tanpa
memprosesnya lebih dulu Contoh – contoh perusahaan dagang antara
lain : Toko, Supermarket, Grosir, Pusat – pusat Perbelanjaan,
Perusahaan Ekspor-Impor dan lain – Lain.

Menurut Harmanto (2003), Perusahaan dagang yaitu


melakukan pembelian barang dan berusaha menjualnya dengan harga
di atas harga pokok agar mendapat keuntungan. Pada perusahaan
dagang, laba kotor didapat dengan mencari selisih harga jual dengan
harga pokok penjualan. Jelasnya jika dibandingkan dengan badan
usaha lainnya, maka,ciri-ciri perusahaan dagang dapat di ketahui
antara lain sebagai berikut:

2.2.2. Ciri Ciri perusahaan dagang

1. Pendapatan utamanya berasal dari penjualan barang dagangan

2. Biaya utamanya berasal dari harga pokok barang yang terjual dan
biaya usaha lainya

3. Dalam akuntansinya terdapat akun persediaan barang

4. Sebagai perantara antara produsen dan konsumen

5. Antara barang yang dibeli dan barang yang dijual tidak ada
perubahan

6. Tujuan utamanya mencari lada dengan menjual barang dengan


harga lebih tinggi dibanding harga belinya.

2.2.3. Usaha yang di lakukan

3
Usaha yang di lakukan oleh perusahaan dagang adalah memberi
barang dagang dan menjualnya tanpa mengadakan perusahaan
(pengelolaan ) terlebi dahulu.barang yang di jual dapat berupa bahan
baku,barang setengah jadi atau barang jadi.contoh perusahaan dagang
yang cuckup terkenal adalah PT . Lion super indo selaku pemilik
rantai toko carrefour.

2.2.4. kegiatan akuntansi

Akuntansi perusahaan dagang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. menggunakan akun persediaan barang dagang.persediaan barang


dagang terdiri atas persediaan awal,yaitu nilai barang yang dimiliki
perusahaan pada akhir periode akuntansi.

2. ada penghitungan harga pokok penjualan

3. Laporan laba rugi dapat menggunakan bentuk single step (langsung)


dan multiple step bertahap

2.2. Perbedaan Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang

Perusahaan jasa dan perusahaan dagang mempunyai kesamaan


diantara nya adalah mempunyai siklus akuntansi yang sama. Selain itu masih
ada persamaan yang lain yaitu :

Perusahaan Jasa Perusahaan dagang

Tidak menjual barang atau produk Menjual barang yang diperoleh dari
tetapi menjual dalam bentuk jasa pemasok

Tujuannya memperoleh laba Tujuannya menjual kembali barang


keuntungan yang ditetapkan tanpa mengubah bentuk

4
Tidak memiliki persediaan Memiliki persediaan barang dagang
barang. Jika ada persediaan, hanya jadi
berupa bahan habis pakai untuk
menghasilkan jasa

Tidak menentukkan harga pokok Dalam menetukkan harga pokok


barang. barang relative mudah

Adapun kesamaan perusahaan jasa dengan perusahaan dagang yaitu :

1. Merupakan unit usaha yang melakukan aktifitas ekonomi untuk


memenuhi kebutuhan manusia.

2. Tujuan utamanya mendapatkan keuntungan atau laba yang sebesar-


besarnya dari aktifitas ekonomi tersebut.

2.3. Kegiatan Perusahaan Dagang


Sebuah perusahaan dagang memiliki kesamaan dengan perusahaan
jasa yaitu laba(rugi) bersih berasal dari selisih antara beban dan pendapatan.
Sumber pendapatan berasal dari : Penjualan barang dagang
Beban perusahaan dagang dibagi dua kelompok yaitu harga pokok penjualan
dan beban operasi .
Harga pokok penjualan (cost of goods sold) adalah total harga pokok barang
yang dijual (cost of merchandise sold).
Sistem persediaan terbagi menjadi dua yaitu :
1. Sistem periodik (periodic inventory system),rincian catatan persediaan
barang yang dimiliki tidak disesuaikan secara terus menerus dalamsatu
periode.
2. Sistem perpetual (perpetual inventory system), rincian catatan mengenai
setiap pembelian dan penjualan persediaan disimpan.
2.4. Transaksi-Transaksi Dalam Perusahaan Dagang

5
2.4.1. Penjualan Barang dagang
Penjualan barang dagang bisa dilakukan secara tunai atapun
secara kredit, bisa juga membayar sebagian dan sebagian dikredit.
Penjualan barang dagang secara tunai dicatat dengan mendebit akun
kas dan mengkredit akun penjualan, jika transaksi secara kredit maka
piutang dagang (debit) dan penjualan (kredit).
2.4.2. Penjualan tunai
Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir
hari kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai
berikut :

Kas Rp XXX
Penjualan Rp XXX
(untuk mencatat transaksi penjualan tunai)

2.4.3. Penjualan kredit


Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit
yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian.
Penjualan semacam ini dibukukan debet pada rekening Piutang
dagang dan kredit rekening penjualan, jurnalnya adalah :

Piutang Dagang RpXXX


Penjualan Rp XXX
(Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)

2.4.4. Retur Penjualan Dan Potongan Harga ( ph )

6
Transaksi penjualan & Ph terjadi karena adanya
pengembalian barang dagang yang rusak atau tidak sesuai pesanan
oleh pembeli kepada penjual. Transaksi ini mengakibatkan akun
piutang dagang berkurang. perusahaan dagang akan menerbitkan
bukti transaksi berupa nota kredit. Pencatatan transaksi ini adalah
akun retur penjualan & Ph (debit), dan akun piutang dagang (kredit).
Jika transaksi secara tunai maka akun yang di debit adalah kas.
Contoh:

Diterima pengembalian barang karena rusak dari salah seorang


pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi penjualan
kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang
tersebut adalah :

Retur dan Potongan Penjualan Rp 250.000


Piutang Dagang Rp 250.000
( Berdasarkan nota kredit no. 234)

2.4.5. Potongan Penjualan


Potongan penjualan di berikan oleh penjual agar pembeli
melunasi utangnya pada masa potongan sebelum jatuh tempo.
transaksi ini menyebabkan piutang dagang menjadi berkurang. bukti
transaksi ini adalah kwitansi atau bukti kas masuk.
Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat
pembayaran dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas,
sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar
dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya
dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari
perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin
yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan

7
2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi
tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol
n/30 (n adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau
keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah
tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal
n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus
dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan
yang tertulis pada faktur.
Contoh :
Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang
dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp 10.000.000 secara
kredit, dengan syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi
penjualan ini adalah :

20 Januari Piutang dagang Rp 10.000.000


Penjualan Rp
10.000.000
(Pencatatan penjualan barang dagangan dengan
syarat 2/10,n/30)

Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon


akan memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika
pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari
atau jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19
Februari pembeli harus membayar penuh yaitu 10.000.000. Jurnal
pencatatan transaksi tanggal 30 Januari adalah :

30 Januari Kas Rp 9.800.000


Potongan penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000

8
( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan 2%)

2.4.6. Persediaan Barang Dagang


Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang
disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal
kegiatan perusahaan. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal
periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki
oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan
persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva
lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan
dalam laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan
berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan.
Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode
persediaan periodik dan metode persediaan perpetual.
a. Metode Persediaan Periodik
Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak
didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening
pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit
pada reeking persediaan tapi pada reeking penjualan.
b. Metode persediaan perpetual
Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga
pokok penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual.
Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus menerus
mengungkapkan besarnya persediaan yang ada.
Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang,
1Januari Rp 10.000
Pembelian Rp.530.000
Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp 20.000
Potongan pembelian Rp 10.600

9
Pembelian bersih Rp 499.400
HargaPokokBarangTersediaUntukDijual Rp 509.400
Dikurangi : Persediaan barang,
31 Desember Rp 60.000
HargaPokokPenjualan Rp 449.400

2.4.7. Pembelian
Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan
periodic, maka pembelian barang dagangan dicatat dengan
mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan
sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan
seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga
pada tiap akhir peeriode rekening ini harus ditutup.
Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang
dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi
ini dicatat :

5 Januari Pembelia Rp 530.000


Hutang Dagang Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan
termin(2/10,n/30)

2.4.8. Retur Pembelian dan Pengurangan Harga


Transaksi retur pembelian & ph terjadi akibat pengembalian
barang dagang yang rusak atau yang tidak sesuai pesanan.
Pengembalian barang dagang mengakibatkan utang dagang pembeli
berkurang. Atas transaksi ini peusahaan dagang akan mengeluarkan
nota debit. Transaksi ini dicatat dengan mendebit akun utang dagang
dan mengkredit akun retur pembelian & Ph, jika pembelian secara
kredit. Tetapi jika pembelian secara tunai akan mendebit akun kas.
Contoh :

10
Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang
dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah :

6 Januari Hutang Dagang Rp 20.000


Retur Pembelian Rp 20.000
(untuk mencatat pengembalian barang )

2.4.9. Potongan Pembelian.


Potongan pembelian dimaksudkan agar pembeli segera
melunasi utangnya sebelum jatuh tempo. Potongan akan diberikan
kepada pembeli apabila telah melunasi utangnya selama masa
potongan.
contoh:
Januari 10, Dibeli barang dagang dari PT Sentosa sebesar Rp.
4000.000,00,syarat 2/10,n/30
Januari 15, Dibayar utang kepada PT Santosa atas transaksi tanggal
10.
Jurnal:

10 januari Utang Dagang Rp. 4.000.000


Potongan Pembelian Rp. 80.000
Kas Rp. 3.920.000

2.4.10. Beban Angkut Pembelian .


Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mngangkut barang
dagang dari gudang penjual ke gudang pembeli. Beban angkut akan
ditanggung oleh pembeli jika syarat penyerahan barang
FOB shipping point (franko gudang penjual). Pencatatan
transaksinya dengan cara mendebit Beban angkut pembelian dan
mengkredit kas.

11
contoh;

Januari 08, Membayar Beban angkut pembelian sebesar Rp. 250.000

jurnal:
8 januari Beban angkut pembelian Rp. 250.00
Kas Rp. 250.000

2.4.11. Beban Angkut Penjualan.


Beban angkut penjualan timbul jika penjualan menanggung
biaya pengiriman barang dagang ke gudang pembeli. Pencatatan
transaksi beban angkut penjualan secara tunai adalah akun beban
angkut penjualan (debit), akun kas (kredit). Pencatatan transaksi
beban angkut penjualan secara kredit adalah akun beban angkut
penjualan (debit), dan akun utang dagang ( kredit). Beban angkut akan
ditangggung penjual apabila syarat penyerahan barang FOB
destination point (franko gudang pembeli).

2.5. Karakteristik Perusahaan Dagang

2.5.1. Macam –Macam Perusahaan Dagang

1. Pedagang Besar (Whole Saler) adalah pedagang yang membeli


barang dari pabrik kemudian menjualnya kepada pedagang kecil.

2. Pedagang Kecil (Retailer) adalah pedagang yang membeli barang


dari pedagang besar kemudian menjualnya kepada konsumen.

2.5.2. Kegiatan Usaha / Operasional meliputi :

1. Membeli barang dagangan

2. Menyimpan barang dagangan sebelum dijual

12
3. Menjual barang dagangan

2.5.3. Pendapatan Usaha/ Operasinal

Yang merupakan pendapatan usaha dari perusahaan dagang adalah


penjualan barang dagangan, sedangakan pendapatan yang diperoleh
dari luar usaha dagang disebut pendapatan diluar usaha.

2.5.4. Beban Utama

1. Harga pokok barang dagangan yang telah lau dijual

2. Beban usaha/operasional terbagi 2 :

a. Beban penjualan

b. beban umum dan administrasi

2.5.5. Transaksi Perusahaan Dagang

1. Pembelian

2. Biaya angkut pembelian

3. Retur pembelian dan pengurangan harga

4. Potongan pembelian

5. Penjualan

6. Retur penjualan dan pengurangan harga

7. Potongan penjualan

8. Pengeluaran

9. Penerimaan

13
10. Syarat pembayaran

11. Syarat penyerahan barang

2.5.6. Syarat Penyerahan Barang

1. FOB Shipping Point

Free Onboard Shipping Point berarti pembeli harus menangung


biaya pengiriman barang dari gudang penjual kegudangnya sendiri.

2. FOB Destination Point

Free Onboard Destination Point berarti penjual yang harus


menanggung beban

3. Cost, Freight and Insurance

Berarti penjual harus menanggung beban pengiriman dan asuransi


kerugian atas barang yang di jualnya.

2.5.7. Syarat – Syarat Pembayaran

1. n/60 artinya pembeli hanya diberi waktu kredit selama 60 hari

2. 2/10, n/30 artinya pembeli hanya diberi waktu kredit selama 30


hari, dan bila dapat membayar paling lambat 10dari tanggal jual
beli akan diberi potongan 2%

3. EOM artinya pembeli hanya diberi waktu kredit paling lambat


aakhir bulan

4. N/5, EOM artinya pembeli diberi waktu kredit sampai 5 hari


setelah akhir bulan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

14
2.6. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA


NERACA SALDO
31 DESEMBER 2002 (dalam ribuan rupiah)
Rekening Saldo

Debet Kredit

Kas Rp 9.500

Piutang dagang 16.100

Persediaan barang dagangan 36.000

Asurasni Dibayar dimuka 3.800

Gedung 80.000

Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 16.000

Utang Dagang 20.400

Modal, Mutiara 83.000

Prive, Mutiara 15.000

Penjualan 480.000

Retur dan Potongan penjualan 12.000

Potongan tunai penjualan 8.000

Pembelian 325.000

Retur dan potongan pembelian 10.400

Potongan tunai pembelian 6.800

15
Biaya angkut pembelian 12.200

Biaya angkut penjualan 7.000

Biaya iklan 16.000

Biaya sewa 19.000

Biaya gaji 40.000

Biaya rupa-rupa 17.000

Total 616.600 616.600

Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode


Pisik

Pembuatan jurnal penyesuaian

1. Penyusunan Neraca Lajur

2. Penyusunan Laporan Keuangan

3. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode

2.6.1. PENYESUAIAN

Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu


perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-
penyesuaian dengan perusahaan jasa. Perusaah yang menggunakan
metode periodik sangat sederhana, namun metode ini tidak dapat
menyediakan informasi mengenai dua hal yang sangat diperlukan
dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang :

1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan

2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan)

16
Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik
rekening persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat
pertambahan persediaan karena adanya transaksian pembelian dan
sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan persediaan karena adanya
transakssi penjualan sehingga dalam buku besar rekening persediaan
hanya menunjukkan saldo persediaan barang dagangan pada awal
periode. Rekening ini tidak dapat memberi informasi mengenai jumlah
persediaan yang ada pada saat-saat tertentu. Pada akhir periode
perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang
ada digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi tentang
persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus
dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat
memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang
sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan
data persediaan akhir ini kedalam pembukuan perusahaan dilakukan
dengan membuat jurnal penyesuaian.

HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir

Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat


harga pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang
menggunakan persediaan periodic adalah

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

Persediaan Barang Dagangan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening persediaan awal ke dalam


rekening Harga Pokok Penjualan)

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

Pembelian Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening pembelian ke rekening Harga


Pokok Penjualan)

17
Persediaan Rp xxxx

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk mencatat saldo persediaan akhir )

Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang


berpengaruh atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian,
Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka
saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan juga kerekening
Harga Pokok Penjualan.

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

Biaya Angkut Pembelian Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening biaya angkut ke dalam rekening


Harga Pokok Penjualan)

Retur dan Potongan Pembelian Rp xxxx

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening Retur dan Potongan Pembelian ke


dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Potongan Tunai Pembelian Rp xxxx

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening Potongan tunai pembelian ke


dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku


besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan
menunjukkan jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari
rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang bersangkutan.

18
Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk
penyesuaian pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir
bulan Desember 2002 (dalam ribuan ):

1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000

2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800

3. Depresiasi Gedung 10% pertahun

4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000

5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000

Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat


Perusahaan Dagang MUTIARA pada tanggal 31 Desember 2002
adalah (dalam ribuan):

2.6.2. Jurnal penyesuaian

Tanggal Keterangan
Jumlah
D K
02
Des 31 Harga Pokok Penjualan Rp 36.000
Persediaan Barang Dagangan 36.000

31 Harga Pokok Penjualan 325.000


Pembelian 325.000

31 Harga Pokok Penjualan 12.200

19
Biaya Angkut Pembelian 12.200

31 Retur dan Potongan Pembelian 10.400


Harga Pokok Penjualan 10.400

31 Potongan tunai pembelian 6.800


Harga Pokok Penjualan 6.800

31 Persediaan barang dagangan 40.000


Harga Pokok Penjualan 40.000

31 Biaya Asuransi 2.000


Asuransi dibayar dimuka 2.000

31 Biaya Depresiasi Gedung 8.000


Akum. penyusutan gedung 8.000

31 Biaya Gaji 5.000


Hutang gaji 5.000

31 Biaya sewa 4.000


Hutang sewa 4.000

2.6.3. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka
penyususnan lapran keuangan dapat dilakukan dengan mudah karena
data yang diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan telah tersedia
di nerac lajur. Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan

20
harus dilakukan dengan memperhatikan cara-cara penyajian yang
lazim.
Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Daganga
MUTIARA :

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA


NERACA
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)

AKTIVA PASSIVA

Aktiva Lancar
Kas
Kewajiban Lancar :
PiutangDagang
Rp 9.500 Utang Dagang
Persediaan Barang Rp 20.400
16.100 Utang Gaji
dagangan 5.000
40.000 Utang Sewa
Asuransi Dibayar Dimuka 4.000
1.800 Jumlah Kewajiban
Jumlah Aktiva Lancar 29.400
67.400 Lancar

Aktiva Tak Lancar

MODAL :
Gedung 80.000 94.000
Modal Mutiara
Akum. Dep
Gedung 24.000
56.000
Jumlah Aktiva Tak Lancar
123.400
Jumlah Aktiva 123.400
Jumlah Passiva

21
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa


perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya perusahaan
membeli barang dengan tujuan menjualnya kembali, tanpa memprosesnya
lebih dahulu. Oleh karena itu didalam menjalankan sebuah perusahaan
haruslah memperhatikan berbagai karakteristik yang ada serta cara yang
tepat dalam melakukan pencatatan transaksi yang ada.

3.2. Saran
Melalui pembuatan Makalah ini, maka penulis mengharapkan agar
setiap perusahaan yang ingin menjalankan usahanya harus memperhatikan
aspek – aspek pendukung yang dianggap perlu dan penting guna tercapainya
suatu tujuan perusahaan yang ingin dicapai.

22
23

Anda mungkin juga menyukai