Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENYAKIT JANTUNG KORONER

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK:9

1. OKTAVIANA INA KII 2018610040


2. YOHANES WOLLA NGARA
3. YULI

PROGRAM STUDI SERJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVESITAS TRIBHUWAN TUNGGADEWI MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “PENYAKIT JANTUNG KORONER”
ini dapat terselesaikan. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui pengertian, faktor-faktor
risiko, cara mengatasi dan cara mencegah penyakit jantung koroner.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan permasalahan kesehatan utama yang dihadapi
di berbagai negara di dunia. Banyaknya faktor yang mempengaruhi, menyebabkan diagnosis dan
terapi penyakit tersebut terus berkembang. Meskipun penyakit jantung koroner merupakan
penyakit yang sulit untuk diobati, namun para ilmuwan telah berusaha mengembangkan penelitian
untuk pengobatan penyakit jantung koroner. Dengan selalu menerapkan prinsip hidup sehat maka
masyarakat dapat terhindar dari kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Vanda Hadinata, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
3. Teman-teman sekelas yang telah menyumbangkan banyak ide terhadap makalah ini.
4. Dan pihak-pihak lain yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Mungkin dalam laporan penelitian ini
terdapat banyak kata yang kurang tepat, untuk itu penulis mohon maaf. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Malang, 26 November 2019


Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.........................................................,,............................................. 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................,.............................................. 1
1.3. Tujuan Pembahasan............................................................................................... 1
1.4. Manfaat Pembahasan............................................................................................. 2
1.4.1. Bagi Mahasiswa.................... .........................................................................2
1.4.2. Bagi Dosen..................................................................................................... 2
1.4.3. Bagi Masyarakat............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................3
2.1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner..................................................................... 3
2.1.1. Jantung.......................................................................................................... 3
2.1.2. Penyakit Jantung Koroner............................................................................. 5
2.1.3. Aterosklerosis................................................................................................ 5
2.2. Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner .................................................... 6
2.2.1. Faktor Risiko Alami...................................................................................... 7
2.2.2. Faktor Risiko Utama...................................................................................... 7
2.2.3. Faktor Risiko Tidak Langsung....................................................................... 10
2.3. Cara Mencegah Penyakit Jantung Koroner............................................................. 12
2.4. Cara Mengatasi Penyakit Jantung Koroner............................................................. 12
BAB III Askep penyakit Jantung Koroner……………………………………………16
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………….16
3.1. Kesimpulan............................................................................................................. 16
3.2. Saran……………………………………………………………………………….16
3.3. DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 17
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi Jantung ......................................................................................... 3


Gambar 2. Aterosklerosis.... ......................................................................................... 6
Gambar 3. Angioplasty ................................................................................................ 14
Gambar 4. Operasi by-pass ......................................................................................... 14
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kolesterol total ......................................................................................... 8


Tabel 2. LDL Kolesterol ......................................................................................... 8
Tabel 3. HDL Kolesterol ......................................................................................... 9
Tabel 4. Kadar Trigeserid ......................................................................................... 9
Tabel 5. Kriteria Tekanan Darah Dewasa .................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan permasalahan kesehatan utama yang dihadapi
di berbagai negara di dunia. Banyaknya faktor yang mempengaruhi, menyebabkan diagnosis dan
terapi penyakit tersebut terus berkembang. Di Indonesia kemajuan perekonomian menjadi salah
satu faktor dalam meningkatnya prevalensi penyakit jantung koroner. Di Indonesia terjadi preval
ensi kematian sebanyak 100.000- 499.999 orang. Dari data tersebut diketahui bahwa tingginya
angka prevalensi kematian pada penderita PJK dikarenakan karena perubahan pola hidup
masyarakat yang berubah yang menyebabkan pengaruh faktor risiko terjadinya PJK ini semakin
besar.
Penyebab PJK secara pasti belum diketahui, meskipun demikian secara umum dikenal
berbagai faktor yang berperan penting terhadap timbulnya PJK yang disebut sebagai faktor risiko
PJK. Faktor risiko PJK dibagi menjadi faktor risiko alami, utama dan tidak langsung.
Meskipun penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sulit untuk diobati, namun
para ilmuwan telah berusaha mengembangkan penelitian untuk pengobatan penyakit jantung
koroner. Akhirnya ditemukan beberapa cara yaitu tes diagnosis,angioplasti, operasi by-pass dan
pemberian obat-obatan. Penyakit jantung koroner juga dapat dicegah dengan cara menghindari
faktor risiko yang dapat diubah. Dengan selalu menerapkan prinsip hidup sehat maka masyarakat
dapat terhindar dari kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa pengertian dari Penyakit Jantung Koroner?
1.2.2. Apa saja faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner?
1.2.3. Bagaimana cara mencegah Penyakit Jantung Koroner?
1.2.4. Bagaimana cara mengatasi Penyakit Jantung Koroner?
1.3. Tujuan Pembahasan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari Penyakit Jantung Koroner.
1.3.2. Untuk mengetahui faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner.
1.3.3. Untuk mengetahui cara mencegah Penyakit Jantung Koroner.
1.3.4. Untuk mengetahui cara mengatasi Penyakit Jantung Koroner.
1.4. Manfaat Pembahasan
1.4.1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa memperoleh bahan informasi dan acuan untuk penelitian di masa yang
akan datang.
b. Mahasiswa dapat mengambil keputusan pada kasus penyakit jantung koroner saat
telah resmi bekerja.
c. Mahasiswa dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan informasi
yang diterima mengenai penyakit jantung koroner.
1.4.2. Bagi Dosen
a. Dosen dapat membagi informasi mengenai penyakit jantung koroner saat kuliah.
b. Dosen dapat membuat penelitian ilmiah mengenai penyakit jantung koroner.
1.4.3. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat memperoleh informasi mengenai pengertian, faktor risiko, cara mencegah
dan cara mengatasi penyakit jantung koroner.
b. Masyarakat menjadi lebih waspada dan berhati-hati pada penyakit jantung koroner.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner


2.1.1. Jantung
Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot. Letak jantung di dalam rongga dada
sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah pertengahan rongga dada di atas
diafragma,dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan kosta VI dua jari di bawah
papilla mammae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis.
Ukuran kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.

Gambar 1. Anatomi Jantung

Lapisan dan Bagian Jantung


a. Lapisan Jantung
1) Endokardium: lapisan yang terdapat di sebelah dalam yang terdiri dari jaringan endotel
atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.
2) Miokardium: lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot jantung ini
membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
 Bundalan otot atria yang terdapat di bagian kiri atau kanan dan basis kordis yang membentuk
serambi atau aurikula kordis.
 Bundalan ventrikel yang membentuk bilik jantung, dimulai dari cincin atrioventrikuler
sampai di apeks jantung.
 Bundalan otot atrioventrikuler merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik jantung.
3) Perikardium: lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus, terdiri
dari dua lapisan yaitu lapisan pariental dan lapisan viseral yang bertemu di pangkal jantung
membentuk kantung jantung.
b. Bagian Jantung
1) Atrium kanan: menyediakan sekitar 20% volume sekuncup ventrikel kanan, melakukan
kontraksi dan mempunyai aksi sebagai jalan terusan pengisian pasif dari ventrikel kanan.
2) Atrium kiri: menyediakan sekitar 20% volume sekuncup ventrikel kiri, kontraksi dan
mempunyai aksi sebagai jalan terusan pengisian pasif dari ventrikel kiri.
3) Ventrikel kanan: memompa darah yang mengandung karbondioksida ke sirkulasi pulmonar.
4) Ventrikel kiri: memompa darah yang mengandung oksigen ke sirkulasi pulmonar.
Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang
ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventr
ikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari pada ventrikel kanan. Kedua atrium
dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum inter-atriorum), sementara kedua ventrikel dipisahkan
oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing
sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium
atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup
AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah
kanan disebut katup trikuspid.
Di antara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya yaitu
katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut
katup mitral (katup bikuspid). Kedua katup ini berhungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka
dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.
Fisiologi Jantung
a. Periode konstriksi (periode sistole)
Suatu keadaan ketika jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan triku
spidalis dalam keadaan tertutup valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmona
lis masuk ke paru-paru kiri dan kanan. Sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta
kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.
b. Periode dilatasi (periode diastole)
Suatu keadaan ketika jantung mengembang. Katup bikus dan trikuspidalis terbuka, sehingga darah
sehingga darah masuk dari atrium ke ventrikel dekstra. Selanjutnya darah yang ada di paru-paru
kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah dari seluruh tubuh
melalui vena kava masuk ke atrium dekstra.
c. Periode istirahat
Merupakan waktu antara periode konstriksi dan dilatasi ketika jantung berhenti kira-kira 1/10
detik. Pada waktu kita beristirahat jantung akan menguncup sebanyak 70-80 kali/menit. Pada tiap-
tiap konstriksi jantung akan memindahkan darah ke aorta sebanyak 60-70 cc.
2.1.2. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi penyempitan, penyumbat
an atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghe
ntikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Pembuluh darah
koroner adalah pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta ke jaringan yang
melindungi rongga-rongga jantung. Sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan penyediaan oksigen otot jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau
penyediaan yang menurun, atau bahkan gabungan diantara keduanya itu, penyebabnya
adalah berbagai faktor seperti denyut jantung yang meningkat, kekuatan berkontraksi yang
meninggi, tegangan ventrikel yang meningkat, merupakan beberapa faktor yang dapat
meningkatkan kebutuhan dari otot otot jantung. Sedangkan faktor yang mengganggu penye
diaan oksigen antara lain, tekanan darah koroner meningkat, yang salah satunya disebabkan
oleh artheroskerosis yang mempersempit saluran sehingga meningkatkan tekanan, kemudian
gangguan pada otot regulasi jantung dan lain sebagainya.
Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang mengandung lipoprotein,
kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukana bagian dalam
pembuluh darah. Plak ini membuat intima menjadi kasar, jaringan akan berkurang oksigen dan zat
gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit jantung koroner menunjukkan gejala gizi terjadi
infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pectori. Kolesterol serum dibawa
oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan menurut densitasnya. Lipoprotein dalam urutan
densitas yang meningkat adalah kilomikron. VLDL (Very Low Density Lopoprotein). LDL (low
Density Lipoprotein dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh
kolesterol dan merupakan yang paling aterojenik. HDL menurunkan risiko penyakit jantung ke
hati, tempat kolesterol di metabolisme dan di ekskresikan.

2.1.3. Aterosklerosis
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri koronaria paling
sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri
koronaria, sehingga mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi
terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium. Bila penyakit
ini semakin lanjut, maka penyempitan lumen akan diikuti perubahan pembuluh darah yang
mengurangi kemampuannya untuk melebar. Dan kebutuhan oksigen menjadi tidak stabil sehingga
akan membahayakan miokardium yang terletak di sebelah distal dari daerah lesi. Aterosklerosis
pada arteri besar dan kecil ditandai dengan penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil,
monosit, dan makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endothel) dan akhirnya ke
tunika media (lapisan otot polos).
Terhalang atau tersumbatnya pembuluh arteri dapat disebabkan oleh pengendapan kalsium,
kolesterol lemak dan lain-lain substansi, yang dikenal sebagai plak. Dalam periode tersebut deposit
ini tertimbun secara perlahan-lahan yang akhirnya diameter di arteri koroner yang masih dapat
dilalui darah makin lama semakin sempit, sampai pembuluh tersebut tidak dapat dilewati darah
sesuai dengan kebutuhan otot jantung. Terhalangnya aliran darah seperti di atas disebut sebagai
fixed blockage13. Plak sering timbul pada tempat-tempat dimana terjadi turbulensi maksimum
seperti pada percabangan, daerah dengan tekanan tinggi, daerah yang pernah terkena trauma
dimana terjadi deskuamasi endothel yang menyebabkan adesi trombosit.

Gambar 2. Aterosklerosis
2.2. Faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner
Faktor risiko suatu penyakit adalah faktor-faktor yang diyakini meningkatkan risiko
timbulnya penyakit yang bersangkutan. Namun hal itu tidak bersifat absolut. Artinya bila
seseorang memiliki salah satu faktor saja atau kombinasi dari beberapa jenis faktor risiko, tidak
berarti bahwa secara otomatis ia mengidap penyakit jantung koroner. Tetapi ia memiliki
kemungkinan lebih besar terkena penyakit daripada yang tidak memiliki faktor risiko.
2.2.1. Faktor Risiko Alami
2.2.1.1. Genetik
Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua yang menderita
penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya
pengaruh genetic dan lingkungan masih belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga
mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan
stress atau obesitas.
2.2.1.2. Jenis Kelamin
Wanita lebih kebal pada penyakit jantung koroner daripada pria. Hal ini disebabkan karena
wanita memiliki hormon estrogen yang mampu melebarkan pembuluh darah sehingga potensi
terjadi penyempitan lebih kecil. Namun pada wanita yang telah mengalami menopause, memilki
risiko yang sama besar dengan pria
2.2.1.3. Usia
Risiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang terjadi
sebelum usia 40 tahun.Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya
mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor-faktor pemicu. Pada masa tua
terjadi degeneratif fungsi jantung dan pembuluh darah.
2.2.1.4. Ras
Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap PJK daripada orang kulit putih.
2.2.2. Faktor Risiko Utama
2.2.2.1. Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu kata yang sering diucapkan oleh masyarakat umum
terutama bila menyangkut masalah kesehatan, biasanya dengan konotasi negative. Sesungguhnya
kolesterol tidaklah selalu jelek. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak yang
kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk bermacam-macam fungsi kolesterol maka tubuh
membuatnya sendiri di dalam hati (liver).
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan kadar kolesterol
dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap
sehat. Tetapi sangat disayangkan kebanyakan dari kita memasukkan kolesterol lebih dari apa yang
diperlukan, yaitu dengan makan makanan yang mengandung lemak yang kaya akan koelsterol
dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini dapat dimengerti karena hidangan yang lezat umumnya
mengandung banyak lemak. Hasilnya mudah diterka, yaitu kadar kolesterol darah meningkat
sampai di atas angka normal yang diinginkan.
Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh darah
arteri, yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang dikenal sebagaiatherosclerosis. Sep
erti telah disebutkan di muka, bila penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, sehingga menyeba
bkan suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya, maka timbul sakit atau nyeri dada yang
disebut angina, bahkan dapat menjurus ke serangan jantung. Di sinilah kolesterol tersebut berperan
negative terhadap kesehatan. Karena alasan tersebut di atas, maka kadar kolesterol yang abnormal
menjadi factor risiko utama PJK.
Parameter kolesterol terdiri dari:
1. Kolesterol total
Kadar kolesterol total darah yang sebaiknya adalah (200mg/dl, bila) 200 mg/dl berarti risiko untuk
terjadinya PJK meningkat.
Kolesterol
Normal Agak tinggi Tinggi
(Pertengahan)
<200 mg/dl 200 – 239 mg/dl >240 mg/dl
Tabel 1. Kolesterol Total
2. LDL kolesterol
LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol biasa disebut kolesterol jahat karena apabila kadar
LDL kolesterol meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah dan pengendap
an kolesterol di arteri. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai petunjuk untuk mengetahui risiko
PJK daripada kadar kolesterol total saja. Kadar LDL kolesterol > 130 mg/dl akan meningkatkan
risiko terjadinya PJK. Kadar LDL kolesterol yang tinggi ini dapat diturunkan dengan diet.
Kadar Kolesterol
Normal Agak tinggi Tinggi
(Pertengahan)
<130 mg/dl 130 – 159 mg/dl >160 mg/dl
Tabel 2. LDL Kolesterol
3. HDL kolesterol
HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol sering disebut kolersterol baik karena mengangkut
kelebihan kolesterol jahat dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang sehingga mencegah
penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Jadi makin
rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan terjadinya PJK. Kadar HDL kolesterol
dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, menambah exercise dan berhenti merokok.
Kadar Kolesterol
Normal Agak tinggi Tinggi
(Pertengahan)
> 45 mg/dl 35 - 45 mg/dl >35 mg/dl
Tabel 3. HDL Kolesterol
4. Kadar trigliserid
Trigliserid merupakan lemak di dalam tubuh yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh,
lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Kadar trigliserid yang tinggi merupakan
faktor risiko untuk terjadinya PJK. Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sebagai berikut
yaitu bila kadar kolesterol total > 200 mg/dl, ada PJK, ada keluarga yang menderita PJK <55 tahun,
ada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM & pankreas.Penguku
ran kadar trigliserid kadang-kadang diperlukan untuk menghitung kadar LDL kolesterol, karena
pemeriksaan laboratorium biasanya langsung dapat mengukur kolesterol total, HDL kolesterol dan
trigliserid.
Kadar Kolesterol
Normal Agak tinggi Tinggi
(Pertengahan)
> 150 mg/dl 150 - 250 mg/dl >500 mg/dl
Tabel 4. Kadar Trigliserid
2.2.2.2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyeb
abkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktormiokard). Serta tekanan darah
yang tinggi menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria,
sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor koroner).

Sistolik Diastolik

< 130 < 85 Normal


131 -159 86 – 99 Hipertensi ringan
160 – 179 100 – 109 Hipertensi sedang
180 – 209 110 – 119 Hipertensi berat
Hipertensi sangat
> 210 > 120
berat
Tabel 5. Kriteria Tekanan Darah Dewasa
2.2.2.3. Merokok
Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung pada dinding arteri,
karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin
yang menimbulkan reaksitrombosit, glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensi
tifitas dinding arteri.
2.2.3. Faktor Risiko Tidak Langsung
2.2.3.1. Diabetes Mellitus
Diabetes menyebabkan factor risiko terhadap PJK yaitu bila kadar glucose darah naik
terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga gula darah (glukoosa) tersebut
dapat menjadi pekat, dan ini mendorong terjadinya pengendapan atherosclerosis pada arteri koro
ner. Pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda.
Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung menaikan
kadar kolesterol.
2.2.3.2. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan > 21 % pada
perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Risiko PJK
akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal. Obesitas mendorong timbulnya
factor risiko yang lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, yang pada taraf selanjutnya
meningkatkan risiko PJK. Obesitas dalam arti kurangnya tenaga yang dikeluarkan sehingga zat
makanan yang dimakan akan tersimpan akan tersimpan dan tertumpuk dalam tubuh sebagai lemak
2.2.3.3. Aktivitas Fisik
Masyarakat yang tidak aktif sedikitnya 2 kali lebih besar ditemukannya PJK daripada
masyarakat yang aktif. Sedikit aktivitas fisik dapat memperburuk faktor risiko PJK lainnya, seperti
tinggi kolesterol dalam darah dan trigliserid, hipertensi, diabetes dan prediabetes, dan obesitas.
Sangat penting sekali untuk anak-anak dan dewasa untuk melakukan aktifitas fisik sebagai
rutinitas sehari-hari. Salah satu alasan mengapa orang Amerika tidak cukup aktif dikarenakan
mereka hanya menghabiskan waktu di depan TV dan mengerjakan pekerjaannya di depan compu
ter. Beberapa spesialis menyarankan anak umur 2 tahun dan yang lebih tua sebaiknya tidak
menghabiskan waktu dengan menonton TV atau memakai computer lebih dari 2 jam. Aktif secara
fisik adalah salah satu hal terpenting yang dapat menjaga kesehatan jantung.
2.2.3.4. Stress
Stres dianggap merupakan salah satu faktor risiko dari PJK meskipun belum dapat “diukur”
berapa besar pengaruh tersebut memicu timbulnya PJK.Demikian juga, amat sulit untuk member
ikan definisi stress secara cepat. Mungkin deskripsi yang paling mendekati ialah suatu keadaan
mental yang Nampak sebagai kegelisahaan, kekhawatiran, tensi tinggi, keasyikan yang abnormal
dengan suatu dorongan atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Jadi seorang yang
mengalami tres dapat mengeluh karena merasa tidak sehat, sakit kepala, berdebar (palpitasi), sakit
lambung atau susah tidur, tidak bahagia, atau bahkan depresi. Tidak semua simtom tersebut hadir
bersama – sama. Stres dapat memicu pengeluaran hormone andrenalin dan katekolamin yang
tinggi dapat berakibat mempercepat kekejangan (spam) arteri koroner, sehingga suplai darah ke
otot jantung terganggu.
2.2.3.5. Diet dan nutrisi
Diet yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko PJK. Misalnya, makanan yang tinggi
lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol yang akan meningkatkan kolesterol LDL.Dengan demiki
an, maka harus membatasi makanan tersebut Lemak jenuh ditemukan di beberapa daging, produk
susu, coklat, makanan yang dipanggang, dan makanan goreng dan makanan yang diproses. Lemak
trans ditemukan di beberapa makanan yang digoreng dan diproses.
Kolesterol ditemukan pada telur, daging, produk susu, makanan yang dipanggang, dan
beberapa jenis kerang. Hal ini juga penting untuk membatasi makanan yang tinggi natrium (garam)
dan tambahan gula. Diet tinggi garam dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Tambahan
gula akan memberi kalori tambahan tanpa nutrisi seperti vitamin dan mineral. Hal ini dapat
menyebabkan berat badan meningkat, yang meningkatkan risiko PJK. Tambahan gula banyak
ditemukan di makanan penutup, buah-buahan kalengan yang dikemas dalam sirup, minuman buah,
dan minuman soda non diet.
2.2.3.6. Alkohol
Alkohol dapat mengurangi risiko PJK. Namun, mengkonsumsi terlalu banyak alkohol akan
menjadi suatu risiko. Ketika diambil secara berlebihan, alkohol merugikan jantung dan organ
lainnya. Hal ini secara langsung dapat menyebabkan kerusakan otot jantung dan detak jantung
yang irreguler dari jantung. Alkohol dapat menyebabkan obesitas, trigliserida tinggi, tekanan darah
tinggi, stroke dan kanker.41 Alkohol akan meningkatkan tekanan darah. Hal ini
juga akan menambah kalori yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Ada banyak alasan
untuk tetap konsumsi alkohol dalam batas yang wajar. Pria dianjurkan untuk minum tidak lebih
dari 28 unit seminggu dan perempuan tidak lebih dari 21 unit . Unit didefinisikan sebagai suatu
jenis alkohol (misalnya, bir, wine, dll).
2.3. Cara Mencegah Penyakit Jantung Koroner
Walaupun penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang mematikan namun penyakit
ini dapat dicegah, Berikut beberapa tips cara mencegah penyakit jantung koroner:
a. Berhenti merokok sedini mungkin
b. Berolahraga secara teratur
c. Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang
d. Hindari stress yang berlebihan
e. Hindari pola hidup tidak sehat
f. Kurangi konsumsi alkohol
g. Menjaga tekanan darah
h. Kontrol gula darah
i. Menurunkan berat badan
2.4. Cara Mengatasi Penyakit Jantung Koroner
1. Tes Diagnostik
a. Elektrokardiogram (EKG).
Elektrokardiogram mencatat sinyal listrik ketika mereka bergerak melalui jantung Anda.
EKG sering mengungkapkan bukti dari serangan jantung sebelumnya atau dalam perkem
bangan. Dalam kasus lain, Holter monitoring mungkin disarankan. Dengan EKG jenis ini
Anda memakai monitor portabel selama 24 jam saat Anda menjalani aktivitas normal.
Kelainan tertentu mungkin menunjukkan aliran darah tidak memadai untuk jantung Anda.
b. Echocardiogram.
Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung
Anda. Selama ekokardiogram, dokter anda dapat menentukan apakah semua bagian dari
dinding jantung berkontribusi biasa dalam aktivitas memompa jantung. Bagian yang berg
erak lemah mungkin telah rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit
oksigen. Ini mungkin menandakan penyakit arteri koroner atau berbagai kondisi lain.
c. Tes stres.
Jika tanda-tanda dan gejala paling sering terjadi selama oalh raga, dokter mungkin meminta
Anda untuk berjalan di atas treadmill atau naik sepeda statis selama EKG. Hal ini dikenal
sebagai olah raga tes stres. Dalam kasus lain, obat untuk merangsang jantung Anda dapat
digunakan sebagai pengganti olah raga. Beberapa tes stres dilakukan dengan menggunakan
ekokardiogram. Ini dikenal sebagai stres echos. Sebagai contoh, dokter Anda mungkin
melakukan USG sebelum dan setelah olah raga di atas treadmill atau sepeda. Atau dokter
Anda dapat menggunakan obat untuk merangsang jantung Anda selama ekokardiogram.
d. Koroner kateterisasi.
Untuk melihat aliran darah melalui jantung Anda, dokter Anda mungkin menyuntikkan
cairan khusus ke dalam pembuluh darah (intravena). Hal ini dikenal sebagai angiogram.
Cairan disuntikkan ke dalam arteri jantung melalui pipa panjang, tipis, fleksibel (kateter)
yang dilewati melalui arteri, biasanya di kaki, ke arteri jantung. Prosedur ini dinamakan
kateterisasi jantung. SPewarna menandai bintik-bintik penyempitan dan penyumbatan
pada gambar sinar-X. Jika Anda memiliki penyumbatan yang membutuhkan perawatan,
balon dapat didorong melalui kateter dan ditiup untuk meningkatkan aliran darah dalam
jantung. Sebuah pipa kemudian dapat digunakan untuk menjaga arteri melebar terbuka.
e. Teknologi CT scan.
Computerized tomography (CT), seperti berkas elektron computerized tomography
(EBCT) atau CT angiogram koroner, dapat membantu dokter Anda memvisualisasikan
arteri Anda. EBCT, juga disebut sebagai ultrafast CT scan, dapat mendeteksi kalsium
dalam lemak yang sempit arteri koroner. Jika sejumlah besar kalsium ditemukan, penyakit
arteri koroner mungkin terjadi. CT angiogram koroner, di mana Anda menerima pewarna
kontras yang disuntikkan secara intravena selama CT scan, juga dapat menghasilkan gam
bar dari arteri jantung Anda.
f. Magnetic Resonance angiogram (MRA).
Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering digabungkan dengan menyuntikkan zat
warna kontras, untuk memeriksa area penyempitan atau penyumbatan - meskipun rincian
mungkin tidak sejelas yang disediakan oleh kateterisasi koroner.
2. Angioplasty dan penempatan stent (revaskularisasi koroner perkutan).
Dalam prosedur ini, dokter Anda menyisipkan tabung panjang tipis (kateter) ke dalam
bagian yang menyempit dari arteri Anda. Sebuah kawat dengan balon kempis melewati kateter
ke daerah menyempit. Balon tersebut kemudian dipompa, menekan dinding arteri Anda.
Sebuah tabung mesh/stent ditempatkan di arteri untuk membantu menjaga arteri terbuka.
Beberapa stent perlahan melepas obat untuk membantu menjaga arteri terbuka.

Gambar 3. Angioplasti
3. Operasi bypass arteri koroner.
Seorang ahli bedah menciptakan sebuah graft untuk membypass arteri koroner yang tersu
mbat menggunakan pembuluh dari bagian lain dari tubuh Anda. Hal ini memungkinkan
darah mengalir di sekitar arteri koroner yang tersumbat atau menyempit. Karena ini memerl
ukan operasi jantung terbuka, itu yang paling sering dilakukan untuk kasus beberapa arteri
koroner menyempit.

Gambar 4. Operasi by-pass

4. Pemberian obat-obatan
a. Resin
Obat golongan resin ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus halus dan mengeluar
kannya melalui tinja sehingga sirkulasi enterohepatik obat ini menurun. Akibatnya, terjadi
peningkatan fungsi reseptor LDL dan peningkatan bersihan LDL plasma.
b. Niasin
Berfungsi enurunkan produksi VLDL yang merupakan prekursor LDL. Dengan dosis besar asam
nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau koleserol baik dalam darah untuk
mencegah serangan jantung.
c. Statin
Bekerja dengan menghambat pembentukan kolesterol di hati dan eningkatkan pembuangan
d. Derivat asam fibrat
Golongan asam fibrat diindikasikan untuk hiperlipoproteinemia tipe IIa, Iib, III, IV dan V. Gemfi
brozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma, sehingga produksi VLDL dan
apoprotein B dalam hati menurun.
e. Ezetimibe
Ezetimibe dapat menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL.Ezetimibe bekerja
dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. Ezetimibe dapat digunakan sendiri jika
antihiperlidemik lain tidak bisa ditoleransi tubuh atau dikombinasi denga golongan statin (pengha
mbat HMGCoa reduktase) jika golongan statin tidak dapat menurunka kadar lipid darah sendirian.
BAB III
ASKEP PENYAKIT JANTUNG KORONER

-Kasus:
Seorang laki-laki Usia 38 tahun MRS dengan keluhan nyeri dada menjalar keleher
dan tembus punggung sejak 40 menit yang lalu.keluar keringat dingin,sesak,gelisah. Hasil
pemeriksaan ST elevasi di area inferior,RR :21x/menit, TD: 100/70 MmHg, N:
88x/menit,S:36,5 C,Akral dingin, CRT 4 detik, sinosis.klien di Diagnosa penyakit jantung
koroner.

A. Pengkajian
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien = Tn.D
No RM = 201309
Usia = 38 tahun
Jenis kelamin = laki-laki
Tgl MRS =25-05-2015
Tgl pengkajian = 25-05-2015 ,jam 14.00 WIB
Status pernikahan =belum menikah
Agama =Islam
Suku/bangsa = Jawa , Indonesia
Pendidikan terahir =SMA
Pekerjaan =TNI
Lama bekerja =+
Sumber informasi =Ibu
Nama keluarga dekat yang di hubungi =Ibu (orang tua)
Alamat = Semen Kediri
Pendidikan terahir = SMA
Pekerjaan = IRT

2. Keluhan utama
Ds : Klien mengatakan nyeri dada menjalar keleher dan tembus punggung sejak 40 menit
yang lalu.keluar keringat dingin,sesak,gelisah
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan nyeri dada menjalar keleher dan tembus punggung sejak 40 menit yang
lalu,keluar keringat dingin, sesak,dan gelisah.,

4. Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah memiliki
penyakit menahun. Hanya pernah sakit panas dan di bawa berobat ke dotkter praktik dan di
berikan obat minum sembuh .

5 .Riwayat penyakit keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular
,menurun,menahun serta tidak ada dalam keluarga yang mengalami penyakit serupa.

Pemeriksaan fisik

Kesadaran compos mentis


TTV : TD = 100/70 mmHg
N = 88 x/m
S = 36,5 oC
RR = 21 x/m
- Kepala
Inspeksi : - Penyebaran rambut merata tidak beruban
-Lesi (-)
- Benjolan (-)
- Pendarahan (-)
- Ukuran dan batuk proposional
Palpasi : - Nyeri tekan (-)
-Benjolan abnormal
Pusing / sakit kepala (-)

- Mata
Inspeksi : - sclera ≠ ikterus
- perdarahan (-)
Palpasi: - konjugtiva ≠ anemis
-pandsngan jelas
-pembengkakan (-)
Hidung
Inspeksi : bentuk proporsional
-sekresi (-)
-epistaksis (-)
-ganguan penciuman (-)
Palapsi : - Nyeri tekan (-)
-Massa (-)

-Mulut
Inspeksi : - Kebersihan mulut Baik
-Mukosa bibir lembab
- Perdarahan (-)
- Bicara jelas
- Gangguan menelan sering tersedak
- Lesi (-)
- Grimace (+)
- Batuk (+)
-Telinga
Inspeksi : - Batuk simetris , proposional
-Perdarahan (-)
- Serumen (+)
Palpasi : - Nyeri tekan (-)
-Massa (-)
- Gangguan pendengaran (-)
- Telinga
Inspeksi : - Bentuk simetris, proposional
- Perdarahan (-)
- Serumen (+)
- Palpasi: - Nyeri tekan (-)
- Massa (-)
- Gangguan pendengaran (-)

- Leher
Inspeksi : - JVD ≠ terlihat
- Lesi (-)
- Devisiasi trakea (-)
- Massa abnoramal (-)
- Dada/thorax :

Inspeski: - Pergerakan dinding dada simetri

-Normal chest
- Lesi (-)
- Retraksi instercosta (-)
Palpasi:
-Nyeri tekan (-)
- Nyeri dada (-)
Perkusi: Paru sonor
Aukulturasi: Paru-paru

Rhonky wheezing
-Abdomen :

Inspeksi: - Bentuk normal flat


- Lesi (-)
- Asites (-)
- Penegangan dinding perut (-)

Palpasi: - Nyeri tekan (-)

- Massa abnormal (-)

Akulturasi: BU: 5 ×/m

Perkusi : Timpani

Genetalia:

- Tidak dilakukan di pengkajian

- Ekstremitas dan intergumen

Kekuatan otot 3 3
3 3
Akral
CRT < 2dtk
Edema +
Diaforesis / keringat (+)
Lemah (+)

4. Pemeriksaan penunjang
HB 14,0
LEUKOSIT 2500
PCV 41,3
TROMBOSIT 94.000

 Urin Lenkap

SG 1,015
PH 5
LELI 25/ul +
NIT PO5
PRO 75 mg/dl +
GLUI 50 Mg/ dl +
KET Neg
Ubg 8 mg/dl +++
Bil 3 mg/dl ++
Ery 25/ul ++

 Sedimen

Eritrosit 0-2/ipb
Leukosit 0-1/ipd
Kristal Uric acid 1-3/ ipk
Ephitel Ginjal 0-1/ipk
Silinder Granular cast 0-1 /ipk

 Lain-lain

Kateri Coccus
Candida Neg
tricomonas Neg
spermatozoa Neg
5. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Aliran O2 arteri Curah jantung
koronaria menurun menurun
 Pasien mengatakan sesak
nafas Jantung kekurangan
 Sulit melakukan aktifitas O2
yg berlebihan
 Sering terbangun pada Iskimia otot jantung
malam hari karna sesak
Korelasi jantung
Do : menurun

K/u : Lemah Curah jantung


menurun
TTV : TD : 100/70 mmHg

N :88 /x mnt

S : 36,5 , oC

RR : 21 x/mnt
2 Ds :- Klien mengatakan sesak Beban kerja jantung Gangguan pola
nafas meningkat nafas
-Sulit bergerak bebas
- Gelisah Kebutuhan O2 Jantung
Do : - Berbaring di tempat meningkat
tidur
TTV : TD : 100/70 mmHg Peningkatan respirasi
N :88 /x mnt
S : 36.5 oC Takipnea
RR : 21 x/m
Sesak : (+) Gangguan pola nafas
O2 : (+)

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung.
2. Gangguan pola nafas.
10. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO Diagnosa KEP Tujuan KH Intervensi Rasional


1 Curah jantung menurun  Setelah  Observasi  Untuk
dilakukan TTV mengetahui
tindakan  Berikan keadaan
kep posisi pasien
selama 1 nyaman  posisi
x 24 jam yaitu posisi semifowler
curah semifowler untuk
jantung  Monoton mempermu
kembali output dah
normal . cairan pernafasan
 Kolaborasi  untuk bisa
KH : Curah dengan tim mengetahui
jantung medik kemasukan
normal untuk cairan dan
pemberian pengeluara
terapi n
 Dengan
pemberian
terapi untuk
mempercep
at
penyembuh
an

2 Gangguan pola nafas  Setelah di  Observasi  Untuk


lakukan TTV mengetahui
tindakan  Memberikan keadaan
keperawat posisi yang umum pasien
an selama nyaman  Posisi
1 kali 24  Ajarkan semifowler
jam, pola teknik  Untuk bisa
nafas relakasi dan mengontrol
kembali distrasi pola nafas.
efektif  Berikan O2  Untuk
yg cukup membantu
KH: Pola pasien dalam
nafas (+) pernafasan
IMPLEMENTASI

NO Diagnosa KEP IMPLE,ENTASI EVALUASI


1 Curah jantung menur- >Observasi TTV S. :Klien mengata-
un kan lemah
> Berikan posisi yang
nyaman yaitu posisi O. : K/u lemas
semifowler TTV :
TD :100/70mmHg
> Monoton output cairan N : 88/x mnt
S : 36.5 oC
> Kolaborasi dengan tim RR : 21 x/m
mrdis untuk memberikan Lemah : (+)
terapi -Akral dingin: (+)
- CRT : 4 Detik
-Sering keluar
keringat (+)
A. Masalah belum
teratasi
P. Lanjutkan
intervensi
2 Gangguan pola nafas Observasi TTV S. : Klien mengatak-
an sesak
- Memberikan posisi yang O. : Berbaring di
nyaman tempat tidur cemas
(+)
- Ajarkan teknik relaksasi TTV :
dan distraksi TD: 100/70mmHg
N : 88/x mnt
- Berian O2 yg cukup S : 36.5 oC
RR : 21 x/m
Sesak : (+)
O2 : (+)
Akral dingin : (+)
-CRT : > 4 Detik
A. : Masalah belum
teratasi
P. : Lanjutkan
interval
BAB IV
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi penyempitan, penyumba
tan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh nadi yang
mengantarkan darah ke aorta ke jaringan yang melindungi rongga- rongga jantung.Penyakit jantu
ng koroner terjadi bila ada timbunan (plak) yang mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa
jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukana bagian dalam pembuluh darah.
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri koronaria paling sering
ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koro
naria, sehingga mempersempit lumen pembuluh darah.
Faktor risiko PJK dibagi menjadi faktor risiko alami, utama dan tidak langsung. Faktor
risiko alami terdiri dari genetik, jenis kelamin, usia dan ras. Faktor utama terdiri dari kolesterol,
Hipertensi dan merokok.Faktor risiko tidak langsung terdiri dari diabetes mellitus, obesitas,
aktivitas fisik, stress, diet nutrisi dan alkohol.
Cara mencegah penyakit jantung koroner adalah berhenti merokok sedini mungkin,
berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, menghindari stress
yang berlebihan, menghindari pola hidup tidak sehat, mengurangi konsumsi alkohol, menjaga
tekanan darah, mengontrol gula darah dan menurunkan berat badan
Cara mengatasi penyakit jantung koroner adalah tes diagnosis,angioplasti, operasi by-pass
dan pemberian obat-obatan.

3.2. Saran
Penyakit Jantung Koroner dapat menyerang kepada siapa saja, bukan hanya kepada usia
lanjut saja, namun pada usia yang masih sangat muda sekalipun penyakit jantung dapat menyerang.
Jadi, apabila kita tidak ingin terkena penyakit berbahaya ini maka kita harus mualai dengan
berperilaku hidup sehat, dari mulai pola makan yang sehat dan teratur hingga mulai membiasakan
untuk teratur berolahraga dan tidak merokok tentunya.
DAFTAR PUSTAKA

Soeharto, Iman. 2001. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Yahya, Fauzi. 2009. Menaklukan Pembunuh NO 1 Mencegah dan Mengatasi PJK dengan Cepat
dan Tepat. Bandung : Mizan.
Soeharto, Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta :Gramedia
Pustaka Utama.
Rosyani, A. Y. 2012. Makalah penyakit jantung koroner, (http://afryluryanti.blogspot.co.id/
2012/03/makalah-penyakit-jantung-koroner.html), diakses pada 25 Oktober 2015.
Redi. 2012. Makalah penyakit jantung koroner, (http://keperawatan redi.blogspot.co.id/2012/04/
makalah-penyakit-jantung-koroner.html), diakses pada 25 Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai