Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia lanjut selalu dikonotasikan sebagai kelompok rentan yang selalu

ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat dan

Negara. Melihat kenyataan bahwa angka harapan hidup penduduk Indonesia yang

dari tahun ke tahun semakin membaik, maka uncullah sebuah hipotesis bahwa akan

adanya ledakan jumlah lansia di Indonesia yang akan semakin meningkat pada tiap

tahunnya (Mujahiddullah, 2012). Penuaan penduduk terkait dengan transisi

demografi dan epidemiologi lansia. Penuaan penduduk telah berlangsung secara

pesat, terutama dinegara berkembang pada dekade pertama abad melinium (Sunaryo,

2016).

Menurut WHO populasi penuaan cepat di dunia antara 2015 sampai dengan

2050, proporsi orang dewasa di dunia diperkirakan hampir dua kali lipat dari 12%

menjadi 22%. Secara absolut, ini merupakan peningkatan yang diharapkan 900 juta -2

miliar orang yang berusia di atas 60 (WHO, 2016).

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebesar 255.461.686 jiwa, yang

terdiri atas 128.366.718 jiwa penduduk laki-laki dan 127.094.968 jiwa penduduk

perempuan. Penduduk Usia Lanjut ≥ 60 Tahun berjumlah 21.685.326 orang.

Penduduk Usia Non Produktif ≥ 65 Tahun berjumlah 13.729.992 orang. Penduduk

1
2

Usia Lanjut Risiko Tinggi ≥ 70 Tahun berjumlah 8.240.413 orang (Kemenkes RI,

2015).

Di Sumatera Selatan yang berumur 45-49 (Pra Lansia) berjumlah 5,51%, 50-54

(Pra Lansia) berjumlah 4,66% dan 55-59 (3,48%). Sedangkan Lansia yang berumur

60-69 (Lansia Tua) berjumlah 4,09%, 70-79 (Lansia Tua) berjumlah 1,88% dan 80+

(Sangat Tua) berjumlah 0,73% (Badan Pusat Statistik, 2014).

Berdasarkan Data Kota Palembang, 2015. Jumlah lansia di Kota Palembang

untuk kelompok umur 45 - 64 tahun jumlah laki- laki adalah 133.150 atau sebesar 8.4

% dan perempuan 133.122 orang atau sebesar 8.4 % dari jumlah penduduk.

Sedangkan untuk kelompok umur lebih dari 65 tahun jumlah laki- laki 27.908 atau

sebesar 1.8 % dan perempuan 35.788 orang atau sebesar 2.3 % dari jumlah seluruh

penduduk (Profil Dinkes Kota Palembang, 2016).

Sedangkan jumlah penduduk lanjut usia terdata 11 kecamatan yang ada di

Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 37.665 jiwa dengan komposisi 19.045 laki- laki

dan 18.620 perempuan (Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin, 2015).

Seiring perjalanan dan pertambahan usia, proses penuaanpun terus berlangsung

dan menimbulkan berbagai macam perubahan. Tubuh akan mengalami perubahan-

perubahan pada struktur dan fisiologi dari berbagai sel, jaringan, ataupun organ dan

system yang menyebabkan involusi dan degradasi. Organ tubuh pun mengalami

kemunduran, baik fisik maupun mental (Sunaryo, 2016).

Gejala hipertensi kadang tidak nyata dan kebanyakan


3

Keluhan kesulitan tidur meningkat seiring dengan meningkatnya umur, lebih

dari 50 % lansia yang berusia 65 tahun atau lebih melaporkan mempunyai masalah

dengan tidur. Pada pola tidur ini berkontribusi dalam menjaga kondisi fisologis dan

psikologis. Tidur NREM membantu perbaikan jaringan tubuh. Selama tidur NREM,

fungsi biologis lambat. Denyut jantung normal orang dewasa sehat sepanjang hari

rata- rata 70- 80 denyut permenit atau kurang jika individu berada dalam kondisi fisik

yang baik. Oleh karena itu, tidur nyenyak bermanfaat dalam mempertahankn fungsi

jantung. (Perry & Potter, 2010).

Tergangunya tidur lansia menyebabkan tekanan darah meningkat. Hal tersebut

menjadi masalah bagi lansia karena hal tersebut menjadi factor utama terjadi stroke,

payah jantung, dan jantung koroner. Pada lansia yang berumur lebih dari 60 tahun.

Lansia dinyatakan hipertensi apabila tekanan sistolik sama atau lebih tinggi daari 140

mmHg, dan tekanan diastolic sama atau lebih tinggi 90 mmHg. Hipertensi sistolik

terisolasi tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah

dari 90 mmHg. Target penurunan adalah 140-160 (untuk sistolik) (Sunaryo, 2016).

Menurut Calhoun dan Harding, 2012. Menyatakan bahwa tekanan darah secara

normal menurun ketika sedang tidur normal (sekitar 10- 20% masih dianggap

normal) dibandingkan ketika kita sedang dalam keadaan sadardan keadaan ini

dihubungkan karena penurunan aktifitas simpatis pada keadaan tidur. Apabila tidur

mengalami gangguan, maka tidak terjadi penurunan tekanan darah saat tidur sehingga

akan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi yang berujung pada penyakit


4

kardiovaskuler. Setiap 5% penurunan normal yang seharusnya terjadi dan tidak

dialami seseorang, maka kemungkinan 20% akan terjadi peningkatan tekanan darah.

Selain itu salah satu faktor kualitas tidur yang buruk yaitu kebiasaan durasi tidur yang

pendek juga dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah terutama pada kalangan

remaja. Insomnia dengan durasi tidur singkat yang objektif juga dihubungkan dengan

resiko hipertensi, seperti obstructive sleep apneu syndrome (OSAS), restless legs

syndrome (RLS) dan lain-lain (Moniung, 2014).

Moniung, 2014. Hubungan Tekanan Darah Sistolik Dengan Kualitas Tidur

Pasien Hipertensi Di Puskesmas Bahu Manado. Hasil menujukan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara tekanan darah sistolik dengan kualitas tidur pasien

hipertensi di Puskesmas bahu Manado. Kesimpulan dalam penelitian ini sebagian

besar responden memiliki tekanan darah sistolik hipertensi stage 1 sebesar 73,3% dan

sebagian besar responden memiliki kualitas tidur yang buruk sebesar 51,7%. Saran

pada penelitian ini adalah untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi

rujukan dan permulaan untuk lebih banyak lagi penelitian tentang tekanan darah

dengan kualitas tidur.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti di Puskesmas Tanah Abang Musi

Banyuasin di dapatkan jumlah lansia yang mengalami hipertensi pada tahun 2014

berjumlah 260 orang, dan pada tahun 2015 dapatkan jumlah lansia yang mengalami

hipertensi berjumlah 286 orang dan pada dapatkan jumlah lansia yang mengalami

hipertensi tahun 2016 berjumlah 309 orang (Profil Puskesmas, 2017).


5

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik meneliti tentang

hubungan pola tidur dan stress dengan tekanan darah pada lansia hipertensi di

Puskesmas Tanah Abang Sekayu Musi Banyuasin tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Menurut uraian di atas di dapat rumasan masalah dalam penelitiaan adalah

belum diketahuinya hubungan pola tidur dan stress dengan tekanan darah pada lansia

hipertensi di Puskesmas Tanah Abang tahun 2017.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Adakah hubungan pola tidur dan stress dengan tekanan darah pada lansia

hipertensi di Puskesmas Tanah Abang Musi Banyuasin tahun 2017?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitiaan ini untuk mengetahui hubungan pola tidur dan stress dengan

tekanan darah pada lansia hipertensi di Puskesmas Tanah Abang Musi Banyuasin

tahun 2017.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik demografi lansia hipertensi

di Puskesmas Tanah Abang Musi Banyuasin tahun 2017.


6

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tekanan darah pada lansia hipertensi di

Puskesmas Tanah Abang Musi Banyuasin tahun 2017.

3. Untuk mengetahui hubungan pola tidur dengan tekanan darah pada lansia

hipertensi di Puskesmas Tanah Abang Musi Banyuasin tahun 2017.

4. Untuk mengetahui hubungan stress dengan tekanan darah pada lansia hipertensi

di Puskesmas Tanah Abang Musi Banyuasin tahun 2017.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti Selanjutnya

Mendapatkan wawasan dan gambaran nyata tentang hubungan pola tidur dan

stress dengan tekanan darah pada pasien hipertensi dan sebagai pengalaman proses

belajar khususnya dalam bidang metodologi penelitian dan statistik.

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan atau referensi

materi perkuliahan tentang hubungan pola tidur dengan tekanan darah pada lansia.

Serta sebagai bahan perpustakaan di STIK Bina Husada Palembang dan bahan

referensi peneliti selanjutnya.

1.5.3 Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi atau masukan bagi

petugas puskesmas tentang hipertensi pada lansia hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Tanah Abang Musi Banyuasin


7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian ini termasuk dalam area keperawatan gerontik dengan

tujuan untuk mengetahui hubungan pola tidur dan stress dengan tekanan darah pada

lansia hipertensi. Penelitian ini akan di laksanakan di Puskesmas Tanah Abang Musi

Banyuasin pada bulan Maret-Mei 2017. Jumlah populasi dalam penelitian ini

berjumlah 309 orang dan jumlah sampel sebanyak 174 orang dengan teknik

pengambilan sampel accidental sampling. Pada penelitian ini menggunakan uji

statistik uji chi-square.

Anda mungkin juga menyukai