PENDAHULUAN
ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat dan
Negara. Melihat kenyataan bahwa angka harapan hidup penduduk Indonesia yang
dari tahun ke tahun semakin membaik, maka uncullah sebuah hipotesis bahwa akan
adanya ledakan jumlah lansia di Indonesia yang akan semakin meningkat pada tiap
pesat, terutama dinegara berkembang pada dekade pertama abad melinium (Sunaryo,
2016).
Menurut WHO populasi penuaan cepat di dunia antara 2015 sampai dengan
2050, proporsi orang dewasa di dunia diperkirakan hampir dua kali lipat dari 12%
menjadi 22%. Secara absolut, ini merupakan peningkatan yang diharapkan 900 juta -2
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebesar 255.461.686 jiwa, yang
terdiri atas 128.366.718 jiwa penduduk laki-laki dan 127.094.968 jiwa penduduk
1
2
Usia Lanjut Risiko Tinggi ≥ 70 Tahun berjumlah 8.240.413 orang (Kemenkes RI,
2015).
Di Sumatera Selatan yang berumur 45-49 (Pra Lansia) berjumlah 5,51%, 50-54
(Pra Lansia) berjumlah 4,66% dan 55-59 (3,48%). Sedangkan Lansia yang berumur
60-69 (Lansia Tua) berjumlah 4,09%, 70-79 (Lansia Tua) berjumlah 1,88% dan 80+
untuk kelompok umur 45 - 64 tahun jumlah laki- laki adalah 133.150 atau sebesar 8.4
% dan perempuan 133.122 orang atau sebesar 8.4 % dari jumlah penduduk.
Sedangkan untuk kelompok umur lebih dari 65 tahun jumlah laki- laki 27.908 atau
sebesar 1.8 % dan perempuan 35.788 orang atau sebesar 2.3 % dari jumlah seluruh
Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 37.665 jiwa dengan komposisi 19.045 laki- laki
perubahan pada struktur dan fisiologi dari berbagai sel, jaringan, ataupun organ dan
system yang menyebabkan involusi dan degradasi. Organ tubuh pun mengalami
dari 50 % lansia yang berusia 65 tahun atau lebih melaporkan mempunyai masalah
dengan tidur. Pada pola tidur ini berkontribusi dalam menjaga kondisi fisologis dan
psikologis. Tidur NREM membantu perbaikan jaringan tubuh. Selama tidur NREM,
fungsi biologis lambat. Denyut jantung normal orang dewasa sehat sepanjang hari
rata- rata 70- 80 denyut permenit atau kurang jika individu berada dalam kondisi fisik
yang baik. Oleh karena itu, tidur nyenyak bermanfaat dalam mempertahankn fungsi
menjadi masalah bagi lansia karena hal tersebut menjadi factor utama terjadi stroke,
payah jantung, dan jantung koroner. Pada lansia yang berumur lebih dari 60 tahun.
Lansia dinyatakan hipertensi apabila tekanan sistolik sama atau lebih tinggi daari 140
mmHg, dan tekanan diastolic sama atau lebih tinggi 90 mmHg. Hipertensi sistolik
terisolasi tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah
dari 90 mmHg. Target penurunan adalah 140-160 (untuk sistolik) (Sunaryo, 2016).
Menurut Calhoun dan Harding, 2012. Menyatakan bahwa tekanan darah secara
normal menurun ketika sedang tidur normal (sekitar 10- 20% masih dianggap
normal) dibandingkan ketika kita sedang dalam keadaan sadardan keadaan ini
dihubungkan karena penurunan aktifitas simpatis pada keadaan tidur. Apabila tidur
mengalami gangguan, maka tidak terjadi penurunan tekanan darah saat tidur sehingga
dialami seseorang, maka kemungkinan 20% akan terjadi peningkatan tekanan darah.
Selain itu salah satu faktor kualitas tidur yang buruk yaitu kebiasaan durasi tidur yang
pendek juga dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah terutama pada kalangan
remaja. Insomnia dengan durasi tidur singkat yang objektif juga dihubungkan dengan
resiko hipertensi, seperti obstructive sleep apneu syndrome (OSAS), restless legs
hubungan yang bermakna antara tekanan darah sistolik dengan kualitas tidur pasien
besar responden memiliki tekanan darah sistolik hipertensi stage 1 sebesar 73,3% dan
sebagian besar responden memiliki kualitas tidur yang buruk sebesar 51,7%. Saran
pada penelitian ini adalah untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi
rujukan dan permulaan untuk lebih banyak lagi penelitian tentang tekanan darah
Banyuasin di dapatkan jumlah lansia yang mengalami hipertensi pada tahun 2014
berjumlah 260 orang, dan pada tahun 2015 dapatkan jumlah lansia yang mengalami
hipertensi berjumlah 286 orang dan pada dapatkan jumlah lansia yang mengalami
hubungan pola tidur dan stress dengan tekanan darah pada lansia hipertensi di
belum diketahuinya hubungan pola tidur dan stress dengan tekanan darah pada lansia
Adakah hubungan pola tidur dan stress dengan tekanan darah pada lansia
Tujuan penelitiaan ini untuk mengetahui hubungan pola tidur dan stress dengan
tekanan darah pada lansia hipertensi di Puskesmas Tanah Abang Musi Banyuasin
tahun 2017.
3. Untuk mengetahui hubungan pola tidur dengan tekanan darah pada lansia
4. Untuk mengetahui hubungan stress dengan tekanan darah pada lansia hipertensi
Mendapatkan wawasan dan gambaran nyata tentang hubungan pola tidur dan
stress dengan tekanan darah pada pasien hipertensi dan sebagai pengalaman proses
materi perkuliahan tentang hubungan pola tidur dengan tekanan darah pada lansia.
Serta sebagai bahan perpustakaan di STIK Bina Husada Palembang dan bahan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi atau masukan bagi
tujuan untuk mengetahui hubungan pola tidur dan stress dengan tekanan darah pada
lansia hipertensi. Penelitian ini akan di laksanakan di Puskesmas Tanah Abang Musi
Banyuasin pada bulan Maret-Mei 2017. Jumlah populasi dalam penelitian ini
berjumlah 309 orang dan jumlah sampel sebanyak 174 orang dengan teknik