Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Pencemaran Udara”

KELOMPOK B-5

Ketua : Muhammad Khalil Akbar 1102014169


Sekretaris : Syarafah Dara G W 1102014260
Anggota : Rizka Rifiandini 1102014231
Amanda Putri 1102014017

Olvie Astanaini Annisa 1102014205

DOSEN PEMBIMBING

DR. kholis Ernawati, S. Si, M. Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2018/2019
Pencemaran Udara

Pertumbuhan aktivitas ekonomi dan urbanisasi yang cukup tinggi baik diperkotaan dan
subperkotaan berpotensi besar dalam peningkatan penggunaan konsumsi energi, seperti pada
kebutuhan bahan bakar guna pembangkit tenaga listrik, tungku-tungku industri dan transportasi.
Pembakaran bahan bakar ini merupakan sumber-sumber pencemar utama yang dilepaskan ke
udara, seperti COx, NOx, SOx, SPM (suspended particulate matter), Ox dan berbagai logam berat.
Dari studi-studi literatur digambarkan bahwa secara global sektor transportasi sebagai tulang
punggung aktifitas manusia mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi pencemaran udara, 44 %
TSP [total suspended particulate), 89 % hidrokarbon, 100 % PB, dan 73 % NOx. Sementara dari data
inventarisasi Bapedal menunjukkan bahwa di Jakarta emisi yang di lepaskan ke udara sebagai dampak
penggunaan konsumsi energi mencakup 15 % TSP, 16 % NOx, dan 63 % SOx. Berlebihnya tingkat
konsentrasi zat pencemar seperti tersebut di atas, hingga melampaui ambang batas toleransi yang
diperkenankan akan mempunyai dampak negatif yang berbahaya terhadap lingkungan, baik bagi
manu- sia, tumbuh-tumbuhan, hewan dan rusaknya benda-benda (material) serta berpengaruh pada
kualitas air hujan (hujan asam), yang berakibat pada mata rantai berikutnya yaitu pada ekosistem flora
dan fauna.

Pada rentang 2005, perbandingan antara jumlah sepeda motor dan penduduk di Indonesia
diperkirakan mencapai 1:8. Seterusnya, dari tahun ke tahun, kondisi tersebut semakin meningkat.
Akibatnya, ruas jalan di Indonesia semakin padat. Bukan hanya di kota-kota besar, bahkan, sampai
ke pelosok daerah (WHO, 1979).

Berikut tabel perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia (Tabel 1). Pertumbuhan
kendaraan bermotor di Indonesia, sudah barang tentu memicu terjadinya peningkatan polusi, namun,
tampaknya, hal itu menjadi rumit ketika melihat faktor produksi dalam pertumbuhan kendaraan
bermotor.
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

Pada tingkat konsentrasi tertentu zat-zat pencemar udara dapat berakibat langsung terhadap
kesehatan manusia, baik secara mendadak atau akut, menahun atau kronis/sub-klinis dan dengan
gejala-gejala yang samar. Dimulai dari iritasi saluran pernafasan, iritasi mata, dan alcrgi kulit sampai
pada timbulnya tumbuhan atau kanker paru. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran
udara dengan sendirinya mempengaruhi daya kerja seseorang, yang berakibat turunnya nilai
produktivitas serta mengakibatkan kerugian ekonomis pada jangka panjang dan timbulnya
permasalahan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat.

Dampak buruk polusi udara bagi kesehatan manusia tidak dapat dibantah lagi, baik polusi
udara yang terjadi di alam bebas (Outdoor air polution) ataupun yang terjadi di dalam ruangan
(Indoor air polution), polusi yang terjadi di luar ruangan terjadi karena bahan pencemar yang berasal
dari industri, transportasi, sementara polusi yang terjadi di dalam ruangan dapat berasal dari asap
rokok, dan gangguan sirkulasi udara.

Ada tiga cara masuknya bahan pencemar udara kedalam tubuh manusia, yaitu melalui
inhalasi, ingestasi, dan penetrasi kulit. Inhalasi adalah masuknya bahan pencemar udara ke tubuh
manusia melalui sistem pernafasan, seperti terlihat pada gambar 1. Bahan pencemar ini dapat
mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan saluran pernafasan, selain itu bahan pencemar ini
kemudian masuk dalam peredaran darah dan menimbulkan akibat pada alat tubuh lain.

Bahan pencemar udara yang berdiameter cukup besar tidak jarang masuk ke saluran
pencernaan (ingetasi) ketika makan atau minum, seperti juga halnya di paru-paru, maka bahan pen-
cemar yang masuk ke dalam pencer- naan dapat menimbulkan efek lokal dan dapat pula menyebar
ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Permukaan kulit dapat juga menjadi pintu masuk bahan
pencemar dari udara, sebagian besar pencemar hanya menimbulkan akibat buruk pada bagian
permukaan kulit seperti dermatitis dan alergi saja, tetapi sebagian lain khususnya pence- mar organik
dapat melakukan penetrasi kulit dan menimbulkan efek sistemik.

Dampak Terjadinya Pencemaran Udara Terhadap Kehidupan dan Lingkungan

Sebagaimana kita ketahui bersama, pencemaran udara atau perubahan salah satu komposisi
udara dari keadaan normal, mengakibatkan terjadinya perubahan suhu dalam kehidupan manusia.
Pembangunan transportasi yang terus dikembangkan menyusul dengan permintaan pasar, ternyata,
telah mendorong terjadinya bencana pembangunan. Saat ini, kita semua telah mengetahui bahwa
pengaruh polusi udara juga dapat menyebabkan pemanasan efek rumah kaca (ERK) bakal
menimbulkan pemanasan global atau (global warming) (Sudrajad, 2006).

Tentunya, hal ini harus merupakan sebuah peringatan kepada para pemilik kebijakan industri
dan kebijakan transportasi agar melihat kepada masalah udara di sekitarnya. Proses pembangunan
yang ada di Indonesia dalam konteks transportasi, ternyata, telah menimbulkan bencana
pembangunan yang pada akhirnya bermuara menjadi permasalahan ekologis. Akibatnya, udara
sebagai salah satunya commons yang open access menjadi berbahaya bagi kesehatan manusia dan
alam sekitarnya. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang disajikan pada Tabel 3 berikut.
POLUSI UDARA GLOBAL

Ada beberapa polutan yang mencemari udara dan berdampak internasional sehingga digelar dalam
konferensi internasional maupun regional, antara lain :

a. Efek Rumah Kaca

Kekhawatiran akan meningkatnya emisi CO2 yang mempercepat laju pemanasan bumi yang antara
lain mengakibatkan naiknya permukaan laut sehingga sebagian besar pantai dunia akan tergenang.
Konferensi Tingkat Tinggi Dunia di Rio de Jenairo, Brazil pada bulan Juni 1992 mengeluarkan
pernyataan yang lebih dikenal sebagai Agenda 21 bahwa seluruh dunia bersepakat untuk mengurangi
emisi CO2 negara-negara industri pada tahun 2000 harus sama dengan tahun 1990, sedangkan pada
negara berkembang baru diberlakukan tahun 2010 (AGENDA 21, Rio eclaration; The United Nation
Departement of Public Information, 1992).

b. Penipisan Lapisan Ozon

Ozon sangat penting dalam mencegah radiasi ultra-violet yang masuk ke bumi. Hal ini penting
artinya, sebab jika Ozon tidak lagi berfungsi sebagai pencegah masuknya radasi ultra-violet yang
masuk ke bumi, maka akan menyebabkan kerusakan-kerusakan pada makhluk hidup termasuk
tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi dengan sinar ultra-violet tersebut. Dilaporkan bahwa sinar
tersebut dapat menyebabkan kanker pada kulit manusia. Sebagai contoh, mereka yang berjemur di
bawah terik matahari seperti yang kita lihat di pantai-pantai harus melapisi badannya dengan krem
pelindung kulit dan dianjurkan untuk tidak berlama- lama.

Diyakini bahwa penyebab menipisnya lapisan ozon ini adalah gas CFC baik CFC-11(CFCl2) dan
CFC-12 (CF2Cl2). Gas ini banyak dipergunakan dalam industri untuk pendingin yang lebih dikenal
dengan istilah freon (Graedel and Crutzen, 1990).

Dalam Agenda 21 juga disepakati bahwa negara di dunia harus menghapuskan penggunaan CFC ini
dan secepatnya diganti dengan produk yang ramah lingkungan (AGENDA 21, Rio eclaration; The
United Nation Departement of Public Information, 1992).

C. Hujan Asam (Acid Rain)

Akibat polusi NH4, H2SO4 yang turun bersama hujan menyebabkan pH air menurun, juga
endapannya dapat bertahan di tanah oleh hujan akan dilarutkan menyebabkan pH menurun. Penyebab
utamanya adalah terbentuknya gas SO2 dan NO2 oleh ulah manusia dari bahan bakar batubara dan
bahan bakar minyak. Adapun reaksi oksidasi di udara, dapat dgambarkan sebagai berikut :

SO2 +1⁄2O2 +H2O (2H+SO2)aq

2NO2 +1⁄2O2 +H2O 2 (H+NO3)aq.

HNO3 sangat asam dan larut dengan baik sekali. Selain itu juga merupakan asam keras dan reaktif
terhadap benda-benda lain yang menyebabkan korosif. Oleh sebab itu, presipitasinya akan merusak
tanaman terutama daun (Manahan, 1994).

Suatu pelajaran penting dari hujan asam dapat dilihat dari data di Skandinavia yang terkenal dengan
hutan dan banyaknya sungai dan danau. Di samping itu, pengukuran pH pada air permukaan
Norwegia Tengah dari 21 perairan yang diukur pHnya rata-rata turun dari 7,5 menjadi 5,4 hingga 6,3
diantara tahun 1941-1970.

Di Swedia, dari 14 perairan yang diukur, pH air permukaan menurun dari 6,5 – 6,6 ke 5,4 – 5,6 dari
tahun 1950 ke 1971 dan menurun dari 5,7 menjadi 4,9 antara tahun 1955 ke 1973. banyak penurunan
pH sangat berpengaruh terhadap tumbuhan yang mendapat air dari perairan tersebut (Walker et al,
1996).

Jenis-jenis Pencemaran Udara

1. Sumber Alami

Sumber pencemar udara alamiah merupakan sumber pencemar yang berasal dari proses alam
tanpa adanya campur tangan manusia.

a. Akibat Letusan Gunung Berapi


Letusan gunung berapi mengeluarkan beberapa gas yang melimpah diantaranya H2O, CO2,
H2S, SO2, CO, HF, dan He. Diantara semua gas tersebut, sulfur dioksida merupakan pencemar
udara utama karena selain berpengaruh pada kesehatan, SO2 juga menyebabkan anomali cuaca.

b. Akibat Kebakaran Hutan


Kebakaran hutan merupakan proses yang paling dominan menimbulkan pencemaran udara
karena dari pembakaran itulah dapat meningkatkan bahan serupa substrat fisik atau kimia ke
dalam udara yang mencapai jumlah tertentu. Ada beberapa bahan polutan dari pembakaran yang
dapat mencemari udara yaitu bahan polutan primer, seperti hidrokarbon, CO, karbon dioksida,
senyawa sulfur oksida, senyawa nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida. Adapun polutan
berbentuk partikel adalah asap berupa partikel karbon yang sangat halus bercampur dengan debu
hasil dari proses pemecahan suatu bahan.

c. Sumber Air Panas


Zat pencemar udara yang dihasilkan antara lain asam sulfide, arsenic dan logam berat lainnya.

d. Gas – Gas Hasil Pencernaan


Gas metana dan gas-gas lain yang dihasilkan melalui pencernaan makanan dari hewan ternak
seperti sapi.

e. Samudra, Sungai dan Muara


Merupakan sumber-sumber pembuangan gas metana hasil dari sistem pencernaan dari hewan-
hewan laut, metanogenesis dalam endapan dan area di sepanjang pesisir, dan mungkin aliran dari
hidrat metan di atas permukaan laut.
f. Debu
Angin berdebu yang berasal dari daerah tanpa tumbuh-tumbuhan seperti padang pasir

g. Garam Laut
Hembusan angin dari air laut yang terevaporasi di udara melepaskan natrium klorida serta
partikulat lainnya ke udara.

h. Pelepasan Radioaktif
Gas radon dilepaskan ke udara selama pelepasan radioaktif terjadi di permukaan bumi.

i. Tumbuh – Tumbuhan dan Pepohonan


Sumber biogenik seperti pohon cemara dan beberapa jenis tumbuhan lain melepaskan senyawa
volatil organik. Sekitar 80% dari keseluruhan emisi senyawa volatil organik berasal dari sumber
biogenik.

j. Lahan Gambut
Reaksi dari bakteri yang ada di lahan gambut menghasilkan gas metana dan melepaskannya ke
udara. Lahan gambut merupakan sumber emisi gas metana terbesar.

l. Rayap
Rayap merupakan sumber emisi gas metana terbesar kedua, gas metana dihasilkan dari proses
pencernaan rayap.

m. Petir
Petir mengubah nitrogen di udara menjadi nitrogen oksida.

n. Pembukaan Lahan Baru


Merupakan sumber pencemar gas yang diakibatkan oleh reaksi bakteri sehingga melepaskan
nitrogen oksida dalam jumlah yang besar.

2. Sumber Antropogenik

Sumber antropogenik merupakan pencemaran udara yang diakibatkan oleh aktivitas


manusia. Kebanyakan berasal dari aktivitas transportasi, industri, pembakaran, persampahan, dan
lain-lain.
a. Sumber Tidak Bergerak

Merupakan sumber pencemar yang tidak mengalami perubahan posisi selama menghasilkan zat
pencemar. Sumber pencemar yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu kegiatan industri,
pembangkit tenaga listrik, pembakaran insinerator, furnace, dan lain-lain. Sumber tidak bergerak
dapat dikategorikan menjadi:
 Sumber Titik
Merujuk kepada sebuah sumber yang berada pada titik yang tetap. Contohnya
cerobong asap, atau tangki penyimpanan yang memancarkan zat pencemar udara
 Sumber Area
Mengacu pada serangkaian sumber kecil yang bersama-sama dapat mempengaruhi
kualitas udara di suatu daerah. Contohnya adalah penggunaan perapian di rumah untuk
penghangat akan berdampak pada satu area, meskipun masing-masing rumah
menyumbang berbagai jenis zat pencemar dalam jumlah yang kecil.
b. Sumber bergerak
Merupakan sumber pencemar yang mengalami perubahan posisi selama menghasilkan zat
pencemar. Sumber pencemar yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu mobil, truk, bus, kereta api,
kapal laut dan pesawat terbang

c. Debu Zat Kimia dan Partikulat Hasil Kegiatan Pertanian dan Perkebunan
Kegiatan pertanian dan perkebunan juga turut menyumbangkan emisi gas pencemar di atmosfer
sebagai hasil dari reaksi alamiah dari tumbuhan tersebut.

d.Suspensi Dari Penggunaan Zat Larutan Kimia


Contohnya yaitu cat, hair spraydan lain-lain. Pengunaan hair spray mengemisikan ozon yang juga
berkontribusi sebagai zat pencemar di udara.

e. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah


Reaksi dari mikroorganisme dan reaksi kimia yang terjadi pada landfill menghasilkan gas metana,
karbon dioksida, ammonia, gas sulfida dan gas pencemar lainnya yang diemisikan ke udara.
f. Kegiatan Militer
Kegiatan militer juga berdampak dalam terjadinya pencemaran di atmosfer, contohnya adalah
penggunaan senjata nuklir, bom, gas beracun, rudal maupun senjata biologis.

Upaya untuk Mengurangi Dampak Polusi/Pencemaran Udara

Upaya pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor yang mencakup upaya-upaya
pengendalian baik langsung maupun tidak langsung, akan dapat menurunkan tingkat emisi dari
kendaraan bermotor secara efektif antara lain (Sudrajad, 2006):

1. Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda, kendaraan
umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman- teman (car pooling).
2. Selalu merawat mobil dengan saksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak
mengotori udara.
3. Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
4. Memilih bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).
Daftar Pustaka

Budiyono Afif.2001 Pencemaran Udara: Dapmak Pencemaran Udara Pada Lingkungan. Berita
Dirgantara vol 2.

Ismiati, et al.2014.Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kedaraan Bermotor. Jurnal
Managemen Transportasi dan logistic (JMTransLog) - Vol.01 No 03.

Ramawati. 2002. Dampak Pencemran Udara Terhadap Tumbuhan. USU Digital library.

Anda mungkin juga menyukai