Anda di halaman 1dari 3

SENYAWA AROMATIK

Pengertian Senyawa Aromatik

Senyawa aromatik adalah senyawa hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap
diantara atom-atom karbonnya .Benzena adalah senyawa organik dengan rumus molekul C6H6.
Benzena tersusun atas 6 buah atom karbon yang bergabung membentuk sebuah cincin, dengan
satu atom hidrogen yang terikat pada masing-masing atom. Karena hanya terdiri dari atom
karbon dan hidrogen, senyawa benzena dapat dikategorikan ke dalam hidrokarbon.
Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap.
Benzena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi, dan merupakan salah satu bahan
petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam dunia industri. Karena memiliki
bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran penting pada bensin.
Benzena juga bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan
pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya
diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi. Karena bersifat karsinogenik,
maka pemakaiannya selain bidang non-industri menjadi sangat terbatas.

Sifat Fisik:
 Zat cair tidak berwarna
 Memiliki bau yang khas
 Mudah menguap
 Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang
polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
 Titik Leleh : 5,5 derajat Celsius
 Titik didih : 80,1derajat Celsius
 Densitas : 0,88
Sifat Kimia:
 Bersifat kasinogenik (racun)
 Merupakan senyawa nonpolar
 Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
 Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.
Kegunaan Benzena dan Senyawa Turunan Benzena dalam Kehidupan
1. Benzena digunakan sebagai pelarut.
2. Benzena juga digunakan sebagai prekursor dalam pembuatan obat, plastik, karet
buatan dan pewarna.
3. Benzena digunakan untuk menaikkan nilai oktan bensin.
4. Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu benzena
juga digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan membuat sejenis karet
sintetis) dan nilon–66.
5. Asam Salisilat: adalah nama lazim dari asam o–hidroksibenzoat. Ester dari asam
salisilat dengan asam asetat digunakan sebagai obat dengan nama aspirin atau asetosal.
6. Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan.
7. Anilina: merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Reaksi
anilina dengan asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium, dan proses ini disebut
diazotisasi.
8. Toluena: kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan
baku pembuatan zat peledak trinitrotoluena (TNT).
9. Stirena: jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu jenis
plastik yang banyak digunakan untuk membuat insulator listrik, bonekaboneka, sol
sepatu, serta piring dan cangkir.
10. Benzaldehida: digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku
pembuatan parfum karena memiliki bau yang sedap.
11. Natrium Benzoat: seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai
bahan pengawet makanan dalam kaleng.
12. Fenol: fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan
nama karbol atau lisol, dan dipergunakan sebagai zat disinfektan (pembunuh bakteri)
karena dapat menyebabkan denaturasi protein.
Syarat-syarat Aromatisitas
 Molekul harus berbentuk siklik.
 Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital pi, membentuk sistem
berkonjugasi.
 Molekul haruslah planar.
 Jumlah elektron pi molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2)
elektron pi.
CINCIN AROMATIK

a). Cincin aromatik sederhana


Cincin aromatik sederhana, juga dikenal sebagai arena sederhana atau senyawa aromatik
sederhana, merupakan senyawa organik aromatik yang hanya terdiri dari struktur cincin planar
berkonjugasi dengan awan elektron pi yang berdelokalisasi. Banyak senyawa cincin aromatik
sederhana yang mempunyai nama trivial. Biasanya, ia ditemukan sebagai substruktur molekul-
molekul yang lebih kompleks. Senyawa aromatik sederhana yang umumnya ditemukan
adalahbenzena dan indola.
Cincin aromatik sederhana dapat berupa senyawa heterosiklik apabila ia mengandung
atom bukan karbon. Ia dapat berupa monosiklik seperti benzena, bisiklik seperti naftalena,
ataupun polisiklik seperti antrasena. Cincin aromatik monosiklik sederhana biasanya berupa
cincin beranggota lima, seperti pirola, ataupun cincin beranggota enam, seperti piridina.

b). Cincin aromatik heterosiklik


Cincin aromatik yang mengandung atom nitrogen dapat dibedakan menjadi cincin aromatik basa
dan cincin aromatik non-basa.
 Pada cincin aromatik basa, pasangan menyendiri elektron bukanlah bagian dari sistem
aromatik cincin tersebut. Pasangan menyendiri ini bertanggungjawab terhadap kebasaan basa ini.
Dalam senyawa-senyawa ini, atom nitrogen tidak berikatan dengan atom hidrogen. Contoh
cincin aromatik basa adalah piridina dan kuinolina. Beberapa cincin bisa saja mengandung atom
nitrogen basa dan non-basa secara bersamaan, misalnya imidazola dan purina..
 Pada cincin non basa, pasangan menyendiri elektron atom nitrogen berdelokalisasi dan
berkontribusi terhadap sistem aromatik elektron pi. Dalam senyawa ini, atom nitrigen berikatan
dengan atom hidrogen. Contoh cincin aromatik non-basa ini adalah piroladan indola.
Pada cincin aromatik yang mengandung atom oksigen dan sulfur, satu dari dua pasangan
elektron heteroatom tersebut berkontribusi terhadap sistem aromatik senyawa.

Sifat-sifat senyawa aromatik


1.sifat fisik
 zat cair tidak berwarna
 memiliki bau yang khas
 mudah menguap
 benzene digunakan sebagai pelarut
 tidak larut dalam pelarut polar seperti air tetapi larut dalam senyawa yang kurang polar
seperti eter dan tetraklorometana.
 larut dalam berbagai pelarut organik
 benzena dapat membentuk campuran azeotrop dengan air
 densitas : 0,88
2. sifat kimia
 bersifat toksik karsinogenik ( hati-hati menggunakan benzena sebagai pelarut hanya
gunakan jika tidak ada alternatif lain misalnya toluena .
 merupakan senyawa nonpolar
 tidak begitu reaktif tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
 lebih mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada adisi

Anda mungkin juga menyukai