Anda di halaman 1dari 3

melakukan pemilihan yang sesuai dengan ukuran-ukuran di Negeri ini bukan merupakan unduhan yang

berlebih-lebihan, produksi, tantiem, gratifikasi dan lain-lain, hasil yang terkait sifat-sifatnya tidak tetap
dan yang diberikan sekali pakai sekali pakai ,, 1) e. iuran dana tabungan yang díbayar oleh pemberi kerja
untuk pekerja / karyawan, f. nilai pakai kendaraan milik perusahaan untuk kepentingan pribadi,
termasuk milik nilai pakai kendaraan terkait dari dan ke tempat kerja, biaya perawatan dan perbaikan
kendaraan milik pekerja / perusahaan yang ditanggung oleh pemberi kerja, premi asuransi yang diminta
oleh pengusaha untuk buruh / karyawan. h. Setiap kali diberikan dalam bentuk natura (termasuk 9
bahan pokok untuk kebutuhan sehari-hari), maka nilai uangnya ditentukan atas dasar harga pasar lokal
mana saja yang disetujui, dibahas dengan 20%. Bila dapat diberikan dalam bentuk lain, termasuk dalam
bentuk uang atau dalam bentuk natura , maka nilai uang bantuan-bantuan ter-sebut, seperti bantuan-
pemberian meliputi: makanan dalam jam-jam kerja, perumahan dan / atau bersama makanan, pakaian
kerja (termasuk sepatu), penggunaan kendaraan sampai batas-batas tertentu yang ditentukan secara
berkala oleh Direktur Jendral Pajak, tidak diperhitungkan sebagai upah. 1) Dapatkan gratifikasi, dapatkan
produk dan sebagainya sama dengan saat disediakannya hasil-haxil tersebut untuk disetujui oleh buruh /
kar yawan 166

Biaya Tenaga Keja Setelah Penghasilan kena pajak dihitung, maka untuk menghitung Pajak Penghasilan
yang harus dipotongkan dari Penghasilan dan Pengerjaan Pajak, menggunakan pajak tarif berikut: Pajak
Penghasilan Tahun 1976 Penghasilan Penghasilan kena pajak Penghasilan jumlah tambahan Rp 100, -
penuh Pokok pajak 0 0 10.000 21.000 10 100.000 11 200.000 12 300.000 33.000 59.000 87.000 13
500.000 14 700.000 15 900.000 117.000 16 1.200.000 165.000 216.000 17 1.500.000 19 1.800.000
273.000 21 357.000 449.000 2.200.000 23 2.600.000 25 549.000 689.000 28 3.000.000 31 3.500.000 34
844.000 4.000.000 38.014.000 4.500.000 1.394.000 1.814.000 2.274.000 42 5.500.000 46 6.500.000 50
7.500.000 Contoh penghitung pajak penghasilan karyawan pajak yang di-tanggung sendiri oleh
karyawan yang dikutip sebagai berikut: 1) Contoh ini diambil dari pada SK Menteri Keuangan RI No. Kep.
1466 / MK / 11/12/1975, tanggal 24 Desember 1975. 1) 167

Misalnya seorang buruh kawin tanpa anak (pada awal tahun takwin) Dapatkan upah kotor Rp. 40.000, -
per bulan. Jika yang dibayarkan tidak membayar premi asuransi, pajak penghasilan yang harus
dipotongkan dari pembayaran dihitung sebagai berikut: Rp. 40.000, - Hasil upah kotor Bulanan sesuai
pasal 6 ayat (2) Penuntun 5% x Rp. 40.000, - Rp. 2.000, 2.000, - Rp. 38.000, Pendapatan Kotor menurut
pasal 6 ayat 6 ke I dan ke 2 Penuntun: untuk wajib pajak sendiri Rp, 10.000, - untuk isteri yang syah 00.00
10.000, - 20.000, - Rp. 18.000, Pendapatan sisa pajak penghasilan e Pendapatan sisa pajak pajak
dibutuhkan: 12 x Rp. 18.000, - Rp. 216.000, - Penggunaan tarip sebagai berikut: Untuk Penghasilan sisa
kena pajak Rp. 200.000, - pajaknya Rp. 21.000, Untuk selebihnya Rp. 16.000, (Rp. 216.000 Rp. 200.000)
pajaknya 12% x Rp. 16.000, - 000.002 1.920, - Jumlah pajak pendapatan jumlah Rp. 22.920, - Pajak
Penghasilan harus dipotongkan dari upah buruh setiap bulan sebesar Rp. 1.910, - (1/12 x Rp. 22.920, -)
Jika karyawan dalam contoh ini adalah tenaga kerja langsung maka jumal pencatatan penghitungan upah
dan pajak penghasilan atas upahnya, serta pembayarannya adalah sebagai berikut a. Gaji dan Upah.
Rp40.000, Hutang Pajak Pendapatan Karyawan Haji Gajl dan Upah Rp 1.910, i 38.090, Untuk menghitung
penghitungan pembayaran dan pembayaran yang terhutang kepada karyawan dan jumlah potongan
pajak penghasilannya. 168
Biaya Tenaga Kerja h Hutang Gaji dan Upah .. Rp 38.090 Kas Rp 38.090, Jurnal untuk mencatat
pembayaran gaji dan pembayaran kepada karyawan yang diambil. Hutang Paiak Pendapatan
Karyawan ... Rp 1910 c. Kas Rp 1.910, Jurnal untuk pembayaran pajak penghasilan yang dipungut dari
karyawari ke Kas Negara, d. Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 40.000, Gali dan
Upah Rp 40.000 Untuk pembayaran pembagian pembayaran dan upah (distribusi biaya tenaga kerja).
Cara menghitung pajak penghasilan yang harus dibayar oleh mafikan Jika seluruh pajak penghasilan
karyawan ditanggung oleh majikan, maka perlu menghitung pajak penghasilan yang harus ditanggung
oleh. karyawan. Untuk menentukan jumlah pajak penghasilan yang ditanggung mempekerjakan,
langkahnya berikut adalah Menghitung upah netto bulanan dengan cara sebagai berikut: Rp. xx Hasil
upah kotor bulanan ... Dikurangi - Potongan mnenurut pasal 6 ayat 2 -Potongan menurut pasal 6 ayat 3
dan 4 **) -Potongan batas pendapatan bebas pajak Rp. xx XX XX XX Rp. Xx Upah netto bulanan Lihat
catatan kaki di halaman 165. Fasal 6 ayat $ dan 4 di dalam SK Menteri Keuangan RI Nomor: Kep. 1466MK
/ II / 12/1975 tanggal 24 Desember 1975. 169

b. Menghitung pajak penghasilan karyawan yang ditanggung karyawan dengan cara mengetrapkan tabel
nilai pembayaran terdiri dari pajak 189, untuk upah netto bulanan tersebut. Contoh: Karyawan A
memiliki kawin dan memiliki 1 orang anak. Upah kotor sehari sebesar Rp. 70.000, - dan seluruh pajak
pendapatannya ditang- gung oleh majikan. Jumlah karyawan sebesar iuran pensiun sebesar Rp. 6.000, -
dan premi asuransi sebesar Rp. 1.500, Penghitungan jumlah pajak yang terhutang oleh pemberi kerja
sebagai berikut: Penentuan pembayaran netto yang dibeli: Rp. 70.000, - Hasil upah kotor Potongan
menurut pasal 6 ayat 2 Penuntun 5% x Rp. 70.000, - 3.500, -. Rp. 66.500, - Pendapatan kotor / hasil
bersih Potongan pasal 6 ayat 3 dan 4 Penuntun, dibayar karyawan setiap bulan Rp. 6.000, - dan Rp.
1.500, - = Rp. 7.500, - Maksimum yang diizinkan 10% x Rp. 66.500, - 6.650, - Pendapatan bersih dari
batasan pajak gratis untuk wajib pajak sendiri untuk isteri yang syah -untuk satu anak Rp. 59.850, - Rp.
10.000, - 10.000, 4.500, 24.500, - Upah netto bulanan Rp. 35.350, - Pasal 6 ayat 3: iuran untuk gaji dan
dana pensiun yang berhak atas gaji lainnya, dengan ketentuan setinggi-kenaikan 10% (sepuluh persen)
dari hasil bersih / pendapatan kotor dan tidak saya lebihi Rp. 120.000, - disetujui. Pasal 6 ayat 4: Premi
untuk asuransi jiwa, bunga semasa hidup dan gaji yang tidak sesuai dengan gaji / gaji dapat dikurangkan
bersih, dengan pengertian bah wa premi itu setinggi-perolehan 10% (aepuluh pemeratus) dari hasil
bernih / pen dapatan kotor dan tidak berlebihan Rp. 120.000 disetujui, dengan catatan setelah terlebih
dahulu disetujui oleh iuran tersebut pada ayat 5 pasal ini. ihasil 170

Biaya Tenaga Kerja. (Tabel halaman 172). Bagian upah netto Rp. 22.250, -pajaknya Bagian upah netto
selebihnya = Rp. 13.100 (Rp. 35.350 Rp. 22.250) 13/87 x Rp.13.100 Rp. 2,750, - 1957,47 Upah berupa
pajak yang harus ditanggung mempekerjakan Rp. 4,707,47 Dengan demikian jumlah yang dikeluarkan
oleh pemberi kerja untuk gaji dan pajak pendapatan karyawan setiap bulan sebesar Rp. 4.707 47 Rp.
70.000, Rp. 74.707,47 Jika karyawan dalam contoh ini merupakan tenaga kerja langsung, maka jurnal
pencatatan penghitungan upah, pajak penghasilan atas upalínya dan pembayarannya adalah sebagai
berikut: a. Gaji dan Upah .. Rp 74.70747 Rp 4.707,47 70.000, Hutang Pajak Pendapatan Karyawan
Hotang Gaji dan Upah Untuk menghitung penghitungan upah yang terhutang kepada karyawan dan
jumlah pajak penghasilan karyawan yang menjadi tanggungan ma-jikan. b. Hutang Gaji dan Upah
Rp70.000, - Rp70.000, Kas Untuk membayar pembayaran kepada karyawan A. Rp 4.707,47 c.Hutang
Pajak Penghasilan Karyawan Rp 4,707,47 Kas Untuk penyetoran pajak penghasilan yang dibayarkan oleh
awan yang menjadi tanggungan perusahan ke Negara Kas. d, Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja
Langsung .. Biaya Overhead Sesungguhnya Rp 70.000, 4,707,47 Rp 74,707,47 Gaji dan Upah. Untuk
mencatat pembagian upah (distribusi biaya tenaga kerja). 171

Anda mungkin juga menyukai