Anda di halaman 1dari 9

ISSN 2599-1221

43

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA MENINGKATKAN


REGULASI EMOSI PADA SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

Aisyah Lubis, Yessy Elita, Vira Afriyati


Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu
aisyahlubis16@gmail.com, yessyelita@unib.ac.id, vira_afriyati@unib.ac.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh layanan bimbingan kelompok
dengan teknik sosiodrama terhadap regulasi emosi dalam interaksi siswa dengan teman
sebaya. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan Pre
Experimental Design. Alternatif pendekatan yang digunakan adalah the one group pretest-
posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IIS 5 SMA Negeri 3
Kota Bengkulu yang berjumlah 34 siswa. Sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Jumlah sampel adalah 10 siswa. Data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan uji z. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa regulasi emosi meningkat setelah diberikan layanan
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama, hal ini ditunjukkan dengan nilai z = -2.803a
dengan taraf signifikansi (2-tailed) sebesar 0.005 yang berarti 0.005<0.05. Temuan ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama untuk
meningkatkan regulasi emosi dalam interaksi dengan teman sebaya siswa kelas X IIS 5
SMA Negeri 3 Kota Bengkulu.

Kata kunci: layanan bimbingan kelompok, teknik sosiodrama, regulasi emosi, interaksi
teman sebaya

THE INFLUENCE OF THE TUTORING SERVICE GROUP BY USING


SOCIODRAMA TECHNIQUE TOWARDS THE REGULATION OF EMOTION IN
STUDENT INTERACTIONS WITH PEERS AT SMA 3 KOTA BENGKULU
ABSTRACT
The purpose of this study was to describe the influence of the tutoring services group with
the techniques of sociodrama towards the regulation of emotional in student interaction with
peers. The method in this research is a method of experimentation with approaches Pre
Experimental Design. An alternative approach used was the one group pretest-posttest
design. The population in this research is the grad X IIS 5 SMA Negeri 3 Kota Bengkulu
that add up to 34 students. Sampling used a purposive sampling technique. The number of
samples is 10 students. This research data is analyzed using z-test. The results showed that
the regulation of emotional escalated after given tutoring service group with sociodrama
technique, this is indicated by the value of z = -2.803a a significance level (2-tailed) of 0.005
meaning 0.005 <0.05. This findings that there is an influence of sociodrama technique group
tutoring service to improve the regulation of emotion in interaction with peers grade X
student of IIS 5 SMA Negeri 3 Kota Bengkulu.

Keywords: group tutoring service group, sociodrama technique, regulation of emotional,


peer interaction

Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Nomor 1 2017


FKIP Universitas Bengkulu
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Terhadap Regulasi Emosi 44

Pendahuluan diantaranya yaitu bullying dan aksi


Masa remaja merupakan masa berperilaku kasar di media sosial (Liputan
peralihan dari anak-anak menuju dewasa 6, Kompas, dan Tempo).
dan merupakan salah satu tahap Kasus-kasus di atas merupakan
perkembangan dalam rentang kehidupan contoh rendahnya kemampuan regulasi
manusia. Perubahan banyak terjadi pada emosi pada diri remaja. Menurut Gross
individu yang memasuki masa remaja. (dalam Anggreiny, 2014: 22), bahwa
Perubahan tersebut meliputi semua aspek regulasi emosi adalah strategi yang
perkembangan seperti perubahan fisik, dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar
emosional, sosial, moral, dan juga untuk mempertahankan, memperkuat atau
kepribadian (Hurlock, 2002: 206). Siswa mengurangi satu atau lebih aspek dari
merupakan remaja yang sedang dalam respon emosi yaitu pengalaman emosi dan
proses berkembang ke arah kematangan dan perilaku. Seseorang yang memiliki regulasi
salah satunya adalah kematangan emosi dapat mempertahankan atau
emosional. Menurut Sunarto dan Hartono meningkatkan emosi yang dirasakan baik
(2013: 26) menyatakan bahwa emosi positif maupun negatif.
merupakan gejala perasaan disertai dengan Menurut Sulistyo (2014: 3-4) regulasi
perubahan atau perilaku fisik. Seperti marah emosi adalah kemampuan individu untuk
yang ditunjukkan dengan teriakan suara memonitor, mengevaluasi dan
keras, atau tingkah laku yang lain. Begitu memodifikasi emosi yang muncul untuk
pula sebaliknya seorang yang gembira akan mencapai tujuan yang meliputi kemampuan
melonjak-lonjak sambil tertawa lebar, dan mengatur perasaan, reaksi fisiologis, cara
sebagainya. berfikir seseorang, dan respon emosi
Sementara melihat fenomena yang (ekspresi wajah, tingkah laku dan nada
ada saat ini, remaja sering kali dihadapkan suara) sehingga dapat diekspresikan secara
dengan berbagai masalah yang menyangkut tepat dengan lingkungan. Rendahnya
aspek emosi. Hal ini terjadi karena kemampuan regulasi emosi pada remaja
ketidakmampuan siswa dalam menjalankan sering kali menyebabkan remaja cendrung
perubahan pada masa remaja. permasalahan mengalami pertikaian, stres dan bahkan
tersebut seperti, kasus yang diperoleh tidak jarang remaja akan mengalami depresi
melalui media elektronik dan media massa sedangkan remaja yang mampu mengelola
Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Nomor 1 2017
FKIP Universitas Bengkulu
ISSN 2599-1221
45

emosinya akan membantu mereka khususnya dalam bidang sosial dan cara
mengatasi stres dalam kehidupannya dan berinteraksi dengan orang lain.
sebagai bekal awal remaja dalam Menurut Krisnamurti (2013: 25-26)
menghadapi kehidupan mendatang dengan bahwa interaksi teman sebaya adalah
bekal kesehatan mental (Fitriani dan Alsa, hubungan timbal balik antara dua individu
2015: 150). atau lebih dengan tingkat umur yang
Berdasarkan hasil observasi yang berdekatan maupun tingkat kedewasaan
telah dilakukan peneliti di SMA Negeri 3 yang hampir sama yang saling
Kota Bengkulu, peneliti juga memperoleh mempengaruhi, mengubah, dan
beberapa informasi yaitu masih banyak memperbaiki perilaku atau sebaliknya.
siswa yang belum mampu menjalankan Berdasarkan penjelasan di atas
tugas perkembangan sesuai masa remaja diketahui beberapa masalah diantaranya
seperti hubungan yang terjalin kurang baik terdapat siswa di SMA Negeri 3 Kota
antar teman sebaya, melawan guru, kurang Bengkulu yang mengalami kemampuan
sopan, melakukan bullying dengan teman regulasi emosi rendah sehingga terjadi
sebaya, dan kurang mampu beradaptasi interaksi yang tidak baik antara teman
dengan teman sebayanya. Siswa juga belum sebaya, bullying, kurang mampu
mampu memperoleh kematangan yang beradaptasi dan bahkan terjadi pertikaian
sesuai dalam dirinya terutama dari aspek diantara siswa sehingga penulis tertarik
emosional dalam berinteraksi dengan teman melakukan penelitian yang berjudul
sebaya. “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Suwatra dan Desia (2013: Teknik Sosiodrama Terhadap Regulasi
152) menyatakan bahwa kelompok teman Emosi dalam Interaksi dengan Teman
sebaya merupakan kelompok dari orang- Sebaya Siswa SMA Negeri 3 Kota
orang yang seusia dan memiliki status Bengkulu”.
sama, dengan siapa seseorang umumnya Layanan bimbingan konseling adalah
berhubungan atau bergaul. Interaksi pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
seorang siswa dengan teman sebayanya secara perorangan maupun kelompok,
merupakan hal yang sangat penting, karena mampu menyelesaikan permasalahan dan
dari interaksi tersebut siswa mendapat mengambil keputusan secara mandiri,
banyak pengetahuan dan pengalaman berkembang secara optimal dalam bidang
Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Nomor 1 2017
FKIP Universitas Bengkulu
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Terhadap Regulasi Emosi 46

pengembangan kehidupan pribadi, sosial, dan dapat menyesuikan diri dengan


belajar, dan karier melalui berbagai jenis lingkungannya.
layanan dan kegiatan pendukung Dalam layanan bimbingan kelompok
berdasarkan norma yang berlaku. Salah satu terdapat beberapa teknik yang dapat
bentuk layanan bimbingan dan konseling digunakan dalam membantu permasalahan
sebagai upaya untuk mengatasi kemampuan yang dialami siswa salah satunya adalah
regulasi emosi dalam interaksi dengan teknik sosiodrama. Teknik sosiodrama
teman sebaya siswa adalah layanan merupakan teknik yang tepat digunakan
bimbingan kelompok. untuk membantu meningkatkan
Menurut Tohirin (2013: 164) layanan kemampuan regulasi emosi siswa dalam
bimbingan kelompok merupakan suatu cara interaksi dengan teman sebaya. Menurut
memberikan bantuan (bimbingan) kepada Sanjaya (2012: 160-161) bahwa sosiodrama
individu (siswa) melalui kegiatan adalah metode pembelajaran bermain peran
kelompok. Dalam layanan bimbingan untuk memecahkan masalah-masalah yang
kelompok, aktivitas, dan dinamika berkaitan dengan fenomena sosial,
kelompok harus diwujudkan untuk permasalahan yang menyangkut hubungan
membahas berbagai hal yang berguna bagi antara manusia seperti masalah kenakalan
pengembangan atau pemecahan bagi remaja, narkoba, gambaran keluarga yang
masalah individu (siswa) yang menjadi otoriter, dan lain sebagainya. Melalui teknik
peserta layanan. Menurut Rusman (2009: sosiodrama, sebagai strategi pemecahan
13) bahwa bimbingan kelompok adalah masalah yang dialami oleh siswa dapat
proses pemberian bantuan kepada individu meningkatkan regulasi emosi karena siswa
melalui dinamika kelompok dengan berbagi akan diarahkan untuk mengembangkan
pengalaman dalam upaya pengembangan sikap kritis terhadap tingkah laku atau
wawasan, sikap dan/atau keterampilan yang perbuatan yang harus diambil/ jangan
diperlukan dalam upaya mencegah diambil dalam situasi tertentu menyangkut
timbulnya masalah atau dalam upaya regulasi emosi.
pengembangan pribadi. Romlah (2001: 13) Menurut Winkel (2004: 470)
menyatakan bahwa tujuan bimbingan sosiodrama adalah salah satu teknik dalam
kelompok yaitu untuk membantu individu bimbingan kelompok yaitu teknik bermain
menemukan dirinya sendiri, mengarahkan peran (role playing) dengan cara
Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Nomor 1 2017
FKIP Universitas Bengkulu
ISSN 2599-1221
47

mendramatisasikan bentuk tingkah laku penelitian. Dantes (2012: 94) juga


dalam hubungan sosial. Selain itu siswa menyatakan bahwa dalam eksperimen harus
juga diarahkan mengembangkan sikap terdapat perlakuan (treatment), yaitu
empati dalam dirinya yaitu dimana siswa sesuatu yang mungkin menjadi penyebab.
akan memahami pikiran, perasaan, dan Sedangkan efek perlakuan itu adalah hasil
maksud orang lain serta pengertian sosial (outcome).Desain tersebut digambarkan
yakni mengetahui bagaimana dunia sosial sebagai berikut :
bekerja (Goleman dan Daniel, 2007: 114).
O1 X O2
Metode Penelitian
Keterangan :
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen, O1 = Pengukuran sebelum teknik
sosiodrama dilakukan kepada
dengan pendekatan Pre Exsperimental
subjek.
Design. Pre Expereimental Design, X = Teknik sosiodrama.
O2 = Pengukuran sesudah teknik
merupakan desain sungguh-sungguh. Masih
sosiodrama kepada subjek.
terdapat variabel luar yang ikut
Sampel yang digunakan dalam
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
penelitian ini berjumlah 10 siswa dengan
dependen. Alternatif pendekatan Pre
kriteria memiliki regulasi emosi rendah
Exsperimental Design yang digunakan
dalam interaksi dengan teman sebaya.
dalam penelitian ini adalah the one group
pengambilan sampel menggunakan teknik
pretest-posttest designyaitu terdapat pretest
purposive sampling, yaitu pengambilan
sebelum diberikan perlakuan, hasil
sampel sumber data dengan pertimbangan
perlakuan dapat diketahui dengan lebih
tertentu (Sugiyono, 2013: 218-219).
akurat, karena dapat membandingkan
Teknik pengumpulan data
dengan keadaan sebelum diberikan
menggunakan angket dengan model skala
perlakuan (Sugiyono, 2011: 73).
Likert. Menurut Sugiyono (2011: 93) skala
Penelitian ini dilakukan dengan dua
Likert digunakan untuk mengukur sikap,
kali pengukuran. Pengukuran pertama
pendapat, dan persepsi seseorang atau
dilakukan sebelum teknik sosiodrama.
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Pengukuran kedua dilakukan setelah teknik
Dalam skala Likert, variabel dijadikan
sosiodrama dilakukan kepada subjek
sebagai aspek yang akan diukur selanjutnya
Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Nomor 1 2017
FKIP Universitas Bengkulu
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Terhadap Regulasi Emosi 48

dijabarkan menjadi indikator variabel. Hasil dan Pembahasan


Kemudian indikator tersebut dijadikan Analisis hasil pre-test dan post-test
sebagai titik tolak untuk menyusun aitem- regulasi emosi siswa kelas X IIS 5 SMA
aitem instrumen yang dapat berupa Negeri 3 Kota Bengkulu.
pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap Tabel 2. Penentuan Kategori
aitem pertanyaan yang menggunakan skala Skor Kategori
Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai dengan negatif. Penilaian ≥ 84 Sangat Tinggi
skala Likert dapat dilihat pada tabel 1, 76-83 Tinggi
sebagai berikut: 67-75 Sedang
Tabel 1. Skala Likert 51-66 Rendah
No Pernyataan ≤ 50 Sangat Rendah

Pilihan/ Favorable Unfavorable


Jawaban (+) (-) Pre-test
Hasil pre-test yang diperoleh siswa
1. SS 5 1
adalah sebagai berikut:
2. S 4 2
Tabel 3. Frekuensi Pre-test
3. KS 3 3
4. TS 2 4 Interval Frekuensi Kategori

5. STS 1 5 ≥ 84 - Sangat Tinggi


76-83 - Tinggi
Keterangan : 67-75 8 Sedang
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai 51-66 2 Rendah
KS : Kurang Sesuai ≤ 50 - Sangat Rendah
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai Total 10

Teknik analisis data menggunakan uji Berdasarkan hasil pre-test diperoleh


validitas, reliabilitas, daya beda aitem dan kategori yang memiliki regulasi emosi
uji hipotesis. Pada pengujian reliabilitas rendah sebanyak 2 orang dengan persentase
diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0.801. 20% dan interval 51-66. Regulasi emosi
dengan kategori sedang sebanyak 8 orang

Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Nomor 1 2017


FKIP Universitas Bengkulu
ISSN 2599-1221
49

siswa dengan persentase 80% dan interval mengalami peningkatan skor dengan
67-75. Rata-rata (mean) persentase 10% dan rata-rata (mean)
yang diperoleh sebesar 69,8. Sampel yang sebesar 84.
temasuk dalam kategori regulasi emosi Uji Hipotesis
rendah dan sedang akan diberikan Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis
perlakuan (treatment) berupa bimbingan Postest - Pretest
kelompok dengan teknik sosiodrama. Z -2.803a
Asymp. Sig. (2- .005
Post-test
tailed)
Setelah melakukan post-test dengan
memberikan angket kepada sepuluh orang Berdasarkan taraf signifikansi (2-
siswa, maka diperoleh hasil sebagai berikut tailed) > 0.05 maka Ho diterima. Hasil
: perhitungan diperoleh nilai signifikan
Tabel 4. Frekuensi Post-test sebesar 0.005 yang berarti 0.005 < 0.05
Interval Frekuensi Kategori sehingga Ho ditolak, Ha diterima. Oleh
≥ 84 4 Sangat Tinggi karena itu dapat disimpulkan bahwa ada
76-83 5 Tinggi pengaruh layanan bimbingan kelompok
67-75 1 Sedang teknik sosiodrama untuk meningkatkan
51-66 - Rendah regulasi emosi dalam interaksi dengan
≤ 50 - Sangat Rendah teman sebaya siswa kelas X IIS 5 SMA
Total 10 Negeri 3 Kota Bengkulu.

Berdasarkan hasil post-test diperoleh Kesimpulan


hasil peningkatan regulasi emosi siswa Berdasarkan hasil penelitian yang
yang semula berada dalam kategori rendah telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
dan sedang. Peningkatan yang terjadi yaitu sebagai berikut:
5 siswa menjadi berada pada kategori tinggi 1. Kemampuan regulasi emosi dalam
yaitu memperoleh persentase sebesar 50 % interaksi siswa dengan teman sebaya
dengan interval 76-83 dan 4 siswa pada yang dialami sebelum diberikan layanan
kategori sangat tinggi yaitu memperoleh bimbingan kelompok dengan teknik
persentase sebesar 40 % dengan interval ≥ sosiodrama, ditemukan 2 siswa dalam
84 dan 1 siswa pada kategori sedang yaitu
Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Nomor 1 2017
FKIP Universitas Bengkulu
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Terhadap Regulasi Emosi 50

kategori rendah dan 8 siswa dalam analisis data yang menyebutkan bahwa
kategori sedang dengan rata-rata Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
(mean) sebesar 69,8. Sehingga terdapat peningkatan kemampuan
kemampuan regulasi emosi siswa regulasi emosi dalam interaksi siswa
dalam interaksi teman sebaya dikatakan dengan teman sebaya setelah diberikan
berada pada kategori rata-rata rendah. layanan bimbingan kelompok dengan
2. Kemampuan regulasi emosi dalam teknik sosiodrama.
interaksi siswa dengan teman sebaya
Daftar Pustaka
setelah diberikan layanan bimbingan
Anggreiny, Nila. (2014). “Rational Emotive
kelompok teknik sosiodrama yang pada
Behaviour Therapy (REBT) untuk
awalnya berada 2 siswa dikategori Meningkatkan Regulasi Emosi pada
Remaja Korban Kekerasan Seksual”.
rendah meningkat menjadi tinggi dan
Tesis. Magister Psikologi Profesi
sangat tinggi dan 8 siswa berada pada Kekhususan Klinis Anak : Universitas
Sumatera Utara.
kategori sedang meningkat menjadi
kategori tinggi, sangat tinggi dan 1 siswa Fitriani, Yulia & Alsa, Asmadi. (2015).
“Relaksasi Autogenik untuk
berada pada kategori sedang, tetapi
Meningkatkan Regulasi Emosi pada
mengalami peningkatan nilai dengan Siswa SMP ISSN : 2407-7801 di
UGM”, Journal of Psychology, Vol.
rata-rata (mean) sebesar 84. Sehingga
1, No. 3 : 149-162.
terjadi pengaruh regulasi emosi dalam
Goleman & Daniel. (2007). Social
interaksi siswa dengan teman sebaya
Intelligence: Ilmu Baru tentang
berada pada kategori rata-rata tinggi. Hubungan Antar Manusia. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Peningkatan dari sebelum diberikan
layanan dan sesudah layanan diperoleh Hurlock, Elizabeth B. (2002). Psikologi
Perkembangan edisi ke-5. Jakarta :
rata-rata (mean) sebesar 14,2.
Erlangga.
3. Ada pengaruh dari perlakuan (treatment)
Krisnamurti, Ria. (2013). “Pengaruh Pola
menggunakan layanan bimbingan
Asuh Orang Tua dan Interaksi Teman
kelompok dengan menggunakan teknik Sebaya Terhadap Kecerdasan Emosi
Siswa Kelas VB SD Negeri
sosiodrama untuk meningkatkan
Pujokusuman 1 Tahun Ajaran
kemampuan regulasi emosi siswa dalam 2012/2013”. Skripsi. Fakultas Ilmu
Pendidikan : Universitas Negeri
interaksi siswa dengan teman sebaya.
Yogyakarta.
Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Nomor 1 2017
FKIP Universitas Bengkulu
ISSN 2599-1221
51

Romlah, Tatiek. (2001). Teori dan Praktek


Bimbingan Kelompok. Malang :
Universitas Negeri Malang.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum.


Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2012). Strategi


Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan cetakan ke-2.
Jakarta : Kencana Media Group.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.

Sulistyo, Ery. (2014). “Hubungan Antara


Regulasi Emosi dengan Kecemasan
Menghadapi Pertandingan”. Skripsi.
Fakultas Psikologi : Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Sunarto, H & Hartono, Agung. (2013).


Perkembangan Peserta Didik. Jakarta
: Rineka Cipta.

Suwatra & Desia. (2013). Sosiologi


Pendidikan. Singaraja : Undiksha.

Tohirin. (2013). Bimbingan dan Konseling


di Sekolah dan Madrasah (berbasis
integrasi). Jakarta : Grafindo Persada.

Wingkel. (2004). Bimbingan dan Konseling


di Institusi Pendidikan. Jakarta :
Gramedia.

Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Nomor 1 2017


FKIP Universitas Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai