Anda di halaman 1dari 3

BAB IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita melakukan beberapa percobaan yaitu membuat larotan dengan pH 2-6,
larutan pH 7, larutan pH 8-12, dan mengidentifikasikan sifat larutan dan pH_nya dari berbagai zat.

Daerah asam pH 2-6

Pada percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan larutan yang memiliki pH 2-6, larutan dengan pH 2
dapat kita dapatkan dari larutan HCl 0,01 M, sedangkan untuk mendapatkan larutan yang memiliki pH 3-
6 dapat kita peroleh dengan melakukan pengenceran larutanHCl 0,01 M dengan air suling yang telah
didihkan. Tujuan dari air suling didihkan adalah untuk menghilangkan unsur CO2. Hasil dari pengenceran
larutan HCl 0,01 M sebanyak 1 ml dengan air suling yang telah didhkan sebanyak 9 ml didapatkan larutan
yang memiliki pH 3. Dan untuk mendapatkan larutan pH 4 dilakukan pengenceran pada larutan br pH 3
dengan perbandingan volume yang sama. Dan begitupun seterusnyauntuk mendapatkan larutan dengan
pH 5 dan 6. Setelah didapatkan larutan yang memiliki pH 2-6, larutan tersebut disimpan hingga kita
selesai membuat larutan pH 7-12. Kemudian dilakukan pengujian menggunakan indikator.

Daerah netral pH 7

Pada percobaan ini untuk mendapatkan larutan dengan pH 7 cukup menggunakan air sulung yang telah
di panaskan karena air murni hanya mengion 0,000001 %. Pada air murni diperoleh [H+] atau [OH-]
maisng-masing 1 10-7 M, sehingga pH air yang didapatkan adalah 7.

Daerah basa pH8-12

Percobaan ini dilakukan sama seperti percobaan A yaitu dengan cara pengenceran menggunakan air
suling yang telah dipanaskan. Pada percobaan ini dimulai dari mengencerkan larutan NaOH 0,01 M,
karena larutan NaOH 0.01 M telah memiliki pH 12. Untuk mendapatkan larutan ber-pH 11 dilakukan
pengenceran larutan pH 12 1ml dengan air suling yang telah dididihkan dengan volume 9 ml. Dan
lakukan cara yang sama untuk mendapatkan larutan dengan pH 10-8. Setelah didapatkan semua larutan
dari yang memiliki pH 2 sampai pH 12,kemudian ditetesi dengan 5 indikator ( metil merah, metil jingga,
penoftalen, brontimol biru, alizarin kuning) untuk mendapatkan adanya perubahan warna. Dari
perubahan warna yang di peroleh ada beberapa larutan yang jika ditetesi menghasilkan warna yang tidak
sesuai dengan ndikator seperti indikator penolftalen yang ditetesi pada larutan dengan pH 11 dan pH 12
menghasilkan warna ungu begitupun dengan indikator brontimol biru yang ditetesi pada larutan dengan
pH 10 menghasilkan warna hijau, sedangkan indikator tersebut tidak menghasilkan warna yang
dtimbulkan. Hal tersebut dikarenakan ketidak jelian praktikan dalam melihat perubahan warna yang
ditimbulkan.

Karena terdapat kesalahan perbedaan warna pada pengujian warna pH menggunakan indkator (metil
merah, metil jingga, penoftalen, brontimol biru, dan alizarin kuning) sehingga pengujian pH dlakukan
dengan menggunakan indikator universal berupa kertas lakmus atau kerts pH, seperti yang terdapat
pada buku kimia dasar karangan petrucci 1987dikatakan bahwa Indikator asam basa biasanya dibuat
dalam bentuk larutan. Dalam titrasi asam basa, sejumlah kecil larutan indikator ditanbahkan kedalam
larutan yang ditritasi dalam bentuk lain kemudian dikeringkan. Jika kertas ini dibasahi dengan larutan
yang sedang diuji, terjadi warna yang dapat digunakan sebagai penentu pH larutan. Kertas ini disebut
kertas pH. Namun penggunaan menggunakan indikator maupun kertas ph tidak terlalu tepat jika di
bandingkan menggunakan pH meter.

Penunjuk pH berbagai zat

pada percobaan ini, bahan yang digunakan untuk diketahui jenis dan pH nya adalah larutan cuka,sari
buah jeruk, minuman berkarbonat, shampoo, detrgen cair, amonia, soda kue,tablet aspirin.masing-
masing zat di encerkan sesuai dengan pada penuntun, lalu masing-masing zat dimasukkan kedalam 5
tabung reaksi untuk ditetesi 5 indikator. Teteskan indikator ke masing-masing tabng reaksi, amati
perubahan yang terjadi, dan tentuakan pH larutan dengan trayek grafik perubhan pH serta gunakan
kertas pH untuk memastikan pH yang didapatkan. Hasil dari pH yang didapatkan bisa dilihatkan pada
bagian hasil sedangkan grafik trayek pH dapat di lihat pada bagian lampiran. Nerdasarkan kertas pH, pH
yang didapatkan adalah sebagai berikut ( pH asam cuka 3, pH sari buah 5, pH minuman berkarboanat 4,
pH shampoo 8, pH detergen 12, soda kue 9, dan aspirin 6).

BAB V. PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

A. Larutan standar asam basa ditentukan dengan mengencerkan larutan awal.

Larutan awal terdiri dari 2 kategori :

~ larutan berasal dari senyawa cair

~ larutan berasal dari senyawa padat

B. Ph larutan dapat ditentukan dengan berbagai indicator. Jika senyawa asam, sebaiknya menggunakan
indicator MO , BTB , MM , karena trayek phnya dibawah 7. Jika larutan basa gunakan PP dan alizarin
kuning, karena trayek ph-nya diatas 7

C. Pengukuran ph larutan dengan indicator dapat dilakukan dengan menentukan indicator yang sesuai
dengan membandingkan larutan tersebut dengn larutan stabdar yang diketahui ph-nya

D. PH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur PH suatu larutan.


DAFTAR PUSTAKA

· Agus, Akhril.1939. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

· Hendayana.1994.Kimia Dasar I. Bandung : Gramedia

· Petrucci, Ralph H.1992. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

· Petrucci, Ralph.1987. Kimia Dasar. Bogor : Erlangga.

· Sukardjo.2009.Kimia SMA/MA. Jakarta : Bailmu.

· Tim Penyusun Praktikum Kimia Dasar. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar . Jambi : Universitas
Jambi.

Anda mungkin juga menyukai