Anda di halaman 1dari 14

MAKALAHPENGANTAR ILMU SOSIOLOGI

“Kebudayaan”

DisusunOleh Kelompok 1 :
-Muhammad Dwiki Reza ( E011191019 ) Ketua Kelompok
- Amelia Gloria Saulauda ( E011191051 )
- Nur Wahida ( E011191056 )
- Nur Hidayanti Zalsabila ( E011191095 )

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
MAKASSAR
2019

Page 1 of 14
KATA PENGANTAR

‫ْاار ِحيم‬
َّ ‫الرح َم ِن‬
َّ ِ‫ــــــــــــــــــمْاﷲ‬
ِ ْ‫ِبس‬

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “KEBUDAYAAN”, yang alhamdulillah tepat pada
waktunya.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang kebudayaan serta beberapa contoh masalah kebudayaan yang kita hadapi
saat ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Makassar,31 Agustus 2019

Penyusun

Page 2 of 14
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
BAB 1 ( PENDAHULUAN ) ................................................................................ 4
1.1 Latar belakang .................................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................. 8
1.3 Tujuan makalah ................................................................................................ 8
1.4 Manfaat makalah .............................................................................................. 8
BAB 2 ( PEMBAHASAN ) .................................................................................. 9
2.1 Rendahnya minat sebagian masyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah..........9
2.2 Ketertarikan masyarakat terhadap pengaruh kebudayaan barat/asing ........... 10
2.3 Adanya saling tolak belakang antara kebudayaan dan keagamaan ................ 10
BAB 3 ( PENUTUP ) .......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

Page 3 of 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari – hari seseorang tidak akan luput dari yang namanya
kebudayaan, baik sebagai gagasan, aktivitas ataupun artefak. Kata “kebudayaan”
berasal dari (bahasa Sansekerta) buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari
kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian menurut bahasa
sansekerta maka kata”kebudayaan” diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan
dengan akal”.
Seorang antropolog bernama E.B. Tylor (1871) pernah mencoba untuk
memberikan definisi mengenai kebudayaan sebagai berikut (sudah di
terjemahkan).
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan – kemampuan serta
kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Kebudayaan adalah hasil dari kehidupan bersama antar manusia, dengan kata
lain kebudayaan merupakan ciptaan dari manusia karena budaya itu hadir
bersamaan dengan kelahiran manusia.
Menurut Antropolog C. Kluckhohn di dalam sebuah karyanya berjudul
Universal Categories of Culture telah menguraikan ulasan mengenai unsur-unsur
kebudayaan, berikut tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural
universals, yaitu :
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem
hukum, sistem perwakilan).
4. Bahasa (lisan maupun tertulis)

Page 4 of 14
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6. Sistem pengetahuan
7. Religi (sistem kepercayaan)

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan


masyarakat dalam memenuhi kepuasan dibidang spiritual maupun materiil
kebutuhan-kebutuhan tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri dikatakan sebagaian besar karena
kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan
hasil ciptaannya juga terbatas dalam memenuhi segala kebutuhan. Kebudayaan
mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya dalam berhubungan dengan orang lain.

Setiap kebudayaan mememiliki sifat hakikat yang berlaku umum bagi


semua kebudayaan dimana pun. Sifat hakikat kebudayaan tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.


2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi
tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-
kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan
yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.

Pertentangan-pertentangan yang ada pada kebudayaan yaitu sebagai berikut

1. Didalam pengalaman manusia kebudayaan bersifat universal. Sifat


universal kebuddayaan memungkinkan terwujudnya kebudayaan yang
berbeda, tergantung pada pengalaman pendukungya, yaitu masyarakat.
Sebagai contoh bangsa indonesia, bangsa malaysia, bangsa amerika,
bangsa eropa mempunyai kebudayaan ( jadi bersifat universal). Namun

Page 5 of 14
kebudayaan tersebut mempunyai ciri-ciri yang berbeda dan latar
belakangnya masing-masing.
2. Kebudayaan bersifat stabil dan setiap kebudayaan memiliki perubahan-
perubahan yang kontinu. Suatu perubahan dalam kebudayaan seringkali
tidak terasa oleh anggota-anggota masyarakat. Contoh pada perubahan
corak pakaian pada beberapa tahun yang lalu pasti selalu akan ada
perubahan corak ataupun pakaian yang dipakai sekarang.
3. Kebudayaan menentukan jalannya kehidupan manusia walaupun hal itu
jarang disadari oleh manusia sendiri. Sulitnya bagi seorang individu untuk
menguasai seluruh unsur kebudayaan yang didukung oleh masyarakat
sehingga seolah-olah kebudayaan dapat dipelajari secara terpisah dari
manusia yang menjadi pendukungnya.

Kepribadian dan kebudayaan menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang


untuk berbuat, mengetahui, berfikir, dan merasakan secara khususnya apabila dia
berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Faktor-faktor
psikologis yang dapat memengaruhi kepribadian adalah unsur temperamen,
kemampuan belajar, perasaaan, keterampilan, keinginan, dan lain sebagainya.

Tipe-tipe kebudayaan khusus yang memengaruhi bentuk kepribadian,


yakni sebagai berikut:

1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan yaitu,


kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan
anggota suatu masyarakat tertentu karena masing-masing tinggal didaerah
yang tidak sama dan dengan kebudayaan khusus yang tidak sama pula.
Contoh adat istiadat melamar mempelai diminangkabau berbeda dengan
adat istiadat dilampung diminangkabau lazimnya pihak wanita yang
melamar, sedangkan dilampung pada umumnya pihak laki-laki yang
melamar calon istrinya.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda(urban dan rural ways of life)
contoh perbedaan antara seorang anak yang dibesarkan dikota dengan
seorag anak yang dibesarkan di desa. Anak kota lebih berani menonjolkan

Page 6 of 14
diri di hadapan teman-temannya , sedangkan seorang anak yang berasal
dari desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan mempunyai
sikap menilai.
3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Kita mengenal lapisan sosial yang tinggi,
rendah, dan menengah. Masing-masing kelas sosial punya kebudayaanya
masing-masing,
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama, adanya berbagai mazhab didalam
satu agama melahirkan kepribadian yang berbeda dikalangan setiap
umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi, pekerjaan atau keahlian mempengaruhi
pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter misalnya berbeda
dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada
cara-cara merke bergaul.

Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup didalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan artinya, karena terjadinya hubungan antar kelompok
manusia didaam masyarakat. Proses akulturasi didalam sejarah kebudayaan
manusia telah terjadi dalam masa-masa yang silam.

1. Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima:


a. Unsur kebudayaan kebendaan contohnya alat tulis menulis yang
banyak dipergunakan orang indonesia yang diambil dari unsur-unsur
kebudayaan barat.
b. Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalny radio
sebgai alat masmedia
c. Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keaadaan
masyarakat seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya murah
serta pengetahuan teknik yang sederhana.
2. Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suata masyarakat:
a. Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi dll.
b. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisai

Page 7 of 14
3. Unsur-unsur atau norma-norma tradisional dalam jiwa generasi mudah
menyebabkan mereka lebih menerima unsur-unsur baru yang
kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan mereka.
4. Perubahan-perubahan dalam masyarakat dianggap sebagai keadaan krisis
yang membahayakan keutuhan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

a) Fakta – Fakta atau problematika kebudayaan di masyarakat saat ini


1. Rendahnya minat sebagian masyarakat dalam menghayati
kebudayaan daerah.
2. Ketertarikan masyarakat terhadap pengaruh kebudayaan barat /
asing.
3. Adanya saling tolak belakang antara kebudayaan dan keagamaan.

1.3 Tujuan Makalah

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk pemenuhan tugas kelompok mata


kuliah Pengantar Ilmu Sosiologi, selain itu makalah ini juga kami harapkan dapat
sebagai bahan bacaan bagi semua kalangan secara umum dan secara khusus untuk
mahasiswa.

1.4 Manfaat Makalah

a) Makalah ini di harapkan agar pembaca dapat memahami tentang


kebudayaan

b) Makalah ini di harapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang fakta –


fakta atau problematika yang ada di tengah kebudayaan masyarakat adat saat
ini.
c) Makalah ini diharapkan dapat sebagai refrensi atau bahan bacaan bagi
semua kalangan secara umum dan terkhusus untuk mahasiswa.

Page 8 of 14
BAB II
PEMBAHASAN

Beriringan dengan bertambah pesatnya perkembangan dan laju teknologi


informasi dan komunikasi, globalisasi juga ikut menyebar ke seluruh dunia, tak
terkecuali Indonesia. Semua golongan, suka ataupun tidak, harus menerima
kenyataan bahwa globalisasi merupakan hal yang sangat dapat berpengaruh pada
pudarnya eksistensi budaya-budaya lokal.

Pemeran utama pada proses globalisasi ialah negara-negara maju yang


berupaya mengekspor nilai-nilai lokal di negaranya untuk disebarluaskan ke
seluruh dunia melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Bagi Indonesia, masuknya nilai-nilai barat / asing yang berdampingan


dengan globalisasi merupakan ancaman bagi budaya asli indonesia. Bissu
merupakan contoh dari budaya yang hampir punah di dalam kebudayaan Sulawesi
Selatan.

Bissu adalah pendeta agama bugis kuno pra-islam. Budaya ini menampung
dua elemen manusia yaitu lelaki dan perempuan. Peran Bissu tergolong istimewa
dalam struktur budaya bugis karena dalam kehidupan sehari-hari dianggap
sebagai satu-satunya operator komunikasi antara manusia dan dewa melalui
upacara tradisional dengan menggunakan bahasa Torilangi atau bahasa
dewa/langit. Namun saat ini Bissu sudah hampir punah karena tidak memiliki
penerus, bahkan dulu terdapat 40 orang namun kini hanya tersisa 6 orang itupun
hanya 5 orang yang menjalankan aktivitas bissu.

Selain Bissu, berikut masalah ataupun problematika yang ada di tengah-


tengah masyarakat saat ini yang salah satu penyebabnya adalah globalisasi.

2.1 Rendahnya minat sebagian masyarakat dalam menghayati kebudayaan


daerah.

Saat ini di lingkungan sekitar kita, kebudayaan daerah seakan tidak terlihat
lagi. Masyarakat melupakan kebudayaan atau kebiasaan yang telah turun temurun

Page 9 of 14
diturunkan dari generasi ke generasi. Sebagai contoh kerap kali kita temukan
orang-orang yang tidak lagi ataupun tidak bisa berbahasa daerah. Mereka
cenderung menggunakan bahasa-bahasa prokem atau bahasa gaul yang diadaptasi
dari budaya asing.
Hal ini termasuk dalam perubahan budaya yang sering terjadi pada
masyarakat modern, namun tidak menutup kemungkinan masyarakat tradisional
dapat terikut untuk berpaling dari penghayatan kebudayaan daerah.
2.2 Ketertarikan masyarakat terhadap pengaruh kebudayaan barat / asing

Ketertarikan masyarakat terhadap pengaruh budaya barat/asing juga


termasuk dalam perubahan budaya. Perubahan budaya ini sering kali di akibatkan
oleh globalisasi. Globalisasi mampu merubah masyarakat tertutup menjadi lebih
terbuka.
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.
Batas-batas kebudayaan setiap bangsa telah hilang disebabkan karena
meningkatnya teknologi sarana komunikasi dan sarana transportasi. Kebudayaan
setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi yang telah menjadi
peradaban dunia.
Globalisasi telah lama masuk ke Indonesia seiring dengan perkembangan
teknologi, hingga memudarkan budaya-budaya lokal yang tergantikan oleh
budaya asing, padahal kebudayaan Nasional Indonesia merupakan khasanah yang
perlu dijaga kelestariannya.
2.3 Adanya saling tolak belakang antara kebudayaan dan keagamaan.
Membahas mengenai agama dan budaya di negeri yang beragam seperti
Indonesia ini adalah tema uzur, sebab sejarah peradaban di Nusantara ini telah
memperlihatkan agama dan budaya yang telah bersanding dengan damai. Bahkan
para pendiri bangsa dengan penuh keyakinan mendirikan Negara berdasar
keagamaan masyarakat dan budayanya, yang tercermin di dalam Pancasila. Semua
dengan satu tujuan, yaitu mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
Namun, tak jarang pula kebudayaan yang bertolak belakang dengan
agama. Seperti pada budaya orang Indonesia yang kerap kali mengadakan ritual
tumbal atau sesajen kepada makhluk halus/jin yang dianggap sebagai penunggu

Page 10 of 14
atau penguasa keramat tertentu adalah kebiasaan syirik menurut agama islam
berarti (menyekutukan Allah Subhanahu Wa Ta’Ala) dasar hukumnya terdapat di
Qs. Al-Jin: 6 yang artinya berbunyi “ Dan bahwasanya ada beberapa orang dari
(kalangan) manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki – laki dari
(kalangan) jin, maka jin – jin itu menambah lagi dosa dan kesalahan.”.
Dalam Agama Kristen Protestan, ritual tumbal/sesajen juga bertentangan
dengan agama, dasar hukumnya terdapat di dalam kitab perjanjian lama yakni di
Keluaran 20 ayat 5 yang berbunyi: “Jangan sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya, sebab aku, tuhan allahmu adalah allah yang cemburu yang
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang
ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci aku.”

Page 11 of 14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahwasannya, Kebudayaan menurut E.B. Tylor adalah kompleks yang


mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Di mana kebudayaan merupakan hasil dari
kehidupan bersama antar manusia, dengan kata lain kebudayaan merupakan
ciptaan dari manusia karena budaya itu hadir bersamaan dengan kelahiran
manusia.

Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa


problematika yang tak jarang kita jumpai saat ini yaitu rendahnya minat sebagian
masyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah, ketertarikan masyarakat
terhadap pengaruh kebudayaan Barat/asing yang sekarang ini kemajuan IPTEK
dan globalisasi sudah tak bisa dipungkiri yang menyebabkan kebudayaan
luar/asing sangat cepat tersebar luas dan diterima oleh masyarakat Indonesia
sehingga memudarkan budaya-budaya lokal yang telah ada sejak lama.

Adapun problematika saling bertolak belakang antara kebudayaan dan


keagamaan, yang memang dalam konteks Indonesia agama dan budaya tidak
dapat dipisahkan apalagi dibentur-benturkan. Namun, mempertemukan agama dan
budaya dalam konteks Indonesia, bukan berarti kita harus mengorbankan prinsip-
prinsip dasar akidah dalam setiap agama atas nama budaya.

Oleh karena itu, mengenali, dan mengembangkan kebudayaan Indonesia


adalah tugas yang diemban oleh setiap warga Negara Indonesia. Jangan
tinggalkan kebudayaan Indonesia karena kekayaan menunggu untuk dikenali,
dikembangkan, hingga akhirnya dapat hidup mencapai kebesarannya yang dulu
pernah dimiliki.

Page 12 of 14
3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah inisangat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna pembuatan makalah
kedepannya.

Page 13 of 14
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono & Sulistyowati, Budi. 2017.Sosiologi Suatu


Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.

Suneki, Sri. 2012. Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya


Daerah. Jurnal Ilmiah CIVIS. 2(1) : 315 – 320.

Page 14 of 14

Anda mungkin juga menyukai