Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER ASI DI

KELURAH

Disusun oleh :

KELOMPOK 4 :

Meivina Dhiyaa’ul Iftitah (1250018044)

Alvina Andiani Pitaloka (1250018061)

Aulia Aftsani (1250018063)

Dosen Pembimbing :

Ratna Ariesta Dwi A, SST., MPH

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


TAHUN 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 4
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................ 5

2.1 Konsep Nilai.................................................................................................6


2.2 Sistem Nilai.....................................................................…........................ 6
2.3 Orientasi Nilai.......................................................................................….. 7

BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 9
3.2 Saran............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP NILAI,
SISTEM NILAI, DAN ORIENTASI NILAI”.

Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosial Budaya.
Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Serta pembaca dapat mengetahui
tentang bagaimana konsep nilai, sistem nilai, dan orientasi nilai.

Menyadari dari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu,
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi kekurangan
dan kesalahan dari makalah ini.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing kami yang telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Surabaya, 22 November 2018


Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya itu bagaimana pun merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagai
hal yang berharga sehingga barus dikejarnya, ,maupun sebagai hal tak berharga sehingga
harus dijauhinya. Budaya dalam hal ini mirip dengan tuhan, yang harus kita dekati. Akan
tetapi jika kita gegabah memandangnya sebagai sesama kita, maka sikap ini akan
mengancam kelestarian kita sendiri. Budaya manusia menaklukan alam, tetapi budaya
tersebut juga dapat merusak alam. Alam dan budaya dua kitub yang saling memerlukan
dan memberi ruang kehidupan bagi manusia.
Sekilas, tampak nilai budaya sangat mempengaruhi prilaku masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari walaupun terkadang budaya yang diturunkan dari nenek moyang
sebagian besar tidak tertulis namun selalu dipatuhi oleh masyarakat. Hal ini tidaklah aneh
karena sanksi sosial bagi masyarakat yang tidak mematuhi nilai-nilai budaya masyarakat
setempat membuat siapapun tidak akan merasa nyaman. Kedudukan nilai dalam setiap
kebudayaan sangatlah penting, maka pemahaman tentang sistem nilai budaya dan orientasi
nilai budaya sangat penting dalam konteks pemahaman perilaku suatu masyarakat dan
sistem pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan sisitem perilaku dan produk
budaya yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana konsep nilai ?
2. Bagaimana sistem nilai ?
3. Bagaimana orientasi nilai ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui secara teori tentang konsep nilai budaya


2. Untuk mengetahui secara teori tentang sistem nilai budaya
3. Untuk mengetahui secara teori tentang orientasi nilai budaya
4. Untuk mengetahui masalah dasar dalam kehidupan yang menentukan budaya manusia

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Nilai

Batasan nilai dapat mengacu kepada berbagai hal seperti minat, kesukaan,
pilihan, tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, atraksi
(daya tarik), dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi
seleksinya. Akan tetapi segala sesuatu yang sifatnya merupakan manifestasi perilaku
refleks atau hasil proses kimia dalam tubuh itu bukan nilai.

Sebagai bahan perbandingan dan untuk menambah wawasan pengertian tentang


nilai, ada beberapa pendapat dari ahli menurut buku Dr. M. Munandar Sulaeman,
sebagai berikut :

1. Pepper (1958:7) mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu tentang yang
baik atau yang buruk.
2. Perry (1954) mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi
manusia sebagai subjek.
3. Kohler (1938) mengatakan bahwa manusia tidak berbeda di dunia ini, semua
tidak dapat berhenti hanya dengan sebuah pandangan (maksud) faktual dari
pengalaman yang berlaku.
4. Kluckhohn (1951:399) mengatakan bahwa definisi nilai yang diterima sebagai
konsep yang diinginkan dalam literatul ilmu sosial adalah hasil pengaruh seleksi
perilaku. Batasan nilai yang sempit adalah adanya suatu perbedaan penyusunan
antara apa yang di butuhkan dan apa yang diinginkan dengan apa yang
seharusnya di butuhkan, nilai-nilai tersusun secara yierarakis kecenderungan
dan mengatur rangsangan kepuasan hati dalam mencapai tujuan
kepribadiannya. Kepribadiannya dari sistem sosio budaya merupakan syarat
dalam susunan kebutuhan rasa hormat terhadap keinginan yang lain atau
kelompok sebagai suatu kehidupan sosial yang besar.

Nilai sering dikacaukan dengan keyakinan atau kepercayaan. Keyakinan dapat


berisi kepercayaan-kepercayaan bahwa suatu argumentasi sungguh-sungguh di anggap
benar. Keyakinan tidak memerlukan bukti empiris. Keyakinan adalah pikiran-pikiran
tentang hal-hal yang dipandang sebagai faktor-faktor, dan orang-orang yang
mengetahuinya tak akan berani menentangnya Nilai-nilai adalah perasaan-perasaan
tentang apa yang diinginkan ataupun yang tidak diinginkan, atau tentang apa yang boleh
atau tidak boleh. Pengertian keyakinan dapat digambarkan dengan dengan
kecenderungan terhadap apa-apa yang di sukai dan apa-apa yang tidak disukai .

Jenis-jenis nilai, menurut intensitasnya, ada yang disebut nilai-nilai yang


tercernakan dan nilai-nilai yang dominan. Nilai-nilai yang tercernakan ( internalizet
valuez) merupakan suatu landasan bagi reaksi yang diberikan secara otomatis terhadap
situasi tingkah laku eksistensi, sedangkan nilai-nilai tercernakan tidak dapat di pisahkan
dari si individu, serta membentuk landasan bagi hati nuraninya. Apabila terjadi
pemerkosaan terhadap nilai-nilai tersebut, maka akan timbul perasaan malu atau
bersalah yang sullit untuk di hapus. Nilai yang tercernakan bagi individu-individu
artinya individu itu menghayati atau menjiwai suatu nilai sehingga ia akan memandang
keliru pola perilaku yang tidak sesuai dengan nilai tersebut. Contohnya ketika
menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai
sosial yang lebih tinggi.

Nilai-nilai yang dominan artinya nilai-nilai yang lebih di utamakan daripada nilai-
nilai lainnya. Fungsi nilai dominan ialah sebagai suatu latar belakang atau kerangka
patokan bagi tingkah laku sehari-hari. Kriteria apakah suatu nilai itu dominan,
ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Luas tidaknya ruang lingkup pengaruh nilai tersebut dalam aktifitas total dari
sistem sosial .
2. Lama tidaknya pengaruh nilai itu di rasakan oleh kelompok masyarakat.
3. Gigih tidaknya (intensitas) nilai tersebut di perjuangkan atau di pertahankan.
4. Prestise orang-orang yang menganut nilai, yaitu orang atau organisasi-
organisasi yang di pancang sebagai pembawa nilai.
B. Sistem-Sistem Nilai
Dalam kajian sosiologi, yang dimaksud dengan sistem nilai adalah nilai inti
(score value) dari masyarakat. Nilai inti ini diikuti oleh setiap individu atau kelompok
yang jumlahnya cukup besar. Orang-orang itu betul-betul menjunjung tinggi nilai itu
sehingga menjadi salah satu faktor penentu untuk berperilaku. Karena itu, suatu sistem
nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia . Sistem nilai
budaya itu demikian kuatnya melesat dan berakar didalam jiwa masyarakat sehingga
sulit diganti atau di ubah dalam waktu yang singkat. Sistem nilai budaya dalam
masyarakat menyangkut masalah-masalah pokok bagi kehidupan manusia. Sistem nilai
budaya berupa abstraksi yang tidak mungkin di temukan seratus persen telah di hayati
atau menjiwai nilai-nilai dominan yang persis sama dengan apa yang ada di dalam
masyarakat tertentu. Oleh karena itu mungkin saja nilai-nilai inti tertentu dapat berbeda
atau bertentangan dengan nilai-nilai yang lain. Suatu bangsa mempunyai orientasi nilai-
nilai tertentu. Akan tetapi, secara universal orientasi nilai budaya ini terlah disusun
kerangkanya oleh seorang Antropolog bernama Klucklhohn.
Konsep sistem-sistem nilai budaya bermacam-macam, merupakan alternatif-
alternatif,yang menunjukkan bahwa macam-macam nilai mengandung suatu model
menyeluruh untuk deskripsi dan studi perbandingan. Nilai-nilai yang diamati oleh
setiap individu atau kelompok, berbeda satu dengan yang lainnya. Demikian pula
ditempat yang satu dengan di tempat yang lainnya berbeda. Akan tetapi pada waktu
yang sama, variasi-variasi nilai-nilai yang di anut ini mempunyai hubungan tertentu
dengan suatu tema normatif.
 Sistem nilai yang berlaku dalam Masyarakat
Nilai moral, nilai yang berkaitan dengan tingkah laku manusia. Nilai moral
berkaitan dengan tanggung jawab, berkaitan dengan hati nurani. Nilai moral
mewajibkan kita secara absolut dan tidak bisa ditawar-tawar.Setiap masyarakat
mempunyai seperangkat nilai dan norma. Seluruh nilai dan norma itu dianggap sebagai
kekayaan dan kebanggan masyarakat yang memilikinya.
Nilai dan norma tersebut dijunjung tinggi dan dialami sebagai perbendaharaan
kultur (budaya) dan sebagai bukti bahwa masyarakat tersebut beradab. Nilai dan norma
tersebut harus dibela apabila eksistensinya diremehkan dan terancam musnah. Misalnya
bangsa Indonesia menjunjung tinggi hak asasi dan musyawarah sebagai nilai-nilai
sosial yang harus dibina dan dipertahankan.
Lembaga agama menekankan agar nilai-nilai spiritual-moral diajarkan agam
tersebut, seperti ketaqwaan, kesucian, dan kerukunan ditaati baik-baik. Demikian pula,
lembaga-lembaga sosial lainnya dengan cara sendiri menganjurkan agar nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku diindahkan oleh segenap anggota lembaga yang
bersangkutan. Contoh penerapan dari sistem nilai ialah pancasila. Dimana setiap
masyarakat indonesia harus menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

C. Orientasi Nilai
Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya
merupakan sebuah konsep dengan ruang lingkup luas yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar warga suatu masyarakat, mengenai itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai-nilai budaya. Salah satu contohnya
ialah orientasi masa depan, manusia yang futuristik pasti lebih maju dibandingkan
dengan lainnya, pikirannya terbentang jauh ke depan dan mempunyai pemikiran
yang lebih matang mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan nya. Sistem
nilai budaya dalam masyarakat dimana pun didunia, secara universal menyangkut
5 masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1. Hakikat hidup manusia (MH). Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda
secara ekstrim, ada yang berusaha untuk memadamkan hidup (nirvana =
menium habis) adapula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu mengganggap
hidup sebagai suatu hal yang baik.
2. Hakikat karya manusia (MK). Setiap kebudayaan hakikatnya berbeda-beda,
diantaranyaada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya
memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerah hidup untuk
menambah karya lagi.
3. Hakikat waktu manusia (MW). Hakikat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda
ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang
berpandangan untuk masa kini atau yang akan datang.
4. Hakikat alam manusia (MA). Ada kebudayaan yang mengganggap manusia
harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada
pula kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan
alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5. Hakikat hubungan manusia (MM). Dalam hal ini ada yang mementingkan
hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya)
maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh).

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup
dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga
mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup.Sistem nilai budaya
ini menjado pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi
kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan.
Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak
tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku
anggota-anggota suatu masyarakat. Menyadari bahwa kami sebagai penyusun makalah
masi jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan detaios dalam
menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggungjawabkan.

3.2 Saran
Menyadari bahwa kami sebagai penyusun makalah masi jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan lebih fokus dan detaios dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin. 2010. Sosial Budaya Dasar untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Trans Info
Media.

Sulaeman, M. Munandar. 2012. Ilmu Budaya Dasar “Pengantar ke Arah Sosial Budaya
Dasar”. Bandung : Refika Aditama.

Abdullah, Irwan. 2009. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai