Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

TEORI MANAJEMEN KONTEMPORER


DAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teori Manajemen Pendidikan yang diampu oleh
Dr. Sitti Roskina Mas, M.M., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
RISAL NURDIN

PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kegiatan dimana saja dan apa saja yang melibatkan orang-orang dan memerlukan
kerjasama, apakah itu kegiatan yang sifatnya profit oriented atau non profit oriented, pasti
sarat dengan manajemen, seperti halnya mengelola, mengatur organisasi (sekolah), ormas
atau perkumpulan olah raga dan lain sebagainya, baik pengelolaannya secara formal,
modern atau tradisonal karena pola intinya manajemen itu adalah to manage, bagaimana
mengatur, apa yang di atur dan siapa yang mengaturnya, kemudian untuk apa hal itu diatur.
Manajemen adalah salah satu bagian terpenting dalam suatu lembaga atau organisasi
pendidikan. Tugasnya sangat krusial dalam suatu organisasi yakni, menentukan dan
mengawasi kinerja suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
manajemen itu sendiri. Dari sini dapat diketahui bahwa manajemen mutlak diperlukan dalam
suatu organisasi karena merupakan pusat kinerja dari organisasi itu sendiri.
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan
mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa
pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan
kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja,
namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi dalam hal ini tujuan
pendidikan. Kepemimpinan berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga
mereka mencapai sasaran dalam keadaan tertentu. Kepemimpinan telah digambarkan
sebagai penyelesaian pekerjaan melalui orang atau kelompok dan kinerja manajer akan
tergantung pada kemampuannya sebagai manajer. Hal ini berarti mampu mempengaruhi
terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan
bersama
Seiring waktu dan kemajuan ilmu pengetahun, teori tentang manajemen dan
kepemimpinan pun berkembang begitu pesat. Oleh karena itu, agar pembahasan dan
pemahaman tentang manajemen dan kemepimpinan pendidikan mengenai sasaran, perlu
diketahui terlebih perkembangan teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen yang akan
memberikan landasan kuat bagi pemahaman perkembangan selanjutnya. Begitu juga teori-
teori dan prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan membuat lebih mudah dalam
menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dapat tercepai secara efektif dan efisien. Namun pada makalah ini hanya akan membahas
tentang teori manajemen kontemporer.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana teori teori manajemen kontemporer?


2. Bagaimana konsep dasar dan teori kepemimpinan pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui tentang teori manajemen kontemporer


2. Mengatahui konsep dasar dan teori kepemimpinan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Manajemen Kontemporer

1. Pengertian Teori Manajemen

Teori merupakan kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang di susun secara


sistematis. Prinsip tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara fenomena-
fenomena yang ada.( Handoko: 2003).

Manajemen menurut stoner adalah proses perencanaa, pengorganisasian,


pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah di tetapkan (Hanafi,
2003).

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa teori manajemen merupakan


suatu prinsip yang disusun melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

2. Pendekatan dalam Teori Manajemen Kontemporer

Manajemen kontemporer merupakan pergeseran ilmu manajemen yang


disesuaikan dengan keadaan sekarang, dan dukungan teknologi dalam sebuah manajemen
perusahaan. Yang mendasari munculnya teori manajemen kontemporer yaitu
perkembangan zaman yang disertai dengan perkembangan sistem, hubungan manusia
yang baru dan pendekatan situasional.

Kisbiyanto (2012) mengelompokkan teori manajemen kontemporer dalam


beberapa pendekatan yakni :

a. Pendekatan Sistem
Pendekatan Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-subsistem yang
saling berkaitan. Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan,
terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan (subsistem), dan sistem/organisasi tersebut
akan berinteraksi dengan lingkungan. Pandangan yang menyeluruh semacam itu akan
lebih bermanfaat dibandingkan dengan pandangan yang terisolasi. Model sistem dapat
digambarkan sebagai berikut ini.

Gambar 1.8 Model Sistem


Keterangan

1) Input organisasi : bahan mentah, manusia, modal keuangan, dan informasi.


2) Proses transformasi: kegiatan dalam organisasi, contohnya adalah sistem produksi,
sistem pengendalian, dan administrasi.
3) Output : produk, keuntungan, dan informasi.
4) Umpan balik : umpan balik yang memberi masukan ke input dan proses transformasi.

Ada beberapa istilah kunci dalam pendekatan sistem: sistem terbuka, subsistem,
sinergi, aliran (flow), feedback, dan entropi

1) Sistem terbuka
Sistem yang terbuka berarti sistem tersebut berinteraksi dengan lingkungan.
Sebaliknya, sistem yang tertutup adalah sistem yang tidak berinteraksi dengan
lingkungan. Semua organisasi merupakan sistem terbuka meskipun dengan tingkat yang
berbeda-beda. Organisasi perusahaan barangkali lebih terbuka dibandingkan dengan
organisasi terlarang.
Tidak menyesuaikan lingkungan kadang-kadang dapat berakibat fatal terhadap
organisasi. Perusahaan yang tidak mampu mengikuti perkembangan konsumen tidak
mampu menjual produknya dan akibatnya akan mati.
2) Subsistem
Subsistem merupakan bagian dari sistem, yaitu subsistem pemasaran, keuangan,
dan produksi membentuk sistem perusahaan. Subsistem tersebut saling berkaitan.
Perubahan pada subsistem produksi akan memengaruhi subsistem pemasaran dan
keuangan. Pada akhirnya, sistem secara keseluruhan. Manajer dengan demikian harus
melihat, tidak hanya subsistem, tetapi juga keterkaitan antarsubsistem.
3) Sinergi
Jika subsistem bekerja sama, hasil yang diperoleh akan lebih efektif dibandingkan
mereka bekerja sendiri-sendiri. Sinergi sering dikaitkan dengan merger, yaitu dua
perusahaan yang bersatu akan lebih efisien dibandingkan dengan dua perusahaan berjalan
sendiri-sendiri.
4) Batasan system
Batasan sistem berhubungan dengan lingkungannya. Dalam sistem yang terbuka,
batas tersebut fleksibel. Dalam sistem yang tertutup, batas tersebut kaku. Semakin lama
ada kecenderungan organisasi harus mempunyai batasan sistem yang fleksibel karena
tuntutan dari lingkungan semakin keras.
5) Aliran
Input mengalir ke sistem, kemudian diproses oleh sistem dan keluar sebagai
output. Bahan baku masuk ke pabrik, diproses, dan menjadi produk yang bisa dijual di
pasar.
6) Feedback
Feedback atau umpan balik merupakan elemen penting dalam pengendalian.
Umpan balik informasi diberikan ke orang-orang yang tepat dalam organisasi, kemudian
diproses lebih lanjut. Jika ada sesuatu yang melenceng dari rencana, perbaikan bisa
dilakukan.
7) Entropi
Entropi merupakan proses ketika sistem menuju kehancuran. Jika organisasi tidak
mampu memproses feedback dengan baik dan tidak bisa menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, organisasi tersebut akan mati. Beberapa contoh perusahaan yang tidak
mampu menyesuaikan perubahan selera konsumen atau lingkungan akan mengalami
kebangkrutan dan mati.
Aliran sistem percaya bahwa aliran sistem akan menyerap aliran lainnya atau
berkembang menjadi aliran yang dominan dengan definisi aliran yang jelas. Sampai saat
ini, tampaknya aliran sistem akan masuk dalam aliranaliran pemikiran manajemen yang
sudah ada. Aliran sistem selama ini sudah masuk dalam pemikiran manajemen yang
sudah ada meskipun barangkali belum berbentuk dengan jelas.

b. Pendekatan Situasional (Contingency)

Pendekatan klasik, perilaku, serta kuantitatif berusaha mencari prinsipprinsip


manajemen yang universal, yang berlaku di mana saja, dan kapan saja. Pendekatan
situasional mempunyai cara pandang yang berlawanan. Pendekatan ini menganggap
bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang melatarbelakangi. Prinsip
manajemen yang sukses pada situasi tertentu belum tentu efektif apabila digunakan di
situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang paling baik untuk mencapai
tujuan organisasi dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu yang tertentu.

Sebagai contoh, manajer ingin menaikkan produktivitas. Aliran klasik akan


menyarankan gaji dinaikkan, struktur organisasi diperjelas, dan teknik kerja diperbaiki.
Aliran pendekatan hubungan manusia dan perilaku akan menyarankan pemerkayaan kerja
(job enrichment). Pekerjaan dibuat lebih bervariasi dan tanggung jawab kerja diperluas.
Pendekatan kuantitatif akan menyarankan model perencanaan dan pengendalian terbaru.
Kesuksesan pendekatan tersebut akan sangat tergantung pada situasi yang ada. Apabila
pekerja tidak mempunyai keterampilan yang cukup, pendekatan yang diajukan oleh aliran
klasik akan lebih efektif. Sebaliknya, apabila pekerja mempunyai keterampilan yang baik,
pendekatan perilaku akan lebih efektif. Apabila pekerja sudah cukup maju, pendekatan
aliran kuantitatif akan sangat membantu.

c. Pendekatan Hubungan Manusia Baru (Neo-Human Relation)

Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sis positif manusia dan manajemen


ilmiah. Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional,
intuitif, dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen
dapat dikembangkan lebih lanjut. Tokoh yang dapat disebut mewakili aliran ini adalah W.
Edward Deming, yang mengembangkan prinsip-prinsip manajemen seperti Fayol yang
berfokus pada kualitas kerja dan hubungan antar karyawan.
B. Konsep Dasar dan Teori Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan dalam kesiapan


yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan, mengarahkan, dan jika perlu memaksa orang lain atau kelompok agar
dapat menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Beberapa definisi kepemimpinan yang dikutip dari Purwanto, 2012:26-27 adalah:

1. Kepemimpinan adalah kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat atau watak yang
memiliki kekuasaan lebih, biasanya bersifat normatif (Etzoni),
2. Pemimpin adalah individu di alam kelompok yang memberikan tugas- tugas
pengarahan dan pengordinasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok
(Fiedler),
3. Kepemimpinan dalam organisasi-organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan
pembuatan keputusan-keputusan (Dubin),
4. Hakikat kepemimpinan organisasi adalah penambahan pengruh terhadap dan di atas
pelaksanaa mekanis pengarahan-pengarahan rutin dari suatu organisasi (Ketz dan
Kahn),
5. Kepemimpinan terjadi di dalam kelompok dua orang yang lebih, dan pada umumnya
melibatkan pemberian pengaruh terhadap tingkah laku anggota kelompok dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan-tujuan kelompok (House dam Baetz).

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di
dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang
dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya.

Hakikat dan arti kepemimpinan dapat didasarkan atas tiga komponen yaitu (1) ciri
atau sifat lembaga atau jabatan, (2) tabiat atau watak seseorang, dan (3) kategori tingkah
laku aktual. Katz dan Kahn (dalam Purwanto, 2012:27).

Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan


pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercepai secara
efektif dan efisien.
2. Teori Teori Kepemimpinan Pendidikan

Mengetahui teori – teori kepemimpinan sangat besar kegunaanya untuk


menganalisa sampai sejauh mana kepemimpinan dalam sebuah organisasi dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Beberapa teori mengenai kepemimpinan antara lain:

a. Teori kepemimpinan sifat


Dalam perkembangannya teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku
pemikir psikologi yang mempunyai pandangan bahwa sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan atau yang biasanya dikenal dengan bakat atau potensi. Tetapi
bisa juga diraih melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara
lain: fisik, mental dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu kepemimpinan organisasi, antara lain:

1) Kecerdasan
Berdasarkan sebuah hasil penelitian, pemimpin yang memiliki
kecerdasan rata – rata dari anggotanya akan mempunyai kesempatan berhasil
yang lebih tinggi juga. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan anggotanya yang lain.
2) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
Pada umumnya didalam melakukan interaksi socsal dengan lingkungan
internal ataupun eksternal, seorang pemimpin yang akan berhasil yaitu
pemimpin yang mempunyai emosi matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan teguh pendirian dalam mepertahankan
keputusan yang diyakini kebenarannya.
3) Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil pada umumnya memiliki motivasi yang
tinggi untuk anggotanya maupun dirinya sendiri. Selain itu ia selalu terdorong
untuk mmenjadi seseorang yang berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada hasil kerja yang maksimal, efektif serta efisien.
4) Sikap hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin hendaknya memngakui terhadap harga diri dan
kehormatan para anggotannya. Sehingga para pengikutnya mampu berpihak
kepada dirinya.

b. Teori kepemimpinan perilaku dan situasi

Berdasarkan hasil penelitian perilaku seorang pemmpin yang mendasari teori ini
mempunyai kecenderungan kearah 2 hal yaitu: Pertama yang disebut Konsiderasi, yaitu
kecenderungan seorang pemimpin yang menunjukkan sikap akrab dengan bawahan.
Misalnya, sorang pemimpin yang memberi masukan kepada bawahannya serta bersedia
berkonsultasi dengan bawahannya. Kedua yang disebut dengan Struktur Inisiasi, yaitu
kecenderungan seorang pemimoin yang memberikan batasan antara pemimpin dan
bawahannya. Misalnya, pemimpin tersebut selalu memandang bawahannya tidak mampu
untuk melakukan sesuatu sehingga dia akan memberikan instruksi terus – menerus
kepada bawahannya

Kesimpulannya, berdasarkan teori ini seorang pemimpin yang baik adalah


pemimpin yang memberikan perhatian besar kepada bawahan dan memberikan
kepercayaan bahwa bawahannya tersebut juga mampu mengerjakan tugasnya dengan
baik.

c. Teori kewibawaan pemimpin

Kewibawaan atau karisma merupakan faktor penting dalam hal


kepemimpinan,sebab dengan faktor ini seorang pemimpin akan dipercaya oleh
bawahannya bahwa pemimpin mereka mempunyai kemampuan luar biasa dan
mempercayai bahwa pemimpin mereka mampu melindungi dirinya dari bahaya yang
mengancam. Selain itu mereka juga beranggapan bahwa pemimpin mereka akan
membawa keluar mereka sebagai pemenang di bawah kepemimpinannya.Di dalam
kependidikan dimungkinkan bahwa di bawah kepemimpinan seseorang tersebut akan
memajukan sekolah mereka menjadi lebih baik dan berkualitas.

d. Teori kepemimpinan situasi

Seorang pemimpin harus mampu mendiagnosa yang baik serta harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan tingkat perkembangan dan kedewasaan bawahan atau pengikut.
Misalnya, gaya direktif cocok diterapkan pada bawahan dengan tingkat pengetahuan yang
masih relatif rendah.

e. Teori kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) bisa tercapai maka harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dan pengikutnya. Karena keberhasilan suatu kelompok atau
organisasi tidak mungkin tercapai jika tidak ada kerjasama yang baik antara pemimpin
dengan bawahannya atau pengikutnya.

3. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan

Menurut Soetopo,1988:4-7 (dalam Prasetyo, 2014:2-3) ada dua fungsi


kepemimpinan pendidikan berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain:

a. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang hendak


dicapai antara lain:
1) Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya
anggota-anggota selalu dapat menyadari dalam bekerja sama mencapai tujuan itu,
2) memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta menjelaskan situasi
dengan maksud untuk dapat ditemukan rencana-rencana kegiatan kepemimpinan
yang dapat memberi harapan baik,
3) membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan-keterangan
yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan-pertimbangan yang sehat,
4) menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari anggota
kelompok,
5) memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan, pikiran, dan
memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang
dihadapi oleh kelompok,
6) memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan masing-masing demi
kepentingabn bersama.

b. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan penciptaan suasana


pekerjaan yang sehat, antara lain:
1) Memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama didalam kelompok demi tercapainya
tujuan bersama,
2) menanamkan dan memupuk perasaan pada anggota masing-masingmelalui
penghargaan terhadap usaha-usahanya,
3) mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan baik ruangan, baik
fasilitas maupun situasi,
4) menggunakan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada pimpinan untuk memberi
sumbangan dalam kelompok menuju pencapaian tujuan bersama.

4. Tipe-Tipe Kepemimpinan Pendidikan


Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dan kekuasaaan
yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap kepemimpinan, sifat dan kegiatan yang
dikembangkan dalam lembaga pendidikan yang akan dipimpinnya sehingga akan
mempengaruhi kualitas hasil kerja yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut.
Bentuk-bentuk kepemimpinan sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Tetapi disekolahpun terdapat berbagai macam tipe kepemimpinan ini.
Sebagai pemimpin pendidikan yang officiat leader, yang cara kerja dan cara bergaulnya
dapat dipertanggungjawabkan dan bisa menggerakkan orang lain untuk turut serta
mengerjakan sesuatu yang berguna bagi kehidupannya. Berdasarkan sifat dan konsep
kepemimpinan maka ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu:
a. Tipe otoriter (the autocratic style of leadership)
Pada kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan atau “policy” dasar
ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada
bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan
konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter
berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya. Dia
bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak boleh dibantah.

b. Tipe Laissez faire (laissez-faire style of leadership)


Pada tipe “laissez faire” ini, pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-
luasnya kepada setiap anggota staf di dalam tata prosedure dan apa yang akan
dikerjakan untuk pelaksanaan tugas-tugas jabatan mereka. Mereka mengambil
keputusan dengan siapa ia hendak bekerjasama. Dalam penetapannya menjadi hak
sepenuhnya dari anggota kelompok atau staf lembaga pendidikan itu.
Pemimpin ingin turun tangan bilamana diminta oleh staf, apabila mereka
meminta pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang bersifat teknis, maka
barulah ia mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi apa yang dikatakannya
sama sekali tidak mengikat anggota. Mereka boleh menerima atau menolah pendapat
tersebut.
Apabila hal ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal ini bila akan
menyelenggarakan rapat guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak pimpinan (Kepala
Sekolah), tetapi bisa dilakukan tanpa acara. Rapat bisa dilakukan selagi
anggota/guru-guru dalam sekolah tersebut menghendakinya.

c. Tipe demokratis (democratic style of leadership)


Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin selalu mengikut sertakan
seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah yang
bersifat demikian akan akan selalu menghargai pendapat anggota/guru-guru yang ada
dibawahnya dalam rangka membina sekolahnya.
Sifat kepemimpinan yang demokratis pada waktu sekarang terdapat lebih dari
500 hasil research tentang kepemimpinan, jika bahan itu dimanfaatkan dengan baik
maka kita akan dapat mempergunakan sikap kepemimpinan yang baik pula.
Dalam hasil research itu menunjukkan bahwa untuk mencapai kepemimpinan
yang demokratis, aktivitas pemimpin harus:
1) Meningkatkan interaksi kelompok dan perencanaan kooperatif.
2) Menciptakan iklim yang sehat untuk perkembangan individual dan memecahkan
pemimpin-pemimpin yang potensial.
Hasil ini dapat dicapai apabila ada partisipasi yang aktif dari semua anggota
kelompok yang berkesempatan untuk secara demokratis memberi kekuasaan dan
tanggungjawab.
Pemimpin demokratis tidak melaksanakan tugasnya sendiri. Ia bersifat
bijaksana di dalam pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dapat dikatakan
bahwa tanggung jawab terletak pada pundak dewan guru seluruhnya, termasuk
pemimpin sekolah. Ia bersifat ramah dan selalu bersedia menolong bawahannya
dengan nasehat serta petunjuk jika dibutuhkan.
BAB III
KESIMPULAN

Manajemen adalah salah satu bagian terpenting dalam suatu lembaga atau organisasi
pendidikan. Tugasnya sangat krusial dalam suatu organisasi yakni, menentukan dan mengawasi
kinerja suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen itu
sendiri.

Salah satu teori manajemen yang berkembang saat ini adalah teori manajemen
kontenporer. Manajemen kontemporer merupakan pergeseran ilmu manajemen yang disesuaikan
dengan keadaan sekarang, dan dukungan teknologi dalam sebuah manajemen perusahaan. Yang
mendasari munculnya teori manajemen kontemporer yaitu perkembangan zaman yang disertai
dengan perkembangan sistem, hubungan manusia yang baru dan pendekatan situasional. Di
dalam teori manajemen kontenporer dikenal beberapa pendekatatan yakni pendekatan system,
pendekatan situasional (Contingency) dan Pendekatan Hubungan Manusia Baru (Neo-Human
Relation).

Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan


mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Dalam kepemimpina dikenal beberapa teori yaitu teori kepemimpinan sifat, Teori
kepemimpinan perilaku dan situasi, teori kewibawaan pemimpin,teori kepemimpinan situasi dan
teori kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mamduh. 2003. Manajemen. Yogyakarta: Unit penerbit dan percetakan akademi
manajemen perusahaan YKPN.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE –Yogyakarta.

Kisbiyanto, 2012. Manajemen Sekolah. Yogyakarta : Mahameru

Prasetyo, Adhi. 2014. Fungsi dan Peranan Kepemimpinan Pendidikan. (Online).


http://www.duniainformatikaindonesia.blogspot.com.(diakses 25
November 2014).

Purwanto, Ngalim. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: P.T.


Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai