Makalah Reza Elsinta Utami (P2A519013)
Makalah Reza Elsinta Utami (P2A519013)
Disusun Oleh:
Reza Elsinta Utami
Nim: P2A519013
Dosen Pengampu:
Dr. Drs. Jodion Siburian, M.Si
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada Penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun pokok bahasan yang
dikaji dalam makalah ini adalah tentang “Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Menggunakan Mind Map untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kristis Siswa pada Mata Pelajaran Model dan Evaluasi Pembelajaran Sains”
yang bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah yang di ampu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang turut berpartisipasi langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah
ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kesilapan baik dalam hal penulisan
maupun isi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sekalian yang bersifat membangun yang bisa menjadi bahan acuan dan
pertimbangan bagi penulis untuk kesempurnaan makalah ini dikemudian harinya.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sekalian umumnya dan bagi penulis khususnya untuk memahami Ilmu Pendidikan
Sains.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata. Masalah tersebut
digunakan sebagai suatu konteks bagi siswa untuk mempelajari cara berpikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran. Model pembelajaran berdasarkan
masalah mengacu pada Pembelajaran Proyek (Project Based Learning),
Berdasarkan Pengalaman (Experience Based Education), Belajar Autentik
(Autentic Learning), Pembelajaran Bermakna (Anchored Instruction)” (Kharida,
dkk., 2009).
Proses pembelajaran PBL ditandai dengan adanya masalah (dapat
dimunculkan oleh siswa maupun guru), kemudian siswa memperdalam
pengetahuannya tentang apa yang diketahui dan bagaimana untuk memecahkan
masalah secara berkelompok agar saling membantu sehingga mampu
berkolaborasi dalam memecahkan masalah. Melalui PBL dengan anggota
kelompok yang heterogen memungkinkan siswa untuk saling bertukar pikiran,
bekerjasama untuk memecahkan masalah yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian penerapan PBL juga membantu
siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Berbeda halnya pada siswa
tidak diberikan masalah, tetapi siswa hanya diberi penjelasan saja sedangkan
siswa hanya menulis saja apa yang dikatakan oleh guru maka siswa hanya
mendapatkan pengetahuan yang kurang mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa (Setyorini, dkk., 2011).
Menurut Kharida, dkk., (2009) Ciri-ciri model pembelajaran berbasis
masalah adalah sebagai berikut:
(1) Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berbasis masalah
mengorganisasikan pembelajaran di sekitar pertanyaan atau masalah dan
secara pribadi bermakna bagi siswa.
(2) Berfokus pada keterkaitan disiplin ilmu. Pembelajaran berbasis masalah
mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu. Masalah yang diajukan
hendaknya benar-benar autentik. Hal tersebut dimaksudkan agar dalam
pemecahannya, siswa meninjau masalah tersebut dari banyak segi atau
mengkaitkannya dengan disiplin ilmu yang lain.
(3) Penyelidikan autentik. Dalam memecahkan masalah, siswa dapat melakukan
penyelidikan melalui suatu percobaan. Siswa harus: merumuskan masalah,
menyusun hipotesis, mengumpulkan informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), menganalisis data dan merumuskan kesimpulan.
(4) Menghasilkan produk/ karya. Pada pembelajaran berdasar masalah, siswa
dituntut menyusun hasil pemecahan masalah berupa laporan dan
mempersentasikannya di depan kelas.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disumpulkan bahwa penerapan
model pembelajara Problem Based Learning (PBL) menggunakan Mind Map
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada saat proses
pembelajaran diawali dengan menganalisis masalah, mancari informasi baru, dan
menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan permasalah dengan
bantuan media pembelajaran berupa peta pikiran atau Mind Map sehinngga
menyajikan konsep berupa gambar dan catatan mudah untuk diingat dan
meningkatkan pemahaman materi pada siswa.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mencoba untuk memberikan
saran kepada pendidik, sebaiknya menerapkan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan berbatu media Mind Map pada
pelajaran IPA terpadu contohnya pada materi Ekosistem yang dapat membangun
pemahaman siswa melalui penyelesain masalah.
DAFTAR RUJUKAN
Setyorini, U., Sukiswo, S, E., Subali, B., 2011. Penerapan Model Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 8 (2011): 52-56.
Setyowati, A., Subali, B., dan Mosik. 2011. Implementasi Pendekatan Kognitif
dalam Pembelajaran Fisika untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa SMP Kelas VIII. Julnal Pendidikan Fisika Indonesia. 7
(2011): 89-96.