Indonesia
November 12, 2014
Artikel
admin
Pancasila selain ditetapkan sebagai dasar Negara, juga sebagai pandangan hidup, landasan
ideology dan sebagai falsafah atau filsafat bangsa.
Sebenarnya Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam
satu kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa-bangsa barat persatuan dan kesatuan itu
dipecah oleh mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Berkat
perjuangan yang gigih dari seluruh rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Jepang dibentuk
suatu badan yang diberi nama BPUPKI. Badan ini diresmikan tanggal 28 Mei 1945 oleh
pemerintah Jepang. Tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengutarakan prinsip
dasar negara yang sekaligus sesudah berpidato menyerahkan teks pidatonya beserta
rancangan undang-undang dasar.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato membahas dasar negara. Dan pada tanggal
18 Agustus 1945 ditetapkan undang-undang dasar yang diberi nama Undang-Undang Dasar
1945. Sekaligus dalam pembukaan Undang-Undang Dasar sila-sila Pancasila ditetapkan. Jadi,
Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia ditetapkan bersamaan dengan ditetapkannya
Undang-Undang Dasar 1945, dan menjadi ideologi bangsa Indonesia. Arti Pancasila sebagai
dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Tidak ada
tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan
sebagai filsafat bangsa Indonesia.
Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang hakikat
negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar Negara kita ada lima dasar dimana setaip silanya
berkaitan dengan sila yang lain dan merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terbagi dan
tidak terpisahkan. Saling memberikan arah dan sebagai dasar kepada sila yang lainnya.
Tujuan negara akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi negara bersangkutan.
Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan yang jauh sekali
antara tujuan disatu negara dengan negara lain. Bagi Indonesia secara fundamental tujuan itu
ialah Pancasila dan sekaligus menjadi dasar berdirinya negara ini.
Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari berbagai
ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas, kalau di negara itu
sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling
kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup
filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya.
Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai
manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang
kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena
itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat
majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya.
Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila
Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia.
Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai
makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat
manusia itu dalam realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat
dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang
monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang
merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup
bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsa
Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara hakiki,
bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa
Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki
kesatuan darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang memilikiperbedaan
itu juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan.
Secara bersama bangsa Indonesia pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari
penjajahan. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia
mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kesadaran akan perbedaan dan
kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu menuju
kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih dikenal dengan wawasan “ bhineka
tunggal ika “.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan, segala bagian
dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan persatuan dan
kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harus diserasikan dan
diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam prinsip
solidaritas, menuntut bahwa kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan satu
dengan lainnya. Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi
tempat bagi semua golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun.
Sebaliknya negara juga bertanggung jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga
negara. Tujuan Negara adalah kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak
mempersatukan diri dengan golongan terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan
golongan yang paling kuat, melainkan Negara mengusahakan tujuannya dengan
memperhatikan semua golongan dan semua perseorangan. Negara mempersatukan diri
dengan seluruh lapisan masyarakat.
Saya membuat satu juta dalam beberapa minggu ! Rahasia adalah ...
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat|Pengertian Pancasila Sebagai Filsafat adalah suatu kesatuan yang
saling berhubungan dengan satu tujuan tertentu, dan saling berkualifikasi yang terpisahkan satu
dengan yang lainnya. Jadi, pada hakikatnya Pancasila merupakan satu bagian yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, dan fungsi serta tugas masing-masing.
Pengertian Filsafat
Filsafat adalah upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang bermanfaat bagi peradaban
manusia. Secara etimologis istilah filsafat atau dalam bahasa Inggris disebut dengan philosophi
sedangkan dalam bahasa Yunani adalah philosophia yang diterjemahkan sebagai cinta kearifan karena
arti kata philos adalah pilia cinta, dan sophia adalah kearifan. Sehingga pengertian filsafat secara
bahasa adalah cinta kearifan atau cinta kebijaksanaan karena kearifan juga berarti wisdom. Seorang
ahli pikir disebut dengan filosof, yang pertama kali digunakan oleh Herakleitos. Banyak dari tokoh
filosof yang menemukan dan merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik dari aliran filsafat
seperti: materialisme, idealisme, spritualisme, realisme, dan berbagai aliran modern: rasionalisme,
humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-komunisme;sosialisme.dll.
Pengertian Pancasila
Pancasila adalah lima sila dengan satu kesatuan yang berasal dari nilai-nilai luhur dan bersumber dari
nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang majemuk dan beragam dalam artian Bhinneka Tunggal
Ika. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu baik material konkrit (manusia,
binatang, alam, dll). dan abstrak (nilai, ide, moral dan pandangan hidup).
Artinya adalah semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berpedoman pada Pancasila. Karena pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum bangsa
dan negara republik Indonesia.
Orang yang berfikir filsafatan adalah orang yang tidak meremehkan terhadap orang yang lebih rendah
derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, selalu berpikiran positif, kritis, berdifat arif
bijaksana, universal, dan selalu optimis.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Memiliki beberapa Nilai yaitu Nilai Objektif dan Subyektif
Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila merupakan hasil dari buah pemikiran, penilaian, dan refleksi
filosofis dari bangsa Indonesia sendiri. Ideologi Pancasila berbeda dengan ideologi-ideologi lainnya
karena dalam isi Pancasila diambil dari nilai budaya bangsa dan religi yang telah melekat erat, sehingga
jiwa pancasila adalah jiawa bangsa Indonesia sendiri, sedangkan ideologi lain seperti liberalis, sosialis,
komunis, dan lain sebagainya merupakan hasil dari buah pemikiran filsafat orang.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia menjadi pedoman bangsa untuk mengatur
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus menjadi cermin jati diri bangsa yang diyakini
sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebaikan dan kebijaksanaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia
Karena pancasila bersumber dari kepribadian bangsa. Sehingga dalam perjalanannya akan selaras
dengan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai Filsafat, Ideologi
Nasional, Dasar Negara, dan Identitas
Nasional.
Posted by Aris Aprianto Posted on 5/03/2013 with No comments
Pengertian Filsafat
Kata falsafah (Filsafat) berasal dari bahasa Yunani yaitu phiilosophia: philo/philos/philein yang
artinya cinta dan Sophia yang berarti Kebijakan. Jadi, filsafat artinya cinta dan kebijakan atau hakikat
kebenaran.
1. Sistem filsafat
Mengajarkan tentang sumber dan hakikat, realitas, filsafat hidup, dan tata nilai (etika). Dan
sebaliknya filsafat yang mengajarkan hanya sebagian kehidupan(sektoral, fragmentaris) tak
dapat disebut filsafat, melainkan hanya ajaran filosofis seorang ahli filsafat.
Pendekatan filsafat pancasila adalah ilmu pengetahuan yang mendalam tentang pancasila
untuk mendapatkan pengertian yang mendalam.
3. Aliran-Aliran Filsafat
- Aliran Matrealisme
Mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasuk mahluk hidup, manusia, ialah
materi.
- Aliran Idealisme/Spritualisme
Aliran ini mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan hidup dan
pengertian manusia.
- Aliran Realisme
Aliran realisme mengajarkan bahwa kedua aliran diatas, matrealisma dan idealisme yang
bertentangan itu, tidak sesuai dengan kenyataan.
Filsafat sebagai metode menunjukan cara berpikir dan cara mengadakan analisis yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk dapat menjabarkan Ideologi pancasila. Sedangkan Pancasila sebagai
filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat menjadi subtansi dan isi
pembentukan ideologi pancasila.
1. Aspek Ontologi
Ontologi menurut Runes adalah teori tentang adanya keberadaan atau eksistensi. Sedangkan
menurut Aristoteles, sebagai filsafat pertama, ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat
sesuatu dan disamakan artinya metafisika. Jadi, ontologi adalah bidang yang menyelidiki
makna yang ada (eksistensi dan keberadaannya), sumber ada, jenis ada dan hakikat ada,
termasuk ada alam, manusia, metafisika, dan kesemestaan dan kosmologi.
2. Aspek Epistemologi
Epistemologi menurut Runes adalah bidang atau cabang filsafat yang menyelidik asal, syarat,
susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.Kajian epistimologi filsafat pancasila
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuannya. Epistimologi Pancasila sebagai suatu obyek kajian pengetahuan pada
hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan Pancasila dan susunan pengetahuan
pancasila.
3. Aspek Aksiologi
Aksiologi menurut Runes Berasal dari istilah Yunani, aksios yang berarti nilai, manfaat, pikiran
atau ilmu/ teori. Dalam pengertian yang modern disamakan dengan teori nilai yakni sesuatu
yang diinginkan, disukai atau yang baik, bidang yang menyelidiki hakikat nilai, kriteria, dan
kedudukan metafisika suatu nilai. Kajian aksiologi filsafat Pancasila pada hakikatnya
membahas tentang nilai praksis atau manfaat suatu pengetahuan tentang pancasila.
1. Hubungan Vertikal
Hubungan vertical adalah hubungan manusia dengan Tuhan YME sebagai penjelmaan dari
nilai-nilai ketuhanan YME.
2. Hubungan Horizontal
Hubungan Horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya
sebagai warga masyarakat, warga bangsa, dan warga negara.
3. Hubungan Alamiah
Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan,
tumbuh-tumbuhan dan alam dengan segala kekayaanya. Pancasila adalah pandangan
hidup atau ideologi yang mengatur hunungan manusia dengan tuhan, antar manusia
dengan masyarakat atau bangsanya, dan manusia dengan lingkungannya. Alasan
prinsipil pancasila sebagai pandangan hidup dengan fungsinya tersebut diatas adalah
sebagai berikut :
a. Mengakui adanya kekuatan gaib yang ada diluar diri manusia menjadi pencipta serta
penguasa alam semesta.
c. Dalam mengatur hubungan, peranan dan kedudukan bangsa sangat penting . persatuan
dan kesatuan sebagai bangsa merupakan nilai sentral.
d. Kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, serta musyawarah untuk mufakat dijadikan
sendi kehidupan bersama.
e. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bersama.
Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata Yunani idein yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut muka,
perawakan, gagasan, buah pikiran. dan kata logika yang berarti ajaran.
Ideologi adalah : ajaran atau ilmu tentang gagasan atau buah pikiran atau science des idea.
( Al Marsudi, 2001 :57 )
Secara umum ideologi adalah suatu kumpulan atau gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang
bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan,
seperti :
- Bidang sosial
- Bidang keamanan
- Bidang keagamaan
- Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
- Mewujudkan suatu akses kerohanian pandangan dunia, padangan hidup yang harus
dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi penerus bangsa.
- Diperjuangkan dan dipertahankan.
Pancasila adalah ideologi bangsa indonesia yang digali atau bersumber dari tata nilai sosial budaya
bangsa yang merupakan nilai luhur kepribadian bangsa , yang inti sarinya nilai praktik moralnya sudah
dilaksanakan sejak dulu dalam kehidupan sehari hari.
Liberal artinya bebas, isme artinya : faham atau ajaran. Berarti liberalisme adalah faham atau ajaran
yang lebih mengutamakan kebebasan, khususnya kebebasan pribadi dengan alasan setiap orang
dilahirkan bebas merdeka.
Persaingan bebas antara individu atau kelompok dalam usaha (free fight liberalism ). Kebebasan
individu yang terlalu diutamakan mengakibatkan setiap warga negara akan bebas berbuat kepada
atau bisnis akan mengakibatkan pihak yang kuat selalu pemerintah negara termasuk berbuat negatif
dengan bertindak memenangkan persaingan , sehingga yang kuat semakin kuat dan yang lemah
selamanya akan semakin tertindas. Sebagai oposisi ( lawan ) untuk menjatuhkan pemerintah yang
ada dan tidak demi kepentingan atau ambisi meningkat.
Di Bidang Kehidupan Sosial
Kehidupan individualistis atau hanya memperhatikan kepentingan hidup sendiri dalam tata
kehidupan sosial masyarakat bertentangan dengan pola hidup kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Urusan agama ialah urusan pribadi setiap negara. Negara tidak ikut campur dalam kehidupan
beragama dalam arti negara memisahkan urusan kegiatan kehidupan bernegara dengan ketentuan
agama ( negara sekuler ).
Ideologi Komunis
Penyebab timbulnya ialah sebagai reaksi dari ketidakadilan / ketimpangan yang ditimbulkan dalam
bidang ekonomi sistem liberal, yaitu tidak menjamin kesejahteraan rakyat banyak. Kekurangan faham
ini adalah : tidak menghormati hak hak asasi pribadi manusia.
Tidak demokratis, karena negara berkuasa penuh untuk menentukan kebijaksanaan politik
Di Bidang Ekonomi
Menganut sistem etatisme, yaitu sistem ekonomi dimana negara menguasai / memonopoli seluruh
sektor kegiatan ekonomi sehingga mematikan kreatifitas rakyat atau warga negara dalam bidang
usaha ekonomi.
Komunisme berpaham atheis atau tidak percaya adanya tuhan yang maha esa. Secara
terselubung negara menekankan kehidupan keagamaan warga negaranya.
Pancasila sebagai dasar negara RI berarti pancasila itu dijadikan dasar dari berdirinya NKRI dan
mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Sebagai dasar negara maka pancasila mempunyai
sifat imperative, atau bersifat mengikat, artinya sebagai norma- norma hukum yang tidak boleh
dikesampingkan atau dilanggar, sedangkan jika melanggar dapat berakibat hukum dikenakan suatu
sangsi. Perundang-undangan, yang memuat ketentuan yang menegaskan antara lain :
1. Sumber hukum dasar nasional adalah pancasila sebagaimana yang ditulis dalam pembukaan
UUD 1945.
Namun berdasarkan UU Nomor 10/2002, urutan peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah
:
a.UUD 1945
b.UU (undang-undang)
Kata identitas bersal dari bahasa inggris identity yang memiliki pengertian harfiah cirri-ciri, tanda-
tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang
lain. Dalam term anthropologi identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara
sendiri.
1. Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
2. Agama : Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh
dan berkembang di nusantara adalah Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.
3. Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan
oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam
bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan
yang digunakan sebagai sarana interaksi antar umat.
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, cirri khas serta keunikan sendiri yang sangat
ditentukan oleh factor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-
faktor yang mendukungkelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi :
2. Faktor subjektif yaitu historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional Pancasila sebagai dasar filsafat
bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan
keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat
pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa
melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang. Sejarah budaya bangsa sebagai
akar identitas nasional.
Daftar Pustaka :
rosididi.blogspot.com/2012/10/identitas-nasional.html
alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-42607-Makalah-
Cara%20Mengembalikan%20Jati%20Diri%20bangsa%20Indonesia.html
file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032-
ELLY_MALIHAH/Silabi,_SAp,_Bahan_Kuliah_PKN,_Elly_Malihah/BAB_2.pdf
engertian dan Karakteristik Filsafat
Pancasila
Pengertian Pakar
Pengertian Filsafat Pancasila menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah filsafat negara
yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Mengapa
pancasila dikatakan sebagai filsafat, hal itu karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam
suatu sistem yang tepat.
Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu
tentang hakikat pancasila.
Secara ontologi, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakikat dasar sila-sila pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar antologi pancasila adalah
manusia, karena manusia ini yang merupakan subjek hukum pokok sila-sila pancasila.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila yang merupakan
suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang mutlak, yang berupa sifat
kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial, serta
kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sekaligus juga sebagai makhluk
Tuhan. Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara Indonesia adalah segala aspek dalam
penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai pancasila yang merupakan kodrat manusia yang
monodualis tersebut.
Kajian epistemologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat pancasila
sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan adanya karena epistemologi merupakan
bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian epistemologi
pancasila ini tidak bisa dipisahkan dengan dasar antologinya. Oleh karena itu, dasar epistemologis
pancasila sangat berkaitan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
Sebagai suatu paham epistemologi, pancasila mendasarkan pandangannya bahwa imu pengetahuan
pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia
serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam
kehidupan manusia. Oleh karena itu pancasila secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas
bangsa dalam membangun perkembangan sains dan teknologi pada saat ini.
Kajian Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis atau manfaat
suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena sila-sila pancasila sebagai suatu
sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam
pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Aksiologi pancasila ini mengandung
arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai pancasila.
Secara aksiologi, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai pancasila. Sebagai pendukung
nilai, bangsa Indonesia itulah yang mengakui, menghargai, menerima pancasila sebagai sesuatu yang
bernilai. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan pancasila sebagai sesuatu yang bernilai itu akan
tampak menggejala dalam dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa setiap
aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus didasarkan pada nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan yang terakhir keadilan. Pemikiran filsafat
kenegaraan ini bertolak dari pandangan bahwa negara merupakan suatu persekutuan hidup manusia
atau organisasi kemasyarakatan, di mana merupakan masyarakat hukum.
| Karakteristik Pancasila |
Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda dengan filsafat
lainnya, yaitu :
(1) Karakteristik filsafat pancasila yang pertama yaitu sila-sila dalam pancasila merupakan satu
kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Dalam hal ini, apabila tidak bulat dan
utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan merupakan pancasila.
(2) Karakteristik filsafat pancasila yang kedua ialah dalam susunan pancasila dengan suatu sistem yang
bulat dan utuh sebagai berikut.
– Sila 2 didasari, diliputi, dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4 dan 5.
– Sila 3 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai sila 4 dan 5.
– Sila 4 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3, serta mendasari dan menjiwai sila 5.
(3) Karakteristik filsafat pancasila yang berikutnya, pancasila sebagai suatu substansi artinya unsur asli
atau permanen atau primer pancasila sebagai suatu yang mandiri, dimana unsur-unsurnya berasal dari
dirinya sendiri.
(4) Karakteriktik filsafat pancasila yang terakhir yaitu pancasila sebagai suatu realita artinya ada dalam
diri manusia Indonesia dan masyarakatnya sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh,
hidup dan berkembang di dalam kehidupan sehari-hari.
(2) Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila di dalam pembukaan
UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
(3) Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan pancasila
sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
(4) Kausa Finalis Ialah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang diusulkannya pancasila
menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
(4) Rakyat yang berarti bahwa unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong.
(5) Adil yang berarti bahwa memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi
haknya.
Sekian pembahasan pengertian filsafat pancasila, karakteristik filsafat pancasila dan prinsip-prinsip
filsafat pancasila, semoga tulisan saya mengenai pengertian filsafat pancasila, karakteristik filsafat
pancasila dan prinsip-prinsip filsafat pancasila dapat bermanfaat.
Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian Filsafat Pancasila, Karakteristik Filsafat Pancasila dan
Prinsip-prinsip Filsafat Pancasila :
– Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010. Judul Buku : Cerdas, Kritis, Dan Aktif
Berwarganegara (Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi). Yang Menerbitkan
ERLANGGA : Jakarta.