Makalah Analisis Tata Ruang
Makalah Analisis Tata Ruang
YURSALAM AMIN
G2F1 16 005
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang mana telah
memberikan kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat beriring salam kami sanjungkan
atas nabi besar kita Muhammad s.a.w.
Rasa hormat juga ingin kami sampaikan kepada dosen pengampuh mata
kuliah analisis tata ruang yang telah membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perencanaa Pembangunan Tata Ruang
”. Adapun makalah yang saya susun ini, saya sangat berharap kritik dan saran
dari pembaca untuk perbaikan makalah ini agar bisa menjadi lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata
ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun
berdasarkan pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi
mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana rinci tata
ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan atau kegiatan
kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok
dan subblok peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai
operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan
peraturan zonasi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
blok atau zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata
ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi
yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam
pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan
sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.
Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan pula melalui perizinan
pemanfaatan ruang. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya
penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus
dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan ruang diatur dan
diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya masing-masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki
izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana
denda.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Perencanaan pembangunan tata ruang nasional dan daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. ISTILAH DAN DEFINISI
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budi daya.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja
penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat.
Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan
ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan
ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang.
Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan
pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang.
Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Izin pemanfaatan
ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2.2. Tujuan
A. Prinsip Perencanaan
1. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional.
2. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah
bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan
kewenangan masing-masing.
3. Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata
ruang dengan rencana pembangunan daerah.
4. Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi
dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika
perkembangan daerah dan nasional.
b. Pelaksanaan Musrenbang :
Musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan awal RPJPD.
Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan
pemangku kepentingan.
Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,
pembahasan dan penyepakatan rancangan awal RPJPD.
Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.
d. Penetapan :
DPRD bersama kepala daerah membahas Rancangan Peraturan
Daerah tentang RPJPD.
RPJPD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi
dengan Menteri.
Gubernur menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi
paling lama 1 (satu) bulan kepada Menteri.
Bupati/walikota menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD
Kabupaten/Kota paling lama 1 (satu) bulan kepada gubernur dengan
tembusan kepada Menteri.
Gubernur menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJPD
Provinsi kepada masyarakat.
Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJPD
Kabupaten/Kota kepada masyarakat.
b. Pelaksanaan Musrenbang :
Musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan RPJMD.
Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan
pemangku kepentingan.
Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,
pembahasan dan penyepakatan rancangan RPJMD.
Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.
b. Pelaksanaan Musrenbang :
Musrenbang RKPD merupakan wahana partisipasi masyarakat di
daerah.
Musrenbang RKPD dilaksanakan oleh Bappeda setiap tahun dalam
rangka membahas Rancangan RKPD tahun berikutnya.
Musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan untuk keterpaduan antar-
Rancangan Renja SKPD dan antar-RKPD kabupaten/kota dalam dan
antarprovinsi.
Musrenbang RKPD kabupaten/kota dilaksanakan untuk keterpaduan
Rancangan Renja antar-SKPD dan antar-Rencana Pembangunan
Kecamatan.
Pelaksanaan Musrenbang RKPD provinsi difasilitasi oleh Departemen
Dalam Negeri.
Pelaksanaan Musrenbang RKPD kabupaten/kota difasilitasi oleh
pemerintah provinsi.
Musrenbang RKPD kabupaten/kota dimulai dari Musrenbang desa
atau sebutan lain/kelurahan, dan kecamatan atau sebutan lain.
Musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan setelah Musrenbang
kabupaten/kota.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Musrenbang
diatur dengan Peraturan Menteri.
Departemen Dalam Negeri menyelenggarakan pertemuan koordinasi
pasca Musrenbang RKPD provinsi.
Pemerintah Provinsi menyelenggarakan pertemuan koordinasi pasca
Musrenbang RKPD kabupaten/kota.
d. Penetapan :
RKPD Provinsi ditetapkan dengan Peraturan Gubernur, dan RKPD
kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.
Gubernur menyampaikan Peraturan Gubernur tentang RKPD Provinsi
kepada Menteri.
Bupati/walikota menyampaikan Peraturan Bupati/Walikota tentang
RKPD Kabupaten/Kota kepada gubernur dengan tembusan kepada
Menteri.
RKPD dijadikan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.
Gubernur menyebarluaskan Peraturan Gubernur tentang RKPD
Provinsi kepada masyarakat.
Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Bupati/Walikota
tentang RKPD
Kabupaten/Kota kepada masyarakat.
1. Sumber Data
a. Dokumen rencana pembangunan daerah disusun dengan
menggunakan data dan informasi, serta rencana tata ruang.
3. KESIMPULAN