tambang, baik tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. Air tambang sendiri bisa berasal dari air
tanah yang keluar akibat proses penambangan dan atau air larian (run off) dari hujan yang menagalir di
permukaan tanah.
Keberadaan air tambang di area penambangan tentu akan sangat mengganggu pergerakan tambang jika
tidak dikelola dengan baik, namun juga tidak bisa langsung dilakukan pemompaan ke badan air secara
langsung karena akan mengganggu kualitas air yang ada di badan air, oleh karena itu perlu dilakukan
pengelolaan secara baik di fasilitas penampungan (sump) dan juga fasilitas pengelolaan (settling pond)
agar keberadaan air tambang tidak sampai mengganggu aktivitas penambangan dan juga tidak
mengakibatkan perubahan kualitas air.
pemeliharaan fasilitas meliputi: pengerukan saluran penyaliran; perbaikan saluran penyaliran; perkuatan
dinding dan dasar saluran; pemeliharaan kolam penampungan dan pengurasan sedimentasi pada kolam
pengendapan; dan pemeliharaan dan perawatan pompa dan jaringan pipa.
Air selalu menjadi tantangan bagi kegiatan usaha pertambangan baik dari segi kemajuan tambang
maupun isu-isu lain seperti lingkungan dan masyarakat, sistem pengelolaan air tambang harus benar-
benar dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat menghambat kegiatan pertambangan. Sistem
pengelolaan air tambang disajikan dalam bentuk peta dan tabel yang memuat :
saluran penyaliran dan arah penyaliran;
lokasi, dimensi, dan kapasitas fasilitas penampungan dan pengelolaan air tambang;
jumlah dan kapasitas pompa yang mempertimbangkan debit air tambang; dan
data curah hujan dan durasi hujan yang diukur secara terus-menerus sejak dimulainya kegiatan kontruksi